Anda di halaman 1dari 3

Tugas_3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.

Menganalisis pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, serta 9


langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam studi kasus
Oleh.
Aceng Ali Nurdin
CGP Angkatan 9 Bandung Barat

Analisis Situasi Kasus 3

Bila Anda berada di posisi Ibu Rosdiana, apakah Anda akan melakukan hal yang
sama atau berbeda? Apa alasannya?

Jika saya berada di posisi Ibu Rosdiana, saya akan mempertimbangkan


pendekatan yang berbeda. Meskipun tujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan membantu murid-murid masuk perguruan tinggi negeri (PTN)
adalah hal yang baik, menaikkan nilai murid secara paksa bukanlah solusi yang tepat.

Keputusan untuk menaikkan nilai murid-murid sebanyak 10 poin secara tiba-


tiba mungkin memiliki beberapa konsekuensi yang perlu dipertimbangkan:
1. Ketidakobjektifan Nilai: Meminta guru untuk menaikkan nilai sebanyak 10
poin tanpa dasar yang jelas dapat mengarah pada ketidakobjektifan dalam
penilaian. Ini dapat merugikan siswa yang sebenarnya telah mencapai nilai
sesuai dengan kemampuan mereka.
2. Kredibilitas Sekolah: Jika tindakan ini diketahui oleh masyarakat atau instansi
pendidikan, hal itu dapat merugikan kredibilitas sekolah. Penerimaan di PTN
seharusnya didasarkan pada prestasi nyata siswa, bukan manipulasi nilai.
3. Kurangnya Persiapan Murid: Meningkatkan nilai sebanyak 10 poin mungkin
membuat siswa mendapatkan kesan bahwa mereka telah mencapai prestasi
yang sebenarnya tidak mereka raih. Ini bisa merugikan mereka ketika mereka
masuk ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau dunia kerja, di mana
persiapan sejati mereka menjadi faktor penentu kesuksesan.

Alternatif Pendekatan: Sebagai gantinya, kepala sekolah dapat


mengembangkan program perbaikan bagi siswa yang memerlukan bantuan
tambahan untuk meningkatkan prestasi mereka. Ini bisa mencakup program
pelatihan tambahan, dukungan pengajaran, atau sumber daya lainnya untuk
membantu siswa meraih prestasi yang lebih baik.

Saya akan mencoba untuk memahami penyebab rendahnya nilai rapor dan
bekerja sama dengan para guru untuk menemukan strategi yang lebih efektif dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1 | 1


Saya akan menerapkan pendekatan kolaboratif dan reflektif, sesuai dengan
nilai dan peran seorang guru penggerak. Hal ini meliputi upaya untuk mendorong
perubahan dan inovasi, membangun ruang kolaborasi dengan rekan guru, serta
menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan. Saya juga akan
memanfaatkan program Guru Penggerak yang fokus pada kepemimpinan
pembelajaran dan kepemimpinan murid.

Dengan pendekatan ini, saya berharap dapat berkolaborasi dengan para guru
dan staf sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa, daripada hanya memanipulasi
nilai. Pendekatan ini akan mendukung tujuan jangka panjang sekolah dan
kesejahteraan siswa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
memberdayakan siswa, dan meningkatkan persentase siswa yang diterima di
universitas negeri melalui jalur rapor.

Hasil analisis berdasarkan studi kasus 3:

1. Dilema Etika dan Nilai-nilai yang Bertentangan:


Situasi yang terjadi pada studi kasus tersebut adalah dilema etika. Paradigma yang
terlibat adalah kepatuhan terhadap perintah atasan dan prinsip-prinsip etika serta
profesionalisme sebagai seorang pendidik. paradigma yang terjadi pada situasi
tersebut adalah paradigma Paradigma jangka pendek vs jangka panjang
digunakan untuk memastikan keputusan yang diambil selaras dengan visi dan
nilai-nilai peningkatan kualitas pendidikan. Nilai-nilai yang saling bertentangan
dalam studi kasus tersebut antara lain kejujuran, keadilan, profesionalisme, dan
tanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Dilema etika berkaitan dengan
integritas dan kejujuran dalam penilaian siswa, yang timbul dari tekanan untuk
mencapai tujuan tanpa prosedur etika yang tepat.

2. Pelanggaran Hukum (Uji legal):


Tidak ada indikasi yang menunjukkan adanya unsur pelanggaran hukum dalam
situasi tersebut. Namun, manipulasi nilai dapat menciptakan keraguan terhadap
integritas institusi pendidikan dan memicu perdebatan etika.

3. Pelanggaran Kode Etik Profesi (Uji regulasi):


Ya, terdapat Kode etik profesi dilanggar dalam kasus ini, karena seorang kepala
sekolah seharusnya menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, dan profesionalisme
dalam pendidikan, dan bukannya mengizinkan manipulasi nilai. Kebijakan
menaikkan nilai secara tiba-tiba juga dapat melanggar prinsip-prinsip ini, dan
berpotensi melanggar kode etik.

4. Intuisi dan Perasaan (Uji intuisi):


Berdasarkan pertimbangan etika dan profesionalisme, Situasi ini secara etis dan
profesional salah, karena memaksa guru untuk menaikkan nilai tanpa dasar yang

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1 | 2


jelas bertentangan dengan kejujuran dan keadilan dalam pendidikan. Manipulasi
nilai dapat merugikan siswa dan integritas institusi, yang menyebabkan
ketidaknyamanan dan ketidakpuasan di antara siswa.

5. Publikasi Media dan Respons Sosial:


Keputusan untuk membuat keputusan public/dipublikasikan akan berpotensi
menimbulkan kontroversi dan kritik dari masyarakat, media, dan dunia
pendidikan, yang berpotensi menimbulkan ketidakpuasan dan hilangnya
kepercayaan terhadap sekolah, sehingga berpotensi tidak tepat untuk membuat
keputusan seperti itu secara publik.

6. Keputusan Panutan/Idola:
Panutan atau idola dalam situasi ini akan mengadopsi pendekatan kolaboratif dan
reflektif, dengan fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran dan kesejahteraan
siswa. Individu-individu ini, dengan integritas dan nilai etika yang tinggi, dapat
menolak manipulasi dan mencari solusi yang etis.

7. Penyelesaian Kreatif (Opsi Trilemma):


Sebuah penyelesaian kreatif untuk Masalah pencapaian siswa dapat diatasi
melalui pembuatan program remedial, yang dapat mencakup pelatihan tambahan
dan dukungan pengajaran, serta membina kolaborasi dengan para guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran tanpa mengorbankan integritas penilaian.

8. Keputusan yang Diambil:


Keputusan yang diambil dari Kebijakan tersebut harus bergeser dari memaksa
guru untuk menaikkan nilai menjadi mengembangkan program remedial untuk
siswa yang membutuhkan bantuan tambahan, dengan fokus pada kolaborasi
dengan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan memaksakan
kenaikan kelas secara tiba-tiba.

9. Prinsip yang Digunakan:


Prinsip yang digunakan adalah prinsip kejujuran, keadilan, dan profesionalisme
dalam pendidikan, selaras dengan tujuan jangka panjang dan kesejahteraan siswa.
Dalam penilaian, kejujuran, integritas, dan objektivitas dipertahankan, dengan
mengedepankan pendekatan kolaboratif untuk tujuan jangka panjang yang
berkelanjutan.

Dalam situasi ini, prinsip penyelesaian dilema yang lebih tepat adalah Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), prinsip berpikir berbasis rasa peduli
menekankan pada keadilan, perhatian terhadap kesejahteraan siswa, dan nilai-
nilai etika yang melibatkan empati dan perasaan peduli terhadap individu.

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1 | 3

Anda mungkin juga menyukai