Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengantar

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter dan perkembangan peserta
didik. Salah satu aspek penting dalam proses pendidikan adalah pembinaan disiplin siswa di
dalam kelas. Disiplin yang baik menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan
mendukung pertumbuhan akademis serta perkembangan sosial-emotional siswa. Oleh karena
itu, penting untuk mengimplementasikan program pembinaan disiplin yang efektif di dalam kelas.

Pendidikan merupakan pilar utama dalam pembentukan karakter dan pengembangan kapasitas
peserta didik. Di tengah dinamika dunia pendidikan yang terus berkembang, menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan holistik siswa menjadi suatu
keharusan. Disiplin siswa menjadi salah satu faktor kunci yang memengaruhi atmosfer kelas dan
kualitas proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi dan menerapkan Program Pembinaan Disiplin di
lingkungan kelas. Disiplin yang baik tidak hanya menciptakan keteraturan, tetapi juga
membentuk karakter positif siswa. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terkait implementasi
program pembinaan disiplin dianggap esensial untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah ini.

Pada bagian pengantar ini, akan diuraikan latar belakang pemilihan topik, urgensi penelitian,
serta garis besar tentang konteks dan ruang lingkup yang menjadi fokus kajian. Selain itu, juga
akan dijelaskan struktur dan metodologi penelitian yang digunakan untuk merinci proses
penelitian ini. Semua hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif dan
pemahaman yang mendalam mengenai konteks penelitian ini.

Penting untuk diingat bahwa pembahasan dalam pengantar ini akan memperkuat pemahaman
mengapa Program Pembinaan Disiplin dianggap relevan dan perlu diimplementasikan di kelas,
serta bagaimana penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pemahaman dan
pengembangan lebih lanjut di bidang ini.

1.2 Latar Belakang

Masalah disiplin siswa menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan. Tren pelanggaran
aturan, keterlambatan, dan konflik antar siswa dapat mengganggu proses pembelajaran dan
menciptakan lingkungan yang tidak kondusif. Oleh karena itu, diperlukan suatu program
pembinaan disiplin yang dapat mengarahkan siswa menuju perilaku yang lebih positif dan
mendukung.

Pendidikan sebagai landasan pembentukan karakter dan pembangunan individu memiliki peran
sentral dalam menciptakan masyarakat yang berkualitas. Proses pendidikan tidak hanya berfokus
pada transfer pengetahuan, tetapi juga melibatkan pembentukan sikap, nilai, dan perilaku siswa.
Salah satu aspek krusial yang memengaruhi proses pembelajaran adalah disiplin siswa.

Latar belakang permasalahan ini muncul dari kenyataan bahwa masalah disiplin sering menjadi
hambatan dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Tingkat keterlambatan,
pelanggaran aturan, dan konflik antar siswa dapat mengganggu keseimbangan kelas dan
menghambat proses pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan
yang holistik dan terstruktur untuk membina disiplin siswa di dalam kelas.
Di banyak konteks pendidikan, penelitian dan implementasi Program Pembinaan Disiplin
dianggap sebagai solusi yang potensial untuk mengatasi tantangan ini. Latar belakang penelitian
ini merinci permasalahan disiplin yang dihadapi di lingkungan kelas, mencermati dampaknya
terhadap kualitas pembelajaran, dan menyoroti kebutuhan mendesak akan pendekatan yang
sistematis dan efektif untuk mengelola disiplin siswa.

Melalui pemahaman mendalam terkait latar belakang masalah, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dengan merancang strategi
pembinaan disiplin yang sesuai dan dapat diterapkan secara berkelanjutan. Dengan demikian,
upaya ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung
pertumbuhan integral siswa di dalam dan di luar kelas.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam konteks lingkungan kelas, penelitian ini mencoba merinci beberapa permasalahan krusial
yang mendasari kebutuhan akan Program Pembinaan Disiplin. Rumusan masalah menjadi
langkah awal untuk merinci dan memahami aspek-aspek yang perlu dipecahkan dalam rangka
meningkatkan kondisi disiplin siswa. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi disiplin siswa di dalam kelas sebelum implementasi Program Pembinaan
Disiplin?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin siswa di dalam kelas?

3. Bagaimana peran guru dalam pembinaan disiplin siswa?

4. Bagaimana efektivitas Program Pembinaan Disiplin dalam meningkatkan disiplin siswa di


dalam kelas?

Rumusan masalah ini dirancang untuk memberikan pandangan komprehensif tentang kondisi
disiplin di lingkungan kelas, faktor-faktor yang dapat memengaruhinya, peran guru dalam
mengelola disiplin siswa, dan evaluasi terhadap keefektifan Program Pembinaan Disiplin yang
diimplementasikan. Dengan merinci permasalahan ini, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas disiplin siswa dan
mengidentifikasi solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan yang dirumuskan secara jelas dan
terarah, sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Adapun tujuan penelitian
ini adalah:

1. Mengevaluasi kondisi disiplin siswa di dalam kelas sebelum implementasi Program


Pembinaan Disiplin.

Tujuan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang akurat tentang tingkat disiplin siswa
sebelum adanya intervensi. Evaluasi ini akan mencakup tingkat keterlambatan, pelanggaran
aturan, dan konflik antar siswa.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin siswa di dalam kelas.

Tujuan ini dirancang untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memiliki peran signifikan
dalam membentuk perilaku dan disiplin siswa. Analisis ini dapat membantu merancang
strategi yang lebih spesifik dalam pembinaan disiplin.
3. Mengidentifikasi peran guru dalam pembinaan disiplin siswa.

Tujuan ini fokus pada peran guru sebagai agen pembinaan disiplin. Dengan memahami peran
guru, diharapkan dapat dikembangkan pendekatan yang lebih kolaboratif antara guru dan
siswa dalam mengelola disiplin.

4. Menilai efektivitas Program Pembinaan Disiplin dalam meningkatkan disiplin siswa di dalam
kelas.

Tujuan ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana Program Pembinaan Disiplin
memberikan dampak positif terhadap kondisi disiplin di dalam kelas. Evaluasi efektivitas ini
akan mencakup penilaian terhadap perubahan perilaku siswa dan perbaikan lingkungan kelas.

Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang
mendalam tentang kondisi disiplin siswa, faktor-faktor yang mempengaruhinya, peran guru dalam
pembinaan, dan kontribusi Program Pembinaan Disiplin terhadap perbaikan kondisi tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang signifikan bagi berbagai pihak yang terlibat
dalam konteks pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini
melibatkan:

1. Bagi Guru dan Staf Sekolah:

Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin siswa dan peran guru dalam membentuk perilaku siswa. Guru dapat
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini untuk merancang dan mengimplementasikan
strategi pembinaan disiplin yang lebih efektif.

2. Bagi Siswa:

Siswa dapat merasakan manfaat langsung dari perbaikan disiplin di kelas, menciptakan
lingkungan belajar yang lebih kondusif dan mendukung. Hal ini dapat berdampak positif pada
motivasi dan kualitas pembelajaran siswa.

3. Bagi Orang Tua:

Orang tua dapat merasakan manfaat dari penelitian ini dengan memahami peran mereka
dalam mendukung pembinaan disiplin di rumah. Hasil penelitian ini dapat memberikan
panduan kepada orang tua untuk lebih terlibat dalam membentuk perilaku positif anak-anak
mereka.

4. Bagi Peneliti atau Pihak yang Berkepentingan dalam Bidang Pendidikan:

Hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi signifikan dalam literatur pendidikan,
memberikan wawasan baru terkait implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas. Pihak
yang berkepentingan dapat menggunakan temuan ini sebagai dasar untuk pengembangan
lebih lanjut dalam bidang pembinaan disiplin.

5. Bagi Institusi Pendidikan:

Institusi pendidikan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk
meningkatkan kebijakan dan praktik pendidikan di tingkat sekolah. Implementasi Program
Pembinaan Disiplin yang efektif dapat meningkatkan citra dan kualitas institusi pendidikan.
Dengan demikian, manfaat penelitian ini tidak hanya bersifat akademis tetapi juga praktis,
menciptakan dampak positif pada semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses
pendidikan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan difokuskan pada implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas pada tingkat
sekolah menengah. Pengumpulan data akan melibatkan observasi, wawancara, dan analisis
dokumen terkait.

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh fokus pada implementasi Program Pembinaan Disiplin di
lingkungan kelas pada tingkat sekolah menengah. Dengan membatasi ruang lingkup, penelitian ini
dapat lebih terarah dan memberikan kontribusi yang lebih spesifik terhadap perbaikan kondisi
disiplin siswa di tingkat ini. Ruang lingkup penelitian meliputi:

1. Lingkup Temporal:

Penelitian ini akan berfokus pada implementasi Program Pembinaan Disiplin dalam periode
tertentu, melibatkan fase pra-implementasi hingga periode evaluasi setelah implementasi.
Data yang dikumpulkan akan mencerminkan kondisi disiplin siswa sebelum, selama, dan
setelah penerapan program.

2. Lingkup Geografis:

Penelitian ini akan dilakukan di satu atau beberapa sekolah menengah pada tingkat tertentu
atau di satu wilayah tertentu. Hal ini memungkinkan penelitian untuk lebih memusatkan
perhatian pada konteks pendidikan yang spesifik.

3. Lingkup Partisipan:

Partisipan dalam penelitian ini mencakup guru, siswa, dan orang tua atau wali murid yang
terlibat dalam lingkungan kelas pada tingkat sekolah menengah. Pengumpulan data akan
dilakukan melalui observasi, wawancara, dan mungkin kuesioner untuk mendapatkan
perspektif dari berbagai pemangku kepentingan.

4. Lingkup Intervensi:

Penelitian ini akan fokus pada intervensi Program Pembinaan Disiplin yang diterapkan dalam
konteks kelas. Ini mungkin melibatkan perubahan dalam aturan kelas, penerapan
konsekuensi, dan pengembangan strategi pembinaan positif.

5. Lingkup Efektivitas:

Penelitian ini akan menilai sejauh mana Program Pembinaan Disiplin berdampak pada kondisi
disiplin siswa. Evaluasi efektivitas akan mencakup perubahan perilaku siswa dan perbaikan
lingkungan kelas.

Dengan mengatur ruang lingkup ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang
mendalam dan terfokus terkait implementasi Program Pembinaan Disiplin di lingkungan kelas
sekolah menengah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Disiplin Siswa di Konteks Pendidikan

Disiplin siswa memiliki peran sentral dalam membentuk atmosfer kelas yang kondusif untuk
pembelajaran. Kajian pustaka ini akan memaparkan konsep disiplin siswa, faktor-faktor yang
memengaruhi, serta dampaknya terhadap lingkungan belajar.

Disiplin siswa adalah aspek kritis dalam dunia pendidikan yang mempengaruhi kondisi dan
efektivitas lingkungan belajar. Disiplin siswa mencerminkan perilaku, etika, dan norma yang
dijunjung tinggi dalam lingkungan pendidikan. Pemahaman yang mendalam tentang konsep ini
penting untuk merancang dan mengimplementasikan Program Pembinaan Disiplin yang efektif
di kelas.

2.1.1 Konsep Disiplin Siswa

Disiplin siswa mencakup sejumlah perilaku dan norma yang harus diikuti oleh peserta didik dalam
konteks pendidikan. Menurut Jones dan Jones (2016), disiplin siswa melibatkan pengembangan
kontrol diri, tanggung jawab, dan kepatuhan terhadap aturan dan norma yang berlaku di
lingkungan pembelajaran.

Konsep disiplin siswa melibatkan serangkaian perilaku yang mencakup kepatuhan terhadap
aturan, norma, dan tata tertib yang berlaku di lingkungan pendidikan. Jones dan Jones (2016)
menggambarkan disiplin sebagai upaya membentuk perilaku siswa agar sesuai dengan standar
etika dan norma yang diakui dalam konteks pembelajaran.

Disiplin siswa tidak hanya mencakup penerapan sanksi atau konsekuensi terhadap pelanggaran
aturan, tetapi juga mencakup pengembangan kontrol diri, tanggung jawab, dan kepatuhan
sukarela terhadap norma-norma yang berlaku di kelas dan sekolah (Aida, 2019).

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat disiplin siswa. Studi oleh Smith
(2017) menyoroti bahwa faktor-faktor seperti lingkungan sosial, pendekatan pengajaran guru,
dan faktor personal siswa dapat memainkan peran kunci dalam membentuk perilaku disiplin.

Beberapa faktor memengaruhi tingkat disiplin siswa di lingkungan pendidikan. Faktor-faktor


tersebut mencakup:

1. Lingkungan Sosial:

Lingkungan sosial, termasuk teman sebaya dan budaya sekolah, dapat mempengaruhi
perilaku siswa. Jones dan Wang (2016) menekankan pentingnya menciptakan lingkungan
yang mendukung dan mendorong norma-norma positif.

2. Pendekatan Pengajaran Guru:

Pendekatan pengajaran guru memiliki dampak besar pada disiplin siswa. Guru yang
menggunakan strategi pengajaran yang menarik, mendukung, dan melibatkan siswa
cenderung menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pembelajaran (Smith, 2017).

3. Faktor Personal Siswa:

Karakteristik individual siswa seperti latar belakang keluarga, pengalaman hidup, dan
kesejahteraan emosional dapat memengaruhi perilaku dan tingkat disiplin (Aida, 2019).
2.1.3 Dampak Disiplin Siswa terhadap Pembelajaran

Kualitas disiplin siswa memiliki dampak langsung pada lingkungan belajar. Penelitian oleh
Johnson (2021) menunjukkan bahwa disiplin siswa yang baik dapat meningkatkan konsentrasi,
partisipasi, dan efektivitas pembelajaran di kelas.

Tingkat disiplin siswa memiliki dampak langsung pada kualitas pembelajaran di kelas. Johnson
(2021) mencatat bahwa disiplin siswa yang baik dapat meningkatkan fokus, partisipasi, dan
efektivitas pembelajaran. Sebaliknya, ketidakdisiplinan dapat mengganggu alur pembelajaran
dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif.

Dengan pemahaman yang baik tentang konsep disiplin siswa dan faktor-faktor yang
mempengaruhi, dapat dirancang Program Pembinaan Disiplin yang sesuai dengan kebutuhan
dan konteks kelas. Langkah ini menjadi dasar untuk meningkatkan kondisi disiplin siswa dan
mengoptimalkan proses pembelajaran.

2.2 Program Pembinaan Disiplin di Lingkungan Pendidikan

Program pembinaan disiplin merupakan strategi yang diterapkan untuk membentuk perilaku
siswa secara positif. Kajian pustaka ini akan mengeksplorasi konsep dan karakteristik Program
Pembinaan Disiplin, serta menyoroti pendekatan yang efektif dalam mengelola disiplin siswa.

Program Pembinaan Disiplin merupakan strategi yang dirancang untuk membentuk perilaku
siswa secara positif di lingkungan pendidikan. Pemahaman terhadap konsep dan karakteristik
Program Pembinaan Disiplin menjadi kunci untuk merancang dan mengimplementasikan
intervensi yang efektif dalam mengelola disiplin siswa di kelas.

2.2.1 Konsep Program Pembinaan Disiplin

Program Pembinaan Disiplin merupakan rangkaian kebijakan dan praktik yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku siswa melalui penguatan positif dan penerapan konsekuensi yang adil
(Aida, 2019). Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas terkait aturan
kelas dan memberikan dukungan positif kepada siswa.

Program ini melibatkan penerapan aturan kelas yang jelas, memberikan konsekuensi yang
konsisten terhadap pelanggaran, dan memberikan penguatan positif untuk perilaku yang
diinginkan (Jones & Jones, 2016). Dengan memberikan panduan yang jelas, siswa dapat
mengembangkan pemahaman tentang norma-norma dan tanggung jawab mereka di lingkungan
pendidikan.

2.2.2 Karakteristik Program Pembinaan Disiplin yang Efektif

Penelitian oleh Budi (2020) menyatakan bahwa program pembinaan disiplin yang efektif
mencakup komponen-komponen seperti kejelasan aturan, konsistensi penerapan, dan adanya
mekanisme umpan balik positif. Komitmen guru dan partisipasi orang tua juga menjadi faktor
kunci dalam kesuksesan program ini.

Program Pembinaan Disiplin yang efektif memiliki beberapa karakteristik kunci:

1. Kejelasan Aturan:

Aturan kelas yang jelas dan dipahami oleh semua siswa menciptakan kerangka kerja yang
diperlukan untuk pembinaan disiplin yang efektif (Budi, 2020).

2. Konsistensi Penerapan:
Konsistensi dalam memberikan konsekuensi terhadap pelanggaran aturan menciptakan
prediktabilitas, yang diperlukan agar siswa dapat memahami konsekuensi dari perilaku
mereka (Aida, 2019).

3. Mekanisme Umpan Balik Positif:

Pemberian penguatan positif untuk perilaku yang diinginkan memberikan insentif bagi siswa
untuk mematuhi aturan dan norma (Budi, 2020).

4. Partisipasi Orang Tua:

Melibatkan orang tua dalam implementasi Program Pembinaan Disiplin dapat meningkatkan
efektivitasnya. Kerjasama dengan orang tua dapat menciptakan konsistensi antara lingkungan
sekolah dan rumah (Jones & Jones, 2016).

Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan perilaku siswa tetapi juga untuk
membentuk karakter positif, mengajarkan tanggung jawab, dan memberikan keterampilan
sosial yang dibutuhkan di dalam dan di luar kelas.

2.2.3 Pendekatan Holistik dalam Pembinaan Disiplin

Zainal (2018) menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pembinaan disiplin siswa. Hal
ini mencakup tidak hanya aspek penerapan aturan dan konsekuensi, tetapi juga penguatan
karakter, pengembangan keterampilan sosial, dan melibatkan seluruh komunitas pendidikan.

Pendekatan holistik memandang siswa sebagai individu yang utuh, melibatkan aspek fisik,
emosional, sosial, dan intelektual. Dengan memahami kebutuhan dan karakteristik siswa secara
menyeluruh, pembinaan disiplin dapat lebih efektif dan berkelanjutan.

Dengan memahami konsep dan karakteristik Program Pembinaan Disiplin, guru dapat
merancang intervensi yang sesuai dengan kebutuhan khusus kelas mereka. Pendekatan ini tidak
hanya membentuk perilaku siswa secara positif tetapi juga menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

2.3 Peran Guru dalam Pembinaan Disiplin

Peran guru dalam membina disiplin siswa tidak dapat diabaikan. Kajian pustaka ini akan
menguraikan peran guru dalam mengelola disiplin siswa dan faktor-faktor yang memengaruhi
efektivitas peran tersebut.

Peran guru dalam pembinaan disiplin siswa sangat signifikan dalam membentuk lingkungan belajar
yang kondusif. Pemahaman mendalam terhadap peran guru dan faktor-faktor yang memengaruhi
efektivitas peran tersebut menjadi kunci untuk mengelola disiplin siswa dengan baik di kelas.

2.3.1 Peran Guru sebagai Pembina Disiplin

Peran guru tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran, tetapi juga mencakup fungsi
sebagai pembina disiplin siswa. Aida (2019) menekankan bahwa peran ini mencakup beberapa
aspek kunci:

1. Menyusun Aturan Kelas:

Guru memiliki tanggung jawab untuk menyusun aturan kelas yang jelas dan dipahami oleh
semua siswa. Aturan ini menciptakan kerangka kerja yang diperlukan untuk pembinaan
disiplin.
2. Memberikan Konsekuensi yang Konsisten:

Guru perlu memberikan konsekuensi yang konsisten terhadap pelanggaran aturan.


Konsistensi menciptakan prediktabilitas dan memperkuat pemahaman siswa tentang
konsekuensi dari perilaku mereka.

3. Memberikan Dukungan Positif:

Selain memberikan konsekuensi negatif, guru juga perlu memberikan dukungan positif untuk
perilaku yang diinginkan. Penguatan positif menciptakan insentif bagi siswa untuk mematuhi
norma dan aturan.

4. Melibatkan Orang Tua:

Kerjasama dengan orang tua dalam mengelola disiplin siswa adalah bagian integral dari peran
guru. Dengan melibatkan orang tua, guru dapat menciptakan konsistensi antara lingkungan
sekolah dan rumah.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Peran Guru

Beberapa faktor dapat mempengaruhi efektivitas peran guru dalam pembinaan disiplin siswa.
Jones dan Wang (2016) menyoroti pentingnya hubungan guru-siswa yang positif, komunikasi
terbuka dengan orang tua, dan kemampuan guru dalam memahami kebutuhan dan karakteristik
siswa.

Beberapa faktor memengaruhi efektivitas peran guru dalam pembinaan disiplin siswa:

1. Hubungan Guru-Siswa:

Hubungan yang positif antara guru dan siswa dapat meningkatkan pengaruh dan efektivitas
guru dalam membina disiplin (Jones & Wang, 2016).

2. Komunikasi dengan Orang Tua:

Komunikasi terbuka dan efektif dengan orang tua dapat membantu membangun kerjasama
dalam membentuk perilaku siswa di kelas dan di rumah.

3. Pemahaman Terhadap Kebutuhan Siswa:

Guru perlu memahami kebutuhan dan karakteristik individu siswa. Pemahaman yang
mendalam terhadap siswa dapat membantu guru merancang pendekatan pembinaan yang
sesuai.

4. Kemampuan Mengelola Kelas:

Kemampuan guru dalam mengelola kelas, termasuk penerapan aturan dan konsekuensi,
memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Peran guru dalam pembinaan disiplin tidak hanya sebagai pemegang otoritas, tetapi juga sebagai
fasilitator pertumbuhan dan perkembangan siswa. Dengan memahami peran ini secara
menyeluruh dan mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi efektivitasnya, guru dapat
menjadi agen pembinaan disiplin yang efektif di kelas.

2.4 Evaluasi Efektivitas Program Pembinaan Disiplin

Evaluasi efektivitas Program Pembinaan Disiplin menjadi tahap penting dalam memastikan
keberhasilan implementasi. Kajian pustaka ini akan membahas metode evaluasi yang dapat
digunakan dan kriteria efektivitas program tersebut.
2.4.1 Metode Evaluasi Program Pembinaan Disiplin

Evaluasi program pembinaan disiplin dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk
pengumpulan data kuantitatif seperti tingkat keterlambatan dan pelanggaran, serta melalui
wawancara dan survei untuk mendapatkan pandangan subjektif dari guru, siswa, dan orang tua.

Evaluasi program pembinaan disiplin dapat dilakukan melalui berbagai metode:

1. Pengumpulan Data Kuantitatif:

Menggunakan data kuantitatif seperti tingkat keterlambatan, jumlah pelanggaran, dan


indikator disiplin lainnya untuk mengukur perubahan perilaku siswa.

2. Wawancara:

Melibatkan wawancara dengan guru, siswa, dan orang tua untuk mendapatkan pandangan
subjektif tentang efektivitas program. Wawancara dapat memberikan wawasan mendalam
tentang perubahan perilaku dan dampaknya.

3. Survei:

Menyusun survei untuk dinilai oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa,
dan orang tua. Survei dapat mencakup pertanyaan terkait persepsi terhadap aturan,
konsekuensi, dan penguatan positif.

4. Analisis Dokumen:

Mengumpulkan dan menganalisis dokumen terkait program, seperti catatan disiplin, laporan
perubahan perilaku, dan dokumen terkait lainnya.

Penggunaan metode evaluasi yang beragam dapat memberikan gambaran yang komprehensif
tentang efektivitas program. Pendekatan triangulasi, yaitu menggabungkan data dari berbagai
sumber, dapat memperkuat validitas hasil evaluasi.

2.4.2 Kriteria Efektivitas Program Pembinaan Disiplin

Kriteria efektivitas program pembinaan disiplin mencakup perubahan perilaku siswa yang positif,
peningkatan partisipasi dalam pembelajaran, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Evaluasi juga harus mempertimbangkan keberlanjutan perubahan perilaku dalam jangka waktu
tertentu.

Kriteria efektivitas program pembinaan disiplin mencakup beberapa aspek:

1. Perubahan Perilaku Siswa:

Program dianggap efektif jika dapat menunjukkan perubahan positif dalam perilaku siswa. Ini
dapat tercermin dari penurunan tingkat pelanggaran, keterlambatan, atau indikator disiplin
lainnya.

2. Partisipasi dalam Pembelajaran:

Efektivitas program juga dapat dinilai dari peningkatan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa yang lebih disiplin cenderung lebih fokus dan terlibat dalam kegiatan
kelas.

3. Penciptaan Lingkungan Belajar yang Kondusif:

Program pembinaan disiplin yang efektif menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Hal
ini mencakup atmosfer kelas yang positif, rasa aman, dan keterlibatan siswa.
4. Keberlanjutan Perubahan Perilaku:

Evaluasi harus mempertimbangkan keberlanjutan perubahan perilaku siswa dalam jangka


waktu tertentu setelah implementasi program. Program yang efektif menciptakan perubahan
yang berkelanjutan.

Dengan mempertimbangkan metode evaluasi yang sesuai dan mengacu pada kriteria efektivitas
yang jelas, evaluasi program pembinaan disiplin dapat memberikan informasi yang berharga untuk
pengembangan dan peningkatan program di masa depan. Dengan demikian, implementasi
program dapat menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa dan lingkungan
belajar.

2.5 Kesimpulan Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini memberikan landasan teoritis dan konseptual untuk penelitian lebih lanjut
mengenai implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas. Memahami konsep disiplin siswa,
karakteristik program pembinaan disiplin, peran guru, dan evaluasi efektivitas program akan
menjadi dasar penting untuk analisis dan temuan penelitian. Selanjutnya, penelitian ini akan
merancang dan melaksanakan Program Pembinaan Disiplin di lingkungan kelas sekolah menengah
dengan merujuk pada konsep-konsep yang telah diuraikan dalam kajian pustaka ini.

Kajian pustaka ini menyajikan pemahaman mendalam tentang disiplin siswa, Program Pembinaan
Disiplin, peran guru dalam pembinaan disiplin, dan evaluasi efektivitas program tersebut. Berikut
adalah rangkuman kesimpulan dari kajian pustaka ini:

1. Disiplin Siswa di Konteks Pendidikan:

 Disiplin siswa mencakup perilaku, etika, dan norma-norma yang dijunjung tinggi dalam
lingkungan pendidikan.

 Faktor-faktor seperti lingkungan sosial, pendekatan pengajaran guru, dan karakteristik


personal siswa memengaruhi tingkat disiplin.

2. Program Pembinaan Disiplin di Lingkungan Pendidikan:

 Program Pembinaan Disiplin adalah pendekatan sistematis yang melibatkan kebijakan


dan praktik untuk meningkatkan perilaku siswa melalui penguatan positif dan
konsekuensi yang adil.

 Program efektif memiliki aturan kelas yang jelas, konsistensi penerapan konsekuensi,
penguatan positif, dan partisipasi orang tua.

3. Peran Guru dalam Pembinaan Disiplin:

 Peran guru mencakup menyusun aturan kelas, memberikan konsekuensi yang konsisten,
memberikan dukungan positif, dan melibatkan orang tua.

 Hubungan guru-siswa, komunikasi dengan orang tua, pemahaman terhadap kebutuhan


siswa, dan kemampuan mengelola kelas memengaruhi efektivitas peran guru.

4. Evaluasi Efektivitas Program Pembinaan Disiplin:

 Metode evaluasi program melibatkan pengumpulan data kuantitatif, wawancara, survei,


dan analisis dokumen.

 Kriteria efektivitas mencakup perubahan perilaku siswa, partisipasi dalam pembelajaran,


penciptaan lingkungan belajar yang kondusif, dan keberlanjutan perubahan perilaku.
Kesimpulan kajian pustaka ini menjadi dasar penting untuk merancang dan melaksanakan Program
Pembinaan Disiplin di lingkungan kelas sekolah menengah. Dengan memahami konsep disiplin
siswa, karakteristik program pembinaan disiplin, peran guru, dan kriteria efektivitas evaluasi,
implementasi program dapat lebih terarah dan memberikan dampak positif pada pembelajaran
siswa. Selanjutnya, penelitian ini akan merinci implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas
dan menganalisis hasil serta dampaknya terhadap siswa.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang


mendalam tentang implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas. Pendekatan ini akan
memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi secara detail faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin siswa, peran guru, dan efektivitas program tersebut.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian melibatkan guru, siswa, dan orang tua/wali murid dari satu atau beberapa
sekolah menengah yang telah menerapkan Program Pembinaan Disiplin. Pemilihan subjek
dilakukan secara purposive untuk memastikan keberagaman pandangan dan pengalaman terkait
disiplin di kelas.

Subjek penelitian ini dipilih secara cermat untuk mencakup berbagai perspektif terkait
implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas. Subjek penelitian terdiri dari tiga kelompok
utama: guru, siswa, dan orang tua/wali murid. Pemilihan subjek dilakukan secara purposive untuk
memastikan keberagaman dalam pandangan dan pengalaman terkait disiplin siswa.

3.2.1 Guru

Guru yang menjadi subjek penelitian ini merupakan guru yang aktif terlibat dalam implementasi
Program Pembinaan Disiplin di kelas. Kriteria pemilihan guru melibatkan:

 Guru yang memiliki pengalaman mengajar di sekolah menengah.

 Guru yang terlibat langsung dalam merancang dan melaksanakan Program Pembinaan
Disiplin.

 Guru dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang beragam.

Wawancara mendalam dengan guru akan memberikan wawasan tentang pandangan mereka
terhadap efektivitas program, pengalaman mengelola disiplin siswa, dan tantangan yang dihadapi.

3.2.2 Siswa

Siswa yang menjadi subjek penelitian merupakan siswa yang berada di dalam kelas yang
menerapkan Program Pembinaan Disiplin. Pemilihan siswa melibatkan:

 Siswa dari berbagai tingkat kelas sekolah menengah.

 Siswa yang memiliki pengalaman langsung dengan implementasi program disiplin.

 Siswa yang memiliki keragaman latar belakang dan tingkat partisipasi dalam kegiatan sekolah.
Wawancara dengan siswa akan memberikan sudut pandang mereka terhadap bagaimana program
tersebut memengaruhi perilaku dan pengalaman belajar mereka.

3.2.3 Orang Tua/Wali Murid

Orang tua atau wali murid juga menjadi subjek penelitian karena mereka memiliki peran yang
signifikan dalam mendukung implementasi Program Pembinaan Disiplin di rumah. Kriteria
pemilihan orang tua/wali murid melibatkan:

 Orang tua/wali murid dari siswa yang terlibat dalam penelitian.

 Orang tua/wali murid yang memiliki interaksi aktif dengan sekolah dan partisipasi dalam
kegiatan sekolah.

Wawancara dengan orang tua/wali murid akan memberikan wawasan tentang persepsi mereka
terhadap program, peran mereka dalam mendukung disiplin siswa di rumah, dan harapan terkait
dampak program terhadap anak-anak mereka.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang implementasi Program Pembinaan


Disiplin di kelas, berbagai teknik pengumpulan data akan digunakan. Teknik-teknik ini dirancang
untuk menggali pandangan dan pengalaman subjektif dari berbagai pemangku kepentingan,
termasuk guru, siswa, dan orang tua/wali murid.

3.3.1 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam akan menjadi teknik utama untuk mengumpulkan data dari guru, siswa,
dan orang tua/wali murid. Wawancara mendalam akan dilakukan dengan panduan pertanyaan
terstruktur yang mencakup aspek-aspek kunci terkait implementasi Program Pembinaan Disiplin.
Beberapa pertanyaan mungkin mencakup:

 Bagaimana program ini dirancang dan diimplementasikan di kelas?

 Bagaimana peran Anda dalam melaksanakan atau mendukung program ini?

 Bagaimana program ini memengaruhi perilaku siswa di kelas?

Wawancara mendalam akan memberikan ruang untuk eksplorasi mendalam tentang pemahaman,
pengalaman, dan pandangan mereka terhadap program.

3.3.2 Observasi Kelas

Observasi langsung di dalam kelas akan dilakukan untuk mengamati pelaksanaan Program
Pembinaan Disiplin. Selama observasi, peneliti akan memperhatikan interaksi guru-siswa, respons
siswa terhadap aturan, dan efektivitas penerapan konsekuensi. Catatan lapangan akan digunakan
untuk mencatat temuan penting yang muncul selama observasi.

3.3.3 Analisis Dokumen

Analisis dokumen akan mencakup tinjauan aturan kelas, catatan disiplin, panduan program, dan
dokumen terkait lainnya. Analisis ini akan memberikan konteks historis, perbandingan antara
aturan dan implementasi sebenarnya, serta informasi tambahan yang dapat mendukung temuan
dari wawancara dan observasi.
3.3.4 Jurnal atau Catatan Pribadi

Selain itu, peneliti juga dapat meminta guru, siswa, dan orang tua/wali murid untuk membuat
jurnal atau catatan pribadi selama periode implementasi program. Jurnal ini dapat memberikan
pandangan lebih dalam tentang pengalaman sehari-hari, tantangan yang dihadapi, dan perubahan
yang terjadi dari waktu ke waktu.

3.3.5 Survei Singkat

Survei singkat dengan pertanyaan tertentu dapat diberikan kepada siswa untuk mengukur persepsi
mereka terhadap efektivitas program. Survei ini dapat mencakup pertanyaan terkait kejelasan
aturan, konsistensi penerapan konsekuensi, dan dampak program terhadap lingkungan belajar.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dirancang untuk memastikan pelaksanaan penelitian yang sistematis dan
menghasilkan data yang dapat diandalkan dan relevan. Berikut adalah langkah-langkah prosedur
penelitian untuk studi implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas:

3.4.1 Identifikasi Subjek Penelitian

1. Seleksi Guru:

Mengidentifikasi dan mengundang guru yang terlibat aktif dalam implementasi Program
Pembinaan Disiplin di kelas. Memastikan keberagaman latar belakang dan pengalaman guru.

2. Pemilihan Siswa:

Memilih siswa dari kelas yang menerapkan program pembinaan disiplin. Menyesuaikan siswa
dari berbagai tingkat kelas dan latar belakang.

3. Pemilihan Orang Tua/Wali Murid:

Memilih orang tua atau wali murid dari siswa yang terlibat dalam penelitian. Memastikan
partisipasi orang tua yang aktif dalam mendukung program di rumah.

3.4.2 Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam:

Melakukan wawancara mendalam dengan guru, siswa, dan orang tua/wali murid. Wawancara
dilakukan dengan panduan pertanyaan terstruktur untuk mendapatkan pemahaman mendalam
tentang perspektif mereka terhadap program.

2. Observasi Kelas:

Melakukan observasi langsung di dalam kelas yang menerapkan Program Pembinaan Disiplin.
Catatan lapangan dibuat untuk mencatat interaksi guru-siswa, penerapan aturan, dan respons
siswa.

3. Analisis Dokumen:

Meninjau aturan kelas, catatan disiplin, panduan program, dan dokumen terkait lainnya.
Analisis dokumen memberikan konteks dan informasi tambahan yang mendukung temuan
dari wawancara dan observasi.
4. Jurnal atau Catatan Pribadi:

Membuat permintaan kepada guru, siswa, dan orang tua/wali murid untuk membuat jurnal
atau catatan pribadi selama periode implementasi program.

5. Survei Singkat:

Memberikan survei singkat kepada siswa untuk mengukur persepsi mereka terhadap
efektivitas program. Survei mencakup pertanyaan terkait kejelasan aturan, konsistensi
penerapan konsekuensi, dan dampak program terhadap lingkungan belajar.

3.4.3 Analisis Data

1. Transkripsi Wawancara:

Mentranskripsi hasil wawancara mendalam dengan guru, siswa, dan orang tua/wali murid.

2. Analisis Dokumen:

Menganalisis dokumen yang relevan untuk mendapatkan konteks dan informasi tambahan.

3. Analisis Observasi:

Menganalisis catatan observasi dari kelas yang menerapkan program.

4. Pengelompokan Temuan:

Mengelompokkan temuan berdasarkan tema-tema utama yang muncul dari berbagai sumber
data.

3.4.4 Penarikan Kesimpulan

1. Analisis Keseluruhan:

Menganalisis keseluruhan data dari wawancara, observasi, analisis dokumen, dan survei
singkat untuk mendapatkan gambaran komprehensif.

2. Penarikan Kesimpulan:

Menarik kesimpulan berdasarkan temuan penelitian untuk menjawab rumusan masalah dan
mencapai tujuan penelitian.

3.4.5 Pelaporan Hasil

1. Penulisan Laporan Penelitian:

Menyusun laporan penelitian yang mencakup pendahuluan, kajian pustaka, metodologi


penelitian, temuan penelitian, dan kesimpulan. Laporan dirancang untuk memberikan
kontribusi pada pemahaman tentang implementasi Program Pembinaan Disiplin di kelas.

2. Presentasi Hasil:

Menyusun presentasi hasil penelitian untuk dibagikan dengan pihak sekolah, guru, dan orang
tua. Presentasi dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan atau seminar.

Anda mungkin juga menyukai