Anda di halaman 1dari 7

Kontribusi Implementasi Manajemen Kelas Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Jurusan Bangunan di SMK Negeri 5 Padang

Latifa Raihani Saleka1*, Jonni Mardizal2,


1,2
Universitas Negeri Padang,
*
Corresponding author, e-mail: latifaraihani06@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengungkapkan seberapa besar kontribusi implementasi
manajemen kelas terhadap motivasi belajar siswa jurusan bangunan di SMK Negeri 5
Padang. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian
kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini, menggunakan teknik
nonprobability sampling dengan metode total sampel. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa implementasi manajemen kelas memberikan kontribusi sebesar 68,3% terhadap
motivasi belajar siswa jurusan bangunan di SMK Negeri 5 Padang, yang artinya terdapat
kontribusi yang signifikan dari implementasi manajemen kelas terhadap motivasi belajar
siswa jurusan bangunan di SMK Negeri 5 Padang. Dengan mengetahui bahwa manajemen
kelas memberikan kontribusi yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa, institusi
pendidikan dapat lebih memahami pentingnya implementasi manajemen kelas yang baik
dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung, sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kata Kunci: Manajemen Kelas, Motivasi Belajar.

ABSTRACT
This research aims to reveal how much classroom management implementation contributes
to the learning motivation of students majoring in construction at SMK Negeri 5 Padang.
This research is a study that uses quantitative research methods with a correlational
approach. This research uses a non-probability sampling technique with a total sampling
method. Based on the research results, it is known that the implementation of classroom
management contributes 68.3% to the learning motivation of students majoring in
construction at SMK Negeri 5 Padang, which means there is a significant contribution of
classroom management implementation to the learning motivation of students majoring in
construction at SMK Negeri 5 Padang. By knowing that classroom management contributes
significantly to student learning motivation, educational institutions can better understand
the importance of implementing good classroom management in creating a conducive and
supportive learning environment, so as to increase student learning motivation.
Keywords: Classroom Management, Learning Motivation.
Copyright ©. Latifa Raihani Saleka, Jonni Mardizal.
This is an open access article under the: https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

PENDAHULUAN
Pendidikan dianggap memiliki fungsi ganda, yaitu bukan hanya sebagai pengajar
pengetahuan, tetapi juga sebagai pembentuk nilai-nilai etika siswa. Oleh karena itu,
diharapkan guru sebagai pusat dari proses pembelajaran formal dapat menjalankan kedua
tugas tersebut secara efektif [1]. Manajemen kelas, termasuk manajemen pembelajaran dan
perilaku, merupakan masalah penting bagi guru, pemimpin sekolah, administrator sistem, dan
publik. Ini sangat mempengaruhi persepsi masyarakat, kemanjuran dan kesejahteraan guru,
dan standar pencapaian siswa [2]. Cara pengajaran yang digunakan oleh guru memiliki
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa, karena mengajar tidak hanya memberikan
pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian siswa.

Manajemen kelas tidak hanya berfokus pada membangun dan menjaga lingkungan yang
teratur agar siswa dapat berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, tetapi juga bertujuan
untuk mendorong pertumbuhan sosial dan moral siswa [3]. Manajemen kelas bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar mempelajari yang disampaikan guru untuk
mengatur siswa, ruang, waktu dan bahan ajar, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal [4]. Manajemen kelas melibatkan kemampuan guru untuk maksimal dalam
memanfaatkan potensi kelas guna menciptakan lingkungan yang optimal, sehingga
menciptakan interaksi edukatif yang optimal antara guru dan siswa, dan akhirnya memenuhi
tujuan pembelajaran yang ditentukan sebelumnya [5]. Oleh karena itu, penting untuk
mengimplementasikan manajemen kelas guna mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar
mengajar.

Implementasi adalah proses mengubah ide atau program menjadi praktik yang diterapkan
oleh orang lain dengan tujuan mencapai atau menghasilkan perubahan [6]. Dengan
menerapkan manajemen kelas yang baik dan benar, maka akan tercipta kondisi kelas yang
kondusif di mana siswa merasa lebih antusias dan tidak merasa bosan dalam proses belajar.
Manajemen atau pengelolaan merupakan proses untuk mengatur, mengadministrasikan, atau
merencanakan kegiatan atau organisasi yang bertujuan untuk melaksanakan pekerjaan yang
diinginkan. Sementara itu, dalam konteks pembelajaran, kelas dapat diartikan sebagai sebuah
kelompok orang yang belajar bersama dengan bimbingan dari seorang guru [7]. Manajemen
kelas adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku positif siswa,
mengurangi atau menghilangkan perilaku negatif, serta memperkuat hubungan sosial dan
emosional yang positif di kelas. Selain itu, tujuan lain dari manajemen kelas adalah untuk
meningkatkan dan mempertahankan efektivitas dalam mengorganisasi kelas [8].

Guru memiliki tugas yang sangat penting dan berpengaruh dalam menumbuhkan dan
mengembangkan motivasi belajar siswa karena siswa memiliki banyak waktu bersama guru
di sekolah [9]. Motivasi belajar merupakan sebuah keinginan yang timbul atau muncul dari
dalam diri atau internal siswa yang menunjang kegiatan belajar, memastikan kelangsungan
belajar, serta mengarahkan belajar menuju pencapaian tujuan yang diinginkan [10]. Motivasi
dalam konteks belajar berfungsi sebagai pendorong atau perubahan yang memunculkan
keinginan pada seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berguna untuk
memperoleh tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, motivasi berperan penting dalam
membantu seseorang meraih hasil belajar yang diinginkan [11].

Dari hasil observasi awal dan wawancara di SMK Negeri 5 Padang, Menurut Ermalinda, S.Pd
guru mata pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi, beberapa kendala yang ditemui dalam proses
pembelajaran siswa, meliputi: (1) Siswa tidak konsentrasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung. (2) Siswa menyalin jawaban siswa lain apabila diberikan tugas oleh guru. (3)
Siswa menganggap pelajaran yang dijelaskan guru merupakan pelajaran yang sulit
dimengerti. (4) Guru merasa siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar. Berdasarkan
pernyataan pada wawancara dengan beberapa siswa kelas XI BKP dan kelas XI DPIB SMK
Negeri 5 padang, terdapat beberapa masalah yang menyebabkan siswa kekurangan motivasi
dalam belajar antara lain: (1) Siswa merasa tidak diperhatikan oleh guru. (2) Siswa merasa
cara guru menjelaskan pelajaran kurang menyenangkan.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas penulis ingin mengungkapkan bahwa manajemen
kelas memiliki peran yang penting untuk mendukung motivasi belajar siswa. Oleh karena itu,
dilakukan sebuah penelitian yang bermanfaat untuk meneliti dan menemukan sejauh mana
kontribusi yang dihasilkan oleh implementasi manajemen kelas terhadap tingkat motivasi
belajar siswa pada jurusan bangunan di SMK Negeri 5 Padang.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif sebagai
metodenya dengan pendekatan korelasional. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode
penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan temuan-temuan yang dapat diolah dengan
menggunakan teknik statistik atau cara lain yang berkaitan dengan pengukuran atau
kuantifikasi [12]. Penelitian korelasional adalah jenis penelitian yang mempunyai tujuan
untuk menggambarkan dan mendeskripsikan apakah terdapat hubungan antar variabel.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan apakah terdapat hubungan sebab-akibat antara
variabel-variabel yang sedang diteliti [13].

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan teknik nonprobability sampling dengan
metode sampling total. Sampling total adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang
sampelnya diambil dari seluruh anggota populasi. Penelitian pada populasi kurang dari 100
orang sebaiknya menggunakan sampling total sehingga semua anggota populasi dijadikan
sampel sebagai subjek atau responden yang informatif [14]. Sampel penelitian akan diambil
dari seluruh populasi siswa kelas XII BKP dan XII DPIB pada semester Juli-Desember tahun
pelajaran 2023/2024.

Data yang dipakai pada penelitian ini yaitu data primer yang berupa angket tentang kontribusi
manajemen kelas terhadap motivasi belajar siswa jurusan bangunan di SMKN 5 Padang.
Sedangkan data sekunder berupa data siswa yang mempelajari mata pelajaran Estimasi Biaya
Konstruksi di semester genap Juli-Desember 2022. Angket dan dokumentasi merupakan
instrumen yang dipergunakan untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini, data
dikumpulkan dengan cara menyebarkan angket secara langsung kepada responden, yaitu
siswa kelas XII Jurusan Bangunan yang mempelajari mata pelajaran Estimasi Biaya
Konstruksi pada semester ganjil Juli - Desember 2022. Terdapat dua angket yang diisi oleh
responden, yaitu angket manajemen kelas dan angket motivasi belajar. Selama proses
pengisian angket, diambil dokumentasi yang digunakan sebagai bukti bahwa responden
sudah mengisi angket.

Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, instrumen penelitian ini divalidasi oleh
beberapa dosen validator jurusan Teknik Sipil, selanjutnya dilakukan uji coba kepada siswa
kelas XII BKP pada periode tahun pelajaran 2022/2023 di SMK Negeri 5 Padang. Uji coba
dilakukan kepada 17 orang siswa yang mempunyai karakteristik sama dengan responden
penelitian, yaitu sama-sama mempelajari pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi dengan guru
mata pelajaran yang sama serta kurikulumnya juga sama yaitu Kurikulum 2013 (K-13).

Metode analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hal ini
dipergunakan sebab penelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan keadaan nyata
kontribusi manajemen kelas terhadap motivasi belajar siswa. Dilakukan uji normalitas dan uji
linearitas pada uji prasyarat analisis. Pengujian hipotesis dilakukan uji korelasi, koofisien
determinasi (R²) dan uji t. Uji t dipakai dalam menguji apakah manajemen kelas (X)
berkontribusi terhadap motivasi belajar siswa (Y). Ha diterima jika sig > 0,05 dan Ho ditolak
jika sig < 0,05 dengan program SPSS. Sedangkan Koefisien determinasi (R²) digunakan
untuk mengungkapkan presentase kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisis Data

Tabel 1. Analisis Deskripsi Statistik


Berdasarkan data dari Tabel 1 yang terdiri dari 39 orang responden, menunjukkan bahwa,
untuk manajemen kelas (X) menunjukkan rata-rata atau mean 63.77 dan Standar deviasi
manajemen kelas adalah 7.534 serta memiliki nilai minimum 52 dan maksimum 80. Untuk
motivasi belajar (Y) rata-rata atau mean adalah 70.36 dan standar deviasi untuk hasil belajar
adalah 10.912, kemudian memiliki nilai minimum 45 dan maksimum 92.

3.1.1 Uji Prasyarat Analisis


3.1.1.1 Uji Normalitas

Tabel 2. Hasili Uji i Normalitasi Kolmogorof-Smirnovi


Berdasarkan data perhitungan uji normalitas pada Tabel 2 diatas, kolom signifikan
menunjukkan angka 0,139 > 0,05 yang artinya variabel X (manajemen kelas) dan variabel Y
(motivasi belajar) memiliki distribusi normal.
3.1.1.2 Uji Linearitas

Tabel 3. Hasil Uji Linearitas


Berdasarkan hasil uji linieritas pada Tabel 3, nilai signifikansi (sig.) deviation from linearity
adalah 0.341 ≥ 0.05. Yang artinya variabel manjemen kelas (X) dan motivasi belajar (Y)
memiliki hubungan yang linear.

3.1.2 Uji Hipotesis


3.1.2.1 Uji Korelasi

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Product Moment


Pada Tabel 4 di atas, interpretasi dapat dilakukan dengan mengacu pada dua acuan
mengambil keputusan pada analisis korelasi bivariat pearson, yaitu nilai signifikansi, Sig. (2-
tailed) antara manajemen kelas (X) dan motivasi belajar (Y) adalah sebesar 0.000 ≤ 0,05,
yang artinya terdapat korelasi yang signifikan antara manajemen kelas (X) dan motivasi
belajar (Y). Kemudian berdasarkan nilai (pearson correlation) diketahui jika untuk
manajemen kelas (X) dan motivasi belajar (Y) adalah sebesar 0,826 ≥ r-tabel 0.316 (untuk df
= 39), maka dapat diketahui bahwa terdapat korelasi antara manajemen kelas (X) dan
motivasi belajar (Y).
3.1.2.2 Uji t

Tabel 5 .Hasil Uji t


Pada hasil output SPSS yang terlampir pada Tabel 5 diatas, diketahui bahwa signifikan dari
variabel manajemen kelas sebesar 0,000 ≤ 0,05 yang artinya terdapat kontribusi yang
signifikan atau jika t hitung sebesar 8,922 ≥ t tabel 2,0227 (untuk df=39), maka Ho ditolak,
artinya implementasi manajemen kelas berkontribusi terhadap motivasi belajar siswa.

3.1.2.3 Koefisisen Determinasi (R²)

Tabel 6. Hasil Uji Koefisisen Determinasi


Pada hasil pengujian koefisien determinasi menggunakan SPSS versi 25 dapat dilihat bahwa
hasil dari koefisien determinasi adalah 0,683 atau 68,3% yang ditunjukkan oleh R square
(kuadrat angka korelasi) yang artinya variabel X (manajemen kelas) memiliki kontribusi
sebesar 68,3% terhadap variable Y (motivasi belajar). Sehingga dapat dinyatakan bahwa
manajemen kelas berkontribusi sebagian besar terhadap motivasi belajar siswa.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
hasilnya sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi implementasi manajemen kelas terhadap motivasi belajar siswa
jurusan bangunan di SMK Negeri 5 Padang karena nilai r-hitung ≥ r-tabel, yaitu 0,828 ≥
0.316.
2. Terdapat kontribusi implementasi manajemen kelas terhadap motivasi belajar siswa
jurusan bangunan di SMK Negeri 5 Padang karena nilai t-hitung ≥ t-tabel, yaitu 8,922 ≥
2,0227.
3. Implementasi manajemen kelas memberikan kontribusi sebesar 68,3% terhadap motivasi
belajar siswa jurusan bangunan di SMK Negeri 5 Padang.
Artinya, manajemen kelas yang diterapkan oleh guru memiliki kontribusi yang signifikan
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

REFERENSI
[1] S. Chamundeswari, “Teacher Management styles and their influence on performance
and leadership development among students at the secondary level,” Int. J. Acad. Res.
Progress. Educ. Dev., vol. 2, no. 1, 2013.

[2] H. Egeberg, A. McConney, and A. Price, “Classroom management and national


professional standards for teachers: A review of the literature on theory and practice,”
Aust. J. Teach. Educ., vol. 41, no. 7, pp. 1–18, 2016, doi: 10.14221/ajte.2016v41n7.1.

[3] C. M. Everston and E. T. Emmer, “Effective management at the beginning of the


school year in junior high classes,” J. Educ. Psychol., vol. 74, no. 4, 1982, doi:
10.1037/0022-0663.74.4.485.

[4] K. Sieberer-Nagler, “Effective Classroom-Management & Positive Teaching,” English


Lang. Teach., vol. 9, no. 1, p. 163, 2015, doi: 10.5539/elt.v9n1p163.

[5] Z. Djamarah, S.B. dan Aswan, Mengajar, Strategi Belajar, no. September. 2006.

[6] A. Majid, “Implementasi Kurikulum 2013: Kajian Teoritis dan Praktis,” Bandung
Interes Media, 2014.

[7] Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas. Yogyakarta: Diva Press, 2011.

[8] Barnawi and Arifin Mohammad, Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012.

[9] Y. D. Puspitarini and M. Hanif, “Using Learning Media to Increase Learning


Motivation in Elementary School,” Anatol. J. Educ., vol. 4, no. 2, pp. 53–60, 2019,
doi: 10.29333/aje.2019.426a.

[10] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2007.

[11] M. Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2007.

[12] V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Makassar, 2014.

[13] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.

[14] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2017.

Anda mungkin juga menyukai