Anda di halaman 1dari 5

Quality Science (Penjaminan kualitas mutu)

Adalah suatu penerapan kerangka / cara berfikir sistemik pada suatu menejemen dan pada
bagian produksi suatu produk atau layanan untuk memuaskan pelanggan.
Konsep dasar
-

Quality Science bukan sekedar Quality Control yang hanya berfokus pada hasil dari
suatu produk, namun lebih ke perbaikan proses agar menghasilkan outut yang lebuh
baik, karena didalam proses (dalam proses apapun) merupakan tahapan yang paling
penting untuk hasil output yang lebih baik.
Pendekatan Quality Science secara tegas menyatakan bahwa pekerjaan tidak boleh
dilakukan secara sembarangan.
Segalanya bisa dipelajari, dianalisa, dicari ilmunya (dibedah secara ilmiah), setelah
diteliti dibutuhkan pengawasan dan pendekatan yang tepat. Dari situ nanti bisa
diketahui mana yang perlu diperbaiki.
Quality Science juga berguna untuk menekan biaya produksi yang mungkin tidak
efisien.

Dapat disimpulkan bahwa konsep Quality Science adalah teknologi yang bisa
menghasilkan jawaban yang masuk akal tentang pertanyaan : Sistem apa yang sedang bekerja
dan dimana seharusnya kita menghabiskan/memanfaatkan uang kita.
Namun dalam penerapannya di bidang pendidikan, 5 konsep pengembangan berupa
System Thinking, System Design, Quality Science, Change Management dan Instructional
Tecnology harus berjalan beriringan dan berkesinambungan.

Setiap permulaan pasti ada perbedaan.


Variasi adalah suatu fakta yang ada dan akan selalu ada pada hal apapun. Cara
mengatasi variasi adalah dengan cara mencari sumber penyebab perbedaan, karena setiap
variasi kasus mempunyai cara yang berbeda dalam mengatasinya. Variasi yang terjadi pada
Quality Science terdiri dari Random Variation (Variasi yang acak) dan Special Variation
(Variasi dengan sebab khusus).
Random Variation
Variasi yang sudah pasti ada dan akan tetap ada dalam kinerja suatu system. Variasi
ini sulit dicari sumber masalahnya untuk diberi perbaikan, namun masih mungkin untuk
dicari dengan langkah yang komprehensif. Contoh kasusnya adalah ketika ada seorang anak
yang tidak mau atau malas belajar aljabar (matematika), maka penyebabnya sangat
bervariasi. Bisa saja kemalasannya disebabkan karena motivasi dia untuk sekolah berbeda
dengan teman lain, atau mungkin cara menyampaikan materi oleh guru yang kurang

sistematis, atau mungkin juga dia tidak faham materinya karena waktu untuk memahami dam
mempraktekkan ilmu tersebut sangat kurang.
Special Variation
Variasi khusus ini timbul disebabkan oleh system itu sendiri. Variasi ini bisa dengan
mudah dicari penyebabnya dan masih bisa diperbaiki dikemudian hari. Contoh kasusnya
adalah pada industri pembuatan ban, ada ban yang mungkin cacat produksi karena human
error, atau ada cetakan karet yang rusak.
Penyebab Random dan Spcecial Variation di Sekolah
Ketika dalam suatu system terjadi kekacauan yang disebabkan oleh adanya variasi
(masalah) pada satu bagian sistem, maka system tersebut akan menjadi tidak stabil dan akan
menghasilkan luaran yang acak dan tidak dapat diprediksi. Dan situasi inilah yang terjadi di
sekolah kita saat ini. Meskipun banyaknya variasi (masalah) terjadi pada siswa, namun tidak
bias sepenuhnya siswa bias dipersalahkan dalam hal ini. System itulah yang salah dan perlu
adanya suatu tindakan khusus untuk meningkatkan kualitas system tersebut. Ambil saja
contoh sederhana ketika ada seorang siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena misalnya
nilainya kurang baik. Pada kasus ini tidak bias sepenuhnya kesalahan terletak pada siswa
tersebut. Bias saja guru kurang interaktif dalam menyampaikan materi, atau mungkin
pelajaran berlangsung secara monoton. Atau mungkin juga siswa mempunyai latar belakang
keluarga yang kurang peduli dengan pendidikannya sehingga dia dipaksa untuk tidak fokus
pada studinya, melainkan sambil bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Pertanyaannya adalah, ketika kita memiliki Random ataupun Special Variation,
bagaimana cara mencari penyebabnya? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana, yaitu
dengan cara mengevaluasi kegiatan harian dengan cara menggambarkan kondisi
pembelajaran dengan chart dan diagram. Dengan menggunakan kedua allat ini nantinya akan
bias diidentifikasi mana Randon ataupun Special Variation sehingga bias dicari solusinya
dengan segera.
Hambatan Penerapan Quality Science di Sekolah
Ada beberapa hambatan yang timbul dalam pendekatan
diantaranya adalah :

Quality Science di Sekolah,

1. Sebagian pendidik ada yang menganggap pendekatan ini adalah pendekatan yang
cenderung digunakan di duania industry dan tidak mampu diterapkan di bidang
pendidikan.
2. Sebagian pendidik juga tidak menyukai istilah Customer, supplier, product, dan
worker, Karena mereka menganggap cenderung untuk istilah di dunia industry.
3. Beberapa pendidik tidak menyukai langkah-langkah yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan, baik kemampuan siswa maupun kemampuan pendidik.
Mereka dihantui dengan kata gagal ataupun ketidak berkembangan kemampuan
meskipun telah lama dilatih.

Ketiga hambatan tersebut merupakan hal yang nyata yang kita hadapi, meskipun
sebenarnya kesemuanya merupakan ketakutan atau subjektifitas yang tidak berdasar.
Semuanya bias diatasi dengan komunikasi yang baik antara semua stake holder.

Penghematan: Menghemat Anggaran untuk Kegiatan yang Lebih Bermanfaat


Memproduksi produk yang memiliki kualitas rendah merupakan salah satu hal yang
tidak menguntungkan juga bagi pengusaha disamping juga merugikan konsumen. Apabila
daya tahan pemakaian suatu produk pendek, maka produsen harus memberikan layanan
tambahan kepada pelanggan berupa perbaikan. Hal ini bias berefek pada pelanggan yang
nantinya tidak akan membeli produk serupa kepada produsen tersebut sehingga ber efek
pada produk yang menjadi tidak laku. Efek lain juga akan membengkaknya biaya
perawatan after sales yang di complain oleh pelanggan.
Hal serupa juga terjadi di dunia pendidikan. Apabila kualitas pengajaran buruk, maka
akan banyak murid yang harus diberi pelajaran tambahan diluar jam pelajaran normal
karena tidak mampu menyerap pelajaran dengan baik, otomatis waktu dan juga biaya
yang dibutuhkan semakin banyak. Berangkat dari kasus tersebut, maka disinilah
pentingnya Quality Science, dalam hal ini nantinya diharapkan dapat digunakan untuk
menghemat anggaran agar anggaran yang ada bias digunakan untuk hal yang bermanfaat.

Benchmarking (Membandingkan)
Pada dunia bisnis, istilah benchmarking sudah tidak asing lagi karena ini nmerupakan
agenda rutin dari suatu perusahaan untuk mengevaluasi kinerja tim pada perusahaan
tersebut, kemudian melakukan perbaikan dengan mencari perusahaan lain yang sejenis
dan lebih maju dalam bidang tertentu untuk diambil pelajaran untuk pengembangan
perusahaan tersebut.
Sekolah sebenarnya bias saja mengadopsi tehnik benchmarking ini sebagai salah satu
usaha untuk meningkatkan kualitas dan kinerja, baik staf maupun peserta didik. Istilah
yang sering dipakai dalam dunia pendidikan adalah Studi Banding. Inti dari kegiatan studi
banding ini sama dengan yang ada didalam kegiatan benchmarking, yaitu mengambil
pelajaran dari sekolah lain untuk diterapkan di sekolah tersebut untuk meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikannya. Sebelum melakukan studi banding hendaknya dibentuk
tim khusus yang menguasai permasalahan di suatu sekolah, kemudian dirumuskan apa
saja yang menjadi inti dari berbagai permasalahannya. Setelah tim terbentuk dan sudah
dirumuskan masalahnya, tim dapat segera mencari partner untuk dikunjungi dalam acara
studi banding yang tentunya tempat yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sekolah
itu sendiri. Studi banding bias mengunjungi sekolah lain yang dianggap lebih baik dalam
beberapa hal, namun juga bias mengunjungi tempat tempat lain yang dapat menunjang
system peembelajaran, misalnya museum, perkebunan, industry, dll.

Langkah-langkah Benchmarking
Berikut merupakan langkah-yang perlu dilakukan sebelum maupun ketika melakukan
benchmarking agar kegiatan yang dilakukan bias terarah dan bias diambil manfaatnya,
diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Identifikasi terlebih dahulu hal hal apa yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Pilih partner benchmarking yang sesuai.
Pilihlah tim benchmarking.
Baca terlebih dahulu literature-literatur yang sesuai dengan tehnik-tehnik
benchmarking.
Tempatkan setiap anggota tim pada posisi yang sesuai tugasnya masing-masing
(transportasi, keamanan, aturan-aturan, dll.)
Tim kerja sudah memiliki formulasi-formulasi pertanyaan yang nantinya akan
diajukan.
Mengirim daftar pertanyaan / segala yang ingin diketahui tentang partner agar
disiapkan jawaban yang terbaik ketika kita nanti berkunjung.
Menentukan mana saja yang akan dikunjungi yang menjadi bagian dari partner
benchmarking.
Wawancarai tim yang sudah melakukan benchmarking dan persiapkan rencana untuk
memperbaiki kondisi kedepan sesuai hasil dari benchmarking tersebut.

Peran baru pengguna jasa


Pendidikan pada era modern ini bertransformasi menjadi sesuatu hal yang tidak terbatas
dalam hal penyajiannya. Pilihan tipe belajar, mulai dari home schooling, full day school,
ataupun sekolah bertaraf internasional semakin banyak kita jumpai. Penyajian bahan ajar pun
tidak terbatas pada guru dan buku semata, akan tetapi siswa dan orang tua sebagai pengguna
jasa pendidikan lebih memilih sumber informasi yang sudah dikomputerisasi. Dengan sudah
dikomputerisasi, maka sumber ilmu akan semakin mudah dan cepat dijangkau setiap waktu.
Sebagai pengguna jasa, siswa dan orang tua akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk
memilih produk pendidikan dan layanannya sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pribadi
mereka.

Virtual School dan Virtual Products


Semakin berkembangnya teknologi informasi menggiring semakin berkembang pula
mekanisme belajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya Sekolah Virtual, yaitu sekolah yang
tidak memerlukan gedung, staff yang terlalu banyak, hanya memerlukan informasi yang
dibutuhkan dalam sistem pembelajaran. Untuk menunjang transfer informasi, sekolah
dituntut untuk menyediakan jarringan komputer yang memadai yang bisa menjangkau

internet, sehingga segala informasi bisa dengan mudah dijangkau oleh siswa dimanapun dan
kapanpun siswa berada.
Dalam dunia industri juga demikian. Dewasa ini orang berbelanja tidak harus pergi ke toko,
apalagi ke pasar. Segala kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan primer, sekunder dan tersier
dapat terpenuhi hanya dengan duduk didepan layar komputer. Hal ini merupakan fenomena
perkembangan zaman yang semakin maju.

Mengukur Kepuasan Pengguna Jasa


Apabila semua aspek pendidikan sudah terpenuhi, maka langkah selanjutnya dalam quality
science adalah mengukur kepuasan pengguna jasa. Hal ini dirasa penting karena dengan kita
mengukur kepuasan konsumen, maka kita akan tau seberapa efektif sistem tersebut berjalan,
dan apabila ada kendala bisa segera diperbaiki. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan
data yang diambil dari angket yang disebarkan dengan skala kepuasan antara sangat puas
sampai sangat tidak puas.

Seberapa pentingkah Customer Service?


Apabila dihadapkan pertanyaan itu, maka jawabannya adalah sangat penting. Contohnya saja
perusahaan sekelas Coca Cola, Chevrolet, American Express dan beberapa perusahaan lain
menginvestasikan dananya sebesar jutaan dolar hanya untuk mengaktifkan 800 telepon
customer service. Mereka menganggap bahwa layanan terhadap pelangggan merupakan hal
yang sangat penting. Alasannya sederhana: Kepuasan pelanggan menghasilkan loyalitas
pelanggan, dan loyalitas pelanggan bisa dikonversikan menjadi peningkatan keuntungan dari
suatu perusahaan.
Hal ini sepatutnya diadopsi pada sistem di sekolah. Sekolah menyediakan telepon yang siap
dihubungi kapanpun terkait masalah pendidikan yang berlangsung di sekolah tersebut, baik
menyangkut siswa, kurikulum, ataupun pengaduan orang tua terhadap suatu hal yang kurang
memuaskan. Hal ini akan memupuk keharmonisan yang sudah terbentuk dan akan
menjadikan suasana belajar aktif dan efektif, sehingga apabila siswa yang sedang belajar di
sekolah tersebut sudah lulus, maka dia akan mempromosikan sekolahnya kepada calon siswa
yang ingin melanjutkan studi dan sedang mencari sekolah yang cocok. Hal ini juga berlaku
apabila orang tua siswa juga merasa terpuaskan dalam layanan pendidikan di sekolah
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai