Anda di halaman 1dari 20

Surat dari Instruktur

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)!

Selamat! Anda telah bersedia menyediakan waktu untuk menjadi bagian dari Program
Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Bapak/Ibu adalah individu-individu terpilih yang
proaktif serta memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan dan mutu
pendidikan di Indonesia, dan untuk itulah program pendidikan ini dibentuk dan
dikembangkan.

Dalam Modul 3.1 ini, pembahasan akan fokus kepada keterampilan seorang pemimpin
dalam mengemban salah satu perannya, yaitu mengambil suatu keputusan, khususnya
pada kasus-kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau Etika. Selanjutnya
keputusan-keputusan yang diambil secara langsung atau tidak, menentukan arah dan
tujuan suatu institusi atau lembaga serta menunjukkan nilai-nilai atau integritas dari
institusi tersebut, yang pada akhirnya berpengaruh kepada mutu pendidikan yang
didapatkan murid-murid Anda sekalian.

Bila kita telusuri lebih dalam, modul ini selaras dan sesuai dengan prinsip-prinsip Standar
Nasional Pendidikan, khususnya pada standar pengelolaan. Seorang pemimpin
hendaknya memahami nilai-nilai kebajikan yang tertuang dalam visi dan misi sekolah,
berkepribadian serta berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan,
khususnya dalam mengambil suatu keputusan, hendaknya setiap keputusan yang
diambil tersebut selaras dengan nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi oleh suatu
institusi tersebut, yaitu bertanggung jawab dan berpihak pada murid.

Pada modul ini akan tersaji beberapa studi kasus yang akan dihadapi seorang pemimpin
sekolah, khususnya studi kasus di mana dua kepentingan sama-sama benar, sama-sama
memiliki nilai-nilai kebajikan. Kita akan dihadapkan pada suatu situasi dilematis, yang
akan kita kenal dengan dilema etika. Apakah itu dilema etika? Apakah perbedaannya
dengan bujukan moral, dan bagaimana mengenali di antara keduanya? Anda juga akan
diajak mengidentifikasi 4 (empat) paradigma serta mendalami prinsip-prinsip yang
melandasi cara berpikir Anda selama ini, yang mempengaruhi pengambilan keputusan
yang Anda ambil. Prinsip-prinsip apa yang selama ini Anda anut, dalam pengambilan
suatu keputusan? Sebelum atau sesudah pengambilan keputusan diambil perlukah kita
menganalisis kembali keputusan-keputusan kita, untuk apa? Bagaimana menguji
pengambilan keputusan kita sendiri, apakah keputusan tersebut sudah efektif atau tepat
sasaran?

Pada akhirnya, kami harapkan Anda akan menikmati proses perjalanan pembelajaran
Anda. Kami harapkan proses pembelajaran ini dapat mengantarkan Anda menjadi
seorang pemimpin yang lebih baik, berkualitas, dan mandiri. Semoga waktu yang telah
Anda sisihkan ini bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya, dan tentunya ilmu yang
Anda dapatkan pada program pendidikan guru penggerak ini kelak bermanfaat untuk
diri Anda sendiri, dan tentu untuk orang banyak, terutama di lingkungan
Anda. "Janganlah pernah ragu bahwa sekelompok kecil orang-orang yang berkomitmen
dan peduli pada sesama, dapat mengubah dunia. Bahkan, hal seperti itulah yang
terjadi” (Never doubt that a small group of thoughtful committed individuals can change
the world. In fact, it's the only thing that ever has.") - Margaret Mead.

Teruslah bertanya, teruslah belajar, dan teruslah bermanfaat!

Salam,

Pengembang Modul 3.1

Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S & Diah Samsiati Rajasa, M.Sc

Mulai dari Diri

1. Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses


pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan yang berada di
antara berbagai pemangku kepentingan.
2. Memberi tanggapan atau membagi pengalaman pengambilan keputusan
di sekolah asal, mengamati proses seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan, bagaimana proses dan hasilnya.

Eksplorasi Konsep

Sekolah Sebagai Institusi Moral

Sekolah adalah ‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter para
warganya. Seorang pemimpin di sebuah institusi atau sekolah akan menghadapi
situasi di mana pemimpin tersebut perlu mengambil suatu keputusan yang
mengandung dilema secara etika, dan berkonflik di antara nilai-nilai kebajikan
universal yang sama-sama benar.

CGP diharapkan dapat mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip etika yang


berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dalam lingkungan
pribadi maupun lingkungan profesi, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai yang
disepakati dan diyakini dalam proses pengambilan keputusan dilema etika.

Dilema Etika dan Bujukan Moral

1. Membedakan dilema etika (ethical dilemma) dengan bujukan moral (moral


temptation)
2. Mengidentifikasi dan memahami 4 paradigma dilema etika, membuat
inferensi/kesimpulan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.

Prinsip Pengambilan Keputusan

1. Memahami bahwa pada setiap orang tertanam prinsip-prinsip atau nilai-


nilai, tanpa disadari, yang akhirnya menentukan kecenderungan
seseorang dalam mengambil keputusan.
2. Mempertanyakan pemahamannya tentang ketiga prinsip pengambilan
keputusan.

Forum Diskusi Tertulis

Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam kasus dilema


etika yang telah disiapkan di LMS. Setiap CGP akan mendapatkan 1 kasus untuk
dianalisis, dan CGP lain menanggapinya melalui diskusi tertulis di LMS.

Ruang Kolaborasi

Secara berkelompok menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan


dalam suatu kasus dilema etika yang nyata. Kasus dapat berasal dari pengalaman
pribadi atau kasus yang terjadi di masyarakat.

Demonstrasi Kontekstual

CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan


keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai
paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-
masing dan membandingkan dengan pimpinan di sekolah/lingkungan lain.

Elaborasi Pemahaman

Menuliskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi pemahaman CGP tentang


konsep yang belum dipahami, hal-hal yang menarik atau tak terduga, dan
pertanyaan-pertanyaan lanjutan melalui tautan di LMS.

Koneksi Antarmateri

Membuat kesimpulan (sintesis) dari pengetahuan modul-modul sebelumnya dan


keterkaitan dengan modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Aksi Nyata

CGP menyampaikan dan membagikan pengetahuan dan praktik proses


pengambilan keputusan dilema etika, di media sosial, seperti youtube, atau dengan
pihak-pihak eksternal lain di lingkungannya.
3.1.a.2. Pendahuluan - Modul 3.1
To do: Go through the activity to the end

Protokol atau Kode Etik Pembelajaran/Pelatihan:

Selama mengikuti pembelajaran Modul 3.1, segala informasi studi kasus yang
disampaikan baik oleh pihak instruktur, fasilitator, atau calon guru penggerak (CGP)
akan merupakan informasi yang semata-mata dipergunakan untuk keperluan
pembelajaran/pelatihan ini; setiap anggota yang terlibat dalam pelatihan/
pembelajaran ini perlu menjunjung tinggi kerahasiaan individu atau lembaga yang
menjadi pembahasan studi kasus yang dipelajari/dianalisis.

Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai


Pemimpin.

by ALFIDAH ISBAROROH S.Pd - Saturday, 3 February 2024, 12:02 PM


Etika mengajarkan murid dapat memilih mana yang baik dan buruk. Melalui langkah-
langkah pembelajaran yang efektik maka peserta didik dapat meningkatkan budi pekerti
meraih kemuliaan sebagai manusia. Pendidikan adalah cara paling tepat untuk
membiasakan pribadi yang beretika luhur sampai benar-benar tertanam dalam jiwa dan
sanubari seorang anak. kemudian, Keputusan yang dibuat seorang guru sebagai seorang
pemimpin akan mempengaruhi terwujudnya lingkungan positif sehingga tercipta
budaya positif dengan demikian peserta didik akan merasakan suasana kondusif, aman
dan nyaman,

3.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.1


Durasi : 1 JP
Moda: Mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus: Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) dan


mengamati keterampilan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan berada
di antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru,
yayasan, dan pihak komunitas sekolah.

Pertanyaan Pemantik
Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi, Bapak Nadiem Makarim menyatakan bahwa:

Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting.
Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan
kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi
perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan,
tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?
(Nadiem Makarim, 2020)

1. Berilah komentar pada pekerjaan CGP lain di kolom komen pada LMS.
2. Setiap CGP minimal mengomentari pekerjaan 2 CGP lain.

Menurut pendapat saya, bahwa untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, pasti harus
kuat mental karena pasti banyak kritik, dan kritik pedas adalah hal untuk semakin memicu semangat
kita untuk melakukan perubaha, selalu refleksi setelah kita melakukan atau mengambil keputusan
agar kita bisa selalu instropeksi diri, evaluasi dan memperbaiki yang sudah kita lakukan. tujuan kita
supaya bermanfaat bagi banyak orang bukan untuk menjadi yang terbaik atau sukses semata dan
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid,

Pertanyaan Pemantik - Survei Pengetahuan


Awal
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran atau pimpinan sebuah institusi, tentu


Anda menghadapi pengambilan keputusan setiap harinya. Pernahkah dalam
pengambilan keputusan tersebut melibatkan berbagai pihak yang memiliki
kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu nilai kebajikan tertentu, dan
keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu
dengan yang lain?

Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-


pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Kemudian,
setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu, dan
menanyakan diri sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, atau ada
perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, serta timbul pikiran mengganjal dalam diri
Anda seperti, “Apakah ini sesuai peraturan?” atau “Bagaimana panutan saya akan
berlaku dalam kondisi seperti ini?”
Cobalah Anda renungkan dan amati, praktik penerapan pengambilan keputusan
dalam menghadapi suatu permasalahan dilematis selama ini seperti apa? Apa yang
Anda lakukan selama ini sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Pernahkah
Anda berhenti sejenak dan berpikir, apa yang selama ini Anda lakukan telah sesuai
prinsip atau nilai kebajikan yang Anda yakini, atau adakah suatu kecenderungan
yang biasa Anda lakukan pada saat mengambil suatu keputusan penting? Adakah
kepentingan suatu golongan yang Anda prioritaskan, kelompok yang mana,
mengapa?

Sebagai kepala sekolah yang saya lakukan adalah saya akan membahas hal tersebut dalam
rapat, mengajak bapak ibu guru untuk menganalisa atau menelaah kebutuhan pembelian
buku. Skala prioritas pembelian buku harus diperhatikan yakni sesuai dengan standart atau
kurikulum yang berlaku saat ini. Jika penerbit Y menawarkan buku yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah boleh saja kita meneruskan pemesanan dari penerbit Y tersebut, namun
jika tidak sesuai, maka kita tidak menutup kemungkinan untuk mengambil di penerbit lain,
jadi bukan karena pertimbangan komisi atau diskon semata. Jika Yayasan menanyakan
procedurnya , maka akan sya jawab jujur apa adanya, kerna memang selama ini komisi dari
pembelian buku tidak pernah masuk kantong pribadi saya sebagai kepala sekolah, namun
masuk ke dalam kas sekolah dan digunakan untuk kepentingan sekolah Bersama, missal
untuk beli seragam guru. Beli almari, dsb.

Di lingkungan saya, nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keterbukaan, komunikatif, dan musyawarah
sangat dijunjung tinggi, terutama di tempat saya mengajar saat ini. Setiap ada masalah atau pengambilan
Keputusan selalu dengan musyawarah mufakat, tidak ada saling intrik sesame teman, namun segala
sesuatu diselsaikan dengan duduk Bersama. Siapapun orang punya hak untuk menyampaikan pendapat/
ide, namun Keputusan yang akan diambil adalah berdasarkan hasil musyawarah.

Pernah. Ketika itu saya memimpin rapat kenaikan kelas, di mana semua wali kelas melaporkan
perkembangan anak didiknya masing-masing. Kemudian ada siswa yang tidak layak untuk naik kelas
dikarenakan beberapa faktor seperti, nilai akademik yang dibawa KKM dan tidak mau remidi, sering
tidak masuk sekolah, melanggar peraturan sekolah. Sudah diingatkan, ditegur, panggilan wali kelas,
panggilan BK, home visit, panggilan orang tua. Namun nyatanya anak tersebut tidak berubah, atas
dasar itu semua banyak guru yang mengusulkan anak tersebut untuk tinggal kelas, namun ada juga
beberapa guru terutama wali kelas yang meminta kesempatan untuk anak tersebut memperbaiki
diri. Setelah perdebatan alot, akhirnya keputusan rapat kenaikan kelas saat itu, atas berbagai macam
pertimbangan maka hasil musyawarah pada rapat tersebut adalah anak tersebut tetap dinaikkan
kelas namun naik kelas bersyarat.

Saya pernah mengalaminya, di mana saat itu saya mengambil keputusan untuk mengganti bendahara
yang lama dengan bendahara yang baru, di situlah terjadi pro dan kontra antara beberapa guru
dengan saya, namun dasar saya mengganti bendahara yang lama dengan bendahara yang baru
adalah karena bendahara yang lama tidak bisa bekerja sama dengan saya selaku kepala sekolah baru,
dan tidak transparan. Sehingga saya berkonsultasi kepada senior-senior saya dan orang yayasan lalu
kami merapatkannya dan mengganti dengan bandara yang baru yang lebih kooperatif dan jujur. Saya
sempat ragu apakah keputusan yang saya ambil itu tepat Karena posisinya bendahara ini memusuhi
saya , namun demi kebaikan sekolah maka saya tetap dengan keputusan yang saya ambil
berdasarkan rapat.

Bagaimana agar keputusan yang diambil dapat


mengakomodir semua pendapat yang ada, tidak memihak
orang/ kelompok tertentu, serta tidak mengecewakan?

Harapan yang saya inginkan dengan mempelajari modul 3. 1


(Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran)
adalah lebih memahami tentang proses pengambilan
keputusan terbaik sebagai pemimpin pembelajaran yang
berada di antara berbagai pemangku kepentingan yang
berdasarkan nila-nilai kebijakan dan etika.

Yang akan saya lakukan adalah saya konfirmasi dulu kepada guru yang bersangkutan apakah laporan
yang saya terima itu benar, memberi les privat kepada murid boleh-boleh saja asal atas kemauan
siswa itu sendiri yang ingin belajar diluar sekolah, dari pada mereka main hp saja, namun yang tidak
etis adalah ketika siswa yang les privat itu diberi bocoran soal, itu perlu dibicarakan / tidak
diperbolehkan. Guru boleh saja memberi les privat, itu hak dia untuk mencari tambahan penghasilan
diluar sekolah, asal dilakukan dengan profesional tidak membocorkan soal. Ada 2 nilai kebajikan
yang berbenturan yaitu kemanusiaan dimana guru melakukan kegiatan les untuk mendapatkan
tambahan dana guna membeli obat untuk istrinya yang sakit dan keadilan dimana apa yang dilakukan
oleh guru tersebut dengan memberi soal test itu tidak adil, dan merugikan murid yang lain.

Dalam pengambilan Keputusan, seorang pemimpin pembelajar harus berdasar pada 3 unsur yaitu
berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab
terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

1.situasi dilema etika karena kedua pilihan benar. Tindakan pak didi yang menegur reyhan Ketika
mencontek sudah tepat agar reyhan menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi, bu dian sebagai
kepala sekolah yang menerima laporan pak didi baiknya berdiskusi dan mempertimbangkan prestasi
reyhan selama ini,dan memberi toleransi kepada Reyhan agar tetap mendapatkan beasiswa di
universitas yang diimpikan, katena menyangkut masa depan, setiap anak punya kekurangan dan
kelebihan, tak luput dari salah dan khilaf. Maka tugas kita meluruskan bila salah.2. Situasi bujukan
moral, karena situasi ini seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah. Jika dana CSR
dialokasikan untuk membiayai pelatihan guru dalam bidang literasi digital maka kita gunakan sesuai
yang telah dialokasikan untuk pelatihan. Jika makan-makan tidak termasuk dalam pelatihan maka
baiknya kita menolaknya dan tidak perlu memalsukan kuitansi karena bertentangan dengan aturan.
Dilema Etika adalah tantangan berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu, ketika kita
menghadapi situasi dilema etika, ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan, seperti cinta
dan kasih saying, kebenaran ,keadilan, kebebasan ,persatuan, toleransi ,tanggung jawab, dan
penghargaan akan hidup. secara umum paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yaitu:

1. individu lawan kelompok ( individual v community)

2. Rasa keadilan lawan rasa ( juctice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan ( truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short vs long term)

*KASUS 1*1.Yang menghadapi dilema adalah Bu dini.2. Dua kebenaran yang ada, adalah benar jika
toko tersebut memilih pelatihan selama 3 bulan untuk mengembangkan bisnis kulinernya, tapi bener
juga jika dia meninggalkan pelatihannya selama 3 bulan meningkat mengingat guru dan siswanya
membutuhkan Bu dini untuk memotivasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di SMA
insan Gemilang.3. Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah paradigma individu lawan
kelompok.4. Bisa dikatakan paradigma lain yang muncul adalah rasa keadilan dan kasihan, karena Bu
dini memang berhak untuk mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan bisnisnya dan kasihan
jika dia harus meninggalkan sekolah dengan kondisi yang sedang turun kualitas pendidikannya.

Pak pandu. 2. Adalah benar jika tokoh tersebut mempersilahkan Danang untuk mengikuti studi
lapangan dengan biaya biaya secara dicicil karena Danang menggemari pelajaran biologi dan
antusias. Tapi benar juga jika dia mempertahankan prinsipnya untuk tidak mempersilahkan Danang
dengan dasar pemikiran terhadap murid lain yang belum bayar dan memutuskan tidak ikut. 3.
Paradigma keadilan lawan kasihan. 4. Lah iya bisa dikatakan paradigma rasa kebenaran dan
kesetiaan, pak pandu akan benar jika dia mempersilahkan Danang yang sudah bersusah payah
datang ke sekolah dengan orang tua yang beritikad baik mencicil biaya, namun pak pandu khawatir
dia dianggap tidak setia atau bertanggung jawab terhadap aturan yang telah disepakati bersama
murid-murid lain.

ALFIDAH noted on 2.3 Prinsip Pengambilan Keputusan


prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan,
yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Setiap keputusan yang kita ambil
didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada
murid.

https://youtu.be/8r_VEIrPFVc?feature=shared

Tiga prinsip dilema etika. Yaitu: 1. berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking). 2. berpikir
berbasis peraturan (rule based thinking). 3. berpikir berbasis rasa peduli. (care based thinking) Suatu
pengambilan keputusan walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai- nilai tertentu,
tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya.

Untuk mengambil Keputusan, ada 9 konsep yaitu 1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. 3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan
situasi ini. 4. Pengujian benar atau salah. 5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. 6. Melakukan
Prinsip Resolusi. 7. Investigasi Opsi Trilema. 8. Buat Keputusan. 9. Lihat lagi Keputusan dan
Refleksikan.

Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab,


diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management),
kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship
skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh
(mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Paradigma rasa keadilan dan rasa belas kasihan, nilai yang bertentangan nilai keadilan dan belas
kasihan.

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1


Analisa Kasus 1

1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? Paradigma rasa keadilan dan
rasa belas kasihan, Nilai yang bertentangan nilai keadilan dan belas kasihan.
2. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal). Ada pelanggaran hukum,
yaitu pengancaman dengan membawa senjata tajam ke sekolah dan membuat rasa takut anak .
maka dalam kasus ini adalah benar lawan salah (bujukan moral)
3. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi). Tidak
ada pelanggaran kode etik, tidak ada dilema etika.
4. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi). Uji
intuisi pada kasus ini yang salah adalah orang tua andreas melakukan pengancaman dan kekeraan
terhadap anak.
5. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi
viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman? Tidak nyaman karena masih menghargai
Andreas dan orang tuanya, apabila sampai viral dan hal ini juga dapat memperburuk citra sekolah.
6. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? Menurut
tokoh idola saya adalah dengan melakukan dialog dengan orang tua Andreas dengan
mengedepankan sosial emosional dengan meredam dulu emosi orangtua Andreas, kemudian diajak
berkomunikasi membahas tentang permasalahan tersebut terutama alasan kenapa harus membantu
bekerja sementara anaknya andreas masih di jam sekolah. Artinya wajib belajar.
7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan
masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? Mengajak orang tua Andreas untuk memahami hak-hak
anak di sekolah di rumah dan di lingkungannya, agar tidak semena-mena.
8. Apa keputusan yang Anda ambil? Keputusan yang diambil adalah dengan melakukan diskusi
coaching, bahwa dengan membawa senjata tajam dan mengancam anak merupakan bentuk
pelanggaran hukum, tugas anak adalah belajar kalaupun membantu setelah pulang sekolah, bukan di
jam sekolah.
9. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa? Prinsip yang saya lakukan adalah prinsip
Berpikir Berbasis Peraturan (RuleBased Thinking), prinsip berdasarkkan tugas atau peraturan agar
orang tua Andreas untuk mengikuti peraturan karena pada saat jam Pelajaran anak dilarang
meninggalkan kelas, meskipun dengan alasan membantu orang tua.
pada kasus ini dilema etika paradigma melawan rasa kasihan, kita memberi kesempatan
terlebih dahulu untuk mengembalikan uang yang sudah digunakan sebagai bentuk
tanggung jawabnya, namun tetap ada konsekuensi dari pearturan yang telah dilanggar.

3.1.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 3.1 - Kerja Kelompok

Durasi : 3 JP (135 menit)


Moda: Kerja Kelompok

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat berbagi, berkolaborasi dan menerapkan


keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Pada kegiatan Ruang Kolaborasi ini, Anda akan melakukan 2 sesi kegiatan, yaitu kerja
kelompok dan presentasi hasil melalui web meeting. Namun sebelum itu, bacalah
kutipan di bawah ini dan tafsirkan maksudnya:

“Sumber berharga yang dimiliki semua guru adalah kesalingtergantungan satu


dengan yang lain. Tanpa kolaborasi (kerja bersama), maka pertumbuhan diri kita
dibatasi oleh pandangan diri kita masing-masing”
(The most valuable resource that all teachers have is each other. Without
collaboration our growth is limited to our own perspectives)
Robert John Meehan

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Pada sesi ini, Anda akan melakukan kerja kelompok melalui web meeting. Dalam kerja
kelompok kali ini, Anda akan diminta untuk dapat kerja bersama (berkolaborasi), untuk
mencapai tujuan bersama yaitu menjadi pemimpin pembelajaran yang bijaksana,
cekatan dan mandiri pada sekolah/lingkungan masing-masing dalam keterampilan
pengambilan keputusan yang memiliki unsur dilema etika.

Silahkan cermati tugas berikut:

1. Setiap kelompok (yang terdiri dari 3 - 4 orang) ditugaskan mencari suatu studi
kasus yang berisi suatu unsur dilema etika. Sumber studi kasus pilihan bisa
didapatkan dari:
o Studi kasus nyata dari salah satu anggota kelompok yang disepakati
menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
o Studi kasus nyata (bukan studi kasus anggota kelompok) yang disepakati
menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
o Studi kasus nyata yang termuat di sebuah media yang disepakati menjadi
studi kasus kelompok untuk dianalisis.
2. Dari studi kasus pilihan tersebut, tugas setiap kelompok adalah menentukan:
o Paradigma apa yang digunakan dalam studi kasus pilihan?
o Prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang
diambil?
o Tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus pilihan, apakah
telah tepat, atau belum? Mengapa? Masihkah ada pertanyaan-pertanyaan
lanjutan dalam benak, apakah pilihan pengambilan keputusan ini telah
tepat?
3. Setiap anggota kelompok hendaknya membagi pengalaman dan gagasannya
dalam pengambilan keputusan terhadap studi kasus pilihan. Perhatikan Daftar
Tugas/Checklist yang disiapkan pada tautan berikut di bawah ini, agar lebih
mempermudah tugas kelompok dan memastikan unsur-unsur utama dari
penugasan kolaborasi:
o Daftar Tugas/Checklist Tugas Kolaborasi

o Tuangkan hasil kerja kelompok dalam format presentasi.

4. Selanjutnya perhatikan rubrik asesmen yang disediakan, untuk penilaian kualitas


isi dari studi kasus pilihan (pemilihan paradigma, prinsip dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan) serta bentuk kerja bersama (kolaborasi)
yang diperlihatkan pada saat forum diskusi.

ELABORASI KONSEP

1. Bagaimana cara membedakan kasus yang termasuk dilema etika dan bujukan
moral?
2. Apakah setiap kasus dilema etika mengandung salah satu dari 4 paradigma
pengambilan keputusan? Bagaimana jika kasus dilema etika yang kita alami tidak
bisa dimasukkan ke 4 paradigma pengambilan keputusan?
3. Apakah ke tiga prinsip tersebut bisa diterapkan sekaligus dalam sebuah kasus
dilema etika? ataukah kita memilih salah satu prinsip saja?
4. Apakah ke 9 langkah harus dilaksanakan secara urut? Bagaimana kalau ada
langkah yang terlewati, apakah hasil keputusannya bisa dipertanggungjawabkan?

5. Apakah pengambilan keputusan harus melalui semua tahap yang dipelajari di


modul 3.1 ? dan bagaimana bisa hafal dengan banyak sekali tahapan yang harus
dilewati supaya bisa mengambil keputusan yang sesuai sebagai pemimpin
pembelajaran?

KONEKSI ANTAR MATERI

ELABORASI KONSEP

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:


“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang
berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda
pelajari saat ini?
JAWAB:

Kaitan antara kutipan di atas dengan proses pembelajaran yang sedang saya
pelajari saat ini adalah tentang sebuah dilema etika. Keduanya memiliki tujuan
yang baik, akan tetapi ada yang terbaik dari yang terbaik. Guru sebaiknya
mengutamakan mengajarkan karakter atau budi pekerti murid agar dapat
menumbuhkan nilai-nilai kebajikan pada diri murid. Karena apabila karakter
positif pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik, maka pengetahuan yang
disampaikan akan lebih mudah diterima dan diserap oleh murid. ADAB dulu baru
ILMU.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu


pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Hendaknya ketika kita mengambil keputusan itu berpegang pada tiga unsur yaitu
berpihak murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung
jawab terhadap konsekuensi dari keputusan yang dibuat. Apabila berpegang
pada tiga unsur tersebut maka keputusan akan memberi dampak pada
lingkungan karena terbentuk budaya positif. Dengan tumbuhnya budaya positif
maka akan membentuk profil Pelajar Pancasila yang berkarakter dan berakhlak
mulia/ Berbudi pekerti yang baik.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada
proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran (guru) harus mengambil sebuah


keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak pada murid.

Sebagai seorang pemimpin Pembelajaran (Guru), kita


harus bisa mengambil Keputusan yang tepat, arif,
berpihak kepada murid harus bijaksana dalam bersikap
ketika ada masalah dan mengambil keputusan. Akan
menjadi baik jika seorang guru dalam membuat
keputusan dengan melihat situasi sekitar muridnya
tidak hanya berdasarkan kebijakan pribadi saja tetapi
tetap memperatikan dan mempertimbangkan nilai dan
sikap kemanusiaan sehingga keputusan yang diambil
tersebut dapat berpihak kepada murid.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses
pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

pendidikan merupakan suatu proses menuntun siswa dengan


penguatan karakter , norma-norma sehingga akan menjadi
generasi yang memiliki nilai moral, kebajikan dan kebenaran
untuk menjalankan kehidupannya. Di sini dituntut seni
seorang guru untuk membentuk karakter murid yang memiliki
kebajikan-kebajikan universal sehingga diharapkan lahirlah
murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran


(Koneksi Antarmateri):

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki


kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Paratap Triloka yang berkaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin dikenal
dengan :

Ing Ngarso Sung Tulodo maknanya adalah seorang guru menjadi teladan bagi
muridnya

Ing Madyo Mangun Karso memiliki makna bahwa seorang guru adalah
pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-
menerus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk berkarya.

Tut Wuri Handayani yang berarti bahwa guru berperan sebagai motor
penggerak untuk memotivasi serta mendorong muridnya berkembang sesuai
potensinya.

Kaitannya dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin (guru) harus


mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan
berpihak pada murid. Seorang pemimpin (guru) merupakan teladan bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Seorang guru adalah pendidik yang harus
selalu berada di tengah-tengah para muridnya untuk terus-menerus
membangun semangat dan ide-ide mereka agar mereka berkarya dan
seorang pemimpin (guru) harus bisa memotivasi murid agar dapat
mengembangkan minat, bakat dan potensi yang dimilikinya.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada


prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita


ambil dalam pengambilan keputusan oleh karena itu sudah seharusnya
seorang guru memiliki nilai-nilai positif berupa kebajikan universal seperti,
tanggung jawab, adil, jujur, peduli, lurus hati, berprinsip, integritas, rajin,
berkomitmen dll. Nilai-nilai tersebut akan sangat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan contohnya bertanggung jawab (mampu
mempertanggungjawabkan keputusan yang sudah diambil), adil (bersikap adil
dalam memutuskan sesuatu), peduli (memiliki rasa peduli serta memiliki rasa
empati bisa ikut merasakan apa yang orang lain rasakan) serta setiap
keputusan yang diambil bertujuan agar berpihak pada murid.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan


‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut
telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menggali


suatu masalah. Dengan langkah coaching kita dapat mengidentifikasi
masalah, menggali potensi pemecahan masalah. Melalui coaching
pengambilan keputasan lebih efektif karena menggali potensi, ide dan
gagasan yang bersumber dari coachee itu sendiri. Dengan proses coaching
maka akan terwujud pengambilan keputusan yang positif, adil serta berpihak
pada murid.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial


emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika?

Guru yang memiliki kemampuan sosial emosional yang baik seperti memiliki
kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, maka akan lebih mampu
mengambil keputusan yang efektif.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, seorang
pendidik harus mengedepankan nilai-nilai kebajikan universal seperti
kejujuran, tanggung jawab, integritas, peduli dll. Dengan berpedoman kepada
nilai-nilai tersebut, maka apapun keputusan yang diambil akan dapat
dipertanggung jawabkan serta mampu mengatasi masalah yang ada.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada


terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Tentu saja pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada


terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman karena
pengambilan keputusan yang tepat akan dapat mengatasi masalah secara
efektif sehingga tidak akan muncul masalah-masalah yang baru atau juga
karena yang terkait masalah dengan senang hati menerima penyelesaian
masalah sehingga apabila masalah terselesaikan dengan baik maka akan
tercipta lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan


pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah
kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan saat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus
dilema etika adalah ketika terjadi perbedaan pendapat dalam memutuskan
suatu keputusan. Untuk itu dibutuhkan sekali pimpinan yang bijak dalam
menyikapi perbedaan pendapat antara anggotanya yang dapat memengaruhi
keputusan yang diambil. Serta perlu adanya komunikasi positif dan
keterbukaan untuk memecahkan masalah dilema etika berdasarkan
paradigma etika seperti individu vs kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran
vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan


pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita
memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?

Ya tentu saja pengambilan keputusan yang kita ambil akan berpengaruh


terhadap pengajaran yang memerdekakan murid karena hal tersebut akan
menentukan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-
beda dengan mempertimbangkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar
murid. Guru dapat memutuskan untuk merancang strategi, model dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid seperti
pembelajaran berdiferensiasi.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan


dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan seorang pemimpin akan berdampak besar pada kehidupan atau


masa depan murid karena keputusan tersebut akan membekas dan menjadi
bekal murid untuk di kehidupannya. Apakah keputusan yang diambil tersebut
akan membuat murid semakin berkembang dan maju atau malah sebaliknya.
Sehingga seorang pemimpin pembelajaran harus mengambil keputusan
dengan tepat dan bijaksana serta hati-hati. Keputusan yang diambil haruslah
memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan
berpihak pada murid.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulannya adalah bahwa pengambilan keputusan harus berlandaskan


kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkait dengan Pratap Triloka (Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani). Selain
itu seorang pemimpin dalam mengambil keputusan juga harus berlandaskan
kepada nilai dan peran guru penggerak, mampu melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasi yang terintegrasi Kompetensi Sosial Emosional serta memiliki
kemampuan coaching yang baik.
Pengambilan keputusan diharapkan dapat menciptakan budaya positif dan
juga bisa menggunakan alur BAGJA yang akan menghantarkan pada
lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman (well being). Kesadaran
penuh (mindfulness) untuk pengambilan keputusan juga tak kalah penting
karena diharapkan dapat membentuk murid yang memiliki profil pelajar
Pancasila.

Dalam pengambilan keputusan sangat memungkinan akan muncul dilema


etika atau bujukan moral sehingga guru harus memahami 4 paradigma, 3
prinsip dan melaksanakan 9 langkah pengujian sebelum mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil harus bisa memenuhi tiga unsur
pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan
universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensinya

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di
luar dugaan?

Dilema etika terjadi jika sebuah kasus terdapat pertentangan antara benar
lawan benar. Sedangkan bujukan moral jika kasus terjadi pertentangan antara
yang benar lawan yang salah.

Dalam pengambilan keputusan maka harus memperhatikan 4 paradigma, 3


prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal-hal diluar
dugaan terjadi apabila sebuah kasus bujukan moral terdapat pelanggaran
hukum dan kode etik. Maka pengujian tidak perlu dilakukan lagi karena sudah
uji legal (hukum) yang menyatakan kasus tersebut adalah benar lawan salah.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan


pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema?
Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam


situasi moral dilema. Tetapi saya belum sepenuhnya mengacu pada apa yang
disampaikan pada modul ini. Bedanya yang saya pelajari dengan apa yang
dipelajari di modul ini adalah pada modul patokannya jelas seperti 4
paradigma dilema etika, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan sehingga apa yang dilakukan untuk pengambilan keputusan itu
terarah dan jelas. Sedangkan selama ini saya hanya mengandalkan keputusan
hasil akhir saja yang sekiranya tidak merugikan siapa pun.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa
yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampaknya adalah saya menjadi paham bahwa dalam mengambil keputusan
itu ternyata ada ilmunya. Saya menjadi paham bahwa pengambilan keputusan
harus memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak kepada murid
dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensinya. Apapun masalah
dilema etika maka keputusan yang saya ambil tidak boleh merugikan murid
dan bisa melalui 9 langkah uji pengambilan keputusan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya sangat penting bagi saya sebagai seorang individu dan juga
pemimpin untuk mempelajari topik modul ini. Hal ini karena modul ini
membuat saya mengerti mengenai bagaimana langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan serta unsur utama apa yang harus selalu menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, melalui modul ini
seperti diingatkan untuk selalu mengasah dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kebajikan universal agar keputusan yang dihasilkan bisa lebih adil, bijaksana
serta solutif dan efektif.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan


Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan


dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-
prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas
pada sebelumnya.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika?
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika
kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan
pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya
dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran
yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan
pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat
mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi
ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari
di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa
bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Anda mungkin juga menyukai