Anda di halaman 1dari 7

NUMERASI

https://www.jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/article/view/2845

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab rendahnya kemapuan numerasi
siswa di MIS NW Kebun Mulia dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi
rendahnya kemampuan intelegensi siswa, rendahnya minat belajar siswa, dan rendahnya
motivasi belajar siswa. Selain faktor internal, ada faktor eksternal yaitu faktor yang
berasal dari luar siswa yang meliputi kurangnya perhatian orang tua, pengaruh teman
bermain, kemampuan guru, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sehingga
upaya guru untuk mengatasi rendahnya kemampuan numerasi siswa adalah memberi
motivasi, menerapkan kegiatan numerasi, meningkatkan kemampuan guru, dan kolaborasi
atau kerjasama dengan orang tua.

 penanganan siswa bermasalah dan berkebutuhan khusus,

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/download/10424/5810

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab anak berkebutuhan khusus.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus karena
adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Anak dengan kebutuhan
khusus adalah anak yang membutuhkan layanan atau perlakuan khusus untuk mencapai
perkembangan yang optimal sebagai akibat dari kelainan atau keluarbiasaan yang
disandangnya. Pengertian ini menunjukan bahwa tanpa pelayanan atau perlakuan khusus
mereka tidak dapat mencapai perkembangan yang optimal, termasuk kebutuhan khusus
dalam layanan pendidika

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau


keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang
berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain yang sesuai dengannya. Adapun ciri lainnya adalah
kelainan fisik pada anak, anak mudah iri dengan saudaranya sendiri, anak melukai dirinya
sendiri, anak lebih suka menirukan segala sesuatu yang dilihatnya entah sesuatu itu baik
atau buruk, kesulitan belajar dan sangat mudah terpancing emosi tanpa alas an yang
jelas. Memiliki anak yang berkebutuhan khusus bukan hal yang mudah bagi orang tua
manapun. Perhatian orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang mereka. Sehingga
orang tua perlu belajar memahami dan mendampingi, agar mereka selalu percaya diri
dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Selalu berikan motivasi, masukkan kesekolah yang
tepat, memberikan keterampilan hidup

 membangun relasi dengan siswa,

https://journals.ukitoraja.ac.id/index.php/jkip/article/view/1374/1047
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapatdisimpulkan bahwa, faktor penyebab
kesulitanguru membangun hubungan interpersonal dengansiswa di antaranya faktor
komunikasi yang ku-rang efektif, empati, selera humor, penguatanpositif, keakraban,
sikap menerima, pendekatanyang kurang tepat. Kesulitan guru dalam memba-ngun
hubungan interpersonal dengan siswa dapatmenjadi faktor penghambat dalam proses
pem-belajaran serta proses pembentukan sikap padasiswa. Cara siswa dalam bersikap
sangat dipe-ngaruhi oleh bagaimana cara yang diupayakanguru dalam merangkul siswa
dan mempengaru-hi siswa dengan sikap positif yang dimiliki olehguru tersebut sehingga
tercipta suatu hubunganinterpersonal yang efektif antara guru dan siswa

 melakukan disiplin positif,

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/19987/11936

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan yaitu, (1)
faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas X, XI, dan XII di SMA
Bhakti Yasa Singaraja tahun ajaran 2016/2017 adalah,

(a) keadaan fisik dengan nilai varian sebesar 12,662%,

(b) faktor keadaan psikis dengan nilai varian sebesar 23,782%,

(c) faktor kebiasaan keluarga dengan nilai varian 16,540%,

(d) faktor penerapan tata tertib sekolah dengan nilai varian 38,498%,

(e) dan faktor kondisi lingkungan masyarakat dengan nilai varian 8,558%.

(2) Faktor yang paling dominan mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas X, XI, dan
XII di SMA Bhakti Yasa Singaraja tahun ajaran 2016/2017 adalah penerapan tata
tertib sekolah dengan nilai varimax rotation sebesar 38,498%, dan faktor keadaan
psikis dengan nilai varimax

 pemberian feedback,

https://media.neliti.com/media/publications/95699-none-3c837781.pdf

Memberi umpan balik yang efektif merupakan bagian kunci dari proses pembelajaran, namun tidak semua
umpan balik yang diberikan selalu efektif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pengaturan pemberian
umpan balik memiliki peran yang sangat penting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian umpan
balik segera atau langsung (immediate feedback) lebih efektif dibandingkan pemberian umpan balik tertunda
(delay feedback) pada pembelajaran praktikum Elektronika. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan temuan
Kulik dan Kulik (1988) yang melaporkan bahwa umpan balik langsung lebih efektif daripada umpan balik
tertunda. Secara teoretis pun, peningkatan kinerja sangat mungkin dicapai apabila mahasiswa diberikan
umpan balik langsung seusai praktik karena mahasiswa dapat segera memproses informasi umpan balik
untuk memperbaiki kinerja berikutnya. Oleh karena itu, Allin & Turnock (2007) menyarankan agar pemberian
umpan balik sedekatmungkin dengan peristiwa yang terjadi. Menunda memberi umpan balik dapat
menimbulkan tertumpuknya keluhan sehingga akhirnya sulit untuk mengatasinya. Sebaliknya, pemberian
umpan balik yang tertunda dapat memberikan informasi yang tidak sesuai dengan hasil kinerja praktik
sebelumnya, sehingga umpan balik cenderung berupa informasi yang menyimpang dari keadaan atau target
sasaran yang sebenarnya. Penyimpangan informasi ini perlu dihindari dengan member- kan umpan balik
berupa pengetahuan tentang hasil praktik kerja secara tepat. Umpan balik tersebut juga sangat menolong
jika itu diberikan secara teratur dibanding hanya pada akhir suatu pertemuan ketika mahasiswa hanya
mempunyai sedikit peluang untuk bereaksi terhadap umpan balik tersebut. Umpan balik hanya bermanfaat
jika diberi pada waktunya kepada seseorang untuk melakukan sesuatu agar mengenal permasalahan yang
dihadapi. Aspek yang paling penting dari proses penilaian di dalam mengangkat prestasi adalah ketetapan
umpan balik, seperti dikemukakan oleh Black & Wiliam (1998). Hal itu perlu difokuskan pada sesuatu yang
harus diubah/diperbaiki.Adanya umpan balik dapat memperkecil tingkat kesalahan mahasiswa selama
mengikuti praktik di laboratorium. Pada saat praktikum, umpan balik bermanfaat untuk membantu
mahasiswa meningkatkan kinerja, menaikkan moral, dan membantu mengembangkan timwork. Agar umpan
balik yang diberikan bermanfaat bagi mahasiswa, seorang dosen/instruktur harus melakukannya secara
terencana, kontruktif dan berkelanjutan. Dosen harus dapat menjelaskan tentang umpan balik apa yang
ingin diberikan. Mahasiswa perlu mengetahui apakah mereka telah melakukan atau mengerjakan tugastugas
praktik dengan benar. Mereka perlu mengetahui hal ini sehingga mereka tetap menjaga untuk
melakukannya dengan baik dan benar, dan juga karena umpan balik tersebut akan membuat mereka merasa
cukup baik (senang) terhadap diri mereka dan pekerjaan mereka. Umpan balik juga harus bersifat obyektif,
deskriptif dan disampaikan pada waktu yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam
benak mahasiswa. Umpan balik yang efektif, yaitu harus dapat memberikan bimbingan kepada setiap
mahasiswa tentang bagaimana melakukan perbaikan. Black dan Wiliam (1998) menegaskan
bahwasetiapmahasiswa harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan perbaikan. Dosen tidak
hanya memberikan umpan balik yang mencerminkan tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran mahasiswanya, tetapi juga harus dapat memberikan strategi tentang cara yang lebih efektif
untuk mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang diterimanya. Dampak
pengiring dari umpan balik yang diberikan dosen/instruktur, mahasiswa semakin teliti dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan. Mahasiswa semakin disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
dosen, baik secara lisan maupun tugas-tugas yang telah tercantum dalam jobsheet. Bagi dosen, penerapan
umpan balik selama kegiatan praktikum dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran selanjutnya. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa dosen/instruktur semakin
aktif dalam membimbing dan membantu mahasiswa ketika 113 Efektifitas Strategi Pemberian Umpan Balik
terhadap Kinerja Praktikum menghadapi kesulitan/masalah dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Berdasarkan penelitian ini, juga diketahui bahwa baik dosen maupun mahasiswa memberi respon yang
sangat positif terhadap penerapan strategiumpanbalik dalam kegiatan praktikum. Dosen pengampu mata
kuliah menyatakan bahwa pemberian umpan balik dapat membantu mahasiswa untuk fokus terhadap
pekerjaan/ tugas. Dosen tidak kehilangan informasi tentang perkembangan kemampuan individu maupun
kelompok mahasiswa setiap kali praktikum karena kegiatan mahasiswa direkam atau dinilai secara
komprehensip dan berkelanjutan. Sesuai dengan temuan dan pembahasan hasil penelitian ini, strategi
umpan balik yang tepat untuk diterapkan pada pemebelajaran praktikkum elektronika adalah jenis umpan
balik langsung (immediate feedback), yakni suatu umpan balik yang diberikan segera setelah kegiatan
praktikkum selesai. Namun demikian, dapat saja seorang dosen memberikan umpan balik tertunda ketika
tidak ada waktu untuk memberikan umpan ba

 metode pembelajaran,

https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-kendala-guru-
dalammenerapkan-model-pembe.pdf
si data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data, kendala yang dihadapi guru
dalam menerapkan model pembelajaran tematik diantaranya adalah dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP ) guru kurang memahami langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada pada
model pembelajaran. Sehingga guru kurang mampu dalam menstimulus siswa untuk menemukan sendiri
masalah yang ada pada materi pembelajaran, pengelolaan dan pengawasan kelas guru kurang mampu
mengarahkan siswa yang kurang pintar untuk terlibat aktif dengan bekerjasama dalam kelompok, terkendala
dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan dalam melakukan proyek, dan guru kurang menyiasati
waktu yang tersedia. Simpulan penelitian ini adalah pengelolaan dan pengawasan kelas yang tidak dapat
berjalan dengan maksimal dan ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga, proses penerapan
model pembelajaran tidak dapat berjalan dengan maksimal. Kata Kunci: Kurikulum 2013, Kendala Gu

 masalah motivasi,

https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-s1/article/viewFile/2896/2504

Berdasarkan hasil analisis data danpembahasan yang diuraikan pada bab IV,maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: 1. Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Sepeda
Motor SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro adalah

dari faktor ekstrinsik sebesar 51,88% yang meliputi unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
sebesar 19,01%; upaya guru dalam membelajarkan siswa sebesar 17,07% dan kondisi lingkungan siswa
sebesar 15,80%. Sedangkan dari faktor intrisik sebesar 48,12% yang meliputi kondisi siswa sebesar 18,04%;
kemampuan siswa sebesar 16,25% dan cita-cita siswa sebesar 13,83%. 2. Solusi penanganan bagi rendahnya
motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Faktor-
Faktor Penyebab. .. (Dwi Tri Santosa)21 adalah dengan melakukan upaya-upaya: 1) Meningkatkan kualitas
kinerja guru sehingga mampu memaksimalkan sarana dan prasaran yang ada untuk kegiatan pembelajaran;
2) Melatih kedisiplinan siswa menyiapkan kodisi siap belajar baik jasmani maupun rohani; 3) Menjelaskan
tujuan dari pembelajaran kepada siswa sampai siswa menyadari bahwa belajar merupakan kebutuhan dan
harus dipenuhi; 4) Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan pemahaman siswa
dalam memahami materi pelajaran; 5) Meningkatkan koordinasi dengan orang tua siswa untuk memantau
siswa di luar sekolah sehingga pengaruh hal-hal negatif di luar sekolah yang menyebabkan motivasi belajar
siswa rendah dapat dicegah; 6) Memberikan pandangan positif kepada siswa bahwa Teknik Sepeda Motor
akan memberikan manfaat bagi kehidupan siswa setelah belajar di Teknik Seped

1. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar Dan Pembelajaran  Guru mengajarkan siswa untuk dapat
menyelasaikan kesulitan belajar.  Guru mengajak orang tua siswa melengkapi fasilitas belajar siswa
di rumah.
2. 2 Kondisi Siswa  Melatih kedisplinan siswa.  Guru membantu memecahkan masalah yang dihadapi
siswa.
3. 3 Upaya Guru Dalam Membelajarkan Siswa  Menjelaskan tujuan pembelajaran.  Melakukan variasi
metode pembelajaran.
4. 4 Kemampuan Siswa  Guru menyesuaikan metode pembelajaran sesuai kemampuan siswa.  Guru
memberikan materi pelajaran untuk dipelajari di rumah.
5. 5 Kondisi Lingkungan Siswa  Memaksimalkan peran Wakil Kepala bagian Humas dan Guru BK. 
Berkoordinasi dengan wali murid.
6. 6 Cita-Cita Siswa  Memberikan pandangan keberhasilan dari pendidikan yang ditempuh di jurusan
teknik sepeda motor.  Mengikut sertakan siswa pada perlombaanperlombaan. Rendahnya motivasi
belajar siswa h
 materi HOTS,
 literasi numerasi,
 miskonsepsi,

https://journal.unuha.ac.id/index.php/utility/issue/current

miskonsepsi pada peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik materi
pembelajaran, pengetahuan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, minat dan motivasi
untuk belajar yang kurang dari dalam diri siswa, kemampuan dan metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru, dan pemakaian buku teks yang kurang maksimal. Faktor yang paling
dominan terjadinya miskonsepsi adalah faktor interistik yang ada pada diri siswa sendiri yakni
pengolahan pengetahuan yang sudah diterima dan menjadi suatu pengetahuan yang baru
dibentuk, sehingga konsep kesalahan menelaah diawal akan mendominasi kekeliruan terjadinya
miskonsepsi.

 pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran,

https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/view/29

Belum semua guru memanfaatkan TIK dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang diampunya walaupun
mereka telah memahami bahwa strategi pembelajaran yang demikian ini sangat menunjang atau membantu tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak adanya akses,
tidak adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK. Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan TIK adalah: dilakukan
sosialisasi yang terusmenerus tentang potensi, manfaat, dan pentingnya TIK di dalam kegiatan pembelajaran sehingga
ada dukungan kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi swasta tetapi juga dari kepala
sekolah, dilaksanakan pelatihan yang lebih intensif dengan waktu yang lebih longgar atau memadai sehingga
dimungkinkan bagi guru untuk mempraktekkan hasil pelatihan di dalam kelas, para guru merespons kemajuan TIK secara
positif dengan tindakan nyata melalui pemanfaatan TIK di dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas
profesionalnya, dan dilaksanakan pengadaan perangkat TIK di sekolah secara bertahap dan berkelajutan, baik melalui
pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.

 asesmen,

https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jel/article/download/2585/
pdf_90

Berdasarkan hasil analisis data, temuan peneliti ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, kendala
yang dialami oleh guru-guru di SD Kabupaten Pidie adalah banyaknya aspek yang harus dinilai dalam
penilaian Kurikulum 2013. Kedua, penilaian dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran, sehingga
membuat proses belajar mengajar menjadi kurang efektif. Ketiga, guru merasa terbebani karena harus
menjumlahkan setiap nilai yang diperoleh siswa secara keseluruhan lalu mendeskripsikan nilai yang didapat
tersebut per mata pelajaran. Simpulan penelitian ini adalah Penilaian Auntentik dilakukan secara terus
menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan meliputi seluruh aspek domain penilain. Penilaian
ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik yang memungkinkan
mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Untuk mengatasi
kendala tersebut diharapkan ruang lingkup pada penilaian dapat diperkecil. Dan guru-guru berharap
Pemerintah memberikan pelatihan yang lebih dalam lagi kepada guru-guru yang belum memahami
Kurikulum 2013.

 interaksi dengan orang tua siswa,

https://stai-binamadani.e-journal.id/Alfikrah

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan hamabatan-hambatan jalinan komunikasi kerjasama
guru dan orang tua dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Tulisan ini ditulis
dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan memberikan suatu gambarkan secara umum
mengenai jalinan kerjasama orang tua dan guru dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengintrepretasikan data yang berkaitan dengan penelitian. Untuk
menjangkau semua aspek penelitian, maka digunakan strategi studi kasus. Sumber primer dalam penelitian
ini adalah kepala sekolah, guru dan orang tua siswa. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunujukkan bahwa jalinan komuniksai
kerjasama antara guru dan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswsa dilakukan melalui
beberapa komunikasi, yakni komunikasi formal dan non formal, pengajian dan keterlibatan orang tua pada
pembelajaran anak di rumah. Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah berasal dari faktor internal dan
eksternal, berupa pandangan orangtua terhadap guru yang kurang baik, tuntutan hidup dan sikap orangtua
yang apatis. Sementara faktor pendorongnya adalah dengan memberikan pelayanan terbaik kepada
orangtua siswa, menyamakan persepsi antra nilai-nilai yang ditanamkan sekolah dengan nilai-nilai yang
diajarkan orangtua dengan melakukan komuniaksi awal.

 menggunakan model-model pembelajaran inovatif

https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/download/
121/pdf

Secara umum, guru-guru sudah berusaha menerapkan model-model pembelajaran inovatif sesuai tuntutan
Kurikulum 2013, namun masih mengalami kesulitan dalam penerapannya. Kesulitan tersebut antara lain
disebabkan oleh kurangnya contoh-contoh, bimbingan, dan pelatihan implementasi model pembelajaran
inovatif. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan terobosan dengan memanfaatkan
TIK yakni dengan menyediakan aplikasi pendampingan jarak jauh dalam pengembangan model pembelajaran
inovatif. Dalam penelitian dan pengembangan ini telah dihasilkan sebuah aplikasi layanan pendampingan
pembelajaran inovatif versi 01 yang dapat diakses pada alamat url: sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif. Pada
aplikasi tersebut telah tersedia bahan tutorial pengembangan pembelajaran inovatif, baik dalam bentuk teks
pdf, infografis, maupun video tutorial. Telah disediakan pula sejumlah contoh RPP inovatif, templete
pembuatan RPP inovatif, serta fasilitas unggah video hasil rekaman implementasi pembelajaran inovatif.
Dukungan pendampingan dilakukan melalui video conference, WA group, ataupun pendampingan langsung
oleh DRB. Aplikasi layanan pengembangan pembelajaran inovatif ini disediakan agar dapat dimanfaatkan,
baik oleh guru dalam mengimplementasikan model-model pembelajaran inovatif maupun pengembang
teknologi pembelajaran dalam melakukan riset dan pengembangan pembelajaran inovatif. Agar aplikasi ini
bermanfaat secara optimal disarankan agar pengembang teknologi pembelajaran berkolaborasi dalam
pemanfaatannya, terlebih lagi pada riset lanjutan yang lebih fokus pada masing-masing model

Anda mungkin juga menyukai