Anda di halaman 1dari 17

20

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Belajar

Secara psikologis pengertian belajar adalah suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.16

Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar,

sebagai berikut:17

1. Perubahan terjadi secara sadar.


2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6. Perubahan mancakup seluruh aspek tingkah laku.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keselurahan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 18

Hamalik menjelaskan bahwa Belajar adalah modifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or

strengthening of behavior through experiencing). Belajar merupakan suatu

proses,suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

16
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
CIipta, 1995), h.2
17
Slameto, ....,h.2
18
Slameto, ....,h.2

12
21

mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Prinsip-prinsip

belajar yang hanya memberikan petunjuk umum tentang belajar.

Berdasarkan Slameto dan Hamalik tentang pengertian belajar, dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

dari pengalaman yang bertujuan untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan dan

proses atau aktivitas individu dalam bentuk hubungan dengan lingkungan.

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku,

misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi

mengerti.

B. Gaya Belajar

1. Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu

dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima. Tipe

belajar atau gaya belajar siswa yang berdasarkan sejumlah penelitian

terbukti penting untuk diketahui guru. Beberapa pengertian gaya belajar

menurut para ahli yaitu: 19 Menurut Fleming dan Milis, gaya belajar

merupakan kecendrungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu

dalam belajarnya sebagai tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu

belajar yang sesuai dengan tuntunan belajar di sekolah maupun dari mata

pelajaran. Willing, mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar

yang disenangi oleh pembelajar. Kemudian menurut NASSP dalam

19
Sriwati dan Istarani, Kecerdasan dan Gaya belajar, cetakan ke-1 (Medan: Larispa
Indonesia), hal 85-86.
22

Ardhana dan Willis, gaya belajar atau learning style adalah suatu

karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotorik, sebagai indikator

bertindak yang relatif stabil untuk pembelajar mersa saling berhubungan

dan bereaksi tergadap lingkungan belajar. Selanjutnya menurut DePorter

dan Hernacki, gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur dan

mengolah informasi.

learning style

cara siswa beraksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang

diterimanya dalam proses belajar. Para peneliti menemukan adanya

berbagai gaya belajar pada siswa yang dapat digolongkan menurut

kategori-kategori tertentu, dengan kesimpulan, bahwa

(1) Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut dengan gaya
belajar.
(2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu.
(3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi
efektifitas belajar.20
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

belajar adalah cara yang cenderung yang dipilih siswa untuk beraksi

dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.

20
Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, cetakan ke-11
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 93.
23

2. Jenis Gaya Belajar

1) Gaya visual (belajar dengan cara melihat)

Tipe belajar visual menitikberatkan pada ketajaman

penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih

dahulu agar mereka paham. Orang-orang dengan tipe ini lebih

menyukai belajar ataupun menerima informasi dengan melihat atau

membaca.

Ciri-ciri gaya belajar visual adalah sebagai berikut:


a) Rapi dan teratur
b) Berbicara dengan cepat
c) Mampu membuat rencana dan mengatur jangka panjang dengan
baik
d) Teliti dan rinci
e) Mementingkan penampilan
f) Mengingat yang dilihat, daripada yang didengar
g) Tidak mudah terganggu oleh keributan
h) Memilki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
i) Lebih suka membaca daripada dibacakan
j) Dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu
bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang
tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan
k) Pembaca cepat dan tekun
l) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai
memilih kata-kata
m) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato
n) Lebih suka musik daripada seni
o) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan seringkaliminta bantuan orang untuk mengulanginya
p) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan

2) Gaya auditori (belajar dengan cara mendengar)

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan

belajarnya melalui telinga (alat pendengaran). Anak yang mempunyai


24

gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan

diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan.

Ciri-ciri gaya belajar auditori yaitu:


a) Suka bicara kepada diri sendiri
b) Mudah terganggu oleh keributan
c) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku ketika
membaca
d) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat
e) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
f) Pembicara fasih
g) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
h) Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan
panjang lebar
i) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
j) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visual
k) Berbicara dalam irama yang terpola
l) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan
warna suara
m) Lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca komik

3) Gaya kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui

bergerak, menyentuh, dan melakukan. Gaya belajar kinestetik

mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang

memberikan informasi tertentu agar ia basa mengingatnya.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu:


a) Berbicara perlahan
b) Menanggapi penampilan fisik
c) Tidak terlalu mudah terganggu dengan keributan
d) Belajar melalui memanipulasi dan praktek
e) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
f) Menggunakan jari sebagai petujuk ketika membaca
g) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
h) Menyukai buku-buku dan mencerminkan aksi dengan gerakan
tubuh saat membaca
i) Menyukai permainan yang menyibukkan
25

j) Tidak dapat mengungat geografi, kecuali jika mereka memang


berada di tempat itu
k) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
menggunkan kata-kata yang mengandung aksi
l) Banyak menggunakan bahasa tubuh
m) Tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
n) Pada umumnya tulisannya jelek
o) Ingin melakukan segala sesuatu21

C. Gender

Gender adalah konsep yang melihat peran laki-laki dan perempuan

dari segi sosial budaya dan psikologi. Gender dibedakan dari jenis kelamin,

yang melibatkan dimensi biologis dari laki-laki dan perempuan. Peran gender

(gender roles) adalah harapan menentukan sosial yang menentukan

bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya berpikir, bertindak dan

merasakan.22

Persoalan perbedaan gender dalam kecerdasan atau pencapaian

akademis diperdebatkan selama berabad-abad. Para peneliti telah

mengidentifikasi sejumlah perbedaan dalam bidang fisik, kognitif, pribadi

dan sosial, yaitu sebagai berikut:23

(1) Aktivitas fisik dan keterampilan motorik

Anak laki-laki secara temperamental cenderung lebih aktif

dibandingkan anak perempuan. Oleh karena itu, mereka lebih sulit duduk

tenang untuk waktu yang lama, kurang suka membaca dan lebih cenderung

pembuat ulah di kelas. Sebelum pubertas, anak lelaki dan perempuan

21
Tika rahayu, Pengaruh Kreativitas dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas x MAN Koto Baru Padang Panjang (skripsi)
22
Santrock.,Psikologi Pendidikan.(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.217
23
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 2008), h.176-181
26

tampaknya memiliki potensi pertumbuhan fisik dan psikomotor yang

sama, meskipun anak perempuan sedikit lebih tajam dalam keterampilan

motorik halus (misalnya menulis angka dan huruf). Meski demikian,

secara keseluruhan anak lelaki lebih mengembangkan keterampilan fisik

dan motorik mereka, melalui partisipasi dalam olahraga yang terorganisir.

(2) Kemampuan kognitif dan akademis

Secara rata-rata, anak lelaki dan perempuan memiliki potensi yang

sama dalam tes intelegensi umum, sebagian karena penyusuntes tersebut

menghilangkan hal yang menguntungkan suatu kelompok. Berdasarkan

pengamatan, perbedaan gender yang selalu muncul adalah kemampuan

visual-spasial, yaitu kemampuan untuk membayangkan dan memanipulasi

secara mental gambar dua atau tiga dimensi. Laki-laki memilki

kemampuan yang lebih baik dalam mengerjakan tugas-tugas visual-spasial

daripada perempuan. Sebaliknya, perempuan tampaknya lebih mampu

dalam beberapa keterampilan verbal.

(3) Motivasi dalam kegiatan akademis

Secara rata-rata anak perempuan lebih peduli untuk berprestasi

tinggi di sekolah. Mereka lebih aktif dalam kegiatan kelas, lebih rajin

dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Keinginan besar untuk

berprestasi secara akademis membuat anak-anak perempuan lebih

menyukai tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya dan sebagian

anak sulit untuk menerima kegagalan. Sedangkan, anak laki-laki lebih


27

bersedia mengambil tantangan dan risiko akademis dan lebih mungkin

menerima kegagalan secara lapang dada.

(4) Perasaan diri

Di masa remaja, persepsi diri anak laki-laki dan perempuan juga

cenderung sesuai dengan stereotip tentang bidang yang dikuasai dengan

baik oleh laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki cenderung menilai diri

lebih tinggi dalam matematika dan olahraga, sedangkan anak-anak

perempuan cenderung menilai diri lebih tinggi dalam membaca dan kajian

sosial.

(5) Perilaku dan hubungan antarpribadi

Anak lelaki cenderung aktif dalam kelompok yang relatif besar

yang melakukan permainan kasar, permainan kelompokyang terorganisir

dan kegiatan yang memiliki risiko fisik. Kalau anak lelaki cenderung

kompetitif, anak perempuan cenderung lebih mudah melebur dan bekerja

sama. Oleh karena itu, mereka cenderung membangun hubungan yang

lebih dekat dengan gurunya dan berprestasi tinggi bila aktivitas kelas lebih

melibatkan kerja sama daripada kompetisi.

(6) Perilaku di kelas

Anak lelaki lebih cenderung lebih banyak berbicara dan bertanya,

kadang tanpa menunggu ditunjuk. Mereka cenderung mendominasi

diskusi kelompok kecil dan sesi tugas. Anak perempuan adalah partisipan
28

kelas yang lebih pendiam. Mereka kurang terbuka dalam menawarkan ide

dengan sukarela dan bertanya, mungkin karena takut terlihat bodoh atau

khawatir bila tampak selalu cerdas akan mengurangi popularitasnya.

(7) Aspirasi karier

Secara historis, anak lelaki memiliki hasrat dalam karier yang lebih

ambisius daripada anak perempuan. Anak lelaki dan perempuan

mereka, sebagian karena mereka memilki kepercayaan diri yang lebih

besar akan kemampuan mereka untuk berhasil dalam karier semacam itu.

Dari berbagai penelitian mengenai perbedaan kemampuan,

diperoleh hasil bahwa anak perempuan lebih unggul daripada anak laki-

laki dalam kemampuan verbal, berpikir divergen verbal dan dalam

kecerdasaan umum, sedangkan anak laki-laki melebihi anak perempuan

dalam kemampuan kuantitatif dan visual spasial. Di samping itu anak

perempuan pada umumnya mencapai nilai lebih tinggi pada tes prestasi,

lebih rajin dan tekun, lebih sedikit mengulang kelas dan kurang

menimbulkan masalah.

Meskipun rata-rata anak perempuan melebihi skor yang dicapai

anak laki-laki dalam berbagai pengukuran kemampuan verbal, jumlah kosa

kata, pemahaman bahan tertulis yang sulit, dan kelancaran verbal. Siswa

laki-laki rata-rata cenderung lebih unggul daripada siswa perempuan.


29

D. Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran dapat

diketahui dengan menggunakan salah satu indikator hasil belajar yaitu tes,

hasil tes ini diolah, dianalisis dan dinilai oleh guru. Tujuan penilaian hasil

belajar adalah untuk mengetahui apakah materi yang diberikan guru dapat

dipahami siswa dan apakah model yang digunakan sudah tepat dan sesuai

dengan meteri yang diberikan.

Selanjutnya apabila dihubungkan dengan hasil belajar jika pada

dirinya telah terjadi perubahan tertentu melalui kegiatan belajar, selaian itu

hasil hasil belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa dalam

mengikuti pembelajaran ,hasil belajar biasanya dalam bentuk angka, huruf

ataupun kata-kata.

Menurut Suprijono dalam Thobroni, hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

ketermpilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:24

1. Informasi herbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.

2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya.

24
Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, cetakan ke-1 (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2015)
hal 20-21
30

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut.

Dalam hasil belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa itu sendiri, yaitu sebagai berikut:25

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan yang ada pada diri orang itu sendiri.

Faktor ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis merupakan faktor yang berkaitan dengan

keadaan jasmani. Dalam hal ini mencakup kesehatan dan cacat tubuh.

(a) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan jasmani seseorang

berpengaruh terhadap belajarnya. Bila seseorang selalu tidak sehat,

sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat

mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

25
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, cetakan ke-3 (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1995), hal 54.
31

(b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat

berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah

tangan dan lain-lain. Sehingga keadaan cacat tubuh juga

mempengaruhi belajar.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor yang berkaitan dengan

ruhaniah seseorang. Faktor ini mencakup beberapa hal, yaitu :

(a) Inteligensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

kecakapan untuk menghaadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya

terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang

mempunyai intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada

yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

(b) Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.


32

Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah

kebosanan sehingga ia tidak suka belajar.

(c) Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Karena bila

bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya.

(d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Jika pelajaran yang

dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya

lebih baik karena ia belajar dan selanjutnya ia lebih giat lagi dalam

belajar.

(e) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang

mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.

(f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Kematangan bukan berarti anak


33

dapat melaksakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu

diperlukan latihan-latihan.

(g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan memberikan respon atau

bereaksi. Kesediaan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan. Kesiapan ini perlu diperhatikan

dalam proses belajar, karena jka siswa sudah siap maka hasil

belajarnya akan lebih baik.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal dalam belajar dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu:

(1) Lingkungan : keluarga, sekolah, masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena

keberadaannya dalam masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari orang-

orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri, daan mempunyai

kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh kepada siswa. Siswa

tertarikuntuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang

disekitarnya, dan akhirnya belajar menjaditerganggu. Begitu juga

dengan kehidupan keluarga, cara orang tua mendidik, suasana rumah,

relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi dalam keluarga serta


34

kondisi keluarga yang tidak kondusif dan kurang harmonis akan

mempengaruhi belajar siswa.

(2) Instrumental: kurikulum, program, sarana dan fasilitas serta guru

Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan

bahan pelajaran itu.

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah akibat dari proses belajar

yang dilakukan oleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil

belajar yang dicapai siswa.

E. Penelitian Relevan

Penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan mengenai

perbedaan gaya belajar, yaitu :

1. Jurnal psikologi indonesia oleh Andia Kusuma Damayanti dan Niken Titi

enunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

signifikan antara gaya belajar ditinjau dari kepribadian dan jenis kelamin

pada mahasiswa.

2.

ian ini

mengindifikasikan bahwa perbedaan gaya belajar siswa mempengaruhi

hasil belajar matematikanya.


35

3.

dan Hubungan dengan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VII se- Kecamatan

Kedaton Kota Ba

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis gaya belajar siswa,

yaitu visual, auditorial dan kinestetik. Gaya belajar visual lebih dominan

dibandingkan dengan gaya belajar lainnya. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara gaya belajar

laki-laki dan gaya belajar perempuan. Pada uji korelasi

menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar

dengan hasil belajar pada siswa laki-laki dan perempuan.

Kesamaan dari ketiga penelitian yang relevan adalah sama-sama

menganalisis perbedaan gaya belajar. Sedangkan perbedaannya yaitu pada

subjek yang diteliti, dan juga tempat penelitian.

F. Kerangka konseptual

Kemampuan siswa dalam kegiatan belajar berhasil atau tidaknya dalam

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa. Siswa dalam menangkap materi dan pelajaran

tergantung dari gaya belajarnya siswa itu sendiri dan gaya belajar siswa juga

dipengaruhi oleh dua faktor eksternal dan faktor internal yang ada pada gaya

belajar siswa tersebut.

Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap

pelajaran berbeda tingkatnya. Siswa seringkali menempuh cara berbeda untuk

bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Gaya belajar
36

merupakan ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Skema

hubungan gaya belajar dengan hasil belajar dalam gambar berikut.

Setiap siswa belajar dengan cara yang


khas

Cara belajar yang khas


disebut

Gaya Belajar

setiap siswa memiliki


kecenderungan pada
salah gaya belajar

Visual
Auditorial Kinestetik

gaya belajar berpengaruh


terhadap hasil belajar

Hasil belajar
terdapat perbedaan hasil
belajar antara laki-laki
dan perempuan

Laki-laki Perempuan

Gambar 1. Pengaruh Gaya Belajar terhadap hasil belajar ditinjau dari gender

Anda mungkin juga menyukai