Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA MEMAHAMI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK PADA TINGKAT

SEKOLAH DASAR

Latifah Ajeng Saputri Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta e-


mail: latifah.ajeng2016@student.uny.ac.id

Abstrak: salah satu hal yang harus dipahami oleh seorang pendidik atau guru ialah
karakteristik setiap anak didiknya. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Sebagai seorang guru mengenal karakteristik belajar setiap anak didiknya merupakan bagian
penting, karena hal tersebut termasuk dalam kompetensi pedagogic yang harus dimiliki
seorang guru. Setiap individu memiliki caranya sendiri-sendiri untuk memperoleh
pengetahuan atau belajar. Cara belajar yang berbeda-beda tersebut disebut gaya belajar. Gaya
belajar seseorang banyak macamnya dan seorang guru harus memahaminya dengan baik agar
dalam menerapkan strategi maupun metode pembelajaran menjadi efektif. Adapun tiga gaya
belajar dan komunikasi yaitu visual atau belajar melalui melihat sesuatu, auditori yaitu
belajar melalui mendengar sesuatu, dan kinestetik yaitu belajar melalui aktivitas fisik dan
keterlibatan
Kata Kunci: gaya belajar, kompetensi pedagogic

Abstract: one of the things that must be understood by an educator or teacher is the
characteristics of each student. Each child has different characteristics. As a teacher know the
learning characteristics of each student is an important part, because it is included in the
pedagogic competence that must be owned by a teacher. Each individual has his or her own
way of acquiring knowledge or learning. Different ways of learning are called learning styles.
The learning style of a person is many kinds and a teacher must understand it well so that in
applying the strategy and learning method become effective. The three styles of learning and
communication are visual or learning through seeing things, auditory learning is through
hearing something, and kinestetik is learning through physical activity and involvement.
Keywords: learning style, pedagogic competence

PENDAHULUAN menurut E.R. Hilgard (1962), belajar


Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat adalah suatu perubahan kegiatan reaksi
didefinisikan sebagai suatu organisme terhadap lingkungan.
berubah perilakunya sebagai akibat Dari beberapa pengertian diatas, dapat
pengalaman. (Dr. Ahmad Susanto, M.Pd., disimpulkan bahwa belajar merupakan
2012) menurut beliau belajar dimaknai kegiatan yang dilakukan seseorang secara
sebagai suatu proses untuk memperoleh sadar untuk memperoleh suatu
motivasi dalam pengetahuan, pengetahuan, pemahaman, dan konsep,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku sehingga seseorang tersebut dapat berubah
yang didapatkan melalui sebuah perintah menjadi lebih baik. Djamarah (2004)
atau arahan. Menurut Burton dalam Usman menyatakan bahwa pada hakikatnya
dan Setiawati (1993:4), belajar dapat belajar adalah “perubahan” yang terjadi di
diartikan sebagai tingkah laku pada diri dalam diri seseorang setelah berakhirnya
individu berkat adanya interaksi antara melakukan aktivitas belajar. (Pengaruh
individu dengan individu lain dan individu Gaya Belajar Siswa (Visual, Kinestetik,
dengan lingkungannya. Sementara Dan Auditorial) Pada Mata Pelajaran
Mengelola Peralatan Kantor Terhadap pembelajaran akan terasa lebih mudah dan
Hasil Belajar, 2013). Belajar pada menyenangkan.
umumnya merupakan aktivitas individu “Dalam quantum teaching, tidak
untuk mencari dan memperoleh ada siswa yang yang bodoh dan tidak ada
pengetahuan, pengalaman maupun siswa yang nakal. Yang ada adalah siswa
informasi melalui bahan belajar ataupun yang belum berkembang karena cara
dari lingkungan. Untuk mendapatkan pembelajarannya yang belum cocok antara
pengetahuan, seseorang menggunakan cara guru dengan anak,” ujar Asep Mahfudin
belajar yang berbeda-beda. Cara belajar salah satu mentor acara Amitra Berbagi
yang digunakan oleh seseorang dalam Berkah di Bandung.
belajar disebut juga dengan gaya belajar.
(Leny Hartati)
Bagi peserta didik, belajar
merupakan sebuah kewajiban. Anak PEMBAHASAN
dituntut untuk selalu belajar agar mereka 1. Pengertian Gaya Belajar
dapat mendewasakan diri. Salah satu Pada umumnya belajar merupakan
caranya yaitu dengan pendidikan. Menurut aktivitas manusia dalam memperoleh
Sugihartono, dkk, 2013, Pendidikan pengetahuan melalui lingkungan maupun
merupakan suatu usaha yang dilakukan bahan ajar. Setiap individu memiliki
secara sadar dan sengaja untuk mengubah caranya sendiri-sendiri untuk memperoleh
tingkah laku manusia baik secara individu pengetahuan. Cara belajar yang berbeda-
maupun kelompok untuk mendewasakan beda tersebut disebut gaya belajar.
manusia melalui upaya pengajaran dan Menurut Keef (1988) menyatakan bahwa
pelatihan. Disini peran pendidik juga gaya belajar berhubungan dengan cara
sangatlah berpengaruh dalam proses anak belajar, serta cara belajar yang
pendewasaan seseorang. Oleh karena itu disukai. Siswa pada umumnya akan sulit
jalannya pendidikan haruslah berjalan memproses informasi dalam satu cara yang
dengan efektif. dirasa tidak nyaman bagi mereka. Siswa
Di dalam dunia pendidikan, anak memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar
merupakan subjek dan objek kegiatan dengan cara yang berbeda, serta
pengajaran. Di dalam kegiatan belajar memproses informasi dengan cara yang
mengajar, anak adalah subjek dan objek berbeda (Sugihartono, dkk, 2013).
kegiatan pengajaran. Inti proses Deporter (1999) dalam bukunya yang
pengajaran tidak lain adalah kegiatan berjudul Quantum Learning mengatakan
belajar anak didik dalam mencapai satu bahwa gaya belajar adalah “kombinasi dari
tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran bagaimana seseorang dapat menyerap dan
tentu saja akan dapat tercapai jika anak kemudian mengatur serta mengolah
didik berusaha secara aktif untuk informasi atau bahan pelajaran.
mencapainya. Kemampuan menyerap dan mengatur
Saat pendidik atau guru melakukan informasi bagi setiap orang berbeda-beda
pembaruan dan perubahan pada gaya dan sangat mempengaruhi gaya belajarnya.
mengajar di kelas secara langsung akan (Leny Hartati dalam Pengaruh Gaya
mengimbangi gaya belajar satuan atau Belajar Dan Sikap Siswa Pada Pelajaran
sekelompok peserta didik. Dengan Matematika Terhadap Hasil Belajar
mengimbangi gaya belajar satuan atau Matematika).
sekelompok peserta didik, akan Menurut Bunda Lucy dalam buku
mempermudah peserta didik tersebut untuk “Mendidik sesuai dengan Minat dan Bakat
menyerap materi perkuliahan yang Anak” (2010), gaya belajar adalah cara
diberikan oleh pendidik atau guru. Karena yang lebih kita sukai dalam melakukan
saat memahami gaya belajar seseorang, kegiatan berpikir, memproses, dan
mengerti suatu informasi. Sementara berbeda (Relsas Yogica, Fatma
menurut Bobby DePorter dalam buku Rahmadhani).
“Quantum Teaching” (2002) terdapat dua 1. Visual. Belajar melalui melihat
benang merah yang disepakati tentang sesuatu. Kita suka melihat gambar
gaya belajar ini. Pertama adalah cara atau diagram. Kita suka
seseorang menyerap informasi dengan pertunjukkan, peragaan atau
mudah atau sering disebut sebagai menyaksikan video.
modalitas. Kedua adalah cara orang 2. Auditori. Belajar melalui mendengar
mengolah dan mengatur informasi sesuatu. Kita suka mendengarkan
tersebut. Modalitas dalam belajar dibagi kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi,
dalam tiga kelompok, yaitu; belajar dengan debat dan instruksi (perintah) verbal.
melihat (Visual Learning), belajar dengan 3. Kinestetik. Belajar melalui aktivitas
mendengarkan (Auditory Learning), dan fisik dan keterlibatan langsung. Kita
belajar dengan melakukan (Kinestethetic suka ”menangani”, bergerak,
Learning). (Mansur HR dalam Mengenal menyentuh dan
Gaya Belajar Peserta Didik). merasakan/mengalami sendiri.
Gaya belajar bukanlah sesuatu
yang statis. Gaya belajar dapat berubah Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan
tergantung pada aktifitas belajar atau karakteristik gaya belajar menurut
perubahan pengalaman. Namun, ketika DePorter & Hernacki, adalah sebagai
gaya belajar berubah, hal itu akan berikut :
cenderung menetap untuk sementara waktu a. Gaya Belajar Visual (Visual learners)
sehingga menjadi kebiasaan. (Hilliard, Individu yang memiliki kemampuan
1998). Jadi sebagian orang mungkin belajar visual yang baik ditandai
memiliki gaya belajar tertentu yang dengan ciri-ciri perilaku sebagai
dominan digunakan dalam berbagai berikut:
situasi, sehingga kurang menggunakan a. rapi dan teratur,
gaya belajar yang lain. Namun sebagian b. berbicara dengan cepat,
orang yang lain mengkin menggunakan c. mampu membuat rencana dan
gaya berbeda untuk situasi yang berbeda. mengatur jangka panjang dengan
(Sugihartono, dkk, 2013) baik,
Menurut James dan Blank (1993), d. teliti dan rinci,
gaya belajar didefinisikan sebagai e. mementingkan penampilan,
kebiasaan belajar dimana seseorang f. lebih mudah mengingat apa yang
merasa paling efisien dan efektif dalam dilihat daripada apa yang didengar,
menerima, memproses, menyimpan dan g. mengingat sesuatu berdasarkan
mengeluarkan sesuatu yang dipelajari. asosiasi visual,
McLoughlin (1999) menyimpulkan bahwa h. memiliki kemampuan
istilah gaya belajar merujuk pada mengeja huruf dengan sangat
kebiasaan dalam memperoleh baik,
pengetahuan. Honey dan Mumford (1992) i. biasanya tidak mudah terganggu
mendefinisikan gaya belajar sebagai sikap oleh keributan atau suara berisik
dan tingkah laku yang menunjukkan cara ketika sedang belajar,
belajar seseorang yang paling disukai. j. sulit menerima instruksi verbal
(Relsas Yogica, Fatma Rahmadhani). (oleh karena itu seringkali ia
minta instruksi secara tertulis),
Macam-macam Gaya Belajar k. merupakan pembaca yang
Michael Grinder, telah mengidentifikasi cepat dan tekun,
tiga gaya belajar dan komunikasi yang l. lebih suka membaca
daripada dibacakan,
m. dalam memberikan respon
terhadap segala sesuatu, ia selalu
bersikap
waspada, membutuhkan penjelasan k. belajar dengan mendengarkan
menyeluruh tentang tujuan dan dan mengingat apa yang
berbagai hal lain yang berkaitan, didiskusikan daripada apa yang
n. jika sedang berbicara di telpon ia dilihat,
suka membuat coretan coretan l. senang berbicara, berdiskusi dan
tanpa arti selama berbicara, menjelaskan sesuatu secara
o. lupa menyampaikan pesan verbal panjang lebar,
kepada orang lain, m. mengalami kesulitan jika harus
p. sering menjawab pertanyaan dihadapkan pada tugas-tugas yang
dengan jawaban singkat "ya" atau berhubungan dengan visualisasi,
"tidak”, n. lebih pandai mengeja atau
q. lebih suka mendemonstrasikan mengucapkan kata-kata
sesuatu daripada dengan keras daripada
berpidato/berceramah, menuliskannya,
r. lebih tertarik pada bidang seni o. lebih suka humor atau gurauan
(lukis, pahat, gambar) daripada lisan daripada membaca buku
musik, humor/komik.
s. sering kali menegtahui apa yang c. Gaya Belajar Kinestetik
harus dikatakan, tetapi tidak pandai (Tactual Learners)
menuliskan dalam kata-kata, Individu yang memiliki kemampuan
t. kadang-kadang kehilangan belajar kinestetik yang baik ditandai
konsentrasi ketika mereka ingin dengan ciri-ciri perilaku sebagai
memperhatikan. berikut:
b. Gaya Belajar Auditorial (Auditory a. berbicara dengan perlahan,
Learners) b. menanggapi perhatian fisik,
Individu yang memiliki kemampuan c. menyentuh orang lain untuk
belajar auditorial yang baik ditandai mendapatkan perhatian mereka,
dengan ciri-ciri perilaku sebagai d. berdiri dekat ketika sedang
berikut: berbicara dengan orang
a. sering berbicara sendiri ketika lain,
sedang bekerja (belajar), e. banyak gerak fisik,
b. mudah terganggu oleh keributan f. memiliki perkembangan awal
atau suara berisik, otot-otot yang besar,
c. menggerakan bibir dan g. belajar melalui praktek langsung
mengucapkan tulisan di buku atau manipulasi,
ketika membaca, h. menghafalkan sesuatu dengan cara
d. lebih senang mendengarkan berjalan atau melihat langsung,
(dibacakan) daripada membaca, i. menggunakan jari untuk
e. jika membaca maka lebih senang menunjuk kata yang dibaca ketika
membaca dengan suara keras, sedang membaca,
f. dapat mengulangi atau menirukan j. banyak menggunakan bahasa tubuh
nada, irama dan warna suara, (non verbal),
g. mengalami kesulitan untuk k. tidak dapat duduk diam di suatu
menuliskan sesuatu, tetapi sangat tempat untuk waktu yang lama,
pandai dalam bercerita, l. sulit membaca peta kecuali ia
h. berbicara dalam irama yang terpola memang pernah ke tempat tersebut,
dengan baik, m. menggunakan kata-kata
i. berbicara dengan sangat fasih, yang mengandung aksi,
j. lebih menyukai seni musik n. pada umumnya tulisannya jelek,
dibandingkan seni yang lainnya,
o. menyukai kegiatan atau permainan
yang menyibukkan (secara fisik),
p. ingin melakukan segala sesuatu.
tergelitik bagaimana lagu itu dibuat,
Gaya Belajar menurut Depdiknas siapa yang membuat, dimana, dan
(Retno Susilowati, 2013) pada saat seperti apa lagu itu muncul.
a. Bermain dengan kata. Informasi yang mengiringi lagu itu,
Gaya ini bisa kita mulai dengan bisa saja tak sebatas cerita tentang
mengajak seorang teman yang senang musik, tapi juga manusia, teknologi,
bermain dengan bahasa, seperti dan situasi sosial politik pada kurun
bercerita dan membaca serta menulis. waktu tertentu.
Gaya belajar ini sangat menyenangkan e. Bermain dengan bergerak.
karena bisa membantu kita mengingat Gerak manusia, menyentuh sambil
nama, tempat, tanggal, dan hal-hal berbicara dan menggunakan tubuh
lainnya dengan cara mendengar untuk mengekspresikan gagasan
kemudian menyebutkannya. adalah salah satu cara belajar yang
b. Bermain dengan pertanyaan. menyenangkan. Mereka yang
Bagi sebagian orang, belajar makin biasanya mudah memahami atau
efektif dan bermanfaat bila itu menyerap informasi dengan cara ini
dilakukan dengan cara bermian adalah kalangan penari, olahragawan.
dengan pertanyaan. Misalnya, kita Jadi jika Anda termasuk kelompok
memancing keinginan tahuan dengan yang aktif, tak salah mencoba belajar
berbagai pertanyaan. Setiap kali sambil tetap melakukan beragam
muncuil jawaban, kejar dengan aktivitas menyenangkan seperti
pertanyaan, hingga didapatkan hasil menari atau berolahraga.
yang paling akhirnya atau kesimpulan. f. Bermain dengan bersosialisasi.
c. Bermain dengan gambar. Bergabung dan membaur dengan
Anda sementar orang yang lebih suka orang lain adalah cara terbaik
belajar dengan membuat gambar, mendapat informasi dan belajar secara
merancang, melihat gambar, slide, cepat. Dengan berkumpul, kita bisa
video atau film. Orang yang memiliki menyerap berbagai informasi terbaru
kegemaran ini, biasa memiliki secaracepatdanmudah
kepekaan tertentu dalam menangkap memahaminya. Dan biasanya,
gambar atau warna, peka dalam informasi yang didapat dengan cara
membuat perubahan, merangkai dan ini, akan lebih lama terekam dalam
membaca kartu. Jika Anda termasuk ingatan.
kelompok ini, tak salah bila Anda g. Bermain dengan Kesendirian.
mencoba mengikutinya. Ada sebagian orang yang gemar
d. Bermain dengan musik. melakukan segala sesuatunya,
Detak irama, nyanyian, dan mungkin termasuk belajar dengan menyepi.
memainkan salah satu instrumen Untuk mereka yang seperti ini,
musik, atau selalu mendengarkan biasanya suka tempat yang tenang dan
musik. Ada banyak orang yang suka ruang yang terjaga privasinya. Jika
mengingat beragam informasi dengan Anda termasuk yang seperti ini, maka
cara menginat notasi atau melodi memiliki kamar pribadi akan sangat
musik. Ini yang disebut sebagai ritme membantu Anda bisa belajar secara
hidup. Mereka berusaha mendapatkan mandiri.
informasi terbaru mengenai beragam
hal dengan cara mengingat musik atau
notasinya yang kemudian bisa Cara mengetahui gaya belajar peserta
membuatnya mencari informasi yang didik
berkaitan dengan itu. Misalnya sebagai seorang guru mengenal
mendegarkan musik jazz, lalu karakteristik belajar setiap anak didiknya
merupakan bagian penting, karena hal situasi dan pengalaman untuk
tersebut termasuk dalam kompetensi membantu siswa dalam
pedagogic yang harus dimiliki seorang perkembangan mereka secara
guru. Maka dari itu untuk mengajar di optimal. Ini merupakan model yang
kelas, seorang guru harus terlebih dahulu berpusat pada siswa, di mana
mengetahui karakter masing-masing anak keseluruhan mata pelajaran
didiknya, khususnya gaya belajar. Dengan kemudian tidak begitu penting dan
demikian guru akan lebih efektif dan tidak menjadi tujuan, tetapi mata
efisien dalam memilih strategi ataupun pelajaran tersebut disesuaikan
metode pembelajaran yang akan dengan kebutuhan dan minat siswa
diterapkan. Guru sendiri memiliki tujuan untuk berkembang menjadi pribadi
mengajar yang berbeda-beda. Menurut yang mandiri, kreatif dan inovatif.
Celdic (1995) guru-guru mendefinisikan
tujuan mengajar secara berbeda-beda. Ia Menurut Wijaya Kusumah (Mansur HR),
mengelompokkan definisi-definisi itu ke untuk mengenal atau mengetahui gaya
dalam empat kategori, (Prof.Suyanto, belajar peserta didik ada beberapa cara
PH.D. dan Drs. Asep Jihad, M.Pd) yaitu : yang bisa kita lakukan yakni;
a. Transfering. Dalam model ini, Pertama, Menggunakan observasi
mengajar dilihat sebagai proses secara mendetail terhadap setiap peserta
pemindahan pengetahuan dari didik melalui penggunaan berbagai metode
seseorang (guru) kepada orang lain belajar mengajar di kelas. Untuk mengenal
(siswa). Siswa dipandang sebagai peserta didik yang mempunyai gaya
wadah yang kosong dan jika belajar auditori, gunakanlah metode
pengetahuan tidak berhasil ceramah secara umum. Selanjutnya
ditransfer kepada siswa, maka perhatikan dan catatlah peserta didik yang
kesalahan cenderung ditimpakan ke betah mendengarkan dengan tekun hingga
siswa. akhir. Dari sini kita bisa
b. Shaping. Dalam model ini, mengklasifikasikan secara sederhana tipe-
pembelajaran merupakan proses tipe peserta didik dengan gaya auditori
pembentukan karakter siswa pada yang lebih menonjol. Sedangkan untuk
bentuk – bentuk ideal yang mengenal peserta didik yang mempunyai
ditentukan. Disini, siswa diajarkan gaya belajar visual dapat digunakanlah
keterampilan dan cara bertingkah metode lain, misalnya dengan memutar
laku yang dianggap bermanfaat film, menunjukkan gambar atau poster,
bagi mereka. Minat dan motif dan juga menunjukkan peta ataupun
siswa hanya dianggap penting diagram. Dengan proses belajar mengajar
sepanjang membantu proses seperti ini, kita bisa melihat para peserta
pembentukan karakter tersebut. didik yang mempunyai kecenderungan
c. Travelling. Dalam model ini, belajar secara visual yaitu yang lebih
pengajaran dilihat sebagai tertarik dan antusias mengikuti pelajaran
pembimbing siswa melalui mata dengan metode tersebut.
pelajaran. Mata pelajaran Demikian pula untuk mengenal
dipandang dan disajikan sebagai peserta didik yang mempunyai gaya
sesuatu yang menantang dan harus belajar kinestetik gunakanlah metode
dihadapi siswa dan kadang – pembelajaran simulasi atau praktek. Para
kadang sulit dieksplorasi. peserta didik yang mempunyai gaya
d. Growing. Model ini memfokuskan belajar kinestetik tentu saja akan sangat
pengajaran pada pengembangan antusias dengan model belajar mengajar
kecerdasan, fisik, dan emosi siswa. semacam ini. Begitu seterusnya kita
Tugas guru adalah menyediakan melihat bagaimana reaksi peserta didik
terhadap setiap model pembelajaran guru untuk segera mengenal gaya belajar
sehingga lambat laun kita akan lebih peserta didik. Namun jika sulit untuk
mudah mengenal dan mengetahui menggunakan jasa konsultan atau
kecenderungan gaya belajar mereka. psikolog, maka dapat pula kita
Kedua, Dengan memberikan menggunakan instrumen tes sederhana
tugas kepada peserta didik untuk yaitu berupa daftar pertanyaan terkait
melakukan pekerjaan yang membutuhkan dengan ciri-ciri gaya belajar Visual,
proses penyatuan bagian-bagian yang Auditorial dan kinestik yang harus dijawab
terpisah, misalnya menyatukan model (diberi tanda checklist) oleh peserta didik
rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. untuk membantu mereka mengidentifikasi
Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan gaya belajarnya.
dalam menyatukan model rumah ini, (1)
adalah melakukan praktek langsung PENUTUP
dengan mencoba menyatukan bagian- Gaya belajar seseorang banyak macamnya
bagian rumah ini setelah melihat dan seorang guru harus memahaminya
potongan-potongan yang ada; (2) adalah dengan baik agar dalam menerapkan
dengan melihat gambar desain rumah strategi maupun metode pembelajaran
secara keseluruhan, baru mulai menjadi efektif. gaya belajar berhubungan
menyatukan; dan (3) adalah membaca dengan cara anak belajar, serta cara belajar
petunjuk tertulis langkah-langkah yang yang disukai. Siswa pada umumnya akan
diperlukan untuk membangun rumah sulit memproses informasi dalam satu cara
tersebut dari awal hingga akhir. yang dirasa tidak nyaman bagi mereka.
Pembelajar visual akan cenderung Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri,
memulai dengan melihat gambar rumah belajar dengan cara yang berbeda, serta
secara utuh. Ia lebih cepat menyerap memproses informasi dengan cara yang
melalui gambar-gambar tersebut sebelum berbeda. Michael Grinder, telah
menyatukan bagian-bagian rumah secara mengidentifikasi tiga gaya belajar dan
keseluruhan. Adapun pembelajar auditory komunikasi yang berbeda (Relsas Yogica,
cenderung membaca petunjuk tertulis Fatma Rahmadhani).
mengenai langkah-langkah yang 1. Visual. Belajar melalui melihat
diperlukan untuk membangun rumah, dan sesuatu. Kita suka melihat gambar
tidak terlalu mempedulikan gambar yang atau diagram. Kita suka
ada. Sedangkan pembelajar kinestetik akan pertunjukkan, peragaan atau
langsung mempraktekkan dengan menyaksikan video.
mencoba-coba menyatukan satu bagian 2. Auditori. Belajar melalui mendengar
dengan bagian yang lain tanpa terlebih sesuatu. Kita suka mendengarkan
dahulu melihat gambar ataupun membaca kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi,
petunjuk tulisan. Dari pengamatan debat dan instruksi (perintah) verbal.
terhadap cara kerja peserta didik dalam 3. Kinestetik. Belajar melalui aktivitas
menyelesaikan tugas ini, kita akan lebih fisik dan keterlibatan langsung. Kita
memahami gaya belajar peserta didik suka ”menangani”, bergerak,
secara lebih mendetail. menyentuh dan
Ketiga, Melakukan survey atau tes merasakan/mengalami sendiri.
gaya belajar. Tes gaya belajar ini Sebagai seorang guru mengenal
biasanya menggunakan jasa konsultan atau karakteristik belajar setiap anak
psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar didiknya merupakan bagian penting,
ini menggunakan metodologi yang sudah karena hal tersebut termasuk dalam
cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya kompetensi pedagogic yang harus
belajar semacam ini mempunyai akurasi dimiliki seorang guru.
yang tinggi sehingga memudahkan bagi
DAFTAR PUSTAKA
Sugihartono, dkk. 2013. Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press
Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi
Guru Profesional. Jakarta: Esensi,
devisi penerbit Erlangga.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar &
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Siswoyo, Dwi, dkk. 2013. Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press
Djamarah, Syaiful.B, Strategi Belajar
Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta,
2006.
Leny Hartati. Pengaruh Gaya Belajar Dan
Sikap Siswa Pada Pelajaran
Matematika Terhadap Hasil
Belajar Matematika.
Mansur HR. Mengenal Gaya Belajar
Peserta Didik.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.
php?option=com_content&view=a
rticle&id=259:gaya-
belajar&catid=42:widyaiswara&It
emid=203
Deporter, Quantum Learning
Membiasakan Belajar Nyaman Dan
Menyenangkan, Penerbit Kaifa,
Bandung, 2000.
Retno Susilowati. 2013. Pemahaman Gaya
Belajar Pada Anak Usia Dini
Christiana Demaja W. Sahertian.
Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar
dan Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar.
Relsas Yogica, Fatma Rahmadhani. 2016.
Gaya Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi Tahun Pertama
Di Jurusan Biologi Fmipa Unp
Mustadi, A. (2010). Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa melalui Metode Task Based
Teaching (TBT) pada Mata Kuliah Bahasa Inggris di PGSD, FIP, UNY. Jurnal
Majalah Ilmiah PGSD, 1(1). Diakses melalui:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-ali-mustadi-mpd/4-artikel-tbt-
terbit-majalah-ilmiah-elementary-1-juli-20100_1.pdf.

Anda mungkin juga menyukai