Preventif 3 jenis:
1. Primer mencegah terjadi penyakit
2. Sekunder mencegah hilangnya visus
3. Tertier memperbaiki visus pada
orang buta. Mis: katarak
Pencegahan primer pencegahan penyakit
agar tidak terjadi.
Misal:
Defisiensi vitamin A:
Gangguan nutrisi yang menyebabkan kebutaan.
Vit A memegang peranan pada jaringan
ektoderm saluran nafas, saluran cerna, saluran
kemih, konjungtiva, kornea dan retina. Kelainan
dimata dapat terjadi xerosis konjungtiva dan
keratomalasia. Biasa didapatkan pada anak
dibawah 3 tahun.
Trachoma:
Disebabkan oleh Chlamidia trachomatis
melalui kontak langsung dengan mata,
hidung dan tenggorokan dengan air dan
sanitasi yang kurang bersih. Dapat
mnyebabkan kelainan kornea, muilai dari
konjungtivitis yang rekuren, keratitis
sampai terjadinya ulkus kornea.
Kelainan Refraksi:
Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (Myop,
Hipermetrop dan Presbyop) akan
mempengaruhi penglihatan dan penyebabkan
penurunan penglihatan, akibatnya dapat terjadi
kehilangan kesempatan pendidikan dan
kehilangan pekerjaan. Pelayanan ini lebih
difokuskan pada anak-anak dan dewasa (usia
produktif(sampai 50 tahun).
nonton TV pada jarak minimal 5X diagonal TV. Jarak
baca 30 cm pada tempat yang cukup terang.
Glaukoma:
Kerusakan saraf optik, kehilangan lapanag pandang
dan peningkatan TIO. Kebutaan terjadi secara berlahan
Diatas umur 40 tahun, kontrol tekanan bola mata secara
teratur
.
Retinopati diabetik:
Merupakan komplikasi diabetes melitus
yang mengenai retina. Perlunya dilakukan
skrining untuk deteksi diabetes. Pada saat
penglihatan telah hilang karena retinopati
diabetik maka akan sulit untuk
memperbaiki penglihatan . Perawatan
retinopati diabetik mahal dan butuh
penanganan khusus.
Pencegahan Sekunder: mencegah hilangnya
tajam penglihatan dari penyakit yang sedang
diderita, misalnya:
defisiensi vitamin A: bila ada gejala-gejala buta
senja, segera beri vitamin A 2X setahun dan
perbaiki gizi
katarak: operasi bila visus menurun
Glaukoma: penyelamatan penglihatan dengan
operasi atau terapi secara teratur
Retinopati diabetik: menyelamatkan
penglihatan dengan terapi laser pada retina
Pencegahan tertier: diperbaiki visusnya orang
yang telah buta, misalnya:
Katarak: operasi
Sikatriks kornea: keratoplasty
Penderita Low Vision: pakai alat bantu
penglihatan, misalnya kaca pembesar
Kebutaan: keadaan penglihatan seseorang yang
hanya dapat menghitung jari pada jarak kurang
dari 3 meter, sehingga mengalami hambatan
dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Penyebab kebutaan:
- 52% oleh katarak: 52% X 3 jt = 1.560.000
- 9,5% oleh kelainan refraksi:
9,5% X 3.000.000 = 285. 000
- 13,4% akibat glaukoma: 13,4%X3 jt = 402.000
- 8,5% akibat kelainan retina:
8,5% X 3.000.000 = 255.000
- 6,4% oleh kelainan kornea: 6,4%X3 jt= 192.000
- 10,2% oleh penyakit lain: 10,2%X3.000.000 = 306.000
Buta katarak pada usia produktif terjadi pada + 14-
16% dari semua buta katarak = 249.000
Bila rata-rata penghasilan Rp. 80.000/bulan maka
kerugian ekonomi akibat buta katarak diusia
produktif sebesar
250.000 X 12 X Rp. 80.000,- = Rp. 240.000.000
Ini belum termasuk kerugian akibat buta katarak
usia lanjut yang jadi beban keluarganya.
Penderita baru katarak 0,1%
0,1% X 200.000.000 = 200.000
Bila semua terjadi pada usia lanjut akan
menimbulkan kerugian baik pada keluarga
maupun pada pendapatan daerah karena
berkurangnya produktifitas
Hasil survey Indera Penglihatan:
1982 1,2% blind rate
1993-1996 1,5% (52% disebabkan oleh
katarak)
8 propinsi
Kenapa meninggi: 1,2% 1,5% disebabkan
Oleh:
1. UHH: usia harapan hidup bertambah 60 tahun
66 tahun
2. Sekarang penyakit degenerasi mendominasi
penyakit infeksi
3. Kurangnya pelayanan kesehatan mata.
Dalam masyarakat timbul problem:
Lens 0,78
Glaucoma / N II 0,20
Refractive Error 0,14
Retina 0,13
Cornea 0,10
Others 0,15
Total blindness 1,5
Blind Rate: 1,5%
Penduduk 200.000.000