*e-mail: godelfriduslamanepa@unwira.ac.id
Abstract
This study aims to improve the ability to ask questions and problem solving skills of learners in the
learning of physics through Problem Based Learning. This research is a classroom action research
with two cycles in learning using problem based learning. Data collection techniques used to
determine the ability to ask is by observation while for problem-solving skills using the test. Subjects
in this study were students of Senior High School X class at St. Seminary Rafael Oepoi Kupang
Academic Year 2017/2018. The results showed that: (1) there was an increase in the ability to ask
learners in the second cycle; (2) there is an increase of mean value of problem solving ability of
learners gradually that is from 68 at initial test, 72 at cycle I and 77 in cycle II.
PENDAHULUAN
1. Pentingnya Kemampuan Bertanya Kenyataan yang demikian juga
Dalam Belajar dihadapi di tempat penelitian SMA
Setiap kita pasti memiliki rasa ingin Seminari St. Rafael Oepoi Kupang, bahwa
tahu. Rasa ingin tahu seseorang timbul belum sepenuhnya terbentuk budaya
karena emosi yang berkaitan dengan ingin bertanya kepada guru ketika belajar di kelas.
tahu tentang apa saja yang ingin Penyebab rendahnya minat bertanya
diketahuinya. Namun, kenyataannya tersebut bisa berasal dari faktor internal dan
berbeda bahwa ingin tahu menjadi eksternal. Faktor internal biasanya berasal
persolaan (problem) ketika seseorang dari dalam diri peserta didik seperti
berstatus sebagai pembelajar ketika perasaan takut, gugup, malu, tidak percaya
berhadapan dengan gurunya. Banyak diri, dan ego, sedangkan faktor eksternalnya
peserta didik diantaranya mengalami berasal dari lingkungan tempat tinggal, guru,
kesulitan dalam menyampaikan pertanyaan rekan-rekannya, serta budaya. Tidak
pada guru atau berpendapat dalam dipungkiri bahwa stigma jika bertanya akan
menanggapi suatu materi. dianggap bodoh, mencari perhatian,
99
Godelfridus Hadung Lamanepa Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1
100
Peningkatan Kemampuan Bertanya
meningkatkan kualitas dialog. Semua peserta didik atau guru dalam proses
kelebihan tersebut sangat penting dalam pembelajaran.
pembelajaran sains. Kemampuan bertanya dan
Parera (1983: 10) menjelaskan bahwa, memecahkan masalah adalah dua
taksonomi bertanya dalam pembelajaran kemampuan yang saling berkaitan dan
dapat dikategorikan/diklasifikasi yakni dibutuhkan dalam belajar fisika. Suatu
mengingat, menterjemahkan, interpretasi, pembelajaran fisika dikatakan bermakna
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. apabila akhir pembelajaran tersebut
Parera, juga menggunakan taksonomi dilakukan pemecahan masalah melaui
Bloom tentang tujuan pendidikan tahapan-tahapan ilmiah. Fisika adalah
mengembangkan taksonomi pertanyaan bagian dari IPA dapat dimanfaatkan untuk
menjadi pertanyaan ingatan, translasi, mengatasi permasalahan yang dihadapi
interpretasi, aplikasi, analisis, sintesis dan dalam kehidupan baik secara kualitatif
evaluasi. maupun kuantitatif. Pembelajaran tanpa
Sementara menurut Gulo (Royani, & adanya proses bertanya atau timbal balik
Bukhari Muslim, 2014: 24) bertanya tentu berdampak pada tidak adanya proses
sebagai alat untuk mengembangkan pemecahan masalah pembelajaran.
kemampuan dapat dibagi dalam dua Pembelajaran tersebut akan bermakna jika
kelompok yaitu: 1) Bertanya dasar, adanya proses pemecahan masalah,
bertanya untuk mengembangkan (Strohfeldt & Grant, 2010).
kemampuan berfikir dasar dihubunkan 2. Pentingnya Memiliki Kemampuan
dengan taksonomi Bloom, kemampuan Pemecahan Masalah
dasar ini terdiri atas pengetahuan Kompetensi pemecahan masalah
(knowledge), pemahaman (comprehension) dalam pembelajaran fisika khususnya
dan aplikasi. 2) Bertanya lanjut, bertanya merupakan tujuan utama dalam program
untuk mengembangkan kemampuan pendidikan di banyak negara. Penguasaan
berfikir kreatif inovatif. Kemampuan ini peningkatan kompetensi pemecahan
meliputi analisis, sintesis dan evaluasi. masalah akan memberikan dasar untuk
Dengan kategori taksonomi bertanya pembelajaran, partisipasi yang efektif
tersebut kita dapat dengan mudah dalam masyarakat dan untuk melakukan
menggolongkan kategori atau kriteria kegiatan pengembangan karir pribadi
pertanyaan yang dapat diajukan oleh peserta didik di masa mendatang. Peserta
101
Godelfridus Hadung Lamanepa Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1
didik harus mampu menerapkan apa yang masalah fisika. PISA, (2012: 12)
telah mereka pelajari dengan situasi baru. mendefinisikan:
Keterampilan pemecahan masalah “Problem solving competency is an
(Holyoak, 1995) merupakan manifestasi individual’s capacity to engage in
paling penting dari pemikiran manusia. cognitive processing to understand and
Sasaran dari pemecahan masalah itu sendiri resolve problem situations where a
adalah menemukan solusi (finding a method of solution is not immediately
solution). Solusi yang dimaksud adalah obvious. It includes the willingness to
serangkaian hal yang menjadi tujuan akhir engage with such situations in order to
seperti yang diharapkan. Pemecahan achieve one’s potential as a constructive
masalah (Temel & Morgil, 2012: 59) dilihat and reflective citizen”.
sebagai proses dimana seseorang mampu Kemampuan pemecahan masalah
mengatasi suatu tantangan kemudian (Shute & Wang, 2015) melibatkan dua
menemukan apa yang menjadi target aspek. Kedua aspek tersebut yakni rule
pencapaian. Dalam proses tersebut terdapat identification dan rule application. Rule
tahapan-tahapan yang sistematis dalam (aturan) yang dimaksud menunjuk pada
rangkaian pemecahan masalah. prinsip memahami prosedur, perilaku, atau
Hardin (2002: 23) menjelaskan bahwa aksi dalam konteks problem solving.
kemampuan pemecahan masalah dilihat Dijelaskan pula bahwa Rule identification
sebagai konsep pengetahuan deklaratif dan merupakan kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan prosedural. Pemecahan pengetahuan pada penyelesaian masalah di
masalah sebagai pengetahuan deklaratif lingkungan sementara rule application
berkaitan dengan pengetahuan tentang adalah kemampuan untuk mengontrol
fakta, konsep, teori, objek dan masalah lingkungan sesuai dengan penerapan
sedangkan pemecahan masalah sebagai pengetahuan yang dimiliki.
pengetahuan prosedural dipandang sebagai Karakteristik pemecahan masalah
pengetahuan tentang bagaimana bertindak (Shute & Wang, 2015) yakni: 1) pemecahan
atau melakukan sesuatu yang meliputi masalah adalah suatu proses kognitif; 2)
keterampilan matorik, kognitif dan strategi pemecahan masalah merupakan
kognitif. Fakta-fakta atau konsep tersebut tujuan/sasaran yang dituju; 3) kompleksitas
berkaitan dengan konsep serta masalah- dan kerumitan masalah tergantung pada
pengetahuan dan keterampilan yang
102
Peningkatan Kemampuan Bertanya
103
Godelfridus Hadung Lamanepa Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1
proses berkaitan dengan kemampuan sama peserta didik secara efektif, dan
peserta didik mengorganisasikan konsep- memotivasi peserta didik secara intrinsik.
konsep fisika dan keterampilan ke dalam Lebih lanjut dijelaskan bahwa keuntungan
proses belajar untuk mencapai tujuan yang dalam PBL yakni peserta didik merasa
belajar. lebih menyenangkan dalam belajar karena
Ciri utama dari proses pemecahan sumber belajar mengacu pada masalah di
masalah yakni berkaitan dengan masalah lingkungan, peserta didik dapat mandiri dan
dalam fisika, peserta didik terlibat aktif, berinovasi, peserta didik merasa lebih
serta ada hasil yang diperoleh yang tertantang, dan dapat mengembangkan
menggambarkan kemampuannya sesuai keterampilan tingkat tinggi. Keuntungan
tujuan pembelajaran. Tujuan pemecahan lain dari pembelajaran dengan model PBL
masalah dilakukan supaya peserta didik (Mcphee, 2002: 71) antara lain
memahami proses pemecahan masalah, meningkatkan motivasi belajar peserta
mengontrol, mengatur belajar secara didik, meningkatkan respon peserta didik,
mandiri. Pemecahan masalah membantu peserta didik mendalami dan
menggambarkan kemampuan/keterampilan memahami materi secara baik.
yang dimiliki peserta didik.
PBL memberikan keuntungan bagi METODE PENELITIAN
peserta didik dalam mengembangkan Jenis penelitian yang digunakan
pengetahuan dan keterampilan yang untuk meningkatkan kemampuan bertanya
dimiliki. Keterampilan-keterampilan yang dan pemecahan masalah fisika adalah
dikembangkan peserta didik dalam PBL penelitian tindakan kelas dengan
(Newman, 2005: 13) antara lain: kesadaran, menggunakan model Kemmis & Mc
pemecahan masalah, perencanaan, Taggart yang terdiri dari empat tindakan,
kreativitas, mendefenisikan masalah nyata, yaitu (1) perencanaan atau planning, (2)
keterampilan belajar, Self-directed learning, tindakan atau action, & pengamatan atau
manajemen waktu, kolaborasi serta observing, dan (3) refleksi atau reflecting
pengambilan keputusan. PBL (Beringer, (Suharsimi Arikunto, 2010: 131-132).
2007) dapat mengkonstruksikan Teknik pengumpulan data berupa tes dan
pengetahuan peserta didik secara ekstensif observasi dengan instrumen yang
dan fleksibel, mengembangkan kemampuan digunakan berupa soal tes kemampuan
pemecahan masalah, meningkatkan kerja pemecahan masalah yang terdiri dari
104
Peningkatan Kemampuan Bertanya
delapan indikator kemampuan pemecahan jumlah perolehan skor dari setiap indikator.
masalah serta lembar observasi kemampuan Setelah mendapat data skor keterampilan
bertanya. Teknik analisis berupa analisis bertanya peserta didik, dapat di ukur
deskriptif yang digunakan untuk berdasarkan skala likert dengan
mendeskripsikan kemampuan bertanya dan menggunakan kriteria interprestasi skor.
pemecahan masalah pada peserta didik Setelah diperoleh persentasinya,
kelas X SMA Seminari St. Rafael Oepoi kemampuan bertanya diinterpretasikan
Kupang Tahun 2017. menggunakan kriteria interpretasi berikut:
Penilaian Kemampuan bertanya
peserta didik dianalisis dengan menghitung
105
Godelfridus Hadung Lamanepa Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1
106
Peningkatan Kemampuan Bertanya
E KB CB CB CB CB CB
F KB CB CB CB B B
Keterangan:
SB; Sangat Baik CB; Cukup baik TB; Tidak Baik
B; Baik KB; Kurang Baik
107
Godelfridus Hadung Lamanepa Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1
110