Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN UPAYA

PEMECAHANNYA

Oleh:
Elisabet Atika Anam
Rebeka Nganur
Afrancis Yulta Lafrul
Fidolin Hepifan Taris
Teonarto Dirano

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah “Strategi
Pembelajaran’’dengan judul “ Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Upaya
Pemecahannya’’.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirn ya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakteristik………………………………………………
2.2 Kelebihan dan kekurangan……………………………………………
2.3 Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi………………………………
2.4 Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran………………………….
2.5 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajarannya…………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat
cara, teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa
dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau
sikap. Strategi pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan
guru dalam penyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi
pembelajaran. Karena strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu
cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Diharapkan penyampaian materi pelajaran tersebut, dapat diserap dan
dipahami oleh siswa, karena hal ini berdampak terhadap tujuan yang
hendak dicapai proses pembelajaran. Tujuan proses pembelajaran tersebut
adalah tercapainya hasil belajar yang diinginkan atau di atas standar
minimum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan karakteristik dari strategi pembelajaran
berbasis masalah?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran berbasis
masalah
3. Bagaimana dasar pertimbangan pemilihan strategi?
4. Bagaimana langkah pelaksanaan strategi pembelajaran?
5. Apa upaya pemecahan kasus pembelajaran?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami strategi pembelajaran berbasis
masalah dan upaya pemcehanny
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam strategi
pembelajaran berbasis masalah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Karakter


1. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut aktivitas mental
siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi
dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan
untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. strategi pembelajaran berdasarkan
masalah adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa,
dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Strategi pembelajaran
berbasis masalah merupakan strategi bercirikan penggunaan
masalah dalam kehidupannyata yang diharapkahn ketika
diterapkan dalam pembelajaran sosiologi materi dampak perubahan
sosial mampu menghantarkan siswa dalam meningkatkan
kemampuannya dalam berpikir kritis (Retno Kuning Dewi
Pusparatri, 2012). Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian, dan
percaya diri (Fachrurazi,2011). Pembelajran berbasis masalah
dalam bahasa inggrisnya dapat di istilahkan problem-based
learning adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada pelajar dengan masalah praktis
berbentuk opended melalui stimulus dalam belajar (I Wayan
Santyasa, 24 Agustus 2008).
Sedangkan menurut Sanjaya(2006:214) bahwa strategi
pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkayan
aktivitas pembelajaran yang menekankan pada prosespenyelesaian
masalah yang dihadapi secara nyata.Hal ini disebabkan pada
kenyataan pada setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada
masalah.SPBM inilah diharapkan dapat memberikan latiahan dan
kemampuan setiap individu untuk dapat menyelasaikan masalah
yang dihadapinya. Maka SPBM  merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem
pembelajaran.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar;
b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang
ada di dunia nyata yang tidak tertstruktur;
c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple
perspective);
d) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam
belajar;
e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;
f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan
proses yang esensial dalam pembelajaran berbasis masalah;
g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;
h) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan;
i) Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah
meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar;
dan

j) Pelajaran Berbasis Masalah melibatkan evaluasi dan review


pengalaman siswa dan proses belajar.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
a) Pemecahan maslah (problem solving) merupakan teknik
yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b) Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang
kemampuan siswa sera memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c) Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa.
d) Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu
siswa bagaimana menstransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e) Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat
mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap
hasil maupun proses belajarnya.
f) Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa
memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
(matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada
dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekadar belajar dari
guru atau dari buku-buku saja.
g) Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih
menyenangkan dan disukai siswa.
h) Pemecahan masalah (problem solving) dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i) Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengamplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j) Pemecahan masalah (problem solving) dapat
mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah
berakhir.
k) Siswa merasa puas dan senang, siswa lebih mudah
memahami materi, mengembangkan keterampilan untuk
belajar seumur hidup.
2. Kekurangan
a) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.
b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem
solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajar.
2.3 Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan
kemampuan baru. Ketika berfikir informasi dan kemampuan apa yang
harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga semestinya berpikir
strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat terwujud secara
efektif dan efisien. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran itu cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan. Oleh karenanya dalam pemilihan strategi pembelajaran
terdapat prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemilihan strategi
pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang
utama. Segala aktivitas guru dan siswa,mestilah harus diupayakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karenanya
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus
digunakan guru. Hal ini sering dilupakan guru. Guru yang senang
berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi
penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan
dapat dicapai dengan strategi yang demikian.
2. Aktivitas
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta
didik ini baik untuk digunakan karena dasar pertimbangan prinsip
aktivitas karena kegiatan belajar itu bukanlah menghafal sejumlah
fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena
itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan
tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas
mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang
terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal tidak.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.
Walaupun mengajar pada sekelompok siswa, namun pada
hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap
siswa. Oleh karena itu, dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya
standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin
tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas
proses pembelajaran.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan
kognitif saja, akan juga meliputi pengembangan aspek afektif dan
aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus
dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru harus
dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas
pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong
siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan, seperti
mendorong agar siswa dapat menghargai pendapat orang lain,
berani mengeluarkan gagasan atau ide orisinil, bersikap jujur, dan
lain-lain. Disamping itu, bab IV pasal 19 peraturan pemerintah No.
19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah prinsip khusus
dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut:

1. Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan
hanya sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa akan
tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan
yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Melalui proses
interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang
baik mental maupun intelektual.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses inspiratif, yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.Berbagai macam
informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran
bukan harga mati yang bersifat mutlak, tetapi merupakan hipotesis
yang merangsang siswa untuk mau dan mencobanya.
3. Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan
seluruh potensi siswa yang dapat terwujud jika siswa terbebas dari
rasa takut, dan menegangkan. Proses pembelajaran yang
menyenangkan dapat dilakukan dengan, pertama, dengan menata
ruangan yang apik dan menarik,yang memenuhi unsur kesehatan
seperti pengaturan cahaya, adanya ventilasi, serta memenuhi unsur
keindahan misalnya cat tembok yang bersih, bebas dari debu, dan
sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup
dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model
pembelajaran, media, dan sumber belajar yang relevan serta
gerakangerakan guru yang mampu memberikan motivasi belajar
siswa. Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang
bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir.
Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui rasa ingin tahu
siswa. Apapun yang dilakukan dan diberikan guru harus dapat
merangsang siswa untuk berfikir dan melakukan. Untuk itu dalam
hal-hal tertentu sebaiknya guru memberikan informasi yang
“meragukan” sehingga karena keraguan itulah siswa terangsang
untuk membuktikannya.
4. Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan
siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki
kemampuan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan
motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap
proses pembelajaran.
2.4 Langkah pelaksanaan strategi pembelajaran
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa
2. Menentukan masalah yang akan dipecahkan.
3. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah
secara kritis dari berbagai sudut pandang.
4. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
5. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah.
6. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau
merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan
hipotesis yang diajukan.
7. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah
siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai
rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah strategi pembelajaran
berbasis masalah melalui kegiatan kelompok:

a) Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa


tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas
masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta
pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk
dipecahkan.
b) Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya
masalah, serta menganalisis berbagai factor baik factor yang bisa
menghambat maupun factor yang dapat mendukung dalam penyelesaian
masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil,
hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan
prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang
diperkirakan.
c) Merumuskan alternative strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah
dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong
untuk berfikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang
kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
d) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan
keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
e) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.Evaluasi
proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan,
sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan
strategi yang diterapkan.(Wina Sanjaya, 2013:217-218)

Sesuai dengan tujuan strategi pembelajaran berbasis masalah adalah untuk


menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk strategi pembelajaran berbasis
masalah yang dikemukakan para ahli, maka secara umum strategi pembelajaran
berbasis masalah bisa dilakukan dengan langkah-langkah:

a) Menyadari Masalah
Implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan
kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru
membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang
dirasakan oleh manusia atau lingkungan social. Kemampuan yang harus dicapai
oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap
kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada
tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru
dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang
pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil atau
bahkan individual.
b) Merumuskan Masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topic yang dapat dicari dari kesenjangan,
selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan
masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan
dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa
yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang
diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan
prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji,
merinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan
masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.
c) Merumuskan Hipotesis
Sebagai proses berfikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif
dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang
tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam
tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang
ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa
diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah
mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
d) Mengumpulkan Data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah
merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian
masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang
ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang
didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong
untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada
tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilih data,
kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga
mudah dipahami.
e) Menguji Hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis
mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari
siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus
membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di
samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
f) Menentukan Pilihan
Penyelesaian Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses
strategi pembelajaran berbasis masalah. Kemampuan yang diharapkan dari
tahapan ini adalah kecakapan memilih alternative penyelesaian yang
memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan
yang akan terjadi sehubungan dengan alternative yang dipilihnya, termasuk
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan. (Wina Sanjaya,
2013:218-220).
2.5 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajarannya
Upaya yang dilakukan untuk pemecahan kasus dalam Strategi
Pembelajaran berbasis masalah, pada pelaksanaannya antara lain :
a) Guru wajib melakukan efektifitas waktu jam pelajaran berlangsung, agar
selalu tepat pada waktunya.
b) Guru mampu menyampaikan gambaran materi kepada siswa yang
memiliki masalah, agar siswa wajib melakukan pengamatan serta mampu
menemukan masalah dan pemecahannya.
c) Guru wajib mempersiapkan diri secara matang dan harus menguasai setiap
materi yang akan diajarkan.
d) Guru wajib mendorong semua siswa dalam kelas untuk selalu berperan
aktif dalam aktifitas belajarnya.
Dari setiap langkah upaya untuk menjalankan strategi Pembelajaran
Inkuiry, maka peran penting guru yang sangat dibutuhkan dalam rangka
mendorong setiap siswa untuk selalu aktif serta berpartisipasih penuh
dalam melakukan pengamatan serta mencari dan menemukan masalah,
kemudian harus mampu memecahkan masalah yang telah didapatinya.
Guru dituntut untuk selalu menguasai setiap materi serta langkah –
langkah secara cermat dan tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran
di kelas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai suatu
model pembelajaran yang didasarkan pada perinsip menggunakan masalah
yang berdasarkan masalah dunia nyata yang bertujuan untuk kemandirian
siswa dalam menghadapi masalah yang ada. menjelaskan enam langkah
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. Strategi pembelajaran berbasis
masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa
pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar
atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahanpermasalahan.
Dalam penerapan strategi ini, guru memberikan stimulus kepada peserta
didik dengan mengangkat suatu permasalahan yang nantinya dijadikan
sebagai topik masalah yang akan dikaji secara bersama-sama, sehingga
dari hal itu peserta didik diberi kesempatan untuk menentukan topik
pembahasan, walaupun pada dasarnya guru telah mempersiapkan apa yang
harus dibahas.

3.2 Saran

Sebagai seorang calon guru kita sebaiknya mengerti dan memahami cara
dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik. Sehingga
kita perlu mengetahui dan memahami strategi apa yang bisa dipakai untuk
proses pembelajaran, guna untuk menciptakan proses pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dan dalam makalah ini
apabila ada kesalahan dalam penulisan mauapun sistematisnya, kami perlu
masukan dan keritikam yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.


http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JEUJ/article/download/1025/822.

http://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/view/3961.

http://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.pdf.

http://arandahaetaputra92.blogspot.co.id/2015/11/abstrak-pembelajaran-berbasis-
masalah.html.

http://journal.unp.ac.id/students/index.php/pmat/article/download/1185/877

Anda mungkin juga menyukai