Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF III, TAHUN 2015

ANALISIS PERTANYAAN GURU DAN PERANANNYA DALAM


PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
1*
Desak Made Citrawathi
*
(1 Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja)
e-mail: dskcitra@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru
dalam proses pembelajaran IPA di SMP. Penelitian ini dilakukan di SMPN Negeri dan SMP Swasta yang
ada di kota Singaraja dengan melibatkan empat orang guru sebagai informan. Data dikumpulkan dengan
teknik wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara interpretatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru belum optimal untuk
pengembangan keterampilan proses sains pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari jenis pertanyaan yang
diajukan guru lebih banyak merupakan pertanyaan konvergen dan kognitif tingkat rendah. Pertanyaan
yang diajukan guru 86,11 persen bersifat konvergen, dan 13,89 persen bersifat divergen. Berdasarkan
pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, pertanyaan yang diajukan guru 75,0 persen pertanyaan ingatan,
13,89 persen pemahaman, 8,33 persen aplikasi, dan 2,78 persen analisis. Hambatan yang dialami guru
dalam mengajukan pertanyaan adalah pemahaman guru tentang jenis-jenis pertanyaan untuk
mengembangkan keterampilan proses sains pada siswa masih kurang. Guru kurang merencanakan
pertanyaan yang akan diajukan dalam pembelajarannya. Guru kurang pelatihan keterampilan bertanya
terkait keterampilan proses sains. Berdasarkan temuan tersebut, pengembangan bahan ajar berbasis
pertanyaan diperlukan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains pada
siswa.

Kata kunci: pertanyaan, keterampilan proses sains

Abstract

This study aimed to analyze the questions presented by the teacher in the process of learning science in
junior high. This research was conducted in the State and junior high school in the city of Singaraja,
involving four teachers as informants. Data were collected by interview, observation, questionnaire, and
documentation. Data were analyzed by interpretive. Results showed that the questions asked of teachers
is not optimal for the development of science process skills in students. It is shown from the type of
questions the teacher more a question of convergent and low cognitive level. The question asked teachers
convergent 86.11 percent, and 13.89 percent are diverging. Based on the questions according to Bloom's
Taxonomy, questions teachers 75.0 percent knowledge question, 13.89 percent comprehension,
application of 8.33 percent, and 2.78 percent analysis. Barriers experienced teachers in the teacher asking
questions is an understanding of the kinds of questions to develop science process skills in students is still
lacking. Teachers lacking planning questions to be posed in learning. Teachers lack training skills related
asked science process skills. Based on these findings, the development of inquiry-based teaching
materials needed to facilitate teachers in developing science process skills in students.

Keywords: question, science process skills

1. Pendahuluan bahwa belajar adalah proses seseorang


memperoleh berbagai kecakapan,
Sekolah merupakan tempat guru dan siswa
keterampilan dan sikap. Untuk itu diperlukan
belajar (bukan tempat guru mengajar) dan
sumber belajar yang dapat memfasilitasi
tempat pengembangan sumber daya insani
siswa belajar secara efektif. Tugas guru
yang terdidik dan terpelajar. Oleh karena itu,
bukan memberikan pengetahuan yang harus
peran utama guru adalah sebagai agen
dihafalkan oleh siswa tetapi menyiapkan
pembelajaran untuk menyiapkan lingkungan
lingkungan belajar yang memungkinkan siswa
belajar yang memungkinkan siswa belajar
membangun pengetahuannya secara aktif.
aktif secara mental yakni aktif berpikir
Belajar paling baik berlangsung apabila peran
(minds-on) dan aktif secara fisik atau aktif
guru tidak dominan atau ―diam‖. Belajar yang
bekerja (hands-on). Belajar sangat penting
didominasi guru akan menyebabkan siswa
untuk mengembangkan pengetahuan dan
sedikit sekali belajar (Semiawan, dkk., 1992
menghadapi hidup dan kehidupan yang
dan Frangenheim, 2005).
semakin kompleks. Hal ini sesuai dengan
Belajar sains pada hakikatnya adalah
pendapat Gedler (1991) yang menguraikan
mempelajari alam sekitar dengan cara-cara

118
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF III, TAHUN 2015

ilmiah. Untuk itu siswa perlu diberikan guru dan dapat digunakan dalam berbagai
pengalaman belajar yang dapat tujuan pembelajaran. Bertanya merupakan
mengembangkan kemampuan berpikir, suatu hal sangat lazim dilakukan dalam
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal ini proses pembelajaran. Guru seringkali
sesuai dengan tuntutan standar isi mata bertanya untuk berbagai tujuan, misalnya
pelajaran sains di SMP. Peran pertanyaan untuk mengukur pemahaman siswa, untuk
dan strategi berpikir sangat penting untuk mendapatkan informasi dari siswa, untuk
pemberdayaan berpikir siswa. Pembelajaran merangsang siswa berpikir, dan untuk
sains di SMP menekankan pada pemberian mengontrol kelas. Demikian juga halnya
pengalaman belajar secara langsung melalui dengan siswa. Pertanyaan yang mereka
penggunaan dan pengembangan ajukan juga mempunyai berbagai tujuan,
keterampilan proses dan sikap ilmiah. misalnya untuk mendapatkan penjelasan,
Keterampilan proses sains merupakan sebagai ungkapan rasa ingin tahu, atau
keterampilan yang digunakan oleh ilmuwan bahkan sekedar untuk mendapatkan
dalam melakukan penyelidikan ilmiah dan perhatian. Tampaknya tidak ada yang
Barba (1998) menyebutnya dengan proses menyangkal peran penting pertanyaan dalam
berpikir ilmiah. proses belajar mengajar. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan guru selama proses
Perkembangan ilmu pengetahuan yang
pembelajaran sangat mempengaruhi
sangat cepat tidak memungkinkan guru
kemampuan berpikir siswa.
membelajarkan seluruh konsep dan prinsip
Berdasarkan uraian di atas, maka
sains secara bermakna. Oleh karena itu, guru
permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebaiknya memberikan cara untuk
sebagai berikut.
menemukan pengetahuan (learn how to
1. Apa sajakah jenis-jenis pertanyaan yang
learn). Belajar bagaimana belajar sangat
diajukan guru IPA SMP dalam proses
bermanfaat bagi siswa dan memungkinkan
pembelajaran sains?
siswa belajar sepanjang hayat. Rose dan
2. Apakah jenis pertanyaan guru sudah
Nicholl (2002) menguraikan bahwa futurolog
mengacu peningkatan keterampilan proses
percaya bahwa masa depan adalah milik
sains?
mereka yang mampu untuk tetap terus
berlatih dan belajar. 3. Apakah guru mengajukan pertanyaan untuk
Berdasarkan Permendiknas RI Nomor melaksanakan pembelajaran secara
22 Tahun 2006 tentang standar isi, diuraikan inkuiri?
bahwa mata pelajaran sains/IPA di SMP 4. Apakah hambatan yang dialami guru IPA
merupakan wahana untuk meningkatkan SMP dalam mengajukan pertanyaan ?
pengetahuan, keterampilan proses, sikap Secara umum tujuan dari penelitian
ilmiah dan nilai. Pembelajaran sains ini adalah untuk mendeskripsikan jenis
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah pertanyaan yang diajukan guru untuk
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan meningkatkan keterampilan proses sains
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap dalam pembelajaran IPA, hambatan yang
ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai dialami guru dalam mengajukan pertanyaan
aspek penting kecakapan hidup. Inkuiri sering dalam melaksanakan pembelajaran secara
didefinisikan sebagai suatu pencarian inkuiri ilmiah (scientific inquiry).
kebenaran, informasi, atau pengetahuan.
Upaya pencarian tersebut dilakukan melalui 2.METODE PENELITIAN
pertanyaan. Pertanyaan merupakan inti dari Penelitian ini merupakan penelitian
pembelajaran berbasis inkuiri. Pertanyaan studi kasus. Kasus yang dipilih dalam
dapat menuntun untuk melakukan penelitian ini adalah kemampuan bertanya
penyelidikan sebagai usaha siswa dalam guru IPA SMP di kota Singaraja. Kemampuan
memahami materi yang dipelajari. Menurut bertanya guru yang diteliti terutama dikaitkan
National Research Council (2000), dengan proses inkuiri dan kemampuan
pembelajaran inkuiri memiliki ciri utama bertanya guru untuk meningkatkan
antara lain siswa dilibatkan secara ilmiah keterampilan proses sains.
berorientasi pada pertanyaan. Bertanya Subyek penelitian ini adalah guru-
tentang alam merupakan salah satu kegiatan guru IPA yang mengajar di kelas VII dan VIII
yang digunakan sebagai landasan oleh para SMP di Kota Singaraja. Jumlah guru yang
ilmuwan untuk bekerja atau melakukan dilibatkan adalah 4 orang guru, 2 orang guru
investigasi dan menemukan konsep dan di kelas VII dan 2 orang guru di kelas VIII.
prinsip sains yang dipelajari oleh siswa. Obyek penelitiannya adalah jenis-jenis
Bertanya merupakan salah satu pertanyaan yang diajukan guru dalam
teknik yang sangat penting digunakan oleh pembelajaran IPA.

119
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF III, TAHUN 2015

Pengumpulan data dilakukan dengan analisis jenis pertanyaan tertutup-terbuka


teknik observasi,wawancara, angket, dan dapat diketahui bahwa dari 36 pertanyaan, 31
dokumentasi. pertanyaan (86,11%) pertanyaan membentuk
1) Observasi. Observasi dilakukan pengetahuan yang diajukan guru di kelas
dalam kelas dengan setting alami adalah jenis pertanyaan tertutup sedangkan
untuk mengamati secara langsung sisanya yakni 5 pertanyaan (13,89%) adalah
bagaimana guru mengajar. pertanyaan terbuka. Hasil ini sejalan dengan
2) Wawancara. Wawancara dengan temuan terdahulu (Lestari, 2002, Widodo,
guru IPA (Biologi) bertujuan untuk 2006, dan Ermasari, dkk., 2014) bahwa
untuk mendapatkan data tentang sebagian besar pertanyaan yang ditanyakan
pelaksanaan pembelajaran IPA di guru merupakan pertanyaan tertutup.
sekolah masing-masing, tentang Banyaknya pertanyaan tertutup menunjukkan
pertanyaan-pertanyaan yang sering bahwa pertanyaan guru hanya menuntut
dikemukakan guru pada jawaban yang pasti dan tertentu. Sedikitnya
pembelajaran IPA di SMP. Di jumlah pertanyaan terbuka menunjukkan
samping itu wawancara juga bahwa pertanyaan yang diajukan guru dalam
bertujuan untuk mengetahui kendala proses pembelajaran kurang mendorong
yang dihadapi guru dalam bertanya siswa untuk berpikir. Kondisi pembelajaran
untuk meningkatkan penguasaan seperti ini kurang melatih kemampuan berpikir
konsep, keterampilan proses sains, siswa. Hal ini juga didukung dengan
dan kemampuan berpikir siswa. kenyataan bahwa sebagaian besar
Wawancara dilakukan setelah pertanyaan yang diajukan guru berada dalam
observasi untuk memperdalam hasil jenjang kognitif tingkat rendah.
observasi yang dilakukan.
3) Angket. Angket diberikan kepada 2. Pertanyaan terkait jenjang kognitif
guru bertujuan untuk mengetahui Pertanyaan dapat diklasifikasikan
karakteristik siswa, buku yang dalam berbagai proses kognitif seperti yang
digunakan, dan pertanyaan- dikemukakan dalam taksonomi Bloom. Dalam
pertanyaan yang sering dikemukakan versi revisi taksonomi Bloom (Anderson et al.,
guru dan siswa pada pembelajaran 2001) dilakukan pemisahan antara dimensi
IPA di SMP. Angket ini diisi sendiri pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses
oleh guru (self administered). kognitif. Dimensi pengetahuan mencakup
4) Dokumentasi. Dokumen dalam pengetahuan faktual, pengetahuan
penelitian ini adalah silabus, RPP, konseptual, pengetahuan prosedural dan
buku guru, buku siswa, dan LKS. pengetahuan metakognitif. Dimensi proses
Data yang diperoleh dianalisis secara kognitif mencakup menghafal (remember),
deskriptif dengan cara menyusun memahami (understand), menerapkan
data secara sistematis, (apply), menganalisis (analyse),
mengorganisasi data ke dalam mengevaluasi (evaluate), dan membuat
kategori, melakukan interpretasi, (create). Dari dimensi pengetahuan, 20
menyusun dalam pola tertentu, dan pertanyaan (55,56%) termasuk pertanyaan
membuat kesimpulan. pengetahuan faktual, 14 pertanyaan (38,89%)
tentang pengetahuan konseptual, dan 2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pertanyaan (5,55%) tentang pengetahuan
Data yang diperoleh dari penelitian ini prosedural. Pertanyaan pengetahuan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan metakognitif tidak atau belum ada
oleh guru dalam proses pembelajaran. disampaikan oleh guru. Hasil ini menunjukkan
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dianalisis bahwa pengetahuan prosedural yang erat
lebih lanjut berdasarkan jenis pertanyaan kaitannya dengan keterampilan bekerja ilmiah
terbuka-tertutup, pertanyaan untuk melakukan belum mendapat perhatian dalam pelajaran
proses inkuiri dan melatih keterampilan sains.
proses sains, serta tingkatan kognitif yang Berdasarkan hasil analisis pertanyaan
dituntutnya. yang diajukan guru ditinjau dari jenjang
1. Jenis pertanyaan tertutup (konvergen)- kognitif taksonomi Bloom diketahui bahwa
terbuka (divergen) jumlah rata-rata pertanyaan bersifat
Pertanyaan-pertanyaan yang mengingat adalah 27 pertanyaan (75%),
mengarah pada pembentukan pengetahuan jumlah rata-rata pertanyaan bersifat
selanjutnya dianalisis berdasarkan memahami adalah 5 pertanyaan (13,89%),
kemungkinan jawaban yang diharapkan dari jumlah rata-rata pertanyaan bersifat aplikasi
pertanyaan tersebut. Berdasarkan hasil adalah 3 (8,33%), dan jumlah rata-rata

120
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF III, TAHUN 2015

pertanyaan bersifat analisis adalah 1 (2,78%). Hambatan yang dialami guru dalam
Pertanyaan bersifat evaluasi dan pertanyaan mengajukan pertanyaan adalah pemahaman
membuat (create)adalah 0%. guru tentang jenis-jenis pertanyaan untuk
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengembangkan keterampilan proses sains
guru dalam proses pertanyaan akan sangat pada siswa masih kurang. Guru kurang
mempengaruhi kemampuan berpikir siswa. merencanakan pertanyaan yang akan
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa diajukan dalam pembelajarannya. Guru
sebagian besar pertanyaan yang diajukan kurang dilatih keterampilan bertanya terkait
guru merupakan pertanyaan pada jenjang keterampilan proses sains. Berdasarkan
kognitif tingkat rendah (hafalan dan temuan tersebut, pengembangan bahan ajar
pemahaman) dan hanya sedikit sekali yang inkuiri berbasis pertanyaan diperlukan untuk
berada pada jenjang kognitif tingkat tinggi. memfasilitasi guru dalam mengembangkan
Walaupun pertanyaan ingatan dan keterampilan proses sains pada siswa.
pemahaman merupakan dasar dari berpikir
tingkat tinggi tetapi pengembangan dari 4. PENUTUP
pertanyaan ingatan yang terlalu berlebihan Simpulan
dan tidak diimbangi dengan pertanyan kognitif Berdasarkan hasil dan pembahasan
tingkat tinggi akan kurang baik, karena di atas, dapat disampaikan simpulan sebagai
bagaimanapun juga pertanyaan yang berikut.
memberikan konstribusi yang lebih baik dalam 1. Pertanyaan guru didominasi oleh
proses pembelajaran adalah pertanyaan pertanyaan konvergen di mana
kognitif tingkat tinggi. pertanyaan yang diajukan guru 86,11
Berdasarkan analisis sejumlah persen bersifat konvergen, dan 13,89
penelitian tentang dampak penggunaan persen bersifat divergen.
pertanyaan, Anderson (2001) menemukan 2. Berdasarkan pertanyaan menurut
bahwa pada pertanyaan faktual lebih efektif taksonomi Bloom, pertanyaan yang
untuk meningkatkan pencapaian untuk siswa diajukan guru 75,0 persen pertanyaan
masih muda dan kurang kemampuannya ingatan, 13,89 persen pemahaman,
sedangkan penekanan pada pertanyaan 8,33 persen aplikasi, dan 2,78 persen
kognitif tingkat tinggi lebih efektif untuk siswa analisis.
rata-rata atau yang kemampuannya tinggi. 3. Hambatan yang dialami guru dalam
Karena siswa yang terlibat dalam penelitian mengajukan pertanyaan adalah
ini adalah siswa kelas VII dan kelas VIII (usia pemahaman guru tentang jenis-jenis
13-14 tahun) tampaknya guru harus lebih pertanyaan untuk proses inkuiri dan
memvariasikan lagi jenjang kognitif mengembangkan keterampilan
pertanyaannya sehingga siswa juga proses sains pada siswa masih
dirangsang untuk berpikir. kurang. Guru kurang merencanakan
3. Pertanyaan untuk proses inkuiri dan pertanyaan yang akan diajukan dalam
pembelajaran keterampilan proses sains rencana pembelajarannya untuk
Bertanya digunakan sebagai proses inkuiri, dan bertanya terkait
landasan oleh para ilmuwan untuk melakukan keterampilan proses sains.
investigasi dan menemukan konsep dan Saran
prinsip sains yang dipelajari siswa. Bertanya Saran yang dapat diajukan
bertujuan untuk mengembangkan berdasarkan pembahasan di atas adalah
keterampilan berpikir dan sikap inkuiri sebagai berikut.
(Cotton, 2012). Dalam Trowbridge dan Bybee 1. Guru hendaknya merencanakan
(1990) dan Gulo (2002) diuraikan bahwa pertanyaan-peratnyaan yang akan
peranan bertanyan antara lain untuk diajukan pada siswa, terutama
meningkatkan kadar cara belajar siswa aktif pertanyaan yang menuntut tingkatan
(CBSA), sikap inkuiri, dan membantu siswa berpikir yang lebih tinggi
berpikir. Inkuiri didefinisikan sebagai suatu 2. Untuk meningkatkan kemampuan
pencarian kebenaran, informasi, atau guru dalam bertanya untuk proses
pengetahuan. Upaya pencarian itu dilakukan inkuiri dan keterampilan proses, guru
melalui pertanyaan. Orlich et.al. (1998) hendaknya mengembangkan diri,
menguraikan bahwa proses dasar misalnya melalui pelatihan-pelatihan
pembelajaran berbasis inkuiri adalah 3. Untuk meningkatkan keterampilan
keterampilan proses sains. guru dalam bertanya untuk proses
4. Hambatan yang dihadapi guru dalam inkuiri, dan keterampilan proses
mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran siswa, dapat digunakan bahan ajar

121
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF III, TAHUN 2015

atau modul inkuiri berbasis


pertanyaan.

Daftar Pustaka
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., Airasian, P.W.,
Cruikshank, Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., Raths J. and Wittreock, M.C.
2001. A Taxonomi for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision
of Bloom‘s Taxonomy of Educational
Objectives. New York: Longman.
Cotton, K. 2012. Classroom Question. Available at
http:// -69.20.125.200-workshop,
accessed Mart 17, 2012.
Ermasari, G., Subagia IW., Sudria, I. B. N. 2014.
Kemampuan Bertanya Guru IPA
dalam Pengelolaan Pembelajaran. E-
Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.
4
Frangenheim, E. 2005. Reflections on Classroom
Thinking Strategies: Practical
Strategies to Encourage Thinking in
Your Classroom. London: Paul
Chapman Publishing (PCP)
Gredler, M.E.B. 1991. Belajar dan Membelajarkan.
Terjemahan. Jakarta: Rajawali.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Grasindo
Orlich, D.C., Harder, R.J., Callahan, R.C. and
Gibson, H.W. 1998. Teaching
Strategy: A Guide to Better
Instruction, Boston: Houghton Mifflin
Company.
Semiawan, C., Tangyong, A.F., Belen, S.,
Matahelemual, Y., dan Suseloardjo.
Pendekatan Keterampilan Proses:
Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. Jakarta: Grasindo.
Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan
Siswa dalam Pembelajaran Sains.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,
4(2), 139-148

122

Anda mungkin juga menyukai