Anda di halaman 1dari 10

IAIS Sambas Vol. V No.

1 Januari – Juni 2019

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Ubabuddin*

ABSTRAK

Belajar merupakan aktivitas yang sengaja dilakukan agar terjadi perubahan kemampuan diri,
dengan belajar anak yang tadinya tidak tahu, tidak terampil, menjadi tahu dan terampil.
Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik,
dan sumber belajar pada satuan lingkungan pendidikan. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi perolehan ilmu, pengetahuan, dan penguasaan.
Pemanfaatan berbagai sumber belajar di lembaga pendidikan memang selalu dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu faktor internal yang berpengaruh dominan dalam proses belajar dan
pembelajaran seperti kesadaran, semangat, sikap, minat, metakognisi, kemampuan, keteram-
pilan dan kenyamanan diri bagi penggunanya; Sedangkan faktor eksternal ádalah yang ber-
pengaruh terhadap ketersediaan sumber belajar yang bervariasi, kemudahan akses terhadap
sumber belajar, proses pembelajaran, ruang, sumber daya manusia, serta tradisi dan sistem yang
sedang berlaku di sekolah/ lembaga pendidikan.

KATA KUNCI: Belajar dan Pembelajaran

PENDAHULUAN atu proses interaksi antara pendidik dengan


Pendidikan adalah suatu proses dalam peserta didik, dan sumber belajar pada sa-
rangka mempengaruhi siswa agar dapat me- tuan lingkungan pendidikan/madrasah. Pem-
nyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap ling- belajaran merupakan bantuan yang diberikan
kungannya dengan demikian akan menim- pendidik agar dapat terjadi perolehan ilmu,
bulkan perubahan dalam dirinya yang me- pengetahuan, dan penguasaan. Dengan kata
mungkinkan untuk berfungsi secara kuat lain pembelajaran adalah proses untuk mem-
dalam kehidupan masyarakat (Oemar Hamalik. bantu peserta didik agar dapat belajar de-
2004: 79). Dalam Undang-Undang Sisdiknas ngan baik. Sedangkan belajar adalah suatu
nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha proses yang berlangsung di dalam diri se-
sadar dan terencana untuk mewujudkan sua- seorang yang mengubah tingkah laku, baik
sana belajar dan proses pembelajaran agar tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan
peserta didik secara aktif mengembangkan berbuat W. Gulo (2002: 23). Belajar merupa-
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan kan aktivitas yang sengaja dilakukan agar
spiritual keagamaan, pengendalian diri, ke- terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ke- belajar anak yang tadinya tidak tahu, tidak
terampilan yang diperlukan dirinya, mas- terampil, menjadi tahu dan terampil seperti
yarakat bangsa dan negara. belajar membaca yang sebelumnya tidak
Dalam keseluruhan proses pendidikan bisa membaca akhirnya dengan ketekunan
di sekolah/madrasah, pembelajaran merupa- usaha menjadi bisa membaca, belajar meng-
kan aktivitas yang paling utama. Ini berarti hitung yang sebelumnya seorang anak tidak
bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pen- bisa menghitung, dengan ketekunan belajar
didikan banyak tergantung pada proses pem- menghitung akhirnya bisa berhitung.
belajaran yang baik. Pembelajaran adalah su-

*
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Muhammad Syafiuddin Sambas, E-
mail ubabuddin@gmail.com, Hp. 085245130896
Jurnal Edukatif - 18 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

PEMBAHASAN yaitu: proses, perubahan perilaku dan penga-


A. Hakikat Belajar laman.
Belajar pada hakikatnya adalah proses 1. Belajar terjadi karena adanya proses
interkasi/komunikasi terhadap semua situasi Belajar adalah proses mental dan emo-
yang ada di sekitar individu seseorang. De- sional atau proses berpikir dan merasakan.
ngan berinteraksi individu diarahkan untuk Seorang individu dikatakan belajar apabila
mendapatkan pengalaman melalui proses pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pi-
melihat, mendengar, mengamati, dan mema- kiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat
hami sesuatu. diamati orang lain, akan tetapi dirasakan
Belajar merupakan suatu aktivitas yang oleh yang bersangkutan sendiri. Seorang
disengaja dilakukan oleh individu agar ter- pendidik tidak dapat melihat aktivitas pi-
jadi perubahan peningkatan kemampuan kiran dan perasaan peserta didik.
individu, karena dengan belajar seorang in- Seorang pendidik dapat melihat aktivi-
dividu akan mengalami perubahan dari yang tas/kegiatan yang dilakukan peserta didik
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak pa- seperti, bertanya, menanggapi, menjawab per-
ham menjadi paham, dari yang tidak meng- tanyaan, berdiskusi, melaporkan hasil kerja,
alami menjadi mengalami dan merasakan membuat rangkuman adalah gejala-gejala
sesuatu yang berbeda. Ada beberapa pen- yang nampak dilakukan oleh peserta didik
dapat para ahli tentang pengertian belajar, dari aktivitas mental dan emosional peserta
“belajar merupakan proses melihat, meng- didik. Kegiatan tersebut merupakan mani-
amati dan memahami sesuatu (Sudjana, 2001: festasi dari adanya aktivitas mental (berpikir
28), sedangkan menurut Cronbach (Surya, dan merasakan). Bagaimana bila siswa hanya
2004: 28) menyatakan “Learning may be duduk saja pada saat guru menjelaskan pe-
defined as the process by which a relavitely lajaran? Apakah dapat dikategorikan sebagai
enduring change in behavior occurs as belajar? Jawabanya bisa dikatakan belajar,
result of experience or practice”. Pernyataan juga bisa dikatakan tidak belajar. Dikatakan
tersebut menegaskan bahwa indikator belajar belajar apabila peserta didik tersebut duduk
ditunjukkan dengan adanya perubahan da- sambil menyimak penjelasan guru. Tetapi
lam tingkah laku individu sebagai hasil apabila peserta didik hanya duduk namun
pengalaman. pikiran dan perasaannya melayang-melayang
Menurut Slameto (2003: 2) “Belajar atau melamun di luar pelajaran yang dijelas-
adalah suatu proses usaha yang dilakukan kan oleh guru, maka peserta didik tersebut
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tidak dikatakan sedang belajar, tetapi se-
tingkah laku yang baru secara keseluruhan dang melamun.
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam Perlu dipahami bahwa belajar tidak
interaksi dengan lingkungannya”. Withering- hanya dengan mendengar penjelasan guru
ton dalam Ngalim Purwanto (1990: 84), saja, tidak harus ada yang mengajar, karena
belajar adalah suatu perubahan di dalam belajar dapat dilakukan oleh peserta didik
kepribadian yang menyatakan diri sebagai dengan berbagai macam cara dan kegiatan,
pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, asal terjadi interaksi antara individu dengan
sikap kebiasaan atau suatu pengertian. lingkungannya seperti melihat, mengamati,
Jadi belajar adalah sebagai suatu peru- mencoba sudah dikatakan belajar. “Belajar
bahan pada diri individu yang disebabkan adalah suatu proses yang kompleks yang
oleh pengalaman, perubahan yang terjadi terjadi pada semua orang dan berlangsung
pada diri seseorang banyak sekali, baik sifat seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga
maupun jenisnya. Karena itu sudah tentu se- ke liang lahat (Arief Sadiman, 1990: 1).
tiap perubahan dalam diri seseorang meru-
pakan perubahan hasil belajar. Dari pengertian
tersebut terdapat tiga unsur dalam belajar,

Jurnal Edukatif - 19 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

2. Belajar ditandai dengan adanya peru- ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
bahan tingkah laku jangka pendek, jangka menengan, mau-
Menurut Sudjana (2001) kemampuan pun jangka panjang.
yang dimiliki siswa setelah ia menerima h. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa Perubahan perilaku belajar bukan hanya
belajar dapat muncul dalam berbagai jenis sekedar memperoleh pengetahuan semata,
perubahan atau pembuktian tingkah laku tetapi termasuk memperoleh pula peru-
seseorang. Sedangkan menurut W. Gulo bahan dalam sikap dan keterampilannya.
(2002: 23), belajar adalah suatu proses yang 3. Hasil belajar diperoleh dari pengalaman
berlangsung di dalam diri seseorang yang Belajar adalah mengalami, dalam arti
mengubah tingkah laku, baik tingkah laku belajar terjadi karena individu berinteraksi
dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Dari dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
beberapa pengertian belajar tersebut diatas, maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik
kata kunci dari belajar adalah perubahan adalah lingkungan disekitar individu baik
tingkah laku. Dalam hal ini, Moh Surya dalam bentuk alam sekitar maupun dalam
(2004) mengemukakan cirri-ciri dari peruba- bentuk hasil ciptaan manusia. Macam-ma-
han perilaku, yaitu: cam lingkungan fisik yang bersifat alamiah
a. Perubahan yang disadari dan disengaja antara lain, pantai, hutan, sungai, udara, air,
(intensional). Perubahan perilaku yang dan sebagainya. Bersifat budaya seperti bu-
terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja ku, media pembelajaran, gedung sekolah,
dari individu yang bersangkutan. Begitu perabot sekolah, dan sebagainya. Adapun
juga dengan hasil-hasuilnya, individu yang lingkungan sosial peserta didik diantaranya
bersangkutan menyadari bahwa dalam guru, orang tua, pustakawan, pemuka masya-
dirinya telah terjadi perubahan. rakat, pemuka agama, kepala sekolah dan
b. Perubahan yang berkesinambungan (konti- sebagainya. Lingkungan yang baik adalah
nyu). Bertambahnya pengetahuan atau lingkungan yang merangsang dan menantang
keterampilan yang dimiliki pada dasarnya peserta didik untuk belajar. Guru yang me-
merupakan kelanjutan dari keterampilan ngajar tanpa menggunakan alat peraga tentu
yang telah diperoleh sebelumnya. kurang merangsang peserta didik dalam
c. Perubahan yang fungsional. Setiap peru- mengikuti proses belajar mengajar.
bahan perilaku yang terjadi dapat diman- Belajar dapat dilakukan melalui peng-
faatkan untuk kepentingan hidup indi- alaman langsung maupun pengalaman tidak
vidu yang bersangkutan, baik untuk kepen- langsung. Peserta didik yang melakukan eks-
tingan masa sekarang mupun masa yang perimen adalah contoh belajar dengan penga-
akan datang. laman langsung, sedangkan peserta didik
d. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan yang belajar dengan mendengarkan penje-
perilaku yang terjadi bersifat normative lasan guru atau membaca buku adalah con-
dan menunjukkan kearah kemajuan. toh belajar melalui pengalaman tidak lang-
e. Perubahan yang bersifat aktif. Untuk mem- sung.
peroleh perilaku baru, individu yang ber- Crow dan Crow dalam Surya (2004:
sangkutan aktif berupaya melakukan pe- 32) Proses belajar terjadi apabila individu
rubahan. dihadapkan pada situasi di mana ia tidak
f. Perubahan yang bersifat permanen. Pe- dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa,
rubahan perilaku yang diperoleh dari atau apabila ia harus mengatasi rintangan-
proses belajar cenderung menetap dan rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiat-
menjadi bagian yang melekat dalam an yang diinginkan. Proses penyesuaian diri
dirinya. mengatasi rintangan terjadi secara tidak
g. Perubahan yang bertujuan dan terarah. In- sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap
dividu melakukan kegiatan belajar pasti apa yang dilakukan.

Jurnal Edukatif - 20 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

B. Hakikat Pembelajaran perilaku peserta didik. Pembelajaran juga


1. Pengertian Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik
Secara umum istilah belajar dimaknai untuk membantu peserta didik agar mereka
sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan
terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri minatnya. Disini pendidik berperan sebagai
seseorang. Dengan pengertian demikian, fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai menciptakan situasi yang mendukung pening-
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru katan kemampuan belajar peserta didik. Da-
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pe- lam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
serta didik berubah kea rah yang lebih baik Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
(Darsono, 2000: 24). Adapun yang dimaksud 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran
dengan proses pembelajaran adalah sarana adalah Proses interaksi peserta didik deng-
dan cara bagaimana suatu generasi belajar, an pendidik dan sumber belajar pada suatu
atau dengan kata lain bagaimana sarana lingkungan belajar.
belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini Jadi, Pembelajaran adalah proses inter-
tentu berbeda dengan proses belajar yang aksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
diartikan sebagai cara bagaimana para pem- belajar pada suatu lingkungan belajar. Pem-
belajar itu memiliki dan mengakses isi belajaran merupakan bantuan yang diberi-
pelajaran itu sendiri. (Tilaar, 2002: 128). kan pendidik agar dapat terjadi proses peme-
Berangkat dari pengertian tersebut, rolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
maka dapat dipahami bahwa pembelajaran kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
membutuhkan hubungan dialogis yang sung- sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
guh-sungguh antara pendidik/guru dan pe- Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
serta didik, dimana penekanannya adalah pada untuk membantu peserta didik agar dapat
proses pembelajaran oleh peserta didik, dan belajar dengan baik. Proses pembelajaran
bukan pengajaran oleh guru (Suryosubroto, dialami sepanjang hayat seorang manusia
1997: 34). Konsep seperti ini membawa serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang Pembelajaran mempunyai pengertian yang
lebih ditekankan pada keaktifan peserta mirip dengan pengajaran, walaupun mempu-
didik sehingga proses yang terjadi dapat nyai konotasi yang berbeda. Pembelajaran
menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan adalah pemberdayaan potensi peserta didik
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan
dicapai oleh peserta didik. ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang
Keaktifan peserta didik tidak hanya di- membantu yaitu, guru atau pendidik yang
tuntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi melakukan usaha sadar untuk membuat sis-
kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik wa belajar, yaitu terjadinya perubahan ting-
saja yang aktif, tetapi pikiran dan mental- kah laku pada diri peserta didik yang belajar,
nya kurang aktif, maka kemungkinan besar dimana perubahan itu dengan didapatkannya
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
halnya dengan peserta didik tidak belajar, yang relatif lama dan karena adanya usaha.
karena peserta didik tidak merasakan peru- Interaksi peserta didik dan guru harus
bahan di dalam dirinya (Fathurrohman dan dibuat lebih manusiawi, artinya peserta didik
Sutikno, 2007: 9). memposisikan sebagai pelaku pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah bukan sebagai objek. Dalam hal ini guru
proses interaksi antara peserta didik dengan berlaku sebagai fasilitator dan tidak menun-
lingkungan, sehingga terjadi perubahan peri- jukkan kekuasaan yang membuat peserta
laku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru/ didik menjadi tertekan. Sebagai organisator,
pendidik adalah mengkoordinasikan lingku- guru harus pandai mengelola pembelajaran,
ngan agar menunjang terjadinya perubahan membagi peran-peran yang tepat buat siswa-

Jurnal Edukatif - 21 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

nya dalam upaya pencapaian pembelajaran. 2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuh-
Dengan demikian aspek yang terlibat pada kan untuk pertemuan
diri siswa bukan sekedar fisik tetapi juga 3) Menentukan standar kompetensi dan kom-
mental. Terlebih kalau guru memperhatikan petensi dasar, serta indikator yang akan
betul prinsip-prinsip optimalisasi otak manu- digunakan terdapat dalam silabus yang
sia dalam kegiatan pembelajaran, yakni op- telah disusun.
timalisasi otak kanan dan otak kiri secara 4) Merumuskan tujuan pembelajaran ber-
seimbang. dasarkan standar kompetensi dan kom-
2. Komponen Pembelajaran petensi dasar, serta indikator yang telah
Interaksi merupakan cirri utama dari ditentukan.
kegiatan pembelajaran, antara yang belajar 5) Mengidentifikasi materi standar berdasar-
dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, kan materi pokok/pembelajaran yang ter-
teman-temannya, tutor, media pembelajaran dapat dalam silabus.
adalah yang berhubungan dengan komponen- 6) Menentukan metode pembelajaran yang
komponen pembelajaran. Sumiati dan Asra akan digunakan.
(2009: 3) mengelompokkan komponen- 7) Menentukan langkah-langkah pembelajar-
komponen pembelajaran dalam tiga kategori an
utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelaja- 8) Menentukan sumber belajar yang akan
ran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen digunakan
utama melibatkan metode pembelajaran, me- 9) Menyusun kriteria penilaian, lembar peng-
dia pembelajaran, dan penataan lingkungan amatan, contoh soal, dan teknik penskoran.
tempat belajar, sehingga tercipta situasi pem- Dari penjelasan diatas dapat disimpul-
belajaran yang memungkinkan terciptanya kan bahwa perumusan tujuan pembelajaran
tujuan yang telah direncanakan. harus berdasarkan standar kompetensi dan
a. Tujuan Pembelajaran kompetensi standar, serta indikator yang telah
Tujuan pembelajaran pada dasarnya ditentukan.
merupakan harapan, yaitu apa yang diharap- b. Materi Pembelajaran
kan dari peserta didik sebagai hasil dari Materi pembelajaran pada dasarnya
belajar. Menurut Daryanto (2005: 58) tujuan merupakan isi dari kurikulum, yakni berupa
pembelajaran adalah tujuan yang menggam- mata pelajaran atau bidang studi dengan to-
barkan pengetahuan, kemampuan, keterampil- pik/sub topik dan rinciannya. Isi dari proses
an, dan sikap yang harus dimiliki siswa pembelajaran tercermin dalam materi pem-
sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang belajaran yang dipelajari oleh siswa. Syaiful
dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang Bahri Djamarah, dkk (2006: 43) menerangkan
dapat diamati dan diukur. Suryosubroto (1997: materi pembelajaran adalah substansi yang
23) menegaskan bahwa tujuan pembelajar- akan disampaikan dalam proses belajar meng-
an adalah rumusan secara terperinci apa ajar. Tanpa materi pembelajaran proses be-
saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah lajar mengajar tidak akan berjalan.
ia melewati kegiatan pembelajaran yang Materi pembelajaran berada dalam
bersangkutan dengan berhasil. ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu,
Tujuan pembelajaran tercantum dalam pemilihan materi pembelajaran tentu saja
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). harus sejalan dengan ukuran-ukuran yang
RPP merupakan komponen penting dalam digunakan untuk memilih isi kurikulum
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bidang studi yang bersangkutan.
pembangannya harus dilakukan secara pro- Dari pengertian diatas dapat disimpul-
fessional. Menurut E. Mulyasa (2010. 222) kan bahwa materi pembelajaran merupakan
berikut ini adalah cara pengembangan RPP komponen pembelajaran yang sangat penting.
dalam garis besarnya. Tanpa materi pembelajaran proses pembela-
1) Mengisi kolom identitas jaran tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena

Jurnal Edukatif - 22 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

itu, materi pembelajaran yang dipilih harus 1) Penggunaan media di kelas


sistematis, sejalan dengan tujuan yang telah Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk
dirumuskan, terjabar, relevan dengan keperlu- menunjang tercapainya tujuan tertentu
an siswa, sesuai dengan kondisi masyarakat dan penggunaannya dipadukan dengan
sekitar, mengandung segi-segi etik, tersusun proses belajar mengajar dalam situasi
dalam ruang lingkup yang logis, dan bersumber kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan
dari buku. media tersebut guru harus melihat tujuan
c. Metode Pembelajaran yang akan dicapai, materi pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang mendukung tercapainya tujuan ter-
menyajikan, menguraikan, dan memberi lati- sebut, serta strategi belajar mengajar yang
han isi pelajaran kepada peserta didik untuk sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, 2) Penggunaan media di luar kelas
metode pembelajaran diarahkan untuk men- Media tidak secara langsung dikendali-
capai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak kan oleh guru, namun digunakan oleh
menekankan pembelajaran melalui proses. siswa sendiri tanpa instruksi guru atau
Dalam hal ini guru dituntut agar mampu melalui pengontrolan oleh orang tua sis-
memahami kedudukan metode sebagai salah wa. Penggunaan media di luar kelas dapat
satu komponen yang ikut ambil bagian dari dibedakan menjadi dua kelompok utama,
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. yaitu penggunaan media tidak terprogram
Untuk melaksanakan proses pembela- dan penggunaan media secara terprogram.
jaran perlu dipikirkan metode pembelajaran 3) Penggunaan media tidak terprogram
yang tepat. Menurut Sumiati dan Asra (2009: Penggunaan media dapat terjadi di masya-
92) ketepatan penggunaan metode pembela- rakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan
jaran tergantung pada kesesuaian metode keberadaan media masa yang ada di mas-
pembelajaran, materi pembelajaran, kemam- yarakat. Penggunaan media ini bersifat
puan guru, kondisi siwa, sumber atau fasilitas, bebas yaitu bahwa media itu digunakan
situasi dan kondisi dan waktu. tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak
Berdasarkan uraian di atas dapat disim- terprogram sesuai tuntutan kurikulum
pulkan bahwa ketepatan penggunaan metode yang digunakan oleh guru atau sekolah.
pembelajaran oleh guru memungkinkan pe- 4) Penggunaan media secara terprogram
serta didik/siswa untuk mencapai tujuan be- Media digunakan dalam suatu rangkaian
lajar baik dari segi kognitif, afektif, maupun yang diatur secara sistematik untuk men-
psikomotor. capai tujuan tertentu disesuaikan dengan
d. Media Pembelajaran tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang Peserta didik sebagai sasaran diorganisasi-
melibatkan siswa dan guru dengan mengguna- kan dengan baik sehingga mereka dapat
kan berbagai sumber belajar baik dalam menggunakan media itu secara teratur,
situasi kelas maupun di luar kelas. Dalam berkesinambungan dan mengikuti pola
arti media yang digunakan untuk pembela- belajar mengajar tertentu.
jaran tidak terlalu identik dengan situasi ke- e. Evaluasi Pembelajaran
las dalam pola pengajaran konvensional na- Lee J. Cronbach (Suryadi, 2009: 212)
mun proses belajar tanpa kehadiran guru merumuskan bahwa evaluasi sebagai kegiatan
dan lebih mengandalkan media termasuk pemeriksaan yang sistematis dari peristiwa-
dalam kegiatan pembelajaran. Rudi Susilana peristiwa yang terjadi dan akibatnya pada
dan Cepi Riyana (2009: 179) mengklasifikasi- saat program dilaksanakan pemeriksaan di-
kan penggunaan media berdasarkan tempat arahkan untuk membantu memperbaiki pro-
penggunaannya, yaitu: gram itu dan program lain yang memiliki
tujuan yang sama. Evaluasi merupakan salah
satu komponen dalam sistem pembelajaran.

Jurnal Edukatif - 23 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

Dalam hubungannya dengan pembelajaran g. Pendidik/guru


dijelaskan oleh Harjanto (2005: 277) evaluasi Menurut Syaiful Bahri Djamarah (Mar-
pembelajaran adalah penilaian atau penaksiran tinis Yamin dan Maisah, 2009: 100) secara
terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta keseluruhan guru adalah figur yang menarik
didik kearah tujuan-tujuan yang telah ditetap- perhatian semua orang, entah dalam keluarga,
kan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat dalam masyarakat maupun di sekolah. Guru
dinyatakan secara kuantitatif maupun kuali- dilihat sebagai sosok yang kharismatik, karena
tatif. Dari pengertian tersebut dapat diketahui jasanya yang banyak mendidik umat manusia
salah satu tujuan evaluasi pembelajaran adalah dari dulu hingga sekarang. E. Mulyasa (dalam
untuk mendapatkan data pembuktian yang Martinis Yamin dan Maisah, 2009: 101) juga
akan mengukur sampai dimana tingkat ke- menegaskan jika semua orang yakin bahwa
mampuan dan pemahaman peserta didik guru memiliki andil yang sangat besar terha-
dalam mencapai tujuan pembelajaran. dap keberhasilan pembelajaran di sekolah.
f. Peserta didik/siswa Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi
Peserta didik/siswa merupakan salah yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
satu komponen inti dari pembelajaran, karena berkembang secara optimal tanpa bantuan
inti dari proses pembelajaran adalah kegiat- seorang guru.
an belajar siswa dalam mencapai suatu tuju- Secara umum tugas guru adalah sebagai
an. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi
Sumiati dan Asra 2009: 38) sifat dan peru- yang memungkinkan terjadinya proses belajar
bahan perilaku dalam belajar relatif permanen. pada diri siswa. Menurut Suciati, dkk (2007:
Dengan demikian hasil belajar dapat diidenti- 523) dalam menjalankan tugasnya sebagai
fikasi dari adanya kemampuan melakukan fasilitator, ada dua tugas yang harus diker-
sesuatu secara permanen dan dapat diulang- jakan oleh guru dalam kegiatan pembelajar-
ulang dengan hasil yang relatif sama. an yang efektif. Kedua tugas tersebut sebagai
Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin pengelola pembelajaran dan sebagai pengelola
belajar dengan melakukan latihan dan kelas.
memperkuat dirinya sendiri untuk selalu Sebagai pengelola pembelajaran, guru
terbiasa patuh dan mempertinggi daya bertugas untuk menciptakankegiatan pembe-
kendali diri, sehingga kemampuan yang lajaran yang memungkinkan siswa untuk men-
diperoleh dapat diulang-ulang dengan hasil capai tujuan pembelajaran secara optimal.
yang relatif sama Sedangkan sebagai pengelola kelas, guru
Slameto (2003: 2) menyatakan belajar bertugas untuk menciptakan situasi kelas
adalah proses usaha yang dilakukan seseorang yang memungkinkan terjadinya pembelajaran
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah yang efektif. Kedua tugas itu saling berkaitan
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai satu dengan yang lain.
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi Dari beberapa pendapat diatas dapat di-
dengan lingkungannya. simpulkan bahwa guru merupakan komponen
Dari berbagai pengertian diatas dapat utama yang sangat penting dalam proses pem-
diketahui bahwa siswa merupakan komponen belajaran karena tugas guru bukan hanya
inti dari pembelajaran, maka siswa harus sebagai fasilitator namun ada dua tugas yang
memiliki disiplin belajar yang tinggi. Siswa harus dikerjakan oleh guru dalam kegiatan
yang memiliki disiplin belajar yang tinggi pembelajaran yang efektif. Kedua tugas ter-
akan terbiasa untuk selalu patuh dan memper- sebut sebagai pengelola pembelajaran dan
tinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan sebagai pengelola kelas.
yang sudah diperoleh siswa dapat diulang-
ulang dengan hasil yang relatif sama.

Jurnal Edukatif - 24 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

h. Lingkungan tempat belajar a. Merencanaan pembelajaran, yang terinci


Lingkungan merupakan segala situasi dalam empat sub kemampuan yaitu peru-
yang ada disekitar kita. Suciati, dkk (2007: musan tujuan pembelajaran, penetapan
5) menjelaskan bahwa lingkungan belajar materi pembelajaran, penetapan kegiatan
adalah situasi yang ada di sekitar siswa pada belajar mengajar, penetapan metode dan
saat belajar. Situasi ini dapat mempengaruhi media pembelajaran, penetapan alat evalu-
proses belajar siswa. Jika lingkungan ditata asi.
dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana b. Pelaksanaan pengajaran yang ter-masuk
yang bernilai positif dalam membangun dan di dalamnya adalah penilaian pen-capaian
mempertahankan sifat positif. Lingkungan tujuan pembelajaran.
terdiri dari lingkungan luar dan lingkungan c. Mengevaluasi pembelajaran dimana eva-
dalam. Lingkungan luar diartikan sebagai luasi ini merupakan salah satu komponen
gabungan faktor-faktor geografi dan sosial pengukur derajat keberhasilan pencapa-
ekonomi yang mempengaruhi hubungan se- ian tujuan, dan keefektifan proses pem-
kolah dengan masyarakatnya. Sedangkan belajaran yang dilaksanakan.
lingkungan dalam adalah bahan pokok bangu- d. Memberikan umpan balik menurut Stone
nan dan ketersediaan peralatan untuk menu- dan Nielson (Sumiati dan Asra, 2009: 7)
naikan tugas pengajaran dan belajar. Dalyono umpan balik mempunyai fungsi untuk
(2007: 129) juga menegaskan bahwa lingku- membantu siswa memelihara minat dan
ngan itu sebenarnya mencakup segala ma- antusias siswa dalam melaksanakan tugas
terial dan stimulus di dalam dan di luar in- belajar. Pembelajaran adalah proses inter-
dividu, baik yang bersifat fisiologis, psiko- aksi peserta didik dengan pendidik dan
logis maupun sosio-kultural. sumber belajar pada suatu lingkungan
Berdasarkan uraian diatas dapat disim- belajar.
pulkan bahwa lingkungan tempat belajar ada-
lah segala situasi yang ada di sekitar siswa C. Tujuan Pembelajaran di Sekolah Dasar
saat proses pembelajaran. Jadi lingkungan Pendidikan di sekolah dasar bertujuan
fisik tempat belajar adalah segala sesuatu memberikan bekal kemampuan dasar baca,
dalam bentuk fisik yang ada di sekitar siswa tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan
saat proses pembelajaran. Lingkungan yang dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai
ditata dengan baik akan menciptakan kesan dengan tingkat perkembangan serta memper-
positif dalam diri siswa, sehingga siswa men- siapkan mereka untuk mengikuti pendidi-
jadi lebih senang untuk belajar dan lebih nya- kan di tingkat selanjutnya. Terkait dengan
man dalam belajar. tujuan memberikan bekal kemampuan da-
3. Pengelolaan Proses Pembelajaran sar baca tulis, maka peran pendidikan mampu
Mengajar merupakan suatu aktivitas memberikan bekal pada kemampuan dasar
mengorganisasi atau mengatur lingkungan baca tulis mulai pada tahap kelas-kelas awal,
sebaik-baiknya dan menghubungkannya de- sampai pada tercapainya kemampuan atau
ngan anak sehingga terjadi proses belajar kelas-kelas diatasnya.
mengajar. Tugas dan tanggung jawab seorang Rendahnya minat baca menjadi perma-
guru adalah mengelola proses belajar meng- salahan yang di hadapi bangsa Indonesia.
ajar yang selalu berusaha untuk meningkat- Hal ini terlihat dari tertinggalnya kualitas
kan kualitas belajar. SDM dari negara-negara lain di Asia. Ini
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4) menunjukkan kualitas pendidikan di Indo-
peran guru dalam pembelajaran yang dapat nesia lebih rendah dari negara-negara lain-
membangkitkan aktivitas siswa setidak- nya.
tidaknya menjalankan tugas utama, berikut Mengingat pentingnya pendidikan da-
ini: sar sebagai tonggak awal peningkatan SDM,
banyak pihak menarik perhatian bahwa pendi-

Jurnal Edukatif - 25 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

dikan dasar adalah jembatan upaya pening- yang tidak mengalami menjadi mengalami
katan pengembangan SDM untuk dapat dan merasakan sesuatu yang berbeda.
berkompetisi dalam skala regional maupun Sedangkan pembelajaran pada hakikat-
internasional. Oleh karena itu, pada tingkat nya adalah proses interaksi antara peserta
sekolah dasar sangat memungkinkan untuk didik dengan lingkungan, sehingga terjadi
dikembangkan usaha dalam perubahan mutu perubahan perilaku kea rah yang lebih baik.
pendidikan, hal ini dilakukan melalui pena- Dan tugas guru/pendidik adalah mengkoor-
taan kelembagaan, pengelolaan, dan pening- dinasikan lingkungan agar menunjang ter-
katan mutu pendidikan. jadinya perubahan perilaku peserta didik.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
PENUTUP usaha sadar pendidik untuk membantu peserta
Belajar pada hakikatnya adalah proses didik agar mereka dapat belajar sesuai de-
interkasi/komunikasi terhadap semua situasi ngan kebutuhan dan minatnya
yang ada di sekitar individu seseorang. De- Pembelajaran di tingakat dasar sangat
ngan berinteraksi individu diarahkan untuk penting yang bertujuan untuk memberikan
mendapatkan pengalaman melalui proses bekal dan pengalaman kepada peserta didik
melihat, mendengar, mengamati, dan mema- agar nantinya peserta didik mampu mengikuti
hami sesuatu. Belajar merupakan suatu akti- pendidikan di jenjang yang lebih tinggi diatas-
vitas yang disengaja dilakukan oleh indi- nya. Pengembangan mutu pendidikan di ting-
vidu agar terjadi perubahan peningkatan ke- kat dasar harus selalu diupayakan agar tu-
mampuan individu, karena dengan belajar juan dari pendidikan itu sendiri dapat ter-
seorang individu akan mengalami peruba- capai.
han dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari
yang tidak paham menjadi paham, dari

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2007, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Harjanto. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Jamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, A 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Naim, Ngainun dan Achmad Patoni. 2007. Materi Penyusunan Desain Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosda Karya.

Jurnal Edukatif - 26 -
IAIS Sambas Vol. V No. 1 Januari – Juni 2019

Sadiman, Arief. 1990, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan.


Jakarta: Rajawali.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka

Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Surya, Mohammad, 2004, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.

Suryadi. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.

Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi
Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003

W Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Yamin, Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung Persada
Press.

Jurnal Edukatif - 27 -

Anda mungkin juga menyukai