Anda di halaman 1dari 31

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Biologi dan kreativitas Siswa

Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.Perubahan itu bersifat

secara relatif,konstan dan berbekas.Untuk memperoleh pengertian yang objektif

tentang belajar terutama belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas

pengertian belajar. Menuntut pengertian secara psikologis, belajar merupakan

suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku. Menurut Sudjana

(2011:22) menyatakan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” Hal yang sama

disampaikan oleh Riyanto (2009:5) mengatakan bahwa,“Belajar adalah

merupakan perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Menurutnya bahwa

belajar sebaik baiknya adalah dengan mengalami sesuatu menggunakan panca

indra”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa belajar adalah

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun

jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang

merupakan perubahan dalam belajar. Salah satu perubahan dalam belajar ialah

perubahan secara sadar ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari

8
9

terjadinya perubahan itu atau sekurang kurangnya ia merasakan telah terjadi

adanya suatu perubahan dalam dirinya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sebagai hasil

pengalamannya sendiri maupun dengan interaksi dengan lingkungannya, tetapi

harus diketahui bukan setiap perubahan arti dalam belajar. Belajar dan

pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah proses tindakan atau perubahan

yang dilakukan seseorang agar mengalami perubahan sikap dan tingkah lakunya.

Seorang guru seharusnya sudah dapat menyusun sendiri ciri-ciri belajar,

yaitu ciri belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

Menurut Suryosubroto (2009:31) bahwa, “ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan

melampaui(undergoing).

2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran

yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan”.

Hal sama disampaikan oleh Darsono (2000:30) menjelaskan, “ciri-ciri

belajar antara lain yaitu:

1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini

digunakan sebagai arah kegiatan. Sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar.

2. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada

orang lain. Jadi, belajar bersifat individual.

3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal ini

berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu.


10

Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi

untuk belajar.

4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.

Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang

lainnya”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, ciri-ciri belajar

adalah pengalaman, dan melalui proses bermacam-macam ragam pengalaman

pada tujuan tertentu dan bermakna bagi kehidupan murid. Yang bersumber dari

kebutuhan yang mendorong murid dan memotivasi secara kontinu dan hasil

belajar itu dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individu dikalangan murid-

murid, berlangsung secara efektif dibawah bimbingan dan rangsangan tanpa ada

tekanan dan paksaan yang disesuaikan dengan kematangan murid agar murid

mengetahui status dan kemampuan untuk tajuan hasil belajar yang maksimal.

Setiap melakukan kegiatan atau pekerjaan akan memperoleh hasil, demikian juga

dengan kegiatan belajar. Ciri-ciri belajar adalah suatu interaksi objek dan subjek

yang mengakibatkan terjadinya perubahan yang nyata pada seseorang, jika terjadi

perubahan sedikit pun maka makaakan digolongkan belajar, misalnya, dari yang

tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Soemanto yang dikutip oleh Slameto (2010:9) menyatakan

bahwa,“Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai

berikut:

1. Faktor stimulus, yaitu segala hal diluar individu


mencakup material, penguasaan, serta suasana eksternal
yang harus diterima dan dipelajari peserta didik;
2. Faktor-faktor metode belajar;
11

3. Faktor-faktor individual seperti kematangan, usia,


perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya,
kapasitas mental, kondisi kesehatan, serta motivasi
faktor-faktor individu ini sangat besar pengaruhnya
terhadap pembelajaran.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

belajar dapat berpengaruh sejumlah faktor lingkungan yaitu dari luar diri dan

faktor fisiologis yang ada dalam diri individu.

Sanjaya yang dikutip oleh Sudjana (2011:15) bahwa, Terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar diantaranya

adalah: a) Faktor guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam

implementasi suatu strategi pembelajaran, b) Faktor siswa. Siswa adalah

organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangan,c)

Faktor sarana. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung

terhadap kelancaran proses pembelajaran, d) Faktor lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas tentang faktor yang mempengaruhi belajar

adalah terdapat faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi

proses belajar pembelajaran peserta didik. Faktor internal meliputi fisik dan psikis

(motivasi, IQ, bakat, minat), dan faktor eksternal nya adalah lingkungan sosial,

lingkungan alam dan instrumental.

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara kuantitatif dalam

bentuk seperti penguasaan, pengetahuan, atau pemahaman, keterampilan, analisis,

sintesis, evaluasi, serta nilai dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa itu

sendiri dalam menimbulkan prakarsa dan kreativitas, artinya tidak terbatas pada

perolehan nilai dari suatu bidang studi, tetapi bentuk sikap yang diperoleh dari
12

belajar yang diikutinya menjadi bekal dasar pengalaman belajar berikutnya dan

menjadi bekal bagi siswa sebagai individu dan masyarakat. Menurut Dimyati

(2006:3) menyampaikan bahwa,“hasil belajar adalah merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hal yang sama disampaikan oleh

Sudjana (2011:22) bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hal yang sama

disampaikan oleh Slameto (2010:10) mengatakan bahwa, “hasil belajar adalah

kemampuan siswa setelah proses belajar mengajar”. Hal yang sama disampaikan

oleh Mudjiono (2006:3) menyatakan bahwa, “semua hasil belajar tersebut

merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar

siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar dan

evaluasi.Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara

belajar lebih lanjut.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang di kategorisasi oleh para

pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentasi atau

terpisah, melainkan komprehensif.Hasil belajar merupakan hasil kegiatan dari

belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat perlakuan dan pembelajaran

yang dilakukan siswa.Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil interaksi dari

berbagai faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar secara keseluruhan. Hasil

interaksi tersebut menimbulkan adanya perbedaan dalam prestasi belajar dalam

menghasilkan adanya pengelompokan individu tertentu. Hasil belajar adalah

tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang yang ditempuh melalui usaha
13

belajar dan dilakukan dalam batas tertentu, jadi hasil belajar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran biologi pada materi

pokok jamur diperoleh melalui tes yang diberikan pada sampel penelitian. Dari

hasil tersebut biasanya dikatakan prestasi baik jika mempunyai nilai yang tinggi

dan dikatakan berprestasi rendah bila mempunyai nilai yang rendah.

Setiap melakukan kegiatan atau pekerjaan akan memperoleh hasil,

demikian juga dengan kegiatan belajar. Ciri-ciri belajar adalah suatu interaksi

objek dan subjek yang mengakibatkan terjadinya perubahan yang nyata pada

seseorang, jika terjadi perubahan sedikit pun maka makaakan digolongkan belajar,

misalnya, dari yang tidak tahu menjadi tahu.Melalui proses belajar seseorang akan

mengalami perubahan dalam tingkah lakunya yaitu sebagai hasil belajar yang

dilakukannya. Perubahan dalam tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang

melalui belajarnya disebut hasil belajar. Sedangkan menurut Dimyati (2006:11)

menjelaskan bahwa, “Hasil belajar terdiri dari informasi verbal, keterampilan

intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif”. Hal yang sama

disampaikan oleh Mulyasa (2006:131) mengatakan bahwa, “dari segi hasil proses

pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif

pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).

Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila

masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta

sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan”. Hal

yang sama disampaikan oleh Mudjiono (2006:26) bahwa, “hasil belajar itu

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu paket belajar

tertentu, yang dapat diukur dalam berbagai bentuk melalui proses evaluasi
14

tertentu, hasil yang dicapai dapat berupa ranah kognitif (pengetahuan), efektif

(sikap), dan psikomotorik (keterampilan).”

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, hasil belajar adalah

sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang

mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak

pada diri individu perubahan tingkah lakunya secara kuantitatif.

Selanjutnya, pelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa dengan

berbagai kemampuan tentang cara “mengetahui” dan cara “menemukan” yang

membentuk siswa untuk lebih dalam memahami alam atau lingkungan sekitar.

Adapun tujuan dari pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah adalah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kesadaran dan kelestarian

lingkungan.

b. Menyadari dan menyakini kebesaran dan

kekuasaan Allah SWT

c. Memahami konsep-konsep biologi dan saling

keterkaitannya

d. Mengembangkan daya penalaran untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidpan sehari-hari

e. Mengembangkan ketrampilan dasar biologi

untuk memperoleh konsep-konsep biologi dengan menumbuhkan nilai

serta sikap ilmiah


15

f. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk

menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan

ilmiah

g. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk

melanjutkan kejenjang selanjutnya.

Unsur terpenting dalam suatu proses pembelajaran di sekolah adalah

materi pembelajaran. Dalam pengajaran materi yang akan di ajarkan kepada siswa

harus di atur dengan sistematika yaitu pengajaran materi di awal dari materi yang

mempunyai kriteria tingkat yang lebih mudah ke materi yang lebih sulit/lebih

luas. Dalam pengajaran materi pelajaran juga harus disesuaikan dengan jumlah

hari efektif belajar yang telah tersusun dalam program program tahunan dan

program semester serta rencana pelaksanaan pembelajaran agar dalam

pelaksanaan proses pembelajaran materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan

baik dan terencana. Dalam pengajarannya penulis menggunakan pedoman

kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan anjuran sekolah dimana

sebelum penulis melaksanakan praktek pengalaman lapangan sekolah telah

menggunakan kurikulum tersebut.

Selanjutnya kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk memecahkan

masalah yang memberikan individu menciptakan ide-ide dengan kegunaannya

secara penuh untuk berkembang yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari

ketiga aspek esensial kecerdasan analisis,kreatif dan praktis,beberapa aspek yang

ketika digunakan secara kombinatif dan seimbang akan melahirkan kecerdasan

dan kesuksesan. Menurut Riyanto (2009:56) menyatakan bahwa, “Kreativitas

adalah suatu proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari ketiga aspek
16

esensial kecerdasan analisis,kreatif dan praktis,beberapa aspek yang ketika

digunakan secara kombinatif dan seimbang akan melahirkan kesuksesan”. Hal

sama disampaikan oleh Drevdahal Asrori, (2009:62) menyatakan, “Kreativitas

adalah kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru

yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan

pembentukan pola-pola baru dan pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan

yang sudah ada pada situasi sekarang”. Hal sama disampaikan oleh Mulyasa,

(2006:165) bahwa, “Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberikan

kepercayaan komunikasi bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak

terlalu ketat, maka peserta didik akan lebih kreatif jika:

1. Dikembangkan rasa percaya diri bahwa peserta didik tidak ada perasaan

takut.

2. Diberikan kesempatan berkomunikasi secara ilmiah dan terarah”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat di disimpulkan bahwa kreativitas

merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan

menerapkannya dalam pemecahan masalah. Dengan berpikir secara baik dan

memberikan ide-ide baru yang dapat dilihat langsung dari keadaan alam akan

melahirkan tata cara berfikir yang akan melahirkan kecerdasan dan kesuksesan.

Kreativitas adalah sesuatu yang ditemukan bukan berarti harus yang baru

atau yang belum pernah ada sebelumnya, melainkan juga merupakan sesuatu yang

baru bagi diri sendiri dan tidak harus baru bagi orang lain, teman, masyarakat,

maupun dunia. Kreativitas dikembangkan berdasarkan kebebasan menuangkan

imajinasi dan rasa percaya diri yang besar serta mengkomunikasikannya dalam

bentuk sikap, konsep ataupun produk kreatif.


17

Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai faktor yang

mempengaruhi kreativitas, perlu diperhatikan beberapa ciri-ciri kreativitas.

Melihat adanya tingkat perbedaan kemampuan kreativitas masing-masing siswa

berarti ada beberapa indikator yang dapat diperhatikan secara langsung oleh guru.

Seperti sikap siswa yang aktif dalam proses belajar, semangat dalam

menyelesaikan masalah yang ditemukan serta kepercayaan diri siswa dalam

mengaktualisasikan gagasan-gagasan baru. Slameto (2010:147) menyatakan

bahwa, “individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui ciri-ciri sebagai

berikut:

1).Hasrat keingintahuan yang cukup besar.2).Bersikap


terbuka terhadap pengalaman baru.3).Panjang
akal.4).Keinginan untuk menemukan dan
meneliti.5).Cenderung lebih menyukai tugas yang berat
dan sulit.6).Cenderung mencari jawaban yang luas dan
memuaskan.7).Memiliki dedikasi bergairah serta aktif
dalam melaksanakan tugas.8).Berfikir
fleksibel.9).Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta
cenderung member jawaban lebih banyak.10)
.Kemampuan membuat analisis dan sintesis.11) Memiliki
semangat bertanya serta meneliti.12) .Memiliki daya
abstraksi yang cukup baik.13) .Memiliki latar belakang
membaca yang cukup luas”.
Hal sejalan di utarakan oleh Daryanto, (2010:117) menyatakan

bahwa,“kreativitas seseorang dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2) Bersifat


terbuka terhadap pengalaman baru.3) panjang akal.4)
keinginan untuk menemukan dan menemukan. 5)
cendrunglebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6)
cendrung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. 7)
memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan
tugas 8) berpikir fleksibel. 9) menanggapi pertanyaan yang
diajukan 10). Kemampuan membuat analisis dan sitesis 11)
Memiliki semangat bertanya serta meneliti.l2) memiliki
daya abstraksi yang cukup baik. 13) Memiliki latar
belakang membaca yang cukup luas”.
18

Menurut Munandar (2009:52) mengemukakan bahwa, “ciri-ciri kreativitas

sebagai berikut:

Senang mencari pengalaman baru 2) Memiliki keasyikan


mengerjakan soal-soal yang sulit. 3) Memiliki inisiatif. 4)
Memiliki ketekunan yang tinggi. 5) Cendrung kritis
terhadap orang lain. 6) Berani menyatakan pendapat dan
keyakinan. 7) Selalu ingin tahu. 8) Peka atau perasa.Energy
dan ulet. 9 Menyukai tugas-tugas yang majemuk. 10)
Percaya kepada diri sendiri. 11) Mempunyai rasa humor.
13) Memiliki rasa keindahan”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan dimana siswa yang kreatif

adalah siswa yang mampu mengaktualisasikan kemampuan imajinatif dan

menyukai tantangan. Produk-produk kreatif yang dihasilkan dari pemikiran

dengan kreativitas tinggi merupakan puncak dari seberapa tinggi tingkat

kreativitas peserta didik.Untuk menentukan seberapa tinggi tingkat kemampuan

kreativitas individu, maka ada beberapa kriteria yang dapat diperhatikan.

Menurut Murniati (2012:16) bahwa, “Penentuan kriteria kreativitas

menyangkut tiga dimensi yaitu dimensi proses, person, produk kreatif. Dimensi

proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, makas segala proses yang dilalui

individu kreatif hingga menghasilkan suatu produk sikap atau karya nyata

akandisebut sebagai produk kreatif dan orangnya disebut sebagai orang kreatif.

Dimensi person sebagai kriteria kreativitas sering kali kurang jelas rumusannya”.

Dari uraian diatas dimensi dari kriteria kreativitas disimpulkan bahwa

kreativitas belajar merupakan keseluruhan proses dalam menciptakan sebuah

produk kreatif oleh siswa berdasarkan kemampuan, minat dan bakat yang

dimiliki setiap masing-masing siswa. Siswa yang kurang kreatif dalam belajar,
19

sebaiknya dilakukan usaha-usaha dan perhatian agar ia mampu meningkatkan

kemampuan kreativitasnya.

Indikator kreativitas menurut Munandar (2009:71) menyatakan

bahwa,“sebagai berikut:

1. Adanya rasa ingin tahu yang luas dan mendalam

2. Sering mengajukan pertanyaan dengan baik

3. Sering mengajukan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah

4. Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang

5. Mempunyai rasa imajinasi yang tinggi

Hal yang sama disampaikan oleh Suryosubroto (2009:222) mengemukakan

bahwa, “individu yang kreatif memiliki indikator sebagai berikut:

1. Lebih menunjukkan sikap dewasa secara emosional dan


peka dalam menangkap masalah dalam situasi
2. Dapat memenuhi kebutuhan sendiri
3. Tidak tergantung pada orang lain dan percayadirisendiri
4. Mampu menguasai dirinya
5. Penuh keberanian yang bermakna
6. Panjang akal”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan idikatorindividu yang kreatif

mencakup kelancaran, keluwesan, keaslian, keterampilan memperinci, dan

keterampilan mengevaluasi. Kreativitas juga merupakan proses kognitif untuk

menemukan solusi yang asli dan benar-benar baru. Akan tetapi terkadang berasal

dari informasi atau fakta yang sudah ada Mata pelajaran biologi merupakan salah

satu mata pelajaran yang mempelajari tentang seluk beluk makhluk hidup dan

kehidupan. Menurut Redjeki, dkk (2008:1.2) menyatakan bahwa, “Biologi berasal

dari bahasa Yunani yaitu dari kata “bios” yang berarti kehidupan dan “logos”

yang berarti ilmu. Jadi, biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
20

tentang kehidupan”.Menurut Noviyanti (2012:1) menyatakan bahwa, “Biologi

adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu mengenai makhluk

hidup”.Menurut Ronald dan Nurhayati (2006:12), menyatakan bahwa, “Biologi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup

(organisme)”.Menurut Susilowati (2009:1.3) menyatakan bahwa, “Biologi

diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk-beluk

makhluk hidup”.Menurut Redjeki dkk (2008:74) menyatakan bahwa, “Biologi

merupakan pengetahuan tentang kehidupan, berkaitan dengan semua makhluk

hidup bukan hanya tumbuhan dan hewan yang hidup pada masa kini tetapi juga

yang pernah hidup dan sudah mati pada masa lalu”.Menurut Widodo (2008:1.3)

menyatakan bahwa, “Biologi sering didefinisikan sebagai ilmu tentang makhluk

hidup dan interaksi nya dengan lingkungan”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biologi merupakan ilmu

yang mengkaji tentang makhluk hidup dan kehidupan, baik hewan maupun

tumbuhan.Sebagai cabang ilmu pengetahuan alam, biologi memiliki banyak

materi pembelajaran, salah satunya adalah materi sel yang diajarkan di kelas XI

MAN Siabu.Pada mata pelajaran biologi khususnya materi pokok sel ada

beberapa topik yang harus dibahas, yaitu: a) Sel hewan, b) Sel tumbuhan, c)

membedakan sel prokariotik dan eukariotik.

Sel adalah bagian terkecil dari satuan unit penunjang kehidupan. Menurut

Sumadi (2007:1) menyatakan bahwa, “Sel merupakan unit terkecil dari makhluk

hidup, yang berarti sel mampu atau dapat tetap hidup tanpa kehadiran sel yang

lain”. Menurut Hudson (2013:5) menyatakan bahwa, “Sel merupakan unit

organisme terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis”.Menurut


21

Anna (2009:190) menyatakan bahwa, “Sel merupakan unit terkecil dalam

organisme hidup, baik dalam dunia tumbuhan maupun hewan”.Menurut

Issoegianti (2007:1.5) menyatakan bahwa, “Sel adalah kesatuan unit struktur,

fungsi dan pewarisan yang terkecil”. Menurut Susilowati (2009:3.5) menyatakan

bahwa,“Sel adalah suatu massa protoplasma yang berada dalam suatu ruangan

yang dikelilingi oleh membran sel dan mempunyai nukleus”. Menurut Harvey

(2010:4) menyatakan bahwa, “Sel adalah penyusun kehidupan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sel

adalah unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Adapun yang akan dibahas

dalam materi ini adalah a) Sel hewan, b) Sel tumbuhan , c) Perbedaan sel

prokariotik dan sel eukariotik. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan oleh penulis

satu persatu sebagai berikut:

a. Sel Hewan

Menurut Sumadi (2007:21) “pada sel tumbuh-tumbuhan termasuk jamur dan

bakteri dinding sel ini tampak nyata dan tersusun atas molekul-molekul

karbohidrat dalam bentuk selulosa.pada umumnya di dinding sel tumbuhan

tampak lebih tebal dan kuat karena mempunyai fungsi utama sebagai

pelindung sel dan rangka sel. Sedangkan pada sel hewan dinding sel yang ada

sebenarnya merupakan dinding sel semu dan dikenal sebagai selubung sel

karena sangat tipis sehingga mula-mula diduga sel hewan tidak mempunyai

dinding selpada hewan,selubung sel ini tersusun dari molekul-molekul

karbohidrat yang komplek”.

Nugroho dan sumardi (2004:24) berpendapat: “perbedaan antara sel tumbuhan

dan sel hawan meliputi:


22

Organel/bagian sel Sel tumbuhan Sel hewan

Dinding sel Ada Tidak ada

Plastida Ada Tidak ada

Lisosom Tidak ada Ada (untuk pencernaan


makanan secara
pinositosis/fagositosis)

Sentriol Tidak ada Ada

Badan golgi Diktiosom Badan golgi

Vakuola Pada sel muda Berukuran kecilbaik pada sel


kecil dan banyak, muda maupun sel dewasa
pada sel dewasa
tunggal dan besar

Flagella/silia Tidak ada Ada

Organel-organel sel yang terdapat pada sel hewan adalah ribosim, mitokondria

sitoplasma,retikulum endoplasma, apparatur golgi, lisosom dan vakuola dan

lain-lain.menurut noviyanti (2012: 34), mengatakan bahwa:

“Organel sebagai substansi hidup dalam sitoplasma mempunyai fungi


sendiri-sendiri berdasarkan fungsinya yang berkaitan dengan metabolisme
sel,organ dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu:a) organel yang aktif dalam
metabolisme sel, 1.Ribosom, 2. Mitokondria, 3. Retikulum endoplasma, 4.
apparatur golgi, 5. Lisosom, 6. Vakuola/gelembung. b) organel yang tidak
aktif dalam metabolisme, 1. Sentriol, 2. Mikrotubuli, 3. Fibril dan 4.
Mikrobodi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan

sel hewan dan sel tumbuhan bahwa pada sel hewan tidak dapat dinding

sel,vakuola dan plastida,tetapi memiliki sentriol dan lisosom. Sedangkan pada

sel tumbuhan tidak dapat dinding sel, plastida dan vakuola,tetapi tidak

memiliki sentriol dan lisosom. Dan organel-organel sel hewan adalah


23

mitokondria, nukleus, robosom, sentrol, badan golgi, membran sel,

lisosom,retikulum endoplasma.

Gambar sel hewan

Menurut Redjeki, dkk (2008:2.4-2.5) menyatakan bahwa, “Sel hewan

dan sel tumbuhan mempunyai struktur dasar yang sama tetapi ada perbedaan-

perbedaan dari jenis sel tersebut. Pada sel tumbuhan memiliki dinding sel.

Sedangkan pada sel hewan tidak dapat dijumpai adanya dinding sel. Pada sel

tumbuhan, masih ada lagi beberapa organel yang tidak ada pada sel hewan yaitu

plastida. Organel lain yang hanya ada pada sel hewan tetapi tidak ada pada sel

tumbuhan yaitu sentriol, badan golgi dan lisosom”.

Tabel1.
Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
Sel Hewan Sel Tumbuhan
Sel hewan lebih kecil daripada sel Sel tumbuhan lebih besar
tumbuhan daripada sel hewan
Tidak mempunyai bentuk yang tetap Mempunyai bentuk yang tetap
Tidak mempunyai dinding sel Mempunyai dinding sel
Tidak mempunyai klorofil Mempunyai klorofil
Tidak mempunyai vakuola, walaupun
terkadang sel beberapa hewan uniseluler
Mempunyai vakuola
memiliki vakuola (tapi tidak sebesar
yang dimiliki tumbuhan)
Mempunyai sentrosom Tidak mempunyai sentrosom
Sumber: Modul Biologi Umum

Menurut Harvey (2010:9-11) menyatakan bahwa,“Sel hewan memiliki

ukuran lebih kecil, tidak memiliki vakuola atau dinding sel yang kuat serta

membran sel hewan tersusun atas bahan yang lentur, sehingga sel bisa

mengubah bentuk dan ukurannya dengan mudah. Sedangkan sel tumbuhan

memiliki ukuran lebih besar, mempunyai vakuola yang mengandung air yang
24

berfungsi untuk mengeluarkan tenaga pada membran yang membungkus

vakuola yang disebut dengan tekanan turgor”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa perbedaan sel

hewan dan sel tumbuhan dapat di lihat dari bentuk strukturnya, sel tumbuhan

lebih besar dari sel hewan, mempunyai dinding sel, plastida, vakuola yang besar,

dan tidak mempunyai sentrosom.Sedangkan sel hewan lebih kecil dari sel

tumbuhan, tidak mempunyai dinding sel, plastida, vakuola lebih kecil. Pada sel

hewan terdapat organel sentriol, badan golgi, sentrosom, serta lisosom yang

tidak ditemukan pada sel tumbuhan.

b. Sel Tumbuhan

Membran sel tumbuhan adalah lapisan terluar dari sel hidup. membran sel

mempunyai ketebalan 7,5 nm sampai 10,0 nm.senyawa utama penyusun

membran adalah protein dan lipida.

Menurut Muslimin (2007:7) mengatakan:

Membran sel mempunyai ketebalan antara 7,5 nm sampai 10,0 nm, senyawa

utama penyusun membran adalah protein dan lipida. Protein mencapai

setengah sampai 2/3 dari total berat kering membran”. Fungsi membran sering

dikattakan sipat semipermeabel, berarti molekul air dapat menembus membran

tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak dapat

menembus membran,fungsi membran pada dasarnya adalahmengatur lalu

lintas molekul air dan ion atau senyawa terlarut dalam air untuk masuk sel

atau organel-organel sel.

Sedangkan menurut hudson (2013:21)mengatakan:

Dinding sel pada umumnya tanpa lebih tebal dan kuat karena
mempunyai fungsi utama sebagai pelindung sel dalam rangka
25

sel. Walaupun dinding sel tumbuh-tumbuhan yang masih muda


dinding sel nya selapis dan dinamakan lapisan primer. Apabila
sel bertumbuh makin dewasa maka akan terbentuk lapisan
diluarnya yang disebut lapisan sekunder. Antara kedua lapisan
ini terdapat selaput tipis bahan yang mengandung pectin yang
berfungsi sebagai perekat antara dua selapis.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa struktur dan fungsi

membran sel pada tumbuhan terdiri dari protein dan lipidu,protein

mencapai 2/3 dari total berat kering membran, fungsi membran

pada dasar nya adalah mengatur lalu lintas molekul air dan ion

atau senyawa yang terlarut dalam air untuk masuk sel atau

organel-organel sel. Pada tumbuhan pada umumnya tanpa lebih

tebal dan kuat karena mempunyai pungsi utama sebagai pelindung

sel dan rangka sel dan mengatur keluar masuknya zat dari dan

kedalam sel. Pada tumbuhan selaput plasma di lindungi oleh

selaput dari selulosa.

Gambar:membran sel (dinding sel) pada tumbuhan

c. Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik

Sel hidup dapat diklasifikasikan atas dua kelompok, yaitu prokariotik dan

eukariotik.Istilah prokariotikdibagun dari kata pro dan karyon.Pro, artinya

sebelum dan karyon artinya inti.Jadi sel prokariotik berarti sebelum inti atau

belum memiliki organel-organel sel. Sedangkan eukariotikdibagun dari kata eu

dan karyon.Eu artinya sungguh atau benar dan karyon artinya inti.Jadi sel

eukariotik adalah sel-sel yang telah memiliki inti sel atau memiliki struktur
26

organel sel. Ada beberapa perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik

yang terpenting yaitu dilihat dari ukuran, bentuk dan susunan.

Menurut Sumadi (2007:2-11) menyatakan bahwa, “Yang termasuk

bagian sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau

Cyanobacteria.Sel-sel prokariotik dikelilingi oleh dinding sel, yang biasanya

bukan berupa selulosa, dan oleh karenanya secara kimia berbeda dengan dinding

sel tumbuhan tingkat tinggi.Sedangkan sel eukariotik memiliki struktur yang

lebih maju dari pada sel prokariotik. Sel pada umumnya terlihat sebagai massa

yang jernih dengan bentuk yang tidak teratur, dibatasi oleh suatu selaput dan

ditegah-tengahnya terdapat yang bentuknya bulat, disebut nukleus atau inti sel.

Ada perbedaan antara sel prokariotik dengan sel eukariotik dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 2.
Perbedaan antara Sel Prokariotik dengan Sel Eukariotik
Prokariotik Eukariotik
Contoh Bakteri dan ganggang Protista, fungi, tumbuhan
organismenya hijau-biru dan hewan
Ukuran sel Umumunya 1-10 µm Umumnya 5-100 µm
Metabolisme Anaerobik dan Aerobik Aerobik
Nukleus, mitokondria,
Organela Sedikit atau tidak ada kloroplas, retikulum
endoplasma, dll.
Sirkular, dalam Sangat panjang terdapat
DNA
sitoplasma dalam inti sel
Disintesis pada Sintesis RNA terjadi dalam
RNA dan Protein beberapa nukleus, protein disintesis
kompartemen dalam sitoplasma
Tidak ada Sitosekeleton tersusun dari
Sitoplasma
sitosekeleton filament protein
Kromosom
Kromosom memisah
memisahkan diri oleh
Pembelahan sel melalui gelendong
adanya pemisahan
pembelahan
membran plasma
Organisasi seluler Umumnya uniseluler Umumnya multiseluler, sel-
27

sel dengan tugas yang


berbeda-beda
Sumber: Biologi Sel. Graha Ilmu

MenurutNoviyanti (2012:15) menyatakan bahwa, “Berdasarkan ada

tidaknya selubung inti, maka sel prokariotik dan sel eukariotik memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

Sel prokariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


(1) Tidak ada membran yang memisahkan nukleus (inti sel)
dari sitoplasma. Juga tidak ada membran yang
membatasi organel sel.
(2) Pembelahan sel secara sederhana tanpa melalui tahap-
tahap seperti mitosis.
(3) Dinding sel mengandung semacam molekul kompleks
yang disebabkan mukopeptida, yang memberikan
kekuatan pada struktur selnya. Contoh sel prokariotik
adalah bakteri.
Sel eukariotik lebih rumit dari sel prokariotik dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
(1) Memiliki membran yang memisahkan sitoplasma dengan
inti sel sehingga inti terlihat jelas. Selain itu juga ada
membran yang melingkupi sitoplasma dan membentuk
organel sel.
(2) Pembelahan inti sel melalui tahap-tahap yang dikenal
dengan mitosis. Contoh sel eukariotik adalah sel hewan
dan sel tumbuhan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara

sel prokariotik dan sel eukariotik yang terpenting yaitu di dalam sel eukariotik

DNA berada di dalam inti yang dikelilingi oleh membran inti, tetapi pada sel

prokariotik DNA berada di daerah inti tanpa diselubungi oleh membran inti.Sel

eukariotik juga memiliki berbagai macam struktur yang disebut

organel.Sedangkan sel prokariotik umumnya tidak memiliki organel dan tidak

memiliki organ pembatas.


28

Gambar 5. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik


Sumber: http://hisham.id/2015/05/perbedaan-sel-prokariotik-dan-sel-
eukariotik-penjelasan-lengkap.html

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

hasil belajar biologi materi pokok sel adalah perubahan tingkah laku siswa atau

gambaran pencapaian kecakapan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran di

kelas, yang diukur dengan menggunakan instrumen yaitu siswa dapat

membedakan sel hewan dan sel tumbuhan, menjelaskan struktur dan fungsi

membran sel, sitoplasma dan inti sel, dan mendeskripsikan perbedaan sel

prokariotik dan sel eukariotik.

2. Hakikat Metode Pembelajaran Praktikum

Metode praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran yang cara

penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri yang dipelajari. Metode praktikum ini sangat berperan

penting untuk pelaksanaan uji coba di laboratorium, dimana dalam uji coba di

laboratorium siswa sangat berperan penting dalam pelaksanaan uji coba tersebut

untuk membuktikan hasil eksperimen tersebut. Menurut Zain (2006:75) bahwa,

“metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan”.
29

Menurut Adimiharja (2012:132) menyimpulkan sebagai berikut:Kata

praktikum berasal dari practiqu/practique (Prancis), practicus(Latin), atau

practikos (Yunani) yang secara harfiah berarti aktif atau pattein/prassein (Yunani)

yang berarti mengerjakan. Dalam bahasa Inggris, bermakanasama dengan

exersice (Prancis), exercitum/exexere (Latin) yang secara harfiah berarti tetap

aktif/ sibuk yang bermakna sama dengan latihan atau responsi. Sedangkan dalam

arti umum, praktikum merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang member

kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam

rangka meningkatkan pemahaman siswa tentang teori atau agar siswa mengusai

keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan.

Hal yang sama disampaikan oleh Istarani (2012:117) menyatakan bahwa,

“metode praktikum adalah cara penyajian materi pelajaran dengan keterlibatan

langsung secara fisik maupun mental (mempraktekkan langsung) dalam proses

belajar mengajar, yang di mulai dari persiapan alat praktek, petunjuk penggunaan

alat praktek, pemberian contoh untuk mempraktekkannya dan seterusnya sampai

pada pengambilan kesimpulan”.

Berdasarkan uraian diatas praktikum berarti siswa melakukan kegiatan

yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan perbandingan

atau kontrol dan penggunaan alat-alat praktikum. Dalam proses belajar mengajar

dengan metode praktikum ini, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri

atau melakukan sendiri. Dalam praktikum siswa dapat melakukan kegiatan

mengamati, menafsirkan data, meramalkan, menggunakan alat dan bahan,

menerapkan konsep, merencanakan percobaan, mengomunikasikan hasil

praktikum dan mengajukan pertanyaan.


30

Agar penggunaan metode praktikum itu efisien dan efektif, perlu

pelaksanaan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin di capai.

2. Guru mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam praktek.

3. Guru mempraktekkan atau memberi contoh terlebih dahulu dari apa yang

mau dipraktekkan.

4. Siswa membuat laporan dari hasil yang sudah dipraktikumkan.

5. Pengambilan kesimpulan.

Guru harusmengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberikan saran atau

pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya praktek. Setelah praktek

selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,

mendiskusikannyadikelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedartanya jawab.

Metode praktikum merupakan suatu metode mengajar yang menggunakan

alat dan tempat tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Menurut Zain

(2006:84) bahwa, “Metode pembelajaran mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a. Kelebihan metode praktikum


1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dapat membina siswa untuk membuat terobasan-
terobasan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan
untuk kemakmuran umat manusia.
b. Kekurangan metode praktikum
1. Terbatas hanya untuk bidang-bidang sains dan
teknologi.
2. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian,keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu
yang berada diluar jangkauan kemampuan atau
pengendalian”.
31

Disamping kelebihan metode praktikum yang telah dijelaskan di atas juga

memiliki kelemahan yaitu jika dalam melakukan praktikum akan memerlukan

waktu yang cukup lama juga biaya yang lebih mahal dan jika siswa tidak aktif

maka metode praktikum tidak efektif dikarenakan siswa tidak dapat menjawab

masalah atau menarik kesimpulan dari materi yang dipraktikumkan.

Menurut Istarani (2012:120) menyatakan bahwa, “kelemahan metode

praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Guru merasa kesulitan dalam melakukannya, karena harus


mempersiapkan alat yang diperlukan.
2. Guru harus pandai-pandai menentukan waktu sehingga
dapat terlaksana dengan baik. Bila tidak maka praktek
tidak membuahkan hasil.
3. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang agama,
sains dan teknologi
4. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
5. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan, dan keberanian”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penerapan metode praktikum

dapatmerangsang siswa untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa

juga lebih mudah memahami materi dan mengingat lebih lama tentang materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru, juga dapat menjawab semua masalah yang

timbul di dalam pikiran setiap siswa karena mereka berperan secara langsung.

Pada pelaksanaan praktikum dalam proses pembelajaran, ada langkah-

langkah yang harus dilakukan hasil yang diiharapkan dapat tercapai dengan baik,

pada umumnya pelaksanaan praktikum dilakukan melalui serangkaian tahapan.

Adimiharja (2012: 53) membagi praktikum dalam tiga tahapan:

1. Tahap pendahuluan
Tahap ini memengang peranan penting untuk
mengarahkan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Termasuk dalam tahapan ini adalah menggaitkan kegiatan
32

yang akan dilakukkan dengan kegiatan sebelumnya,


menjelaskan langkah kerja yang harus dilakukan oleh
siswa, serta memotipasi siswa.
2. Tahap kerja
Tahap inni sesungguhnya merupakan inti pelaksanaan
keggiatann praktikum. Pada tahap inilah siswa
mengerjakan tugas-tugas praktikum, misalnya merangkai
alat, mengukur, dan mengamati.
3. Tahap penutup
Setelah pelaksanaan tidak berarti bahwa kegiatan
praktikum telah usai. Pada tahap penutup hasil
pengamatan dikomunikasikan, didiskusikan dan ditarik
kesimpulan.

Menurut Raina (2012: 21-22) mengatakan bahwa “Ada tiga utama yang

harus dilakukan, yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan, dan tidak lanjut

metode praktikum.

1. Langkah-langkah persiapan diperlukan untuk memperkecil


kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang
dapat muncul. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam
langkah persiapan antara lain menetapkan judul dan tujuan
praktikum, mempersiapkan bahan dan alat yang
diperlukan mempersiapkan tempat praktikum,
mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah alat yang
tersedia dan kapasitas tempat praktikun, mempersiapkan
tata tertib dan disiplin selama praktikum, serta membuat
petunjuk dan langkah-langkah praktikum.
2. Pada langkah pelaksanaan praktikum, siswa melakukan
kegiatan praktikum sesuai dengan petunjuk dan langkah-
langkah yang telah dibuat pada tahap persiapan praktikum.
Langkah –langkah yang dibuat disesuaikan dengan materi
pembelajaran yang akan di praktikumkan. Kegiatan siswa
dalam pelaksanaan praktikum adalah mengobservasi
(mengamati) percobaan, mencatat data, menganalisis data
menjawab pertanyaan, menyimpulkan hasil praktikum dan
mengomunikasikan hasil praktikum. Sedangkan guru
dalam pelaksanaan praktikum adalah mengawasi proses
praktikum yang sedang dilakukan oleh siswa. Baik secara
menyeluruh maupun berkelompok.
3. Setelah praktikum dilaksanakan, kegitan guru selanjutnya
adalah melakukan tindak lanjut kepada siswa dengan cara
meminta siswa membersihkan dan menyimpan peralatan
yang digunakan, mendiskusikan masalah-masalah yang
ditemukan selama praktikum, membuat laporan hasil
praktikum, meminta perwakilan siswa untuk
33

mempersentasikan hasil laporan yang telah diperoleh dan


dibuat selama kegiatan praktikum berlangsung”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan

praktikum terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan (mempersiapkan alat dan

bahan, menjelaskan langkah kerja dan memotivasi siswa betapa pentingnya

praktikum dilaksanakan), tahap pelaksanaan (siswa melakukan kegiatan

praktikum),dan tahap evaluasi (membuat laporan hasil praktikum,

mempersentasikan hasil laporan).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. RiskiZalilaHarahap(2015), Pengaruhmetode praktikum

terhadapkreativitas Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA di SMA Negeri 6

Padangsidimpuan. Indikator penelitian pada penelitian diatas sebagai

berikut:a. Guru membagi siswa 4-5 orang dalam 1 kelompok, b. Guru

mengarahkan siswa untuk melakukan praktikum, c. Guru membimbing dan

mengamati siswa selama praktikum berlangsung. d. Guru meminta siswa

membuat laporan hasil praktikum, e. Guru memberi penguat dan penjelasan

terhadap materi dan menyimpulkan hasil praktikum.

Dari analisis data yang diperoleh rata-rata hasil belajar sebelum

menggunakan metode praktikumsebesar 64,83 dapat dikategorikan

“Cukup”, sedangkan hasil nilai rata-rata sesudah menggunakan metode

pembelajaran praktikumsebesar 77,50 dapat dikategorikan “Baik”. Untuk

mengetahui hopotesis penelitian ini diterima atau ditolak, maka dilakukan

analisis diferensial dengan menggunakan uji “t-tes”. Berdasarkan hasil

perhitungan yang dilakukan diperoleh thitung sebesar 8,84. Sedangkan dengan


34

ttabel sebesar 1,68 maka thitung lebih besar dari pada ttabel (8,84 > 1,68). Berarti

hipotesis alternatif diterima atau disetujui kebenarannya.Artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran

praktikum terhadap hasil belajar siswa materi pokok struktur dan fungsi

jaringan tumbuhan Kelas XI IPA di SMA Negeri 6 Padangsidimpuan.

2. Rosliana (2014) dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa Materi Pokok Struktur Sel Kelas XI SMA Negeri 1

Batang Toru”. Dalam penelitian ini ada beberapa indikator yang dikaji

tentang materi pokok struktur sel, meliputi: a. Organel sel, b. Membedakan

struktur sel hewan dan sel tumbuhan, c. Perbedaan struktur sel prokariotik

dan sel eukariotik. Dari hasil perhitungan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw diperoleh nilai rata-rata 2,66 berada pada kategori

“Baik”. Kemudian hasil belajar biologi siswa pada materi pokok struktur sel

sebelum penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu 54,83

berada pada kategori “Kurang”, sedangkan sesudah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh nilai rata-rata yaitu 68,71

berada pada kategori “Cukup”. Berdasarkan hasil perhitungan yang

dilakukan untuk menguji hipotesis pada taraf kepercayaan sebesar 95%

dengan derajat kebebasan (dk) = 41-1 = 41 tidak terdapat pada tabel, maka

dengan menggunakan persamaan garis diperoleh ttabel = 1,679. Nilai thitung

yang diperoleh 5,45, jika dibandingkan dengan ttabel 1,679 maka thitung>ttabel

(5,45 > 1,679. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran


35

kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar biologi siswa materi pokok

struktur sel kelas XI SMA Negeri 1 Batang Toru.

C. Kerangka Berfikir

Kreativitas dan hasil belajarsiswa pada mata pelajaran biologi materi

selPembelajaran biologi seharusnya mampu memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menumbuh kembangkan kemampuan mereka dan meningkatkan hasil

belajar mereka secara maksimal. Pada dasarnya faktor yang mendorong

meningkatnya hasil belajar biologi siswa bukan karena faktor dari dalam diri

siswa itu saja, tetapi faktor dari luar diri siswa juga mempengaruhi tinggi

rendahnya hasil belajar siswa. Seperti faktor guru salah satunya, dengan

menggunakan metode dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, khususnya penggunaan metode Pembelajaran praktikum.

Keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran harus dapat

memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran

yang berlangsung. Seperti halnya penggunaan metode pembelajaran praktikum

sangat berpengaruh dalam kelancaran proses pembelajaran biologi pada materi

pokok sel. Oleh karena itu, penggunaan metode pembelajaran praktikum yang

tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari uraian di atas diduga kuat ada “Pengaruh Penggunaan Metode

Pembelajaran praktikum Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Materi Pokok Sel

di kelas XI MAN Siabu.


Kreativitas dan hasil belajar
biologi siswa rendah

Nilai siswa di bawah nilai


kkm sebesar 70
36

solusi

Metode praktikum: Materi pokok sel:

1. Menyampaikan kompetensi yang dicapai 1. Sel hewan


2. Mempersiapkan alat-alat yang 2. Sel tumbuhan
digunakan dalam praktek
3. Perbedaan sel prokariotik
3. Mempraktekkan atau memberi contoh
terlebih dahulu dari apa yang mau dan sel eukariotik
dipraktekkan
4. Siswa membuat laporan dari hasil yang
sudah dipraktikumkan
5. Pengambilan kesimpulan

Kreativitas dan hasil belajar


biologi siswa meningkat

Gambar: kerangka berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban atau pernyataan sementara terhadap

masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.Menurut

Suryabrata (2014:21) menyatakan bahwa,“Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji

secara empiris”.Menurut Sugiyono (2009:96) menyatakan bahwa, “Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”.Menurut

Arikunto (2006:71) menyatakan bahwa, “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian”.Menurut

Sumarni (2012:44) menyatakan bahwa, “Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau

paling tinggi tingkat kebenarannya”.


37

Hipotesis itu dikatakan baik apabila memiliki syarat-syarat tertentu sesuai

dengan pendapat Suryasubrata (2014:23) yang menyatakan bahwa, “Syarat-syarat

sebagai berikut:

a) Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih;

b) Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau

pernyataan;

c) Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;

d) Hipotesis hendaklah dapat diuji.

Menurut Arikunto (2006:73) menyatakan bahwa, “Ada dua jenis hipotesis

yang digunakan dalam penelitian:

1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif,


disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan
antara dua kelompok.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis
nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji
dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan
tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Menurut Sugiyono (2014:100) menyatakan bahwa,“Bentuk-bentuk

hipotesis ada tiga yaitu:

1. Hipotesis Deskriptif, merupakan jawaban sementara


terhadap deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel
mandiri.
2. Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah kooperatif. Pada rumusan ini
variabel nyasama tetapi populasi atau sampelnya yang
berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda.
38

3. Hipotesis Asosiatif, adalah jawaban sementara terhadap


rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban

yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang dianggap paling

mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.

Berdasarkan landasanteori yang dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah“Terdapatpengaruh yang signifikan antara penggunaan

metode pembelajaran praktikum terhadap kreativitas dan hasil belajar biologi

siswa di kelas XI MANSiabu”.

Anda mungkin juga menyukai