Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, peserta didik dituntut untuk mampu
memahami setiap materi yang diberikan oleh guru, kemudian
mengaplikasikannya pada tugas atau permasalahan yang diberikan. Potensi
setiap peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut tergantung
pada bagaimana gaya belajar dan motivasi diri peserta didik.
Setaip peserta didik pastinya memiliki gaya belajar dan motivasi yang
berbeda. Semakin baik dan meningkat gaya belajar juga motivasi peserta
didik, maka semakin banyak prestasi yang akan ditorehkan. Pada umumnya
peserta didik dengan gaya belajar baik, akan memudahkan dalam meraih
setiap impian yang diinginkannya. Begitupun dengan peserta didik yang
memiliki gairah motivasi belajar yang menggebu.
Selanjutnya, pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai gaya
belajar dan motivasi belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar peserta didik?
2. Apa saja tipe gaya belajar peserta didik?
3. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar peserta didik?
4. Apa saja sumber motivasi peserta didik?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?
6. Bagaimana teknik pemberian motivasi?
7. Apa hubungan gaya belajar dan motivasi belajar dengan peserta didik?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian gaya belajar dan motivasi belajar peserta didik.
2. Mengetahui berbagai macam tipe gaya belajar peserta didik.
3. Mengetahui sumber motivasi belajar, faktor yang memperngaruhinya dan
teknik pemberian motivasi.
4. Mengetahui hubungan antara gaya belajar dan motivasi belajar dengan
peserta didik

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Gaya Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya adalah tingkah laku,
gerak-gerik dan sikap. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau menuntut ilmu. Charles E. Skinner, dalam bukunya
Educational Psycology menjelaskan pengertian belajar yakni Learning is a
process of progressive behavior adaptation. Belajar adalah proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan
menurut Slameto (2005) belajar merupakan proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi di
lingkungan. Jadi, berdasarkan Winkel dalam situs www.academia.edu Gaya
Belajar Dan Motivasi Belajar, gaya belajar merupakan cara belajar yang khas
bagi siswa.
Woolever dan Scoot, Dunn, Beaudry dan Klavas dalam buku Belajar
dan Pembelajaran karya Mukhlas Sumani (2011:147), menemukan sebagai
hasil penelitiannya betapa pentingnya guru untuk memadukan gaya mengajar
dan gaya belajar siswa. Setiap siswa memiliki gaya belajarnya sendiri, di
umpamakan sebagai tanda tangan yang khas bagi dirinya sendiri (Marsh,
2005:63).
Menurut Mulyono (2012:226) dalam bukunya yang berjudul strategi
pembelajaran setiap individu mempunyai gaya belajar yang berbeda, tidak
semua orang mengikuti cara yang sama. Masing-masing menunjukkan
perbedaan, namun para peneliti dapat menggolong-golongkannya. Gaya
belajar berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang dipengaruhi oleh
pembawaan, pengalaman, pendidikan, dan riwayat perkembangannya.

5
B. Klasifikasi Gaya Belajar
Menurut Mukhlis Sumani (2015:148) memaparkan klasifikasi gaya
belajar yang sederhana seperti yang diungkapkan oleh Pask dan Scot, yaitu
gaya belajar wholist dan serialist. Gaya belajar wholist atau holist adalah gaya
belajar yang menekankan pemahaman terhadap seluruh materi pembelajaran
atau seluruh masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. Sedangkan gaya
belajar serialist adalah gaya belajar yang lebih menekankan penguasaan
materi pelajaran bagian demi bagian, masalah dianalisis berdasarkan
komponen-komponennya. Selain itu, adapun berbagai gaya belajar siswa
secara lebih rinci, yaitu:
1. Gaya Belajar VAK
Menurut Mukhlas Sumani (2015:148) modalitas belajar dimaknai
sebagai gaya belajar yang khas setiap individu, istilah modalitas belajar
dijumpai dalam Quantum Learning maupun Quantum Teaching yang
ditulis oleh Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2003) yang bersumber
dari gaya belajar VAK (visual, auditory, and kinesthetic), yaitu:
a. Gaya belajar visual atau visual learning
Visual learning adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga
mata memegang peranan penting seperti membaca buku, melihat
demontrasi yang dilakukan guru, melihat contoh yang tersebar
dialam atau melihat pembelajaran yang disajikan melalui tv atau
video kaset. Menurut Hariyanto dan Suyono seseorang yang
memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitik beratkan
ketajaman penglihatan.
Ciri-ciri gaya belajar visual menurut Mukhlas Sumani (2012:151)
adalah sebagai berikut:
a) Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang
didengar
b) Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan
c) Mempunyai kebiasaan yang rapi dan teratur, karena itu yang
akan dilihat orang.
d) Biasanya tidak terganggu oleh suara ribut

6
e) Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
f) Pengeja yang baik kata demi kata
g) Sering menjawab pertanyaan dengan singkat, ya atau tidak,
sudah atau belum.
Cara belajar visual berdasarkan www.academia.edu Gaya Belajar
Dan Motivasi Belajar adalah sebagai berikut:
a) Membuat catatan
b) Menggunakan buku berilusi
c) Membaca sendiri
d) Menggunakan warna untuk pointers
e) Menggambar, membuat peta, grafik, tabel, dll
f) Belajar di tempat yang sepi
g) Menghafal dengan asosiasi gambar
h) Membuat Multimedia
i) Membuat ide gambar dan diagram.

b. Gaya belajar auditorial atau auditory learning


Dalam www.researchgate.net/publication Hubungan Antara Gaya
Belajar Dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik
menyebutkan bahwa gaya belajar auditorial mengandalkan pada
indra pendengaran untuk dapat memahami dan mengingatnya.
Karakteristik gaya belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya peserta didik harus mendengar, baru
kemudian dapat mengingat dan memahami informasi terebut.
Menurut Mukhlas Sumani (2012:149) seorang anak akan lebih
mudah belajar dengan cara mendengarkan seperti ceramah atau
tanya jawab, dan diskusi lebih efektif.
Ciri-ciri gaya belajar auditorial menurut Mukhlas Sumani
(2012:152) sebagai berikut:
a) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada apa yang dilihat.

7
b) Berbicara dengan irama terpola
c) Biasanya jadi pembicara yang fasih
d) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku saat
membaca
e) Senang membaca dengan keras dan mendengarkannya
f) Mudah terganggu dengan keributan
g) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
Cara belajar auditorial menurut www.academia.edu Gaya Belajar
dan Motivasi Belajar adalah sebagai berikut:
a) Lebih mengutamakan mendengarkan penjelasan guru ketika
sedang menerangkan
b) Merekam lebih efektif
c) Berpartisipasi dalam pidato, diskusi, dan presentasi
d) Membaca dengan suara, merangkaii materi dengan musik
e) Menghafal dengan bersuara
f) Menulis dengan bersuara atau mendikte

c. Gaya belajar kinestetik(kinesthetic learning)


Menurut Suparman S dalam eprints.walisongo.ac.id BAB 2 gaya
belajar kinestik biasanya disebut juga sebagai gaya belajar
penggerak. Hal ini disebabkan karena anak-anak dengan gaya
belajar ini senantiasa menggunakan dan memanfaatkan anggota
gerak tubuhnya dalam proses pembelajaran atau dalam usaha
memahami sesuatu. Seperti berjalan jalan, menggerakkan kaki atau
tangan.
Ciri- ciri gaya belajar kinestetik menurut Mukhlas Sumani:
a) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak
b) Menggunakan jari sebagai penunjuk tatkala membaca
c) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
d) Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama
e) Berbicara dengan perlahan

8
f) Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah
datang ke tempat tersebut.
g) Kemungkinan memiliki tulisan yang jelek
Cara belajar Kinestik berdasarkan www.academia.edu Gaya Belajar
dan Motivasi Belajar adalah sebagai berikut:
a) Beraktivitas fisik selama menghafal atau belajar
b) Berbicara lambat, anggota tubuh bergerak
c) Membaca dengan jari
d) Umum ke khusus

2. The Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)


Carl Gustav dkk menyusun suatu uji yang didasari oleh fungsi-
fungsi kepribadian yang diungkap oleh Jung yaitu MBTI. Dalam hal ini
(Muhklas Sumani, 2011:153) gaya belajar seseorang sesuai dengan tipe
kepribadiannya:
a. Ekstrovert atau ekstroversi (mencoba mengungkapkan keluar,
berfokus pda dunia luar diri seseorang) dibandingkan dengan
introvert atau introversi (berfokus terhadap dunia dalam diri manusia,
inner world), tipologi keprobadian ini paling dikenal umum. Seorang
guru senang memberikan ceramah dan tugas daripada menekankan
siswa tentang perlunya terlibat di kelas secara aktif, dan pembelajaran
kooperatif, mungkin seorang introvert. Seorang pemikir yang lebih
menyukai analisis abstrak, mengabaikan pertimbangan antarpribadi.
b. Pengindra, sensor (praktis, berorientasi detil, berfokus pada fakta dan
prooduser) dibandingkan dengan intuitor, pencari ilham (imajinatif,
berorientasi konsep, berfokus pada makna dan kemungkinan).
c. Pemikir, thinker (skeptis, cenderung membuat keputusanberdasarkan
logika dan aturan-atuean) dibandingkan dengan peraba, penjajag,
feeler (apresiatif, cenderung mengambil keputusan berdasar
pertimbangan personal atau humanistik).
d. Pembuat pertimangan, penilai, judger (menyusun dan mengikuti
agenda, cenderung mengakhiri sesuatu walau data belum lengkap),

9
dibandingkan dengan perasa, peceiver (beradaptasi dengan
lingkungan yang berubah, menahan kesimpulan akhir sampai data
lengkap).

3. Tipe Belajar Menurut Kolb


Menurut Kolb dalam Mukhlas Sumani (2011:155) gaya belajar
merupakan hasil kombinasi dari pendekatan yang disukai setiap orang,
yaitu meliputi:
a. Converger, yang dicirikan oleh konseptualisasi abstrak dan
pengalaman aktif. Tipe ini terampil dalam melaksanakan aplikasi
praktis dari gagasannya dan menggunakan logika deduktif untuk
memecahkan masalah. Instruktur guru harus bertindak sebagai
motivator agar siswa tipe ini aktif.
b. Diverger, konseptualisasi abstrak dan pengamatan reflektif. Tipe ini
merespon informasi yang diberikan dengan baik jika diberikan waktu
untuk melakukan refleksi. Agar efektif, guru harus berfungsi sebagai
pakar.
c. Assimilator, konseptulisasi abstrak dan pengamatan reflektif. Tipe ini
cakap membangun model teoritis dengan cara penalaran induktif.
Seorang guru harus bertindak sebagai pelatih.
d. Accomodator, penggunaan pengalaman konkret dan eksperimentasi
aktif. Tipe ini aktif mengaitkan antara dunia nyata denga
npembelajarannya, mampu menerapkan materi pembelajaran dalam
situasi nyata untuk memecahkan suatu permasalahan sehari-hari.
Seorang guru harus memberikan keleluasaan, dan bertindak sebagai
fasilitator.

10
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Mohamad Syarif Sumantri (2015:373) kata motif dapat
diartikan sebagai kekuatan yang ada di dalam individu yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat sesuatu yang
mempunya tujuan. Motif hanya dapat diinterpretasikan dalam tingkah
laku berupa rangsangan, dorongan yang dapat memunculkan suatu
tingkah laku tertentu dalam individu.
Menurut Mukiyat dan Asnawi dalam Mohamad Syarif Sumantri
(2015:374) motivasi adalah setiap perasaan yang sangat memengaruhi
keinginan seorang sehingga orang itu didorong untuk bertindak atau
pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku dan proses dalam diri
seseorang yang menentukan gerakan atau tingkah laku kepada tujuan-
tujuan.
Secara umum tujuan motivasi menurut Mohammad Syarif
Sumantri (2015) adalah untuk menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu. Maka motivasi
merupakan peranan yang sangat penting dalam keberhasilan yang
dilaksanakan oleh individu.

2. Pengertian Motivasi Belajar


Menurut Hamzah Uno dalam Mohamad Syarif Sumantri (2015)
motivasi belajar adalah dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang
untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Dengan kata lain
motivasi belajar dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang ada pada
diri seseorang sehingga seseorang mau melakukan aktivitas atau
kegiatan belajar guna mendapatkan beberapa keterampilan dan
pengalaman.

3. Sumber Motivasi
Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2010:50) motivasi dapat
dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

11
a. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri
individu, tanpa adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan
www.academia.edu Gaya Belajar dan Motivasi Belajar, motivasi
intrinsik yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:
1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan
personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa
mereka melakukan sesuatu karena kemauan mereka sendiri,
bukan karena imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan
meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk
mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman
optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat
dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi
juga tidak terlalu mudah.
b. Motivasi Ekstrinsik, menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara
(2010) merupakan motivasi yang berasal dari luar seperti pemberian
pujian, nilai, sampai hadiah. Sedangkan menurut www.academia.edu
Gaya Belajar dan Motivasi Belajar, motivasi ekstrinsik yaitu
melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Terdapat
dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau
mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku
siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.

4. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Berdasarkan www.academia.edu Gaya Belajar dan Motivasi Belajar
berikut faktor yang memperngaruhi motivasi belajar seorang peserta
didik:
a. Cita-cita atau aspirasi, adalah suatu target atau tujuan yang ingin
dicapai seorang peserta didik.

12
b. Kemampuan belajar, meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat
dala diri siswa misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir,
dan fantasi.
c. Kondisi siswa, meliputi kondisi fisik dan psikologis.
d. Kondisi lingkungan
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar, adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses pembelajaran tidak stabil. Misalnya
emosi siswa, gaiirah belajar, situasi pembelajaran, dan lain-lain.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa, bagaimana guru
mengekspresikan diri dalam membelajarakan siswa mulai dari
penguasaan materi, cara menyampaikannya, mengevaluasi belajar
siswa.

5. Teknik Pemberian Motivasi


Berikut ini Sadirman dalam Mohamad Syarif Sumantri (2015:383)
berpendapat mengenai beberapa cara pemberian motivasi,
a. Memberi angka, angka dalam hal ini sebagai simbol nilai dari
kegiatan belajarnya. Angka yang baik merupakan motivasi yang kuat
bagi siswa.
b. Memberi hadiah
c. Saingan atau kompetisi, persaingan baik individual maupun kelompk
dapat meningkatkan prestasi peserta didik
d. Ego-involvement, menumbuhkan kesadaran pada siswa agar
merasakan betapa pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan.
e. Memberi ulangan, dengan adanya ulangan, siswa akan lebih giat.
f. Mengetahui hasil, semakin mengetahui grafik hasil belajar siswa akan
memotivasi dirinya untuk terus belajar lebih baik lagi dengan harapan
hasilnya terus meningkat.
g. Memberi pujian, pujian adalah bentuk reinforcement yang positif
sealigus merupakan motivasi yang baik.

13
h. Hukuman, jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
motivasi.
i. Membangkitkan hasrat untuk belajar
j. Minat, motivasi muncul karena danya kebutuhan, begitupula dengan
minat. Proses belajar akan lancar bilamana ada minat.
k. Tujuan yang diakui, dengan memahami tujuan yang harus dicapai,
maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

6. Kegunaan Motivasi
Sejumlah studi menunjukkan bahwa siswa dapat menjadi gagal dalam
proses menuju keberhasilan. Kegagalan-kegagalan yang terus-menerus itu
pada akhirnya membuat mereka menyerah dan tidak memiliki semangat
belajar lagi. Untuk itu, Mohamad Syarif Sumantri (2015:388) telah
merangkum beberapa prinsip umum yang bisa digunakan oleh guru untuk
membantu siswa yang cenderung pasrah dengan kegagalannya.
a. Menonjolkan hal positif
Berupaya untuk mengetahui kekuatan-kekuatan siswa dan membuat
kekuatan ini sebagai bahan dasar untuk membangun.
b. Singkirkan hal negatif
Tangani kelemahan siswa secara langsung dengan bijak dan jangan
meremehkannya.
c. Mulailah dari yang dikenal menuju ke yang baru
Melakukan kegiatan atau teknik yang bisa membantu siswa lebih
mengenal dan tahu terhadap materi yang dipelajari.
d. Menciptakan tantangan
Dimana siswa secara aktif menciptakan masalah dan memecahkannya
menggunakan pengetahuan dan ketrampilan mereka sendiri.
e. Bagaimana guru mengomunikasikan harapan-harapan positif

14
D. Hubungan antara Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Peserta Didik
Menurut Yazici dalam www.researchgate.net/publication Hubungan
Antara Gaya Belajar Dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik,
keaktifan peserta didik dalam belajar sangat dipengaruhi oleh gaya
belajarnya. Artinya, setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang
dianggapnya sesuai atau tepat bagi prosesnya mempelajari suatu hal.
Sebagaimana diketahui bahwa pencapaian prestasi akademik juga
membutuhkan motivasi yang dijadikan sebagai pendukung gaya belajar.
Motivasi tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
peningkatan proses pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien yang juga
akan berpengaruh terhadap prestasi akademik peserta didik. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian Bakar (2014), Valerio (2012), Hamdu dan Agustini
(2011), Lim dan Moris (2009), Mappease (2009), dan Tella (2017) dalam
www.researchgate.net/publication Hubungan Antara Gaya Belajar Dan
Motivasi Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik yang mengemukakan bahwa
motivasi berpengaruh terhadap pencapaian dan peningkatan prestasi
akademik peserta didik.
Menurut penelitian Dedi dkk., Koriaty dan Nurbani, Taiyeb dan
Mukhlisa, Darmawati, dan Ramdan dalam www.researchgate.net/publication
Hubungan Antara Gaya Belajar Dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar
Peserta Didik mengemukakan hasil bahwa gaya belajar dan motivasi
memiliki pengaruh yang signifikan dalam mencapai hasil prestasi peserta
didik. Untuk itu baik gaya belajar maupun motivasi memiliki hubungan dan
keterkaitan terhadap pencapaian dan penigkatan prestasi belajar peserta didik.

15
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Gaya belajar merupakan proses pembelajaran yang berbeda dari
individu satu dengan yang lain dalam memperoleh suatu keberhasilan. Di
samping itu, gaya belajar membutuhkan suatu dorongan minat individu dalam
mengejar suatu keberhasilan yang diinginkan, yaitu disebut dengan motivasi
belajar. Di mana antara gaya belajar dan motivasi belajar merupakan dua hal
yang sangat mempengaruhi pencapaian prestasi seorang siswa atau individu.

B. SARAN
a. Penulis masih harus mencari banyak referensi pengertian dan lain halnya
yang ada di makalah ini agar bisa menyajikan materi yang lebih matang
dan lengkap.
b. Penulis masih harus banyak belajar dalam mengolah kata agar tepat
digunakan dalam penyusunan makalah.
c. Penulis masih harus banyak belajar bagaimana cara mengutip yang baik
dan benar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Eveline dan Hartini Nara (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran,
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Sumantri, Mohamad Syarif (2015), Strategi Pembelajaran, Jakarta: Penerbit PT


Grasindo.

Sumani, Mukhlas (2011), Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

https://www.academia.edu/21442996/GAYA_BELAJAR_DAN_MOTIVASI_BE
LAJAR (mengunjungi pada 18/09/2019 18.45)

http://www.researchgate.net/publication/328262590_HUBUNGAN_ANTARA_G
AYA_BELAJAR_DAN_MOTIVASI_DENGAN_PRESTASI_BELAJAR_P
ESERTA_DIDIK (mengunjungi pada 18/09/2019 19.10)

http://eprints.walisongo.ac.id/3769/3/093111086_bab2.pdf (mengunjungi pada


20/09/2019 10.10)

http://etheses.uin-malang.ac.id/9196/1/13130099.pdf (mengunjungi pada


20/09/2019 10.35)

17

Anda mungkin juga menyukai