Anda di halaman 1dari 2

Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas

sel-
sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik
volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis
tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan
sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan
ingatan. Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.

Sistem saraf

Sistem saraf manusia.


Rincian
Pengenal
Latin
systema nervosum
MeSH
D009420
TA
A14.0.00.000
FMA
7157
Terminologi anatomi
[sunting di Wikidata]

Diagram sistem saraf manusia


Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan
sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. SST utamanya terdiri
dari saraf, yang merupakan serat panjang yang menghubungkan SSP ke setiap bagian dari tubuh.
SST meliputi saraf motorik, memediasi pergerakan pergerakan volunter (disadari), sistem saraf
otonom, meliputi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis dan fungsi regulasi
(pengaturan) involunter (tanpa disadari) dan sistem saraf enterik (pencernaan), sebuah bagian yang
semi-bebas dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk mengontrol sistem pencernaan.

Pada tingkatan seluler, sistem saraf didefinisikan dengan keberadaan jenis sel khusus, yang
disebut neuron, yang juga dikenal sebagai sel saraf. Neuron memiliki struktur khusus yang
mengizinkan neuron untuk mengirim sinyal secara cepat dan presisi ke sel lain. Neuron
mengirimkan sinyal dalam bentuk gelombang elektrokimia yang berjalan sepanjang serabut tipis
yang disebut akson, yang mana akan menyebabkan bahan kimia yang disebut neurotransmitter
dilepaskan di pertautan yang dinamakan sinaps. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik dari
sebuah neuron dapat tereksitasi, terhambat, atau termodulasi. Hubungan antara neuron membentuk
sirkuit neural yang membuat persepsi organisme dari dunia dan menentukan tingkah lakunya.
Bersamaan dengan neuron, sistem saraf mengangung sel khusus lain yang dinamakan sel glia
(atau sederhananya glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.

Sistem saraf ditemukan pada kebanyakan hewan multiseluler, tetapi bervariasi dalam
kompleksitas.[1] Hewan multiseluler yang tidak memiliki sistem saraf sama sekali adalah porifera,
placozoa dan mesozoa, yang memiliki rancangan tubuh sangat sederhana. Sistem saraf ctenophora
dan cnidaria (contohnya, anemon, hidra, koral dan ubur-ubur) terdiri dari jaringan saraf difus.
Semua jenis hewan lain, terkecuali beberapa jenis cacing, memiliki sistem saraf yang meliputi
otak, sebuah central cord (atau 2 cords berjalan paralel), dan saraf yang beradiasi dari otak dan
central cord. Ukuran dari sistem saraf bervariasi dari beberapa ratus sel dalam cacing
tersederhana, sampai pada tingkatan 100 triliun sel pada manusia.

Pada tingkatan paling sederhana, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirimkan sinyal dari satu sel
ke sel lain, atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Sistem saraf rawan terhadap
malafungsi dalam berbagai cara, sebagai hasil cacat genetik, kerusakan fisik akibat trauma atau
racun, infeksi, atau penuaan. Kekhususan penelitian medis di bidang neurologi mempelajari
penyebab malafungsi sistem saraf, dan mencari intervensi yang dapat mencegahnya atau
memperbaikinya. Dalam sistem saraf perifer/tepi (SST), masalah yang paling sering terjadi adalah
kegagalan konduksi saraf, yang mana dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab termasuk
neuropati diabetik dan kelainan demyelinasi seperti sklerosis ganda dan sklerosis lateral
amiotrofik.

Ilmu yang memfokuskan penelitian/studi tentang sistem saraf adalah neurosains.

Struktur
Sunting

Nama sistem saraf berasal dari "saraf", yang mana merupakan bundel silinder serat yang keluar
dari otak dan central cord,

Anda mungkin juga menyukai