sel-
sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik
volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis
tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan
sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan
ingatan. Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Sistem saraf
Pada tingkatan seluler, sistem saraf didefinisikan dengan keberadaan jenis sel khusus, yang
disebut neuron, yang juga dikenal sebagai sel saraf. Neuron memiliki struktur khusus yang
mengizinkan neuron untuk mengirim sinyal secara cepat dan presisi ke sel lain. Neuron
mengirimkan sinyal dalam bentuk gelombang elektrokimia yang berjalan sepanjang serabut tipis
yang disebut akson, yang mana akan menyebabkan bahan kimia yang disebut neurotransmitter
dilepaskan di pertautan yang dinamakan sinaps. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik dari
sebuah neuron dapat tereksitasi, terhambat, atau termodulasi. Hubungan antara neuron membentuk
sirkuit neural yang membuat persepsi organisme dari dunia dan menentukan tingkah lakunya.
Bersamaan dengan neuron, sistem saraf mengangung sel khusus lain yang dinamakan sel glia
(atau sederhananya glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem saraf ditemukan pada kebanyakan hewan multiseluler, tetapi bervariasi dalam
kompleksitas.[1] Hewan multiseluler yang tidak memiliki sistem saraf sama sekali adalah porifera,
placozoa dan mesozoa, yang memiliki rancangan tubuh sangat sederhana. Sistem saraf ctenophora
dan cnidaria (contohnya, anemon, hidra, koral dan ubur-ubur) terdiri dari jaringan saraf difus.
Semua jenis hewan lain, terkecuali beberapa jenis cacing, memiliki sistem saraf yang meliputi
otak, sebuah central cord (atau 2 cords berjalan paralel), dan saraf yang beradiasi dari otak dan
central cord. Ukuran dari sistem saraf bervariasi dari beberapa ratus sel dalam cacing
tersederhana, sampai pada tingkatan 100 triliun sel pada manusia.
Pada tingkatan paling sederhana, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirimkan sinyal dari satu sel
ke sel lain, atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Sistem saraf rawan terhadap
malafungsi dalam berbagai cara, sebagai hasil cacat genetik, kerusakan fisik akibat trauma atau
racun, infeksi, atau penuaan. Kekhususan penelitian medis di bidang neurologi mempelajari
penyebab malafungsi sistem saraf, dan mencari intervensi yang dapat mencegahnya atau
memperbaikinya. Dalam sistem saraf perifer/tepi (SST), masalah yang paling sering terjadi adalah
kegagalan konduksi saraf, yang mana dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab termasuk
neuropati diabetik dan kelainan demyelinasi seperti sklerosis ganda dan sklerosis lateral
amiotrofik.
Struktur
Sunting
Nama sistem saraf berasal dari "saraf", yang mana merupakan bundel silinder serat yang keluar
dari otak dan central cord,