Anda di halaman 1dari 12

UJI PERBANDINGAN SAMPEL BERPASANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Presentasi


Mata Kuliah Statistik Multivariat
Dosen Pengampu: Dr. Dhoriva Urwatul Wutsqa

Disusun oleh:
1. EKA HEDAYANI
2. EKO HIDAYATI

(15709259008)
(15709259011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
CONTOH DATA SAMPEL BERPASANGAN

Contoh diambil dari tesis yang berjudul KEEFEKTIFAN MODEL KOLB


PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH DAN KARAKTER SISWA DI SMP 1 PARINGIN
KABUPATEN BALANGAN dan diperoleh
data sebagai berikut:
Data Pre Test

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

NO

Data Hasil
Penelitian
KEMAMPU
AN
PEMECAH KARAK
AN
TER
MASALAH
SISWA

7
20
18
13
7
9
13
9
20
11
16
20
22
18
16
13
13
24
16
11
38
18
20
18
18

127
125
137
140
122
130
143
136
132
131
128
123
137
132
137
120
122
126
124
137
144
140
129
132
127

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Data Post Test

Data Hasil
Penelitian
KEMAMPU
AN
PEMECAH KARAK
AN
TER
MASALAH
SISWA

73
57
83
75
78
72
75
65
90
87
60
90
73
67
87
60
70
100
65
87
98
88
77
85
82

144
131
143
150
131
135
153
141
134
136
131
131
143
142
145
123
125
132
134
141
154
156
134
137
130

Data tersebut akan diuji dengan perbandingan sampel berpasangan untuk


mengetahui pengaruh perlakuan (dua level perlakuan) terhadap unit eksperimen yang sama
atau hampir sama (berhubungan), dalam hal ini digunakan nilai selisih dari hasil post test
dan pre test
Adapun langkah dalam pengujian tersebut yaitu
Uji statistik manual yang dilakukan:
1) Hipotesis
Tidak ada perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah
Ho : = 0
dan karakter siswa sebelum dan sesudah diterapkan Model
H1 : 0
KOLB.
Ada perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah dan
karakter siswa sebelum dan sesudah diterapkan Model
0,05
KOLB.
2) Taraf signifikansi
3) Statistik uji
1
T 2 n( D o ) ' S d ( D 0 )
4) Kriteria keputusan

(n 1) p
(25 1).2
48
F ( p , n p )
F0, 05( 2, ( 25 2))
F0, 05( 2, 23)
(n p )
(25 2)
23

H0 ditolak jika T2hitung >

= 7,142

0,05

H0 ditolak jika nilai sig <


5) Perhitungan
Diketahui :

n 25
- 61,44

-7

(D 0 )

( D 0 )' - 61,44 - 7
113,31 5,25

5,25 14,75

Sd

0,0089
Sd 1
- 0,0032

- 0,0032
0,0689

0,0089

T 2 25 - 61,44 - 7 - 0,0032

- 0,0032 - 61,44
0,0689 - 7

T 2 hitung 864,72
6) Kesimpulan
Karena T2hitung = 864,72 > Ftabel = 7,142 maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan
kemampuan pemecahan masalah dan karakter siswa sebelum dan sesudah diterapkan
model KOLB.
Post Hoc
1. Kemampuan Pemecahan Masalah
a. Menggunakan Uji t
Uji statistik manual yang dilakukan:
1) Hipotesis
Kemampuan pemecahan masalah sesudah diterapkan Model
H 0 : j j 0
KOLB tidak lebih baik daripada sebelum diterapkan Model
KOLB.

H 1 : j j 0

Kemampuan pemecahan masalah sesudah diterapkan Model


KOLB lebih baik daripada sebelum diterapkan Model KOLB.

0,05
2) Taraf signifikansi
3) Statistik uji
D j j0
t hitung
Sd 2 j
n
4) Kriteria keputusan

t ( n 1) ( / 2) t ( 251) (0,1 / 2)

H0 ditolak jika thitung >


5) Perhitungan

2,06

Diketahui :
n 25

( D j j 0 ) - 61,44 - 7
113,31 5,25
Sd

5,25 14,75

t hitung

D j j0
Sd 2 j
n

t hitung 28,89

t= 28,89
6) Kesimpulan
Karena thitung = 28,89 > ttabel = 2,06 maka H0 ditolak, artinya kemampuan
pemecahan masalah sesudah diterapkan model KOLB lebih baik daripada
sebelum diterapkan model KOLB.

b. Uji Bonferoni
Uji statistik manual yang dilakukan:
1. Hipotesis
Kemampuan pemecahan masalah sesudah diterapkan Model
H 0 : j j 0
KOLB tidak lebih baik daripada sebelum diterapkan Model
KOLB.
H 1 : j j 0
Kemampuan pemecahan masalah sesudah diterapkan Model
KOLB
0,05 lebih baik daripada sebelum diterapkan Model KOLB.
2. Taraf signifikansi
4

3. Statistik uji

t hitung

D j j0
Sd 2 j
n

4. Kriteria keputusan

t ( n 1) ( / 2 p) t ( 251) (0,1 / 2.3)

H0 ditolak jika thitung >


5. Perhitungan
Diketahui :
n 25

2,39

( D j j 0 ) [61,44
113,31 5,25
Sd

5,25 14,75

t hitung

-7]

D j j0
Sd 2 j
n

t hitung 28,89

t= 28,89
6. Kesimpulan
Karena thitung = 28,89 > ttabel = 2,39 maka H0 ditolak, artinya kemampuan pemecahan
masalah sessudah diterapkan Model KOLB lebih baik daripada sebelum diterapkan
model KOLB.
c. Uji T2 Hotelling
Uji statistik manual yang dilakukan:
1. Hipotesis
Kemampuan pemecahan masalah sesudah diterapkan
H 0 : j j 0
KOLB tidak lebih baik daripada sebelum diterapkan
KOLB.
H 1 : j j 0
Kemampuan pemecahan masalah sesudah diterapkan
lebih baik daripada sebelum diterapkan
KOLB
0,05
KOLB.
2. Taraf signifikansi
3. Statistik uji
D j j0
t hitung
Sd 2 j
n
4. Kriteria keputusan
5

Model
Model
Model
Model

H0 ditolak jika t>

(n1) p
F
n p

(p,n-p)

5. Perhitungan
Diketahui :
n 25

( D j j 0 ) - 61,44 - 7
113,31 5,25
Sd

5,25 14,75

t hitung

D j j0
Sd 2 j
n

t hitung 28,89

t= 28,89
6. Kesimpulan
Karena thitung = 28,89 > ttabel = 2,31 maka H0 ditolak, artinya kemampuan pemecahan
masalah sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik daripada sebelum diterapkan
Model KOLB.
2. Karakter Siswa
a. Menggunakan Uji t
Uji statistik manual yang dilakukan:
1. Hipotesis

H 0 : j j 0
H 1 : j j 0

Karakter siswa sesudah diterapkan Model KOLB tidak lebih


baik daripada sebelum diterapkan Model KOLB.
Karakter siswa sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik
daripada sebelum diterapkan Model KOLB.

0,05
2. Taraf signifikansi
3. Statistik uji
D j j0
t hitung
Sd 2 j
n
4. Kriteria keputusan

t ( n 1) ( / 2) t ( 251) (0,1 / 2)

H0 ditolak jika thitung >


5. Perhitungan

2,06

Diketahui :
6

n 25
( D j j 0 ) [ 61,44 7]
113,31 5,25
Sd

5,25 14,75

t hitung

D j j0
Sd 2 j
n

t hitung 9,113

t= 9,113
6. Kesimpulan
Karena thitung = 9,113 > ttabel = 2,06 maka H0 ditolak, artinya karakter siswa
sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik daripada sebelum diterapkan
Model KOLB.
b. Uji Bonferoni
Uji statistik manual yang dilakukan:
1. Hipotesis

H 0 : j j 0
H 1 : j j 0

Karakter siswa sesudah diterapkan Model KOLB tidak lebih


baik daripada sebelum diterapkan Model KOLB.
Karakter siswa sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik
daripada
0,05 sebelum diterapkan Model KOLB.

2. Taraf signifikansi
3. Statistik uji
D j j0
t hitung
Sd 2 j
n
4. Kriteria keputusan

t ( n 1) ( / 2 p) t ( 251) (0,1 / 2.3)

H0 ditolak jika thitung >


5. Perhitungan
Diketahui :
n 25

2,39

( D j j 0 ) [ 61,44
113,31 5,25

5,25 14,75

Sd

-7]
7

t hitung

D j j0
Sd 2 j
n

t hitung 9,113

t= 9,113
6. Kesimpulan
Karena thitung = 9,113 > ttabel = 2,39 maka H0 ditolak, artinya karakter siswa
sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik daripada sebelum diterapkan
model KOLB.

3. Uji T2 Hotelling
Uji statistik manual yang dilakukan:
1. Hipotesis

H 0 : j j 0
H 1 : j j 0

Karakter siswa sesudah diterapkan Model KOLB tidak lebih


baik daripada sebelum diterapkan Model KOLB.
Karakter siswa sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik
daripada
0,05 sebelum diterapkan Model KOLB.

2. Taraf signifikansi
3. Statistik uji
D j j0
t hitung
Sd 2 j
n
4. Kriteria keputusan
H0 ditolak jika t>

(n1) p
F
n p

5. Perhitungan
Diketahui :
n 25
( D j j 0 ) [ 61,44
113,31 5,25
Sd

5,25 14,75

t hitung

-7]

D j j0
Sd 2 j
n

(p,n-p)

t hitung 9,113

t= 9,113
6. Kesimpulan
Karena thitung = 9,113 > ttabel = 2,31 maka H0 ditolak, artinya karakter siswa
sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik daripada sebelum diterapkan
model KOLB.

Post Hoc uji sampel berpasangan juga dapat dilakukan dengan SPSS, caranya sebagai
berikut
1. Masukan data dengan format sebagai berikut
Untuk variable view

2. Pada data view masukkan data sampel berpasangan yaitu data post test dan pre test

3. Kemudian, Pilih Menu Analyze

Compare Means

Muncul kotak dialog sebagai berikut

Paire Sample T-Test

Masukkan variabel sampel berpasangan pada kotak Paired Variables kemudian


klik OK.
Didapat output sebagai berikut

Interpretasi :
1. Data skor nilai kemampuan pemecahan masalah siswa yang berjumlah 25 siswa
memiliki rata-rata selisih pasangan -61,644 dengan simpangan baku 10,63.
Pengujian dilakukan dengan sampel berpasangan dengan dua arah nilai t = -28,89
dengan nilai sig 0,000. Jika pengujian dilakukan satu arah maka nilai sig yang
dipakai adalah nilai sig/2 = 0,000/2= 0,000<0,05 yang artinya kemampuan
pemecahan masalah sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik daripada
sebelum diterapkan Model KOLB.
2. Data skor nilai kemampuan karakter siswa yang berjumlah 25 siswa memiliki
rata-rata selisih pasangan skor -7 dengan simpangan baku 3,841.
Pengujian dilakukan dengan sampel berpasangan dengan dua arah nilai t = -9,113
dengan nilai sig 0,000. Jika pengujian dilakukan satu arah maka nilai sig yang
dipakai adalah nilai sig/2 = 0,000/2= 0,000< 0,05 yang artinya karakter siswa
sesudah diterapkan Model KOLB lebih baik daripada sebelum diterapkan Model
KOLB.
10

11

Anda mungkin juga menyukai