Anda di halaman 1dari 6

Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan | fisika ok's Blog

http://amelfisika.wordpress.com/2010/11/28/berpikir-seperti-layaknya-...

fisika ok's Blog

Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan


Posted on November 28, 2010

Atau Mengapa Seorang Fisikawan Membuang Banyak Waktu Hanya untuk membicarakan Matematika ? Hak Cipta oleh Kenny Felder klik disini untuk versi Bahasa Inggris Diterjemahkan oleh Amalia, M. P. Fis
Sulitnya fisika bukanlah pada hukum-hukumnya ataupun pada matematikanya. Masalahnya terletak pada kesulitan menghubungkan bolak balik antara Matematika dan Fisika. Dengan kata lain adalah aspek pada soal cerita, yaitu menterjemahkan dari soal fisika untuk kemudian menulis persamaan matematisnya. Jadi, dari kasus berikut, akan dijelaskan kuliah fisika tentang matematika, tapi tanpa menggunakan matematika sama sekali. Kedengarannya aneh, atau bahkan tak berguna, tapi bisa dijelaskan dengan lantang disini : konsep dalam makalah ini adalah konsep yang menyebabkan orang-orang jenius sangat menikmati fisika. Luangkan waktu 1 jam untuk mempelajari makalah ini, dan hasilnya adalah nilai fisika Anda akan menjadi lebih baik, atau mungkin setidaknya membuka cakrawala pemikiran Anda tentang dunia. Makalah ini berdasarkan kasus berikut : Anda melemparkan sebuah batu. Batu tersebut bergerak lurus ke atas untuk kemudian jatuh kembali ke tanah. Hanya itu !!! Sekarang, mari memberi angka-angkanya. Pertama, Mari diasumsikan bahwa batu mulai bergerak dari atas tanah (walaupun dalam kenyataannya mungkin sangat sulit melempar yang benar-benar dari tanah). Anda melempar batu dengan kecepatan 10 m/s. Batu tersebut terlempar ke atas selama satu detik, mencapai ketinggian 5 m, dan kemudian menghabiskan waktu 1 detik lagi untuk sampai di tanah. Akhirnya, mari kita namai variabel-variabelnya. Kita sebut waktunya t, diukur dalam detik. t dimulai dari nol ketika memulai perjalanannya dan mencapai dua detik di akhir perjalanan tersebut. Kita sebut ketinggian batu dari tanah adalah h, diukur dalam satuan meter. H dimulai dari nol, ketika batu tersebut di tanah, bergerak ke atas sampai mencapai 5 m dan kembali ke nol ketika batu tersebut kembali ke tanah. [Katanya tadi nggak ada matematikanya] Tenang-tenang, itu hanyalah angka dan variabel berupa huruf. Janji kok, nggak akan dijumlah, kali, bagi dan sebagainya ].

Ini lompatan asiknya. Pada waktu t berapapun, batu akan mencapai suatu ketinggian h tertentu. Artinya, ada persamaan matematis yang menghubungkan 2 variabel ini, yaitu yang menyatakan pada Anda berapa ketinggiannya h untuk waktu t yang diberikan. Kita sebut saja persamaan tersebut adalah Persamaan ketinggian. Kuncinya adalah mengetahui bahwa persamaan ketinggian ini benar-benar ada. Dan keseluruhan makalah ini adalah pertanyaan berurutan tentang hasil yang akan anda peroleh jika Anda menggunakan persamaan ketinggian tersebut. Untuk tiap pertanyaan yang dicetak tebal, jawablah tanpa melihat jawabannya atau apapun yang tertulis di

1 of 6

24/05/2013 15:23

Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan | fisika ok's Blog

http://amelfisika.wordpress.com/2010/11/28/berpikir-seperti-layaknya-...

bawah tulisan cetak tebal tersebut. Kemudian tulis jawaban yang Anda anggap benar, sebelum melihat jawaban yang sebenarnya. Ingat, jawablah tanpa melihat atau menggunakan persamaan tersebut. Pertanyaan 1 : Jika Anda memasukkan waktu t = 0 s , berapakah ketinggian h ? Sekali lagi Anda diperingatkan [terakhir nih ^_^] untuk tidak membaca lebih lanjut sebelum menjawab pertanyaan yang dicetak tebal. Jawabannya harus dalam bentuk angka. Tanpa menggunakan persamaan apapun, pikirkan berapa ketinggian h yang akan anda dapat, jika waktu t adalah nol. Jawabannya jelas kan? Ketinggiannya adalah nol ketika waktu t = nol. Pada waktu t=0dengan kata lain pada saat awalbatu tersebut berada di tanah, artinya h=0. Jika Anda memasukkan t=0 dan mendapatkan hasil lain untuk h, tidak berarti bahwa pemikiran anda salah, tapi persamaan Anda yang salah, atau mungkin matematikanya yang salah. Pertanyaan 2 : Jika Anda memasukkan waktu t = 1 s , berapakah ketinggian h ? Jawaban : Anda akan mendapatkan angka 5. Pada waktu t=1, yaitu 1 detik setelah dilempar, batu tersebut mencapai ketinggian 5 m. Pertanyaan 3 : Jika Anda memasukkan waktu t = 2 s , berapakah ketinggian h ? Jawaban : Anda akan mendapatkan 0. Pada waktu t=2, yaitu 2 detik setelah dilempar, batu tersebut kembali ke tanah, pada ketinggian 0. Pertanyaan 4 : Jika Anda memasukkan waktu t = 3 s , berapakah ketinggian h ? Reaksi pertama Anda mungkin berkata bahwa Anda tidak mendapatkan apa-apa. Tapi hal tersebut salah. Hal yang berkenaan dengan persamaan adalah bahwa persamaan tersebut harus melakukan sesuatu terhadap angka. Tebakan kedua mungkin Anda mendapatkan 0. Tebakan yang bagus ! karena setelah 3 detik, batu akan kembali ke tanah pada ketinggian nol. Tapi dalam kenyataannya, apa yang akan Anda temukan bila mengerjakan matematika ? (*jangan dikerjakan sekarang, kan tadi sudah janji untuk tidak mengerjakan matematika ^-^ take my word for it!). Apakah Anda mendapatkan angka negatif ? Apa artinya ? Artinya adalah bahwa persamaan tersebut benar, hanya selama batu tersebut melayang di udara : persamaan tersebut sama sekali tidak tahu tentang tanah. Persamaan itu sama sekali tidak tahu bahwa batu berhenti ketika menumbuk tanah. Pendeknya, persamaan terus menghitung bahkan ketika batu tersebut telah menumbuk tanah, terus dan terus ke bawah sampai menemukan angka negatif. Jadi dalam kasus ini, persamaan tersebut salah ! Anda mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh persamaan tersebut. Jadi kalau Anda ditanya dimana batu tersebut setelah 3 detik? Anda boleh menjawab dengan persamaan tersebut : tetapi jika persamaan matematis tersebut memberi nilai negatif, Anda harus pintar dan sadar bahwa persamaan tersebut berbohong pada Anda. Jawaban yang benar dari pertanyaan tersebut adalah, di atas tanah Pertanyaan 5 : Jika Anda memasukkan ketinggian h = 5 m , berapakah waktu t ? Poin penting dari pertanyaan ini adalah bahwa dengan pertanyaan ini mak akan merujuk pada dua jalur, yaitu t dan h. Anda dapat memasukkan angka berapapun pada t dan akan mendapatkan nilai h. Begitu juga sebaliknya. Anda dapat memasukkan angka berapapun pada h untuk mendapatkan t! Dalam kasus ini, dengan kalimat lain, : Kapan batu tersebut mencapai ketinggian 5 m ? Jawabannya, tentu saja, setelah 1 detik. Kalau matematika yang Anda kerjakan benar, maka Anda akan mendapatkan t=1. Pertanyaan 6 : Jika Anda memasukkan ketinggian h = 0 m , berapakah waktu t ? Pertanyaan ini sepertinya kembali ke pertanyaan 1, tapi jangan menjawab terlalu cepat ! Jawaban t=0, tentu saja, karena pada waktu t sama dengan nol, ketinggian juga nol. Tapi tunggu dulu : Ketinggian juga nol setelah 2 detik kan? Jadi t=2 juga jawaban yang tepat ! Secara matematisnya bagaimana ?

2 of 6

24/05/2013 15:23

Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan | fisika ok's Blog

http://amelfisika.wordpress.com/2010/11/28/berpikir-seperti-layaknya-...

Jawabannya adalah, keduanya benar. Anda akan mendapati jawaban t=0 and t=2 dari pertanyaan ini. Agak menyimpang sedikit yah, kita bahas matematikanya sedikit. Kalau bosan bisa diabaikan kok ^_^. h adalah fungsi t. Artinya untuk tiap t yang diberikan, pastilah ada nilai h tertentu. Tapi belum tentu sebaliknya. Pada prinsipnya, satu h bisa mempunyai satu t, atau dua t atau tidak ada sama sekali, atau duapuluh. Dalam hal ini kita akan melihat 0, 1, atau 2 jawaban, tapi tidak akan lebih. Kalau Anda ingat matematikanya, hal ini menandai sesuatu, persamaan kuadratis. Kalau nggak ingat? Ya nggak pa-pa juga ^_^ Pertanyaan 7 : Jika Anda memasukkan ketinggian h = 3 m , berapa jenis waktu t yang Anda dapat ? (berapa jenis jawaban ; positif, negatif atau nol?) Dalam kasus ini, tidak ada angka pasti tanpa menggunakan persamaan matematis. Tapi Anda dapat menebak jenis jawaban dari pertanyaan tersebut. Hal ini menjadi penting karena jika Anda memakai matematika dan mendapat jawaban yang tidak masuk akal, maka Anda tahu bahwa matematikanya salah jalan ! Dalam kasus ini, pertanyaan yang ditanyakan adalah : kapan batu tersebut berada pada ketinggian h = 3 m ? Jawabannya tentu saja, dua kali, sekali ketika dalam perjalanan ke atas dan sekali ketika hendak jatuh. Jadi Anda pasti mendapatkan dua t yang bernilai positif. 1 pastilah berada diantara 0 dan 1 sekon, dan yang satunya berada diantara 1 dan 2 sekon; karena kedua nilai tersebut masing-masing melambangkan waktu ketika batu tersebut bergerak ke atas dan satunya lagi ketika jatuh ke bawah. Selanjutnya, Anda mungkin akan mendapat jawabannya 0.8 dan 1.2, atau 0.7 dan 1.3, atau angka-angka yang seperti itu. Tapi jawaban berupa diantara 0 dan 1 sekon, dan yang satunya berada diantara 1 dan 2 sekon sudah cukup baik untuk sesuatu yang tidak memakai matematika. Pertanyaan 8: Jika Anda memasukkan ketinggian h = 6 m , berapa jenis waktu t yang Anda dapat ? Bernilai [+] [-] atau [0] Ini adalah pertanyaan yang sulit daripada pertanyaan sebelumnya, karena batu tidak pernah mencapai ketinggian tersebut ! Anda mungkin tidak mendapatkan jawaban yang jelas, seperti pada pertanyaan nomor 4. Walaupun dalam kenyataannya persamaan matematisnya tidak mengetahui tentang tanah, tapi persamaan tersebut tahu tentang jarak terjauh yang dapat dicapai oleh batu tersebut karena persamaan matematis tersebut valid untuk semua waktu. Jadi jawaban yang benar adalah. tidak ada jawaban sama sekali. Pertanyaan 9: Jika Anda memasukkan ketinggian h = 1 m , berapa jenis waktu t yang Anda dapat ? Bernilai [+] [-] atau [0] Sampai saat ini, diharapkan Anda cukup mengenal tentang persamaan. Anda mengetahui tentang Apa yang dilakukan batu ketika ke atas, ke bawah dan ketika mencapai tanah; tapi batu tersebut tidak mengetahui tentang keberadaan tanah. Jadi mungkin Anda akan mendapatkan jawabannya lebih dari 2 sekon; Persamaan menyatakan bahwa setelah 2 detik, batu tersebut akan jatuh ke bawah dan mungkin mencapai ketinggian -1. Nyatanya, jika Anda mengerjakan persamaan matematisnya, Anda akan mendapatkan 2 jawaban, karena persamaan matematisnya juga tidak tahu permulaan dari perjalanan batu tersebut. Jadi Anda akan mendapatkan satu jawaban yang lebih dari 2 detik, tapi Anda juga akan mendapatkan jawaban negatif yang menyatakan bahwa sebelumnya batu berada di bawah tanah, beberapa saat sebelum kita menghitung waktunya. Apakah itu berarti bahwa batu benar-benar berawal sebelum dari tanah ? TIDAK : sekali lagi, kita tahu lebih banyak dari pada persamaan matematis. Pada ketinggian -1, Batu tersebut bisa saja telah terletak di tanah, atau bisa saja Anda baru meletakkan di atas tanah atau apalah sebelum t=0. Tapi kita tahu bahwa kita tidak dapat mengharap bahwa persamaan mengetahui hal tersebut juga. ________________________________________ Untuk pertanyaan 10-13, kita akan memperkenalkan 1 variabel lain; v untuk kecepatan batu [v=velocity=kecepatan] diukur dalam satuan m/s. v bernilai positif ketika naik ke atas, dan negatif ketika

3 of 6

24/05/2013 15:23

Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan | fisika ok's Blog

http://amelfisika.wordpress.com/2010/11/28/berpikir-seperti-layaknya-...

turun ke bawah. Seperti h, v adalah fungsi waktu: yaitu suatu persamaan yang akan menyatakan pada Anda tentang nilai kecepatan untuk tiap waktu t yang diberikan. Persamaan ini disebut persamaan kecepatan. ________________________________________ Pertanyaan 10: Jika Anda memasukkan waktu t = 0 s , berapa jenis kecepatan v yang didapat? Bernilai [+] [-] atau [0] Ingat, positif artinya v bergerak ke atas: negatif artinya jatuh ke bawah. Tentu saja Anda akan mendapatkan jawaban v positif. Dan jawabannya adalah 10 m/s. Mengapa ? Karena sesuai dengan soal, Batu dilempar dengan kecepatan awal 10 m/s. Pertanyaan 11: Jika Anda memasukkan waktu t = 1,5 s , berapa jenis kecepatan v yang didapat? Bernilai [+] [-] atau [0] Setelah 1,5 sekon, batu akan turun ke bawah. Jadi, Pasti Anda akan mendapatkan 1 angka negatif. Angka pastinya tak mungkin di dapat tanpa menggunakan persamaan matematis. Pertanyaan 12: Jika Anda memasukkan kecepatan v = 0 m/s , berapa nilai t yang Anda dapat? Tulis Angkanya Atau dengan kata lain, Kapan batu tersebut mempunyai kecepatan nol ? Jika Anda pikirkan, Anda akan mendapati hanya satu jawaban. Ketika batu bergerak ke atas, kecepatannya selalu positif. Ketika jatuh ke bawah, kecepatannya negatif. Tetapi ketika di ataspada satu titik tertentubatu tersebut berhenti, sesaat sebelum jatuh ke bawah. Kecepatannya bukan positif maupun negatif, tetapi nol. Jadi jawaban dari pertanyaan ini adalah 1 detik, karena pada t=1 sekon, batu tersebut berhenti sebentar, sebelum kemudian turun. Pertanyaan 13: Ketika kecepatan v = 0 m/s , berapakah besar Ketinggian h ? Tulis Angkanya Ini adalah penyebab adanya persamaan matematis yang sampai saat ini belum ada, yang menghubungkan v ke h! Jadi yang harus Anda lakukan adalah menggunakan kedua persamaan, yaitu ketinggian h dan kecepatan v. Pertama, Anda harus menggunakan persamaan kecepatan untuk menentukan kapan v=0. Sebagaimana yang telah didiskusikan dalam pertanyaan 12, Anda akan mendapatkan t=1. Kemudian jika Anda masukkan t=1 ke persamaan tersebut, kita akan kembali ke jawaban pertanyaan ke-2 h=5 m. Seperti inilah para fisikawan berpikir tentang berapa ketinggian sebuah benda bila dilempar. Fisikawan akan mulai observasi pada ketinggian paling atas dimana kecepatannya sama dengan noldan mereka akan berpikir mundur dari sana, untuk menentukan ketinggian tersebut. Ini adalah contoh yang baik bahwa persamaan tidak akan banyak berguna tanpa memikirkan tentang situasi fisisnya. Pertanyaan 14: Kesimpulannya apa ? Persamaan matematis melambangkan kenyataan. Ketika menyelesaikan fisika, kita melalui proses PENTERJEMAHAN : kita menterjemahkan pertanyaan fisis menjadi matematis, kita menyelesaikan matematikanya dan kemudian kita menterjemah matematika kembali pada jawaban fisikanya. Pendekatan tak langsung ini sangat ampuh untuk menyelesaikan segala jenis persoalan, bahkan untuk persoalan yang paling tidak mungkin sekalipun. Tetapi bahayanya adalah ketika kita tinggalkan logika berpikir kita dan terlalu mempercayai matematika ! Matematika tidak sepenuhnya dapat melambangkan kenyataan. Walapun matematika memberi jawaban yang tepat, namun jika Anda tidak mengetahui fisisnya, maka Anda tidaklah belajar sesuatu yang menyenangkan. Matematika menjadi menyenangkan ketika dapat digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah yang benar-benar Anda pahamidan Anda juga paham tentang apa yang sebenarnya matematika lakukan untuk menjawab persoalan fisis tersebutmaka matematika menjadi berguna dan menyenangkan. Hal ini dapat Anda

4 of 6

24/05/2013 15:23

Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan | fisika ok's Blog

http://amelfisika.wordpress.com/2010/11/28/berpikir-seperti-layaknya-...

amati ketika sampai pada pelajaran RELATIVITAS dan MEKANIKA KUANTUM, logika Anda menjadi salah dan kesenangan dimulai ! Epilog : Persamaan Jadi, selama ini, Batu berada dalam pengaruh gaya gravitasi, yang menyebabkan batu bergerak dengan percepatan konstan. Hal ini tidaklah jelas, hanya hukum Fisika, tetapi dari sanalah hal ini bermula. Persamaan untuk gerak dengan percepatan konstan / constant acceleration adalah x=xo+voot+at2 dimana x adalah posisi pada waktu kapanpun yang diberikan, xo adalah posisi mula-mula, vo adalah kecepatan mula-mula, dan a adalah percepatan. Persamaan ini juga belum jelas ; walaupun dengan pemahaman yang baik tentang kecepatan dan percepatan, Anda dapat menurunkan persamaan tersebut dengan lambat menggunakan aljabar, atau dengan sangat cepat menggunakan kalkulus. Dalam kasus ini, posisi x adalah ketinggian h. Posisi mula-mula xo adalah nol: yaitu kita mulai pada ketinggian nol. Kecepatan awal vo adalah 10 m/s. Dan percepatannya adalah -10 m/s2, karena percepatan yang berdasarkan percepatan gravitasi adalah -10 m/sekon/sekon. (Juga tidak jelas : angka ini hanyalah hasil dari percobaan). Jadi persamaan ketinggian yang kita kerjakan didapat dengan memasukkan angka-angka tersebut ke dalam soal. h = 10t 5t2 Persamaan umum kecepatan dengan percepatan tetap adalah v=vo+at, sehingga persamaan kecepatan adalah: v = 10 10t Dengan menggunakan dua persamaan ini, Anda bisa mendapatkan semua jawaban dari soal-soal di atas. Kebanyakan pertanyaan hanya memerlukan aljabar dasar : pertanyaan 5-9 berkenaan dengan persamaan kuadratis. Sebagai contoh, coba kita lihat soal 1. Kita mulai dengan mengambil t=0. Dengan menggunakan persamaan di atas, kita lihat bahwa : h=10(0)-5(0)2 = 0. Jadi pastilah matematika memberi kita jawaban yang sama dengan pemikiran kita. Catatan : soal yang tidak mempunyai jawaban, yaitu soal nomor 8, berakhir dengan nilai akar dari bilangan negatif. Cukup ajaib ! Persamaan matematis melakukan apa yang seharusnya untuk memberikan jawaban yang benar. Dengan cara yang sama, Anda akan mendapatkan 1 jawaban yang valid untuk soal nomor 5 dan 2 jawaban yang valid untuk soal nomor 6. Cobalah ! Bagi rekan-rekan guru yang mempunyai fasilitas infocus di sekolah dapat menggunakan ppt yang dibuat oleh penerjemah, silahkan klik disini, silahkan memberi komentar atau info di bagian bawah artikel ini atau melalui e.mail ke : laliamonday@gmail.com. Semoga bermanfaat
About these ads

Bagikan :

Like this: Be the first to like this.

5 of 6

24/05/2013 15:23

Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan | fisika ok's Blog

http://amelfisika.wordpress.com/2010/11/28/berpikir-seperti-layaknya-...

Tentang amelfisika Blog ini didedikasikan untuk pencinta fisika di Indonesia Lihat semua tulisan dari amelfisika

Entri ini ditulis dalam Fisika Logika. Buat penanda ke permalink.

2 Respon untuk Berpikir seperti layaknya Seorang Fisikawan


thata berkata:
Agustus 5, 2012 pada 10:12 am

Jadi kecepatan dan percepatan hasilnya boleh negatif.. :/


Balas

Nasrullah Idris berkata:


April 18, 2013 pada 1:35 am

Dalam Matematika ada materi yang membicarakan masalah fisika. Apakah dalam fisika ada materi yang membicarakan masalah Matematika?
Balas

fisika ok's Blog


Tema: Twenty Ten Blog pada WordPress.com.

6 of 6

24/05/2013 15:23

Anda mungkin juga menyukai