KURIKULUM
SMA MUHAMMADIYAH WONOSOBO
Tahun Pelajaran 2017/2018
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan diketahui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, maka Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosobo,
(Kurikulum 2013 Kelas X, XI dan XII serta menyelenggarakan SKS sejak tahun pelajaran
2016/2017), dengan peminatan MIPA, IPS dan Bahasa dan Budaya ditetapkan/disahkan untuk
diberlakukan pada tahun pelajaran 2017/2018
Ditetapkan di : Wonosobo
Pada Tanggal : 31 Juli 2017
Mengetahui
a.n Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
Kepala Bidang Pembinaan SMA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas perkenan dan izi-Nya
akhirnya penyusunan dokumen Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosobo berhasil kami
selesaikan sesuai dengan harapan kita semua.
Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosobo disusun sebagaimana ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa setiap
sekolah wajib mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada Panduan Penyusunan Kurikulum KTSP Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosobo Tahun Pelajaran 2017/2018 merupakan revisi
dan pengembangan dari kurikulum tahun pelajaran sebelumnya dengan melihat dan memperhatikan
laporan hasil analaisis konteks. Sebagai salah satu pelaksana Kurikulum 2013 dari 1.273 SMA di
seluruh Indonesia, maka Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosobo tahun pelajaran 2017/2018
mencakup Kurikulum 2013 untuk kelas X, dan XI dengan pembelajaran Sistem SKS dan untuk
kelas XII dengan pola pembelajaran Sistem Paket
Dengan terselesaikanya kurikulum ini, diharapkan dapat menjadi pedoman sekaligus acuan
bagi pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Muhammadiyah Wonosobo dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik.
Kami menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini secara realistis
dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI
dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain
yang menyangkut kurikulum.
a. Tantangan Internal
1) Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar
Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar
Kompetensi Lulusan.
2) Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan
keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun,
apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban
pembangunan.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka.
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 6
1) Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
2) Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
3) Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban
siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
4) Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi,
Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
5) Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam ujian.
Secara umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Pengembangan kurikulum 2013 yang dilakukan oleh satuan pendidikan diharapkan dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa perpaduan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditunjukan oleh peserta didik sebagai wujud
pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik lebih
komprehensip selama proses pembelajarannya, sehingga dapat mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria
penguasaan komptensi dan karakter apa yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar,
sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah
kompetensi dan karakter tertentu, sebagai syarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan
kompetensi dan karakter berikutnya.
Dengan adanya pengembangan kurikulum 2013, tentu akan menuntut perubahan pada
berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses pembelajaran
misalnya, akan berubah dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan pada proses
penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui peniliaian output menjadi berbasis kemampuan
melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian secara utuh dan menyeluruh
“Sekolah Islami Berbasis Teknologi Informasi Yang Unggul Dalam Prestasi, Peduli
Lingkungan Dan Siap Menyongsong Masa Depan”
Indikator Visi
1. Memiliki nilai-nilai keimanan dan berakhlak mulia
2. Berprestasi pada kompetisi akademis dan non akademis
3. Memiliki keterampilan, kemampuan dan sikap dalam berkompetisi di era global
4. Menguasai teknologi informasi dan komunikasi untuk seluruh warga sekolah
1. Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dan
berkarakter kuat
2. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas,
berkualitas dan berprestasi dalam bidang akademik, dan non akademik.
3. Membekali peserta didik agar memiliki ketrampilan teknologi informasi dan komunikasi
serta mampu mengembangkan diri secara mandiri.
4. Menanamkan kepada peserta didik untuk bersikap ulet dan gigih dalam berkompetisi,
beradaptasi dengan lingkungan
5. Mengembangkan sikap sportifitas dalam semua aspek kehidupan
6. Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan ke perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi di luar negeri/internasional.
7. Membekali siswa dengan skill/ketrampilan yang dapat bersaing di era global.
8. Meningkatkan kemandirian dan motivasi belajar peserta didik dalam menyelesaikan
program pendidikannya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya
Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi Lulusan
terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Diharapkan lulusan SMA akan memiliki atau mempunyai kualifikasi kemampuan
sebagai berikut:
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
Sikap
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
Pengetahuan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
Keterampilan ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan
proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat,
dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu
memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang
bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana
dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum
harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 16
pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMA yang
selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang
menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik
melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata
pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat
melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian
kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari
peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
5. Landasan Yuridis
C. Struktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi
landasan pengembangan kompetensi dasar. Kompetensi inti yang digunakan di SMA
Muhammadiyah Wonosobo mengacu pada permendikbud nomor 64 tahun 2013 tentang standar isi,
yang sudah direvisi melalui Permendibud nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar untuk kelas X dan XI tahun pelajaran 2017/2018 mengacu pada
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar,
sedangkan kompetensi dasar untuk kelas XII mengacu pada Permendikbud Nomor 64 Tahun
2013.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti
sebagai berikut:
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 20
a. Kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-
1;
b. Kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
c. Kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
dan
d. Kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4
3. Mata Pelajaran
Pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran didalam kurikulum 2013 terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata
pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C, serta mata
pelajaran lintas minat. Untuk mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokan atas
mata pelajaran peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), mata pelajaran
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya (BB).
Pada tahun pelajaran 2017/2018 SMA Muhammadiyah Wonosobo melaksanakan 2 pola
pembelajaran, yaitu kelas X dengan pola pembelajaran Sistem SKS era baru, kelas XI dengan pola
pembelajaran Sistem SKS diskontinyu, dan kelas XII dengan pola pembelajaran Sistem Paket.
a. Mata Pelajaran Umum
Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler
yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan
seni.
Struktur kurikulum Sistem SKS era Baru, Sistem SKS Diskontinyu, dan Sistem Paket
untuk mata pelajaran umum di SMA Muhammadiyah Wonosobo sebagai berikut :
1) Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum Kelas X (Sistem SKS Pola Baru)
Jam Pelajaran di
Mata Pelajaran Semester
1 2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 5 5
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
1. Seni Budaya 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3
3. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
4. Bahasa Jawa 2 2
5. Bahasa Arab 2 2
6. Pendidikan Kemuhammadiyahan 1 1
Jumlah Jam Pelajaran 31 31
2) Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum Kelas XI (Sistem SKS Pola Lama)
Mata Pelajaran Jam Pelajaran (JP) Jumlah
2) Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Peminatan Akademik Kelas XI (Sistem SKS Pola
Lama )
Jam Pelajaran (JP) Jam
Mata Pelajaran Serial Serial Serial Pelajaran Jumlah
Serial 4
1 2 3 (JP)
Bahasa dan Budaya (BB)
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 6 6 6 4 - 22
2. Bahasa dan Sastra Inggris 6 6 6 4 - 22
3. Bahasa dan Sastra Jepang 6 6 5 5 - 22
4. Antropologi 6 8 8 - - 22
Lintas Minat - - - - 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan BB 92
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Geografi 6 6 6 4 - 22
2. Sejarah 6 6 6 4 - 22
3. Sosiologi 6 8 4 4 - 22
4. Ekonomi 4 6 6 6 - 22
Lintas Minat - - - - 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan IPS 92
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
1. Matematika 6 5 6 5 - 22
2. Biologi 6 5 6 5 - 22
3. Fisika 6 6 6 4 - 22
4. Kimia 4 6 6 6 - 22
Lintas Minat - - - - 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan MIPA 92
3) Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Peminatan Akademik Kelas XII (Sistem Paket)
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 23
Jam Pelajaran di Semester
Mata Pelajaran
5 6
Bahasa dan Budaya (BB)
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4
2. Bahasa dan Sastra Inggris 4 4
3. Bahasa dan Sastra Jepang 4 4
4. Antropologi 4 4
Lintas Minat 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya 20 20
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Geografi 4 4
2. Sejarah 4 4
3. Sosiologi 4 4
4. Ekonomi 4 4
Lintas Minat 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan IPS 20 20
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
1. Matematika 4 4
2. Biologi 4 4
3. Fisika 4 4
4. Kimia 4 4
Lintas Minat 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan MIPA 20 20
4) Struktur Kurikulum Kelas XI Peminatan Bahasa dan Budaya dengan Pola Pembelajaran
Sistem SKS Pola Lama
Jam Pelajaran
Jml
Kode Mapel Mata Pelajaran Serial Serial Serial Serial Jml
Per Kel.
1 2 3 4
Kelompok A (Wajib) - - - - -
MPWA 100 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 8 8 6 30
Pendidikan Pancasila dan
MPWA 200 2. 4 4 4 - 12
Kewarganegaraan
MPWA 300 3. Bahasa Indonesia 6 6 6 6 24 114
MPWA 400 4. Matematika 6 6 6 6 24
MPWA 500 5. Sejarah Indonesia 4 4 4 - 12
MPWA 600 6. Bahasa Inggris 4 4 4 - 12
Kelompok B (Wajib) - - - - -
MPWB 100 1. Seni Budaya 4 4 4 - 12
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
MPWB 200 2. 4 5 4 5 18
Kesehatan
MPWB 300 3. Prakarya dan Kewirausahaan 4 4 4 - 12 72
MPWB 400 4. Bahasa Jawa 4 4 4 - 12
MPWB 500 5. Bahasa Arab 4 4 4 - 12
MPWB 600 6. Pendidikan Kemuhammadiyahan 2 2 2 - 6
Kelompok C (Peminatan) - - - - -
MPPB 100 1. Bahasa dan Sastra Indonesia 6 6 6 4 22
MPPB 200 2. Bahasa dan Sastra Inggris 6 6 6 4 22
88
MPPB 300 3. Bahasa dan Sastra Jepang 6 6 5 5 22
MPPB 400 4. Antropologi 6 8 8 - 22
Mata Pelajaran kelompok Lintas Peminatan - - - - -
1 Mapel Lintas Minat I - - - - 6
22
2. Mapel Lintas Minat II - - - - 16
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan Bahasa 296
5) Struktur Kurikulum Kelas XI Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Pola
Pembelajaran Sistem SKS Pola Lama
Jam Pelajaran Jml
Kode Mapel Mata Pelajaran Serial Serial Serial Serial Jml Per
1 2 3 4 Kel.
Kelompok A (Wajib) - - - - -
MPWA 100 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 8 8 6 30
Pendidikan Pancasila dan
MPWA 200 2. 4 4 4 - 12
Kewarganegaraan
MPWA 300 3. Bahasa Indonesia 6 6 6 6 24 114
MPWA 400 4. Matematika 6 6 6 6 24
MPWA 500 5. Sejarah Indonesia 4 4 4 - 12
MPWA 600 6. Bahasa Inggris 4 4 4 - 12
Kelompok B (Wajib) - - - - -
MPWB 100 1. Seni Budaya 4 4 4 - 12
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
MPWB 200 2. 4 5 4 5 18
Kesehatan
MPWB 300 3. Prakarya dan Kewirausahaan 4 4 4 - 12 72
MPWB 400 4. Bahasa Jawa 4 4 4 - 12
MPWB 500 5. Bahasa Arab 4 4 4 - 12
MPWB 600 6. Pendidikan Kemuhammadiyahan 2 2 2 - 6
Kelompok C (Peminatan) - - - - -
MPPS 100 1. Geografi 6 6 6 4 22
88
MPPS 200 2. Sejarah 6 6 6 4 22
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 26
Jam Pelajaran Jml
Kode Mapel Mata Pelajaran Serial Serial Serial Serial Jml Per
1 2 3 4 Kel.
MPPS 300 3. Sosiologi 6 8 4 4 22
MPPS 400 4. Ekonomi 4 6 6 6 22
Mata Pelajaran kelompok Lintas Peminatan - - - - -
1 Mapel Lintas Minat I - - - - 6
22
2. Mapel Lintas Minat II - - - - 16
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan IPS 296
6) Struktur Kurikulum Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
dengan Pola Pembelajaran Sistem SKS Pola Lama
Jam Pelajaran Jml
Kode Mapel Mata Pelajaran Serial Serial Serial Serial Jml Per
1 2 3 4 Kel.
Kelompok A (Wajib) - - - - -
MPWA 100 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 8 8 6 30
Pendidikan Pancasila dan
MPWA 200 2. 4 4 4 - 12
Kewarganegaraan
MPWA 300 3. Bahasa Indonesia 6 6 6 6 24 114
MPWA 400 4. Matematika 6 6 6 6 24
MPWA 500 5. Sejarah Indonesia 4 4 4 - 12
MPWA 600 6. Bahasa Inggris 4 4 4 - 12
Kelompok B (Wajib) - - - - -
MPWB 100 1. Seni Budaya 4 4 4 - 12
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
MPWB 200 2. 4 5 4 5 18
Kesehatan
MPWB 300 3. Prakarya dan Kewirausahaan 4 4 4 - 12 72
MPWB 400 4. Bahasa Jawa 4 4 4 - 12
MPWB 500 5. Bahasa Arab 4 4 4 - 12
MPWB 600 6. Pendidikan Kemuhammadiyahan 2 2 2 - 6
Kelompok C (Peminatan) - - - - -
MPPM 100 1. Matematika (Peminatan) 6 5 6 5 22
MPPM 200 2. Biologi 6 5 6 5 22
88
MPPM 300 3. Fisika 6 6 6 4 22
MPPM 400 4. Kimia 4 6 6 6 22
Mata Pelajaran kelompok Lintas Peminatan - - - - -
1 Mapel Lintas Minat I - - - - 6
22
2. Mapel Lintas Minat II - - - - 16
Jumlah Jam Pelajaran Peminatan MIPA 296
7) Struktur Kurikulum Kelas XII Peminatan Bahasa dan Budaya dengan Pola
Pembelajaran Sistem Paket
Jam Pelajaran di Semester
Mata Pelajaran
5 6
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 5 5
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
10. Bahasa Jawa 2 2
11. Bahasa Arab 2 2
12. Pendidikan Kemuhammadiyahan 1 1
8) Struktur Kurikulum Kelas XII Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Pola
Pembelajaran Sistem Paket
Jam Pelajaran di Semester
Mata Pelajaran
5 6
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 5 5
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
10. Bahasa Jawa 2 2
11. Bahasa Arab 2 2
12. Pendidikan Kemuhammadiyahan 1 1
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per Minggu 31 31
Kelompok C (Peminatan)
13. Geografi 4 4
14. Sejarah 4 4
15. Sosiologi 4 4
16. Ekonomi 4 4
Mata Pelajaran kelompok Lintas Peminatan
17. Siswa memilih satu mata pelajaran lintas minat di kelas X 4 4
TOTAL 51 51
9) Struktur Kurikulum Kelas XII Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
dengan Pola Pembelajaran Sistem Paket
Jam Pelajaran di Semester
Mata Pelajaran
5 6
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 5 5
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
10. Bahasa Jawa 2 2
11. Bahasa Arab 2 2
12. Pendidikan Kemuhammadiyahan 1 1
3) Daftar Mata Pelajaran Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(MIPA)
Beban
No Kode mapel Nama Mata Pelajaran Jumlah
Belajar
Kelompok A (Wajib)
MPWA 101 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti-1 8
MPWA 102 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti-2 8
1. 30
MPWA 103 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti-3 8
MPWA 104 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti-4 6
MPWA 201 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan-1 4
2. MPWA 202 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan-2 4 12
MPWA 203 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan-3 4
MPWA 301 Bahasa Indonesia-1 6
MPWA 302 Bahasa Indonesia-2 6
3. 24
MPWA 303 Bahasa Indonesia-3 6
MPWA 304 Bahasa Indonesia-4 6
MPWA 401 Matematika-1 6
MPWA 402 Matematika-2 6
4. 24
MPWA 403 Matematika-3 6
MPWA 404 Matematika-4 6
MPWA 501 Sejarah Indonesia-1 4
5. MPWA 502 Sejarah Indonesia-2 4 12
MPWA 503 Sejarah Indonesia-3 4
MPWA 601 Bahasa Inggris-1 4
6. MPWA 602 Bahasa Inggris-2 4 12
MPWA 603 Bahasa Inggris-3 4
Kelompok B (Wajib)
MPWB 101 Seni Budaya-1 4
7. MPWB 102 Seni Budaya-2 4 12
MPWB 103 Seni Budaya-3 4
8. MPWB 201 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan-1 4 18
e. Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman
Minat
Kurikulum SMA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan
pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas minat dan/atau
pendalaman minat.
Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada SMA berdasarkan
nilai rapor, nilai ujian nasional, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTs
atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA,
atau tes bakat dan minat oleh psikolog.
Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester kedua
di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil
pembelajaran berjalan pada semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan
konseling, Peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi
mata pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai.
Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang
terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya
dialihkan ke mata pelajaran lintas minat. Selain mengikuti mata pelajaran di peminatan yang
4. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan pengalaman belajar yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran. Beban belajar tersebut
terdiri atas: kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Beban belajar kegiatan tatap muka dinyatakan dalam jumlah pelajaran per minggu, dengan
durasi setiap satu jam pelajaran adalah 45 menit.
Beban belajar kegiatan terstruktur dan beban belajar kegiatan mandiri paling banyak 60% dari
waktu kegiatan tatap muka yang bersangkutan.
Beban belajar satu minggu untuk: Kelas X adalah 48 jam pelajaran, Kelas XI adalah 50 jam
pelajaran, dan Kelas XII adalah 50 jam pelajaran.
Beban belajar satu semester di Kelas X dan Kelas XI masing-masing paling sedikit 18 (delapan
belas) minggu efektif. Beban belajar di kelas XII semester ganjil paling sedikit 18 (delapan
belas) minggu efektif dan semester genap paling sedikit 14 (empat belas) minggu efektif.
Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar
peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap
penting oleh satuan pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan
pendidikan yang menetapkannya.
Beban belajar diatur dalam Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester (SKS). Pada tahun
pelajaran 2017/2018, SMA Muhammadiyah Wonosobo menyelenggarakan 2 (dua) pola
pembelajaran yaitu siswa kelas X dengan Sistem Kredit Semester (SKS) Pola Baru, kelas XI
menggunakan sistem Kredit Semester (SKS) Pola Lama, dan kelas XII menggunakan sistem
paket.
5. Muatan Lokal
Berdasarkan SK Gubenur no 423.5/27/2011 tahun 2011 tentang mata pelajaran muatan lokal
wajib untuk jenjang pendidikan SMA/SMALB /SMK/ MA negeri dan swasta Provinsi Jawa
Tengah adalah Bahasa Jawa. Diperkuat dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa; Peraturan Gubernur Provinsi Jawa
Tengah Nomor 57 Tahun 2013 yang mengatur tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan
Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Nomor 424/13242 Tanggal 23 Juli 2013 menegaskan tentang Implementasi Muatan Lokal
Bahasa Jawa di Jawa Tengah.
D. Muatan Kurikulum
1. Muatan KTSP
Muatan KTSP terdiri atas muatan umum, muatan peminatan akademik, dan muatan
peminatan lintas minat/pendalaman minat. Muatan umum terdiri atas muatan nasional dan
muatan lokal.
a. Muatan kurikulum nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A,
kelompok mata pelajaran B, dan kelompok mata pelajaran C (Peminatan), termasuk
bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan.
1). Kelompok mata pelajaran A
a). Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
b). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
c). Bahasa Indonesia
d). Matematika
e). Sejarah Indonesia
f). Bahasa Inggris
2). Kelompok mata pelajaran B
a). Seni Budaya
b). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c). Prakarya dan Kewirausahaan
3). Kelompok mata pelajaran C
a). Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(1). Matematika
(2). Biologi
(3). Fisika
(4). Kimia
b). Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
(1). Geografi
(2). Sejarah
(3). Sosiologi
(4). Ekonomi
c). Peminatan Bahasa dan Budaya
(1). Bahasa dan Sastra Indonesia
(2). Bahasa dan Sastra Inggris
(3). Bahasa dan Sastra Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman,
Perancis)
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 45
(4). Antropologi
Untuk SMA Muhammadiyah Wonosobo Bahasa dan Sastra Asing yang
diberlakukan adalah Bahasa dan Sastra Jepang
b. Muatan lokal
Berdasarkan SK Gubenur Nomor 423.5/27/2011 tahun 2011 tentang muatan lokal wajib
untuk jenjang pendidikan SMA/SMALB/SMK/MA negeri dan swasta Provinsi Jawa
Tengah adalah Bahasa Jawa. Diperkuat dengan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa
Tengah Nomor 57 Tahun 2013 yang mengatur tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penggunaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa. Kemudian dipertegas oleh Edaran Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 424/13242 Tanggal 23 Juli 2013
tentang Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah. Maka SMA
Muhammadiyah Wonosobo menyelenggarakan Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran
muatan lokal yang berdiri sendiri terpisah dan dimasukan dalam struktur kurikulum.
Alokasi waktu untuk muatan lokal Bahasa Jawa adalah 2 jam per minggu untuk semua
kelas (X, XI, dan XII) di semester 1 maupun semester 2
Disamping itu, karena SMA Muhammadiyah Wonosobo berada di naungan Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, maka sekolah
menambah muatan lokal yang hanya berlaku ditingkat sekolah, yaitu pertama
Pendidikan Kemuhammadiyahan dan kedua Bahasa Arab.
Pemilihan muatan lokal Pendidikan Kemuhammadiyahan ini didasarkan atas kebutuhan
untuk melestarikan nilai-nilai luhur dari para pendiri persyarikatan muhammadiyah agar
dapat ditiru dan diamalkan oleh generasi muda dimasa-masa mendatang. Alokasi waktu
untuk muatan lokal Pendidikan Kemuhammadiyah adalah 1 jam per minggu untuk
semua kelas (X, XI, dan XII) di semester 1 maupun semester 2
Pemilihan muatan lokal Bahasa Arab didasarkan atas pertimbangan bahwa pemahaman
akan bahasa arab akan mempermudah dalam memahami kitab suci Al Qur’an bagi para
peserta didik. Alokasi waktu untuk muatan lokal Bahasa Arab adalah 2 jam per minggu
untuk semua kelas (X, XI, dan XII) di semester 1 maupun semester 2
a. Jumlah mata pelajaran di kelas X adalah 18 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata
pelajaran umum kelompok A sebagai muatan kurikulum nasional seluruhnya, 6 mata
pelajaran umum kelompok B, 4 mata pelajaran peminatan kelompok C, dan 2 mata
pelajaran lintas minat.
b. Untuk mata pelajaran peminatan:
1). Peserta didik dapat memilih 3 dari 4 mapel dalam satu kelompok peminatan
(MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya) dan maksimal 3 mapel dari kelompok lain
sebagai mapel lintas minat
2). Peserta didik dapat memilih 4 mapel dalam satu kelompok peminatan (MIPA,
IPS, atau Bahasa dan Budaya) dan maksimal 2 mapel dari kelompok lain sebagai
mapel lintas minat
3). Peserta didik yang mengambil peminatan Bahasa dan budaya dapat memilih 3
mapel dalam kelompok peminatannya, dan 3 mapel lain dari kelompok yang lain
sebagai mapel lintas minat
c. Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan XII adalah 17 mata pelajaran yang terdiri atas
6 mata pelajaran umum kelompok A sebagai muatan kurikulum nasional seluruhnya,
6 mata pelajaran umum kelompok B, 4 mata pelajaran peminatan kelompok C, dan 1
mata pelajaran lintas minat hasil pemilihan dari kelas X.
Secara umum penilaian di sistem SKS pola baru mengacu pada Standar Penilaian
Kurikulum 2013, yaitu dilakukan dalam bentuk penilaian otentik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian dilakukan secara berimbang sehingga
Penilaian oleh
Komponen
Pendidik Satuan pendidikan Pemerintah
Bentuk penilaian Penilaian harian dan Penilaian Akhir Ujian Nasional, dan
dapat juga penilaian Semester, Penilaian bentuk lain yang
tengah semester Akhir Tahun, Ujian diperlukan
Sekolah dan Ujian
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 51
Penilaian oleh
Komponen
Pendidik Satuan pendidikan Pemerintah
Sekolah Berstandar
Nasional
Aspek yang dinilai Sikap, Sikap*) ---
Pengetahuan Pengetahuan termasuk Pengetahuan,
termasuk kemampuan berpikir termasuk kemampuan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), berpikir tingkat tinggi
tingkat tinggi dan Keterampilan (HOTS)
(HOTS), dan ---
Keterampilan
Laporan penilaian
a. Sikap Predikat dan Predikat dan deskripsi*) ---
deskripsi
b. Pengetahuan Angka, predikat, dan Angka, predikat, dan Angka dan kategori
deskripsi deskripsi
Keterangan:
*) dilakukan pada rapat dewan guru dalam penentuan kenaikan kelas dan kelulusan
a). Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan
secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap
peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya
perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul dari
peserta didik. Catatan hal-hal sangat baik (positif) digunakan untuk menguatkan
perilaku positif, sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan untuk
pembinaan. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu
semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas. Jurnal memuat
catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik,
dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap.
Berdasarkan jurnal semua guru yang dibahas dalam rapat dewan guru, wali
kelas membuat predikat dan deskripsi penilaian sikap peserta didik selama satu
semester.
b). Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku.
Selain itu penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta
didik terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Penilaian diri dapat memberi dampak positif terhadap
perkembangan kepribadian peserta didik, antara lain:
(1). dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan untuk
menilai diri sendiri;
(2). peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 54
melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki;
(3). dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat
jujur, karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian;
dan
(4). membentuk sikap terhadap mata pelajaran/pengetahuan.
Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri
yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda,
dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan
format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Lembar penilaian diri dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi
yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta didik
mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya.
c). Penilaian antar teman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai
perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat mendorong: (1) objektifitas
peserta didik, (2) empati, (3) mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (4)
refleksi diri. Di samping itu penilaian antarteman dapat memberi informasi bagi
guru mengenai peserta didik yang berdasarkan hasil penilaian temannya, suka
menyendiri dan kurang bergaul. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian
antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antar teman. Penilaian antarteman dapat dilakukan pada
saat peserta didik melakukan kegiatan di dalam dan/atau di luar kelas. Misalnya
pada kegiatan kelompok setiap peserta didik diminta mengamati/menilai dua
orang temannya, dan dia juga dinilai oleh dua orang teman lainnya dalam
kelompoknya
e. Penilaian Pengetahuan
1). Pengertian
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan
peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif,
serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan
dengan ketercapaian KD pada KI-3 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru mata
pelajaran menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang
akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah
mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic).
Oleh karena itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik oleh
pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera
digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar untuk
pengetahuan ditentukan oleh satuan pendidikan. Secara bertahap satuan pendidikan
terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan potensi
dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk peningkatan
kualitas hasil belajar.
2). Teknik Penilaian Pengetahuan
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik
masing- masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut.
a. Karakteristik Pembelajaran
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara utuh/holistik, artinya pengembangan aspek yang
satu tidak bisa dipisahkan dengan aspek lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran
secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan harus melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang
digunakan:
1). dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2). dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
3). dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
4). dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5). dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6). dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7). dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 62
8). peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9). pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10). pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11). pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12). pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13). Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
14). Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
b. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan
Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
1). Silabus :
1. Posisi tempat duduk guru di tengah dan peserta didik KBN di salah satu sudut kelas.
2. Posisi tempat duduk peserta didik KBC (sebagai tutor) berada di tengah-tengah KBKC
(sebagai tutee) untuk melaksanakan kegiatan belajar tutor sebaya dengan kemungkinan 1
(satu) tutor 2 (dua) tutee, 1 (satu) tutor 3 (tiga) tutee, 1 (satu) tutor 4 (empat) tutee, dan
seterusnya sesuai dengan jumlah tutor dan tutee di kelas. Posisi tempat duduk tutor dan tutee
disesuaikan dengan kondisi kelas bahkan dapat dilaksanakan di luar kelas).
3. Guru berkeliling mengecek kegiatan tutor sebaya dan mengecek kegiatan KBN serta
memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga)
aspek, yaitu kompleksitas materi/kompetensi, intake (kualitas peserta didik), serta guru dan
daya dukung satuan pendidikan.
a. Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas KD
dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan data
empiris dari pengalaman guru dalam membelajarkan KD tersebut pada waktu
sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas materi/kompetensi, semakin
menantang guru untuk meningkatkan kompetensinya.
b. Aspek intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat diidentifikasi
antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang pendidikan sebelumnya, hasil
tes awal yang dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi
aspek intake, semakin tinggi pula nilai KKMnya.
c. Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru,
kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu,
kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik
dalam satu kelas, sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan
sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai KKM-
nya.
KKM sebaiknya dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada semua tingkat kelas, artinya
nilai KKM sama untuk semua mata pelajaran pada suatu sekolah. Nilai KKM ditulis dalam
dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan disosialisasikan kepada semua
warga sekolah.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada Satuan Pendidikan dapat
digambarkan pada alur sebagai berikut:
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 70
Keterangan:
Menetapkan KKM setiap kompetensi dasar (KD), yang menggunakan kriteria
analisis dengan mempertimbangkan aspek karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), serta guru dan kondisi
satuan pendidikan (daya dukung);
Menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari semua KKM
kompetensi dasar yang terdapat dalam satu mata pelajaran;
Menetapkan KKM pada tingkatan kelas yang merupakan rata-rata dari semua KKM
mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas; dan
Menetapkan KKM satuan pendidikan yang merupakan rata-rata dari semua KKM pada
setiap tingkatan kelas X, XI, dan XII dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran
Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh
guru mata pelajaran, misalnya seperti tabel dibawah ini
Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
< 65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Guru dan Daya Dukung
80-100 65-79 < 65
Tinggi Sedang Rendah
Intake peserta didik
80-100 65-79 < 65
Setelah satuan pendidikan menentukan KKM selanjutnya satuan pendidikan membuat
interval predikat untuk menggambarkan kategori kualitas sekolah. Kategori kualitas sekolah
dalam bentuk predikat D, C, B dan A.
Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat C dan secara bertahap satuan
pendidikan meningkatkan kategorinya sesuai dengan peningkatan mutu satuan pendidikan.
Predikat untuk pengetahuan dan keterampilan ditentukan berdasarkan interval angka pada
skala 0-100 yang disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan. Penetapan tabel interval
predikat untuk KKM dibuat seperti contoh pada tabel berikut. Misalnya KKM satuan
pendidikan = N (besar nilai N adalah bilangan asli < 100)
Penetapan Interval Predikat
Predikat
KKM
D C B A
N <N N ≤ .... ... .... ≤ 100
Satuan pendidikan menentukan satu KKM untuk semua mata pelajaran baik pada satu
tingkat kelas maupun tingkat sekolah. Setelah KKM setiap mata pelajaran ditentukan, satuan
pendidikan dapat menetapkan satu KKM yang sama dengan mempertimbangkan nilai
terendah, rata-rata, atau modus dari seluruh KKM mata pelajaran.
Misalnya, SMA Indonesia Cerdas memiliki KKM mata pelajaran terendah= 63 dan
tertinggi= 65. Jika ditentukan reratanya maka diperoleh 64. Berdasarkan hasil analisis
tersebut maka SMA Indonesia Cerdas dapat menentukan satu KKM yang berlaku untuk
semua mata pelajaran berdasarkan rata-rata yaitu 64, atau berdasarkan nilai terendah yaitu
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 71
63, atau bisa juga nilai diantara 63 dan 65 sesuai kesepakatan bersama melalui rapat Dewan
Guru.
Model interval nilai dan predikat menggunakan satu ukuran. Pada contoh di atas SMA
“Indonesia Cerdas” memiliki satu KKM yaitu 64, maka interval nilai dan predikat untuk
semua mata pelajaran menggunakan tabel yang sama, sebagaimana ditunjukkan di bawah
ini.
Contoh interval predikat untuk Satu KKM= 64
Interval Predikat
88 –100 A
76 – 87 B
64 – 75 C
< 64 D
Contoh tabel interval predikat diatas menggunakan pendekatan rata-rata dengan rumus
interval =
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sekolah
Kompetensi Kompetensi
Kompetensi Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Mata Pelajaran
Kelas Kelas Kelas
X XI XII X XI XII X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti B B B 68 68 68 68 68 68
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan B B B 68 68 68 68 68 68
3. Bahasa Indonesia B B B 68 68 68 68 68 68
4. Matematika B B B 68 68 68 68 68 68
5. Sejarah Indonesia B B B 68 68 68 68 68 68
6. Bahasa Inggris B B B 68 68 68 68 68 68
Kelompok B (Wajib)
1. Seni Budaya B B B 68 68 68 68 68 68
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan B B B 68 68 68 68 68 68
3. Prakarya dan Kewirausahaan B B B 68 68 68 68 68 68
4. Bahasa Jawa B B B 68 68 68 68 68 68
5. Bahasa Arab B B B 68 68 68 68 68 68
6. Pendidikan Kemuhammadiyahan B B B 68 68 68 68 68 68
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Bahasa dan Budaya (BB)
1. Bahasa dan Sastra Indonesia B B B 68 68 68 68 68 68
2. Bahasa dan Sastra Inggris B B B 68 68 68 68 68 68
3. Bahasa dan Sastra Jepang B B B 68 68 68 68 68 68
4. Antropologi B B B 68 68 68 68 68 68
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Geografi B B B 68 68 68 68 68 68
2. Sejarah B B B 68 68 68 68 68 68
3. Sosiologi B B B 68 68 68 68 68 68
4. Ekonomi B B B 68 68 68 68 68 68
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1. Matematika B B B 68 68 68 68 68 68
2. Biologi B B B 68 68 68 68 68 68
3. Fisika B B B 68 68 68 68 68 68
4. Kimia B B B 68 68 68 68 68 68
Mata Pelajaran kelompok Lintas Peminatan
1. Lintas Minat 1 B B B 68 68 68 68 68 68
2. Lintas Minat 2 B B B 68 68 68 68 68 68
a. Konsep Dasar
Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang
terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang
terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan
tempatnya belajar.
Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun
atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah
bidang kurikulum. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat
menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.
Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler
dan dinyatakan dalam buku rapor. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik serta prestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif. Penilaian dalam Pendidikan Kepramukaan
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 81
dilaksanakan dengan menggunakan penilaian bersifat Otentik mencakup penilaian Sikap
dan penilaian keterampilan. Penilaian Sikap berdasarkan atas pengamatan, penilaian diri,
dan penilaian teman sebaya. Penilaian Keterampilan berdasarkan atas penilaian unjuk
kerja
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal “Baik” pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib Pramuka pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan / Hisbul Wathan berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah nilai minimal “Baik” dalam dua semester
atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti
program khusus yang diselenggarakan bagi mereka. Persyaratan demikian tidak
dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler pilihan. Meskipun
demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian
didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan
dalam buku rapor.
Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang
memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler
wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam
satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun,
atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya.
Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang.
Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan
menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
(2). Tujuan
Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk
membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan
lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau
pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan
berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
Tujuan peminatan dan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan
sebagai upaya memfasilitasi peserta didik/konseli untuk merencanakan,
memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan
pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.
Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara khusus
tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya sendiri.Dengan
demikian meskipun peminatan dan perencanaan individual ditujukan untuk
seluruh peserta didik/konseli, layanan yang diberikan lebih bersifat
individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang
ditentukan oleh masing-masing peserta didik/konseli.
Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam
sekelompok mata pelajaran keilmuan, maupun kemampuan dalam bidang
keahlian, program keahlian, dan paket keahlian.
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 87
(3). Fokus Pengembangan
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada
kegiatan meliputi; (1) pemberian informasi program peminatan;
(2)melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik
(pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan
penetapan peminatan peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan
pendalaman minat; (5) layanan pindah minat; (6) pendampingan dilakukan
melalui bimbingan klasikal, bimbingankelompok, konseling individual,
konseling kelompok, dan konsultasi, (7) pengembangan dan penyaluran; (8)
evaluasi dan tindak lanjut. Konselor atau guru bimbingan dan konseling
berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam
implementasi kurikulum 2013 dengan cara merealisasikan 8 (delapan)
kegiatan tersebut.
Dalam penetapan peminatan peserta didik/konseli SMTA memperhatikan
data tentang nilai rapor SMP/MTs atau yang sederajat, nilai Ujian Nasional
SMP/MTs atau yang sederajat, minat peserta didik dengan persetujuan
orang tua/wali, dan rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk menuju peminatan peserta
didik/konseli yang tepat memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara
sistematis dapat dimulai semenjak menempuh pendidikan formal.
Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek
pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara
lain mencakup pengembangan aspek:(1) pribadi yaitu tercapainya
pemahaman diri dan pengembangan konsep diri yang positif, (2) sosial yaitu
tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial
yang efektif, (3) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar,
keterampilan belajar, dan peminatan peserta didik/konseli secara tepat, dan
(4) karir yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang- peluang
karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk
kebiasaan bekerja yang positif.
c). Layanan Responsif
(1). Pengertian
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli
yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera,
agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan responsif
diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).
(2). Tujuan
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang
sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena
dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke
tingkat yang lebih serius. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan
ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif
pemecahan masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil
dari layanan ini, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami
perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku yang terkait dengan
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 88
(3). Fokus Pengembangan
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu
perkembangan diri dan secara potensial menghadapi masalah tertentu
namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah. Masalah yang
dihadapi dapat menyangkut ranah pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika
tidak mendapatkan layanan segera dari Konselor atau Guru Bimbingan
dan Konseling maka dapat menyebabkan peserta didik/konseli mengalami
penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami gangguan yang lebih serius
atau lebih kompleks. Masalah peserta didik/konseli dapat berkaitan dengan
berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau
menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi
kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah peserta didik/konseli dapat
diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan analisis perkembangan peserta
didik/konseli, dengan menggunakan berbagai instrumen, misalnya angket
konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket sosiometri, daftar
hadir peserta didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan
(ITP), psikotes dan alat ungkap masalah (AUM).
d). Dukungan Sistem
(1). Pengertian
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan
perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik/konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja,
infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan
konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
(2). Tujuan
Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan
kepada konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam memperlancar
penyelenggaraan komponen- komponen layanan sebelumnya dan
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan pada satuan
pendidikan.
Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan
manajemen, pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.
(3). Fokus Pengembangan
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan
dan konseling yang meliputi (1) konsultasi, (2) menyelenggarakan program
kerjasama, (3) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan satuan pendidikan, (4) melakukan penelitian dan pengembangan.
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
terselenggara dan tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
Tabel 1.
Perhitungan Ekuivalensi Kegiatan Layanan bimbingan dan konseling
di luar kelas dengan jam kerja.
Jumlah
No. Kegiatan Uraian Pelaporan Durasi Ekuivalen
pertemuan
1. Konseling Melaksanak an Disusun laporan 40 menit untuk 1 pertemuan setara dengan
individual layanan konseling dan status SMTP, dan 45 2 pertemuan atau 2 jam
, baik peserta didik konseling menit untuk 2 konseli pelajaran
datang sendiri SMTA 20-39 setara dengan
maupun dipanggil menit 2 jam
pelajaran
2. Konseling Melaksana kan Disusun laporan, 40 menit untuk 1 pertemuan setara dengan
kelompok layanan konseling dan tersedia SMTP, dan 45 2 pertemuan atau 2 jam
, kelompok baik RPLBK serta menit untuk 2Kelompok pelajaran
peserta didik datanng status konseling SMTA 20-39
sendiri maupun menit
dipanggil
3. Bimbinga Melaksanak an Disusun laporan, 40 menit untuk 1 pertemuan setara dengan
n layanan bimbingan dan tersedia SMTP, dan 45 2 pertemuan atau 2 jam
kelompok kelompok baik RPLBK serta menit untuk 2 Kelompok pelajaran
, peserta didik datanng status bimbingan SMTA 20-39
sendiri maupun menit
dipanggil
4. Bimbinga Melaksana kan Disusun laporan, 2 x 40 menit 1 pertemuan setara dengan
n klasikal layanan tatap di kelas dan tersedia untuk SMTP, dan 2 jam
secara terstruktur dan RPLBK serta 2 x 45 menit pelajaran
terprogram secara perkemba ngan untuk SMTA
berkelanjut an berupa peserta didik
asesmen kebutuhan
atau materi bidang
layanan pribadi,
belajar, sosial atau
karir
5. Bimbinga Melaksana kan Disusun laporan 100–120 menit 1 pertemuan setara dengan
14. Peminatan
Peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik untuk memilih mata
pelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama mengikuti pembelajaran di SMA.
Pemilihan peminatan atas dasar kebutuhan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehingga
tujuan mata pelajaran peminatan yang di laksanakan di satuan pendidikan adalah (1).
memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam
sekelompok mata pelajaran sesuai minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2).
Mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosobo memberikan kesempatan kepada peserta didik
belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran
antar kelompok peminatan (Lintas Minat). Untuk pemilihan mata pelajaran Lintas Minat,
pihak sekolah memberi peluang kepada peserta didik untuk mempelajari mata pelajaran
yang diminati namun tidak terdapat pada kelompok mata pelajaran peminatan. Bagi peserta
didik yang memiliki kemampuan akademik pada mata pelajaran peminatan diatas peserta
didik lainnya, pihak sekolah untuk saat ini belum melaksanakan pendalaman Minat.
Dalam Kurikulum 2013 adalah satuan pendidikan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk memilih kelompok mata pelajaran peminatan yang diminati. Pemilihan kelompok
mata pelajaran tersebut dipilih peserta didik semenjak masuk ke SMA atau kelas X semester
pertama.
Kelompok Peminatan yang dapat dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) , Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa dan Budaya
(BB). Mekanisme pelaksanaan peminatan di SMA Muhammadiyah Wonosobo dilakukan
bersamaan dengan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) baru dengan cara memberikan
angket kepada para siswa. Adapun persyaratan untuk peminatan sebagai berikut:
Dalam pengambilan mata pelajaran peminatan, peserta didik dapat memilih 4 (empat) mapel
peminatan yang disediakan. Selain itu, peserta didik dapat juga mengambil 3 (tiga) mata
pelajaran dari 4 (empat) mata pelajaran peminatan yang tersedia setelah mendapat
rekomendasi dari Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor. Mata pelajaran pada setiap
peminatan yang tidak diambil, maka beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas
minat.
Seorang peserta didik masih mungkin mengubah kelompok peminatan paling lambat pada
akhir semester satu, berdasarkan hasil pembelajaran di semester tersebut dan atas dasar
rekomendasi guru bimbingan dan konseling. Semua mata pelajaran yang terdapat pada satu
Kelompok Peminatan wajib diikuti oleh peserta didik.
Selain mengikuti seluruh mata pelajaran di Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus
mengikuti mata pelajaran tertentu sebagai mata pelajaran lintas minatnya, yaitu kelas X
sebanyak 6 jam pelajaran, sedangkan Kelas XI dan XII sebanyak 4 jam pelajaran. Untuk
pemilihan mapel Lintas Minat di kelas X, pemilihannya dapat berupa :
a. Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan yang
sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau
b. Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok Peminatan
pilihan.
Khusus bagi Kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya, selain pola pilihan yang di atas, di
Kelas X, peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai berikut:
a. Satu pilihan wajib mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari mata pelajaran wajib Kelompok
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 104
Peminatan Bahasa dan Budaya.
b. Dua mapel (masing-masing 3 jam pelajaran) dari mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya,
atau
c. Satu mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan satu mata pelajaran dari
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau Kelompok Peminatan
Ilmu Pengetahuan Sosial, atau
d. Satu mata pelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan
satu mata pelajaran di kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial, atau
e. Dua mata pelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam atau di kelompok peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Memasuki kelas XI, peserta didik dapat melanjutkan salah satu mapel lintas minat yang telah
dipilih saat di kelas X. Mapel Lintas minat yang telah dipilih ini akan terus dipelajari sampai
di kelas XII.
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang ingin pindah sekolah karena alasan
tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan
Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 158 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 14
ayat (1) menyatakan bahwa beban belajar yang telah diambil oleh peserta didik yang pindah
dari satuan pendidikan antarpenyelenggara SKS, penyelenggara SKS ke penyelenggara
sistem paket, atau penyelenggara sistem paket ke penyelenggara SKS diakui secara penuh.
Hal ini mengamanatkan bahwa satuan pendidikan wajib memfasilitasi peserta didik yang
memerlukan mutasi dari sistem paket ke SKS dan sebaliknya maupun dari kurikulum 2006
ke kurikulum 2013 dan sebaliknya. Adapun jenis mutasi peserta didik antara lain berikut.
a. Mutasi peserta didik antara satuan pendidikan penyelenggara kurikulum 2013 dari
sistem paket ke SKS.
b. Mutasi peserta didik antara satuan pendidikan penyelenggara kurikulum 2013 dari SKS
ke sistem paket.
c. Mutasi peserta didik antara satuan pendidikan penyelenggara kurikulum 2013 dari SKS
ke SKS.
d. Mutasi peserta didik antara satuan pendidikan dari Kurikulum 2006 ke SKS kurikulum
2013.
e. Mutasi peserta didik antara satuan pendidikan dari SKS kurikulum 2013 ke Kurikulum
2006.
Proses mutasi peserta didik diatur dalam Peraturan Akademik satuan pendidikan dengan
ketentuan (1) lulus seleksi mutasi; (2) diterima pada semester yang setara dengan sekolah
asal; dan (3) apabila memberikan matrikulasi kepada peserta didik mutasi maka bahan
matrikulasi berupa UKBM-UKBM yang relevan.
Satuan pendidikan diperbolehkan melayani mutasi peminatan atas pertimbangan Wakasek
Bidang Kurikulum dan Guru BK dan ketentuan lain yang diatur dalam Peraturan Akademik
satuan pendidikan.
Untuk proses mutasi dari sekolah lain ke SMA Muhammadiyah Wonosobo menggunakan
pertimbangan nilai capaian kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (buku raport) peserta
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 105
didik sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dianggap perlu
untuk menjamin akuntabilitas proses mutasi tersebut.
Sekolah dapat melakukan tes standard akademik, wawancara untuk mengetahui kemampuan
peserta didik oleh tim akademik sebelum dinyatakan diterima di SMA Muhammadiyah
Wonosobo. Dukungan komitmen orang tua/wali terhadap kenyamanan, keberhasilan
pembelajaran bagi calon peserta didik yang ingin mutasi masuk ke SMA Muhammadiyah
Wonosobo.
Khusus calon peserta didik yang telah dinyatakan diterima, apabila ketidakesesuaian mata
pelajaran dari sekolah asal dengan di SMA Muhammadiyah Wonosobo, seperti misalnya
ada satu atau beberapa mata pelajaran yang belum ada pada sekolah sebelumnya maka
baginya wajib mengikuti matrikulasi. Kegiatan matrikulasi dimaksudkan agar
Pelaksanaan matrikulasi diatur dan dikoordinasikan oleh wakil kepala sekolah terkait
dengan tim pengembang sekolah atau beberapa guru yang ditunjuk.
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian
dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2)
menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan
kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu
mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan,
nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan
yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life
skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Contoh anak yang berada di ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi
lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah,
yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh
pendapatan.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi
pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 109
kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada
dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian
dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam
pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal
dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab
atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan,
menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan
diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan
berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang didalamnya
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari
libur. Alur penyusunan Kaldik sebagai berikut:
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan
Permulaan tahun pelajaran 2017/2018 adalah hari Senin, 17 Juli 2017
Melaksanakan kegiatan hari-hari pertama masuk sekolah berupa kegiatan MOPD selama 3
hari dan kegiatan Fortasi selama 3 hari untuk siswa kelas X
Melaksanakan sosialisasi rencana penilaian yang akan dilakukan oleh masing-masing guru
mata pelajaran.
Sekolah menyusun program yang mencakup Rencana kerja, Kaldik, Perencanaan
pembelajaran, Pelaksanaan Proses Pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan
proses pembelajaran, dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan dll.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 112
pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan
dan kebutuhannya. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat
kabupaten/kota, dan atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menempatkan hari libur
khusus.
Ketentuan Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera
pada tabel berikut :
1. Permulaan tahun pelajaran 2017/2018 adalah Hari Senin tanggal 17 Juli 2017 dan berakhir pada
hari Sabtu tanggal 16 Juni 2018.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat
kabupaten/kota, dan atau organisasi penyelenggara pendidikan.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-
satuan pendidikan.
4. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 tahun pelajaran 2017/2018 adalah 202 hari belajar yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan untuk proses pembelajaran
sesuai tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas X = 48 jam
2017/2018 Dokumen KTSP SMA Muh. Wonosobo 113
pelajaran dan kelas XI dan XII = 50 jam pelajaran, dengan alokasi waktu 45 menit per jam
pelajaran.
6. Pada tahun pelajaran 2017/2018, SMA Muhammadiyah Wonosobo menyelenggarakan kegiatan
pendidikan 6 (enam) hari belajar per minggu (ijin/rekomendasi Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Wonosobo Nomor 420/1999/2015 tertanggal 30 Juli 2015)
7. Tanggal 17 Agustus 2017 : Hari Kemerdekaan RI.
8. Tanggal 1 September 2017 : Hari Raya Idul Adha 1437 H (10 Dzulhijah 1437 H).
9. Tanggal 25-30 September 2017 : Ulangan Tengah Semester
10. Tanggal 2-5 Oktober 2017 : Kegiatan Jeda Semester Satu
11. Tanggal 21 September 2017 : Tahun Baru Hijriyah (1 Muharam 1438 H)
12. Tanggal 11-16 Desember 2017 : Ulangan Akhir Semester Satu.
13. Tanggal 1 Desember 2017 : Maulid Nabi Muhmmad SAW
14. Tanggal 25-26 Desember 2017 : Libur umum Hari Natal dan Cuti Bersama
15. Tanggal 25-31 Desember 2017 : Libur Akhir Semester Satu
16. Tanggal 1 Januari 2018 : Tahun Baru Masehi 2018.
17. Tanggal 16 Februari 2018 : Tahun Baru Imlek 2567.
18. Tanggal 01 - 10 Maret 2018 : Ujian Sekolah Siswa Kelas 12
19. Tanggal 5-10 Maret 2018 : Ulangan Tengah Semester
20. Tanggal 12-15 Maret 2018 : Kegiatan Jeda Semester Dua
21. Tanggal 18 Maret 2018 : Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1938).
22. Tanggal 09-13 April 2018 : Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
23. Tanggal 30 Maret 2018 : Wafat Isa Al-Masih.
24. Tanggal 13 April 2018 : Peringatan Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW
25. Tanggal 1 Mei 2018 : Hari Buruh Internasional
26. Tanggal 29 Mei 2018 : Hari Raya Waisak
27. Tanggal 10 Mei 2018 : Kenaikan Isa Al-Masih
28. Tanggal 17-18 Mei 2018 : Libur awal Ramadhan 1438 H
29. Tanggal 21-30 Mei 2018 : Ulangan Kenaikan Kelas
30. Tanggal 18 Juni – 16 Juli 2018 : Libur Akhir Semester Dua
31. Tanggal 15-16 Juni 2018 : Hari Raya Idul Fitri 1438 H (1 Syawal 1438 H).
32. Akhir tahun pelajaran 2017/2018 adalah hari Sabtu tanggal 16 Juni 2018
Dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Muhammadiyah untuk
Tahun Pelajaran 2017/2018 ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan
di SMA Muhammadiyah ini dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kami sangat mengharap dukungan dari semua pihak, baik guru, karyawan, maupun para
siswa serta komite sekolah. Karena dukungan merekalah Insya Allah apa yang diprogramkan
sekolah akan dapat dilaksanakan sesuai harapan kita bersama.
Kami mengucapkan banyak terima kasih, kepada pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan
yang selalu memotivasi dan membimbing kami untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), semoga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Muhammadiyah
Wonosobo ini mampu menjadi sarana bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan dan membentuk
akhlaqul karimah generasi muda harapan bangsa.
tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Membentuk Tim Pengembang KTSP SMA Muhammadiyah Wonosobo
dengan susunan personalia dan uraian tugasnya seperti pada lampiran
keputusan ini
Kedua : Menugaskan kepada Tim Pengembang KTSP untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab serta melaporkan hasil
pencapaiannya secara kontinyu
Ketiga : Dalam menjalankan tugasnya Tim Pengembang KTSP bertanggung
jawab kepada kepala sekolah
Keempat : Segala biaya yang timbul dari Surat Keputusan ini dibebankan kepada
anggaran yang sesuai
Kelima : Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan
kemudian dengan catatan apabila terdapat kekeliruan akan dibetulkan
sebagiamana mestinya
Keenam : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
:
Ditetapkan di : WONOSOBO
Pada Tanggal : 21 Mei 2017
Kepala Sekolah,
1. Ketua
a. Bersama-sama tim melakukan analisis konteks terhadap SNP, kondisi sekolah dan
lingkungan dengan melibatkan warga sekolah dan dengan memperhatikan masukan dari
sumber lainnya.
b. Bersama-sama tim menyusun program kerja tim pengembang kurikulum
c. Memimpin rapat koordinasi tim pengembang kurikulum.
d. Melakukan kerjasama dengan institusi / lembaga lainnya dalam pengembangan KTSP dan
evaluasi implementasinya
e. Menyeleggarakan workshop/ IHT atau pelatihan-pelatihan dalam rangka meningkatkan
kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan penialain
pembelajaran.
f. Menyediakan pembiayaan kegiatan pengembangan kurikulum dari sekolah
g. Mengesahkan pemberlakuan kurikulum satuan pendidikan
2. Sekretaris
3. Bendahara
a. Menyusun rencana anggaran kegiatan tim pengembang kurikulum sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan sekolah dengan persetujuan Ketua
b. Mengatur pengadaan konsumsi rapat kerja/workshop/IHT yang berkaitan dengan program
tim pengembang kurikulum
c. Mengatur honor / transport untuk nara sumber
d. Mengakomodasi kebutuhan administrasi kegiatan tim pengembang kurikulum (pengadaan
bahan rapat / workshop, ATK, fotocopy, tempat, dan fasilitas lainnya)
e. Membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana kegiatan tiap akhir kegiatan dan
pada akhir tahun
f. Menyerahkan laporan keuangan kegiatan kepada sekretaris untuk kepentingan dokumentasi
4. Koordinator
5. Anggota
a. Membantu koordinator standar yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas sesuai tugas
pokok yang sudah ditentukan baik yang bersifat spontan maupun yang diprogramkan
b. Membantu kelancaran tugas tim secara umum bilamana dibutuhkan
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SMA MUHAMMADIYAH WONOSOBO
Nomor : 190.B/III.4/AU/KR/2017
tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menetapkan Pemberlakuan Dokumen KTSP SMA Muhammadiyah
Wonosobo Tahun Pelajaran 2017/2018
Kedua : Semua unsur pelaksana KTSP dapat melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait
Ketiga : Segala biaya yang timbul dari Surat Keputusan ini dibebankan kepada
anggaran yang sesuai
Keempat : Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan
kemudian dengan catatan apabila terdapat kekeliruan akan dibetulkan
sebagiamana mestinya
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : WONOSOBO
Pada Tanggal : 17 Juli 2017
Kepala Sekolah,