Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH KEMAMPUAN PRAKTIK DAN PENGUASAAN

MATERI MATA PELAJARAN CHASIS TERHADAP


KESIAPAN SISWA DALAM MELAKSANAKAN
PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
DI SMK MUHAMMADIYAH PURWODADI

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Riza Khoirul Anwar
NIM 122170064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016

i
ii
iii
iv
MOTTO

“Berbuatlah yang berarti dalam hidupmu,

karena hidup Cuma satu kali ”

“Jangan menyerah dan takut menghadapi dunia meski apapun yang

terjadi, karna setiap ujian adalah cara Allah menyayangi kita dan

membuat kita jadi lebih baik”

“Jadilah penyeru kebaikan, meski akan banyak yang tidak suka

kepada kita, karena itulah tantangan untuk menjadi lebih baik,

harus kita pilih ”

“Teman yang ada di dekatmu adalah keluarga yang dekat denganmu”

“My Faith, my Islam, my worship…

….will be complete if you beside me ,

my feel.. yours feel ..will be complete if you come true in my life

because Ridho Allah”

v
PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah,
dan Tuhanmulah yang maha muliaYang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat(QS : Al-Mujadilah 11)
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang
telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,
Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
di penghujung awal perjuanganku
Segala Puji bagi Mu ya Allah,

Alhamdulillahirobbil’alamin.
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha
Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia
yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.
Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita
besarku.
Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa
dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya
kecil ini untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini
memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang
tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.
Ayah dan Ibu, terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua
pengorbananmu.
Dalam silah dilima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam, seraya tangaku
menadah, ya Allah ya Rahman ya Rahim. Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara
kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku, membimbingku
dengan baik, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan
jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu.
Untukmu Ayah ( Khafid ) & Ibu ( Istiqomah )...Terimakasih....
we always loving you... ( ttd.Anakmu)

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan dan


impikanku, meski belum semua itu kuraih, insyallah atas dukungan doa dan restu semua
mimpi itu kan terjawab di masa yang akan datang nanti. Untuk itu kupersembahkan
ungkapan terimakasihku:

vi
1. Kakak-kakakku Sabit Fuadi dan Arindra Khanifah Afiyanti serta Adikku sayang
Herlinta Fuaida yang melengkapi kebahagiaanku.
2. Keponakanku tercinta Azzam Adhyasta Fuadi, yang memberi warna baru dalam
kehidupanku.
3. Dosen pembimbingku Bp. Bambang Sudarsono, M.Pd dan Bp.
Widiyatmoko,M.Pd, yang telah sabar memberikan bimbingan kepada saya
sehingga dapat selesailah skripsi ini.
4. SMK Muhammadiyah Purwodadi, Purworejo yang menjadi tempat penelitian
saya.
5. Teman-temanku satu perjuangan di Pendidikan Otomotif.
6. Teman-teman HIMATO Universitas Muhammadiyah Purworejo.
7. Sahabat baikku dari (Group K-Crit) Prastiyo, Prastyono, Yusufa I. A, Bayu S,
Rosyid K. Dedik Y. M, Resty F.K.
8. Teman-teman PPL SMK N 6 Purworejo dan KKN Desa Kalisemo.
9. Spesial buat seseorang...!!Buat seseorang yang masih menjadi rahasia illahi dan
tertulis di Lauhful Mahfudz, yang semoga kita di pertemukan dalam ikatan cinta
yang Halal. Untuk seseorang di relung hati percayalah bahwa hanya ada satu
namamu yang selalu kusebut-sebut dalam benih-benih doaku, semoga keyakinan
dan takdir ini terwujud atas ridho dan izin Allah Swt.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk
sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus
sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk
menggapainya. Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi.
Gagal Bangkit lagi.
Never give up! Sampai Allah SWT berkata “ waktunya pulang ”

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan kepada
kalian semua. Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan atas segala kekhilafan salah
dan kekuranganku, kurendahkan hati
serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.
Skripsi ini kupersembahkan. ( by Riza Khoirul Anwar )

vii
viii
ABSTRAK
Riza Khoirul Anwar. “Pengaruh Kemampuan Praktik dan Penguasaan Materi
Mata Pelajaran Chasis terhadap Kesiapan Siswa dalam Melaksanakan PKL
(Praktik Kerja Lapangan) di SMK Muhammadiyah Purwodadi”.Skripsi.
Pendidikan Teknik Otomotif. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo,
2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) pengaruh kemampuan


praktik chasis terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL (Praktik Kerja
Lapangan) di SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016, (2)
pengaruh penguasaan materi chasis terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan
PKL (Praktik Kerja Lapangan) di SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran
2015/2016, dan (3) pengaruh kemampuan praktik dan penguasaan materi chasis
terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL (Praktik Kerja Lapangan) di
SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto. Populasi penelitian semua
siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016
yang berjumlah 27 orang. Karena jumlah populasi kurang dari 30, maka sampel
penelitian ini adalah seluruh siswa atau termasuk penelitian dengan teknik
penentuan sampel jenuh. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
menggunakan metode angket yang telah diuji cobakan dan memenuhi syarat
validitas dan reabilitas serta metode dokumentasi. Validasi instrumen angket
dilakukan dengan analisis butir menggunakan rumus korelasi Product Moment
dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian hipotesis
dengan analisa korelasi Product Moment dan analisa regresi ganda, yang
sebelumnya dilakukan uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas, linieritas,
dan multikolinieritas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang
signifikan kemampuan praktik chasis terhadap kesiapan PKL pada siswa kelas XI
TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016 yang ditunjukkan
dengan nilai thitung>ttabel yaitu: 3,737>2,063 dengan sumbangan sebesar 28%. (2)
terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan materi chasis terhadap kesiapan
PKL pada siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran
2015/2016 yang ditunjukkan dengan nilai thitung>ttabel yaitu: 3,233>2,063 dengan
sumbangan sebesar 20,5%. (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemampuan praktik dan penguasaan materi chasis terhadap kesiapan PKL pada
siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016
yang ditunjukkan dengan nilai Fhitung>Ftabel yaitu: 11,293>3,40 pada taraf
signifikansi 5% dengan sumbangan kedua variabel ini secara bersama-sama
mempengaruhi kesiapan PKL sebesar 48,5%.

Kata kunci: Kemampuan Praktik, Penguasaan Materi Chasis, Kesiapan PKL

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Batasan Masalah ................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA


PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. KajianTeori
1. Kemampuan Praktik ..................................................................... 8
2. Penguasaan Materi......................................................................... 20
3. Kesiapan PKL .............................................................................. 28
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 36
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 37
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 39

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 40
B. Desain Penelitian ................................................................................ 40
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 41
D. Populasi Dan Sampel .......................................................................... 42
E. Pengumpulan Data ............................................................................. 43
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 44
G. Uji Instrumen ..................................................................................... 47
H. Analisis Data ...................................................................................... 50

x
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 57
1. Kemampuan Praktik Chasis ........................................................... 57
2. Penguasaan Materi Chasis .............................................................. 59
3. Kesiapan PKL ................................................................................ 61
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................................... 62
1. Analisis Data .................................................................................. 62
a. Uji Prasyarat Analisis Data ....................................................... 62
1) Uji Normalitas ...................................................................... 63
2) Uji Linier .............................................................................. 64
3) Uji Multikolinieritas .............................................................. 64
b. Analisis Regresi Berganda ......................................................... 65
c. Koefisien Korelasi Ganda (R) dan Uji Secara Serempak
(Uji F) ....................................................................................... 67
d. Uji Parsial (Uji t) ....................................................................... 67
e. Sumbangan Efektif (SE) dan Sumbangan Relatif (SR) ............... 68
2. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 69
C. Pembahasan ........................................................................................ 71

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 73
B. Saran-saran ......................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75


LAMPIRAN .................................................................................................. 78

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Kisi-kisi angket Kesiapan PKL ...................................................... 45
Tabel 2 Ringkasan Data Hasil Uji Coba Validitas Instrumen ...................... 48
Tabel 3 Hasil Uji Reabilitas ........................................................................ 49
Tabel 4 Tabel Kecenderungan Variabel ...................................................... 50
Tabel 5 Distribusi Kemampuan Praktik Chasis ........................................... 58
Tabel 6 Distribusi Penguasaan Materi Chasis .............................................. 60
Tabel 7 Distribusi Kesiapan PKL ................................................................ 61
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 63
Tabel 9 Linearitas Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat ...................... 64
Tabel 10 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 65
Tabel 11 Hasil Analisis Regresi Berganda .................................................... 66
Tabel 12 Hasil Uji F ..................................................................................... 67
Tabel 13 Hasil Uji t ...................................................................................... 68
Tabel 14 Sumbangan Prediktor terhadap Kriterium ....................................... 68

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Hubungan Antar Variabel ............................................................. 41
Gambar 2 Grafik Distribusi Frekuensi Kemampuan Praktik Chasis ............... 58
Gambar 3 Grafik Distribusi Penguasaan Materi Chasis ................................. 60
Gambar 4 Grafik Distribusi Frekuensi Kesiapan PKL ................................... 62

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Angket Uji Coba Instrumen ........................................................ 80
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ............................................... 86
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Penelitian ....................................................... 90
Lampiran 4 Uji Hipotesis, Uji Prasarat Analisis ............................................ 100
Lampiran 5 Analisis Distribusi, Sumbangan Efektif Dan
Sumbangan Relatif ..................................................................... 106
Lampiran 6 Surat Penelitian ........................................................................... 110
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 118

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

pribadi manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius

menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik

diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu

menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pemerintah memberikan kedudukan yang tinggi pada sektor pendidikan,

didasarkan pada pandangan bahwa dengan pendidikan, perkembangan

perekonomian dan teknologi di Indonesia akan meningkat dengan pesat.

Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari Pendidikan Dasar, Pendidikan

Menengah dan Pendidikan Tinggi.

Salah satu pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003

Pasal 15 menyebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam

bidang tertentu”. Pendidikan harus dapat memberikan bekal agar semua

masalah yang ada dapat dihindari, jadi lulusan SMK siap dan dapat

menyesuaikan diri dengan kemajuan yang ada apabila telanh terjun ke dunia

kerja. Menjadi tenaga terampil dalam dunia teknik yang memiliki

1
2

kemampuan sesuai dengan bidang keahliannya bagi siswa SMK merupakan

tujuan utama dari penyelenggaraan pendidikan kejuruan.

SMK perlu mempersiapkan program yang dapat menjawab tantangan

tujuan tersebut. Bersama dengan dunia usaha/industri (DU/DI), SMK

membentuk suatu program yang disebut sistem ganda (PSG). PSG merupakan

pendekatan yang dirancang untuk memudahkan para siswa mencapai

ketrampilan keahlian sesuai dengan bidang yang mereka tekuni. Pendekatan

ini merupakan upaya mendekatkan kesesuaian antar kebutuhan lapangan

kerja dan penyedia tenaga kerja. Pelaksanaan PSG memerlukan kerjasama

yang erat antara SMK dan DU/DI yang sifatnya saling menguntungkan.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu mata pelajaran yang

terdapat dalam kurikulum setiap program keahlian masing-masing. PKL

merupakan aplikasi teori dan skill (ketrampilan) bidang keahlian yang

didapatkan siswa dalam kegiatan belajar di lingkungan sekolah. Siswa yang

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan sebelumnya harus memiliki

pengetahuan dasar dalam berbagi bidang mata pelajaran khususnya program

produktif. Bekal pengetahuan dan ketrampilan kejuruan yang diterima oleh

para siswa SMK juga dilengkapi dengan pengetahuan tentang dunia kerja

melalui proses bimbingan karir pada saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang

dibimbing oleh guru dan pembimbing dari industri dimana siswa

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

SMK Muhammadiyah Purwodadi merupakan Sekolah Menengah

Kejuruan yang telah melaksanakan pendidikan sistem ganda sesuai dengan


3

program dari pemerintah. SMK Muhammadiyah Purwodadi untuk PKL tiap

tahunnya menerjunkan tiga program studi (Teknik Kendaraan Ringan, Teknik

Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan) Program dasar kejuruan yang

ada pada tiga jurusan tersebut memiliki beban yang masing-masing harus

menyiapkan tenaga yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Pada tiga

jurusan tersebut memiliki misi yang sama tetapi profesi tamatan berbeda.

Pelaksanaan PKL, SMK Muhammadiyah Purwodadi menggunakan

sistem serentak pada tiap jurusan di kelas XI akhir semester empat, yaitu pada

awal bulan april sampai juni. Sebelum melaksanakan PKL para siswa diberi

bimbingan mental, administrasi PSG, informasi DU/DI dan lain-lain yang

berhubungan dengan PKL. Peningkatan kualitas siswa pendidikan SMK

tercermin dari prestasi belajar mereka. Dengan kata lain prestasi belajar

meningkat akan meningkat pula kualitas siswa lulusan SMK sehingga lebih

mudah memasuki dunia kerja sesuai dengan misi pendidikan SMK tersebut.

Kualitas PKL yang baik merupakan perpaduan dari tiga aspek yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif siswa yaitu penguasaan

pengetahuan dalam hal ini mata pelajaran produktif yang telah diterimanya di

sekolah secara teori kemudian diaplikasikan pada saat praktik di sekolah yang

akan di terapkan dalam PKL. Penguasaan mata pelajaran tersebut diperoleh

siswa dalam prestasi akademik yang tercermin dalam nilai rapor. Aspek

afektif berupa minat/keinginan siswa untuk melaksanakan PKL di DU/DI

yang selama ini berbeda-beda tempat. Sedangkan aspek psikomotorik berupa

ketrampilan (life skill) siswa yang didapat di SMK untuk melaksanakan


4

praktik kerja lapangan di DU/DI. Dari ketiga aspek tersebut ada hubungannya

dengan kesiapan siswa untuk melaksanakan PKL.

SMK Muhammadiyah Purwodadi sendiri memiliki bengkel praktik

untuk praktik jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Dari hasil observasi,

terdapat peralatan praktik chasis yang kurang karena sudah banyak baut-baut

atau komponen yang hilang. Praktik di SMK Muhammadiyah Purwodadi

menggunakan sistem rooling job, sehingga siswa hanya praktik pada job yang

telah di ambil, tetapi terdapat beberapa siswa yang ikut mengerjakan

pekerjaan yang bukan job siswa tersebut. Guru mata pelajaran chasis juga

kurang membekali para calon PKL dengan motivasi pelaksanaan PKL. Siswa

SMK Muhammadiyah Purwodadi masih enggan bertanya kepada guru Chasis

tentang teori maupun praktik jika mengalami kesulitan. Praktik Kerja

Lapangan di DU/DI tidak seperti praktik pada sekolah, jadi masih banyak

teori yang belum di dapat siswa tentang semua permasalahan pada sistem

Chasis pada kendaraan.

Mata pelajaran chasis itu sendiri meliputi (Suspensi, Sistem Kemudi,

Ban, velg, Wheel Alignment, dan Sistem Rem ). Siswa harus mempunyai

kemampuan praktik yang di lakukan di sekolah sebelum melaksanakan PKL

di DU/DI. Bukan hanya praktik saja yang harus siswa kuasai, namun materi

pelajaran chasis siswa juga harus menguasai. Apabila kedua faktor tersebut

sudah terpenuhi maka siswa akan merasa siap untuk melaksanakan PKL.

Kesiapan tersebut akan membangun rasa percaya diri pada diri siswa untuk

melaksanakan PKL.
5

Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Pengaruh Kemampuan Praktik dan Penguasaan Materi

Mata Pelajaran Chasis Terhadap Kesiapan Siswa Dalam Melaksanakan PKL

(Praktik Kerja Lapangan) Di SMK Muhammadiyah Purwodadi ”.

B. Identifikasi Masalah

Setelah memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka perlu

mengidentifikasi terlebih dahulu untuk memperjelas kemungkinan masalah

yang timbul sebagai berikut:

1. Fasilitas untuk praktik Chasis yang kurang baik.

2. Kegiatan praktik di bengkel sekolah yang tidak kondusif.

3. Tidak adanya pembekalan motivasi sebelum siswa melaksanakan PKL di

DU/DI.

4. Kerja sama yang kurang baik antara siswa dan guru mata pelajaran Chasis

di sekolah.

5. Kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk dipraktekan dalam

pelaksanaan PKL.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

peneliti memberikan batasan masalah mengenai kemampuan praktik chasis

dan penguasaan materi chasis terhadap kesiapan PKL pada siswa kelas XI

TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016.


6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh kemampuan praktik mata pelajaran chasis

terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL pada siswa kelas XI

TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016 ?

2. Seberapa besar pengaruh penguasaan materi mata pelajaran Chasis

terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL pada siswa kelas XI

TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016 ?

3. Seberapa besar pengaruh kemampuan praktik dan penguasaan materi

chasis secara bersama-sama terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan

PKL pada siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun

ajaran 2015/2016 ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kemampuan praktik

mata pelajaran chasis terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL

pada siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran

2015/2016 ?

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara penguasaan materi

terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL pada siswa kelas XI

TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016?


7

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kemampuan praktik

dan penguasaan materi chasis secara bersama-sama terhadap kesiapan

siswa dalam melaksanakan PKL pada siswa kelas XI TKR SMK

Muhammadiyah Purwodadi tahun ajaran 2015/2016?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam dunia

pendidikan.

b. Dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi

penelitian selanjutnya.

2. Secara praktis

a. Bagi siswa, sebagai masukan agar siswa dapat mengoptimalkan

belajar materi dan praktik sehingga dapat belajar dengan baik agar

prestasi belajarnya meningkat.

b. Bagi guru, sebagai saran dan masukan agar dapat memberikan yang

terbaik untuk siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi dunia penelitian, sebagai acuan penelitian mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa dalam melakukan PKL.

d. Bagi peneliti, sebagai bekal menjadi pendidik di masa mendatang,

menambah pengetahuan, dan pengalaman.


BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Praktik

a. Pengertian Kemampuan

Menurut Sugihartono dkk, (2012:41) kemampuan umum

didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas,

tarmasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas. Lebih jauh

dari itu kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami

tugas, dan untuk menemukan strategi pemecahan masalah yang cocok,

serta prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar. Menurut

S. C. Utami Munandar (1985:17) kemampuan merupakan daya untuk

melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.

Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (performance) dapat

dilakukan sekarang.

Kemampuan menurut Woodworth & Marquis dalam buku

Sumadi Suryabrata (2007:161) kemampuan (ability) mempunyai tiga arti,

yaitu : (1) Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat diukur

langsung dengan alat atau tes tertentu. (2) Capacity yang merupakan

potential ability, yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui

pengukuran terhadap kecakapan individu, dimana kecakapan ini

berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang intensif

8
9

dan pengalaman. (3) Attitude yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap /

diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu. Kemampuan

sering diartikan secara sederhana sebagai kecerdasan. Para peneliti

tentang perbedaan individual dalam belajar mengasumsikan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan dalam belajar.

Berdasarkan referensi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa

kemampuan adalah prestasi seseorang dalam melakukan pekerjaaan atau

memecahkan masalah dengan baik. Kemampuan merupakan tidakan

seseorang yang dapat di lakukan sekarang, dan kemampuan bisa timbul

dari proses latihan dan pembawaan. Kemampuan juga dapat di katakan

sebagai kecerdasan dalam belajar.

b. Pengertian Sikap

Tohirin (2006:134) menyatakan bahwa sikap merupakan gejala

internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi

atau merespon cara yang relatif tetap terhadap objek tertentu, seperti

orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Menurut Robbins (2005:35) mengatakan bahwa sikap (attitudes)

merupakan pernyataan evaluatif , baik yang menyenangkan maupun

yang menyenangkan maupun yang tidak tentang suatu objek orang atau

peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan

sesuatu. Ketika saya berkata “saya menyukai pekerjaan saya,” saya

sedang mengekspresikan mengekspresikan sikap saya tentang

pekerjaan. Menurut Haris Mujiman (2007:156) sikap merupakan


10

kecenderungan merespon kebutuhan untuk belajar, yang di dasarkan

pada pemahaman pembelajar tentang untung-rugi melakukan perbuatan

belajar yang sedang di pertimbangkan akan di lakukan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap

merupakan kecenderungan seseorang untuk mereaksi atau merespon

yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan/ pemahaman, perasaan dan

tindakan/tingkah laku ke arah positif maupun negatif terhadap suatu

objek. Dengan sikap seseorang bisa memberi gambaran sesuatu apa

yang di alami. Berikut ini merupakan sikap-sikap yang membangun

kemampuan belajar siswa:

1. Inisiatif

Abdul Majid dan Dian Andayani (2013:42) sikap inisiatif

adalah mempunyai keberanian dan harapan melakukan sesuatu yang

baik, berusaha mengetahui dan mencoba sesuatu sesuai dengan

keinginannya. Menurut Suryana (2006:2) mengungkapkan bahwa

inisiatif adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara cara baru

dalam memecahkan masalah dan menemukan ide dan cara cara baru

dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new

things).

Berkaitan dengan definisi beberapa ahli diatas maka

pengertian inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang

relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dalam usaha
11

memecahkan suatu masalah. Inisiatif juga berarti suatu yang timbul

dari diri sendiri untuk menemukan ide baru untuk memecahkan suatu

masalah.

2. Kerja Sama

Kerja sama menurut Muchlas Samani dan Hariyanto

(2013:51) adalah sikap mau bekerja sama dengan baik, berprinsip

bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika di kerjakan

bersama sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi

dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri untuk dipakai

saling berbagi agar mendapat hasil yang terbaik, tidak egoistis.

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani (2013:157) Kerja sama

adalah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara

individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok

lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema

yang di hadapi dan atau menggarap berbagai program yang bersifat

prospektif guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan

bersama.

Untuk mengembangkan kemampuan kerja sama dalam diri

anak, guru di sekolah dapat menggunakan beberapa cara atau

langkah-langkah untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama anak.

Langkah-langkah untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama

menurut Tadkiroatun Musfiroh, dkk dalam Nola Sanda Rekysika

(2007: 20-22) adalah sebagai berikut: (a) Mengenalkan permainan


12

yang bersifat kerja sama. (b) Mengenalkan kasih sayang. (c)

Mengenalkan sikap gotong royong. (d) Mengajarkan anak untuk

berbagi. (e) Mendorong anak untuk membantu. (f) Mengajarkan

kesungguhan hati dalam membantu orang lain.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa kerja sama merupakan suatu sikap mau bekerja dengan orang

lain atau kelompok. Setiap anak dilatih untuk mengutamakan

kepentingan kelompok dan mengesampingka kepentingan pribadi.

Perbedaan-perbedaan yang terdapat pada diri anak dalam suatu

kelompok dapat dijadikan sebagai kekuatan yang besar. Untuk

menumbuhkan kemampuan kerja sama dalam diri anak, dapat

dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu mengenalkan permainan

kelompok, mengenalkan kasih sayang, mengenalkan sikap gotong

royong, mengajarkan anak untuk berbagi, mendorong anak untuk

membantu, dan mengajarkan kesungguhan hati dalam membantu

orang lain.

3. Tanggung Jawab

Menurut Thomas Lickona (2013:95) menyatakan bahwa

tanggung jawab adalah sisi moralitas. Tanggung jawab meliputi

peduli terhadap diri sendiri dan orang lain, memenuhi kewajiban,

memberi kontribusi terhadap masyarakat, meringankan penderitaan

orang lain, dan menciptakan dunia yang lebih baik. Menurut

Muchlas Samani dan Hariyanto (2013:51) tanggung jawab adalah


13

melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi,

berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best),

mampu mengontrol diri dan mengatasi stres, berdisiplin diri,

akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang di ambil.

Menurut berbagai pendapat di atas bahwa tanggung jawab

ialah sikap atau perilaku yang dilakukan seseorang untuk

menjalankan kewajibannya, yang di lakukan dengan sepenuh hati

dengan etos kerja yang tinggi. Tanggung jawab juga dapat di artikan

segala sesuatu tugas atau melakukan penyelesaian seseorang dengan

sepenuh hati dan disiplin diri untuk menciptakan kondisi yang lebih

baik.

4. Kedisiplinan

Abdul Majid dan Dian Andayani (2013:45) disiplin adalah

bila mengerjakan sesuatu dengan tertib, memanfaatkan waktu untuk

kegiatan yang positif; belajar secara teratur dan selalu mengerjakan

sesuatu dengan penug tanggung jawab. Menurut Abullah (2004:2)

disiplin adalah salah satu komponen penting dalam sistem

persekolahan yang berkait rapat berkenaan dengan tata tertib, tata

susila, keadaan, akhlak dan kesopanan. Ini sejajar dengan keadaan

sistem pendidikan yang semakin mencabar dalam menghadapi era

millenium. Contohnya masalah gengstarisme di kalangan pelajar

sekolah yang hangat di perkatakan. Tujuan disiplin menurut R.I.

Sarumpeat (1990:105) tujuan disiplin ialah mendidik anak-anak agar


14

sanggup memerintahkan diri. Mereka dilatih untuk menguasai

kemauan anak yang di besarkan dalam rumah tangga yang tidak

berdisiplin akan lebih sukar mengontrol diri.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat kita ketahui

bahwa hakikat dari nilai disiplin ialah perilaku individu yang

menunjukkan pada ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila

melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku. Disiplin juga

bertujuan untuk mendidik anak-anak untuk mengontrol diri dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Kejujuran

Muchlas Samani dan Hariyanto (2013:51) menjelaskan

bahwa jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten

antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani

karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthiness), dan tidak

curang (no cheating). Abdul Majid dan Dian Andayani (2011: 48)

menyatakan bahwa deskripsi jujur yaitu biasa mengatakan yang

sebenarnya, apa yang dimiliki dan diinginkan, tidak pernah bohong,

biasa mengakui kesalahan dan biasa mengakui kelebihan orang lain.

Thomas Lickona (2013: 65) menyatakan bahwa kejujuran

adalah salah satu bentuk nilai yang harus diajarkan di sekolah. Jujur

dalam berurusan dengan orang lain, tidak menipu, mencurangi, atau

mencuri dari orang lain merupakan sebuah cara mendasar untuk

menghormati orang lain. Sejalan dengan Nurul Zuriah (2011: 83)


15

yang menyatakan bahwa jujur merupakan sikap dan perilaku yang

tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata apa adanya, dan

berani mengakui kesalahan. Jujur bisa diartikan mengakui, berkata

atau memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang

sebenarnya.

Berdasarkan referensi di atas, bahwa kejujuran adalah sikap

dan perilaku seseorang, untuk mengatakan apa adanya tanpa di buat-

buat. Setiap melakukan sesuatu, jujur berarti tidak curang dan

mencuri untuk mendapatkan hasil yang baik, karena dengan

kejujuran seseorang akan bisa menghormati orang lain. Jujur dapat

berarti mengatakan yang sebenarnya, apa yang dimiliki dan

diinginkan, tidak pernah bohong, biasa mengakui kesalahan dan

biasa mengakui kelebihan orang lain.

6. Kemandirian

Mandiri menurut Abdul Majid dan Dian Andayani (2013:48)

adalah sering bersikap dan berperilaku atas dasar inisiatif dan

kemampuan sendiri. Menurut Haris Mujiman (2007:1) belajar

mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang di dorong oleh motif

untuk menguasai sesuatu kompetensi, dan di bangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang telah di miliki. Tujuan belkajar

mandiri adalah mencari kompetensi baru, baik yang berbentuk

pengetahuan maupun ketrampilan untuk mengatasi suatu masalah.


16

Faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian

menurut Mohammad Ali dan Muhammad Asrori dalam Edi Mustofa

(2013:21) menyebutkan sejumlah faktor yang mempengaruhi

perkembangan kemandirian, yaitu: (a) Gen atau keturunan orang

tua:Orang tua memiliki sifat kemandirian tinggi sering kali

menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. (b) Pola asuh

orang tua: Cara orang tua mengasuh dan mendidik anak akan

mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya. (c)

Sistem pendidikan di sekolah: Proses pendidikan di sekolah yang

tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung

menenkankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat

perkembangan kemandirian remaja sebagai siswa. (d) Sistem

kehidupan di masyarakat: Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu

menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang

aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi

remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran

perkembangan kemandirian remaja atau siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

kemandirian belajar adalah sikap mengarah pada kesadaran belajar

sendiri dan segala keputusan, pertimbangan yang berhubungan

dengan kegiatan belajar diusahakan sendiri sehingga bertanggung

jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian sangat menentukan sekali tercapainya


17

kemandirian seseorang, begitu pula dengan kemandirian belajar

siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu sendiri,

maupun yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah,

lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan

Menurut Robbins (2009:57) mendefinisikan bahwa kemampuan

adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas

dalam suatu pekerjaan. Menurut Stephen P. Robbins & Timonthy A.

Judge (2009: 57-61) juga menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan

seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu :

(1) Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan

kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas

mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah). (2) Kemampuan

Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas

yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik

serupa.

Kemampuan intelektual memainkan peran yang lebih besar

dalam pekerjaan-pekerjaan rumit, kemampuan fisik yang khusus

memiliki makna penting untuk melakukan dengan sukses pekerjaan-

pekerjaan yang kurang menuntut yang kurang menuntut keterampilan.

Misalnya pekerjaan yang menuntut stamina, kecekatan tangan, atau

bakat-bakat serupa menuntut untuk mengenali kapasitas fisik seorang

siswa. kemampuan fisik juga mempunyai dimensi-dimensi, dalam hal


18

ini menurut Robbins (2009:53) kemampuan fisik terdiri dari: (1)

Faktor-faktor kekuatan meliputi kekuatan dinamis, kekuatan tubuh,

kekuatan statis dan kekuatan lainnya. (2) Faktor-faktor keluwesan,

meliputi keluwesan extent dan keluwesan dinamis. (3) Faktor-faktor

lain meliputi koordinasi tubuh, keseimbangan, dan stamina.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan yaitu, faktor

kemampuan intelektual, kemampuan fisik, kekuatan tubuh, kekuatan

dinamis, kekuatan statis, faktor keluwesan, faktor koordinasi tubuh,

keseimbangan, dan stamina.

d. Indikator Pengukuran Kemampuan

Menurut Robbins (2009:51) Dimensi kemampuan intelektual

yang dapat dijadikan indikator pengukuran kemampuan intelektual

dalam pekerjaan, yaitu: (1) Kecerdasan angka: kemampuan melakukan

aritmatika dengan cepat dan akurat. (2) Pemahaman verbal:

kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar serta

berhubungan kata-kata. (3) Kecepatan persepsi: kemampuan

mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan visual secara cepat dan

akurat. (4) Penalaran induktif: kemampuan mengenai suatu urutan logis

dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut. (5)

Penalaran deduktif: kemampuan menggunakan logika dan menilai

implikasi dari suatu argumen. (6) Visualisasi spesial: kemampuan

membayangkan bagaimana sebuah objek akan tampak seandainya


19

posisinya dalam ruang dirubah. (7) Daya ingat: kemampuan menahan

dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa indikator

pengukuran kemampuan dapat di lihat dari kemampuan menghitung

dengan cepat dan akurat, kemampuan memahami apa yang di baca,

kemampuan mengidentifikasi kemiripan, kemampuan memecahkan

masalah secara logis, kemampuan menggunakan logika, kemampuan

membayangkan sebuah objek, dan kemampuan mengingat kembali

pengalaman masa lalu.

Praktik adalah pelaksanakan sesuatu secara nyata seperti apa yang

disebutkan oleh teori (KBBI.web.id/praktik yang di akses pada 10

Desember 2015). Menurut M.Zainuddin dalam Apriliana Eka Safitri

Nugroho (2005:2) praktik atau pratikum adalah strategi pembelajaran atau

bentuk pengajaran yang digunakan untuk membelajarkan secara bersama-

sama kemampuan psikomotorik (ketrampilan), pengertian (pengetahuan)

dan afektif (sikap) menggunakan sarana laboratorium.

Beberapa referensi di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian

kemampuan praktik adalah suatu daya kekuatan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan yang mempunyai landasan teori yang ada dalam mata

pelajaran. Kemampuan praktik merupakan suatu yang sangat penting

untuk mengetahui sampai manakah kemampuan siswa tersebut dalam

menerapkan hasil dari teori yang di berikan guru. Siswa yang mampu
20

dalam praktik bisa di lihat dari cara-cara menyelesaikan suatu pekerjaan

atau bisa di lihat dari hasil akhir nilai praktik mata pelajaran produktif.

2. Penguasaan Materi

a. Pengertian Penguasaan Materi

Pada hakekatnya proses pembelajaran siswa bertujuan untuk

mendapatkan perubahan dalam dirinya, baik perubahan pengetahuan,

sikap, maupun keterampilan. Perubahan pengetahuan yang diperoleh

oleh siswa merupakan perubahan dalam aspek kognitif, perubahan ini

yang sangat menentukan tercapainya perubahan sikap (afektif) dan

keterampilan (psikomotorik), karena siswa mampu mencapai kedua

aspek tersebut setelah siswa menguasai aspek pengetahuan (kognitif).

Wina Sanjaya (2006:58) materi pelajaran merupakan komponen

kedua dalam dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu materi

pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya sering

terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian

materi. Hal ini bisa di benarkan manakala tujuan utama pembelajaran

adalah penguasaan materi pelajaran (subject centred teaching). Dalam

kondisi semacam ini, maka penguasaan materi oleh guru mutlak di

perlukan. Guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran

materi yang harus di pelajari siswa, sebab peran dan tugas guru adalah

sebagai sumber belajar. Materi pelajaran tersebut biasanya

tergambarkan dalam buku teks sehingga sering terjadi proses

pembelajaran adalah menyampaikan materi yang ada dalam buku.


21

Setting pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau

kompetensi, tugas, dan tanggung jawab guru bukanlah sebagai sumber

belajar, karena materi pelajaran sebenarnya bisa di ambil dari berbagai

sumber.

Nana Sudjana (1989:111) memberikan pengertian bahwa

penguasaan materi merupakan hasil belajar siswa yang dapat menguasai

bahan pelajaran yang telah dipelajari. Menurut Bruner sebagaimana

yang telah dikutip oleh Asri Budiningsih (2005: 43) bahwa seseorang

dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur

dari konsep itu, meliputi: (1) Nama. (2) Contoh-contoh baik yang

negatif maupun yang positif. (3) Karakteristik, baik yang pokok

maupun yang tidak. (4) Rentangan karakteristik. (5) Kaidah..

Kesimpulan dari ketiga pendapat diatas adalah penguasaan

materi merupakan hasil belajar siswa yang menunjukkan tingkat

ketercapaian pemahaman suatu materi pelajaran setelah mengikuti

proses pembelajaran secara maksimal. Penguasaan materi merupakan

hasil belajar siswa yang dapat menguasai bahan pelajaran yang telah

dipelajari. Materi yang di berikan kepada siswa bukan hanya dari guru,

karena materi pelajaran bisa di dapat dari berbagai sumber.

b. Kriteria Penguasaan Materi

Suryobroto (2009:64) memberikan penjelasan bahwa kriteria

penguasaan materi dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa baik

secara kelompok maupun perorangan. Secara perorangan, ketuntasan


22

belajar dapat dicapai siswa jika siswa telah mencapai taraf penguasaan

minimal yang ditetapkan dari setiap unit bahan yang dipelajarinya.

Kriteria penguasaan materi dapat ditentukan dari sudut mana pengertian

penguasaan materi tersebut ditinjau. Menurut pandangan Bloom,

memberikan pandangan bahwa penguasaan materi merupakan

kemampuan siswa untuk menyerap inti pelajaran yang telah diberikan

secara keseluruhan.

Proses belajar mengajar, untuk mengetahui tercapainya tujuan

pembelajaran dapat dilakukan dengan menilai hasil belajar siswa.

Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemampuan siswa

dalam menguasai materi yang telah ditentukan dalam tujuan

pengajaran. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan melalui tes, nilai tes

yang diperoleh siswa berbeda-beda. Nilai tes yang diperoleh siswa

menunjukkan bahwa tingkat penguasaan materi siswa berbeda-beda.

Menurut Wina Sanjaya (2006:110) keberhasilan suatu proses

pengajaran di ukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi

pelajaran yang di sampaikan guru, materi pelajaran itu sendiri adalah

pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang di berikan di

sekolah, sedangkan mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-

pengalaman manusia masa lalu yang di susun secara sistematis dan

logis kemudian di uraikan dalam buku-buku pelajaran selanjutnya isi

buku itu yang harus di kuasai siswa. Oleh katrena itu kriteria

keberhasilan di tentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat


23

evaluasi yang di gunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis

(paper and pencil test) yang di laksanakan secara periodik.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria penguasaan

materi dapat ditentukan dari pencapaian taraf penguasaan minimal dari

suatu unit pelajaran yang dirumuskan dalam tujuan instruksional umum

dan tujuan instruksional khusus, dan dijabarkan dalam standar

kompetensi, kompetensi dasar serta indikator kegiatan pembelajaran.

Penguasaan materi dapat di lihat dari nilai test siswa pada mata

pelajaran tersebut.

c. Strategi Penguasaan Materi

Siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menguasai

materi yang disampaikan oleh guru, hal ini dapat dilihat dari penilaian

hasil belajar siswa yang dilakukan melalui tes. Pada umumnya nilai tes

siswa menunjukkan hasil normal. Hasil normal tersebut menunjukkan

bahwa ada siswa yang mendapatkan nilai tinggi, tetapi ada juga siswa

yang mendapatkan nilai rendah. Hal ini sudah dianggap biasa oleh

siswa, guru, dan orang tua. Siswa yang mendapatkan nilai rendah

akhirnya akan percaya bahwa dirinya tidak mampu mempelajari materi

yang disampaikan oleh guru. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu

adanya strategi agar siswa dapat menguasai materi yang disampaikan

guru secara maksimal. Nasution (2008:52) strategi yang dapat

digunakan diantaranya yaitu: (1) Menentukan bahan pelajaran yang


24

harus dikuasai oleh siswa. (2) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui

tingkat keberhasilan siswa.

Seorang guru harus mempersiapkan bahan pelajaran yang harus

dikuasai oleh siswa sebelum proses belajar mengajar dimulai. Bahan

pelajaran tersebut dibagi menjadi beberapa unit untuk diajarkan dalam

waktu satu minggu atau dua minggu. Pembagian bahan pelajaran

menjadi beberapa unit ini bertujuan agar siswa mudah mempelajari

materi yang disampaikan karena materinya tidak terlalu banyak,

sehingga siswa yang mempunyai kemampuan rendah dapat mengikuti

pelajaran dan menguasai materi secara maksimal. Setelah satu unit

pelajaran selesai, perlu diadakan evaluasi untuk mengetahui

keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Jika hasil evaluasi

menunjukkan bahwa ada siswa yang belum menguasai materi maka

siswa harus mengulang pelajaran yang belum dikuasai tersebut sebelum

melanjutkan unit pelajaran berikutnya.

Martinis Yamin (2006:122-123) strategi lain yang dapat

digunakan agar siswa dapat menguasai materi dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut: (1) Pengajaran remedial. (2) Memberikan waktu

tambahan untuk siswa yang belum menguasai materi. Setelah

mengetahui hasil belajar siswa melalui evaluasi, siswa yang

mendapatkan nilai rendah dalam artian belum menguasai materi secara

maksimal, maka siswa dapat dibantu melalui pengajaran remedial dan

memberikan waktu tambahan untuk belajar agar siswa dapat menguasai


25

materi yang belum berhasil dicapai. Pengajaran remedial dilaksanakan

dengan menggunakan prosedur dan metode pengajaran yang berbeda

dari yang sebelumnya agar penguasaan materi dapat dicapai.

Menurut Mulyasa (2009:240) strategi yang dapat digunakan

untuk mencapai penguasaan materi, diantarannya yaitu; (1)

Melaksanakan tes secara teratur untuk memperoleh balikan dari bahan

pelajaran yang diajarkan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan

siswa. (2) Siswa tidak dapat melanjutkan pelajaran berikutnya sebelum

menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang

ditetapkan. (3) Melakukan pelayanan dan bimbingan terhadap siswa

yang gagal mencapai penguasaan materi melalui pengajaran kembali.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi yang

dapat digunakan untuk mencapai penguasaan materi adalah dengan cara

mengadakan evaluasi setelah pembelajaran selesai. Evaluasi yang

diadakan tidak hanya untuk menentukan angka kemajuan belajar siswa,

tetapi juga digunakan untuk mendapatkan umpan balik terhadap proses

pembelajaran yang sudah dilaksanakan serta mengetahui tingkat

penguasaan materi siswa.

Siswa yang belum menguasai materi perlu mendapatkan

bimbingan melalui pengajaran tambahan. Pengajaran tambahan ini

dapat dilakukan diluar jam pelajaran atau pada waktu pembelajaran

berlangsung dengan tujuan agar siswa yang belum menguasai materi


26

dan gagal mencapai tujuan pembelajaran dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan

d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Materi

Pada dasarnya semua siswa mampu menguasai materi yang

disampaikan oleh guru, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penguasaan materi siswa, menurut Nasution (2011:38-48) diantaranya

yaitu: (1) Bakat untuk mempelajari sesuatu. (2) Mutu pengajaran. (3)

Kemampuan untuk memahami pengajaran. (4) Ketekunan. (5) Waktu

yang tersedia untuk belajar. Bloom berpendapat dalam bukunya

Martinis Yamin (2006:123) bahwa tingkat keberhasilan atau

penguasaan itu dapat di capai, kalau pengajaran yang di berikan secara

klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap siswa

yang mengalami kesulitan, di lakukan dengan tepat. Dengan demikian,

kalau kurang dari 95% siswa di kelas mencapai taraf penguasaan yang

di tentukan, kesalahan di timpakan kepada tenaga pengajar, bukan pada

siswa.

Konsep belajar tuntas dalam strategi pembelajaran dengan

pendekatan individual dapat dijelaskan oleh Muhammad Ali dalam

bukunya Putu Sudira (2006:38-39) sebagai berikut : Belajar tuntas

dapat diartikan sebagai penguasaan (kompetensi) peserta didik secara

penuh terhadap seluruh bahan yang dipelajari. Hal ini berlandaskan

pada suatu gagasan bahwa kebanyakan peserta didik dapat menguasai


27

apa yang diajarkan di sekolah dan di DU-DI, bila pembelajaran

dilakukan secara sistematis.

Bloom pada bukunya Putu Sudira (2006:38-39) menggambarkan

mengenai belajar tuntas sebagai berikut : (1) Dalam kondisi belajar

optimal, sebagian besar peserta didik dapat menguasai secara tuntas apa

yang diajarkan. (2) Tugas pengajar perlu mencari sarana dan sumber

belajar yang memungkinkan peserta didik dapat menguasasi secara

tuntas suatu kompetensi. (3) Bakat yang berbeda-beda terhadap suatu

bidang/program keahlian. (4) Dengan diberikan waktu belajar cukup.

(5) Setiap peserta didik harus memahami sifat tugas yang dipelajari dan

prosedur yang diikuti dalam belajar. (6) Akan sangat bermanfaat bila

disediakan beberapa kemungkinan media pengajaran dan kesempatan

belajar. (7) Guru hendaknya menyediakan dan memberikan catu balik

dan perbaikan bagi kesalahan dan kesulitan belajar. (8) Guru harus

mencari berbagai cara untuk memperoleh waktu yang diperlukan

peserta didik untuk belajar. (9) Perumusan Indikator/kriteria kinerja

suatu kompetensi dasar. (10) Proses pembelajaran lebih baik jika bahan

pelajaran dipecah menjadi unit-unit kecil, dan memberikan tes setiap

akhir unit tersebut. (11) Usaha belajar peserta didik ditingkatkan

apabila diadakan kelompok kecil terdiri 2-3 orang.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali faktor yang

berpengaruh terhadap penguasaan materi, karena penguasaan materi

merupakan hasil belajar siswa yang berupa pengetahuan yang diperoleh dari
28

proses belajar. Konsep belajar tuntas ialah suatu konsep untuk tercapainya

penguasaan materi, maka konsep di atas harus berjalan semua. Seseorang

yang sudah menguasai materi pada suatu mata pelajaran akan terlihat di nilai

ujian teori.

3. Kesiapan PKL

a. Pengertian Kesiapan

Menurut Hamalik (2007:94), kesiapan adalah tingkatan atau

keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada

tingkatan pertumbuhan fisik, mental, sosial dan emosional. Kesiapan

diperlukan untuk mencetak calon siswa PKL yang tangguh dan

berkualitas. Mengingat calon siswa yang akan melaksanakan PKL yang

belum tahu betul tentang dunia usaha/dunia industri, maka kesiapan

sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kesiapan

berasal dari kata “siap”. ( Http/kbbi.web.id/siap yang di akses pada 10

Desember 2015) kata “siap” diartikan sebagai sudah sedia atau sudah

disediakan dalam arti tunggal memakai atau menggunakan saja.

Menurut Slameto (2010:113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban didalam

cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan dapat diartikan juga sebagai

apapun yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu atau

mengambil sebuah keputusan. Penyesuaian kondisi sangat berpengaruh

terhadap kecenderungan seseorang untuk memberikan respon. Dalyono

dalam Danu Ervandi (2005: 166) readiness merupakan sifat-sifat dan


29

kekuatan pribadi yang berkembang. Perkembangan ini memungkinkan

orang itu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingukngannya serta

mampu memecahkan persoalan ysang selalu dihadapinya. Untuk

mencapainya maka di butuhkan faktor-faktor sebagai berikut : (a) Tingkat

kematangan individu. (b) keberanian untuk bertanggungjawab. (c) Sikap

bekerjasama dengan orang lain. (d) Mampu beradaptasi dengan

lingkungan kerja. (e) Keadaan mental dan emosi

Berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan

adalah sikap seseorang yang siap melakukan suatu pekerjaan atau siap

dalam mengambil keputusan. Kesiapan juga di artikan sebagai tingkatan

atau keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan

pada tingkatan pertumbuhan fisik, mental, sosial dan emosional. Kesiapan

juga sangat berpengaruh dengan hasil suatu pekerjaan dan seseorang akan

berhasil jika mempunyai kesiapan yang matang.

1. Pengertian Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Industri adalah “suatu program yang bersifat

wajib tempuh bagi siswa SMK yang merupakan bagian dari program

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dalam pedoman teknis pelaksanaan

Pendidikan Sistem Ganda pada SMK disebutkan bahwa Praktek Kerja

Industri adalah praktek keahlian produktif yang dilaksanakan di industri

atau perusahaan yang berbentuk kegiatan mengajarkan pekerjaan

produksi dan jasa” (Kepmendiknas, 1997).


30

Menurut Djojonegoro (1998:79), Pendidikan Sistem Ganda

(PSG) adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan

yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di

sekolah dan program penguasan keahlian yang diperoleh melalui

bekerja langsung di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI), secara

terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional.

Penyelenggaraan pendidikan sistem ganda harus disesuaikan

dengan kompetensi keahlian yang dibutuhkan didunia kerja dan

kompetensi keahlian yang diajarkan di sekolah. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan kejuruan merupakan jenis

pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk dapat bekerja pada

bidang tertentu dan mempersiapkan mereka agar dapat memperoleh

penghidupan yang layak melalui pekerjaan bidang kemampuanya tanpa

meninggalkan nilai-nilai luhur yang ada. Salah satu implementasi dari

konsep PSG dalam pendidikan kejuruan yaitu adanya sistem magang

atau praktik kerja industri bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

Pembelajaran SMK mengarahkan siswa untuk mengikuti program

pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan berlandaskan kurikulum yang

sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau industri.

Menurut Mardikanto (1997:16), PKL merupakan pendidikan

luar sekolah yang bersifat spre-service, training, atau program

pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolahan untuk

melatih keterampilan bagi pencari kerja yang belum pernah bekerja atau
31

yang akan segera bekerja. Menurut Hamalik (2007:91), Praktik Kerja

Lapangan adalah suatu program latihan yang diselenggarakan di

lapangan atau di luar kelas dalam rangkaian kegiatan pembelajaran

sebagai bagian integral program pelatihan. Praktik Kerja Lapangan

bersifat wajib ditempuh bagi siswa SMK.

Praktik Kerja Lapangan adalah suatu kegiatan yang di

maksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memperoleh pengalaman praktik pada berbagai aspek di DU/DI.

Pengalaman di peroleh dengan melakukan kegiatan praktik kerja atau

magang di lapangan melalui kegiatan kerja lapangan. Melalui PKL

peserta didik akan memperoleh tambahan ketrampilan, informasi,

wawasan dan pemahaman terhadap permasalahan tertentu, sehingga

mampu membandingkan antara teori dan praktik di lapangan. Praktik

kerja lapangan mengarahkan siswa pada pencapaian kemampuan sesuai

dengan tuntutan jabatan pekerjaan-pekerjaan yang berlaku di lapangan

kerja.

Program PSG dapat tercapai jika ada kerjasama antara dunia

sekolah SMK dan dunia kerja. Tanpa peran serta dunia kerja dalam

pendidikan maka untuk mencapai keampuan tidak akan tercapai karena

hanya dunia kerja yang paling mengerti tentang standar tenaga kerja

yang dibutuhkan pada periode tertentu dan bagaimana cara mendidik

calon tenaga kerja tersebut sehingga mampu memenuhi standar yang

dibutuhkan. Mengingat kemampuan yang dimiliki siswa relatif belum


32

sepadan dengan tenaga kerja, maka keterlibatan siswa dalam bekerja

membutuhkan bimbingan dari tenaga kerja, melalui bimbingan tersebut

terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan dari pembimbing kepada

siswa.

Berdasarkan berbagai referensi diatas dapat disimpulkan bahwa

Praktik Kerja Lapangan adalah suatu bentuk kegiatan yang diikuti

siswa dengan belajar langsung di dunia kerja secara terarah dengan

tujuan membekali peserta didik dengan sikap dan ketrampilan sesuai

cara belajar langsung di DU/DI. Praktik kerja lapangan juga suatu

kegiatan siswa untuk menambah informasi dan ketrampilan terhadap

permasalahan tertentu untuk melatih keterampilan bagi pencari kerja

yang belum pernah bekerja atau yang akan segera bekerja

2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Menurut Hamalik (2007:92), Praktik Kerja Lapangan bertujuan

mengembangkan kemampuan profesional aspek keterampilan

menejemen sesuai dengan tujuan program pelatihan yang hendak

dicapai. Menurut Djojonegoro (1998:79-80), tujuan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut: (a) Menghasilkan tenaga kerja

yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki

tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan

tuntunan dunia kerja. (b) Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan

dan kesepakatan (link and match) antara lembaga pendidikan dan

pelatihan kejuruan. (c) Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan


33

pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas professional dengan

memanfaatkan sumber daya pelatihan yang ada di dunia kerja. (d)

Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja

sebagai bagian dari proses pendidikan.

Menurut Dikmenjur (2008), praktik kerja lapangan memiliki

beberapa tujuan sebagai berikut : (a) Pemenuhan kompetensi sesuai

tuntutan kurikulum Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran di

sekolah sangat ditentukan oleh fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Jika ketersediaan fasilitas terbatas, sekolah perlu merancang

pembelajaran kompetensi di luar sekolah (dunia usaha/dunia industri

mitra). Keterlaksanaan pembelajaran kompetensi tersebut bukan

diserahkan sepenuhnya ke dunia usaha/dunia industri, tetapi sekolah

perlu memberi arahan tentang apa yang seharusnya diajarkan kepada

peserta didik. (b) Implementasi kompetensi ke dalam dunia kerja

Kemampuan-kemampuan yang sudah dimiliki peserta didik, melalui

teori dan praktik di sekolah perlu diimplementasikan secara nyata

sehingga tumbuh kesadaran bahwa apa yang sudah dimilikinya berguna

bagi dirinya dan orang lain. Peserta didik akan lebih percaya diri karena

orang lain dapat memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya

diterima oleh masyarakat. (c) Penumbuhan etos kerja/pengalaman kerja

SMK sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan dapat

menghantarkan lulusannya ke dunia usaha/dunia industri perlu

memperkenalkan lebih dini lingkungan sosial yang berlaku di dunia


34

usaha/dunia industri. Pengalaman berinteraksi dengan lingkungan dunia

usaha/dunia industri dan terlibat langsung di dalamnya, diharapkan

dapat membangun sikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai

pekerja.

Referensi diatas dapat disimpulkan bahwa Praktik Kerja

Lapangan bertujuan untuk memberikan pengalaman bekerja yang

sebenarnya bagi siswa. Melalui Praktik Kerja Lapangan siswa dapat

menambah pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang

sebenarnya sehingga siswa yang melaksanakan PKL akan di harapkan

merasa siap terjun kerja setelah lulus SMK. Praktik Kerja lapangan juga

melatih penerapan kompetensi ke dalam dunia kerja, kemampuan-

kemampuan yang sudah dimiliki peserta didik, melalui teori dan praktik

di sekolah perlu diimplementasikan secara nyata sehingga tumbuh

kesadaran bahwa apa yang sudah dimilikinya berguna bagi dirinya dan

orang lain

3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Menurut Hamalik (2007:93) manfaat Praktik Kerja Lapangan

adalah sebagai berikut: (a) Menyediakan kesempatan kepada peserta

untuk melatih keterampilan-keterampilan manajemen dalam situasi

lapangan yang aktual, hal ini penting dalam rangka belajar menerapkan

teori atau konsep yang telah dipelajari sebelumnya. (b) Memberikan

pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta sehingga hasil

pelatihan bertambah kaya dan luas. (c) Peserta berkesempatan


35

memecahkan berbagai masalah manajemen di lapangan dengan

mendayagunakan kemampuannya. (d) Mendekatkan dan menjembatani

penyiapan peserta untuk terjun kebidang tugasnya setelah menempuh

program keahlian tersebut. Praktik Kerja Lapangan sangat penting bagi

para siswa, karena siswa akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan,

dan pengalaman langsung dari dunia kerja. Manfaat Pratik Kerja

Lapangan dapat dirasakan oleh pihak industri maupun pihak

pendidikan, akan tetapi yang paling merasakan manfaat Pratik Kerja

Lapangan adalah para siswa.

Manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi siswa menurut

Djojonegoro (1998:90) adalah sebagai berikut: (a) Hasil peserta didik

akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki

bekal keahlian untuk terjun ke lapangan kerja sehingga dapat

meningkatkan taraf kehidupannya dan untuk bekal pengembangan

dirinya secara berkelanjutan. (b) Rentang waktu (Lead Time) untuk

mencapai keahlian profesional menjadi lebih singkat karena setelah

tamat PSG tidak memerlukan latihan lanjut untuk mencapai tingkat

keahlian siap pakai. (c) Keahlian profesional yang diperoleh melalui

PSG dapat mengangkat harga dan rasa percaya diri tamatan, yang ada

pada akhirnya nanti akan mendorong mereka untuk meningkatkan

keahlian yang lebih tinggi.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Praktik Kerja Lapangan

dapat menimbulkan rasa percaya diri siswa setelah lulus dari smk,
36

karena siswa juga dapat menambah wawasan dan pengalaman baru,

dapat melatih siswa untuk lebih terampil, dan dapat membantu pola

pikir siswa agar dapat bersikap dewasa dalam memecahkan masalah,

sehingga akan menambah rasa percaya diri siswa, yang nantinya akan

digunakan siswa untuk terjun ke dunia kerja.

Beberapa referensi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kesiapan

Praktik Kerja Lapangan adalah keseluruhan kondisi yang meliputi kondisi

fisik, kematangan mental, dan pengalaman yang dimiliki seseorang sehingga

orang tersebut mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan atau

pekerjaan. Siswa yang mempunyai kesiapan melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan akan mampu untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik di

tempat DU/DI. Siswa yang mempunyai kesiapan yang baik dalam

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan juga akan terlihat hasil belajarnya di

tempat PKL dalam bentuk nilai yang baik.

B. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka disini adalah sebagai bahan tambahan untuk

memperkuat teori dalam penelitian ini. Adapun dalam penelitian ini

digunakan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan Danu Ervandi (2014) dengan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Dan Kemampuan

Akademis Siswa Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi

Keahlian Teknik Audio Video SMK N 2 Bawang” menunjukkan adanya


37

pengaruh positif dan signifikan antara pengalaman praktik kerja industri

terhadap kesiapan kerja siwa dengan kontribusi sebesar 9,3 %.

2. Penelitian yang di lakukan Agung Nugroho Putra (2011) dengan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Penguasaan Program Produktif Dan Kinerja

Guru Pembimbing Industri Terhadap Prestasi Prakerin Pada Program

Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 2 Yogyakarta”

terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penguasaan pogram

produktif terhadap prestasi Prakerin siswa dengan kontribusi 24,9%.

Kedua judul skripsi di atas belum ada yang menyebutkan sama persis

dengan judul yang peneliti tulis. Persamaan kedua judul di atas dengan judul

yang peneliti tulis adalah dalam hal kegiatan kemampuan dan penguasaan

materi. Sedangkan perbedaannya dengan judul yang peneliti tulis adalah

pengaruh kemampuan praktik dan penguasaan materi mata pelajaran Chasis

terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan praktik kerja lapangan. Peneliti

mengambil judul tersebut karena peneliti melihat bahwa kesiapan untuk

melakukan praktik kerja lapangan harus mampu dalam praktik dan menguasai

materi mata pelajaran Chasis.

C. Kerangka Pikir

Pendidikan Sistem Ganda secara teori merupakan suatu proses

pendidikan keahlian profesional yang memadukan antara program pendidikan

pada sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja secara terarah untuk mencapai
38

suatu teknis keahlian profesional tertentu. Secara teknis siswa SMK dalam

jangka waktu tertentu dikirim ke dunia kerja (DU/DI) untuk bekerja pada

profesi kerja tertentu yang sesuai dengan bidang studinya.

PKL di dunia kerja, pelaksanaan kerja langsung dilaksanakan oleh

siswa sesuai dengan arahan/petunjuk dari pembimbing (instruktur) dunia

kerja. Tujuan diadakannya PKL ini adalah agar siswa memperoleh gambaran

yang nyata dan jelas mengenai situasi dan kondisi dunia kerja yang

sesungguhnya, sehingga setelah lulus akan lebih mudah beradaptasi dalam

memasuki pasaran kerja karena sudah berbekal keahlian profesi yang pernah

didapatkan dari dunia kerja semasa sekolah.

Mata pelajaran Chasis yang di ajarkan di SMK sangat banyak

materinya, maka untuk mata pelajaran ini harus benar-benar mengerti dan

paham. Tidak hanya materi, kemampuan praktik yang di ajarkan di bengkel

sekolah harus di kuasai. Karena pada mata pelajaran ini banyak yang di

terapkan di tempat PKL, contohnya sistem Rem. Banyak sekali di temukan di

bengkel yang mengerjakan pekerjaan pada kendaraan yaitu seperti mengganti

sepatu rem, menghilangkan bunyi saat pengereman dan membuang udara

palsu yang terdapat pada sistem rem.

Siswa PKL yang bermutu dan berkualitas, maka harus di sertai kedua

aspek antara kemampuan praktik dan penguasaan materi yang baik. Jika

kedua hal tersebut di laksanakan dengan baik di sekolah, maka sangat

mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan saat praktik. Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa kemampuan


39

praktik dan penguasaan materi mata pelajaran Chasis mempengaruhi kesiapan

Praktik Kerja Lapangan yang diadakan di SMK Muhammadiyah Purwodadi

pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

D. Hipotesis Penelitian

1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan praktik mata

pelajaran Chasis terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL

siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi.

2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara penguasaan materi Chasis

terhadap kesiapan PKL siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah

Purwodadi.

3) Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

kemampuan praktik dan penguasaan materi Chasis terhadap kesiapan

PKL siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Purwodadi pada

jurusan Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI tahun ajaran 2015/2016 yang

berlokasi di Jalan K.H.R. Dahlan Abdusy Syakur No.3 Purwodadi,

Kabupaten Purworejo yang dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai

dengan bulan April 2016.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilihat dari sifatnya merupakan penelitian ex post facto

karena penelitian ini untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan merunut ke

belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian

tersebut dan menjelaskan atau menemukan bagaimana variabel-variabel

dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh. Penelitian dilakukan

terhadap siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi Tahun

Pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut

Darmawan (2013: 37), “Penelitian kuantitatif adalah suatu proses

menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

menemukan keterangan apa yang ingin kita ketahui”. Menurut Sukardi (2003:

166) “penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan tindakan

40
41

pengumpulan data untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan dua

variabel atau lebih untuk dikembangkan sesuai tujuan penelitian”.

C. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 162) menyebutkan bahwa variabel yang

mempengaruhi disebut variabel penyebab variabel bebas atau independent

variable (X) dan variabel akibat disebut variabel terikat atau dependent

variable (Y). Hal ini menunjukan bahwa variabel adalah titik perhatian suatu

penelitian atau bisa disebut objek penelitian. Selain itu, dengan menunjukkan

variabel dalam penelitian dapat digunakan untuk membatasi permasalahan

yang ingin diteliti sehingga tidak meluas. Variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas (independen variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu, Kemampuan Praktik (X1) dan

Penguasaan Materi Chasis (X2).

2. Variabel Terikat (dependen variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapan siswa dalam

melaksanakan PKL diberi simbol (Y).

Gambar 1.
Hubungan Antar Variabel
42

Keterangan :
: Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Secara Sendiri-Sendiri.
: Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Secara Bersama-Sama.
: Korelasi antara X1 dan X2
X1 : Kemampuan Praktik
X2 : Penguasaan Materi Chasis
Y : Kesiapan PKL

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sukardi (2003: 55) menyatakan bahwa subjek yang akan

diambil dalam penelitian biasanya disebut populasi. Menurut Arikunto

(2010:173), menyatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan untuk jumlah populasi kecil, sebaiknya seluruh

populasi digunakan sebagai sumber pengambilan data. Menurut Sukardi

(2008:54) menyatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah

populasi yang di pilih untuk sumber data. Menurut Sugiono (2011:85)

menyatakan sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota

populasi di gunakan sebagi sampel. Hal ini sering di lakukan bila jumlah

populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel

jenuh adalah sensus, dimana sensus semua anggota populasi di jadikan

sampel.

Penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMK

Muhammadiyah Purwodadi kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan


43

tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan kelas XI sebagai subyek penelitian yaitu

dengan mempertimbangkan bahwa siswa kelas XI akan melaksanakan

Praktik Kerja Lapangan. Jumlah siswa kelas XI TKR SMK

Muhammadiyah Purwodadi sebanyak 27 siswa dalam 1 kelas. Karena jumlah

populasi kurang dari 30, maka sampel penelitian ini adalah seluruh siswa atau

termasuk penelitian dengan teknik penentuan sampel jenuh.

E. Pengumpulan Data

Menurut Darmawan (2013: 159), “Teknik pengumpulan data adalah

cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan datanya”. Pengumpulan data dalam penelitian ini

dimaksudkan agar memperoleh data yang relevan, akurat, dan reliable.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Angket

Menurut Sukardi (2003:76), “angket merupakan beberapa macam

pernyataan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak

dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh

informasi di lapangan” Angket berisi pernyataan yang harus dijawab atau

direspon oleh responden. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup yakni angket yang sudah disediakan

jawabannya. Responden dapat memilih salah satu alternatif jawaban yang

telah disediakan. Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengukur

instrumen Kemampuan Praktik, Penguasaan Materi Chasis dan Kesiapan


44

Praktik Kerja Lapangan (PKL) siswa SMK Muhammadiyah Purwodadi

kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan tahun ajaran 2015/2016

2. Dokumentasi

Menurut Sukardi (2003: 81), dokumentasi adalah teknik

pengumpulan data yang dimungkinkan memperoleh informasi dari

bermacam–macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden

atau tempat, dimana reponden bertempat tinggal atau melakukann kegiatan

sehari–hari. Menurut Arikunto (2010: 264), mengatakan bahwa dalam

melaksanakan teknik dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, dokumen, peraturan-peraturan, dan

sebagainya. Bentuk dokumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah

data peserta PKL tahun ajaran 2015/2016, data nilai praktik Chasis (X1)

dan nilai teori mata pelajaran Chasis siswa Teknik Kendaraan Ringan

SMK Muhammadiyah Purwodadi kelas XI tahun ajaran 2015/2016.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sukardi (2003: 75), secara fungsional kegunaan instrumen

penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti

sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk

memperoleh data kesiapan PKL. Pengembangan instrumen tersebut

berdasarkan pada kerangka teori yang telah disusun selanjutnya dalam


45

indikator-indikator dan kemudian dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan.

Kisi-kisi instrumen dalam angket yang akan digunakan, yaitu :

1. Instrumen Kemampuan Praktik Chasis

Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari

responden tentang nilai praktik siswa yaitu berupa nilai praktik mata

pelajaran Chasis siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi.

Data tersebut dari dokumentasi nilai praktik Chasis semester I , nilai

tersebut diperoleh dari data base SMK Muhammadiyah Purwodadi.

2. Instrumen Penguasaan Materi Chasis

Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari reponden

tentang penguasaan materi Chasis pada program produktif yaitu berupa

nilai ujian akhir semester (UAS) pada mata pelajaran Chasis kelas XI

semester I pada siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi

3. Instrumen Kesiapan PKL

Tabel 1.
Kisi- kisi angket kesiapan PKL
Butir Soal
Variabel Idikator Jumlah
(+) (-)
a. Tingkat kematangan
1, 2, 3, 4, 5,6 7 7
individu
b. keberanian untuk
8, 9, 10,11 12 5
bertanggungjawab
c. Sikap bekerjasama 13, 14, 15,
Kesiapan 18 6
dengan orang lain 16,17
PKL
d. Mampu beradaptasi
19, 20, 21, 22,
dengan lingkungan 25 7
23 24
kerja
e. Keadaan mental dan 26, 27, 28, 29,
33 8
emosi 30, 31, 32
46

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

Likert. Menurut Sukardi (2003: 146), “Skala Likert ini telah banyak

digunakan oleh para peneliti untuk mengukur sikap dan persepsi

seseorang”. Dengan menggunakan skala ini, peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan kepada responden dengan skala ukur yang telah disediakan

dengan empat alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memberikan

tanda (√) pada jawaban yang sudah tersedia.

Skala pengukuran yang digunakan dalam instrumen ini adalah

skala likert dengan 4 alternatif jawaban. Setiap pernyataan mempunyai

alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju. Jenis pernyataan terdiri dari dua macam yaitu pernyataan positif

dan pernyataan negatif. Skor pernyataan positif dimulai dari 4,3,2,1 dan

untuk pernyataan negatif dimulai dari 1,2,3,4. Cara penilaian untuk

pernyataan favorable adalah sebagai berikut: skor 4 diberikan untuk

jawaban Sangat Setuju (SS), skor 3 diberikan untuk jawaban Setuju (S),

skor 2 diberikan untuk jawaban Tidak Setuju (TS) dan skor 1 diberikan

untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan untuk pernyataan

unfavorable adalah sebagai berikut: Skor 4 diberikan untuk jawaban

Sangat Tidak Setuju (STS), skor 3 diberikan untuk jawaban, Tidak Setuju

(TS) skor 2 diberikan untuk jawaban Setuju (S), dan skor 1 diberikan

untuk jawaban Sangat Setuju (SS).

Pengumpulan data dilakukan untuk pengujian terhadap instrumen

(alat ukur) yang akan digunakan. Uji coba ini dilakukan karena angket
47

yang telah disusun belum merupakan angket yang baku. Uji coba

dimaksudkan untuk mendapat angket yang valid dan reliabel agar hasil

yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran. Hal ini sesuai

dengan pendapat Arikunto (2010 : 211) yakni “instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

G. Uji Instrumen

1. Uji validitas

Gay (1983) dalam Sukardi (2003: 121) instrumen dikatakan valid

jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Sebuah angket dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan kata dari

variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas instrumen oleh dosen ahli

terlebih dahulu dilakukan untuk mendapatkan saran dan masukan dimana

setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi

atau sifat bangun konsep (konstruk teori) yang menjadi dasar penyusunan

instrumen. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengetahui

kesalahan atau instrumen adalah teknik korelasi product moment sebagai

berikut:

N (  XY )   X  Y 
rxy 
N  X   X  N  Y   Y  
2 2 2 2

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y
N = Jumlah subyek
X = Skor dari tiap-tiap item
Y = Jumlah dari skor item
48

Jika rxy> rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal)

valid, sebaliknya jika rxy< rtabel maka butir soal tidak valid. Perhitungan uji

validitas menggunakan program komputer SPSS 15.0 For Windows.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa untuk angket

kesiapan kerja siswa terdiri dari 33 butir pernyataan.

Tabel 2.
Ringkasan Data Hasil Uji Coba Validitas Instrumen
No. Variabel No.Butir Soal Gugur Jumlah
(Tidak Valid) Soal Gugur
1. Kesiapan PKL
(Praktik Kerja 6,19,23 3
Lapangan)

Hasil pengukuran menggunakan bantuan SPSS 15.0 For Windows

menunjukkan terdapat 3 butir pernyataan tidak valid dari instrumen

variabel kesiapan PKL. Butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid

tersebut karena koefisien korelasinya kurang dari 0,361. Butir pernyataan

yang dinyatakan tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian.

2. Uji reliabilitas

Menurut Sukardi (2003: 127), suatu instrumen penelitian dikatakan

mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat

mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha, yaitu:
49

Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varian butir
= varian total

Jika rhitung> rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal)

reliabel dan sebaliknya bila rhitung < rtabel pada taraf signifikan 5% maka

butir soal tersebut tidak reliabel. Menurut Arikunto, (2010:75), “instrumen

dikatakan reliabel jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel atau

nilai r hitung dikonsultasikan dengan tabel interprestasi r dengan ketentuan

dikatakan reliabel jika rhitung ≥ 0,600”.

Hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan pada siswa kelas XI

TKR SMK Hasyim Asy’ari Purworejo tahun pelajaran 2015/ 2016, dengan

jumlah sebanyak 30 siswa menghasilkan data hasil uji coba instrumen.

Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan bantuan SPSS 15, adapun

hasil dari uji coba instrumen menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen

sebagai berikut :

Tabel 3.
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Nilai Alpha Keterangan
Cronbach
1. Kesiapan PKL
0,950 Reliabel
(Praktik Kerja
Lapangan)

Data hasil uji coba instrumen di atas menunjukkan bahwa semua

instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.


50

H. Analisis Data

1. Deskripsi Deskriptif

Menurut Sugiyono (2011: 147), statistik deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Analisis untuk mendeskripsikan data dengan menggunakan

SPSS, yang akan diperoleh rata-rata (Mean), standar deviasi (SD), median

(Me), modus (Mo), nilai maksimum dan nilai minimum. Kemudian akan

disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Analisis deskriptif dalam

penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 15. Pedoman

pengkategorian kecenderungan skor pada masing-masing variabel

menggunakan batasan sebagai berikut :

Tabel 4.
Kategori Kecenderungan Variabel
Interval Katagori
X > (x̅ + 1.SD) Sangat Tinggi
(x̅ + 1.SD) > X ≥ x̅ Tinggi
x̅> X ≥ (x̅ - 1.SD) Rendah
X < (x̅ - 1.SD) Sangat Rendah
Keterangan:
X = Skor yang dicapai
x̅ = Rerata skor keseluruhan
SD = Standar Deviasi skor keseluruhan
(Djemari Mardapi, 2008:123)
51

2. Uji Prasarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Menurut Arikunto (2010: 357), “Uji normalitas itu perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah sudah memenuhi persyaratan yang

dimaksud”. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data

yang diambil adalah data yang berdistribusi normal. Uji normalitas

digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan, jika data

tersebut berdistribusi normal maka dapat menggunakan statistik

parametrik. Untuk menguji normalitas menggunakan rumus

Kolmogrov-Smirnov, dengan taraf signifikansi 5%, Rumus Kolmogrov-

Smirnov adalah sebagai berikut:

1+ 2
= 1,36
1. 2

Keterangan:

KD: harga Kolmogrov-Smirnov yang dicari

n1 : jumlah sampel yang diobservasi

n2 : jumlah sampel yang diharapkan, (Sugiyono, 2010:159).

Untuk mengidentifikasikan data berdistribusi normal adalah

dengan melihat nilai probabilitas (p) yaitu jika masing-masing variabel

memiliki nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah keterkaitan antara

dua variabel yang bersifat linier. Perhitungan linieritas digunakan untuk


52

mengetahui prediktor data peubah bebas berhubungan secara linier atau

tidak dengan peubah terikat. Uji linieritas dilakukan dengan

menggunakan analisis variansi terhadap garis regresi yang nantinya

akan diperoleh harga Fhitung.

Harga F yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan

hargaFtabel pada taraf signifikan 5%. Kriterianya apabila harga Fhitung

lebih kecil atau sama dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% maka

hubungan antara variabel bebas dikatakan linier. Sebaliknya, apabila

Fhitung lebih besar dari pada Ftabel , maka hubungan variabel bebas

terhadap variabel terikat tidak linier.

c. Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk membuktikan atau

menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas atau

apakah antar variabel bebas terjadi multikolinearitas. Apabila nilai

koefisien korelasi variabel bebas mendekati angka 1 (satu),

menunjukkan adanya multikolinearitas. Demikian halnya nilai toleransi

mendekati 0 (nol), atau nilai Variance Inflaction Factor (VIF)

cenderung besar atau mendekati 10. Ghozali, (2005:134). Menurut

Arikunto (2010:213) uji multikolinearitas dapat dihitung dengan

menggunakan rumus, yaitu:

N ( XY )   X  Y 
rxy 
N  X  X  N  Y  Y  
2 2 2 2
53

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
xy = skor responden untuk tiap item
Y = total skor tiap responden dari seluruh item
X = jumlah skor dalam distribusi X
Y = jumlah skor dalam distribusi Y
X2 = jumlah kuadarat masing-masing skor X
Y2 = jumlah kuadarat masing-masing skor Y
N = jumlah subjek

3. Pengujian Hipotesis

a. Analisis regresi berganda

Dalam penelitian ini, regresi digunakan untuk menentukan

kesiapan PKL (Y) yang disebabkan oleh Kemampuan Praktik (X1) dan

Penguasaan Materi (X2). Menurut Arikunto (2010: 344), analisis

regresi berganda dua prediktor menggunakan persamaan garis regresi

sebagai berikut :

Y  a  b1 X 1 +b2X2

Keterangan :
Y = Kesiapan PKL
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X 1 = Kemampuan Praktik Chasis

X 2
= Penguasaan Materi Chasis

b. Koefisien Korelasi Ganda

Mencari koefisien korelasi korelasi ganda (R) antara 1 dan 2

dengan kriteria Y dengan menggunakan rumus:


54

Keterangan :

Ry(1,2) = koefisien korelasi antara Y dengan 1 dan 2


b1 = koefisien prediktor 1
b2 = koefisien prediktor 2
Σ x1 y = jumlah produk antara 1dengan Y
Σ x2 y = jumlah produk antara 2dengan Y
Σ y2 = jumlah kuadrat kriterium Y

Koefisien korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara

variabel 1 dan 2 dengan Y. Jika koefesien korelasi ganda (R) lebih dari

nol (0) atau bernilai positif (+) maka hubungannya positif, sebaliknya

jika koefisien bernilai negatif (-) maka hubungannya negatif atau tidak

ada hubungan.

c. Uji Secara Serempak (Uji F)

Untuk menguji signifikansi (keberartian) koefisien korelasi

ganda digunakan uji F dengan rumus:

Keterangan:

Freg = harga F garis regresi


N = banyak sampel
M = banyak prediktor
R = koefisien korelasi kriterium dengan predictor
55

Setelah diperoleh hasil perhitungan, kemudian dibandingkan

dengan Ftabel pada taraf signifikan 5 %. Ha diterima dan Ho ditolak

apabila, Fhitung sama atau lebih besar dengan Ftabel maka ada pengaruh

yang signifikan variabel bebas (prediktor) dengan variabel terikat

(kriterium). Sebaliknya Ho diterima dan Ha ditolak jika, Fhitung lebih

kecil dari Ftabelpada taraf signifikan 5%, maka pengaruh variabel bebas

(prediktor) terhadap variabel terikat (kriterium) tidak signifikan.

d. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi regresi sederhana

Rxy, yaitu dengan rumus:

Keterangan :

t = nilai thitung

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = jumlah responden

r2 = kuadrat koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Ha diterima dan Ho ditolak, jika sama atau lebih besar daripada

dengan taraf signifikan 5% maka pengaruh variabel bebas (prediktor)

terhadap variabel terikat (kriterium) signifikan. Sebaliknya, Ho diterima

dan Ha ditolak jika lebih kecil dari maka pengaruh variabel

Kemampuan Praktik dan Penguasaan Materi (prediktor) terhadap

variabel kesiapan PKL (kriterium) tidak signifikan.


56

e. Sumbangan Prediktor

Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa

sumbangan (kontribusi) masing-masing variabel bebas. Ada dua jenis

sumbangan, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Untuk

mencari sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing

prediktor digunakan rumus, yaitu :

1) Sumbangan Relatif

a) Sumbangan relatif kemampuan praktik Chasis

( )%
( )% = X100%

b) Sumbangan relatif penguasaan materi Chasis

( )%
( )% = X100%

2) Sumbangan Efektif

a) Sumbangan efektif kemampuan praktik Chasis

( )= × × 100%

b) Sumbangan efektif penguasaan materi Chasis

( )= × × 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Hasil dokumentasi dan jawaban kuesioner yang telah dikumpulkan

kemudian dianalisis untuk mengetahui deskripsi dari penelitian. Dalam hal ini

analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data penilaian terhadap

masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan Praktik Chasis

Data dari variabel Kemampuan Praktik Chasis (X1) diperoleh

dengan metode dokumentasi. Data kemampuan praktik Chasis ini di

peroleh dari nilai praktik mata pelajaran Chasis pada semester 1 tahun

ajaran 2015/2016. Berdasarkan data penelitian yang diolah menggunakan

bantuan komputer, program SPSS 15.0 for Windows dan disajikan dalam

tabel diketahui mean 76,07, median = 76,00, modus = 78, standar deviasi

= 2,336, skor minimum = 70, skor maksimum 80.

Sangat tinggi = X > (x̅ + 1.SD)

= ≥ 75 + 1 x 1,7

= ≥ 76,7

Tinggi = (x̅ + 1.SD) > X ≥ x̅

= 76,7 >X ≥ 75

Rendah = x̅> X ≥ (x̅ - 1.SD)

= 75 ≥ X ≥ 73,3

57
58

Sangat rendah = X < (x̅ - 1.SD)

= X < 73,3

Berdasarkan skor klasifikasi tersebut maka data kemampuan praktik

chasis dapat dibuat distribusi seperti tabel di bawah ini :

Tabel 5.
Distribusi Kemampuan Praktik Chasis Siswa Kelas XI
TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Kategori Skor F Persentase
Sangat Tinggi X ≥ 76,7 13 48,2
Tinggi 76,7 >X ≥ 75 9 33,3
Rendah 75 ≥ X ≥ 73,3 2 7,4
Sangat Rendah X < 73,3 3 11,1
Total 27 100,00

Data Tabel 5 dapat digambarkan ke dalam sebuah diagram

sebagai berikut:

14

12

10

0
Sangat Tinggi Rendah Sangat
Kategori Tinggi Rendah

Gambar 2.
Grafik Distribusi Frekuensi Kemampuan Praktik Chasis
Siswa Kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut diketahui kemampuan

praktik chasis siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi


59

tahun pelajaran 2015/ 2016 sebesar 48,2% termasuk kategori sangat tinggi.

Data tersebut menunjukkan bahwa variabel kemampuan praktik chasis

siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2015/

2016 berpusat pada kategori sangat tinggi.

2. Penguasaan Materi Chasis

Data dari variabel Penguasaan Materi Chasis (X2) diperoleh

dengan metode dokumentasi. Data kemampuan praktik Chasis ini di

peroleh dari nilai teori atau UAS mata pelajaran Chasis pada semester 1

tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan data penelitian yang diolah

menggunakan bantuan komputer, program SPSS 15.0 for Windows dan

disajikan dalam tabel diketahui mean = 78,48, median = 79,00, modus =

80 , standar deviasi = 2,592, skor minimum = 72 , skor maksimum 83.

Sangat tinggi = X > (x̅ + 1.SD)

= ≥ 77,5 + 1 x 1,8

= X ≥ 79,3

Tinggi = (x̅ + 1.SD) > X ≥ x̅

= 79,3 >X ≥ 77,5

Rendah = x̅> X ≥ (x̅ - 1.SD)

= 77,5 ≥ X ≥ 75,7

Sangat rendah = X < (x̅ - 1.SD)

= X < 75,7

Berdasarkan skor klasifikasi tersebut maka data penguasaan

materi chasis dapat dibuat distribusi seperti tabel di bawah ini :


60

Tabel 6.
Distribusi Penguasaan Materi Chasis Siswa Kelas XI
TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Kategori Skor F Persentase
Sangat Tinggi X ≥ 79,3 13 48,2
Tinggi 79,3 >X ≥ 77,5 9 33,3
Rendah 77,5 ≥ X ≥ 75,7 0 0
Sangat Rendah X < 75,7 5 18,5
Total 27 100,00

Data Tabel 6 dapat digambarkan ke dalam sebuah diagram

sebagai berikut:

14

12

10

0
Kategori Sangat Tinggi Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Gambar 3.
Grafik Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Chasis
Siswa Kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut diketahui penguasaan

materi chasis siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun

pelajaran 2015/ 2016 sebesar 48,2% termasuk kategori sangat tinggi. Data

tersebut menunjukkan bahwa variabel penguasaan materi chasis siswa

kelas XI SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2015/ 2016

berpusat pada kategori sangat tinggi.


61

3. Kesiapan PKL (Praktik Kerja Lapangan)

Data Kesiapan PKL (Praktik Kerja Lapangan) diperoleh

menggunakan angket yang berisi 30 item pertanyaan/pernyataan dengan

skor penilaian tiap itemnya antara 1 sampai 4. Hasil perhitungan statistik

diperoleh. Rerata data kesiapan PKL sebesar 97,44, modus 98, median

97,00, dengan standar deviasi 6,941, skor tertinggi 113 dan skor terendah

86.

Sangat tinggi = X > (x̅ + 1.SD)

= ≥ 75 + 1 x 15

= X ≥ 90

Tinggi = (x̅ + 1.SD) > X ≥ x̅

= 90 >X ≥ 75

Rendah = x̅> X ≥ (x̅ - 1.SD)

= 75 ≥ X ≥ 60

Sangat rendah = X < (x̅ - 1.SD)

= X < 60

Berdasarkan skor klasifikasi tersebut maka data kesiapan PKL

dapat dibuat distribusi seperti tabel di bawah ini:

Tabel 7.
Distribusi Kesiapan PKL Siswa Kelas XI TKR SMK
Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Kategori Skor F Persentase
Sangat Tinggi X ≥ 90 23 85,2
Tinggi 90 >X ≥ 75 4 14,8
Rendah 75 ≥ X ≥ 60 0 0
Sangat Rendah X < 60 0 0
Total 27 100,00
62

Data Tabel 7 dapat digambarkan ke dalam sebuah diagram


sebagai berikut:

25

20

15

10

0
Sangat Tinggi Rendah Sangat
Kategori Tinggi Rendah

Gambar 4.
Grafik Distribusi Frekuensi Kesiapan PKL
Siswa Kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi

Berdasarkan tabel tersebut diketahui kesiapan PKL siswa kelas XI

TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun 2015/ 2016 sebesar 85,2%

termasuk kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan secara umum siswa

kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi memiliki kesiapan PKL

kategori tinggi.

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

a. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis regresi maka perlu dilakukan uji

asumsi klasik yang terdiri uji normalitas, uji linearitas dan uji
63

multikolinearitas. Hasil masing-masing uji asumsi tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui normal

tidaknya distribusi data penelitian. Uji normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan teknik statistik Kolmogorov-Smirnof.

Suatu model regresi memiliki distribusi data normal apabila nilai

asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas

menggunakan SPSS 15.0 For Windows adalah sebagai berikut :

Tabel 8.
Hasiil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 27 27 27
Normal Mean
Paramete 76,07 78,48 97,44
rs(a,b)
Std. Deviation 2,336 2,592 6,941
Most Absolute
Extreme
,166 ,241 ,098
Differenc
es
Positive ,131 ,205 ,098
Negative -,166 -,241 -,062
Kolmogorov-Smirnov Z ,860 1,253 ,508
Asymp. Sig. (2-tailed) ,450 ,087 ,959
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 8. diatas diperoleh nilai sig. variabel

Kemampuan Praktik Chasis sebesar 0,450, variabel Penguasaan

Materi Chasis sebesar 0,87, dan Kesiapan PKL dengan sig. 0,959

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada tiap-tiap variabel


64

mempunyai nilai sig. lebih besar dari 0,05, sehingga penelitian ini

dapat dikatakan berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan

linier atau tidak. Uji Linearitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan SPSS 15.0 for Windows. Kriterianya apabila nilai sig .

deviation from linearity lebih dari 0,05 maka hubungan variabel

bebas terhadap variabel terikat linear, sebaliknya jika nilai sig .

deviation from linearity kurang dari 0,05 maka hubungan variabel

bebas terhadap variabel terikat tidak linier.

Berdasarkan perhitungan menggunakan bantuan SPSS 15.0

for Windows , dapat diketahui yaitu :

Tabel 9.
Linearitas Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
Variabel Sig. deviation from Keterangan
linearity
Kemampuan Praktik 0,305 > 0,05 (Linear)
Penguasaan Materi 0,620 > 0,05 (Linier)

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai sig .

deviation from linearity kemampuan praktik dan penguasaan

materi lebih dari 0,05, sehingga dapat dikatakan hubungan variabel

bebas terhadap variabel terikat linier.

3) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah korelasi linier yang perfect

(100%) diantara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam


65

model regresi. Jika di antara variabel penjelas ada yang memiliki

korelasi tinggi maka hal ini mengindikasikan adanya

multikolinieritas. Pengujian multikolinearitas pada penelitian

menggunakan nilai Variance Inflaction Factor dari keluargan hasil

regresi program SPSS. Kriteria yang digunakan adalah jika

Variance Inflaction Factor (VIF) cenderung besar atau mendekati

10, maka pada model regresi terdapat multikolinearitas. Hasil uji

multikolinearitas adalah sebagai berikut :

Tabel 10.
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas VIF Kriteria Keterangan
Kemampuan Praktik 1,007 <10
Tidak ada
Penguasaan Materi Chasis 1,007 <10 multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas diperoleh variabel Kemampuan

Praktik diperoleh VIF 1,007 dan variabel Penguasaan Materi

Chasis diperoleh VIF 1,007. Karena VIF dari variabel kemampuan

praktik dan variabel penguasaan materi chasis < 10 maka dapat

dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

b. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui

hubungan fungsional variabel praltik kemampuan praktik dan

penguasaan materi chasis terhadap kesiapan PKL. Persamaan regresi

berganda dinyatakan dalam bentuk Y = a + b1 X1 + b2 X2.


66

Berdasarkan data penelititan yang diolah menggunakan bantuan

komputer program SPSS 15 for windows rangkuman hasil analisis

regresi berganda adalah sebagai berikut :

Tabel 11.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients(a)
Standardiz
ed
Mode Unstandardized Coefficient
l Coefficients s T Sig.
Std. Std.
B Error Beta B Error
1 (Consta -
47,211 -2,683 ,013
nt) 126,647
X1 1,633 ,437 ,549 3,737 ,001
X2 1,273 ,394 ,475 3,233 ,004
a Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel hasil analisis regresi diperoleh a = -126,647

koefisien regresi kemampuan praktik = 1,633 dan koefisien regresi

penguasaan materi chasis sebesar 1,273. Sehingga persamaan regresi

yang terbentuk adalah

Y = -126,647 + 1,633 X1 + 1,273 X2

Persamaan tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien regresi X1

bernilai positif sebesar 1,633 yang berarti bahwa kemampuan praktik

(X1) meningkat satu satuan maka nilai kesiapan PKL siswa (Y) akan

meningkat 1,633 satuan dengan asumsi X2 tetap, nilai koefisien regresi

X2 bernilai positif sebesar 1,273 yang berarti bahwa penguasaan materi

Chasis (X2) meningkat satu satuan maka nilai kesiapan PKL siswa (Y)

akan meningkat 1,273 satuan dengan asumsi X1 tetap.


67

c. Koefisien Korelasi Ganda (R) dan Uji Secara Serempak (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Hasil

perhitungan koefisien korelasi ganda dan uji F pada model regresi

adalah sebagai berikut :

Tabel 12.
Hasil Uji F
Koefisien Korelasi Ganda Uji F P Keterangan
0,696 11,293 0,000 Signifikan

Berdasarkan Tabel 12 dari perhitungan regresi diperoleh

koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,696. Setelah dilakukan uji

signifikansi koefisien korelasi ganda menggunakan uji F diperoleh

Fhitung sebesar 11,293 (p = 0,000). Berdasarkan hasil perhitungan secara

simultan pengaruh kemampuan praktik dan penguasaan materi chasis

terhadap kesiapan kerja, diperoleh nilai F sebesar 11,293 dengan nilai

sig. (p) sebesar 0,000. Nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dengan

df pembilang = 2 dan df penyebut = 24 adalah 3,40. Hal ini

menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel (11,293>3,40) dan (p) < 0,05 maka

terdapat pengaruh kemampuan praktik dan penguasaan materi Chasis

secara besama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap kesiapan

PKL siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun

ajaran 2015/2016.

d. Uji t

Uji t berguna untuk menguji apakah variabel bebas

(independent), kemampuan praktik chasis (X1) dan penguasaan materi


68

chasis (X2) secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel terikat

(dependent) kesiapan PKL (Y). Hasil uji t dapat disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 13.
Hasil Uji t
t tabel
Variabel bebas thitung df=24 P Keterangan
α=5%
Kemampuan Praktik 3,737 2,063 0,001 Signifikan
Penguasaan Materi 3,233 2,063 0,004 Signifikan
Chasis

Berdasarkan tabel 13 diketahui thitung variabel kemampuan

praktik sebesar 3,737 dan thitung variabel penguasaan materi sebesar

3,233. Hal ini menunjukkan semua variabel bebas memiliki thitung >

ttabel dan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan variabel kemampuan

praktik dan penguasaan materi Chasis secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kesiapan PKL

e. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif maupun sumbangan efektif digunakan untuk

mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen (X)

terhadap perubahan variabel dependen (Y).

Tabel 14.
Sumbangan Prediktor terhadap Kriterium
Sumbangan Efektif Sumbangan
Variabel
(SE) Relatif (SR)
Kemampuan Praktik 28% 57,7%
Penguasaan Materi 20,5% 42,3%
Jumlah 48,5% 100 %
69

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kedua

variabel memberikan sumbangan efektif sebesar 48,5%, berarti

sisanya sebesar 51,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini. Diduga faktor lain yang mempengaruhi kesiapan

PKL seperti, motivasi dari orang tua, tingkat ekonomi keluarga,

tempat PKL yang jauh dan faktor-faktor lainnya. Kemudian, dengan

membandingkan sumbangan efektif dan sumbangan relatif kedua

variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kemampuan

praktik lebih besar berpengaruh terhadap variabel kesiapan PKL.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1, diduga variabel kemampuan praktik berpengaruh signifikan

terhadap kesiapan PKL siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah

Purwodadi Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil pengujian hipotesis

pengaruh kemampuan praktik terhadap kesiapan PKL diperoleh thitung

sebesar 3,737 lebih besar dari ttabel pada df = 24 dengan taraf signifikansi

5% yaitu 2,063 atau p<0,05. Artinya thitung tersebut signifikan pada taraf

signifikansi 5%, maka hipotesis pertama diduga variabel kemampuan

praktik berpengaruh signifikan terhadap kesiapan PKL siswa kelas XI

TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2015/2016

diterima.

Hipotesis 2, diduga variabel penguasaan materi mata pelajaran chasis

berpengaruh signifikan terhadap kesiapan PKL siswa kelas XI TKR SMK

Muhammadiyah Purwodadi. Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil pengujian


70

hipotesis pengaruh penguasaan materi chasis terhadap kesiapan PKL

diperoleh thitung sebesar 3,233 lebih besar dari ttabel pada df =24 dengan

taraf signifikansi 5% yaitu 2,063 atau p<0,05. Artinya thitung tersebut

signifikan pada taraf signifikansi 5%, maka hipotesis kedua diduga

variabel penguasaan materi chasis berpengaruh signifikan terhadap

kesiapan PKL siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi

Tahun Pelajaran 2015/2016 diterima.

Hipotesis 3, Diduga variabel kemampuan praktik dan penguasaan materi

Chasis secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kesiapan

PKL siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi Tahun

pembelajaran 2015/2016. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda

diperoleh Fhitung sebesar 11,293 (p=0,000) lebih besar dari Ftabel pada taraf

signifikansi 5% dengan df pembilang= 2, df penyebut =24 adalah 3,40 dan

p<0,05 menunjukkan hipotesis ketiga diduga variabel kemampuan praktik

dan penguasaan materi Chasis secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kesiapan PKL siswa kelas XI TKR SMK

Muhammadiyah Purwodadi Tahun pembelajaran 2015/2016 diterima.

C. Pembahasan

Kesiapan PKL siswa merupakan keseluruhan kondisi yang

meliputi kondisi fisik, kematangan mental, dan pengalaman yang dimiliki

seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Siswa yang mempunyai


71

kesiapan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan akan mampu untuk

melakukan suatu pekerjaan dengan baik di tempat DU/DI. Siswa yang

mempunyai kesiapan yang baik dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan juga akan terlihat hasil belajarnya di tempat PKL dalam bentuk

nilai yang baik.

Salah faktor yang mempengaruhi kesiapan PKL adalah

kemampuan praktik siswa, khususnya praktik pada mata pelajaran chasis.

Hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan diduga variabel

kemampuan praktik chasis berpengaruh signifikan terhadap kesiapan PKL

siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran

2015/2016. Koefisien regresi bertanda positif artinya semakin baik atau

tinggi kemampuan praktik siswa maka semakin meningkatkan kesiapan

siswa dalam melaksanakan PKL nantinya, dan semakin rendah

kemampuan praktik siswa, maka semakin kurang kesiapan siswa untuk

melaksanakan PKL. Siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi lebih

memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensinya di tempat PKL

dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan rendah sehingga memiliki

kesempatan untuk mendapatkan nilai yang baik pada saat PKL. Oleh

karena itu kemampuan praktik yang dimiliki soerang siswa akan memiliki

pengaruh besar terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan PKL

(Praktik Kerja Lapangan).

Pengujian hipotesis kedua membuktikan ada pengaruh yang

signifikan penguasaan materi chasis terhadap kesiapan PKL (Praktik Kerja


72

Lapangan) pada siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Purwodadi

tahun pelajaran 2015/2016. Siswa yang menguasai materi chasis dapat

dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai siswa yaitu berupa nilai

UAS (Ujian Akhir Sekolah), menggambarkan kadar daya serap suatu hasil

belajar. Jika penguasaan materi chasis semakin baik maka siswa akan

merasa yakin dan siap melaksanakan program sekolah yaitu PKL. Dengan

demikian dalam penelitian ini menunjukan bahwa penguasaan materi

chasis secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan

siswa dalam melaksanakan PKL.

Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan variabel kemampuan

praktik dan penguasaan materi Chasis secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kesiapan PKL siswa kelas XI TKR SMK

Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan kontribusi

sebesar 48,5%. Pada penelitian kemampuan praktik memiliki sumbangan

efektif 28% lebih tinggi dibandingkan sumbangan efektif penguasaan

materi Chasis 20,5% terhadap kesiapan PKL.


BAB V
KESIMPULAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dan pembahasan yang telah dilakukan

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan praktik chasis terhadap

kesiapan PKL (Praktik Kerja Lapangan) pada siswa kelas XI Teknik

Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran

2015/2016. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan nilai thitung lebih

besar dari ttabel yaitu: 3,737>2,063.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan materi chasis terhadap

kesiapan PKL (Praktik Kerja Lapangan) pada siswa kelas XI Teknik

Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran

2015/2016. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan nilai thitung lebih

besar dari ttabel yaitu: 3,233>2,063.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan praktik dan penguasaan

materi secara bersama-sama terhadap kesiapan PKL (Praktik Kerja

Lapangan) pada siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK

Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2015/2016 yang ditunjukkan

dengan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu: 11,293 >3,40 pada taraf

signifikansi 5%. Kedua variabel bebas memberikan sumbangan efektif

sebesar 48,5% dimana kemampuan praktik memberikan sumbangan efektif

lebih besar daripada penguasaan materi yaitu : 28% >20,5%.

73
74

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis, maka penulis memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sekolah harus selalu meningkatkan kemampuan praktik dan penguasaan

materi chasis peserta didik agar siswa dalam melaksanakan PKL memiliki

kesiapan yang matang agar prestasi PKL siswa juga mendapatkan hasil

yang maksimal.

2. Bagi Siswa

Diharapkan lebih mempersiapkan dan mengikuti pembelajaran di sekolah

dengan lebih baik agar tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik di

DU/DI.

3. Bagi Penelitian Mendatang

Peneliti yang akan meneliti variabel kesiapan PKL, hendaknya

memperhatikan variabel lain yang dapat mempengaruhi kesiapan PKL

selain kemampuan praktik dan penguasaan materi chasis.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitaif. Bandung : PT Remaja


Rosda Karya Offset

Djojonegoro, Wardiman. 1998. Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta :


Jayakarta Agung Offset

Eka, Apriliana. 2013. Kontribusi Prestasi Praktik Kewirausahaan Terhadap


Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xii Busana Butik Smk Negeri 1
Wonosari. Jurnal Sekripsi Universitas Negeri Yogyakarta

Ervandi, Danu. 2014. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Dan


Kemampuan Akademis Siswa Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas
XII Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video Smk N 2 Bawang. Jurnal
Sekripsi Universitas Negeri Yogyakarta

Http://web.id/siap yang di akses pada 10 Desember 2015

Http://web.id/praktik yang di akses pada 10 Desember 2015

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes
.Jogjakarta : Mitra Cendika Offset

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa


Menjadi Pintar Dan Baik. Bandung : Nusa Media

Majid, Abdul. dkk. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Mardikanto, Totok. 1997. Pendidikan Luar Sekolah Link and Match. Jakarta :
Balai Pustaka

Masriam, Bukit. 2014. Strategi dan Inovasi Pendidikan Kejuruan. Bandung :


Alfabeta

Mujiman, Haris. 2007. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.


Yogyakarta. Pustaka Pelajar

75
76

Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang di Sempurnakan.Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Munandar, Utami. 1985. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah.


Jakarta : Gramedia

Mustofa, Edi. 2013. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Motivasi Berprestasi


Terhadap Prestasi Praktek Sepeda Motor Pada Siswa Kelas X Teknik
Kendaraan Ringan Smk Piri 1 Yogyakarta. Jurnal Sekripsi Universitas
Negeri Yogyakarta

Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Jakarta: PT Bumi Aksara

R.I Sarumpeat. 1990. Rahasia Mendidik Anak. Bandung : Indonesia Publishing


House

Robbins, Stephen. dkk. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat

Robbins, Stephen. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Samani, Muchlas. dkk. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Sanda Rekysika, Nola. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama


Melalui Kegiatan Kerja Kelompok Di Kelompok A Tk Negeri Trukan
Siwates Kaligintung Temon Kulon Progo. Jurnal Sekripsi Universitas
Negeri Yogyakarta

Sani, Abdullah. 2004. Mengurus Disiplin Pelajar. Sarawak : PTS Professional

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT


Rineka Cipta

Sudira, Putu. 2006. Pembelajaran di SMK. Departemen Pendidikan Nasional


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Subdit
Pembelajaran
Sugihartono. dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta : PT Bumi Aksara
77

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT


Remaja Rosda Karya Offset

Suryabrata, Sumadi 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada

Suryana. 2014. Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada

Yamin, Martinis. 2006. Profesionalisasi Guru dan Implementasi Kurikulum


Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press

Zuriah, Nurul. 2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta : PT Bumi Aksara
LAMPIRAN

78
LAMPIRAN 1
ANGKET UJI COBA INSTRUMEN

79
80
81
82
83
84
85
LAMPIRAN 2
HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

86
87

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 30 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,950 33
88

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Item_1 101,83 176,282 ,616 ,948
Item_2 102,27 175,099 ,553 ,948
Item_3 102,10 173,472 ,621 ,948
Item_4 101,73 175,582 ,637 ,948
Item_5 101,93 176,547 ,564 ,948
Item_6 102,60 180,179 ,186 ,952
Item_7 101,97 171,551 ,657 ,948
Item_8 102,50 171,431 ,721 ,947
Item_9 101,63 172,102 ,795 ,947
Item_10 101,97 172,861 ,584 ,948
Item_11 101,93 177,926 ,402 ,950
Item_12 102,13 169,982 ,585 ,948
Item_13 101,83 175,316 ,693 ,948
Item_14 101,70 175,183 ,585 ,948
Item_15 101,83 169,868 ,893 ,946
Item_16 101,73 171,444 ,700 ,947
Item_17 101,87 170,051 ,754 ,947
Item_18 102,67 166,575 ,669 ,948
Item_19 102,07 184,133 -,009 ,953
Item_20 101,67 173,195 ,814 ,947
Item_21 101,90 174,852 ,594 ,948
Item_22 101,90 170,024 ,768 ,947
Item_23 102,33 180,989 ,254 ,950
Item_24 102,20 168,855 ,607 ,948
Item_25 101,57 175,771 ,631 ,948
Item_26 102,00 171,379 ,682 ,947
Item_27 101,80 173,407 ,652 ,948
Item_28 101,97 170,102 ,688 ,947
Item_29 102,33 169,402 ,623 ,948
Item_30 102,00 174,000 ,640 ,948
Item_31 101,77 175,289 ,482 ,949
Item_32 101,77 173,978 ,557 ,948
Item_33 101,83 172,626 ,560 ,948
89

Instrumen Uji Coba Kesiapan PKL

Keterangan
No. Butir Instrumen Koefisien Korelasi
(rtabel=0,361)
1 0.637 Valid
2 0.583 Valid
3 0.650 Valid
4 0.659 Valid
5 0.589 Valid
6 0.238 Tidak Valid
7 0.686 Valid
8 0.744 Valid
9 0.810 Valid
10 0.619 Valid
11 0.437 Valid
12 0.627 Valid
13 0.712 Valid
14 0.612 Valid
15 0.902 Valid
16 0.725 Valid
17 0.776 Valid
18 0.708 Valid
19 0.036 Tidak Valid
20 0.827 Valid
21 0.621 Valid
22 0.788 Valid
23 0.285 Tidak Valid
24 0.649 Valid
25 0.652 Valid
26 0.709 Valid
27 0.678 Valid
28 0.717 Valid
29 0.662 Valid
30 0.666 Valid
31 0.519 Valid
32 0.591 Valid
33 0.597 Valid
LAMPIRAN 3
REKAPITULASI DATA PENELITIAN

90
91
92
93
94
95
96
97

TABULASI DATA NILAI PRAKTIK

No Nama X1 Klasifikasi
1 Aji Prasetyo 77 Sangat Tinggi
2 Bayu Aji Pratama 75 Tinggi
3 Catur Siwi Nugroho 72 Sangat Rendah
4 Dion Dwi Wahyuni 78 Sangat Tinggi
5 Fajar Adi Pangestu 75 Tinggi
6 Fajar Krisdiyanto 72 Sangat Rendah
7 Ferdi Rizki Mahardika 78 Sangat Tinggi
8 Fery Yulianto 80 Sangat Tinggi
9 Iksanudin 78 Sangat Tinggi
10 Ilham Kurniawan 75 Tinggi
11 Ivan Fitri Kusuma 70 Sangat Rendah
12 Muhammad Arif Fuadi 78 Sangat Tinggi
13 Nugroho Andi Saputro 77 Sangat Tinggi
14 Nurul Kholimah 76 Tinggi
15 Rio Wijayanto 76 Tinggi
16 Risa Suranti 78 Sangat Tinggi
17 Rizki Setiawan 75 Tinggi
18 Safitri.K 78 Sangat Tinggi
19 Solihin 75 Tinggi
20 Sugeng Hariyadi 75 Tinggi
21 Wahyu Haryono 78 Sangat Tinggi
98

22 Wawan Setiawan 78 Sangat Tinggi


23 Wibi Dwi Cahyo 76 Tinggi
24 Widi Atmoko 77 Sangat Tinggi
25 Yoric Rivani 74 Rendah
26 Yulianto 79 Sangat Tinggi
27 Agus Solihin 74 Rendah

TABULASI DATA NILAI TEORI

No Nama X1 Klasifikasi
1 Aji Prasetyo 78 Tinggi
2 Bayu Aji Pratama 72 Sangat Rendah
3 Catur Siwi Nugroho 80 Sangat Tinggi
4 Dion Dwi Wahyuni 80 Sangat Tinggi
5 Fajar Adi Pangestu 82 Sangat Tinggi
6 Fajar Krisdiyanto 80 Sangat Tinggi
7 Ferdi Rizki Mahardika 79 Tinggi
8 Fery Yulianto 80 Sangat Tinggi
9 Iksanudin 74 Sangat Rendah
10 Ilham Kurniawan 78 Tinggi
11 Ivan Fitri Kusuma 83 Sangat Tinggi
12 Muhammad Arif Fuadi 80 Sangat Tinggi
13 Nugroho Andi Saputro 74 Sangat Rendah
14 Nurul Kholimah 80 Sangat Tinggi
15 Rio Wijayanto 79 Tinggi
16 Risa Suranti 80 Sangat Tinggi
17 Rizki Setiawan 74 Sangat Rendah
18 Safitri.K 80 Sangat Tinggi
19 Solihin 78 Tinggi
20 Sugeng Hariyadi 75 Sangat Rendah
21 Wahyu Haryono 80 Sangat Tinggi
22 Wawan Setiawan 78 Tinggi
23 Wibi Dwi Cahyo 80 Sangat Tinggi
24 Widi Atmoko 79 Tinggi
25 Yoric Rivani 78 Tinggi
26 Yulianto 80 Sangat Tinggi
27 Agus Solihin 78 Tinggi
99

TABULASI DATA KESIAPAN PKL

No Nama X1 Klasifikasi
1 Aji Prasetyo 98 Sangat Tinggi
2 Bayu Aji Pratama 86 Tinggi
3 Catur Siwi Nugroho 87 Tinggi
4 Dion Dwi Wahyuni 103 Sangat Tinggi
5 Fajar Adi Pangestu 102 Sangat Tinggi
6 Fajar Krisdiyanto 89 Tinggi
7 Ferdi Rizki Mahardika 97 Sangat Tinggi
8 Fery Yulianto 113 Sangat Tinggi
9 Iksanudin 90 Sangat Tinggi
10 Ilham Kurniawan 94 Sangat Tinggi
11 Ivan Fitri Kusuma 92 Sangat Tinggi
12 Muhammad Arif Fuadi 104 Sangat Tinggi
13 Nugroho Andi Saputro 92 Sangat Tinggi
14 Nurul Kholimah 96 Sangat Tinggi
15 Rio Wijayanto 100 Sangat Tinggi
16 Risa Suranti 107 Sangat Tinggi
17 Rizki Setiawan 100 Sangat Tinggi
18 Safitri.K 103 Sangat Tinggi
19 Solihin 99 Sangat Tinggi
20 Sugeng Hariyadi 89 Tinggi
21 Wahyu Haryono 97 Sangat Tinggi
22 Wawan Setiawan 95 Sangat Tinggi
23 Wibi Dwi Cahyo 113 Sangat Tinggi
24 Widi Atmoko 94 Sangat Tinggi
25 Yoric Rivani 98 Sangat Tinggi
26 Yulianto 98 Sangat Tinggi
27 Agus Solihin 95 Sangat Tinggi
LAMPIRAN 4
UJI HIPOTESIS, UJI PRASYARAT
ANALISIS

100
101

Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 27 27 27
Mean 76,07 78,48 97,44
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 2,336 2,592 6,941
Most Extreme Absolute ,166 ,241 ,098
Differences Positive ,131 ,205 ,098
Negative -,166 -,241 -,062
Kolmogorov-Smirnov Z ,860 1,253 ,508
Asymp. Sig. (2-tailed) ,450 ,087 ,959
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Keterangan: Jika Asymp sig (p) >0,05 maka distribusi data normal

Uji Multikolinieritas

Keterangan:Jika Nilai VIF <10 menunjukkan tidak ada multikolinearitas

Uji Linearitas
X1-Y
102

X2-Y

Keterangan :Jika p pada deviation from linearity >0,05 maka hubungan linear

Analisis X1 dan X2 terhadap(b)Y


Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X2, X1(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y

(b)
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression (a)
607,313 2 303,656 11,293 ,000
Residual 645,354 24 26,890
Total 1252,667 26
a Predictors: (Constant), X2, X1
b Dependent Variable: Y
103

(a)
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) -126,647 47,211 -2,683 ,013
X1 1,633 ,437 ,549 3,737 ,001
X2 1,273 ,394 ,475 3,233 ,004
a Dependent Variable: Y

Matrik Korelasi Product Moment


Correlations
X1 X2 Y
X1 Pearson Correlation 1 -,082 ,510(**)
Sig. (2-tailed) ,683 ,007
N 27 27 27
X2 Pearson Correlation -,082 1 ,430(*)
Sig. (2-tailed) ,683 ,025
N 27 27 27
Y Pearson Correlation ,510(**) ,430(*) 1
Sig. (2-tailed) ,007 ,025
N 27 27 27
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Statistik Deskriptif
Statistics
X1 X2 Y
N Valid 27 27 27
Missing 0 0 0
Mean 76,07 78,48 97,44
Std. Error of Mean ,450 ,499 1,336
Median 76,00 79,00 97,00
Mode 78 80 98
Std. Deviation 2,336 2,592 6,941
Variance 5,456 6,721 48,179
Range 10 11 27
Minimum 70 72 86
Maximum 80 83 113
Sum 2054 2119 2631
104

Frequency Table

X1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 70 1 3,7 3,7 3,7
72 2 7,4 7,4 11,1
74 2 7,4 7,4 18,5
75 6 22,2 22,2 40,7
76 3 11,1 11,1 51,9
77 3 11,1 11,1 63,0
78 8 29,6 29,6 92,6
79 1 3,7 3,7 96,3
80 1 3,7 3,7 100,0
Total 27 100,0 100,0

X2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 72 1 3,7 3,7 3,7
74 3 11,1 11,1 14,8
75 1 3,7 3,7 18,5
78 6 22,2 22,2 40,7
79 3 11,1 11,1 51,9
80 11 40,7 40,7 92,6
82 1 3,7 3,7 96,3
83 1 3,7 3,7 100,0
Total 27 100,0 100,0

Y
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 86 1 3,7 3,7 3,7
87 1 3,7 3,7 7,4
89 2 7,4 7,4 14,8
90 1 3,7 3,7 18,5
92 2 7,4 7,4 25,9
94 2 7,4 7,4 33,3
95 2 7,4 7,4 40,7
96 1 3,7 3,7 44,4
97 2 7,4 7,4 51,9
98 3 11,1 11,1 63,0
99 1 3,7 3,7 66,7
105

100 2 7,4 7,4 74,1


102 1 3,7 3,7 77,8
103 2 7,4 7,4 85,2
104 1 3,7 3,7 88,9
107 1 3,7 3,7 92,6
113 2 7,4 7,4 100,0
Total 27 100,0 100,0
LAMPIRAN 5
ANALISIS DISTRIBUSI, SUMBANGAN
EFEKTIF DAN SUMBANGAN RELATIF

106
107

Distribusi kategori kecenderungan variabel

1. Kemampuan Praktik (X1)

Sangat tinggi = X > (x̅ + 1.SD)


= ≥ 75 + 1 x 1,7
= ≥ 76,7
Tinggi = (x̅ + 1.SD) > X ≥ x̅
= 76,7 >X ≥ 75
Rendah = x̅> X ≥ (x̅ - 1.SD)
= 75 ≥ X ≥ 73,3
Sangat rendah = X < (x̅ - 1.SD)
= X < 73,3
Keterangan:
X = Skor yang dicapai
x̅ = Rerata skor keseluruhan = (X max + X min)
= (80 + 70)
= 75
SD = Standar Deviasi skor keseluruhan = (X max – X min)
= (80 – 70)
= 1,7
2. Penguasaan Materi (X2)

Sangat tinggi = X > (x̅ + 1.SD)


= ≥ 77,5 + 1 x 1,8
= ≥ 79,3
Tinggi = (x̅ + 1.SD) > X ≥ x̅
= 79,3 >X ≥ 77,5
Rendah = x̅> X ≥ (x̅ - 1.SD)
= 77,5 ≥ X ≥ 75,7
Sangat rendah = X < (x̅ - 1.SD)
= X < 75,7
Keterangan:
X = Skor yang dicapai
x̅ = Rerata skor keseluruhan = (X max + X min)
= (83 + 72)
= 77,5
SD = Standar Deviasi skor keseluruhan = (X max – X min)
= (83 – 72)
= 1,8

3. Kesiapan PKL (Y)


108

Sangat tinggi = X > (x̅ + 1.SD)


= ≥ 75 + 1 x 15
= ≥ 90
Tinggi = (x̅ + 1.SD) > X ≥ x̅
= 90 >X ≥ 75
Rendah = x̅ > X ≥ (x̅ - 1.SD)
= 75 ≥ X ≥ 60
Sangat rendah = X < (x̅ - 1.SD)
= X < 60
Keterangan:
Jumlah butir = 30
Penskoran = 1- 4
Sekor terendah ideal = 30 x 1 = 30
Sekor tertinggi ideal = 30 x 4 = 120
x̅ = x (30 + 120) = 75
SD = x (120-30) = 15
X = Skor yang dicapai
x̅ = Rerata skor keseluruhan = (X max + X min)
= (120 + 30)
= 75
SD= Standar Deviasi skor keseluruhan = (X max – X min)
= (120 – 30)
= 15

Sumbangan Efektif & Sumbangan Relatif

1) Sumbangan Efektif (SE)

( ) = × × 100%
= 0,549 x 0,510 x 100%
= 28%
( ) = × × 100%
= 0,475 x 0,430 x 100%
= 20,5%
2) Sumbangan Relatif (SR)

( )%
( )% = x 100%
( )%
= x 100%

= x 100%
,

= 57,7%
109

( )%
( )% = x 100%
( )%
= x 100%
,
= x 100%
,

= 42,3%
LAMPIRAN 6
SURAT PENELITIAN

110
111
112
113
114
115
116
117
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI PENELITIAN

118
119

Anda mungkin juga menyukai