Anda di halaman 1dari 147

PENGARUH PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY

SMITH)TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH PADA


LANJUT USIA (LANSIA) DENGAN HIPERKOLESTEROL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELAGA
KABUPATEN GORONTALO

SKRIPSI

Izrak Habu
NIM. C01418083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2022
PENGARUH PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY
SMITH) TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH PADA
LANJUT USIA (LANSIA) DENGAN HIPERKOLESTEROL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELAGA
KABUPATEN GORONTALO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Wajib Dalam Menyelesaikan


Jenjang Pendidikan Sarjana

Izrak Habu
NIM. C01418083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2022
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“...Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)


membencimu, dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang
permulaan. Dan sungguh, kelak tuhanmu pasti memberikan karunia-nya
kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.”
(QS. Ad-Duha :3-5)
“Dan ketahuilah, Sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran.
Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan, pasti akan
datang kemudahan”.
(HR. Tirmidzi)
Kesulitan akan takut pada orang yang berjuang, Kesukaran akan tunduk pada
orang yang sabar, kekuatan mengiringi orang yang ikhlas doa dan usaha adalah
kunci keberhasilan.
(izrak habu)

Alhamdulillahi robbil’alamin
Ya Allah tuhanku, Puji suyukur kucapkan kepadamu sang pencipta alam Allah
Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan suatu pertolongan berupa
kemudahan dan petunjuk kepadaku sehingga aku pun tak menyadari telah
menempu ke titik studi akhirku. ya Allah, aku menyadari tanpamu aku tak
mungkin berada pada detik ini dan tak ada yang bisa lebih baik kuucapkan selain
mengucapkan syukur kepadamu. Oleh karena itu aku sangat bersyukur atas apa
yang telah engkau berikan kepadaku ya Allah.

bapak dan ibuku tercinta (Sudin Habu Dan Anuriyah Lamaji), Kupersembahkan
karya sederhana ini kepada bapak dan ibu. Besar terimkasih saya ucapkan,
karena berkat dukungan dan doa serta belas kasisayang yang selalu bapak dan
ibu panjatkan untuk saya menjadikan mutiara kasih yang berharga dalam diri
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ini menjadi
sebuah kado saya untuk bapak dan ibu yang selalu mengasihi saya tanpa batas.
Bapak dan ibu adalah segalanya bagi saya.

iv
Terima kasih kepada dosen pembimbing saya, Ns. Hamna Lasanuddin M.Kes
dan Ns. Fadly Syamsuddin, M.Kep, Sp.Kep.MB yang sudah banyak membantu
serta memberikan bimbingan dan saran dan masukan dalam menyelesaikan
skripsi ini, ucapan terimakasi segalah ilmu dan nasehatnya.

Tak lupa pula kepada kekasihku Silvia Apriani Hida serta sahabat terdekatku
yang tak dapat kusebutkan nama kalian satu persatu yang senantiasa
memberikan semangat serta doa yang terbaik untuku. Kuucapkan terimakasih
untuk kalian semua, semoga Allah senatiasa membalas kebaikan kalian semua.

ALMAMATERKU TERCINTA
TEMPATKU MENIMBAH ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan sepenu hati yang meliputi pengertian syukur dan


puji, penulis panjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena
dengan berkat rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusuanan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian jus apel hijau (Granny
Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia) dengan
hiperkolesterol di wilayah kerja puskesmas telaga”.
Pada penulisan skripsi ini diakui masih membutuhkan usaha perbaikan
dalam penyempurnaan skripsi ini. Dengan begitu penulis tak henti-hentinya
mengucapkan syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan kemudahan berfikir dan usia yang panjang hingga penulis
mengenyam pendidikan Strata (S1) Program Studi Keperawatan di Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
Selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) Bapak Prof. Dr.
Abdul Kadim Masaong, M.Pd
2. Wakil Rektor I Dalam Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah
Gorontalo Prof. Dr. Hj. Moon Hidayati Otoluwa M.Hum
3. Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr. Salahudin
Pakaya, Mh
4. Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr. Apris Ara
Tilome, S,Ag, M.Si
5. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr.
Salahudin Pakaya, Mh
6. Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Gorontalo Ns. Fadlly Syamsuddin M.Kep, Sp.Kep,MB
7. Ketua Jurusan Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Gorontalo Ns. Andi Akifa Sudirman, S.Kep M.Kep
8. Ketua Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Ns. Harismayanti, S.Kep. M.Kep

vi
9. Kepada ibu pembimbing 1 Ns. Hamnna Lasanuddin. M.Kes yang sudah
memberikan bimbingan masukan serta saran dalam penyusunan skripsi ini
10. Kepada pembimbing 2 bapak Ns. Fadly Syamsuddin, M.Kep, Sp.Kep.MB
yang juga senantiasa membantu membimbing dan memberikan masukan
serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini
11. Seluruh staf program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Gorontalo yang telah membantu banyak dalam penyelesaian studi
12. Kepada kepala puskesmas talaga Dr. Meliana Phanter yang telah
berkenan mengijinkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
13. Kepada kedua orang tua yang telah mensuport dan memberikan kasih
sayang serta dengan penuh pengorbanan sehingga penulis dapat
mengikuti program pendidikan ini hingga selesai.
Penulis mengakui walaupun telah menyelesaikan skripsi ini, namun masi
banyak terdapat kekurang yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan,
wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai
masukan serta saran guna penyempurnaan dalam penulisan skripsi ini.

Gorontalo, 27 September 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................................ i
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ..................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
2.1 Tinjauan Hiperkolestero .............................................................................. 6
2.2 Tinjauan Jus Buah Apel Hijau (Granny Smith) .......................................... 18
2.3 Tinjauan Lanjut Usia (Lansia) ................................................................... 25
2.4 Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 36
2.5 Kerangka Teori ......................................................................................... 38
2.6 Kerangka Konsep ..................................................................................... 39
2.7 Hipotesia .................................................................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 41
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 41
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................. 42
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 42
3.4 Populasi Dan Sampel ............................................................................... 45
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 46
3.6 Instrumen penelitian ................................................................................. 47
3.7 Teknik pengelolaan data ........................................................................... 47
3.8 Teknik Analisa Data .................................................................................. 48
3.9 Hipotesis Statistika ................................................................................... 49
3.10 Etika Penelitian ......................................................................................... 50
3.11 Tahapan Dalam Penelitian........................................................................ 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 52
4.1 Profil Lokasi Penelitian ............................................................................. 52
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 54
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 56
4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 62
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 63
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 63
5.2 Saran ........................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

viii
ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Kadar Kolesterol Darah ....................................................... 9
Tabel 2. Klasifikasi Fitokimia Buah Apel ............................................................ 22
Tabel 3. Penelitian Relavan ............................................................................... 36
Tabel 4. Definisi Operasional ............................................................................. 43
Tabel 5. Dstribusi Karakteristik responden ......................................................... 54
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Kolesterol Darah ................ 55
Tabel 7. Pengaruh Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Terhadap Kadar
Kolesterol Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Dengan Hiperkolesterol Di Wilayah
Kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo ................................................ 55

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Buah Apel Hijau (Granny Smith) ...................................................... 20
Gambar 2. Kerangka Teori ................................................................................ 38
Gambar 3. Kerangka Konsep ............................................................................ 39
Gambar 4. Skema Penelitian Pre-Eksperimental One Group Pretest-Postest.... 42
Gambar 5. Tahapan Penelitian .......................................................................... 51
Gambar 6. SOP Pembuatan Dan Pelaksanaan Terapi Jus Apel Hijau (Granny
Smith) ................................................................................................................ 75

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Riwayat Hidup ................................................................................ 68
Lampiran 2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal .................................. 69
Lampiran 3. Permohonan Calon Responden ..................................................... 70
Lampiran 4. lembar Persetujuan Responden ..................................................... 71
Lampiran 5. Surat izin kesbangpol ..................................................................... 72
Lampiran 6. Surat rekomendasi penelitian ......................................................... 73
Lampiran 7. Surat selesai penelitian .................................................................. 74
Lampiran 8. Lembar Observasi terapi jus apel hijau (Granny Smith).................. 77
Lampiran 9. Master tabel ................................................................................... 92
Lampiran 10. Hasil Uji Sattistika SPSS .............................................................. 93
Lampiran 11. Dokumentasi penelitian ................................................................ 96

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era global ini, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan pola
aktifitas dan pola makan masyarakat. Dimana pada saat ini masyarakat, lebih
menggemari menu makanan yang secara instan serta cepat saji dan berlemak
tanpa mempertimbangan kandungan dan efek bagi kesehatan dari makanan
tersebut. Perubahan inilah yang kemungkinan dapat memicu dan mendorong
timbulnya berbagai masalah kesehatan termasuk masalah tingginya kolesterol
atau yang di kenal dengan hiperkolesterolemia. Makin banyak lemak atau
makanan yang kaya kolesterol yang kita makan, akan makin banyak
menyumbang hati untuk memproduksi kolesterol (Tandra, 2020).
Kolesterol adalah merupakan suatu komponen lemak yang beredar ikut
pada aliran darah dan sel-sel tubuh. Sedangkan Hiperkoleterol merupakan suatu
kondisi dimana kadar kolesterol total berada pada 190 mg/dL atau lebih. kadar
kolesteror normal yaitu berada pada 140-200mg/dl di dalam darah. apabila kadar
kolesterol >200-400mg/dl di darah menunjukan penderitanya beresiko terkena
penyakit jantung dan pembulu darah salah satunya adalah strok (Yatim, 2018).
Tidak sehatnya asupan makanan, seperti mengonsumsi tinggi lemak, rendahnya
komsumsi buah dan sayu, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, penyakit hipertensi,
stres, merokok dan meminum alkohol merupakan bagian dari faktor penyebab
kolesterol tinggi (Lestari & Utari, 2017).
Menurut data WHO (2019) dalam Prehanawan et al., (2022) secara
globall prevalensi hiperkolesterol sampai saat ini masi dalam keadaan tinggi.
Dimana prevalensi hiperkolesterol tercatat berada pada angka 45.5%, di asia
tenggara angka hiperkolesterol mencapai 35% (WHO (2019) dalam Prehanawan
et al., (2022). Di Indonesia angka hiperkolesterol jika di tinjau berdasarkan jenis
kelamin yaitu, pada laki-laki dengan kolesterol tinggi berada pada angka 48%
sedangkan pada perempuan berada pada angka 54,3%. Jika ditinjau dari usia
orang dengan hiperkolesterol di indonesia, dari usia 15-34 tahun yaitu, berada
pada angka 39%, Pada usia 35-59 tahun naik menjadi 52,9% sedangkan pada
usia >60 tahun meningkat jadi 58.7%. jika di tinjau dari riset keseluruhan, di
indonesia dengan kolesterol tinggi dari tahun 2015, tercatat pada angkah 58,5%
sedangkan pada tahun 2016 turunn hanya 5,2%. Dimana angka kolesterol tinggi

1
tahun 2016 berada pada angka tetap 52,3%. Data ini menunjukan bahwa angka
kolesterol di indonesia masi berada pada angga yang tinggih (Kemenkes R.I.,
2017).
Berdasarkan data provinsi, gorontalo adalah termasuk provinsi yang
memiliki populasi manusia dengan kolesterol tinggi. Dari 34 provinsi yang ada di
indonesia saat ini provinsi gorontalo berada pada urutan sepulu besar dimana
gorontalo menduduki urutan ke sembilan. Di tinjau dari segi Presentase
hiperkolesterol di gorontalo dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016,
gorontalo berada pada angka 52,1%, jika dibandingkan dengan provinsi lainnya
seperti provinsi bali, gorontalo jauh lebih tinggi angka kolesterolnya dibandingkan
bali yang hanya berada pada angka 8.8% angka kolesterol (Kemenkes R.I.,
2017). Sementara berdasarkan data kolesterol di wilaya kerja puskesmas talaga,
angka kolesterol di tahun 2021 terdapat 41 pasien dengan kolesterol tinggi,
selama tahun 2021 angka ksolesterol tidak mengalami kenaikan ataupun
penurunan. Namun di tahun 2022 angka pasien kolesterol bertamba menjadi
51 jiwa (Puskesmas Talaga, 2022)
Dari penelitian yang dilakukan oleh Izzati et al., (2018) mengenai
“pengaruh jus apel hijau terhadap kadar kolesterol darah pada pasien hipertensi”.
Dengan jumlah sampel yang menderita hipertensi 10 orang responden. Diberikan
jus apel hijau pada responden sebanyak 200 ml pada setiap pagi selama 7 hari
secara rutin. rata-rata kadar kolesterol 270,50 mg/dl pada penderita Hipertensi
sebelum diberi jus apel hijau. Setelah diberikan jus apel hijau kadar kolesterol
menurun menjadi 237,40 mg/dl. Di nyatakan bahwa hasil Uji statistik
menunjukkan pengaruh jus apel hijau terhadap penurunan kadar kolesterol pada
penderita hipertensi dimana mengalami penurunan kadar kolesterol menjadi 33,1
mg/dl. Dengan hasil uji paired sampel t-test diperoleh rata - rata kadar kolesterol
signifikan karena nilai t yang diperoleh yaitu 4,401 > 0,6998 dengan p-value
0.001 (p<0.05) (Izzati et al., 2018).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Tabrani & Djamaludin, (2021) yang
meneliti tentang “pengaruh jus apel hijau terhadap kadar kolesterol darah pada
pasien dengan hiperkolesterolemia”. Pemberian jus apel hijau dberikan pada
satu responden sebanyak 200 ml dengan lama waktu 7 hari. Dilakukan pre-tes
sebelum dilakukan pemberian jus apel hijau dan dilakukan post-tes setelah
dilakukan pemberian jus apel hijau selama 7 hari. Hasil dari pengukuran kadar

2
kolesterol sebelum diberikan jus apel hijau (pret-tes) di dapatkan kadar kolesterol
275 mg/dl dan sesudah diberikan jus apel hijau (post-test) di dapatkan kadar
kolesterol 239 mg/dl. Dimana terdapat penurunan kadar kolesterol yang di
berikan jus apel hijau antara pret-tes dan post-tes berkisar sebanyak 36 mg/dl
(Tabrani & Djamaludin, 2021)
Dari dua penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa memberikan jus
apel hijau pada penderita hiperkolesterol sangat baik untuk di lakukan. Terutama
pada lansia yang memiliki riwayat kadar kolesterol yang tinggi. karena apel hijau
selain dikenal dengan buah yang segar dan memiliki rasa yang lezat. pada apel
hijau kandungan pektin dan pelifenol bioaktif dan serat yang mempunyai peranan
penting dalam mengatasi kolesterol. sehingga hal ini sangat penting untuk di
komsumsi oleh penderita dengan hiperkolesterol. Berdasarkan hasil dari
wawancara bersama ketua PKL Ns. Karnila Gobel S.Kep puskemas telaga
kabupaten gorontalo, klien dengan hiperkolesterol rata-rata dari usia 45 tahun
sampai dengan 75 tahun. Penderita hiperkolesterol khusnya diwilaya kerja
puskesmas telaga, Bahwa pada dasarnya diketahui juga belum perna
mendapatkan terapi berupa pemberian jus apel baik dari apel jenis apapun.
Di dalam ayat al’qur’an menjelaskan perintah sebagaimana mengenai
makanan yang baik di komsumsia oleh kita manusia. Yaitu, Q.S Al-Ma’idah Ayat
88 yang berbunyi:
ْ ‫ّللا الَّ ِذ‬
‫ي ِب ٖها ْنـت ُ ْم ُمؤْ مِ نُ ْون‬ ٰ ‫وو‬َّ ُ‫ّللاُ ح ٰل ًل ط ِيبً ۖا اتَّق‬
ٰ ‫و ُكلُ ْوا مِ َّما رزق ُك ُم‬
Artinya: Dan makanlah dari apa yang diberikan oleh Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-nya “(Q.S Al-Ma’idah: 88).
Ayat al-qur’an di atas menegaskan perintah kepada kita manusia bahwa
patutlah kita mengomsumsi makanan yang halal dan makanan yang sehat. Halal
yang dimaksud adalah sesuatu yang baik serta sesuatu yang dibolehkan. selain
makanan yang halal mkanan juga harus sehat baik dari segi pengolahannya
ataupun dari sumber makanannya. Dari perintah ini adalah yang dapat di cermati
agar kita manusia tidak terlena dengan keindahan dari makanan tersebut namun
hal yang perlu di perhatikan adalah bagaimana makanan itu di peroleh, serta
bagaimana pengolahannya dan jenis makanan apa yang kita komsumsi.

3
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai bagaimana pengaruh “jus apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar
kolesterol darah pada lanjut usia (lansia) dengan Hiperkolesterol”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakan di atas, identifikasi masalah dapat di
uraikan sebagai berikut:
1. Hiperkolesterol berpotensi dapat memicu masalah serangan jantung dan
kejadian stroke.
2. Angka hiperkolesterol saat ini berada pada angka keadaan yang tidak
stabil baik secara global, nasional ataupun secara lokal.
3. Penggunaan jus buah apel hijau (Granny Smith) belum banyak digunakan
oleh peneliti sebelumnya sebagai intervensinya pada pasien hiperkolesterol
4. Kllien dengan hiperkolesterol diwilayah kerja puskesmas talaga sejauh ini
belum ada yang melakukan pemberian terapi khusunya penggunaan jus
apel hijau (Granny Smith) sebagai alternatif menangani kadar
hiperkolesterol.
5. Masi kurangnya pemahaman pasien hiperkolesterol yang ada di wilayah
kerja puskesmas telaga kabupaten gorontalo mengenai manfaat dari jus
apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah.
6. Buah apel hijau (Granny Smith) yang tidak murah harganya kemungkinan
sebagai salah satu pemicu kurangnya daya komsumsi pasien
hiperolesterol diwilayah kerja puskesmas telaga kabupaten gorontalo.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat di rumusan masalah “Adakah
pengaruh jus buah apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah
pada lanjut usia (Lansia) dengan Hiperkolesterol di wilayah kerja Puskesmas
Telaga Kabupaten Gorontalo”.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian jus apel hijau (Granny
Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia) dengan
Hiperkolesterol di wilayah kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

4
1.5.1 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar kolestrol darah sebelum pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) pada lanjut usia (lansia) dengan Hiperkolesterol.
2. Untuk mengetahui kadar kolesterol setelah pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) pada lanjut usia (Lansia) dengan Hiperkolesterol.
3. Untuk menganalisis pengaruh pemberian jus apel hijau (Granny Smith)
terhadap kadar kolesterol pada lanjut usia (Lansia) dengan Hiperkolesterol.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Implementasi ilmu yang telah di dapatkan dalam pendidikan dalam kondisi
yang nyata di wilayah kerja puskesmas telaga. Dapat menambah wawasan
pemikiran, pengalaman dan meningkatkan pengetahuai mengenai pengaruh
pemberian jus apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada
lanjut usia (Lansia) yang menderita hiperkolesterol di wilayah kerja Puskesmas
Telaga Kabupaten Gorontalo beserta dapat dijadikan sebagai acuan refrensi.
1.6.1 Manfaat Praktis
1. Untuk Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang di perlukan terkait pemberian
terapy terhadap penderita hiperkolesterol
2. Untuk instansi Pendidikan
Pada Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi kepada mahasiswa
dan mahasiswi terkait pengaruh pemberian jus apel hijau (Granny Smith)
terhadap lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol diwilayah kerja
puskesmas telaga.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian
di tempat yang sama namun variabel yang berbeda..

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Hiperkolesterol


2.1.1 Definisi
Pada umumnya Tubuh kita membuat kolesterol dan pabriknya adalah hati
yang di kenal dengan kolsterol endogen. Sebagian 70% Kolesterol berasal dari
hati. Sumber Kolesterol lain adalah sebagaian makanan hewani seperti daging,
telur, unggas dan susu. Sedangkan makanan lainnya dari tumbu-tumbuhan dan
buah-buahan namun sedikit mengandung kolesterol. kolesterol yang bersumber
dari makanan inilah yang disebut dengan kolesterol eksogen. Maka hal itu akan
lebih baik memilih makanan yang rendah lemak atau Kolesterol. Jadi
kebanyakan kolesterol yang beredar dalam peredaran darah berasal dari
makanan lalu kemudian diproduksinya di hati. kemudian oleh hati di olah menjadi
kolesterol dalam jumlah yang berlebihan. Makin banyak lemak atau makanan
yang kaya kolesterol yang kita makan akan makin banyak menyumbang hati
untuk memproduksi Kolesterol (Tandra, 2020).
Kolesterol adalah bagian dari komponen lemak atau lipit. Seperti kita
ketahui lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat di perlukan oleh tubuh
selain zat gizi lain, seperti karbohidrat protein. Kolesterol bisa di temui di mana-
mana, di seluruh sel dan jaringan tubuh kita. Kolesterol beredar melewati semua
pembulu darah. Jika kadarnya dalam darah berlebihan, kolesterol bisa menempel
pada dinding pembuluh darah, menimbun dan menibulkan kerak atau plak
(plaque). Keadaan seperti ini pada akhirnya akan menyebabkan penyumbatan
pada pembulu darah sehingga kemudian Pengangkutan makanan dan oksigen
oleh darah menjadi terhalang dan fungsi organ tubuh yang dilayani berantakan.
Apabila penyumbatan pembuluh darah terjadi di jantung dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner, sedangkan penyumbtan terjadi pada pembulu darah di
otak berakibat stroke (Tandra, 2020).
Hiperkolesterol merupakan suatu kondisi dimana kadar kolesterol total 190
mg/dL atau lebih. kadar kolesteror normal 140-200mg/dl di dalam darah baik laki-
laki maupun perempuan. apabila kadar kolesterol >200-400mg/dl di darah
menunjukan beresiko terkena penyakit jantung dan pembulu darah (Yatim,
2018). Hiperkolesterol menunjukan kondisi tingkat kolesterol dalam darah yang
melampaui kadar yang normal (Atma, 2021). Dari sumber lain juga di sebutkan

6
kolesterol merupakan senyawa lemak atau lipid dalam darah dimana kadar
kolesterol yang tinggi dapat menimbulkan deposit atau simpanan pada pembulu
darah. selanjutnya deposit lemak tersebut akan mengakibatkan aliran darah yang
mengalir dalam pembulu darah arteri menjadi kesulitan atau dapat terhambat.
Jika individu menderita kolesterol tinggi maka lemak akan tertimbun di dalam
pembulu darah. kemungkinan hal ini dapat menyebapkan obstruksi pada
pembulu darah sehingga aliran darah menjadi tidak lancar beserta volume darah
menuju ke jantung berkurang. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko
serangan jantung dan jika pasokan darah yang menuju ke otak maka
kemungkinan dapat terjadi storke (Trihayanto, 2020).
Beberapa definisi diatas dapat di katakan kolesterol adalah merupakan
suatu zat yang penting bagi tubuh namun pada konsentrasi yang normal.
Kolesterol tinggi dapat berdampak buruk pada penderitanya dimana
penderitanya yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi kemungkinan besar akan
mengalami berbagai suatu penyakit berupa serangan jantung serta dapat
menyebabkan penderitnya akan mengalami stroke.
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Tandra (2020) Kolesterol dapat di klasifikasin dalam beberapa
jenis sebagai berikut:
1. Kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL adalah Low Density Lipoprotein, proteinya disebut apolipoprotein B-
100 (B-100). Lemak apo-B tersebut merupakan suatu lemak yang jahat
dimana kadar proteinnya seikit dibandingkan dengan kandungan lemak
yang berada di dalamnya banyak (3000-6000 molekul lemak). Lemak
tersebut bisa menimbulkan pengapuran atau penebalan pada bagian
dinding pembulu darah.
LDL yang mengalir pada peredaran darah dapat mengalami reaksi
oksidasi. Yang kemudian bersenyawa beserta berikatan bersama dengan
zat-zat lain yang berada dalam darah dan menempel pada sel-sel endotel
dinding dalam pembulu darah. Dan pada akhirnya terjadila pembentukan
plak atau kerak yang akan memperkecil ruang pembulu darah. Seperti
pada umunya telah diketaui, plak yang sudah menebal pada pembulu
darah kemungkinan dapat peca (Rupture) yang akan menjadi serpihan-

7
serpihan yang kemudian akan terkumpul ke pembulu darah yang
kalibernya kecil dan mengalami penyempitan.
Serpihan tersebutlah yang menyebabkan kebuntuan dan menimbulkan
masalah besar. Harus diwaspadai ketika kemudian serpihan ini
menghantam endotel, lokasi “tabrakan” ini tak menetap dan tidak
meninmbulkan rasa nyeri. Kondisi demikian terus berlangsung muncul dan
meningkat hingga terjadilah masalah, serangan jantung, atau penyumbatan
pada area pembuluh darah yang telah mencapai 605% atau lebih. Dalam
hal untuk memngetahui keseluruhan kadar lemak jahat dalam tubuh, maka
dilakukan pemeriksaan LDL dan pemeriksaan Apo-B di Laboratorium
dimana informasinya akan lebih akurat yang di peroleh.
2. Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein)
Partikel HDL atau High Density Liporotein mengandung protein
Apolipoprotein A-1 (Apo A-1) yang dapat di jumpai pada pemeriksaan
Laboratorium adalah HDL. Kolestrol tersebut berbentuk padat dan berat
karena kadar proteinnya banyak dibandingkan kadar lemaknya sedikit.
HDL sendiri merupakan jenis kolesterol yang baik karena HDL ibaratnya
sebagai penyapu ranjau yang menelusuri peredaran darah dan mengontrol
kelebihan kolesterol LDL untuk dibawahnya kembali ke organ hati sehingga
mencegah penyempitan pada pembulu darah.
Semakin meningkatnya kadar HDL dalam peredaran darah, makin kecil
kemungkinan seseorang terkena atau terindikasi serangan jantung dimana
berkurang 2-3%. Tentunya hal ini didominasi oleh perilaku dan kondisi
tubuh kita semakin gemuk tubuh kita, kemungkinan juga akan semakin
rendah HDL yang ada dalam tubuh kita dan begitu pula semakin kita
berolarga yang teratur dan komsumsi makanan seperti ikan laut maka
HDL biasanya kian menjadi meningkat.
3. Trigliserida
Tirgliserida adalah sejenis lemak yang terbuat dari gula, kabohidrat,
alkohol, atau kalorinya berlebihan yang tidak tergunakan oleh tubuh selain
dari lemak LDL dan HDL. Jika kita mengomsumsi makanan yang
berlebihan porsinya atau kalori yang diperlukan kelewatan batas kadar
trigliserida dalam darah kemungkinan akan meningkat. Untuk pembuatan
Trigliserida, diperlukan enzim dan sumber makanan yang memiliki

8
kandungan karbon (c), hidrogen (h), dan oksigen (o). Gula terdiri dari 3
komponen C, H, dan O. Kelebihan karbohidrat diubah oleh enzim-enzim
menjadi Trigliserida.
Jika Trigliserida meningkat kemungkinan tubuh akan mengalami
kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi, bahkan kerusakan pembulu
darah dan ginjal. Saat kita makan, Trigliserida datang membanjiri dan
kemudian mengalir ke hati. hati pun mendapat “Modal” untuk membuat
kolesterol sehingga kolesterol LDL ikut melonjak. Hal ini di dukung oleh
makanan yang berlemak, minuman beralkohol, stres, hormon, beserta
malas berolaraga.
Kadar kolesterol menurut (Triharyanto, 2020) kadar koleterol LDL (Low
Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), TC (total colesterol), dan
Tirgliserida diuraikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1: Klasifikasi Kadar Kolesterol Darah
LDL (Low Density Lipoprotein)
Kurang Dari 100 Optimal
100-129 Mendekati Optimal
130-159 Batas Normal Tertinggi
160-189 Tiggi
Lebih Dari 190 Sangat Tinggi
HDL (High Density Lipoprotein)
Kurang Dari 40 Rendah
Lebih Dari 60 Tinggi
TC (Total Colesterol)
Kurang Dari 200 Yang Diperlukan
200-239 Batas Normal Tertinggi
Lebih Dari 240 Tinggi
Trigliserida
Kurang Dari 150 Normal
150-199 Batas Normal Tetinggi
200-499 Tinggi
Sama Atau Lebih Dari 500 Sangat Tinggi

2.1.3 Etiologi
Beberapa faktor pencetus terjadinya masalah hiperkolesterol yang di kutip
dari beberapa sumber yakni sebagai berikut:
1. Faktor genetik
Meningkatnya kadar kolesterol pada peredaran darah pada berbagai
individu atau kelompok sebagian disebabkan oleh faktor keturunan
(Genetik). Dimana hal tersebut dikenal dengan Familial Displidemia yang
mana tingkat kolesterol yang sangat tinggi sering di temukan pada

9
seseorang yang kondisinya mewarisi hiperkolesterolemia familial
(Sumbono 2021).
2. Obesitas ( Kegemukan)
Berat badan yang berlebihan (Over Weight) dan badan yang kegemukan
(Obesitas) menjadi faktor pemicu menikatnya kadar jumlah kolesterol
dalam darah. meskipun bukan suatu jaminan dari orang kurus
(Underweyght) juga memiliki potensi kolesterol yang tinggi. Kadar deposit
terutama Visceral Fat yang terdapat pada area abdomen dan sekitarnya
merupakan lemak deposit yang berpotensi menimbulkan suatu penyakit
(Sunardi, 2019).
3. Pola makanan
Kolesterol meningkat salah sataunya dapat disebabkan oleh asupan
makanan dan minuman yang menjadi kebutuhan dasar kita namun jika
mengomsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan kolesterol
dalam darah. Ini dikaitakn dengan di era sekarang ini terjadi perubahan
pola komsusmsi makanan, dimana pada saat ini masyarakat yang suka
dan senang makan makanan yang instan dengan berbagai rasa yag
berbeda, WHO menyatakan bahwa makanan era sekarang lebih banyak
mengandung, lemak, dan gula dimana dengan kandungan nutrisnya yang
kurang (Aulia, 2021).
4. Kebiasaan merokok
Zat Nikotin, Tar, dan Hidrokarbon merupakan bagian dari sekian zat
berkonstribusi mampu menurunkan kolestrol yang baik (HDL) dan
berpotensi menaikan kadar kolestrol jahat dalam darah (LDL). Nikotin juga
dapat memperkeru penyempitan beserta penyumbatan pada bagian
pembuluh darah. kadar kolestrol jahat (LDL) menjadi potensi bahaya
ketika siklus oksidasi. Ditemukan para perokok mempunyai partikel LDL
teroksidasi lebih besar dari pasien yang bukan perokok. Komponen partikel
LDL teroksidasi pada siklus mulanya terjadinya plak yang menjadi bahan
dasar penyubatan pada pembulu darah (Sunardi, 2019).
2.1.4 Patofisiologis
Lemak (Lipit) adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air yang
berbentuk padat seperti lilin. Kenaikan fraksi lipid yang paling umum di tandai
dengan naiknya kadar kolesterol total, kolestrol LDL, Trigliserida dan penurunan

10
pada kolesterol baik yang di kenal dengan HDL (Sunardi, 2019). Ada tiga jenis
lipit pada umumnya yakni, Trigliserida, Kolesterol dan Fospolipid, semuanya tidak
larut dalam air jadi membutuhkan pengangkutan dalam darah. Sebagaimana
lemak tidak larut dalam air, pengangkutan lemak dalam tubuh melalui pembulu
darah tidak hanya dilakukan begitu saja. Lemak diangkut oleh protein dengan
cara berikatan. Dimana perikatan ini di sebut lipoprotein yaitu kombinasi antara
Lipit (Lemak) dan Protein (Tandra, 2020).
Lipoprotein bersifat larut dalam air yang pada struktur terluarnya terdapat
Apolipoprotein yang berfungsi untuk mempertahankan strukturnya dan
mengerahkan metabolisme lipid. Senyawa Lipoprotein berkerja mengangkut lipid
dari daerah sintesisnya menuju tempat penggunaannya. Senyawa lipit tergabung
pada apoliprotein yang disebut liporotein yang terbagi beberapa jenis, yaitu
Kilomikron, Lipoprotein berdisensitas sangat rendah VLDL (Very Low Density
Lipoprotein) yang di keluarkan oleh hati, Lipoprotein densitas rendah LDL (Low
Density Lipoprotein) liporotein yang di kenal dengan kolesterol jahat karena
fungsinya banyak mengangkut kolesterol, Lipoprotein densitas tinggi HDL (High
Density Lipoprotein) sala satu yang disebut dengan kolesterol baik proktektif
dimana HDL terlibat dalm metabolisme VLDL, IDL, dan LDL, dan Lipoprotein
Densitas Sedang IDL (Intermediate Density Lipoprotein) bentuk peralihan dari
VlDL menjadi LDL, IDL terbentuk singkat mengandung kolesterol dan Trgliserid
(Sunardi, 2019).
Kilomikron merupakan senyawa lemak yang berasal dari makanan.
Makanan yang masuk ke mulut akan terus bergerak menuju lambung dan usus
kemudian di reabsobsi kedalam peredaran darah dalam bentuk trigliserida.
Trigliserida selanjutnya diangkut menuju hati dan dibuat menjadi semacam
kolesterol yang berikatan dengan protein sehingga munculah bergam lipoprotein.
Ada liporotein yang ringan karena banyak kadar lemaknya dan adapun yang
berat karena lebih banyak kandungan proteinya (Tandra, 2020). Kilomikron
sendiri mengangkut trigliserida masuk ke dalam aliran darah menuju ke hati.
setelah ditimbun dan di olah, hati akan menjadikan lemak dan protein,
disesuaikan dengan kebutuhan sel tubuh. Produksinya dapat berlebihan jika zat
senyawa yang masuk lebih (Tandra, 2020).
Kondisi hiperkolesterol, volume reseptor LDL terdapat pada permukaan sel
hati penting dalam berperan mengatur asupan kadar kolesterol dalam darah.

11
sering terjadi kerusakan Kerusakan pada metabolisme lipid yang mengakibatkan
penurunan aktivitas reseptor LDL dan akumulasi LDL pada plasma yang
menimbulkan terjadinya aterogenesis. Dalam pembulu darah selain itu terdapat
sel-sel yang berpotensi merusak lipoprotein plasma sehingga mengakibatkan
LDL teroksidasi. Pada situasi hiperkolesterolemia yang melibatkan obesitas dan
perilaku diet yang tidak akurat diketahui dapat berpotensi terjadi kerusakan sel
hati. sel- sel hati yang mengalami kerusakan tersebut umumnya akan
menghasilkan respon imun, serta dapat langsung mempengaruhi biokimia sel
(Izzati & Salsabila, 2018).
2.1.5 Manfaat Dan Bahaya
Menurut Tandra (2020) Kolesterol adalah bagian dari lemak, Lemak adalah
sumber kalori yang penting. Satu gram lemak akan menghasilkan sembilan
kalori. Lemak sesungguhnya sangat bermanfaat dan diperlukan sekali oleh tubuh
supya tubuh dapat berfungsi dengan optimal. Lemak di perlukan diantaran untuk
pembentukan dinding sel tubuh. Vitamin A, D, E dan K dimana membutuhkan
lemak agar bisa beredar ke dalam tubuh karena vitamin ini larut dalam lemak.
Lemak pembentukan Eikosanoid senyawa yang penting dalalm hal pengaturan
tekanan darah, denyut jantung, dinding pembulu darah, serta pembekuan darah.
adapun peran dan bahaya lainnya dari kolesterol Dapat di uraikan sebagai
berikut:
1. Manfaat
a) Membantu Proses Pertumbuhan Janin
Dalam tubuh kita dimulai dari masa janin. Sel-sel embrio berkembang
membentuk jaringan lengan, tungkai, tulang belakang, dan organ
lainnya. Wajarlah apabila pada ibu hamil biasanya tinggi kadar
kolesterol darah.
b) Sebagai Bagian Dari Membran Sel
Dari sekitar sembilan pulu persen mebran sel terdiri dari atas
kolesterol. Bukan saja melindungi, kolesterol membuat dinding sel kuat
dan kokoh. Jika kolesterol terlalu rendah kemungkinan sel-sel tubuh
mudah mengalami kerusakan. Dinding semua sel tubuh membutuhkan
kolesterol

12
c) Esensi Bagi Otak
Sebgagian besar otak manusia terdiri atas air dan lemak. Berat otak
manusia sekitar 3 pon atau 1,4 kg. 70% terdiri atas air dan sebanyak
10-12% adalah kolesterol. Sisanya adalah Protein (80%), Karbohidrat
(1%), serta bahan-bahan organik dan anorganik lainnya (1-3%).
d) Penghantar Influs Saraf
90% Sel otak adalah sel gilial. Untuk menghubungkan satu sel dengan
sel yang lainnya diperlukan peran kolesterol. Kolesterol membentuk
sinaps atau titik temu antara neuron satu atau sel saraf dengan sel
saraf lainnya sehingga hantaran listrik dan kimia secepat kilat mengalir
di antara sel-sel.
e) Membantu Pembentukan Hormon
Susunan kimia dari kolesterol terdiri atas sterol. Sterol bisa di jadikan
senyawa-senyawa sterol lainnya, yaitu hormon Kortisol, di kelenjar
adrenal, atau anak ginjal, hormon Testosteron di testis, dan hormon
Estrogen beserta hormon Progesteron pada wanita.
f) Penting untuk kesehatan tulang
Vitamin D merupakan bagian dari prohormon yang mengatur kalsium
tulang dan berguna untuk daya tahan tubuh. Untuk mendapatkan
vitamin D diperlukan bantuan matahari. Matahari menyinari kulit,
mengubah Dehirokolesterol menjadi Kolekalsiferol, yang oleh hati
diubah menjadi Kalsidiol. Oleh ginjal, Kalsidiol ini diubah menjadi
Kalsitriol, yakni hormon dapat memadatkan struktur tulang. Baik
Kolekalsiferol, Kalsidiol, maupun Kalsitriol adalah bentuk-bentuk
vitamin D. Semua vitamin D merupakan bagian dari senyawa atau
turanan dari kolesterol. vitamin D membantu mengatur keseimbangan
adrenal dan non adrenal serta pembentukan dompamin di otak.
Kekurangan vitamin D membuat serotinin di otak berkurang. Vitamin D
selain dari proses sinaran matahari vitamin tersebut dapat di peroleh
dari jenis makanan yakni, ikan laut ataupun produk susu.
g) Membantu Pencernaan
Setelah mengomsumsi menu yang berlemak, usus mengeluarkan
hormon kolekistokinin yang akan merangsang kandung empedu
supaya cairan empedu dikeluarkan. Cairan empedu ini dibuat dari

13
kolesterol dan tanpa kolesterol takan ada cairan empedu. Tanpa cairan
empedu lemak dari makanan kemungkinan tidak bisa di cerna, diolah,
atau di serap secara optimal. Pencernaan kemungkinan akan
terganggu tanpa enim yang terbuat dari kolesterol.
2. Dampak Bahaya
a) Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi karena adanya sumbatan pada bagian
pembuluh darah koroner yang memberi nutrisi pada otot jantung.
Kondisi ini yang menyebabkan bagian otot jantung mendadak tak
memperolah suplai oksigen ataupun nutrisi lainnya. Timbulnya
serangan jantung atau infrak miokard akut.
b) Stroke
Kemungkinan terjadi strok diakibatkan oleh penyubatan pembuluh
darah lama di otak sehingga jaringan otak tidak memperoleh nutrisi
ataupun oksigen. Tergantung luas dan lamanya kerusakan di bagian
otak, kemungkinan terjadilah beragam strok mulai dari kelumpuhan
kecil, sedang dan berat hingga kematian.
c) Batu Empedu
Kolestrol merupakan zat yang diperlukan untuk pencernaan lemak
melalui cairan empedu. Namun, ketika kadar lemaknya terlampaui
banyak, kolesterol di cairan empedu menjadi begitu kental kemudian
akhirnya tertumpuk menjadi lumpur (Sludge). Lumpur ini kemungkinan
akan mengeras menjadi sekelompok pasier yang kemudian akan satu
sama lain menjadi kerikil-kerikil. Pada akhirnya sekelompok kerikil ini
bergabung menjadi satu batu berukuran besar. Inilah proses terjadinya
batu empedu.
d) Gangguan Pembulu Darah
Gangngguan pembulu darah perifer atau Peripheral Artery Disease
(PAD) adalah proses terjadinya Ateroklerosis di bagian pembuluh
darah di luar jantung dan otak. Terdapat lemak dan trombosit beserta
jaringan ikat yang tertimbun di dinding pembulu darah sehingga
membuat pembulu darah menyempit dan bahkan tersumbat.

14
2.1.7 Manifestasi Klinis
Menurut Haryanto (2020) Tanda dan gejalah pada penderita hiperkolesterol
dapat di perkirakan sebagai berikut:
1. Nyeri Pada Dada
Kadar kolestrol jahat atau yang di kenal dengan LDL yang tinggi dapat
menjadi sala satu pemicu pembentukan plak pada pembulu darah
(Arterosklerosis), yang dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah
menuju jantung dimana hal ini bisa memicu munculnya nyeri pada bagian
dada.
2. Nyeri pada kepala
Kondisi ini terjadi dikarenakan terdapat pembulu darah yang tersumbat.
Jika hanya di biarkan kemungkinan akan mengakibatkan pembentukan
plak pada pembulu darah dan aliran darah ke otak menjdi berkurang.
Adapun akibat dari hal ini dimana dapat memicu terjadinya troke. Selain itu,
pada bagian solder akan terasa kaku atau pegal karena pada aliran darah
ke otot bagian serviks ataupun solder tidak lancar.
3. Keram atau kesemutan
Koleterol tinggi berkaitan dengan munculnya gangguan pada salah satu
saraf pada bagian tubuh dan kurangnya terhambatnya peredaran darah
yang dapat menyebabkan rasa keram ataupun kesemutan.
4. Xanthelasma
Xantelasma adalah kumpulan kolesterol di bawa kulit dengan batas tegas
berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga dikenal dengan
Xanthelasma Palpebra. Kata “Xanthos” berawal dari bahasa yunani yang
artinya “kuning” dan “elasma” yang berarti “seperti lempengan metal”.
Meskipun ini tidak berbahaya tidak menimbulkan nyeri, dan dapat di
hilangkan, adanya xanthelasma dapat mengganggu penampilan. Bila di
dapatkan dalam jumlah banyak maka di katakan “Xanthelasma”. Kelainan
ini sering di temukan pada ras asia yang tinggal di daerah mediterania.
Xanthelasma atau Plaque kekuningan sering di temukan pada area
kelopak mata, khusnya pada bagian kelopak mata atas ataupun pada
bagian bawah. Xanthelasma dapat kemungkinan menyebar atau menetap.

15
5. Mudah mengantuk
Kolesterol yang tinggi membuat aliran darah yang membawa oksigen
menuju otak terhambat, menyempitkan pembuluh darah bahkan
menyumbat pembuluh darah. Dengan kadar oksigen yang kurang ke otak
munculah rasa lemas dan mengantuk beserta tersa letih.
2.1.7 Penatalaksanaan
Cara untuk mengatasi kelebihan kolesterol dalam darah pada saat ini yang
dilakukan dengan cara farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu cara
nonfarmakologi menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan mengonsumsi
jus apel hijau. Apel hijau sebagai solusi selain obat yang dapat dimanfaatkan
untuk menurunkan kadar kolesterol berlebih pada tubuh dikarenakan kandungan
pektin yang dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu
yang merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol, makin banyak asam empedu
yang berikatan dengan pektin akan terbuang keseluruh tubuh maka makin
banyak kolesterol yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol
menurun jumlahnya. Apel juga memiliki flavonoid yang merupakan antioksidan
potensial pencegah pembentukan radikal bebas. Senyawa ini mampu mencegah
perlengketan sel darah dan kerusakan HDL. Asupan makanan sumber flavonoid
mengencerkan kembali darah pekat akibat penyumbatan pembuluh darah oleh
kolesterol dan menjaga kadar normal HDL (Darsini, 2017).
Menurut Tandra (2020) dapat tergolong pada penatalaksanaan farmakologi
ataupun nonfarmakologi yang teruraikan sebgai berikut:
1. Secara Farmakologi
Dimana obat yang biasa digunakan sebagai penurun lemak yakni
suplemen, Statin. Yang paling bayak di ketahui adalah golongan Statin.
Statin adalah HMG-CoA Reductase Inhibitor-artinya penghambat enzim
HMG-CoA Reductase yang membentuk kolesterol di dalam hati. ada
macam-macam statin yakni, Simvastatin, Prafastatin, Rosuvastatin,
Lovastatin, Flufastatin, Atorvastatin, Resuvastatin, Dan Pitavastatin.
Golongan obat ini telah terbukti menurunkan kadar kolesterol LDL jahat
dalam darah, bahkan menaikan HDL. Efek dari golongan obat statin yang
timbul berupa sakit kepala, mual, sebah, gangguan pencernaan, ruam kulit,
dan nyeri otot dan sendi. Keluhan-keluhan ini dapat timbul awal
penggunaan statin.

16
2. Secara Nonfarmakologi
Pada penanganan nonfarmakologi bisa dilakukan dengan gaya hidup yang
sehat dan menghindari stres. Menjalani gaya hidup yang sehat adalah
salah satu pilihan mengendalikan tingginya lemak dalam darah dimana
gaya hidup yang dimaksud adalah dengan mengatur makan, diet, tidak
merokok, dan tidak stres, beserta berolaraga dengan baik hal ini dapat
membantu dalam mengendalikan lemak atau kolesterol. adapun dengan
cara lain yakni dengan megomsumsi buah apel telah banyak penelitian
terdahulu yang menyarakan untuk megomsumsi buah apel dalam
mengatasi kadar kolesterol darah.
2.1.2 Komplikasi
Menurut Sunardi (2019) Kolesterol yang tinggi sebagai pemicu terjadinya
ateroklerosis. Ateroklerosis merupakan kondisi tertumpuknya lemak pada
pembulu darah arteri. Hal ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi yakni
sebagai berikut:
1. Penyakit Arteri Koroner Jantung
Pada saat aterosklerosis menyebabkan pembulu darah menjdi menyempit
jantung, dimana kemungkinan terjadi arteri koroner yang dapat
menyebabkan nyeri dada (agina), serangan jantung dan gangguan klinis
serta organ jantung lainnya.
2. Penyakit Arteri Karotis
Ketika aterosklerosis menjadikan pembulu darah menyempit pada area
otak, kemungkinan penderitanya penyakit arteri karotis timbulah masalah
transient ischaemic attack (TIA) atau stroke.
3. Penyakit Ginjal Kronis
Ternyata kejadian aterosklerosis tidak hanya menumpuk pada sebagian
pembulu darah namun pada pembulu darah pada ginjal juga kemungkinan
dapat terjadi yang di mana memperkecil suplai oksigen beserta nutrisi
lainnya yang akan di sekresi di ginjal.
4. Penyakit Arteri Perifer (PAD)
Pada kondisi pembulu darah yang menyempit pada area ekstremitas hal ini
bisa memicu area ekstremitas kurang sensitif dalam merasakan keadaan
suhu panas atau dingin. Dalam kasus ini yang mana sirkulasi darah yang

17
buruk pada area ekstremitas kemungkinan memicu kematian jaringan
(gangrene).
5. Aneurisma
Aneurisma merupakan merupakan salasatu komlikasi yang tidak kala
seriusnya. Aneurisma sendiri merupakan penonjolan yang terjadi pada
dinding arteri. Hal ini akan rawan pecanya pembulu darah apabila pembulu
darah yang peca pada area otak kemungkinan terjadi masalah strok.
Dari (sumbono, 2021)

2.2 Tinjauan jus apel hijau (Granny Smith)


2.2.1 Definisi
Jus adalah suatu bahasa yang digunakan dalam menyederhanakan
sebuah makanan pendamping yang di ubah menjadi lebih sederhana. Dimana
istilah ini lebih dominan mengacu pada penyederhanaan makanan berupah
buah-buahan dan sayur-sayuran agar lebih mudah di cerna oleh tubuh selain
mudah di cerna rasa jus memberikan kenikmatan tersendiri sehingga menjadi
lebih mudah di terima (Sutomo & Kurnia, 2016).
Pengambilan kata jus yaitu dri kata “Juice” yang diartikan sebagai sari
perasaan. Jus adalah cairan ekstrak murni yang berasal dari buah ataupun
sayuran yang di haluskan. Pada jaman dahulu orang membuat jus hanya dengan
memeras dan ampasnya di buang begitu saja. Jus pada dasarnya dibuat dari
buah yang berkadar tinggi air contohnya adalah buah apel. Jus sendiri
menjadikan tubuh lebih mudah menyerap nutrisi buah karena bentuknya yang
sudah menjadi sederhana “cairan” (Kim, 2018)
jus buah merupakan sesuatu makanan yang alami yang digunakan untuk
pengobatan penyakit. Selain di katakan alami jus di kenal sebagai makanan
pendamping yang ampuh dalam mencegah dan meningkatkan kesehatan tubuh
namun hal ini pada dasarnya bukan tampa alasan. karena yang melatarbelakangi
manfaat dari jus itu sendiri pada dasarnya adalah kandungan nutrisi yang dimiliki
oleh buah itu sendiri terutama pada buah apel yang memiliki kandungan pektin
dan flavonoid yang dikenal sebgai anti oksidan dan anti kolesterol (Helmawati &
Fitriana, 2018)
Jus buah apel hijau (Granny Smith) merupakan sebuah jus yang terbuat
dari buah apel hijau (Granny Smith) yang diolah menjadi lebih kompleks dengan

18
menggunakan alat pelarut berupa blender. Apel hijau (Granny Smith) sendiri
merupakan apel yang bersal dari australia yang dapat hidup di iklim tropis. di
indonesia apel hijau (Granny Smith) dapat hidup di daerah malang (Ago, 2017).
2.2.2 Morfologi Taksonomi buah Apel
Buah apel adalah salah satu buah yang cukup populer, terutama di
indonesia karena apel sangat membantu program diet yang sehat dan alami.
Buah apel pada umumnya memliki tiga warna sesui jenisnya yaitu merah, hijau
dan kuning. Kulit buah apel halus, daginya agak keras buah ini memiliki biji di
dalamnya. pohon buah apel, bisa tumbuh dari bijinya atau anaknya. Pohon buah
apel memiliki diameter yang mncapai 3-12 meter dengan berakar tunggang
beserta memiliki daun yang berbentuk oval atau lonjong dengan bunga yang
berwarna putih bercampur merah. Adapun dari Buah apel ini sendiri bisa dapat
langsung di komsumsi dan bisa pula diolah terlebih dahulu (Jauhary, 2016).
Apel merupakan tanaman buah tahunnya yang berasal dari daerah asia
barat dengan iklim subtropis. Adapun di indonesia, apel telah ditanam sejak
tahun 1934 M hingga saat ini. Berdasarkan sistematika, tanaman apel termasuk
dalam:
Divisio : Spermatopyta
Sub Divisio : Angiosperma
Klas : Dicotyledone
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Mallus
Speesies : Malus Syilvestris Mill
Dari spesies malus sylvestris mill, terdapat bermacam-macam varietas
yang memiliki khasnya tersendiri. Apel Hijau (Granny Smith) adalah salah
satunya. Apel ini berasal dari daerah australia yang beriklim subtropis. Namun,
apel ini dapat tumbuh baik di batu, malang, jawa timur. Buahnya berbentuk bulat
dengan pangkal dan ujung buah berlekuk dangkal. Kulit buah yang telah matang
berwarna hijau kekuningan dan di hiasi dengan bintik-bintik berwarna putih. Pada
bagian pangkalnya, warna kulit ini bercampur dengan warna coklat kemerahan.
Tekstur daging dari buah apel ini berwarna puti teksturnya halus dan agak
renyak. Rasanya manis dan sedikit masam dengan aroma yang tajam banyak
memiliki kandungan air (Ago, 2017).

19
Menurut Suryana (2018) bahwa apel hijau (Granny Smith) di indonesia di
kenal dengan buah “apel malang”. Karena apel hijau ini banyak di temukan hidup
di daerah malang. Rasa, warna, serta bentuk yang dimiliki oleh apel hijau
merupakan ciri khas yang membedakan dari apel yang lain. Dari apel hijau
sendiri warna kulitnya tentunya berwarna hijau. Untuk rasa lebih renyah dan
bentuknya lebih terlihat bulat (Suryana, 2018).

Gambar 1. Buah Apel Hijau (Granny Smith)

2.2.3 Kandungan Gizi Buah Apel Hijau (Granny Smith)


Kandungan gizi pada umumnya dalam buah apel, baik itu buah apel merah
ataupun hijau banyak terdapat kandungan gizinya yang tentunya sangat
bermanfaat bagi tubuh, kandungan tersebut meliputi fitokimia terutama
bermanfaat terhadap penurunan kolesterol. fitokimia dalam buah apel hijau dapat
mebantu penekanan jumlah koleterol jahat dalam tubuh LDL (Low Desinty
Lipoprotein) (Jauhary, 2016).
sebelumnya manfaat buah apel hijau terhadap kolesterol karena pada buah
apel memiliki kandungan yang di kenal dengan senyawa flavonoid dan
kandungan pektin dikarenakan kandungan pektin yang dikenal sebagai
antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir
metabolisme kolesterol, makin banyak asam empedu yang berikatan dengan
pektin dan terbuang keseluruh tubuh akan makin banyak kolesterol yang di
metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya. Flavonoid
pada apel merupakan antioksidan potensial pencegah pembentukan radikal
bebas. Senyawa ini mampu mencegah perlengketan sel darah dan kerusakan
HDL. Asupan makanan sumber flavonoid mengencerkan kembali darah pekat
akibat penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol dan menjaga kadar normal
HDL (Darsini, 2017).

20
Dari serat termasuk serat pektin ini mengingat lemak yang ada di usus
serat ini membentuk gleatin dan dalam proses pemecahan mengikat asam
empeduh dan kolesterol selanjutnya di keluarkan melalui feses sehingga kadar
kolesterol yang masuk ke dalam darah menurun. Proses penurunan kadar
kolesterol berkaitan dengan fungsi hati dalam memproduksi asam empedu
dimana hal ini menyebabkan hati memproduksi asam empedu lebih banyak
untuk menganti asam empeduh yang hilang. Pembentukan asam empedu
memerlukan kolesterol sehingga kolesterol akan terpakai dan tidak tertimbun di
arteri akibatnya kolesterol dalam darah menurun. Penurunan absorpsi lemak
atau kolestero dapat menurunkan laju serum insulin sehingga menurunkan
rangasangan sintesis kolesterol oleh asam lemak di dalam usus (muliawati,
Novianti, & Hidayanti (2014); Zukrhri, Meinisa & Sulistyowati, (2018); Dalam
Djamaludin & Tabrani (2020).
Usus halus tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan
penyerapan nutrsisi di tubuh. Pada proses pencernaan ini melibatkan proses
motilitas, sekresi, dan absorpsi. Motilitas merupakan proses kontraksi otot
dinding saluran cerna yang mencampur dan mendorong hal ini di sebut dengan
segmentasi yang berfungsi mencampur kimus dan geta pencernaan yang akan di
sekresikan ke dalam lumen. Pada tahap sekresi ini setiap hari sekitar 1.5 liter
sukus enterikus disekresikan ke lumen yang berfungsi sebagai pelindung dan
pelumas. Masuk pada proses reabsobsi kemungkinan terjadi penguraian struktur
kompleks makanan secara kimiawi menjadi sederhana kemudian diabsorpsi.
proses ini terjadi di lumen dimana enzim pangkreas dan empeduh dilepaskan
pada saat inilah serat pektin akan mengikat cairan empeduh dan kemudian akan
disekresikan ke usus besar untuk di buang melalui feses (Sherwood, Lauralee
2011)
Kandungan nutrisi apel per 100 gram’nya mengandung nutrisi yang di
perlukan oleh tubuh yakni berupa karbohidrat, protein, vitamin yakini dari vitamin
A, C, B1, B2, B3, B5, B6 dan B9 (Folat) serta masi banyak lagi. yang tidak lain
merupakan nutrisi yang sangat di butuhkan untuk kesehatan tubuh terutama
dalam mencega berbagai penyakit berbahaya yang di mana pada buah apel
hijau mengandung anti oksidann yang tinggi salah satunya adalah mencega
pembentukan batu empedu yang ketika terlalu banyak kolesterol dalam empedu
akan cenderung menjadi mengeras. Hal ini di sarankan dengan diet buah apel

21
sebagai upaya untuk mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh, selain dari
pernyataan di atas apel dikatakan merupakan salah satu buah yang
mengandung tinggi serat yang baik bagi kesehatan tubuh (Suryana, 2018).
Dari Jauhary (2016) fitokimia utama dalam buah apel meliputi, pektin,
baron, zinc, flavonoid, vitamin A, B dan C. Adapun kandungan nutrisi dalam buah
apel per 100 gram dapat di klasifikasikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Klasifikasi Fitokimia Buah Apel
Fitokimia 218 Kj (52 Kcl)
Karbohidrat 13.81 g
Gula 10.39 g
Serat Pangan 2.4 g
Lemak 0.17 g
Protein 0.26 g
Air 85.56 g
Vitamin A 3 цg (0%)
Vitamin B1 (Thiamine) 0.017 mg (1%)
Vitamin B2 (Riboflavin) 0.026 mg (2%)
Vitamin B3 (Niacin) 0.091 mg (1%)
Vitamin B5 (Asam Pantothenat) 0.061 mg (1%)
Vitamin B6 0.41 mg (3%)
Vitamin B9 (Folat) 3 цg (1%)
Vitamin C 4.6 g (8%)
Kalsium 6 mg (1%)
Besi 0.12 mg (1%)
Megnesium 5 mg (1%)
Fosfor 11 mg (2%)
Kalium 107 mg (2%)
Seng 0.04 mg (0%)

2.2.4 Manfaat Kandungan Buah Apel hijau (Granny Smith)


Menurut Suryana, (2018) bahwa apel hijau merupakan buah yang dapat
mem back up tubuh menjadi sehat karena kandungan nutrisi yang dimiliki oleh
buah apel hijau rata-rata baik untuk tubuh. Manfaat dari apel ini meliputi dapat
mengontrol kolesterol darah, menyehatkan jantung, mencega pembentukan batu
empeduh serta sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh karena apel hijau
memiliki kandungan folate dan vitamin B2 yang dapat menangkal pertumbuhan
radikal bebas (Suryana, 2018). Ada juga beberapa Manfaat lainnya dari apel
hijau yang di uraikan sebagai berikut:
1. Apel hijau dapat memberi energi yang cukup
Energi merupakan kekuatan yang selalu dibutuhkan setiap saat tanpa
energi yang cukup tentunya akivitas juga kemungkinan terbatas bahkan
mnjadi terhabat. Kandungan vitamin B1 apel hijau membantu mengubah
karbohidrat yang menjadi kebutuhan tubuh menjadi sebuah energi.

22
2. Apel hijau banyak memiliki supan air
Kandungan air yang banyak di miliki oleh apel hijau serta di tambah
dengan kandungan vitamin B2 yang menjadi sebuhan kandungan mineral
dalam apel hijau dimana Kandungan mineral ini dapat membantu
menyaring kolesterol. tentunya kita kita pada efek kolesterol yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya stroke.
3. Mencegah pendarahan
Vitamin K pada apel hijau berperan dalam membantu mencegah terjadinya
pendarahan. Pendarahan ini merupakan masalah yang serius juga.
Pendarahan tidak hanya terjadi secara eksternal namun lebih bahayanya
terjadi secara internal berupa pecanyah pembuluh darah yang disebabkan
oleh berbagai faktor resiko.
Manfaat bagi kesehatan terutama pada klien dengan kolesterol Dari
penelitian Djamaludin & Tabrani, (2020) Manfaat buah apel hijau terhadap
kolesterol telah diketahui karena pada buah apel memiliki kandungan yang di
kenal dengan senyawa Flavonoid dan kandungan pektin. kandungan pektin
dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang
merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol, makin banyak asam empedu yang
berikatan dengan pektin dan terbuang keseluruh tubuh makin banyak kolesterol
yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya
(Djamaludin & Tabrani, 2020). Flavonoid pada buah apel hijau yang merupakan
antioksidan potensial yang dapat mencegah pembentukan radikal bebas yang
merupakan hasil sampingan yang di peroleh oleh tubuh . Kandungan flavonoid ini
juga mampu mencegah perlengketan sel darah dan kerusakan HDL. Asupan
makanan yang mengandung flavonoid dapat mengencerkan kembali darah pekat
akibat penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol dan menjaga kadar normal
HDL (Dasrini, 2017).
Apel di komsumsi baik secara langsung ataupun dengan di olah tidak
menjadi masalah. Apel dapat di olah menjadi jus, tidak ada perbedaan yang
mendasar besar pada kandungan nutrisi buah yang dibuat dengan tambahan es
dengan yang tidak. pada kondisi ini hal yang perlu dan yang sangat penting pada
dasarnya adalah mempertimbangkan apakah jus buah apel yang kita konsumsi
yang bersumber dari buah apel yang asli atau kemudian dari kemasan dari jus

23
buah tersebut. Jika yang kita pilih adalah jus buah yang berkemasan, tentu kadar
nutrisinya tidak sebanyak yang dibuat dari buah asli (Purhadi, 2018)
2.2.5 Lankah-Langkah Pembuatan Jus Apel hijau (Granny Smith)
Menurut Kim, (2018) cara yang benar membuat jus termasuk jus buah apel
hijau (Granny Smith) yaitu yang pertama adalah menyiapkan alat, menyiapkan
bahan, mencuci dan membersihkan bahan, memotong-motong bahan, dan
mengkombinasikan (Kim, 2018). Sedangkan Menurut Jauhary, (2016) Langkah-
Langkah atau carah dalam pembuatan jus apel dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Alat Dan Bahan
a. Apel Hijau (Granny Smith) 200 Gram
b. Air 200 Cc
c. Gelas Ukur
d. Blender
e. Pisau
f. Sendok
2. Cara Pembuatan
a. Menyiapkan 200 gram apel hijau (Granny Smith)
b. Menyiapkan blender
c. Cuci apel hingga bersih
d. Potong kecil apel (Tidak Di Kupas)
e. Potongan apel di masukkan dalam blender
f. Tambahkan air 200 cc
g. Blender sampai halus
h. Setelah halus tuangkan kedalam gelas ukuran 200 cc
i. Jus siap dihidangkan
3. Cara Mengomsumsinya
Intervensi yang dilakukan dengan pemberian jus apel hijau sebanyak
200 ml diberikan secara rutin selama 7 hari. Jus diminum rutin satu kali
dalam sehari selesai makan (Djamaludin & Tabrani, 2020). Menurut Kim,
(2018) bahawa waktu yang terbaik meminum jus adalah sebelum makan
hal tersebut agar penyerapan gizi lebih cepat dan optimal (Kim, 2018).

24
2.2.6 Perbedaan Apel Hijau (Granny Smith) Dengan Buah Yang Lain
Dibedakan dari apel yang lainnya, selain dari warna apel yang berbedah
Apel hijau juga ternya tidak kala penting dari kandunganya. Apel hijau memiliki
jumlah kalori dan karbohidrat hingga 10% lebih rendah dibanding apel merah.
Apel hijau juga memiliki polifenol yang berperan sebagai antioksidan. Di kulit apel
hijau terdapat kandungan pektin yang tinggi. Selain itu, kandungan gizi pada apel
hijau bisa membantu meningkatkan bakteri “baik” pada usus. Kurangnya jumlah
bakteri baik, terutama pada orang mengalami obesitas, bisa meningkatkan risiko
gangguan metabolik dan peradangan. Mengonsumsi apel hijau secara rutin bisa
membantu mengurangi risiko efek buruk tersebut (Ciputra et al., 2018)
Dari penelitian (Tabrani & Djamaludin, 2021) dimana penelitianya
bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara jus jambu dan jus apel
terhadap penderita kolesterol dan Hasil penelitianya menunjukkan perbedaan
kadar kolesterol pada kelompok jus jambu biji dan jus apel hijau. Diketahui
terdapat perbedaan yang siknifikan. Pada kelompok jus jambu di dapatkan hasil
rata-rata kolesterol berada pada 17,25±17,019 mg/dl. Sedangkan, pada
kelompok jus apel hijau adalah 58,63±39,867 mg/dl. Hssasil nilai t = 2,700 dan p
value = 0,017 (p < 0,05). terdapat perbedaan pengaruh jus jambu biji dan jus
apel hijau (Granny Smith) penurunan kadar kolesterol (Tabrani & Djamaludin,
2021).

2.3 Tinjauan Lanjut Usia (Lansia)


2.3.1 Definisi
Diseluruh dunia, orang hidup lebih lama diperkirakan sekitar dua miliar
penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia diatas 60 tahun pada tahun 2050. Di
tahun 2050 diperkirakan mencapai sekitar 80% dari seluruh lanjut usia akan
hidup di negarah yang berpendapat rendah dan menengah, WHO (Word Health
Organization, 2018). Tarap hidup dan umur harapan hidup meningkat (UHH).
angka harapan hidup (AHH) merupakana keberhasilan pembangunan dan cita-
cita suatu bangsa. Demikian, peningkatan (UHH) ini dapat mengakibatkan
terjadinya transisi epidemologi yang menyebabkan peningkatan jumlah angka
kesakitan karena penyakit degenratif (Yenni., et.al 2021).
Lanjut usia (Lansia) adalah sesorang yang berusia kurang lebih pada 60
tahun yang banyak mengalami perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada

25
tubuh yang mengarah pada penurunan fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan (Setiyorini, 2018). Sedangkan menua adalah hasil dari kombinasi
natural, perubahan program genetik secara luas yang terjadi di semua sistem
tubuh, kemampuan tubuh dalam menjaga keseimbangan mengurangi resiko
penyakit atau gangguan (Black’s Medical Dictionari, 2019).
Menua bukanlah sebuah penyakit, akan tetapi sebuah proses yang secara
beransur-ansur mengakibatkan perubahan akumulatif yang merupakan proses
penurunan daya tahan tubuh dalam menghadapi acaman yang menjadi agen
penyakit dari dalam ataupun dari luar seperti yang tercantum dalam undang-
undang nomor 13 tahun 1998, secara global populasi lansia terus mengalami
peningkatan. Di indonesia diprediksi lansia lebih tinggi peningkatannya daripada
populasi lansia di dunia setelah tahun 20100 (Infodatin, 2016).
Lanjut usia (Lansia) merupakan tingkat tumbuh kembang akhir dari tumbuh
kembang manusia dan manusia yang sudah memiliki pengalaman hidup lebih
banyak dibandingkan tumbuh kembang usia lain. Di indonesia lansia merupakan
orang tua yang di hormati dan di hargai serta sering dimintai untuk memberikan
pendapat pada setiap situasi masalah atau sering dilibatkan dalam memberikan
solusi terhadap masalah kehidupan yang ada. Lansia di percaya mempunyai
kebijaksanaan yang lebih dibandingkan dari usia lain karena pengalaman yang
lebih banyak sehingga dinilai memiliki berbagai sudut pandang dalam menyikapi
terhadap masalah kehidupan (Yeni et al., 2021). Di indonesia sendiri penduduk
>65 tahun meningkat jumlahnya sebanyak 2,46% pada hasil sensus penduduk
pada tahun 2020 dibandingkan pada sensus terakhir (Yanwardhana, 2021).
2.3.2 Batasan Umur lanjut usia (Lansia)
Batasan lanjut usia (Lansia) dalam Sunaryo (2016) sala satu pendapat ahli
yang di uraikan sebagai berikut:
1. Menurut Dra. Jos Masdani, Psikolog Ui terdapat empat fase
a) Fase inventus ialah dari usia 25-40 tahun
b) Fase virilities ialah 40-55 tahun
c) Presenium ialah 55-65 tahun
d) Fase senium, ialah usia 65 tahun hingga tutup usia.

26
2.3.3 Ciri-Ciri lanjut usia (Lansia)
Menurut Kholifah (2016) Dalam Yenni et al., 2021 ciri-ciri lanjut usia
(Lansia) dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Lanjut usia (Lansia) Melewati Periode Kemunduran
Lanjut usia (lansia) bisa mengalami periode kemunduran dari kondisi fisik
dan psikologis. Motivasi rendah yang dimiliki oleh lansia kemungkinan
mengalami kemunduraan kondisi fisik yang cepat. Berbanding terbalik
dengan lansia yang memiliki motivasi tinggi kemungkinan memiliki
kemunduran fisik yang lambat.
2. Lanjut usia (Lansia) Mempunyai Latar Belakang Kelompok Minoritas
Lansia dikatakan sebagai kumpulan minoritas kemungkinan diakibatkan
oleh minimnya tenggang rasa pada individu lainnya sehingga selalu
berakibat pemikiran negatif dari masyarakat.
3. Menua Berharap Perubahan Peran
Peran yang berubah pada lanjut usia (Lansia) bermaksud ketika lanjut usia
(Lansia) memperoleh jabatan pada lingkungan masyarakat, efek dari
penurunan fungsi oleh karena itu lanjut usia (Lansia) diharapkan dapat
merubah perannya pada wilaya masyarakat atas dasar kemauan sendiri
4. Penyesuaian Pada lanjut usia (Lansia) Yang Buruk
Konsep diri yang buruk pada lanjut usia (Lansia) sering kali diakibatkan
oleh perilaku yang buruk terhadap lansia. Katakanlah, ketika dalam sebuah
keluarga lansia tidak di libatkan pada pengambilan keputusan karena
dianggap presepsinya kuno. Kemungkinan hal ini, menjadi suatu penyebab
gangguan menarik diri pada lanjut usia (Lansia).
2.3.4 Tipe Kepribadian lanjut usia (Lansia)
Menurut Kuntjoro (2002) dalam Setiyorini et al., (2018) lanjut usia (Lansia)
memiliki tipe kepribadian sebagai berikut:
1. Tipe Konstruktif (Construction Personality)
Biasanya pada tipe ini tidak menimbulkan gejolak dengan tenang sampai
usia sangat tua.
2. Tipe Mandiri (Independent Personality)
Pada tipe ini kemungkinan terdapat kecenderungan mengalami Post Power
Syndrom, jika pada masa lansia tidak di isi dengan kegiatan yang membuat
dirinya lebih mandiri.

27
3. Tipe Tergantung (Dependent Personality)
Pada tipe ini bergantung pada kondisi kehidupan keluarga, jika dari salah
satu pasangan meninggal dunia kemungkina akan jatuh pada keadaan
berduka. Namun jika lanjut usia (Lansia) tidak memiliki koping yang baik
kemungkinan akan terjatu dalam kondisi duka yang berlarut-larut..
4. Tipe Bermusuhan (Holistic Personality)
Pada tipe ini lanjut usia (Lansia) merasa kurang puas dengan
kehidupannya. Berhubungan dengan saat ini keinginan yang terlalu banyak
sehingga menyebabkan kondisi ekonomi yang tidak stabil.
5. Tipe Kritik Diri (Self Hate Personality)
Pada tipe ini cenderung lanjut usia (Lansia) merasa sulit dibantu oleh orang
lain serta cenderung membuat dirinya susah sehingga seperti terlihat
sengsara.
2.3.5 Perubahan pada lanjut usia (Lansia)
Menurut Suparno (2018) perubahan yang dapat terjadi pada lanjut usia
(Lansia) meliputi perubahan uraian berikut:
1. Perubahan Fisik
Pada dasarnya dalam menempu masa tua individu mengalami perubahan
yang seringkali menjdikan perasaan tidak enak, bhkan menjadikan individu
menjadi marah pada dirinya sendiri. Yang mana perubahan fisik ini
meliputi, cepat mengalami kelelahan, sakit-sakitan, bahkan mengalami
penurunan fungsi tubuh termasuk efeknya peglihatan, pendengaran, dan
daya ingat menjadi kurang. Perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia
(Lansia) ini tidak lain melibatkan ogran tubuh yang mengalami penurunan
fungsi yang secara maksimal. Organ ini meliputi, ginjal, jantung, dan hati.
hal ini menjadikan oragan lainnya juga akan tidak berfungsi dengan
maksimal. Sehingga tidak heran lanjut usia (Lansia) sering mengalami
komplikasi penyakit.
2. Perubahan Emosi
Lanjut usia (Lansia) mengalami perubahan emosi, hal ini berkaitan dengan
sulitnya menerima diri dan sulit menerima harus bergantung pada orang
lain. Sebagian lansia kehilangan banyak teman contohnya, orang terdekat
yang sudah tidak bersama lagi karena tuntutan dari pekerjaan atau anak
yang sudah memiliki rumah tangga masing-masing. Sehingga hal ini harus

28
di sesuaikan oleh lansia dan hal ini tidak selalu mudah bagi lanjut usia
(Lansia).
3. Perubahan Spritual
Menginjak masa lanjut usia (Lansia) perubahan yang bersifat spritual atau
rohani mulai terlihat. Sebagian lansia melakukan kegiatan kegamaan dan
membangun hubungan dengan tuhannya, bahkan menjadi lebih religius.
Hal ini terlihat dari beberapa orang yang dulunya jarang aktif dalam
kegiatan keagamaan, kemudian masuk pada masa lansia justru menjadi
lebih rajin. Tentu hal ini tidak semua lansia yang mengalami hal yang
sama. Ada juga lansia yang justru mengalami kemunduran dalam kegiatan
keagamaannya sebagaiman lansia yang tidak mau berdoa dan merasa
bahwa do’a tidak menjadikan mudah kembali. Dan ada juga lainnya hanya
mencari kenikmatan khsus duniawinya saja dibandikan mencari kedekatan
dengan tuhannya. Dan kemungkinan orang-orang inilah yang belum
mampu menerima dirinya sebagai orang tua.
4. Perubahan Sosial
Dalam sosial sebagian lanjut usia menjadi kurang ruang keatifannya di
lingkungan masyarakat. Dimana (Lansia) mereka yang dulunya aktif dalam
organisasi atau kelompok bahkan ada yang jadi penggerak masyarakat,
justru kini tidak ikut lagi. Dari sebagian lansia merasa bahwa hal ini
menyedihkan karena mereka menganggap diri mereka di asingkan. Hal ini
juga terjadi tidak pada semua lansia karena ada lansia lainya justru
menganggap hal ini menyenangkan. Karena mereka lebih santai dan
menikmati hubungan kasih antara keluarga lebih banyak, dimana yang
kurang terjadi pada masa aktif dulu kegiatan yang bermacam-macam.
5. Perubahan Kedekatan Pada Pasangan (Intimasi)
Perubahan yang terjadi pada lanjut usia (Lansia) mengacu pada hubungan
dan jalinan kasi sayang antara asangan mereka. Sebagian lansia pada
kedekatan dan cinta antara pasangan mereka semakin harmonis, serta
kerja sama menjadi lebih baik. Tentu kejadian ini tidak semua lansia yang
menjadi harmonis hubungan mereka. Karena pada dasarnya sebagian
lansia justru mengalami tingkat kecemburuan yang meningkat.

29
6. Perubahan Naluri Memberi Hidup
Perhatian lanjut usia (Lansia) pada para cucu mereka salah satu dari naluri
yang di tonjolkan. Lanjut usia (Lansia) pada dasarnya semakin senang
memberikan perhatian mereka pada cucu mereka. Bahkan hubungannya
lebih dekat dan lebih memanjakan cucunya dibandingkan dari orang tua
anak itu sendiri. Tidak heran ada sebagian lansia yang gairanya turun
menjadi semangat kembali saat cucu-cucu mereka berkunjung. Naluri
inilah yang kemungkinan sering diperlihatkan oleh para lanjut usia (Lansia).
7. Perubahan identitas
Sebagian lansia menemukan identitas dan jati diri mereka sendiri. Dimana
mereka merasa memiliki keterbatasan, kelemahan dan kebaikan. Dilihat di
waktu aktif bersama orang lain terkadang mereka menutubi kelemahan dan
kekurangan mereka dimana lebih memperlihatkan kehebatan mereka.
Kemungkinan hal ini agar mereka terlihat semata-mata masi mampuh.
Namun pada saat sudah lanjut usia (Lansia) usaha ini tidaklah abadi dan
pada akhirnya lansia menyadari bahwa mereka haruslah menjadi diri
sendiri.
Menurut Setiyorini & wulandari (2018) perubahan yang terjadi pada lanjut
usia (Lansia) di uraikan sebagai berikut:
1. Perubahan Sistem Integumen
a) Kulit yang semakin rapuh kemungkinan perubahan ini beresiko mudah
mengalami kerusakan.
b) Penurunan kandungan melanosis dimana efeknya terlihat kulit yang
tampak pucat. Hal ini kulit lansia akan lebih sensitif terhadap sinaran
matahari. Kekurangan melanin akibatnya warna rambut yang memutih
atau muncul uban.
c) Kurangnya lemak subkutan berakibat pada munculnya kerutan pada
kulit lansia.
d) Penurunan kelenjar sebase serta kelenjar keringat. Oleh karena itu
penurunan cairan keringan dan dampaknya kulit tampak kering.
e) Pembuluh darah kapiler menjadi kurang elastis dan rapuh. Hal ini
beresiko pecanya pembulu darah dan terdapat tanda munculnyah snile
purpura (biru keunguan yang terdapat di kulit)

30
f) Kuangnya pertubuhan rambut yang berakibat menurunya jumlah
rambut baik bagian kepalah serta bagian seluruh tubuh. Tidak hanya
itu rambut lansia juga mudah rontok.
g) Penebalan pada kuku efeknya kuku menjadi tampak berwarna kuning
dan rapuh. Kemungkinan kejadian ini akibat dari menurunya sirkulasi
perifer.
2. Sistem Musculoskeletal
a) Calsium pada tulang yang menurun akibatnya terjadi berbagai
masalah seperti, osteoporosis dan kelengkungan pada tulang
(Kiposis).
b) Cairan pada intervertebra yang kurang berakibat menurunya postur
tinggi badan pada lanjut usia (Lansia).
c) Suplai darah ke otot yang menurun mengakibatkan massa otot
menjadi ikut menurun oleh sebab itu kekuatan otot menjadi lemah.
Inilah yang sering terjadi pada lanjut usia (Lansia) yang beresiko jatuh.
3. Sistem Respirasi
a) Perubahan pada sistem respirasi berhubungan dengan tingkat
menurunyas cairan yang mengakibatkan kemampuan menjaga
keseimbangan kelembaban udarah pada hidung menurun.
b) Silia yang terdapat pada di hidung menjadi berkurang yang
mengakibatkan kemampuan menyaring partikel menjadi tidak stabil.
Sehingga tidak heran lansia banyak yang mengalami masalah pada
pernafasan. Kemungkinan hal ini adalah salah satu faktornya.
c) Elastisitas jaringan paru pada lanjut usia (Lansia) menjadi menurun.
Akibatnya pertukaran gas menjadi menurun dan tidak stabil disertai
dengan meningkatnya akumulasi secret di lobus paru.
d) Tulang rawan yang semakin mengalami pengapuran sehingga
berdampak pada kekuatan dan ekspansi paru menjadi turun.
4. Sistem Kardiovaskuler
a) Perubahan ini berhubungan dengan menurunya kemampuan kontraksi
paru pada lanjut usia (Lansia). Hal ini dapat menurunkan cardiac
output sehingga oksigen ke jaringan menjadi turun serta menurunya
juga sirkulasi perifer.

31
b) Elastis otot jantung dan pembulu darah yang menurun pada lanjut usia
(Lansia) sering kali dihubungkan dengan kondisi usianya. Hal ini
berakibat pada penurunan tekanan darah yang tidak normal.
c) Ateroklerosis yang menyerang pembulu darah lanjut usia (Lansia)
mengakibatkan tekanan darah lansia menjadi meningkat.
5. Sistem Hematopoetik Dan Lympatic
a) Meningkatnya vikositas plasma darah juga dapat meningkatkan resiko
pecanyah pembulu darah.
b) Merendahnya produksi sel darah merah akibatnya dapat di temukan
lansia sering mengalami anemia.
c) Meningkatnya Imaturitas T cel menjadikan imun lansia turun sehingga
lansia mudah sakit.
6. Sistem Pencernaan
a) Jumlah gigi yang berkurang di miliki oleh lansia yang mengakibatkan
lansia sering mengalami kesulitan dalam mencerna makanan.
b) Reflek muntah lansia menjadi menurun sehingga resiko tersedak
bahkan aspirasi kemungkinan tinggi.
c) Penurunan sekresi pada sistem pencernaan yang berakibat proses
digestik menurun.
d) Peristaltik usus pada lansia yang menurun. Sehingga lanjut usia
(Lansia) sering mengalami konstipasi. Hal ini juga nutrisi yang di
cernah oleh tubuh menurun.
7. Sistem Perkemihan
a) Jumlah nefron yang berkurang yang berakibat proses filtrasi menjadi
tidak stabil
b) Penurunan suplai darah yang berakibat pada kosentrasi urine
c) Kekuatan otot vesika urinaria yang menurun yang mana terjadi volume
reduksi
d) Elastisitas bladder menurun sehingga kapasitas blader menampung
urine juga menurun
e) Hormon yang tidak seimbang pada lansia sering memicu kejadian
pembesaran prostad sehingga memicu resiko infeksi menjadi
meningkat.

32
8. Sistem Persarafan
a) Menurunya sel otak yang berefek pada masalh penurunan pada
kongnitif
b) Berkurangnya serabut saraf yang mengakibatkan kordinasi tubuh
menjadi turun
c) Neuroreseptor yang menjadi berkurang berakibat pada turunya respon
motorik dan refleks pada stimulus.
9. Sistem Presepsi Sensoris
a) Berkurangnya jumlah rambut mata
b) Berkurangnya produksi air mata yang beresiko muda iritasi pada mata
c) Menurunya kekuatan otot mata
d) Menurunya pendengaran
e) Mnurunya sensivitas indra perasa
10. Sistem Endokrin
a) Sekresi grow hormon yang menurun
b) Produksi hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormon) yang dapat
mengakibatkan turunya BMR (Basal Metabolisme Rate)
c) Menurun produksi hormon paratiroid yang berakibat kadar kalsium ikut
menurun sehingga lansia beresiko mengalami osteoporosis.
11. Sistem Reproduksi
a) Penurunan hormon estrogen pada perempuan. Yang berakibat sekresi
cairan pada vagina menjadi turun
b) Terjadi menopouse
2.3.6 Permasalahan Kesehata Umum Pada Lanjut Usia (Lansia)
Amalia & Tulus (2019) menyatakan bahwa masalah penyakit yang dapat di
alami oleh lanjut usia (Lansia) sangatlah kompleks beriringan dengan perubahan-
perubahan yang di derita secara biologis ataupun psikososial. Masalah penyakit
seperti gangguan pada aspek biologis, emosional, spritual, dan sosial. Dengan
bertambahnya usia, sering kali di samakan dengan kelemahan, masalah dan
penyakit. Yang mana dapat di uraikan beberapa penyakit yang dapat dialami
oleh lansia sebagai berikut:
1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Biasanya pada masalah ini terdapat kenaikan tekann darah. hal tersebut
bisa bersifat normal dan bisa jadi bersifat patologis (Penyakit). Yang

33
menyebabkan tekanan darah naik di usia 50 tahun keatas itu bermacam-
macam, baik karena faktor eksternal (Luar Lingkungan) atau dipengaruhi
oleh faktor internal (Dari Diri Sendiri). Hal ini juga dapat di pengaruhi oleh
faktor lain misalnya terdapat gangguan pada ginjal ataupun dari pola
makan yang kurang baik (mengomsusmsi makanan yang tinggi garam dan
berpengawet).
2. Kolesterol
Pada kolesterol sendiri sering mengalami kenaikan pada kondisi seperti ini
di dukung oleh kondisi asupan makanan yang kurang sehat. Lebih
bahayanya lagi di dukung oleh kurangya beraktifitas olaraga dan pola hidup
sehat. Dampaknya, dari kolesterol yang berada dalam tubuh sulit untuk di
keluarkan. Biasanya pola makan yang buruk saat muda baru bisa di
rasakan ketika usia menginjak masa lanjut usia (Lansia) diamana pada
usia 50 tahun keatas.
3. Jantung
Seiring dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol. masalah penyakit
jantung dianggap timbul diakibakan oleh buruknya gaya hidup yang mana
membuat organ vital tersebut menjadi bekerja lebih keras untuk
mengonpensasi kondisi tubuh. Klien pada usia diatas 50 tahun terkadang
akan merasakan timbulnya masalah pada jantungnya ketika mereka tidak
membiasakan diri mereka dengan gaya hidup yang sehat sewaktu pada
masa mudahnya.
4. Strok
Masalah penyakit yang dapat beresiko melupuhkan ini terkadang
menyerang klien yang sudah mencapai umur. walaupun pada saat ini
dapat di temukan beberapa orang yang terserang strok pada usia mudah.
Dianggap kondisi ini tidaklah lain diakibatkan oleh ulah dari pola makan
dan pola hidup yang kurang sehat. Strok adalah gambaran dari penyakit
yang secara abstrak namun pasti. Jadi pada lansia dikatakan agar berhati-
hati terhadap serangan stroke.
5. Prostad
Seringkali masalah pada kelenjar prostad timbul di saat usia yang sudah
mencapai batas 50 keatas. Beragam masalah prostad yang mana salah
satunya adalah kangker prostad.

34
6. Artritis
Masalah atritis atau yang di sebut sebagai radang sendi merupakan
penyakit yang mengerogoti persendian. Masalanyah berupah implamasi
yang terjadi pada sendi. Inflamasi ini terkadang di akibatkan oleh banyak
faktor. Terutama di sebabkan oleh makanan yang di konsumsi. Sebab dari
itu, usaha pola hidup yang sehat dan baik pada masa tua merupakan
tanggung jawab bagi individu yang ingin hidup secara sehat dan kuat.
7. Diabetes Melitus
Diabetes melitus atau yang di kenal dengan naiknya kadar glukosa pada
batas normal merupakn masalah penyakit yang selalu dialami oleh orang
atau individu di usia 50 tahun keatas. Masalah ini di yakini dapat di
sebabkan oleh beberapa faktor, dimana disebabkan karena genetik
(keturunan), dan lannya juga di sebabkan tidak lain oleh gaya hidup yang
tidak sesuai. Oleh sebab itu gaya hidup yang sehat sangatlah penting
mengingat masalah ini juga merupakan masalah yang kemungkinan tidak
kalah penting seriusnya.

35
2.3.4 Penelitian Yang Relevan
Tabel 3. Penelitian Relevan

No Penelitian Judul Metode Variabel Hasil Perbedaan Persamaan

1. Izzati& Mengetahui Metode: Independen: Dari Uji Penelitian ini Penelitian ini
Salsabila pengaruh Pre Jus Apel Hijau statistik menggunakan menggunakan
(2018) Jus Apel Eksperime Dependen: menunjukan 10 responden metode pre-
Hijau ntal Hiperkolestero pengaruh jus yang eksperimental
Terhadap Desain: lemia apel hijau menderita one gorup
Penurunan One Group terhadap hiperkolesterol pretest-postest.
Kolesterol Pretest penurunan emia dengan Sedangkan
Pada Post Test kadar riwayat pada penelitian
Penderita With Hout kolesterol hipertensi saya juga
Hipertensi Control pada sedangkan menggunakan
Sampel: penderita pada metode pre-
10 Orang hipertensi penelitian eksperimental
Responden dimana saya one group
Yang mengalami menggunakan pretest-postes
Menderita penurunan 15 responden
Hipertensi sebanyak lansia yang
Waktu: 33,1 mg/dl. menderita
Selama 7 hiperkolesterol
Hari
Berturut-
Turut.
2. Nurman&A Mengetahui Metode: Independen: Hasil uji Penelitian ini Meneliti
fifah (2019) Perbanding Quasi Jus Apel Dan univariat dan menggunakan pengaruh jus
an anatara Experiment Alpokat bivariat metode quasi- apel terhadap
Jus Apel Desain: Dependen: bahwa just eksperimental hiperkolesterol
Dan Jus Two Group Hiperkolestero apel lebih dengan dua
Alpukat Pre-Test lemia efektif variabel yang
Terhadap dan Post- terhadap berbeda.
Penurunan test. penurunan Sedangkan
Kadar Sampel: kolesterol pada
Kolesterol Berjumlah penelitian
Pada 30 saya
Orang oarang.15 menggunakan
Yang orang yang metode quasi-
Mengalam mengkons eksperimental
Hiperkolest umsi jus dengan
erolemia apel dan menggunakan
15 orang satu variabel
yang “jus apel hijau”
mengkons sebagai
umsi jus variabel
alpukat independen
yang
diambil
secara
purposive

36
sampling.

3. Tabrani&Dj Penggunaa Jenis Independen: Hasil Penelitian ini Meneliti


amaludin n jus apel Penelitian: jus apel hijau observasi hanya tentang
(2021) hijau intervensi Dependen: sesudah menggunakan pengaruh
terhadap keperawat hiperkolesterol pemberian metode pemberian jus
penurunan an dengan emia jus apel hijau asuhan apel hijau
kadar melakukan terdapat keperawatan terhadap
kolesterol pre-test perubahan dengan hiperkolesterol
pada dan post- kadar melakukan
pasien test kolesterol pre-test dan
hiperkolest Sampel: pada pasien post-tes dan
erolemia satu orang hiperkolester hanya
yang ol menggunakan
mengalami satu sampel
hiperkolest sebagai
erolemia perlakuan
waktu: sedangkan
jus pada
sebanyak penelitian
200 ml saya sebagai
diberikan metodenya
selama 7 adalah
hari mengacu
pada metode
eksperimental
dengan
membagi
sampel
menjadi dua
kelompok
dimana
terdapat
kelompok
kontrol dan
kelompok
perlakuan

37
2.4.4 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori
yang mendukung permasalahan penelitian. Kerangka teori yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.

Faktor Penyebab Hiperkolesterol

Genetik, Obesitas, Pola


Hiperkolesterol
Makan, Perilaku Merokok,
Aktivitas Fisik Dan Perubahan
Fisik.

Peberian Jus Apel Hijau


(Granny Smith)

Apel hijau memiliki kandungan


pektin dan flavonoid. Kandungan
Pektin dalam buah apel hijau
dapat mengikat asam empedu
Kolestrol Menurun dan flavonoid sebagai
antioksidan mampu mencegah
perlekatan sel darah dan
kerusakan HDL serta mencega
pembekuan darah.

Keterangan:

:Di Teliti

:Tidak Teliti

: Pengaruh

Gambar 2. Kerangka Teori

38
2.5.4 Kerangka Konsep
Kerangka Konsep merupakan abstrak dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antara variabel baik variabel yang diteliti maupun yang tidak di teliti. Yang
menjadi pendukung peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan bersama
teori yaitu dari suatu rangkkaian kerangka konsep.

Variabel Independen Variabel Dependen

Penurunan kadar
Pemberian Jus Apel Hijau Kolesterol Darah
(Granny Smith)

Keteragan:
:Variabel Independen (Variabel Bebas)

:Variabel Dependen (Variabel Terikat)

:Pengaruh

Gambar 3. Kerangka Konsep

39
2.6.4 Hipotesis
Ha: berdasarkan hasil penelitian maka terdapat “Pengaruh pemberian jus
apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar koleterol darah pada lanjut
usia (Lansia) dengan hiperkolesterol di wilaya kerja Puskesmas Telaga
Kabupaten Gorontalo".
H0: berdasarkan hasil penelitia maka tidak terdapat “pengaruh pemberian
jus apel hijau (granny smit) terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut
usia (Lansia) dengan hiperkolesterol diwilaya kerja puskesmas telaga
kabupaten gorontalo”.

40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian ekperimental yang bersifat kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pre-eksperimental one group
pretest-postes (Sugiyono, 2018). Rancangan ini mengungkap hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Pada kelompok subjek di
lakukan pemeriksaan sebelum dilakukan suatu perlakuan dan kemudian di
lakukan pemeriksaan kembali setelah di berikan perlakuan (Nursalam, 2018).
Pre-eksperimental one group pretest-postes yaitu, Peneliti Sebelumnya
Akan Melakukan Pre-Test pada kelompok subjek. Setelah peneliti melakukan
perlakuan kepada kelompok eksperiment peneliti kemudian melakukan Pasca-
Tes. Dapat diketahui besarnya pengaru secara akurat dapat di lihat dari hasil
Pre-Tes dan Pos-Tes, dengan waktu perlakuan selama 7 hari. Pada penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian “Jus Apel
hijau (Granny Smith) Terhadap Kadar Kolesterol Darah Pada lanjut usia (lansia)
dengan Hiperkolesterol Diwilaya Kerja Puskesmas Telaga Kabupaten gorontalo”.
skema penelitian Pre-Eksperimental One Group Pretest-Postest dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Pre-Test Treatment Jus Apel Hijau (Granny Smith) Pos-Test

O1 X O2

Gambar 4. Pre-Eksperimental One Group Pretest-Postest

Keterangan:
O1 : Pengukuran kadar kolesterol sebelum (Pre-Test) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) pada lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol
X : Subjek perlakuan dibeberikan yaitu jus apel hijau (Granny Smith)
O2 : Pengukuran kadar kolesterol setelah (Post-Test) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) pada lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol

41
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan Penelitian ini akan dilakasanakan di Puskemas
Telaga Kabupaten Gorontalo.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari proses pengambilan data awal di puskesmas
telaga pada bulan maret 2022. Rencana akan dilaksanakan pada bulan juli tahun
2022 di wilaya kerja puskesmas telaga kabupaten gorontalo.
3.2.3 Sumber Data
Data penelitian ini di dapatkan berdasarkan data primer dan data sekunder.
Peneliti memperoleh data primer yaitu, melalui wawancara bersama kepala
program PKL puskesmas telaga. Sedangkan data sekundernya peneliti dapatkan
dari data yang sudah tersedia di puskesmas telaga kabupaten gorontalo beserta
dari data literatur jurnal peneliti sebelumnya dan teks book.
3.3 Variabel Penelitian
Penggunaan variabel pada penelitian terdapat dua variabel yaitu antara
variabel independen dan variabel dependen yang di uraikan sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel Independen (Bebas), adalah merupakan variabel yang
memperngaruhi atau nilai yang menentukan variabel lain. Variabel ini sering di
sebut sebagai variabel stimulus dimana merupakan suatu variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
independen (terikat). Variabel ini sendiri biasanya dimanipulasi, diamati, dan
diukur untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya terhadap variabel lainnya
(Nursalam, 2018). Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen atau
variabel bebasnya yaitu, pemberian jus apel hijau (Granny Smith).
3.3.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah merupakan variabel yang
dipengaruhi atau variabel yang di sebabkan dimana merupakan variabel yang
tidak bebas atau bergantung. variabel ini sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia di sebut sebagai variabel terikat
(Sugiyono, 2018). Menurut Nursalam (2018) dalam ilmu perilaku, variabel terikat
adalah aspek tingka laku yang di amati dari suatu organisme yang di kenal
dengan stimulus. Dengan kata lain, variabel terikata adalah faktor yang di amati

42
dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari
variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependenya adalah
kadar kolesterol darah.
3.3.3 Definisi Operasional
Menurut teori Nursalam, (2018) definisi oerasional adalah definisi
berdasarkan karakteristik variabel yang diamati serta variabel yang di definisikan
penting untuk di jelaskan secara operasional.
Tabel 4. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Operasional

Variabel Pemberian jus 1. Apel hijau 1. Gelas - Responden


Independe apel hijau (granny ukur di lanjut usia
n (Granny Smith) smith) di gunakan (lansia)
Pemberian merupakan timbang untuk dengan
Jus Apel upaya untuk terlebih mengukur hiperkolestero
Hijau terapy pada dahulu takaran diberikan
(Granny klien dengan mengguna jus apel perlakuan jus
Smith) hiperkolesterol kan hijau apel hijau
dengan cara di timbangan (Granny (Granny
blender daging buah Smith) Smith)
dan kulit buah dengan 2. Timbang sebanyak 200
apel untuk berat 200 an buah ml selama 7
menurunkan gram digunaka hari secara
kadar kolesterol masing- n rutin dengan
darah masing sebagai melakukan
dari buah pengukur kontrol setiap
apel hijau beratnya hari
(Granny buah
Smith) apel
2. Di ukur hijau
mengguna (Granny
kan gelas Smith)
ukur yang di
dengan gunakan
takaran
200 mil
3. Waktu
diberikan
pagi
sebelum
sarapan
selama 7
hari secara
rutin

43
Variabel Kolesterol Pengukuran Alat ukur interval Kadar
Depende adalah kadar yang kolesterol
n merupakan kolesterol digunakan: responden
Kadar lemak yang darah 1. Alat ukur dikategorikan
Kolestrol beredar di dalam dilakukan (Autocheck menjadi
Darah tubuh diketahui dengan ) digunakan normal dan
Kadar kolesterol carah: untuk tidak normal.
darah pada 1. Melakukan mengetahui Kadar
penderita pengukur kaddar kolesterol
hiperkolesterol kadar kolesterol responden
dilakukanya kolesterol darah pada kategori
pengukuran sebelum kalpiler Normal yaitu
kadar kolesterol diberi jus2. Lembar berada pada
darah pada apel hijau observasi 140-200
tubuh (Granny digunakan mg/dl baik
Smith) untuk laki-laki
(Pre-Test) pendokume ataupun
mengguna tasian hasil perempuan
kan alat ukur kadar sedangkan
ukur kolesterol kategori Tidak
(Autochec darah Normal yaitu
k) sebelum berada
2. Melakukan dan berkisar lebih
pengukur sesudah dari 200-400
kadar pemberian mg/dl baik
koleseterol jus apel laki-laki
darah hijau ataupun
sesudah (Granny perempuan
diberi jus Smith) dan
apel hijau control
(Granny dosis jus
Smith) yang
(Post-Tes) diberikan
mengguna kepada
kan alat responden
ukur
(Autochec
k)

44
3.4 Populasi Den Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono, (2018) adalah merupakan suatu wilaya generalisasi
yang terdiri atas objek dan sobjek yang mempunyai kuantitas serta karakteristik
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini yaitu 51 jiwa, lanjut usia (Lansia)
yang menderita hiperkolesterol di wilayah kerja Puskesmas Telaga, Kababupaten
Gorontalo.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah merupakan bagian dari sejumlah populasi dan karakteristik
yang di miliki oleh populasi tersebut. Aapabila populasinya berjumlah besar
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti
bisa menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu, dimana sampel yang
diambil dari populasi adalah yang mewakili (Sugiyono, 2018).
Penelitian ini menetapkan jumlah sampel berdasarkan teori Arikunto
(2017), pengambilan sampel dikarenakan subjeknya kurang dari 100 orang maka
peneliti bisa mengambil semua, namun apabila subjeknya lebih dari 100 orang
maka bisa di ambil 10-15 atau 20-25%, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: n=10% x N.
Keterangan:
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
100% : Angka Tetap
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah lanjut usia (Lansia)
dengan Hiperkolesterol tinggi di wilaya kerja Puskesmas Telaga, Kabupaten
Gorontalo.
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2018) Teknik sampel adalah merupakan suatu cara
pengambilan sampel yang representatif untuk menentukan sampel yang akan
digunnakan dalam penelitian. Tujuanya agar sampel yang akan di gunakan
dalam penelitian sesuai dengan subjeknya. Pada penelitian ini 15 jiwa dijadikan
sebagai sampling Penelitian dengan menggunakan sampel sebagian dari
populasi dengan teknik pengambilan sampel Non-Probability kuota sampling

45
(Judgement Samplig). dimana teknik ini adalah teknik penentuan sampling
berdasarkan kriteria, kapasitas dan daya tampung yang di perlukan oleh peneliti.
Peneliti mempertimbangkan pengambilan sampel berdasarkan kriteria
Inklusi dan Ekslusi dimana diuraikan di bawah ini:
1. Inklusi
a. Lanjut usia (Lansia) yang memiliki kadar kolesterol tinggi
(Hiperkoleterol).
b. Lanjut usia (Lansia) yang berada diwilayah kerja puskesmas telaga
dengan kolesterol tinggi (Hiperkolesterol).
c. Lanjut usia (Lansia) yang mau bersedia menjadi responden.
2. Eksklusi
a. Lanjut usia (Lansia) yang tidak menderita kolestrol tinggi
(Hiperkolesterol).
b. Lanjut usia (Lansia) yang memiliki riwayat alergi.
c. Lanjut usia (Lansia) dengan penyakit bawaan berupa DM.
d. Lanjut usia (lansia) yang tidak bersedia menjadi responden.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Data primer adalah merupakan sumber data yang diperoleh oleh peneliti
lansung dari subjek penelitian. Data primer juga merupakan sumber-sumber
dasar yang terdiri dari bukti-bukti atau fenomena objek yang diteliti dan gejala
yang terjadi di lapangan. Yang berupa catatan resmi yang di buat pada saat
peneliti menyaksikan langsung. Dimana informasi yang diperoleh berasal dari
sumber yang asli atau pertama yang dikumpulkan berdasarkan metode dan
instrumen tertentu (Sumantri, 2015).
3.5.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti yang tidak secara
langsung dari subjek penelitian. Data sekunder di kaitkan dengan sumber selain
dokumen langsung yang menjelaskan tentang informasi suatu gejala dari suatu
subjek. Selain itu juga data sekunder merupakan data yang di kumpulkan oleh
peneliti yang dimana datanya sudah tersediah (Sumantri, 2015.)

46
3.6 Instrumen Penelitian
Penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Insturmen penilitian adalah suatu alat ukur untuk
mengumpulkan data atau alat sebagai pengukur variabel atau objek penelitian.
yang berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. demikian juga jumlah
instrumen yang digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang
di teliti (Muslich & Iswati, 2019).
Menurut Arikunto (2000) dalam Wiratna et al, (2014) insturmen penelitian
adalah alat pengumpul data yang merupakan alat bantu yang dipilih dan
digunagkan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan di permudah olehnya.
Peneliti ini menggunakan alat ukur (Autocheck), timbangan, gelas ukur,
botol jus, dan lembar observasi. Alat ukur (Autocheck) digunakan untuk
mengukur variabel dependen: kadar kolesterol darah. timbangan, gelas ukur
untuk mengukur dosis dari variabel dependen. sedangkan lembar observasi
digunakan untuk mencatat hasil dari pengukuran variabel dependen: kadar
kolesterol darah. Buah apel hijau (Granny Smith) dan air aqua sebagai bahan
dari penelitian.
3.7 Teknik Pengelolaan Data
Menurut Muslich & Iswati (2019) Dalam penelitian kuantitatif, kegiatan
analisa data dilakukan sesudah seluruh data responden terkumpul. setelah tahap
pemilihan dan pengumpulan data penelitian dikatakan Analisis data dapat
dilakukan. Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data
yang di perlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini melakukan beberpa tahap
interpertasi hasil yaitu: pengeditan, pemberian kode, dan pemprosesan (Entri
Data) di uraikan sebagai berikut:
1. Pengeditan (Editing)
Pengeditan (Editing), adalah suatu proses pemeriksaan serta penyesuaian
sebuah data yang diperlukan dalam penelitian dimana agar memberi
kemudahan terhadap proses pengkodean dan pemrosesan data dengan
metode statistika. Tujuan pengeditan data agar meperkuat kelengkapan,
konsintensi serta kesiapan data pada proses analisis. Sederhanya data-
data yang telah di kumpulkan baik data kualitatif atau data kuantitatif harus

47
dilakukan pemeriksaan kembali untuk menghindari kesalahan dan
memastikan apakah data tersebut dijadikan bahan analisis atau tidak.
2. Pemberian Kode (Koding)
Pemberian kode (Koding) adalah merupakan proses identifikasi data
penelitian kedalam skor numerik atau karakter simbol. Koding data di
lakukan untuk pemilahan dan pemasukan data dalam kategori-kategori.
Koding dari kata sederhanya adalah mengubah data berbentuk kaliamat
menjadi huruf atau angka-angka
3. Pemprosesan (Entry Data)
Pemoprosesan (Entry Data) yaitu memasukan data dalam variabel sheet
dengan menggunakan komputer. Data di proses menggunakan suatu
program SPSS (Statistical Product And Service Solution).
4. Tabulasi Data
Data yang di tabulasi bedasarkan kriteria yang meliputi jenis kelamin, usia,
dan kadar kolesterol sebelum dan sesudah.
3.8 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data adalah sebagai sekumpulan metode yang dapat di
gunakan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal dari suatu data. Statistika
oleh peneliti digunakan sebagai metode untuk anlisis data yang menggunakan
sistem perangkat komputer yang terbagi atas analisis univariat dan analisis
bivariat. Dimana tujuannya mendeskripsikan dua variabel yang saling berkaitan .
3.6.1 Analisis Univariat
Analisis univariat mengacu pada penjelasan untuk mengetahui karakteristik
pada setiap variabel penelitian. Pada penelitian ini sebagai Analisis Univariat
yaitu, distribusi frekwensi, presentase kadar kolesterol darah pada penderita
hiperkolesterol.
3.6.2 Anlisis Bivariat
Analisis Bivariat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jus
apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia
(Lansia) dengan hiperkolesterol menggunakan uji statistika Paired-T-Test dimana
menilai perbedaan antara kadar kolesterol sebelum dan sesudah perlakuakn
dengan uji siknifikan dikatakan berpengaruh bila nilai p<0,05 atau taraf
kepercayaan adalah 95% (Edy et al., 2015)

48
3.9 Hipotesis Statistika
Dalam penelitian ini sebagai hipotesis statistika diuraikan dibawah sebagai
berikut:
H0 : Bila diperoleh nilai p <0,05 maka H0 di tolak dan Ha diterima yang
dimana dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian jus
apel hijau (Granny Smith) pada lanjut usia (Lansia) dengan
hiperkolesterol di wilayah kerja puskesmas telaga kabupaten
gorontalo.
Ha : Bila diperoleh p >0,05 maka Ha di tolak dan H0 diterima dimana
dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian jus
apel hijau (Granny Smith) pada lanjut usia (Lansia) di wilayah kerja
puskesmas telaga kabupaten gorontalo.
3.10 Etika Penelitian
Penelitian ini, manusia digunakan sebagai subjeknya, hampir 90% subjek
yang dipergunakan adalah manusia. Oleh karena itu peneliti harus mengetahui
dan memahami prinsip-prinsip etik dalam penelitian karena manusia memiliki
hak-hak dalam menentukan pilihannya. Ketika hal ini tidak di laksanakan oleh
peneliti, kemungkinan peneliti dianggap melanggar hak-hak (Outonomy) manusia
yang tidak lain sebagi responden dalam penelitian.
pada penelitian ini, terlebih dahulu peneliti mengajukan surat permohonan
ijin kepada kepala puskesmas talaga setelah itu peneliti mendapat ijin dan
kemudian akan melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etik yang
meliputi:
1. Surat Permohonan Responden
Surat Permohonan responden peneliti mengajukan surat permohonan
yang berisikan pernyataan yang meliputi identitas peneliti, topik penelitian,
dan tujuan peneliti.
2. Surat Persetujuan Responden (Informend Consent)
Surat permohonan ini akan di buat peniliti sebagaiman pernyataan yang
tercantum menjelaskan topik penelitian, tujuan penelitian dan sayarat-
syarat dalam menjadi responden.
3. Kerahasiaan (Comfindentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar termasuk privasi dan kebebasan
dalam memberikan informasi. Oleh karena itu kerahasian dijamin oleh

49
peneliti yang dimana informasi atau data tertentu saja yang akan di
laporkan pada hasil riset.
4. Penggunaan Nama Inisial
Upaya ini berhubungan dengan hak responden untuk mendapatakan
jaminan kerahasiaan dari peneliti. Oleh karena itu peneliti mencamtumkan
nama dari reponden pada lembar observasi hanya dengan menggunakan
nama inisial.

50
3.11 Tahapan Penelitian

Pemasukan judul
penelitian

SK Bimbingan Dan Surat Pengantar Permohonan Data Penyusunan Bimbingan


Judul Kesbangpol Awal Puskesmas Proposal Proposal
Talaga

Permohonanan Izin
Kepada Pihak Kepala Penelitian Revisi Seminar Proposal Uji Turnitin
Puskesmas Talaga

Informend Consent
Bersedia Pengisian Lembar Observasi Penggunaan Nama
(kelompok eksperiment)
(Pretest) Inisial

Tidak Bersedia Pemberian Jus Apel Hijau selama 7 hari Hak Kerahasiaan

Mengisi Lembar Observasi (Postest)

Mengumpulkan Data Serta Pengelompokan Data Analisis Data

Revisi Ujian Hasil Konsul Hasil Uji (Pariet T-Tes)

Penyusunan Absrak Uji turmitin Ujian Skripsi

Gambar 5. Tahapan Penelitian

51
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Profil lokasi penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian di laksanakan di wilayah kerja puskesmas telaga kabupaten
gorontalo pada bulan juli tahun 2022 sampai dengan agustus tahun 2022 dengan
jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan pre eksperimental. Variabel
bebas pemberian jus apel hijau (Granny Smith) dan variabel terikat kadar
kolesterol darah pada lanjut usia (lansia) dengan hiperkolesterol. Sampel 15
responden. Data yang di sajikan dalam bentuk tabel distribusi di sertai dengan
penjelasan dari tabel tersebut untuk melihat apakah ada pengaruh variabel
dependen dan independen. Pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS.
Puskesmas telaga adalah puskesmas yang berada di Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo yang tidak jauh letaknya dari ibu kota Provinsi Gorontalo.
secara administratif puskesmas telaga memiliki suatu wilayah kerja yang terdiri
dari empat desa: desa yang pertama yaitu, desa bulila, kedua desa hulawa, ke
tiga, desa luhu, dan yang ke empat adalah desa mongolato.
Puskemas telaga dibangun sejak tahun 1952 yang pertama di kenal
dengan nama balai pengobatan. Bangunan puskesmas telaga berdiri pada tanah
seluas 16171 M2 dengan luas gedung atau bangunan 909 M2. Pemimpin pertama
Puskesmas telaga yaitu, bapak Jasin Harun pada tahun 1952 sampai dengan
1972. Di tahun 2015 di pimpin oleh bapak Ismail T. Akase, SKM, M.Kes dan
sekarang tahun 2022 Puskesmas telaga di pimpin oleh ibu Dr. Meliana Panther.
Pada saat ini tahun 2022 puskesmas telaga di tetapkan sebagai ujung tombak
dalam upaya pembangunan kesehatan khususnya di wilayah Kecamatan Telaga.
Jumlah Tenaga Medis di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri
dari dokter umum 1 orang, dokter gigi 1 orang. Tenaga keperawatan terdiri dari
bidan, perawat. tenaga keperawatan pada tahun 2020 sebanyak 27 orang yang
terdiri dari tenaga bidan sebanyak 9 orang, tenaga perawat 16 orang serta
tenaga perawat gigi 2 orang. Tenaga Bidan terdiri dari lulusan DIV kebidanan
dan DIII kebidanan. Perawat terdapat lulusan S1 Keperawatan, lulusan D III
Keperawatan dan lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK).
Tenaga kefarmasian meliputi tenaga teknis kefarmasian (Asisten Farmasi
dan Apoteker. Secara umum jumlah tenaga kefarmasian sebanyak 2 orang.

52
tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 7 orang ( ASN 5 dan 2 Tenaga
kontrak), tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 1 orang, (Tenaga Nusantara
Sehat) Tenaga gizi terdiri dari tenaga Nutrisionis dan Dietisien yang bertugas di
bidang gizi di puskesmas. Tenaga Nutrisionis sebanyak 6 orang serta Tenaga
non kesehatan terdiri dari pejabat struktural dan staf penunjang administrasi.
Pelayanan dasar Puskesmas telaga meliputi pelayanan pada kesehatan
ibu dan anak, pelayanan kesehatan pada anak pra sekolah, usia sekolah,
remajah, pelayanan keluarga berencana, pelayanan imunisasi, perbaikan gizi
masyarakat, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan serta pelayanan
kesehatan pra lanjut usia (Pra-Lansia) dan lanjut usia (lansia) dengan dukungan
Tenanga kesehatan sebayak 44 orang yaitu, terdiri dari dokter spesial, dokter
umum, dokter gigi, perawat, perawat gigi, analisis, bidan, gizi, sanitarian,
kesmas, tenaga magang, dan tenaga non kesehatan.
Selain dari sarana dan prasarana yang mendukung puskemas telaga
kabupaten gorontalo memiliki tujuan yang di dasarkan pada Visi dan misi yaitu,
mengutamakan pelayanan yang prima dan paripurna menuju masyarakat yang
sehat mandiri dan sejahterah serta Mendukung kemandirian hidup sehat bagi
perorangan, keluarga dan masyarakat dengan maksud memberdayakan
masyarakat melalui pelantara desa siaga aktif, kreatif dan berkesinambungan.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, puskesmas juga melaksanakan
upaya-upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan
upaya tersebut diharapkan terwujud tujuan pembangunan kesehatan dengan
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Hal di atas didasari oleh aturan Perda No 25 Tahun 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas Telaga Pasal 2 menyatakan bahwa
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di
bidang kesehatan. pada Pasal 3 menyatakan bahwa Puskesmas mempunyai
fungsi Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan, pelaksanaan
pelayanan umum, pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis Puskesmas
dan Pengelolaan urusan keTata Usahaan Puskesmas.

53
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Distribusi karakteristik responden
Tabel 5. Dstribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin, Usia,
Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Pada Lanjut Usia (Lansia) dengan
Hiperkolesterol Di wilayah kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1 Laki-Laki 5 33,3
2 Perempuan 10 66,7
Usia
1 Usia pertengahan 40-55 tahun 3 20
2 Pralansia 55-65 tahun 8 53,3
3 Lansia usia >65 tahun 4 26,7
Pendidikan Terakhir
1 SD 5 33,3
2 SMP 4 26,7
3 SMA 4 26,7
4 Sarjana 2 13,3
Pekerjaan
1 URT 7 46,7
2 Swasta 1 6,7
3 Petani 2 13,3
4 Pensiunan 1 6,7
5 Wiraswasta 2 13,3
6 ASN 2 13,3
Total 25 100
Sumber: Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 5 distribusi frekwensi di dapatkan responden yang


memiliki jenis kelamin perempuan adalah responden terbanyak yaitu berjumlah
10 responden (66,7%) sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki adalah yang
paling sedikit yaitu berjumlah 4 responden (33,3%). Responden berdasrkan usia
di dapatkan yaitu dari usia 55-65 tahun adalah yang terbanyak berjumlah 8
responden (53,3%) dan terendah yaitu dari usia 40-55 tahun berjumlah 3
responden (20%). Dari responden dengan pendidikan terendah yaitu SD yang
terbanyak yang berjumlah 5 responden (33,3%), dan responden yang memiliki
pendidikan tinggi Sarjana adalah yang terendah yaitu berjumlah 2 responden
(13,3%). Dari status pekerjaan responden yang memiliki latar belakang pekerjaan
sebagai URT adalah responden yang terbanyak yaitu, berjumlah 7 responden
(46,7%) dan terendah adalah yang berlatar belakang pekerjaan swasta dan
pensiunan berjumlah masing-masing 1 responden (6,7%).

54
4.2.2 Analisa Univariat
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasakan Kadar Kolesterol Darah Pada
Lanjut Usia (Lansia) Dengan Hiperkolesterol Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga
Kabupaten Gorontalo sebelum (Pretest) Dan setelah (Postest) Pemberian Jus Apel
Hijau (Granny Smith)
No Kadar Kolesterol N Mean Minimum Maximum
(mg/dl)
1 Sebelum (Pretest) 15 256.93 211 307
2 Setelah (Postest) 15 229.33 167 288
Sumber: Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 6 dari total jumlah 15 responden di dapatkan nilai rata-


rata kadar kolesterol responden sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu 256,93 mg/dl, sedangkan nilai rata-rata kadar kolesterol
setelah (Postest) pemberian jus apel hijau (Granny Smith) yaitu 229,33 mg/dl,
dengan nilai rentang minimum sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu 211 mg/dl, dan nilai rentang minimum setelah (Postest)
pemberian jus apel hijau (Granny Smith) yaitu 167 mg/dl. Adapun nilai rentang
maximum kadar kolesterol responden sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu di dapatkan 307 mg/dl, sedangkan nilai rentang maximum
setelah (Postest) diberikan jus apel hijau (Granny Smith) yaitu 288 mg/dl. Kadar
kolesterol maksimum baik dari perempuan dan laki-laki pada dasarnya tidak ada
bedanya.
4.2.3 Analisa Bivariat
Analisis bivariat pengaruh pemberian jus apel hijau (Granny Smith)
terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia (lansia) dengan hiperkolesterol
diwilayah kerja puskesmas telaga kabupaten gorontalo.
Tabel 7. Pengaruh Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Terhadap Kadar
Kolesterol Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) dengan Hiperkolesterol Di wilayah kerja
Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo
Std. p-
Variabel Pretest-Postest Mean t N
Deviasi value
Kadar Kolesterol Sebelum (Pretest) 256.93 28.644 6.374 0.000 15
Darah Setelah (Postest) 229.33 35.048
Sumber: Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 7 dari total jumlah 15 responden di dapatkan nilai rata-


rata kadar kolesterol responden sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu 256,93 mg/dl, sedangkan nilai rata-rata kadar kolesterol
darah setelah (Postest) pemberian jus apel hijau (Granny Smith), yaitu 229,33
mg/dl, dengan nilai standar deviasi sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau

55
(Granny Smith) yaitu 28,644 dan setelah (Postest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu 35,048. Dari perbandingan jumlah nilai kadar kolesterol
darah pada lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol di dapatkan nilai t tabel
yaitu 6,874 atau > 0,0514, maka di peroleh nilai p-value=0.000 dengan nilai α <
0.005, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakana dan
signifikan pemberian jus apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol
darah pada lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol di wilayah kerja
Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Karakteristik Responden Lanjut Usia (Lansia) Dengan Hiperkolesterol
Di Wilayah Kerja Puskemas Telaga Kabupaten Gorontalo
4.3.1.1 Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian di dapatkan responden dengan hiperkolesterol yang
berjenis kelamin perempuan adalah yang terbanyak berjumlah 10 responden
(66,7%) dan yang paling sedikit adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 4
orang (33,3%).
Berdasarkan penelitian dari dwijowati & aulia, (2021) menyatakan bahwa
kolesterol yang tinggi banyak di alami oleh perempuan yang sudah mengalami
penuaan dimana hal ini di karenakan pada usia tua hormon estrogen mengalami
penurunan yang diakibatkan oleh hentinya proses menstruasi. Seperti di ketahui
bahwa hormon estrogen menjadi penyeimbang kolesterol baik jahat maupun
baik, sehingga pada perempuan kadar kolesterol menjadi tidak seimbang.
Hal ini di dukung oleh riset WHO 2019 dalam Prehanawan et.al., (2022)
dinyatakan bahwa prevalensi hiperkolesterol antara perempuan dan laki-laki
bahwa dari reponden yang berjenis kelamin perempuan memiliki prevalensi
hiperkolesterol lebih tinggi dibandingkan yang berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan pendapat peneliti seperti kondisi di tempat penelitian
memang benar bahwa mayoritas dari responden dengan hiperkolesterol yaitu
perempuan, dimana dari mereka sebagian besar memiliki kadar kolesterol yang
tidak normal. Batas kolesterol normal baik laki-laki dan perempuan yaitu 140-200
mg/dl Oleh karena itu berdasarkan teori di atas maka peneliti berasumsi jenis
kelamin dapat mempengarui kadar kolesterol yang tidak normal.

56
4.3.1.2 Usia
Dari hasil penelitian responden dengan hiperkolesterol terbanyak yaitu
dari usia 55-65 tahun adalah yang terbanyak yaitu 8 responden (53,3%) dan
terendah dari usia 40-55 tahun sebanyak 3 responden (20%).
Berdasarkan penelitian dari Naue, Doda & Wongo (2016) dalam
Djamaludin & Tabrani (2020) yang menyatakan bahwa ternyata usia juga dapat
mempengaruhi kadar kolesterol seseorang dimana pada usia yang semakin tua
akan lebih relatif tinggi kolesterol dibandingan kolesterol pada usia muda. hal ini
di dukung dari teori sugiarti & latifa (2011) yang menyatakan bahwa umur
memiliki pengaruh pada kadar kolesterol, dimana semakin tua usia atau umur
sesorang akan semakin tinggi pula kolesterol seseorang tersebut.
Sejalan dengan teori dari Amir, (2012) Dalam Uswatun, (2017) yang
menyatakan bahwa kolesterol terdapat di setiap tubuh manusia yang tidak
pandang bulu yang mana penyakit kolesterol ini dapat menyerang dari berbagai
kalangan usia baik mudah maupun sudah menginjak lanjut usia.
Dari responden penelitian memang benar bahwa yang memiliki kolesterol
tidak normal rata-rata responden yang mengijak usia lansia Oleh karena itu
berdasarkan teori di atas peniliti berasumsi bahawa usia memiliki pengaruh
terhadap kadar yang tidak normal.
4.3.1.3 Status Pendidikan
Dari hasil penelitian di dapatkan responden dengan pendidikan terendah
yaitu SD yang terbanyak dimana berjumlah 5 responden (33,3%), dan responden
yang memiliki pendidikan tinggi Sarjana adalah yang terendah yaitu berjumlah 2
responden (13,3%).
Berdasarkan penelitian dari Fadilah et al,. (2019) menyatakan bahwa
tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dimana dengan
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi kemungkinan individu tersebut akan
semakin luas pengetahuannya sehingga individu dapat membentuk keyakinan
pada diri sendiri sehingga individu dapat memiliki perilaku yang sesui dalam
hidupnya.
Hal ini di dukung dari teori Hurlock, (2007) dalam Renityas, (2018) yang
menyatakan bahwa pendidikan memiliki peran penting sebagai penentu kualitas
hidup individu yang mana seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan
semakin berkualitas hidupnya.

57
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan teori sebelumnya Peneliti
berasumsi bahwa pendidikan dapat mempengaruhi tingginya angka
hiperkolesterol hal ini berkaitan dengan kurangnya pemahaman individu terhadap
penyakit hiperkolesterol serta cara menjaga dan mengontrol agar terhindar dari
penyakit hiperkolesterol.
4.3.1.4 Status Pekerjaan
Dari hasil penelitian responden yang berlatar belakang pekerjaan sebagai
URT adalah responden yang terbanyak yaitu, sebanyak 7 responden (46,7%)
dan terendah adalah yang berlatar belakang pekerjaan swasta dan pensiunan
sebanyak 1 responden (6,7%).
Berdasarkan penelitian dari Ardian, (2018) dalam Djamaludin & Tabrani
(2020) yang menyatakan bahwa ibu rumah tangga rentang terhadap peningkatan
kadar kolesterol, dimana hal ini dikaitkan dengan kebiasaan pola makan yang
salah makan tinggi asupan lemak, dimana kurang mengomsusmsi sayuran dan
buah buahan hal ini memicu kolesterol darah meningkat.
Hal ini di dukung oleh teori berdasarkan Word Health Organization (WHO)
dalam Zuhroiyyah et al (2017) yang menyatakan bahwa semakin banyak aktivitas
yang di lakukan akan banyak adenosin triphosphate (ATP) dibutuhkan sehingga
kolesterol akan semakin sedikit. aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang di
hasilkan oleh otot serta rangka yang memerlukan pengeluaran energi, dengan
demikian energi ini di dapatkan dari makanan yang di komsumsi. Makanan dan
aktivitas fisik dapat menentukan kadar kolesterol di dalam tubuh. Makanan
sendiri akan mengalami proses metabolisme dan menghasilkan Adenosin
Triphosphate (ATP).
Peneliti berpendapat bahwa pekerjaan memiliki pengaruh terhadap
tingginya kadar kolesterol hal ini berkaitan dengan aktifitas suatu responden
serta perilaku responden yang masi memiliki aktivitas yang rendah dan memiliki
perilaku yang kurang sehat seperti mengomsumsi makanan yang tinggi lemak
dan rendah serat.

58
4.3.2 Analisa Univariat
4.3.2.1 Gambaran kadar Kolesterol Darah Pretest-Postest Pemberian Jus
Apel Hijau (Granny Smith) Pada Lanjut Usia (Lansia) dengan
Hiperkolesterol Di wilayah kerja Puskesmas Telaga Kabupaten
Gorontalo
Berdasarkan hasil penenelitian dari total 15 responden di dapatkan nilai
rata-rata kadar kolesterol responden sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu 256,93 mg/dl, sedangkan nilai rata-rata kadar kolesterol
setelah (Postest) pemberian jus apel hijau (Granny Smith) yaitu 229,33 mg/dl,
dengan nilai rentang minimum sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu 211 mg/dl, dan nilai rentang minimum setelah (Postest)
pemberian jus apel hijau (Granny Smith) yaitu 167 mg/dl. Adapun nilai rentang
maximum kadar kolesterol responden sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) yaitu di dapatkan 307 mg/dl, sedangkan nilai rentang maximum
setelah (Postest) diberikan jus apel hijau (Granny Smith) yaitu 288 mg/dl.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran kadar
kolesterol dengan menggunakan alat Outocheck dan memberikan perlakukan,
serta menggunakan buah apel hijau (Granny Smith) sebagai bahan untuk
diberikan kepada responden dengan hiperkolesterol. Oleh karena nilai kadar
kolesterol darah responden mengalami perbedaan antara sebelum (Pretest) dan
setelah (postest), hal ini menandahkan bahwa data yang di peroleh sesui dengan
tujuan penelitian yaitu mengetahui kadar kolesterol darah sebelum (Pretest) dan
setelah (Postest) pada lanjut usia dengan hiperkolesterol di wilayah kerja
puskesmas telaga kabupaten gorontalo.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzati et
al., (2018) mengenai “Pengaruh jus apel hijau terhadap kadar kolesterol darah
pada pasien hipertensi”. Diman jus apel hijau berpengaruh terhadap kadar
kolesterol darah pada pasien hipertensi. Dari hasil uji satistika diperoleh nilai
rata-rata sebelum diberikan jus apel hijau yaitu 270,50 mg/dl, sedangkan nilai
rata-rata kadar kolesterol sesudah diberikan jus apel hijau yaitu di peroleh 237,40
mg/dl. Dengan nilai rentang minimum sebelum pemberian jus apel hijau yaitu 220
mg/dl, dan nilai rentang maximum sebelum pemberian jus apel hijau yaitu 240
mg/dl. Adapun nilai rentang minimum setelah pemberian jus apel hijau diperoleh

59
126 mg/dl, dan nilai rentang maximum setelah diberikan jus apel hijau yaitu 245
mg/dl
Dari teori Suryana, (2018) yang menyatakan bahwa apel hijau merupakan
buah yang dapat membantu tubuh menjadi sehat karena kandungan nutrisi yang
di miliki oleh apel hijau rata-rata baik untuk kesehatan tubuh, salah satunya
adalah apel hijau memiliki kandungan air yang banyak serta di tambah dengan
kandungan vitamin B2. Dimana kandungan mineral ini dinyatakan dapat
menyaring kolesterol. Hal ini di dukung oleh teori dari djamaludin & tabrani,
(2020) apel hijau bermanfaat terhadap kadar kolesterol darah dimana diketahui
pada buah apel hijau memiliki kandungan yang di kenal dengan anti kolesterol
dimana pada apel hijau memiliki kandungan pektin, kandungan pektin ini yang
dapat berikatan dengan asam empedu hal ini akan mengurangi penyerapan
kolesterol di dalam usus oleh tubuh sehingga kemungkinan kolesterol akan
menjadi menurun.
Peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan kadar kolesterol darah
responden sebelum dan setelah di karenakan oleh adanya pemberian jus apel
hijau (Granny Smith) dengan menggunakan metode perlakuan serta penggunaan
buah apel hijau (Granny Smith) sebagai bahan untuk menurunkan kadar
kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol di wilayah kerja
puskesmas telaga kabupaten gorontalo
4.3.3 Analisis Bivariat
4.3.3.1 Pengaruh Pemberian Jus Apel Hijau terhadap Kadar Kolesterol
Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Dengan Hiperkolesterol Diwilayah
Kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo
Pada penelitian ini peneliti terlebi dahulu melakukan uji normalitas data,
sebelum dilakukan uji paried t test, dengan maksud untuk mengetahui apakah
data yang di gunakan bersdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas yang
di gunakan yaitu menggunakan uji Shapiro-Wilk Shapiro, teori dari Wilk & Chen
(1968) dikatakan normal apabila nilai signifikansi lebih dari 0.05 (sig>0.05). dapat
di ketahui bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal dikarekan dari
nilai signifikan pada saat kolesterol pretest yaitu 0.896 yang di artikan >0,05, dan
dari nilai signifikan saat kolesterol postest diperoleh nilai 0.950 yang di artikak
>0.05.

60
Penelitian ini menujukan bahwa setelah dilakukan uji Pariet T Test,
secara umum pemberian jus apel hijau (Granny Smith) dapat mempengaruhi
penurunan kadar kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia) dengan
hiperkolesterol. Kondisi ini dapat di lihat dari hasil penelitian mengenai variabel
pemberian jus apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada
lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol di wilayah kerja puskesmas telaga
kabupaten gorontalo sebelum (Pretest) dan setelah (Postest) di berikan
perlakuan oleh peneliti.
Hal ini diperoleh nilai rata-rata dari total 15 responden kadar kolesterol
sebelum (Pretest) pemberian jus apel hijau (Granny Smith) yaitu, 256,93 mg/dl,
sedangkan nilai rata-rata setelah (Postest) pemberian jus apel hijau (Granny
Smiht) pada lanjut usia dengan hiperkolesterol yaitu 229,33 mg/dl. Di dapatkan
nilai p-value=0.000 dengan α < 0.05, dapat di artikan dalam penelitian ini H0 di
tolak dan Ha diterima. Maka dapat diberikan kesimpulan bahawa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pemberian jus apel hijau (Granny Smith)
terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Izzati et al., (2018) mengenai “pengaruh jus apel hijau terhadap kadar kolesterol
darah pada pasien hipertensi”. Dimana hasil penelitian menunjukan bahawa
sebelum di berikan perlakukan jus apel hijau terhadap kadar kolesterol darah
responden rata-rata 270,50 mg/dl. Namun Setelah diberikan jus apel hijau
kepada 10 orang responden sebanyak 200 ml selama 7 hari kadar kolesterol
berubah menjadi 237,40 mg/dl. Dimana hasil uji statistika dengan menggunakan
uji paried sampel t test diperoleh nilai p-value 0.001 yang artinya p ≤0,05 dimana
di artikan rata-rata kadar kolesterol signifikan.
Penelitian ini Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurman &
Afifah (2019), dimana menyatakan bahwa jus apel hijau sangat efektif
berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah pada pasien dengan
hiperkolesterol. Apel hijau dianjurkan untuk dikomsumsi oleh penderita
hiperkolesterol dari apel hijau membantu mempertahankan kadar kolesterol tetap
dalam keadaan rendah sebagian besar buah apel memiliki kandungan pektin dan
serat yang larut dalam air sehingga mampu menurunkan kadar kolesterol yang
kemungkinan dapat menyumbat pembuluh darah. Hal ini di dukung oleh teori dari
Dasrini, (2017) yang menyatakan bahwa kandungan pektin dan flavonodi pada

61
buah apel hijau merupakan anti kolesterol serta anti oksidan. Dimana kandungan
flavonoid pada apel merupakan antioksidan potensial yang dapat mencegah
pembentukan radikal bebas. Senyawa ini mampu mencegah perlekatan sel
darah dan mampu mengencerkan kembali darah pekat akibat penyumbatan
pembuluh darah oleh kolesterol.
Teori dari Kim, (2018) Jus buah merupakan makanan pendamping yang
ampuh mencegah dan meningkatkan kesehatan pada kandungan jus dasarnya
adalah kandungan nutrisi yang tinggi pada buah apel yang mengandung pektin
dan plavonoid sebagai anti oksidan dan kolesterol menjadikan jus sangat ampuh
dalam menurunkan kolesterol. jus dasarnya menjadikan tubuh lebih muda
menyerap nutrisi buah karena bentuknya yang sudah menjadi sederhana.
Peneliti berasumsi bahwa pemberian jus apel hijau (Granny Smith) pada
lanjut usia (Lansia) di wilayah kerja puskesmas telaga kabupaten gorontalo
merupakan suatu cara yang efektif untuk menurunkan kadar kolesterol darah. hal
ini sesuai dengan teori bahwa buah apel hijau (Granny Smith) dapat menurunkan
kadar kolesterol dikarenakan kandungan pektin dan flavonoid yang terdapt di
buah apel hijau (Granny Smith).

4.4 Keterbatasan Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti menyadari masi memiliki keterbatas dimana
bahwa peneliti hanya berfokus meneliti pada pengaruh pemberian jus apel hijau
(Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah responden saja yang mengalami
hiperkolesterol dan tidak meneliti terkait dengan kepatuahan klien dalam
menjaga pola makanan yang sehat, memiliki kekurangan sampel, tidak
melibatkan kelompok kontrol dan hanya menggunakan satu kelompok perlakuan.
pada penelitian ini Apel hijau (Granny Smith) sebagai bahan intervensi memiliki
kontra indikasi pada pasien dengan asam lambung (Gard) karena rasanya yang
sedikit masam sehingga tidak dapat di anjurkan pada responden yang memiliki
riwayat asam lambung (Gerd). Selain itu Penelitian ini juga memiliki keterbatasan
berhubungan peneliti tidak menggunakan sistem rendom dan kelompok kontrol
maka kemungkinan hasil penelitian ini masi dapat di pengaruhi oleh kondisi yang
lain seperti pola makan respnden, aktivitas, mengomsumsi obat-obatan.

62
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan tentang pengaruh pemberian jus
apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia
(Lansia) dengan hiperkolesterol di wilayah kerjah Puskemas Telaga Kabupaten
Gorontalo maka dapat di berikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kadar kolesterol darah responden sebelum diberikan jus apel hijau (Granny
Smith) yaitu di dapatkan rata-rata 256,93 mg/dl
2. Kadar kolesterol darah responden setelah diberikan jus apel hijau (Granny
Smith) yaitu di dapatkan rata-rata 229.33 mg/dl
3. Terdapat pengaruh pemberian jus apel hijau (Granny Smith) terhadap
kadar kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia) dengan hiperkolesterol di
wilayah kerja puskesmas telaga kabupaten gorontalo

5.2 SARAN
Setelah melakukan penelitian, peneliti merekomendasikan beberapa hal terkait
yaitu:
1. Bagi Puskemas Telaga Telaga Kabupaten Gorontalo
Harapan peneliti setelah mengetahui hasil penelitian mengeanai pemberian
jus apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada pasien
dengan hiperkolesterol diharapkan puskesmas dapat memfasilitasi terkait
Diit pasien seperti pengadaan konseling pada setiap pasien yang
berkunjung berobat agar pasien dapat mengerti bahwa pentingnya
mengomsumsi jus buah apel (Granny Smith) secara rutin untuk
menurunkan kadar kolesterol darah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Harapan peneliti dari hasil penelitian ini dapat di jadikan salah satu acuan
untuk dilakukan lebih lanjut mengenai variabel-variabel yang belum di teliti
dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi untuk
dilakukannya terkait pemberian jus apel hijau (Granny Smith) terkait kadar
kolesterol darah.

63
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dari hasil penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman serta menerapkan ilmu yang telah di dapatkan dengan
membagi pengalaman yang didapatkan oleh peneliti untuk peneliti yang
lain. Dari hasil penelitian ini di harapkan juga untuk peneliti selanjutnya
agar bisa mengapdate penelitian ini dengan membandingkan jus apel hijau
(Granny Smith) dengan jus yang lain misalnya dari jus apel fuji, apel romeo
beauty, dan washington pada responden, dan dapat melibatkan kelompok
kontrol dengan jumlah sampel yang seimbang dalam jumlah yang lebih
banyak dengan pengawasan ketat terkait ukuran dosis, agar memperoleh
hasil yang lebih akurat sesuai dengan tujuan penelitian yang akan
dilakukan. Selain itu diharapkan juga untuk peneliti selanjutnya agar
mempertimbangkan penggunaan buah apel hijau pada pasien dengan
riwayat penyakit asam lambung (Gerd) mengingat rasa buah apel hijau
(Granny smith) yang sedikit masam.

64
DAFTAR PUSTAKA

Prehanawan, R. P., Rasyidah, T., Mulyani, A. S., Ariyanti, R., Nur, A., Maharani,
S., Renatasari, D. A., Sarif, N. N., Sulistyani, S., Fortuna, T. A., Studi, P.,
Dokter, P., Kedokteran, F., Surakarta, U. M., Farmasi, F., & Surakarta, U. M.
(2022). WASPADAI KOLESTEROL TINGGI : SEBUAH ARTIKEL. 12–17.
https://doi.org/10.23917/jpmmedika.v2i1.457

Djamaludin, D., & Tabrani, M. (2020). Pengaruh Jus Jambu Biji Dan Jus Apel
Hijau Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol. Holistik Jurnal Kesehatan,
14(3), 346–353. https://doi.org/10.33024/hjk.v14i3.1528

Lestari, W. A., & Utari, D. M. (2017). Faktor Dominan Hiperkolesterolemia Pada


Pra-Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapanjaya Kota Depok. Berita
Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine and Public
Health), 33(6), 267–272.

Kim, sachi D. (2018). resep jus buah dan sayur (A. Mahardika (ed.); 1st ed.).
genesis. www.hutamedia.com

Tabrani, M., & Djamaludin, D. (2021). Pemberian Jus Apel Hijau Terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Pada Pasien Hiperkolesterolemia Di Kota
Metro. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 4(5),
1176–1183. https://doi.org/10.33024/jkpm.v4i5.2829

Gazali, A., & Munawwaroh, A. (2017). Pemanfaatan Buah Apel (Malus Sylvestris
Mill.) lewat matang sebagai substrat nata de apple. Biota, 3(2), 60.
https://doi.org/10.19109/biota.v3i2.1253

Lestari, W. A., & Utari, D. M. (2017). Faktor Dominan Hiperkolesterolemia Pada


Pra-Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapanjaya Kota Depok. Berita
Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine and Public
Health), 33(6), 267–272.

Nugroho, kristianto dwi, & Wibowo. (2019). Keperawatan Lansia ( tim M.


Publishing (ed.); pertama). media nusa creative. www.mncpublishing.com
Muthiah, A., & Siyoto, S. (2016). pendidikan keperawatan gerontik (P. Christian
(ed.); 1st ed.). CV ANDI OFFSET.

Setiyorini, E., & Wulandari, ning arti. (2018). Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
Dengan Penyakit Degeneratif ( tim M. Publishing (ed.); pertama). meria nusa
creative. www.mncpublishing.com

Adriani, rita benya, Sulistyowati, D., Patriyani, ros endah happy, Tarnoto, koo
wahyu, Susyanti, S., & Rachmawaty. (2021). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik ( mohammad seto Sudirma (ed.); cetakan pe). CV adanu abimata.
http://penerbitadap.id

Helmawati, T., & Fitriana, R. (2018). Keajaiban Jus Buah Dan Sayuran (Fitriana
(ed.); 1st ed.). pt gramedia. www.gramedia.com

65
Irwan, D. (2016). Epidemologi Penyakit Tidak Menular (I. Candrawinata (ed.)).
depublish. www.depublish.co.id

Soenardi, T. (2019). Healthy Snack Rendah Kolesterol (I. Hardiman (ed.)). PT


gramedia pustaka utama.

Soenardi, T. (2019). Menu Sehat Dan Lezat Penurun Kadar Kolesterol (I.
Herdiman (ed.); pertama). PT gramedia pustaka utama.

Anies, D. (2016). Kolesterol Dan Penyakit Jantung Koroner (Andin (ed.)). AR


RUZZMEDIA. e-mail:aruzzwacana@yahoo.com

Aziz, S. (2018). Hidup Sehat Menyeluruh Dan Alami Penyembuhan Penyakit


Kolesterol, Hipertensi, Dan Jantung (T. Indocamp (ed.)). indocamp.
http://www.indocamp.id

Sunardi, Y. (2019). Displidemia Nutrisi Untuk Mengatasi Gangguan Kolesterol


Dan Komplikasinya (L. Mayasari (ed.); digital). rapha publishing.

Dr, hans tandra. (2020). Kolesterol Triggliserida ( isran febrianto Siregar & Ayu
(eds.); digital). PT gramedia pustaka utama. www.gpu.id

Senja, A., & Prasetyo, T. (2021). Perawatan Lansia Oleh Keluarga Dan Care
Giver (N. Syamsiyah (ed.); pertama). bumi medika.
https://timedotcom.files.wordpress.com/2015/03/old-woman-hands.jpg

Senja, A., & Prasetyo, T. (2019). Perawatan Lansia (N. Syamsiyah (ed.); digital
20). bumi mendika. https://timedotcom.files.wordpress.com/2015/03/old-
man-woman-hands.jpg

Nursalam. (2018). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ( peni puji Lestari


(ed.); 4th ed.). salemba medika. http:/www.penerbitsalemba.com
Sugiyono, P. (2018). Metode Penelitian Menajemen (Setiyawami (ed.); ke 6).
alvabeta. www.cvalfabeta.com

Sugiyono, prof, D. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Setiyawami (ed.);


cetakan ke). alfabeta. www.cvalfabeta.com
Triharyanto, B. (2020). Cara Mudah Mengontrol Kolesterol (M. Rafif & I. Arda
(eds.); pertama). kreatifa prima.

Sitanggang, yenny ferawati, Frisca, S., Sihobing, riama marlyn, Koerniaman, D.,
Saratahulending, P., Febrina, C., Handayani, D., Saputra, bima adi, Rahayu,
dian yuniar syanti, Paula, V., Pranata, L., & Siswadi, Y. (2021). Keperawatan
Gerontik (R. Wrtrianthos (ed.); pertama). yayasan kita menulis.
web:kitamenulis.id

Kemenkes. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian


KesehatanRI,1(1),1.https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/pey
akit-jantung-penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html

66
Trubus, R. (2019). Sakit Kolesterol Lever, Dan Maag Tuntas Dengan Herbal (A.
Titisari (ed.); jakarta). PT trubus swadaya. homepage:www.trubus-
online.co.id

Suryana, D. (2018). Manfaat Buah-Buahan. cretive comons attribution 4,0


internasional lisensi. http://creativecommos.org/licenses/by/4.0/.

Sumantri, A. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Murodi & F. Ekayanti


(eds.); 3rd ed.). KENCANA. www.prenadamedia.com

Sujarweni, W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan (A. Dharna (ed.);


cetakan 1). GAVA MEDIA. www.gavamedia.net

Ago, M. (2017). Budi Daya Apel ( mitra ago Sejati (ed.); 4th ed.). CV PUSTAKA
BENGAWAN.

Jauhary, H. (2016). Sehat Tanpa Obat Dengan Apel (Maya (ed.); 1st ed.). rapha
publishing.

Rahman, farhan aulia. (2021). Lindungi Dirimu Dengan APD ( Anti Penyakit
Degeneratif) ( wahyu n. Cahyo (ed.); cetakan pe). orbit indonesia.
www.orbot.id

Suparno, P. (2018). Menjadi Orang Tua (Lansia) Yang Bahagia (Victi (ed.);
2018th ed.). PT kanisius. www.kanisiusmedia.co.id

Damanik, Sri Melfa, & Hasian. (2019). Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik.
Indonesia, kementrian kesehatan repoblik. (2018). laporan nasional
RISKESDAS (T. Kemkes (ed.); 2018th ed.). kemkes RI.
www.litbang.kemkes.go.id

Indonesia, kementrian kesehatn repoblik. (2017). Profil Penyakit Tidak Menular.


Kemkes.

Indrawati, vivi pristya. (2018). Efektifitas Pemberian Jus Tomat Dan Jus Apel
Terhadap Perubahan Kadar Kolesterol Darah Pada Orang Dewasa Dengan
Hiperkolesterol. In kesehatan (p. 62).

Lubis, mayang sari. (2018). Metodologi Penelitian (P. kusuma Anggraini (ed.);
pertama). CV BUDI UTAMA. www.penerbitdepublish.com

Anshori, M., & Iswati, S. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif (T. Airlangga
(ed.); 2nd ed.). airlangga university press. e-mail: aup.unair@gmail.com

67
Lampiran 1. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Grontalo Utara pada tanggal 30


januari 1997. Nama lengkap dari penulis Izrak Habu
beragama islam. Orang tua dari penulis ayah bernama
Sudin Habu dan nama Ibu adalah Anuriyah Lamaji.
Penulis merupakan Anak yang terakhir dari 9
bersaudara. Pendidikan Formal Penulis, Sekolah Dasar
Negeri (SDN) 1 Ilangata, Kabupaten Gorontalo Utara
lulus pada tahun 2012, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 5 Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara
lulus pada tahun 2015, Di Tahun 2017 penulis lulus
dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Gorontalo Utara, dan pada tahun
2018 penulis lulus seleksi masuk Universitas Muhammadiyah Gorontalo
(UMGO). Penulis memilih Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Selama mengikuti
perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kegiatan Kurikuler maupun
Ekstrakulikurel. Penulis perna mengikuti kegiatan seminar nasional maupun
seminar internasional dan telah meneyelesiakan ujian skripsi yang berjudul
Pengaruh Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Terhadap Kadar Kolesterol
Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Dengan Hiperkolesterol Di Wilayah Kerjah
Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.
Pendidikan Non Formal penulis, peserta Program Pendidikan Pelatihan
Karakter Dan Kepemimpinan (P2KK) di Universitas Muhammadiyah Gorontalo
tahun 2018, peserta Klinical Practice I (Ilmu Dasar Keperawatan I) di RS
Otanaha Gorontalo Tahun 2019, peserta Klinical Practice II (Keperawatan
Maternitas II) di RSTN Bualemo tahun 2019, peserta kulia kerja dakwa (KKD)
tematik posdaya di desa molowahu tahun 2021, peserta Klinical Practice III
(Keperawatan kesehatan jiwa II) di Puskesmas Dungalio Kabupaten Gorontalo
tahun 2021, dan peserta Klinical Practice IV (Keperawatan Medikal Bedah IV) di
RSUD Prof. Aloe Saboe Kota Gorontalo Tahun 2022.

68
Lampiran 2. Lembar Permohonan Data Awal

69
Lampiran 3. Permohonan Calon Responden

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat : Jl. Prof. Dr. Mansoer Pateda, Des Pentadio Timur, Kabupaten Gorontalo
Email: Univ.Muhammadiyah_Gorontalo@Gmail.Com Telp (0435) 881135, Fax
(0435) 881135

Kepada
Yth Calon Reponden Penelitian
Di-
Tempat
dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa program studi
s1 keperawatan universitas muhammadiyah gorontalo
Nama : Izrak Habu
Nim : C01418083
Alamat : Talaga, Ulapato A
Akan melaksanakan penelitia dengan judul “pengaruh pemberian jus apel
hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia)
dengan hiperkolesterol di wilaya kerja puskesmas telaga”. Penelitian ini tidak
menimbulkan akibat yang merugikan bagi semua responden. Kerahasiaan
responden akan di jaga. Dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
apabila responden menyetujui maka mohon kesediaannya untuk mengisi dan
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.
Atas perhatian dan ketersediaanya, sebagai responden. Peneliti
mengucapkan terimakasih.

Gorontalo, Agustus 2022


Peneliti

Izrak habu

70
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Responden

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat : Jl. Prof. Dr. Mansoer Pateda, Des Pentadio Timur, Kabupaten Gorontalo
Email: Univ.Muhammadiyah_Gorontalo@Gmail.Com Telp (0435) 881135, Fax
(0435) 881135

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab pernyataan di bawa
Ini.
Nama/Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dari


penelitian yang berjudul “pengaruh pemberian jus apel hijau (Granny Smith)
terhadap kadar kolesterol darah pada lanjut usia (Lansia) di wilaya kerja
puskesmas telaga”. Saya akan menjadi responden yang koperatif dalam
memberikan data yang nyata tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Gorontalo, Agustus 2022


Responden

( ......................)

71
Lampiran 5. Surat Izin Kesbangpol

72
Lampiran 6. Surat Rekomendasi Penelitian

73
Lampiran 7. Surat Selesai Penelitian

74
Gambar 6. SOP Pembuatan Dan Pelaksanaan Terapi Jus Apel Hijau (Granny
Smith)

SOP PEMBUATAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH) SEBAGAI TERAPY


PADA LANJUT USIA (LANSIA) DENGAN HIPERKOLESTEROL

Standar Jus Apel Hijau (Granny Smith) Untuk Menurunkan Kadar


Operasional Kolesterol
Prosedur
Definisi Terapi Jus Apel Hijau (Granny Smith) Adalah Terapi Yang
Dapat Menurunkan Kadar Kolesterol Pada Lansia (Lansia)
Dengan Hiperkolesterol
kebijakan Lansia dengan hiperkolesterol tanpa peyakit DM
Alat Dan1. Alat:
Bahan a. Blender

b. Pisau

c. Gelas Ukur

75
d. Timbangan

2. Bahan:
a. Apel Hijau (Granny Smith) 200 Gram

b. 200 cc Air
Langkah- 1. Menyiapkan 200 gram apel hijau (Granny Smith)
langkah 2. Menyiapkan blender
pembuatan jus 3. Cuci apel hingga bersih
apel hijau 4. Potong kecil apel “tidak di kupas”
(granny smith) 5. Potongan apel di masukkan dalam blender
6. Tambahkan air 200 cc
7. Blender sampai halus
8. Setelah halus tuangkan kedalam gelas ukuran 200 ml
9. Jus apel hijau (Granny Smith) siap dihidangkan
Pelaksanaan jus apel hijau (Granny Smith) sebanyak 200 ml diberikan secara
rutin selama 7 hari, yang dimana jus diminum rutin satu kali
dalam sehari sebelum sarapan.

76
Lampiran 8. Lembar Obsevasi

LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN


PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :1
Nama : Ny. S.M
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : URT

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 242 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 184 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

77
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :2
Nama : Ny.H.H
Umur : 70 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : URT

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 223 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 211 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

78
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :3
Nama : Ny. O.M
Umur : 52 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : URT

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 288 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 259 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

79
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :4
Nama : Tn. S.P
Umur : 59 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 280 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 271 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

80
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :5
Nama : Ny. E.D
Umur : 75 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : URT

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 307 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 265 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

81
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :6
Nama : Tn. H.K
Umur : 60 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 268 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 249mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

82
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :7
Nama : Ny. R.T
Umur : 59 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 293 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 288 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

83
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :8
Nama : Tn. Y.A
Umur : 59 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 240 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 205 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

84
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden :9
Nama : Ny. T.K
Umur : 54 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : ASN

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 213 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 167 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

85
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden : 10
Nama : Tn. S.J
Umur : 56 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : ASN

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 211 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 196 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

86
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden : 11
Nama : Ny. E.U
Umur : 62 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : URT

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 257 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 232 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

87
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden : 12
Nama : Tn. M.A
Umur : 69 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 247 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 233 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

88
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden : 13
Nama : Ny. R.A
Umur : 56 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : URT

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 273 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 254 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

89
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden : 14
Nama : Tn. A.U
Umur : 71 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 256 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 226 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

90
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN
PEMBERIAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)
KELOMPOK INTERVENSI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TALAGA
KABUPATEN GORONTALO

Kode Responden : 15
Nama : Tn. R.I
Umur : 59 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : URT

Waktu
1 2 3 4 5 6 7
No Pretest Postest

Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi


(08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1 (08:00/1
0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00) 0:00)

1 256 mg/dl 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 200 mg/dl

Keterangan:
Pretes : Sebelum Intervensi
Postes : Sesudah Intervensi
Normal :<140-200 mg/dl
Tidak Normal : > 200-400 mg/dl

91
Lampiran 9. Master Tabel

Kadar Kolesterol Darah (mg/dl)


No Inisial JK Umur Pendidikan Pekerjaan
Pretest Ket Postest Ket
1 SM 2 1 1 1 242 2 184 1
2 HH 2 3 1 1 223 2 211 2
3 OM 2 1 3 1 288 2 259 2
4 SP 1 2 2 2 280 2 271 2
5 ED 2 3 2 1 307 2 265 2
6 HK 1 2 3 3 268 2 249 2
7 RT 2 2 3 4 293 2 288 2
8 YA 1 2 3 3 240 2 205 2
9 TK 2 1 4 6 213 2 167 1
10 SJ 1 2 4 6 211 2 196 1
11 EU 2 2 1 1 257 2 232 2
12 MA 2 3 1 5 247 2 233 2
13 RA 2 2 2 1 273 2 254 2
14 AU 1 3 2 5 256 2 226 2
15 RI 2 2 1 1 256 2 200 1

Ket:
Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan
1= Laki-laki 1= Usia pertengahan 40-55 tahun 1= SD 1=URT
2= Perempuan 2= Pralansia 55-65 tahun 2= SMP 2= Swasta
3=
3= Lansia usia >65 tahun 3= SMA Petani
4= Sarjana 4= Pensiunan
Kadar Kolestrol darah 5= Wiraswasta
1= Normal ≤200 mg/dl 6= ASN
2= tidak normal >200 mg/dl

92
Lampiran 10. Hasil Uji Statistik SPSS

Karakteristik Reponden

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

LAKI-LAKI 5 33.3 33.3 33.3

Valid PEREMPUAN 10 66.7 66.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Usia pertengahan 40-55 3 20.0 20.0 20.0
tahun

Valid Pralansia 55-65 tahun 8 53.3 53.3 73.3

Lansia usia >65 tahun 4 26.7 26.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 5 33.3 33.3 33.3

SMP 4 26.7 26.7 60.0

Valid SMA 4 26.7 26.7 86.7

SARJANA 2 13.3 13.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

URT 7 46.7 46.7 46.7

SWASTA 1 6.7 6.7 53.3

PETANI 2 13.3 13.3 66.7

Valid PENSIUNAN 1 6.7 6.7 73.3

WIRASWASTA 2 13.3 13.3 86.7

ASN 2 13.3 13.3 100.0


Total 15 100.0 100.0

93
Analisis Univariat

Statistics

KOLESTEROL KOLESTEROL
PRETEST POSTTEST

Valid 15 15
N
Missing 0 0
Mean 256.93 229.33
Std. Error of Mean 7.396 9.049
Std. Deviation 28.644 35.048
Minimum 211 167
Maximum 307 288

94
Analisis Bivariat
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

KOLESTEROL PRETEST 256.93 15 28.644 7.396


Pair 1
KOLESTEROL POSTTEST 229.33 15 35.048 9.049

Paired Samples Correlations

N Correlatio Sig.
n

KOLESTEROL PRETEST & 15 .880 .000


Pair 1
KOLESTEROL POSTTEST

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval


Mean of the Difference

Lower Upper

KOLESTER 27.600 16.771 4.330 18.313 36.887 6.374 14 .000


OL
PRETEST -
Pair 1
KOLESTER
OL
POSTTEST

95
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI

a) Pembuatan Jus Apel Hijau (Granny Smih)

96
b) Pemerikasaan Kadar Kolesterol Sebelum (Pretest)
(hari senin 1 agustus 2022)
1. Responden Ny.S.M

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny.O.M

4. Responde Tn.S.P

97
5. Responden Ny.E.D

6. Responden T. H.K

7. Responden Ny. R.T

8. Responden Tn. Y.S

98
9. Responden Ny. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn. M.A

99
13. Responden Ny. R.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny. R.I

100
c) Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Hari Pertama (2 Agustus
2022)
1. Responden Ny. S.M

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Tn. S.P

101
5. Responden Ny. E.U

6. Responden Tn. H.K

7. Responden Tn. R.T

8. Responden Tn. Y.A

102
9. Responden Ny. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn.M.A

103
13. Responden Ny. P.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny. R.I

104
d) Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smiht) Hari Ke Dua (3 agustus
2022)
1. Responden Ny.S.M

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Tn. S.P

105
5. Responden Ny. E.D

6. Responden Tn. H.K

7. Responden Ny. R.T

8. Responden Tn. Y.A

106
9. Responden Ny. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn. M.A

107
13. Responden Ny. R.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny. R.I

108
e) Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Hari Ke Tiga (4 agustus
2022)
1. Responden Ny. S.M

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Ny.S.P

109
5. Responden E.D

6. Responden Ny. H.K

7. Responden Ny. R.T

8. Responden Tn. Y.A

110
9. Responden Ny. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn. M.A

111
13. Responden Ny. R.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny. R.I

112
f) Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Hari Ke Empat (5 agustus
2022)
1. Responden Ny. S.M

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Tn. S.P

113
5. Responden Ny. E.D

6. Responden Tn. H.K

7. Responden Tn. R.T

8. Responden Tn. Y..A

114
9. Responden Ny. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn. M.A

115
13. Responden Tn. R.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny. R.I

116
g) Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smih) Hari Ke Lima (6 Agustus
2022)
1. Responden Ny. S.M

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Tn. S.P

117
5. Responden Ny. E.D

6. Responden Tn. H.K

7. Responden Ny. R.T

8. Responden Tn. Y.A

118
9. Responden Ny. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn. M.A

119
13. Responden Ny.R.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny. R.I

120
h) Pemberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Hari Ke Enam (7 Agustus 2022)
1. Responden Ny. S.M

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Tn. S.P

121
5. Responden Ny. E.D

6. Responden Tn. H.K

7. Responden R.T

8. Responden Tn.Y.A

122
9. Responden Ny. T.K

10.Responden Tn S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Respnden Tn.M.A

123
13. Responden Ny.R.A

14. Responden Tn.A.U

15.Responden Ny. R.I

124
i) Permberian Jus Apel Hijau (Granny Smith) Hari Ke 7 (8 Agustus 2022)
1. Responden Ny. S.M

2. Responden Ny. Hh

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Tn. S.P

125
5. Responden Ny.E.D

6. Responden Tn. h.k

7. Responden Ny. R.T

8. Responden Tn. Y.A

126
9. Responden Ny. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn. M.A

127
13. Responden Ny. R.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny.

128
j) Pemerikasaan Kadar Kolesterol Sesudah (Postest)
(Selasa 9 agustus 2022)
1. responden ny. s.h

2. Responden Ny. H.H

3. Responden Ny. O.M

4. Responden Tn. S.P

129
5. Responden Ny. E.D

6. Responden Tn.H.K

7. Responden Ny. R.T

8. Responden Tn.Y.A

130
9. Responden NY. T.K

10. Responden Tn. S.J

11. Responden Ny. E.U

12. Responden Tn. M.A

131
13. Responden Ny. R.A

14. Responden Tn. A.U

15. Responden Ny. R.I

132
133

Anda mungkin juga menyukai