Anda di halaman 1dari 44

SIMBOL-SIMBOL DAERAH DI INDONESIA

1. Nangroe Aceh Darussalam

Kupiah (Peci) Aceh berbentuk segi 5 (lima), adalah melambangkan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam yang bermakna Falsafah hidup Rakyat dan Pemerintah Daerah yang
disebut PANCACITA yang terdiri dari lima unsur.
Dacing atau timbangan melambangkan Keadilan.
Rencong : melambangkan Kepahlawanan.
Padi, Kapas, dan Cerobong Pabrik : melambangkan Kemakmuran.
Kubah Masjid, Kitab dan Kalam : melambangkan Keagamaan dan Ilmu Pengetahuan.
Warna Putih :melambangkan Kemurnian.
Warna Kuning :melambangkan Kejayaan.
Warna Hijau : melambangkan Kesejahteraan dan Kemakmuran.
Sumber : Departemen Dalam Negeri

1
2. Sumatera Utara

Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya
melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan
imperialisme / Kolonialisme, feodalisme dan komunisme.

Batang bersudut lima, Perisai dan Rantai melambangkan kesatuan masyarakat didalam
membela dan mempertahankan Pancasila.

Pabrik, Pelabuhan,Pohon karet,Pohon sawit,Daun tembakau, Ikan, Daun padi dan Tulisan
“SUMATERA UTARA” melambangkan daerah yang indah permai masyhur dengan
kekayaan alamnya yang melimpah-limpah.

Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empatpuluh lima butir
padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun Kemerdekaan dimana ketiga-tiganya ini
berikut tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang
mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta, keadaan dan pembela keadilan.

Bukit Barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang


berkepribadian luhur, bersemangat Persatuan Kegotongroyongan yang dinamis.

Sumber : Pemda Provinsi Sumatera Utara

2
3. Sumatera Barat

Lambang Sumatera Barat berbentuk perisai segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan
kubah masjid dan bintang, rumah gadang, dan gelombang air.

Kubah masjid melambangkan Islam sebagai agama utama rakyat Sumatera Barat. Bintang
sebagai simbol Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumah gadang memiliki makna semangat
demokrasi, karena merupakan tempat masyarakat bermusyawarah. Gelombang air
merupakan simbol dinamika rakyat Sumatera Barat

Sumber : Wikipedia

3
4. Riau

Mata Rantai tak terputus yang berjumlah 45, adalah lambang persatuan bangsa dan
diproklamirkan pada tahun 1945, yaitu tahun Proklamasi Republik Indonesia.

Padi dan Kapas adalah lambang kemakmuran (sandang pangan), padi 17 butir dan 8
Bunga Kapas merupakan tanggal Proklamasi 17 bulan 8 (Agustus).

Lancang Kuning mengandung, adalah lambang kebesaran Rakyat Riau, sedang sogok
Lancang berkepala ikan melambangkan bahwa Riau banyak menghasilkan Ikan dan
mempunyai sumber-sumber penghidupan dari laut. Gelombang lima lapis melambangkan
Pancasila sebagai Dasar Negara, Republik Indonesia.

Keris berhulu Kepala Burung Serindit, adalah lambang Kepahlawanan Rakyat Riau
berdasarkan pada kebijaksanaan dan kebenaran

Sumber : Departemen Dalam Negeri

4
5. Jambi

Provinsi Jambi memiliki lambang yang ditetapkan sebagai simbol Pemerintah Daerah
Provinsi Jambi sekaligus mewakili insitas provinsi ini sebagai bagian tidak terpisahkan
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dimana, Lambang Provinsi Jambi ditetapkan
dan disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1969 tentang Kalimat Sepucuk
Jambi Sembilan Lurah.

Adapun arti dari Lambang Provinsi Jambi adalah sebagai berikut :

Bidang dasar berbentuk persegi lima yang melambangkan Rakyat Jambi yang memiliki
Jiwa dan Semangat Pancasila.

Enam Lubang Mesjid dan Satu Buah Keris dengan gambaran fondasi mesjid yang terdiri
dari dua buah susunan batu (terdapat lima batu di bagian atas dan terdapat tujuh batu di
bagian bawah) yang melambangkan berdirinya daerah Jambi sebagai sebuah daerah yang
otonom pada tanggal 6 Januari 1957

Gambar sebuah Mesjid yang melambangkan Keyakinan dan Ketaatan Rakyat Jambi
dalam menjalankan kehidupan beragama

Gambar Keris Siginjai yang merupakan keris pusaka yang melambangkan Jiwa
Kepahlawanan Rakyat Jambi dalam menentang bentuk penjajahan dan sebagai
perlambang berdirinya Provinsi Jambi pada bulan Januari

Cerana yang pakai kain penutup berbentuk persegi sembilan yang melambangkan Rasa
Ikhlas yang bersumber kepada keAgungan Tuhan yang menjiwai Hati Nurani

Gambar Gong yang melambangkan jiwa demokrasi yang ditunjukkan di dalam pepatah
adat “BULAT AIR DEK PEMBULUH, BULAT KATO DEK MUFAKAT”

Empat Buah Garis yang melambangkan historis Rakyat Jambi yang dimulai sejak
Kerajaan Melayu Jambi hingga akhirnya menjadi Provinsi Jambi

Sebuah kalimat yang berbunyi “SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH” di dalam


sebuah pita yang bergulung tiga dan bersegi dua dimana melambangkan kesatuan wilayah
geografis 9(sembilan) daerah Aliran Sungai dan lingkup wilayah adat dari Jambi
“SIALANG BELANTAK BESI SAMPAI DURIAN BATAKUK RAJO DAN
DIOMBAK NAN BADABUR, TANJUNG JABUNG”

Sumber : Anjungantmii.com

5
6. Sumatera Selatan

Lambang Sumatera Selatan berbentuk perisai bersudut lima. Di dalamnya terdapat


lukisan bunga teratai, batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung serta di
atasnya terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan.

Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila.
Batang hari sembilan adalah nama lain provinsi Sumatera Selatan yang memiliki
sembilan sungai. Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan masyarakat
Sumatera Selatan. Gunung memiliki makna daerah pegunungan yang banyak terdapat di
Sumatera Selatan. Sedangkan atap khas Sumatera Selatan yang berujung 17 dan 8 garis
genting dan 45 buah genting merupakan simbol kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus
1945

Sumber : Pemda Provinsi Sumatera Selatan

6
7. Bengkulu

Lambang Daerah Provinsi Bengkulu terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu : Berbentuk tameng.
Ditengah-tengah terdapat tameng kecil yang di dalamnya berisikan setangkai padi dan
setangkai kopi bersama daunnya. Sedangkan ditengah-tengahnya terdapat bunga
Rafllesia, rudus, cerana dan bintang baser. Sebuah pita dengan bertuliskan :
“BENGKULU”.

Makna Warna di dalam Lambang sebagai berikut: Hijau : Kesuburan, Biru:


Kemakmuran, Merah : Dinamika Kegembiraan, Ungu : Ketenangan kedamaian, Kuning :
Kejayaan.

Warna hijau di atas tameng mencerminkan daerah pegunungan Bukit Barisan dengan
tanahnya yang subur sebagai batas tanah daerah Provinsi Bengkulu sebelah Timur, warna
biru berombak dengan 18 (delapan belas) gelombang berarti Laut dengan sumber
kekayaan sebagai batas daerah Provinsi Bengkulu sebelah Barat.

Dalam tameng kecil terdapat Disebelah kiri setangkai padi yang berwarna kuning. Buah
padi bercelah 17 (tujuh belas) butir melambangkan tanggal 17. Disebelah kanan terdapat
setangkai bunga kopi berwarna putih dan buah kopi berwarna hijau, bunga kopi berwarna
putih dan buah kopi berjumlah 8 (delapan) melambangkan bulan Agustus. Tulang daun
kopi bagian atas berjumlah 4 (empat) garis. bagian bawah berjumlah 5 (lima) garis
melambangkan tahun 1945, arti keseluruhannya HARI PROKLAMASI
KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA ( 17 – 8 – 1945 ).

Garis gelombang 18 (delapan batas) melambangkan tanggal 18, Daun kopi berjumlah 11
(sebelas) helai melambangkan bulan November, Bunga kopi setiap tangkai berjumlah 6
(enam) dan buah kopi setiap tangkai berjumlah 8 (delapan).

Arti keseluruhannya adalah hari kelahiran Provinsi Bengkulu (18 November 1968).
Buah Padi dan Kopi mencerminkan hasil utama di bidang pertanian dan perkebunan.
Bunga raflesia Arnoldi sebagai suatu keistimewaan alam dearah Provinsi Bengkulu.
Bingkai berwarna emas yang mengitari Lambang melukiskan salah satu sumber mineral
di daerah Provinsi Bengkulu.
Cerana melukiskan kebudayaan rakyat.
Rudus 2 (dua) buah melambangkan kepahlawanan.
Bintang besar dipertemuan ujung padi dan kopi melambangkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

7
8. Lampung

ARTI LAMBANG DAERAH PROVINSI LAMPUNG

1) Perisai Bersegi Lima : Kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan


rumah-tangga Yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai
masyarakat makmur, adil berdasarkan pancasila .
2) Pita SAI BUMI RUWAI JURAI : Sai Bumi – Rumah tangga agung yang berbilik-bilik.
Rua jurai – dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung.
3) Aksara Lampung berbunyi : “LAMPUNG’
4) Daun dan Buah lada : Daun =17, Buah Lada 8, Lada merupakan produk utama penduduk
asli sejak masa lampau sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia dan bangsa-
bangsa Barat. Biji lada 64, Menunjukan bahwa terbentuknya Dati I Lampung tahun 1964.
5) Setangkai Padi : Buah padi 45. Padi merupakan produk utama penduduk migrasi sehingga
terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara dua unsur golongan masyarakat
sehingga terwujudnya Negara RI yang Diproklamirkan 17-08-1945.
6) Laduk : Golok masyarakat serba guna.
7) Payam : Tumbak pusaka tradisional.
8) Gung : Sebagai alat inti seni budaya, sebagai pemberitahuan karya besar dimulai, dan
sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.
9) Siger : Mahkota perlambang keaggungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat.
10) Payung : Jari payung 17, bagian ruas tepi 8, garis batas ruas 19, dan rumbai payung 45.
Artinya payung agung yang melambangkan Negara RI Proklamasi 17-08-1945; dan
sebagai payung jurai yang melambangkan Propinsi Lampung tempat semua jurai
berlindung. Tiang dan bulatan puncak payung : satu cita membangun Bangsa dan Negara
RI dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa.
11) Warna
 Hijau = dataran tinggi yang subur untuk tanamam keras dan tanaman musim.
 Coklat = Dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang.
 Biru = Kekayan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan
kehidupan para Nelayan.
 Putih = Kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
 Kuning (tua, emas dan muda) =keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita
masyarakat untuk membangun daerah dan Negaranya.

Sumber : Pemda Provinsi Lampung

8
9. Bangka Belitung

Perisai Bersudut Lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan


Republik Indonesia.

Kepulauan Bangka Belitung, melambangkan wilayah, masyarakat, sistem pemerintah,


kebudayaan dan sumberdaya alam Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Lingkaran Bulat Simetrikal, melambangkan kesatuan dan persatuan Provinsi Kepulauan


Bangka Belitung dalam menghadapi segala tantangan di tengah – tengah peradaban dunia
yang semakin terbuka.

Butir Padi berjumlah 27 buah melambangkan nomor dari Undang-undang pembentukan


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu UU No.27 Tahun 2000,dan Buah Lada,
berjumlah 31 buah melambangkan Kepulauan Bangka Belitung merupakan Provinsi ke
31 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padi dan buah lada juga melambangkan
kesejahteraan dan kemakmuran.

Balok Timah, melambangkan kekayaan alam (hasil bumi pokok) berupa timah yang
dalam sejarah secara social ekonomis telah menopang kehidupan masyarakat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung selama lebih dari 300 tahun. (diketemukan dan dikelola sejak
tahun 1710 Mary Schommers dalam Bangka Tin)

Biru Tua dan Biru Muda (Dalam Perisai dan Lingkaran Hitam), melambangkan bahari
dunia kelautan dari yang dangkal sampai yang terdalam. Menyiratkan lautan dengan
segala kekayaan alam yang ada di atasnya, di dalam dan di dasar lautan yang dapat
dimanfaatkan untuk sebesar – besarnya bagi kesejahteraan rakyat.

Putih (Tulisan), melambangkan keteguhan dan perdamaian.

Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan.

Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan.

Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan.

Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa kekayaan alam dan plularisme masyarakat


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan kelurga besar komunitas
(serumpun) yang memiliki perjuangan yang sama untuk menciptakan kesejahteraan ,
kemakmuran, keadilan dan perdamaian.

Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu berkumpul,


bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur bersama-sama dalam semangat
kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling kuat untuk dilestarikan dan

9
dikembangkan. Nilai- nilai universal budaya ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang
hidup di Bumi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah eksistensi masyarakat


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan kesadaran dan citacitanya untuk tetap
menjadi keluarga besar yang dalam perjuangan dan proses kehidupannya senantiasa
mengutamakan dialog secara kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja sama
dan senantiasa mensyukuri nikmat Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

Serumpun Sebalai, merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui musyawarah dan


mufakat.

Sumber: Departemen Dalam Negeri

10
10. Kepulauan Riau

Lambang Daerah Kepulauan Riau terdiri dari 6 (enam) bagian dengan rincian sebagai
berikut :

Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

Mata Rantai berwarna hitam berjumlah 32 (tiga puluh dua) yang berlatar belakang warna
hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang
bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau sebagai Provinsi
yang ke- 32 di Negara Republik Indonesia;

Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau
dengan layar berwarna putih yang terkembang melambangkan semangat kebersamaan
dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau;

Padi berwarna kuning berjumlah 24 (dua puluh empat) butir dan Kapas berwarna hijau
dan putih berjumlah 9 (sembilan) kuntum melambangkan kesejahteraan masyarakat
Provinsi Kepulauan Riau sebagai tujuan utama dan mengingatkan tanggal disyahkannya
Undang-Undang terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau 24 September 2002,Sebilah
Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna
hitam, di atas tepak sirih berwarna merah lekuk 5 (lima), di dalam perahu berwarna
kuning yang dengan gelombang 7 (tujuh) lapis, yang masing-masing melambangkan
sebagai berikut :

Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit
berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga dan memperjuangkan negeri
bahari ini untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran,

Tepak Sirih berwarna merah melambangkan persahabatan,

Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau
dengan layar berwarna putih yang terkembang, melambangkan semangat kebersamaan
dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau,

Gelombang berlapis 7 sebagai simbol bulan Juli, sehingga mengingatkan kita


diresmikannya Provinsi Kepulauan Riau yakni tanggal 1 Juli 2004;

Tulisan “PROVINSI KEPULAUAN RIAU” berwarna putih di atas dasar lambang


daerah berwarna biru tua sebagai identitas nama daerah Pita berwarna kuning bertuliskan
“BERPANCANG AMANAH BERSAUH MARWAH” berwarna hitam adalah MOTTO
DAERAH yang mengandung semangat dan tekad serta azam masyarakat Provinsi
Kepulauan Riau dalam menuju cita-cita luhurnya. Sumber : Pemda Provinsi Kepulauan
Riau

11
11. DKI Jakarta

Pintu Gerbang, adalah lambang Kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar masuk
kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan internasional.

Tugu Nasional, adalah lambang Kemegahan, Daya Juang dan Cipta.

Padi dan Kapas, adalah lambang Kemakmuran.

Ombak Laut, adalah lambang Kota, Negeri Kepulauan.

Sloka “Jaya Raya”, adalah Slogan Perjuangan Jakarta.

Perisai Segilima, adalah melambangkan Pancasila.

Warna Emas pada pinggir Perisai, adalah lambang Kemuliaan Pancasila.

Warna Merah pada Sloka, adalah lambang Kepahlawanan.

Warna Putih pada Pintu Gerbang, adalah lambang Kesucian.

Warna Kuning pada Padi, Hijau, Putih dan Kapas, adalah lambang Kemakmuran dan
Keadilan.

Warna Biru, adalah lambang angkasa bebas dan luas.

Warna Putih, adalah lambang alam laut yang kasih.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

12
12. Jawa Barat

Lambang Jawa Barat secara keseluruhan adalah sebuah perisai berbentuk bulat telur
dengan hiasan pita di bagian bawahnya yang berisikan motto Jawa Barat. Kemudian di
tengahnya ada gambar senjata khas dari Jawa Barat yaitu sebuah kujang.

Simbolika lambang

Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :

Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai sebagai
penjagaan diri.

Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata suku bangsa
Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima lubang pada kujang
melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.

Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan makanan pokok
masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangkan kesuburan pangan, dan jumlah
padi 17 menggambarkan tanggal Proklamasi Republik Indonesia.

Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang, dan
8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik Indonesia.

Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah Jawa Barat
terdiri atas daerah pegunungan.

Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan di Jawa
Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat berguna untuk pertanian.

Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan banyaknya


pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan
kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian.

Dam atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara gambar sungai
dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi yang merupakan salah satu
perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga
melambangkan dam-dam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur.

Arti warna

13
Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau, kuning, hitam, biru,
merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus.

Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Jawa Barat.
Kuning artinya melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan. Hitam artinya
melambangkan keteguhan dan keabadian. Biru artinya melambangkan ketentraman atau
kedamaian. Merah artinya melambangkan keberanian. Putih artinya melambangkan
kemurnian, kesucian atau kejujuran.

Motto Jawa Barat

Motto Jawa Barat adalah Gemah Ripah Repeh Rapih, yang merupakan sebuah frasa
berasal dari bahasa Sunda. Kata gemah-ripah dan repeh-rapih merupakan kata majemuk
yang mempunyai arti sebagai berikut :

Gemah-ripah : subur makmur, cukup sandang dan pangan.

Repeh-rapih : rukun dan damai atau aman sentosa.

Arti bebas dari motto daerah Jawa Barat secara keseluruhan ialah menyatakan bahwa
Jawa Barat merupakan daerah yang kaya raya dan subur makmur serta didiami oleh
banyak penduduk yang hidup rukun dan damai.

Sumber : Wikipedia

14
13. Jawa Tengah

Bentuk Kundi Amarta yang berbentuk dasar segi lima melambangkan dasar falsafah
Negara yakni Pancasila.

Laut bergelombang melambangkan kehidupan masyarakat di Jawa Tengah.

Candi Borobudur melambangkan Daya Cipta yang besar Tradisi yang baik dan Nilai-
nilai Kebudayaan yang khas dari Rakyat Jawa Tengah.

Gunung Kembar mempunyai arti idiil bersatunya rakyat dan Pemerintah Daerah.

Perpaduan antara Laut dan Gunung Kembar dengan latar belakangnya yang hijau
menggambarkan keadaan alamiah Daerah Jawa Tengah dengan bermacam-macam
kekayaan alamnya sebagai kehidupan dan penghidupan Rakyat Jawa Tengah.

Bambu Runcing melambangkan Kepahlawanan dan Keksatriaan Rakyat Jawa Tengah.

Bintang bersudut Lima berwarna kuning emas yang disebut juga “Nur Cahaya”
melambangkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa dari Rakyat Jawa Tengah.

Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran Rakyat JawaTengah.

Umbul-umbul Merah Putih melambangkan Daerah Jawa Tengah sebagai bagian dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perpaduan antara Bintang, Padi dan Kapas melambangkan hari depan Rakyat Jawa
Tengah menuju ke Masyarakat Adil dan Makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha
Esa.

Perpaduan antara Bulir Padi yang berbiji 17, Bambu Runcing yang beruas 8 serta
Ranting Kapas yang berdaun 4 dan berbuah 5 merupakan rangkaian angka-angka yang
mewujudkan saat yang bersejarah serta keramat “17 Agustus 1945” yang wajib kita
agungkan.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

15
14. DI. Yogyakarta

Landasan Idiil Pancasila, digambarkan dengan bintang emas bersegi lima (Ketuhanan
Yang Maha Esa), tugu dan sayap mengembang (Kemanusiaan yang adil dan beradab),
bulatan-bulatan berwarna merah dan putih (Persatuan Indonesia), ombak, batu
penyangga saka guru/tugu (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan), dan padi-kapas (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia).

17 bunga kapas, 8 daun kapas dan 45 butir padi, adalah lambang Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bulatan (golong) dan tugu berbentuk silinder (giling), adalah lambang tata kehidupan
gotong royong.

Nilai-nilai keagamaan, pendidikan dan kebudayaan, digambarkan dengan bintang emas


bersegi lima dan sekuntum bunga melati di puncak tugu. Bunga melati dan tugu yang
mencapai bintang menggambarkan rasa sosial dengan pendidikan dan kebudayaan luhur
serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bunga melati yang sering digunakan
dalam upacara sakral mengandung nilai seni, budaya dan religius.

Warna-warna merah putih yang dominan, serta tugu yang tegak, adalah lambang
semangat perjuangan dan kepahlawanan tatanan “mirong?? pada hiasan saka guru
sebagai hiasan spesifik Yogyakarta, adalah lambang semangat membangun.

Sejarah terbentuknya Daerah Istimewa Jogjakarta dilukiskan dengan sayap mengembang


berbulu 9 helai di bagian luar dan 8 helai di bagian dalam, menggambarkan peranan Sri
sultan Hangmengkubuwono IX dan Sri Paku alam VIII, yang pada tanggal 5 September
1945 mengeluarkan amanatnya untuk menggabungkan daerah Kasultanan Jogjakarta dan
Kadipaten Pakualaman menjadi Daerah Istimewa Jogjakarta.

Warna hijau tua dan hijau muda, adalah lambang keadaan alam Daerah Istimewa
Jogjakarta dilukiskan dengan karena ada bagian ngarai yang subur dan ada daerah
perbukitan yang kering.

Candrasengkala / Suryasengkala terbaca dalam huruf jawa adalah lambang rasa Suka
Ngesthi Praja, Yogyakarta Trus Mandhiri, yang artinya dengan berjuang penuh rasa
optimisme membangun Daerah Istimewa Jogjakarta untuk tegak selama-lamanya: rasa
(6) suka (7) ngesthi (8) praja (1) tahun jawa 1876, Jogja (5) karta (4) trus (9) mandhiri
(1) tahun masehi 1945, yaitu tahun de facto berdirinya Daerah Istimewa Jogjakarta.

16
Tugu yang dilingkari dengan padi dan kapas, adalah lambang persatuan, adil dan
makmur.

Ukiran, sungging dan prada yang indah, adalah lambang nilai-nilai peradaban yang luhur
digambarkan secara menyeluruh berwujud.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

17
15. Jawa Timur

Daun lambang bentuk perisai, adalah lambang keamanan dan ketentraman serta
kejujuran melambangkan dasar dan keinginan hidup rakyat Jawa Timur yang merupakan
daerah yang termasuk aman.

Bintang dengan warna kuning emas, adalah lambang Ke Tuhanan Yang Maha Esa,
bersudut lima dan bersinar lima adalah melambangkan Pancasila merupakan dasar dan
falsafah Negara yang senantiasa dijunjung tinggi dan selalu menyinari jiwa rakyatnya
(dalam hal ini rakyat Jawa Timur) khususnya jiwa Ke Tuhanan Yang Maha Esa.

Tugu Pahlawan, adalah lambang kepahlawanan, untuk melukiskan sifat dan semangat
kepahlawanan rakyat Jawa Timur (khususnya Surabaya). Dalam mempertahankan
kedaulatan dan wilayah tanah airnya.

Gunung berapi yang selalu mengepulkan asap, adalah lambang keteguhan dan kejayaan
tekad Jawa Timur dengan semangat dinamis, revolusioner pantang mundur dalam
menyelesaikan revolusi menuju cita-cita rakyat adil dan makmur, selain itu juga
menggambarkan bahwa wilayah Jawa Timur mempunyai banyak gunung-gunung berapi.

Pintu gerbang (dari Candi) dengan warna abu-abu, adalah lambang cita-cita perjuangan
serta keagungan khususnya Jawa Timur di masa silam yang masih nampak dan sebagai
lambang batas perjuangan masa lampau dengan masa sekarang, yang semangatnya tetap
berada di tiap-tiap patriot Indonesia yang berada di Jawa Timur.

Sawah dan ladang, yang dilukiskan pada bagian-bagian dengan warna kuning dan hijau,
adalah lambang kemakmuran yaitu bahwa Jawa Timur memiliki sawah dan Iadang yang
merupakan sumber dan alat untuk mencapai kemakmuran.

Padi dan kapas, adalah lambang sandang pangan, yang menjadi kebutuhan pokok rakyat
sehari-hari, gambar padi berbutir 17 buah, sedangkan kapas tergambar 8 buah,
melambangkan saat-saat keramat bagi bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 – 8 – 1945.

Sungai yang bergelombang, menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai banyak sungai
yang mengalir untuk mengairi sawah dan sumber kemakmuran yang lainnya di Jawa
Timur.

Roda dan rantai, melukiskan situasi Jawa Timur pada masa sekarang yang sudah mulai
pesat pembangunan pabrik-pabrik dan lain-lain dalam rangka pembangunan Jawa Timur
di bidang industri, dan melambangkan pula tekad yang tak kunjung padam serta rasa
ikatan persahabatan yang biasa ditunjukkan oleh rakyat Jawa Timur kepada pendatang
dan peninjau dari manapun.

18
Pita berisikan tulisan Jawa Timur, menunjukkan lambang daerah Provinsi Jawa Timur.

Pita dasar dengan warna putih berisi tulisan JER BASUKI MAWA BEYA, menunjukkan
motto Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan
diperlukan pengorbanan.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

19
16. Banten

Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamais.


Bintang bersudut lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menara Mesjid Agung Banten, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada
petunjuk Allah SWT.
Gapura Kaibon, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu gerbang
peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan kapas berwarna putih berjumlah 8 tangkai, 4
kelopak berwana coklat, 5 kuntum bunga melambangkan Propinsi Banten merupakan
daerah agraris, cukup sandang pangan. 17-8-45 menunjukkan Proklamasi Republik
Indonesia.
Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan dataran
rendah serta pegunungan.
Badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam
menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
Laut berwarna biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan daerah
maritim, kaya dengan potensi lautnya.
Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat kerja
pembangunan dan sektor industri.
Dua garis marka berwarna putih, menunjukkan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta.
Lampu bulatan kuning, melambangkan pemacu semangat mencapai cita-cita.
Pita berwarna kuning, melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan masyarakat Banten.
Semboyan “IMAN TAQWA” sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri,
Maju dan Sejahtera.
Arti warna yang digunakan dalam simbol daerah:
Merah : melambangkan keberanian
Putih : melambangkan suci, arif dan bijaksana
Kuning : melambangkan kemuliaan, lambang kejayaan dan keluhuran
Hitam : melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati
Abu-abu : melambangkan ketabahan
Biru : melambangkan kejernihan, kedamaian dan ketenangan
Hijau : melambangkan kesuburan
Coklat : melambangkan kemakmuran

Sumber : Departemen Dalam Negeri

20
17. Bali

Lambang Bali berbentuk segi lima dan berlukiskan Bali Dwipa Jaya yang berarti Jayalah
Pulau Bali. Di dalamnya terdapat gambar bintang, Candi Pahlawan Margarana, Candi
Bentar, rantai, kipas, bunga teratai, padi dan kapas.

Bintang segi lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Candi Pahlawan
Margarana, menggambarkan jiwa kepahlawanan rakyat Bali. Candi Bentar, lambang
keagamaan yang agung rakyat Bali. Rantai melambangkan persatuan. Kipas
melambangkan kebudayaan Bali. Bunga teratai lambang Singgasana Batara Siwa.
Sedangkan padi dan kapas melambangkan kemakmuran.

Sumber : Wikipedia

21
18. Nusa Tenggara Barat

Perisai, sebagai bentuk luar atau latar belakangnya, melambangkan kebudayaan/


kesenian Rakyat Propinsi Nusa Tenggara Barat dan juga melambangkan jiwa
kepahlawanannya. Tulisan berbunyi Nusa Tenggara, ialah nama daerah yang
berpemerintahan sendiri yang terdiri dari Pulau Lombok dan Sumbawa. Rantai, yang
terdiri dari 4 berbentuk bundar dan yang 5 berbentuk segi empat : melambangkan
kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Butiran padi sebanyak 58 butir, daun
Kapas 17 dan Bunga Kapas 12 kuntum, yang kesemuanya adalah melambangkan
kelahiran Provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 17 Desember 1958. Bintang Lima,
melambangkan 5 sila dari pada Pancasila. Gunung yang berasap, menunjukkan Gunung
Rinjani, Gunung Berapi yang tertinggi di Pulau Lombok. Menjangan, menunjukkan
binatang yang banyak sekali terdapat di Pulau Sumbawa. Kubah, melambangkan
penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat yang taat dan patuh melaksanakan perintah-
perintah agamanya. Warna Biru, melambangkan Kesetiaan Daerah Nusa Tenggara Barat
pada perjuangan bangsa Indonesia, serta kesetiaan kepada pemerintah RI. Warna Hijau,
melambangkan kemakmuran, cita-cita kita semua dan juga tanda kesuburan dari daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Warna Putih, melambangkan Kesucian, keluhuran rakyat
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang senantiasa taat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang langsung pula menjiwai rakyatnya, bercita-cita luhur dan suci serta tindak
tanduk baik rohaniah maupun jasmaniah berdasarkan kesucian. Warna Kuning,
melambangkan Kejayaan, keberanian berjuang atas dasar kesucian dan akan membawa
kita pada kejayaan. Warna Hitam, melambangkan Abadi, kejayaan berdasarkan atas
landasan yang luhur akan abadi. Warna Merah, melambangkan Keberanian,
kepahlawanan berjiwa hidup dan dinamis untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

22
19. Nusa Tenggara Timur

Lambang Nusa Tenggara Timur berbentuk perisai dengan lima sudut yang memiliki arti
perlindungan rakyat, juga berarti lima sila Pancasila. Dalam perisai tergambar bintang,
Komodo, padi, kapas, tombak dan pohon beringin. Bintang melambangkan keagungan
Tuhan Yang Maha Esa.

Komodo dalam lambang adalah satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih
dilindungi. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan
dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di NTT, tepatnya di Pulau Komodo.
Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat Komodo.

Padi dan kapas melambangkan kemakmuran. Tombak berarti keagungan dan kejayaan.
Sedangkan pohon beringin merupakan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara.
Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14)
dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.

Sumber : Wikipedia

23
20. Kalimantan Barat

Lambang Daerah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
TK I Kalimantan Barat No 4 Tahun 1964, Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat
No. 2 Tahun 1967 tanggal 23 Mei 1967.

Lambang secara keseluruhan bersudut lima Perisai, Mandau dan Keris dengan satu garis
melintang di tengahnya.

Bersudut lima berarti Pancasila, dimaksudkan Kalimantan Barat adalah bagian dari
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.

Warna dasar hijau muda adalah lambang kesuburan.

Perisai, Mandau dan Keris adalah lambang pusaka dan kebudayaan warisan leluhur
masyarakat Kalimantan Barat.

Padi dan Kapas bersimpul pita dengan sudut empat adalah lambang kemakmuran yang
dijiwai oleh semangat catur karsa (empat kehendak) yaitu : kesungguhan, kejujuran,
gotong-royong dan kekeluargaan.

Jumlah unsur kapas (17), nyala api (8), padi (45) adalah lambang lahirnya Republik
Indonesia 17 Agustus 1945.

Kobaran api dalam tungku adalah lambang semangat perjuangan yang tak kunjung
padam.

Tulisan AKCAYA adalah lambang Tak Kunjung Binasa atau dengan keuletan yang
pantang menyerah.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

24
21. Kalimantan Tengah

Lambang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah berbentuk segilima, warna dasar


Merah dan di tengah lambang berwarna hijau, dengan moto ISEN MULANG (Pantang
Mundur).
Segi lima, adalah lambang falsafah hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Merah, adalah lambang keberanian, keperkasaan dalam menghadapi berbagai tantangan
yang memecah belah persatuan dan kesatuan.
Hijau, adalah lambang kesuburan bumi Tanbun Bungai dengan berbagai kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya.
Talawang (Perisai), adalah lambang alat penangkis serangan musuh yang melambangkan
kewaspadaan dan ketahanan masyarakat terhadap anasir – anasir yang merusak baik dari
luar maupun dari dalam.
Belanga (Guci), adalah lambang barang pusaka yang bernilai tinggi, yang melambangkan
potensi kekayaan alam Kalimantan Tengah.
Tali Tengang (Tali yang terbuat dari kulit kayu), adalah lambang kekokohan dan
kekompakan yang tidak mudah di cerai beraikan.
Kapas dan Parei (Kapas dan Padi), adalah lambang bahan sandang pangan yang
melambangkan kemakmuran bangsa Indonesia pada umumnya dan rakyat Kalimantan
Tengah pada khususnya.
Bintang Lapak Lime ( Bintang Segi Lima), adalah lambang Pancasila sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia.
Kambang Kapas (Bunga Kapas) 17 buah, Dawen (daun) 8 lembar dan Bua Parei (Buah
Padi) 45 butir adalah lambang Hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Burung Tingang (Burung Enggang), adalah lambang pertanda kemakmuran dan
kedinamisan serta tekat rakyat Kalimantan Tengah untuk ikut serta secara aktif
pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Mandau dan sipet (Parang dan Sumpit) adalah pasangan senjata yang di buat oleh nenek
moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu dan
menghadapi serangan musuh.
Garantung (gong) adalah lambang bahwa masyarakat Kalimantan Tengah menjunjung
tinggi kesenian, kebudayaan, berpandangan optimis dalam menghadapi berbagai tugas
dalam suasana gotong royong sebagai lambang persatuan dan kesatuan.
Sumber : Wikipedia

25
22. Kalimantan Selatan

Lambang Daerah Provinsi Kalimantan Selatan berbentuk “PERISAI” dengan warna


merah dan hijau, bergaris sisi dengan warna kuning.

Perisai adalah alat penangkis dan bertahan yang melambangkan kewaspadaan dan
kesanggupan mempertahankan diri;

Warna Merah, melambangkan keberanian dan kepahlawanan yang gagah perkasa,


berjiwa hidup dan dinamis guna menegakkan kebenaran perjuangan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam menuju “Masyarakat Adil dan Makmur yang Diridhai
Allah”;

Warna Hijau, melambangkan kesuburan dan harapan bagi Daerah Tingkat I Kalimantan
Selatan dihari yang akan datang;

Warna Kuning, pada sisi perisai, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan


mempunyai Keperibadian dan kerohanian yang luhur dengan penuh Keyakinan dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Intan Berwarna Putih Berkilap Memancar

Intan, melambangkan penghasilan Daerah Kalimantan Selatan yang sudah terkenal


karena mempunyai mutu dan nilai yang sangat tinggi, yang merupakan sumber mata
pencaharian penduduk Daerah Kalimantan Selatan.

Warna Putih Berkilap Memancar, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan


kalau dipimpin dengan sungguh-sungguh akan sanggup mencapai kecerdasan dan
kemajuan serta sanggup pula melaksanakan segala pembangunan menuju kepada
kemuliaan dan keagungan Bangsa Indonesia.

Bintang Berwarna Kuning Emas

Melambangkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan perlambang keyakinan bahwa Tuhan
mengetahui segala-galanya tanpa ada yang tersembunyi bagi-Nya;

Rumah Banjar Berwarna Hitam

Rumah, berbentuk bangunan spesifik Kalimantan Selatan asli, melambangkan suatu


unsur kebudayaan yang dapat dibanggakan.

26
Warna Hitam, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan mempunyai
kebulatan tekad dan keunggulan menuju kearah pelaksanaan Pembangunan Nasional
Semesta Berencana.

Buah Padi dan Batang Karet

Melambangkan bagian terbesar dari penghasilan dan sumber kehidupan bagi penduduk
Kalimantan Selatan.

Buah padi sebanyak 17 [tujuh belas] buah, intan dengan 8 [delapan] pancaran dan Batang
Karet sebanyak 1 [satu] pohon dengan bergaris 9 [sembilan] yang tersusun 4 [empat] di
sebelah kiri dan 5 [lima] di sebelah kanan adalah merupakan susunan angka 17-8-1945,
angka ini melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan tetap setia dan tetap
Teguh mendukung Proklamasi 17-8-1945.

Pita Warna Putih

Melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan sanggup mengikat apa yang


dirasakan kesucian dan keikhlasan hati untuk berbuat secara jujur dan bertanggung jawab
dengan disertai semanggat kerja sama dan gotong royong.

Tulisan berupa semboyan “WAJA SAMPAI KAPUTING”, melambangkan bahwa


penduduk Kalimantan Selatan telah tekun dalam bekerja melaksanakan segala
sesuatunya dengan penuh rasa kesanggupan dan konsekwen tanpa berhenti ditengah
jalan.

Sumber : Pemda Propinsi Kalimantan Selatan

27
23. Kalimantan Timur

Lambang Perisai bersudut lima adalah lambang alat pelindung dalam mencapai cita-cita
revolusi 17 Agustus 1945.
Bintang bersudut lima adalah lambang Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik
Indonesia.
Tulisan Kalimantan Timur adalah Provinsi Kalimantan Timur.
Telabang, mandau dan sumpitan adalah lambang kesiapsiagaan dan kemampuan.
Lingkaran dengan untaian minyak dan damar adalah lambang kekayaan alam.
Lilitan rotan yang tak terputus-putus sebanyak 24 lilitan adalah lambang kesatuan dan
kesatuan serta saat terbentuknya Provinsi Kalimantan Timur tanggal 1 Januari 1957
(1+1+1+9+5+7).
Jumlah delapan untaian minyak, delapan untaian damar, dan satu tetesan akhir adalah
tanggal proklamasi kemerdekaan. (8+8+1=17).
Untaian minyak dan damar masing-masing delapan tetesan adalah lambang bulan
proklamasi kemerdekaan.
4 titik terukir diujung mandau dan 5 lilitan pada ujung sumpitan adalah lambang tahun
proklamasi kemerdekaan.
Tulisan “ruhui rahayu” di atas guci berarti cita-cita dan tujuan rakyat kalimantan timur
dalam mencapai masyarakat bahagia, adil dan makmur, aman tentram yang di ridhoi oleh
Allah SWT.
warna hijau = kemakmuran,kesuburan
warna kuning emas =keluruhan,keagungan
warna kuning =kejayaan
warna merah =keberanian
warna putih =kesucian
warna hitam =kesungguhan
sumber : Departemen Dalam Negeri

28
24. Sulawesi Utara

Lambang Provinsi Sulawesi Utara berbentuk segilima sama sisi melambangkan


“Pancasila” sebagai dasar dan falsafah hidup Bangsa dan Negara Indonesia.

Bentuk warna dan bagian-bagian lambang:


Warna dasar biru langit, sisi luar berwarna kuning.

Sebelah kanan terdapat buah pala terbuka, berjumlah 8 (delapan) buah, kulitnya
berwarna kuning, biji pala berwarna merah, dirangkaikan dengan buah cengkih 17 (tujuh
betas) buah yang warnanya merupakan perpaduan Warna hijau kemuning dan warna
hijau kecoklat-coklatan.

Angka-angka pada cengkeh 17 (tujuh betas) buah, pala 8 (delapan) buah, dan padi 45
(empat puluh lima) butir adalah simbol yang menunjukkan “Hari Proklamasi
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia” yaitu 17-8-1945.
Ditengah-tengah lingkaran buah padi, cengkeh dan pala terdapat 23 (dua puluh tiga)
untaian biji jagung yang berbentuk bulatan, terdapat 1 (satu) pohon kelapa berdaun 9
(sembilan) mempunyai akar 6 (enam) dan di bawah pohon kelapa terdapat 4 (empat)
buah bibit kelapa melambangkan berdirinya Provinsi Sulawesi Utara tanggal 23
September 1964.

Pohon kelapa, padi, pala, jagung dan cengkeh menggambarkan keseluruhan kekayaan
utama yang menjadi sumber hidup rakyat di daerah ini.
Dibagian bawah dari pohon kelapa terdapat pita putih berbaris merah dengan Warna
hitam (warna bayangan) bertuliskan “Sulawesi Utara” dengan Warna merah.

Warna emas/orange melambangkan kekayaan, keagungan.

Warna biru/hijau melambangkan kemakmuran, kesuburan.

Warna kuning melambangkan kesejahteraan, kebesaran dan keluhuran.

Warna merah melambangkan keberanian, semangat yang menyala-nyala dan kecintaan


kepada Negara dan Agama.

Warna putih melambangkan kesucian, kedamaian.

Warna coklat melambangkan kecintaan kepada Tanah Air.

Warna hitam melambangkan kokoh, kuat, teguh dan kekal.

Warna ungu melambangkan kebanggaan.


sumber : Departemen Dalam Negeri

29
25. Sulawesi Tengah

BENTUK: Bentuk dari Lambang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah adalah simbol
bentuk jantung, melambangkan bahwa isi dari pada lambang ini tertanam dan bersumber
dari hati rakyat Sulawesi Tengah.

WARNA: Warna yang digunakan pada dasar Lambang Daerah Provinsi Sulawesi tengah
ialah : Biru Langit dan Warna Kuning Emas pada Bintang dan Buah padi dan Warna
Biru Laut pada gelombang.
Warna Biru Melambang kesetiaan (pada daerah,tanah air dan cita-cita) dan juga
melambangkan cita-cita yang tinggi.
Warna Kuning melambangkan Kekayaan, keagungan dan keluhuran budi.
Warna Merah pada tulisan “Sulawesi Tengah” dengan dasar warna putih melambangkan
keberanian dan kesatrian yang didasarkan atas hati yang suci, keiklasan dan kejujuran.
Warna Hijau pada buah dan daun kelapa serta kelopak kapas, melambangkan kesuburan,
dan kemakmuran dengan bumi yang subur kita menuju pada kemakmuran.
Warna Coklat pada batang kelapa melambangkan ketenangan.

GAMBAR:
Lambang Daerah Sulawesi Tengah dilukiskan dengan pohon kelapa yang disamping
merupakan modal untuk daerah ini, juga memberikan perlambangan :
Kesediaan untuk mengorbankan segala-galanya untuk mencapai cita-cita.
Seluruh bagian pohon kelapa sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Ketenangan dan tawakal dalam mengadapi segala tantangan.
Pucuk yang lurus menunjuk bintang melambangkan keteguhan hati dalam usaha
mencapai cita- cita hidup.
Lambang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dijiwai oleh pancasila yang jelas terlukis
pada bintang segi lima daun kelapa lima helai, dan buah kelapa lima buah. lebih jauh hal
ini memberikan pengertian bahwa dengan jiwa pancasila, diatas relnya /jalannya
pancasila, kita hendak mencapai cita-cita
Negara kebangsaan yang adil dan makmur diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Garis gelombang dua buah dengan masing-masing enam dan empat jalur gelombang
memberikan pengertian akan sifat maritim dari daerah Sulawesi
Tengah dan disamping kekayaan alam kita, laut disekitarnya merupakan modal besar
pula dalam usaha mendatangkan kemakmuran di Sulawesi Tengah.

30
Padi dan Kapas merupakan lambang umum kemakmuran.jumlah padi dan kapas masing-
masing Sembilan belas dan tiga belas buah gerigi buah kapas ada empat buah.
Angka 13 pada jumlah buah kapas pada gerigi kelopak kapas, 19 dan serta 4 pada jumlah
buah padi dan galur gelombang, memberikan pengertian tanggal 13, bulan april, tahun
1964 yaitu tanggal, bulam , dan tahun terbentuknya Provinsi Daerah Tingkat Sulawesi
Tengah.
Sumber : Pemda Propinsi Sulawesi Tengah

31
26. Sulawesi Selatan

Lambang Sulawesi Selatan terdiri dari unsur bintang, padi dan kapas, banteng sombu
opu, badik, gunung dan petak sawah, dan perahu pinisi.

Bintang sebagai simbol kepercayaan terhadap Tuhan YME. Padi dan kapas
melambangkan kemakmuran. Banteng sombu opu sebagai simbol kepahlawanan yang
gagah berani. Badik merupakan senjata khas Sulawesi Selatan. Gunung dan sawah
adalah pangkal menuju masyarakat sosialis Indonesia. Sedangkan perahu pinisi
merupakan simbol jiwa bahari para pelaut Bugis yang terkenal

Sumber : Wikipedia

32
27. Sulawesi Tenggara

Lambang Sulawesi Tenggara atau disebut perisai lima adalah lambang Sulawesi
Tenggara yang terdiri dari lukisan kepala anoa (anuang), mata rantai, dan padi dan kapas.

Anoa adalah hewan khas Sulawesi Tenggara. Mata Rantai yang bersambung menjadi
satu merupakan simbol persatuan yang kokoh. Sedangkan padi dan kapas merupakan
cita-cita untuk memakmurkan rakyat

Sumber: Wikipedia

33
28. Gorontalo

1) Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian luar berbentuk atau jantung yang
memberi makna kesetiaan sebagai pelindung kehidupan rakyat Gorontalo.
2) Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau
bulat telur yang memberi makna adanya gaga san, ide atau cita cita yang indah, yang
kelak menetas menjadi se suatu kesejahteraan hidup rakyat Gorontalo.
3) Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dengan bentuk dalam yang menampakkan
keserasian formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah dan diikuti oleh
posisi padi bintang, kapas rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama,
hukum dalam semua pola kehidupan masyarakat.
4) Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dapat dibuat dalam berbagai ukuran sehingga
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimana lambang tersebut ditempatkan.
5) Lambang Daerah Provinsi Gorontalo memiliki nuansa Global :
Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu
ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.
Model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak inamis dan tidak diam
tetapi selalu berbuat untuk masa de pan.
Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk tinggal landas
dan siap bersaing.
Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk untuk siap meraih
prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Tek nologi serta Iman dan Taqwa secara terus
menerus.
Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita cita yang tinggi yaitu
“Gantungkan cita cita setinggi bintang di langit”
Pita mempunyai makna keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam
dan memiliki ilmu pengetahuan dan tek nologi.
6) Lambang Daerah Gorontalo memiliki nuansa Nasional :
Padi dan Kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada
Pancasila.
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka
Bhineka Tunggal Ika.
7) Lambang daerah Gorontalo memiliki nuansa Lokal :
Bintang adalah lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi “Adat
bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah“.
Benteng.

34
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka
Bhineka Tunggal Ika.
8) Pemaknaan warna dan simbol simbol lainnya dalam lambang
Simbol rantai yang memberi makna pada peristiwa patriotik
. Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari
. Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun
1942
Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo
pada tanggal 16 Februari 2000
Warna :
. Hijau mempunyai makna kesuburan
. Kuning Mempunyai makna keagungan dan Kemuliaan
. Putih bermakna Kesucian dan Keluhuran
. Merah mempunyai makna keberanian dan perjuangan
Sumber : Pemda Provinsi Gorontalo

35
29. Sulawesi Barat

Lambang Sulawesi Barat berbunyi ‘Mellete Diatonganan’, yang berarti ‘Meniti di Atas
Kebenaran’. Di tengah lambangnya, terdapat perahu sande. Arah perahu ke depan
dengan layar di sebelah kanan, bermakna bahwa Sulbar mulai berlayar ke depan dengan
arah yang benar (kanan). Di bagian atas, tertancap ‘Doe Pakka’ (Trisula) di gunung,
melambangkan kepribadian orang Mandar, yang berarti keberanian, kejujuran, dan
keadilan. Bingkai lambang Sulbar diambil dari bentuk dasar ‘balenga lita’ (panci yang
terbuat dari tanah). Bagian atasnya merupakan simbol ‘sulapa appe’ (empat mata angin)
yang di dalamnya bertuliskan Sulawesi Barat

Sumber : Wikipedia

36
30. Maluku

“SIWALIMA” merupakan motto lambang Provinsi Maluku yang artinya milik bersama
atas dasar Siwalima, memupuk persatuan dan kesatuan untuk mencapai kesejateraan
bersama. Logo siwalima yang berlatar belakang perisai/salawaku didalamnya terdapat
lukisan daun sagu dan daun kelapa, mutiara, cengkeh, dan pala, tombak, gunung, laut
dan perahu.

Daun Sagu, menggambarkan bahwa makanan pokok di daerah Maluku adalah sagu yang
melambangkan kehidupan.

Daun Kelapa, menggambarkan hasil bumi berupa kelapa, yang banyak terdapat di
Maluku.

Mutiara, merupakan hasil laut yang khas dari daerah Maluku.

Tombak, menggambarkan sikap ksatria dan gagah berani.

Gunung, melambangkan kekayaan hasil hutan yang melimpah.

Laut dan perahu, melambangkan persatuan dan kesatuan yang abadi.

Jumlah pucuk daun kelapa sebanyak 17, melambangkan tanggal 17, sedangkan jumlah
butir mutiara sebanyak 8, melambangkan bulan 8 (agustus), dan pucuk daun sagu
sebanyak 45, melambangkan tahun 45 (1945). Kesemuanya itu melambangkan hari yang
sangat bersejarah, yaitu Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.

Sumber : Pemda Provinsi Maluku

37
31. Maluku Utara

Lambang Maluku Utara berbentuk perisai segilima, yang di dalamnya terdapat gambar
bintang, gunung, laut, padi dan kapas, serta tulisan 1999 yang merupakan tahun
berdirinya provinsi Maluku Utara. Adapun makna dari gambar tersebut adalah:

Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Gunung sebagai symbol kekayaan hasil hutan yang melimpah.

Laut adalah lambing persatuan dan kesatuan.

Padi dan kapas adalah lambing kemakmuran.

Sumber : Wikipedia

38
32. Papua

Wadah Lambang Daerah berbentuk PERISAI BERPAJU LIMA adalah menggambarkan


kesiap-siagaan dan ketahanan. Paju lima menunjukkan jumlah sila dalam Pancasila.
Warna dasar kuning emas pada bagian bawah perisai dan pita tersebut melambangkan
keagungan yang mengandung pengertian sebagai gambaran cita usaha pengalian hasil –
hasil kekayaan bumi dan alamnya. Warna dasar biru tua pada bagian atas perisai
tersebut, melukiskan kekayaan lautan / perairan Papua. Jalur kuning melingkari tepian
perisai tersebut menggambarkan keyakinan tercapainya segala usaha dan perjuangan.
Jalur hitam yang melingkari pita dan warna tulisan hitam menggambarkan kemantapan
dan kebulatan tekad untuk berkarya swadaya.

Tiga buah TUGU yang masing-masing berwarna abu-abu, sebelah kanan dan berwarna
putih sebelah kiri di atas TUMPUKAN BATU persegi panjang, bersusun 2 (dua)
masing-masing berderet 6 (enam) dan 9 (sembilan) yang berwarna putih bergaris-garis
batas hitam: Perjuangan TRIKORA dan kemenangan PEPERA Tahun 1969. Tumpukan
batu tersebut juga melambangkan Dinamika Pembangunan di Daerah ini. Warna abu-abu
putih dan bergaris-garis hitam melambangkan ketenangan dan kesucian. Setangkai
BUAH PADI yang berisi 17 (tujuh belas) butir padi berwarna kuning bertangkai kuning
pula yang terdapat di sebelah kanan dan setangkai BUAH KAPAS yang terdiri dari 8
(delapan) buah berwarna putih bertangkai Hijau Tua yang terdapat disebelah kiri
daripada tiga buah Tugu tersebut yang diikat dengan sehelai PITA berwarna merah
berlekuk 4 (empat) dan berjurai 5 (lima) adalah melukiskan kesatuan dan persatuan
Bangsa yang dijiwai oleh semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur. Tiga buah GUNUNG berjajar yang sama tingginya
berwarna hijau tua dan berpuncak putih salju adalah menggambarkan ciri khas Daerah
Papua. Warna hijau tua ketiga buah gunung dan tangkai dari buah kapas itu,
melambangkan kesuburan tanah / kekayaan alam daratan Papua. Sedangkan tulisan
“Papua” dalam huruf cetak yang berwarna kuning adalah menggambarkan keluhuran /
keagungan cita.

Sumber : Pemda Provinsi Papua

39
33. Papua barat

Tulisan Papua Barat menjelaskan nama Provinsi Papua Barat

Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan
yang akan diwujudkan.

Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki sumber daya hutan dan
sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat.

Menara kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Provinsi Papua
Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.

Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau
bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan
kepala burung Pulau Papua, sekaligus memilki filosofi ketangguhan, keberanian,
kekuatan dan ketahanan menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan serta
berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan
pembangunan akan mewujudkan masa depan yang cerah.

Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan tekad dan perjuangan
dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat dan agama mewujudkan keberadaan Provinsi
Papua Barat.

Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa provinsi Papua Barat
berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.

Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri dari 12 (dua
belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasang anak daun yang
diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya Papua, bermakna bahwa
Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999NKRI. Sagu merupakan
makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejehteraan dan
kemakmuran. sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di wilayah

Seutas pita berwarna kuning bertuliskan “CINTAKU NEGERIKU” terletak di bagian


bawah perisai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perisai bermakna folosofis
perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi
Papua Barat dalam bingkai NKRI.

Sumber : Departemen Dalam Negeri

40
34. Provinsi Kalimantan Utara

Logo Daerah terdiri atas 9 (sembilan) bagian, yaitu :

 Tulisan Kalimantan Utara


 Bintang
 Gerbang perbatasan merah putih
 Perisai dengan ukiran khas budaya Dayak, Bulungan dan Tidung, dengan parang dan
tombak bersilangan didepannya
 Padi dan kapas yang diikat dengan pita, jumlah padi 22 butir, pita 4 (empat) simpul,
dan kapas 13 buah
 Laut bergelombang
 4 (empat) garis gelombang yang menggambarkan sungai
 Dibagian bawah ada tulisan “BENUANTA” diatas pita warna putih kuning
 Bentuk keseluruhan Logo Daerah, bersudut 5 (lima) yang mengandung arti dan
makna berazaskan falsafah Negara Pancasila, dengan warna dasar biru muda/biru
langit yang melambangkan keindahan, kesejahteraan, kedamaian, kewibawaan.

Warna Logo Daerah mempunyai arti :

 Warna Putih, melambangkan kesucian, keikhlasan, kejujuran;


 Warna Biru, melambangkan keindahan, kesejahteraan, kedamaian, kewibawaan
 Warna Hijau, melambangkan kesuburan, kemakmuran, ketaqwaan, pertembuhan
 Warna Hitam, melambangkan ketegasan, perlindungan, ketokohan
 Warna Merah, melambangkan keberanian, kekuatan
 Warna Kuning, melambangkan kemuliaan, keagungan, kesuksesan.

Makna Logo Daerah :

 Tulisan KALIMANTAN UTARA, melambangkan identitas Provinsi Kalimantan


Utara sebagai daerah Otonomi Baru
 Bintang, melambangkan ketuhanan Yang Maha Esa
 Gerbang Perbatasan Warna Merah Putih, melambangkan bahwa Provinsi Kalimantan
Utara merupakan wilayah yang berada di perbatasan Negara Republik Indonesia
 Perisai dengan ukiran khas budaya Dayak, Bulungan dan Tidung, dengan parang dan
tombak bersilang, melambangkan budaya masyarakat di Kalimantan Utara terdapat
suku dan budaya yang beragam yang hidup saling berdampingan rukun, bersatu dan
harmoni, penuh semangat pantang mundur untuk membangun dan selalu siap dalam
menghadapi tantangan yang dating dari luar maupun dari dalam

41
 Padi dan Kapas, melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran yang merupakan
tujuan seluruh masyarakat Provinsi Kalimantan Utara
 Laut bergelombang, melambangkan potensi sumber daya alam yang ada di lautan
yang dimiliki oleh Provinsi Kalimantan Utara, gelombang melambangkan kehidupan
yang dinamis
 4 (empat) buah sungai berwarna putih, bermakna sebagai urat nadi perekonomian dari
4 (empat) yang menghubungkan masyarakat di pedalaman dengan daerah pantai dan
perbatasan (suangai kayan, sungai sesayap, sungai sembakung dan sungai sebuku)
 Tulisan motto “BENUANTA” diatas pita kuning, merupakan motto/semboyan dari
Provinsi Kalimantan Utara yaitu Kalimantan Utara adalah wilayah kita/daerah kita
yang harus dibangun dan dipertahankan untuk kesejahteraan masyarakatnya.

42
35. Kabupaten Kebumen

1. Perisai (dengan ukuran perbandingan 4:3); menggambarkan tekad, semangat dan


kesiapsiagaan rakyat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan dasar Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945.
2. Bintang segi lima berwarna emas; menggambarkan kepercayaan yang teguh dan
luhur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3. Pegunungan; melambangkan keteguhan hati, tidak goyah mengalami tantangan alam.
Menggambarkan juga sebagian daerah Kabupaten Kebumen terdiri dari tanah
pegunungan.
4. Gua; mencerminkan sifat-sifat ketenangan dan kesederhanaan dari rakyat daerah
Kabupaten Kebumen dalam usahanya untuk mencapai cita-citanya yaitu masyarakat
yang adil dan makmur. Gua juga merupakan tempat dimana dihasilkan sarang burung.
5. Laut; menggambarkan jiwa perjuangan yang selalu bergelora sepanjang masa; namun
penuh dengan kedamaian yang abadi. Menggambarkan juga bahwa sebagian daerah
Kabupaten Kebumen berbatasan dengan Samudra Indonesia
6. Burung Lawet; menggambarkan suatu sumber penghasilan daerah dan merupakan
pencerminan dari ketekunan dan kegesitan yang penuh dinamika dari rakyat daerah
Kabupaten Kebumen dalam usahanya untuk membangun daerahnya.
7. Kapas padi; menggambarkan cita-cita rakyat daerah Kabupaten Kebumen yaitu
terwujudnya suatu masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila, murah sandang,
murah pangan dan cukup papan.
8. Mata rantai yang sambung menyambung; menggambarkan jiwa dan semangat
persatuan yang hidup di kalangan rakyat.
9. Bambu runcing; merupakan pencerminan dari sifat kepahlawanan rakyat dalam
perang kemerdekaan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan dasar Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
10. Batu bata dan genting; menggambarkan bahwa industri batu bata dan genting di
Daerah Kabupaten Kebumen merupakan sumber penghi-dupan rakyat; secara
simbolis menggambarkan bahwa kecuali sektor pertanian; sektor perin-dustrian juga
merupakan sumber penghasilan Rakyat Daerah Kabupaten Kebumen.

43
Tulisan Bhumitirta Praja Mukti

 Arti kata-katanya; tanah dan air untuk kesejahteraan Bangsa dan Negara
 Maksud dan jiwanya; bangsa Indonesia pada umumnya dan Warga Daerah Kabupaten
Kebumen pada khususnya sangat bersyukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menganugerahi tanah yang subur dan air yang berlimpah-limpah. Anugerah
yang tidak ternilai harganya itu merupakan nikmat dari Tuhan yang wajib kita
manfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan rakyat: Daerah Kabupaten Kebumen
dibagian Utara terdiri dari tanah pegunungan dengan aneka warna bahan-bahan
tambang yang terpendam dan dengan hutan-hutannya yang menjadi sumber
mengalirnya sungai-sungai menuju ke daerah persawahan dan tegalan yang subur di
sebelah selatannya yang menjadi sumber penghidupan dari sebagian besar rakyatnya.
Demikian pula karena anugerah Tuhan Yang Maha Esa maka sebagian besar tanahnya
merupakan bahan yang sangat baik untuk membuat batu-bata dan genteng sehingga
menempatkan Daerah Kabupaten Kebumen sebagai penghasil batu-bata dan genteng
yang sejak lama sudah terkenal. Di sebelah selatan daerah Kabupaten Kebumen
berbatasan dengan Samudera Indonesia dengan pantainya yang penuh dengan pohon
kelapa; dengan gua-guanya yang terkenal sebagai penghasil burung-burung yang
berkwalitas tinggi serta lautnya yang mengandung potensi yang tak terhingga.
Kesemuanya itu menimbulkan suatu kewajiban yang luhur pada kita sekalian
wargadaerah Kabupaten Kebumen; untuk dengan cipta rasa; karsa dan karya kita
masingmasing; selalu tekun dan penuh ketawakalan memanfaatkan modal anugerah
Tuhan Yang Maha Esa tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat menuju

44

Anda mungkin juga menyukai