Anda di halaman 1dari 7

Nama: Irma Yuli Azizah

NIM: 210211602841
Offering: B
Prodi: Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Jenis-Jenis Frasa
Frasa didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisisalah satu fungsi sintaksis
di dalam kalimat. Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas
satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139).
Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek,
predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa.
Jenis frasa dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Pembagian Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya
(Pemadunya)
Ramlan (1981) membagi frasa berdasarkan kesetaraan distribusi unsur unsurnya atas dua
jenis, yakni frasa endosentrik dan frasa eksosentrik.
a. Frasa endosentrik
Frasa endosentrik yaitu frasa yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat.
Dalam frasa endosentrik kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu dapat digantikan
oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu
disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang
memiliki unsur pusat.
Contoh:

Sejumlah mahasiswa di kelas

(S) (P)

Tiga pria di pelabuhan

(S) (P)

Pemilihan umum lima tahun sekali

(S) (P)
b. Frasa eksosentrik
Frasa eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan
semua unsurnya. Frasa endosentris masih dapat dibagi lagi menjadi tiga, yakni frasa
endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif.
 Frasa Endosentris Kontributif
Frasa Endosentris Koordinatif merupakan frasa endosentris yang semua unsurnya
adalah unsur pusat. Untuk unsur yang mengacu pada hal yang berbeda pada tiap
unsurnya, frasa dapat diberi sisipan kata ‘dan’ atau ‘atau’.
Contoh :
Pekarangan rumah
Suami istri
Ayah ibu
Kakak adik
Muda mudi

 Frasa Endosentris Atributif


Frasa Endosentris Atributif adalah frasa endosentris yang mempunyai unsur pusat
serta unsur atribut. Atribut merupakan bagian frasa yang bukan termasuk unsur pusat,
akan tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang yang bermakna.
Contoh :

Pemilihan presiden
(UP) (Atribut)

Pembangunan lima tahun


(UP) (Atribut)

 Frasa Endosentris Apositif


Frasa Endosentris Apositif merupakan frasa endosentris yang semua unsur di
dalamnya adalah unsur pusat serta menunjuk pada satu hal yang sama. Atau dengan
kata lain, unsur pusat yang satu merupakan aposisi dari unsur pusat lainnya.
Contoh:
Taufik Hidayat, pebulutangkis Indonesia, meraih medali emas Olimpiade Athena

‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’


merupakan aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Taufik Hidayat, ……………………………………meraih medali emas Olimpiade


Athena

……………………..pebulutangkis Indonesia meraih medali emas Olimpiade Athena

2. Pembagian Frasa Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya


a. Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa
nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
 Nomina sebenarnya.

Contoh :
Pasir pantai itu sangat putih.
Gerobak itu berwana merah.
Rumah ini milik keluarga Hasim.
Jeruk itu manis sekali.
Roda motornya kempes.

 Pronominal

Contoh :
Dia itu seorang penulis.
Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama.
Kami ini perwakilan universitas.
Dia itu memang manis.
Kita itu saudara.

 Nama

Contoh :
Dian itu saudara sepupu saya.
Ayah Ahmad seorang pelaut.
Koki Andita sudah terkenal di mana mana.
Rihanna itu memang terkenal baik dari dulu.
Rumanah itu anak dari Pak RT.

 Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina

Contoh :
Dia rajin (verba) – >rajin itu menguntungkan.
Anak kucing kami tiga ekor (numeralia) -> Tiga itu cuma sedikit dibandingkan
yang diterima sebenarnya.
Dia berlari (verba) -> Berlari itu bentuk olahraga yang murah dan mudah.
Dia baik (adjektiva) -> Anak baik itu bernama Ananda.
Harga rumah kami tiga juta rupiah (numeralia) -> Tiga juta itu hilang dirampok.

b. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai
dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’
untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa
verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi
sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :
Berlari kencang.
Memacu motornya kencang.
Sedang menjemur.
Menghitung penghasilan bulan ini.
Berjalan memutari kompleks.
c. Frasa Numeralia
Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata
numeralia atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.
Frasa numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata
uang, dan lain sebagainya.

Contoh :

Dua puluh lima.


Lima belas ribu.
Dua ekor.
Tiga puluh tangkai.

d. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiva.
Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata
paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :

Rumahnya sangat besar.


Alangkah senangnya kami.
Dia itu sesukanya sendiri.
Dia memang yang terbaik.
Ananda sangat baik
Jalannya sangat panjang.

e. Frasa Preposisi
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata
depan sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang
bukan klausa, yang berdiri sebagai petanda.

Contoh:

Di teras.
Di depan rumah.
Dari sekolah.
Untuk saya.

f. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata
penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan.
Contoh:

Terus diam.
Ketika belajar.
Masa lampau.
Kemarin malam.

3. Pembagian Frasa Berdasarkan Kedudukannya


Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara serta
frasa setara bertingkat.

a. Frasa Setara
Frasa setara merupakan gabungan dari dua kata yang masing-masing memiliki
kedudukan yang setara dan sama-sama memiliki fungsi diterangkan (D). Dengan
begitu, dua unsur dari kata yang ada dalam frasa ini sama-sama mempunyai
kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat dihapus ataupun dihilangkan salah
satunya.

Contoh frasa setara :


Ibu guru sedang menceritakan dongeng asal-usul terjadinya selat Bali.
Andi dan Budi bukanlah pasangan kakak adik.
Pengedar narkoba itu sudah beberapa kali keluar masuk penjara.
Mereka adalah sepasang suami istri yang ingin mengadopsi bayi yang ditemukan
warga di pinggir jalan tersebut.
Setiap hari, ia pulang pergi Jakarta-Bandung menggunakan kereta api.

b. Frasa Setara Bertingkat


frasa bertingkat merupakan gabungan dari dua atau lebih kata yang tidak sederajat
serta memiliki unsur D, yaitu diterangkan dan unsur M, yaitu menerangkan.
Dalam frasa ini , unsur M, dianggap sebagai unsur pelengkap dan dapat
dihilangkan dalam frasa tersebut.

Contoh frasa bertingkat :


Kakek sedang membaca koran di teras depan. (unsur M : sedang, unsur D :
membaca)
Kakak membeli beberapa bibit jambu dari Bogor. (unsur M : dari, unsur D :
Bogor)
Ia membeli apartemen mewah itu dari hasil keringatnya. (unsur M : mewah, unsur
D : apartemen)
Rini tengah merapikan buku-buku di perpustakaan sekolah. (unsur M : tengah,
unsur D : merapikan)
Pelaku begal yang ditangkap aparat itu adalah seorang siswa SMA. (unsur M :
SMA, unsur D : siswa)

4. Pembagian Frasa Berdasarkan Makna yang Dikandungnya


a. Frasa Biasa
Frasa biasa adalah frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna denotasi
atau makna sebenarnya. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa
biasa).
Contoh:
Kambing hitam merupakan kambing yang dimiliki oleh Pak Hardi. Meja hijau
merupakan salah satu meja yang ada di kafe ini. Pagi tadi, kakak memakan hati
ayam bersama seluruh keluarga. Setelah acara selesai, saya langsung menggulung
tikar yang digunakan sebagai tempat makan tamu undangan. Paman membeli sapi
putih untuk kurban.

b. Frasa Idiomatic
Frasa Idiomatik adalah kolaborasi kata-kata yang dibentuk dari dua atau pun lebih,
kelompok kata yang mempunyai satu makna tata bahasa. Selain itu, Definisi frasa
yaitu kombinasi dari 2 kata atau lebih, tetapi tidak dapat menjadikan kalimat yang
ideal, karena tidak ada predikat.
Contoh:
Di negeri seberang laut ini, saya tinggal sendirian. (satu satu).
Korup secara resmi dikirim ke Hotel Seraton. (hotel Seraton: penjara).
Bukan kebetulan bahwa Yuniza olfia, yang dianggap kuda hitam, mampu
memenangkan kejuaraan bulutangkis antar sekolah. (kuda hitam: pesta
diremehkan; pesta tanpa biji).
Kemarin, Ayah saya membawa suvenir, yang dibelinya di negara asing. (souvenir
dari: negara asing: negara lain di luar negara mereka sendiri).
Istri saya berada di tengah tiga dan lima bulan yang lalu. (dua tubuh: hamil).

c. Frasa Ambigu
Frasa ambigu merupakan frasa atau gabungan dua kata yang yang bermakna
ganda, tergantung konteks dari kalimat yang mengandung frasa tersebut. Frasa ini
memiliki makna yang lebih dari satu atau tidak jelas sama sekali dan terdapat di
dalam kalimat ambigu.
Contoh:
Orang tua sudah berkumpul di ruang tengah (orang tua = orang yang sudah tua,
orang yang melahirkan). Dia telah angkat kaki sejak kemarin (angkat kaki =
mengangkat kaki, pergi). Tidak mungkin ada kambing hitam di kampung ini
(kambing hitam = kambing berwarna hitam, orang yang tertuduh). Ari hanya bisa
gigit jari ketika rotinya dimakan oleh David (gigit jari = menggigit jari, diam). Dia
memang panjang tangan (panjang tangan = memiliki tangan yang panjang, suka
mencuri).
Sumber rujukan:
Anonim. 2017. Jenis-Jenis Frasa – Pengertian dan Contohnya. (Online),
(https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-frasa ) diakses pada 8 November 2021.
Febriansyah, Firdaus Deni. 2020. Pengertian dan Contoh Frasa Biasa. (Online), (
https://www.ayo-berbahasa.id/2020/11/contoh-frasa-biasa.html ) diakses pda 8 November
2021.

Anonim. 2018. Pengertian Frasa Setara dan Bertingkat beserta Contohnya. (Online),
(https://dosenbahasa.com/pengertian-frasa-setara-dan-bertingkat) diakses pada 8 November
2021.

Ammariah, Hani. 2020. Pengertian Frasa, Klausa, dan Kalimat Beserta Contohnya. (Online),
(https://www.ruangguru.com/blog/frasa-klausa-kalimat ) diakses pada 8 November 2021.

Hutagalung, Tasya. 2020. Jenis-Jenis Frasa. (Online),


(https://www.scribd.com/presentation/485223584/JENIS-JENIS-FRASA ) diakses pada 8
November 2021.

Anda mungkin juga menyukai