Anda di halaman 1dari 7

Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan

makna dalam sistem gramatikal.[1] Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan
berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai bahasa haruslah mengenal jenis dan fungsi kelas kata
terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan.[1]

 1Fungsi
 2Pembagian kelas kata
o 2.1Verba (kata kerja)
o 2.2Nomina (kata benda)
o 2.3Pronomina (kata ganti)
o 2.4Numeralia
o 2.5Adjektiva
o 2.6Adverbia

Frasa yaitu satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat.
Dan, frasa gak bisa membentuk kalimat sempurna, karena gak mempunyai predikat.

Ciri – Ciri Frasa


 Frasa harus mempunyai satu makna gramatikal.
 Frasa bersifat nonpredikatif.
 Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.
 Frasa harus terdiri minimal dua kata atau lebih.
 Menduduki atau mempunyai fungsi gramatikal dalam kalimat.
Jenis – Jenis Frasa
Frasa Nomina atau Frasa Benda
Frasa nomina merupakan sebuah frasa yang mempunyai unsur pusat berupa kata nomina atau
benda.
Contohnya:

 Rahma menerima hadiah ulang tahun


 Rahma menerima hadiah
Alasannya, karena frasa “hadiah ulang tahun” di kalimat distribusi sama dengan kata benda
“hadiah“.
Frasa nomina merupakan frasa yang terbentuk dari dua atau lebih kata yang unsur intinya adalah
kata benda. Oleh karena itu, frasa ini biasa menduduki unsur subjek atau objek.

Contoh:

1) Adik membeli bola kaki. (Frasa nominal sebagai unsur objek).


2) Rambut keriting paman dipotong. (Frasa nominal sebagai unsur subjek).
3) Gunung Betung meletus. (Frasa nominal sebagai unsur subjek).
4) Ibu bapak sedang ke sawah. (Frasa nominal sebagai unsur subjek).
5) Gibran makan soto lamongan. (Frasa nominal sebagai unsur objek).
6) Meja kursi terbuat dari batu. (Frasa nominal sebagai unsur subjek).
7) Kakek membuat seruling bambu. (Frasa nominal sebagai unsur objek).
8) Lyra memiliki sepatu roda. (Frasa nominal sebagai unsur objek).
9) Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina. (Frasa nominal sebagai unsur objek).
10) Bendera NKRI berwarna merah dan putih. (Frasa nominal sebagai unsur subjek).

SEDANGKAN ~

2. Kata benda (nomina) dasar

Kata benda dasar adalah suatu kata yang menunjukkan identitas asli atau nyata dari suatu objek
(benda) yang tidak dapat dijabarkan atau diuraikan lagi ke bentuk yang lain. Contoh kata benda
(nomina) adalah antara lain sebagai berikut :

a. Lemari

b. Radio

c. Televisi

d. Buku

e. Pulpen

f. Meja

g. Kursi

h. Piring

i. Gelas

J. Sendok

k. Kayu

l. Batu dan lain sebagainya.


2. Frasa Verba atau Frasa Kerja
Frasa verba merupakan frasa yang mempunyai unsur pusat berupa kata verba dan ditandai
dengan adanya afiks verba.

Frasa verba atau kerja bisa juga ditambahkan dengan imbuhan kata “sedang” buat verba aktif
dan kata “sudah” buat verba yang menyatakan keadaan.
Frasa kerja atau verba gak bisa diberikan dengan imbuhan kata “sangat” dan biasanya
menduduki fungsi sebagai predikat pada sebuah kalimat.
Contohnya: Arsyila sejak tadi, akan menulis dengan pulpen baru.
Frasa “akan menulis” merupakan kata kerja dan distribusinya sama dengan kata kerja “menulis“.
frasa verba adalah frasa yang terbentuk dari kata kerja
1. Frasa Verba Modifikatif
Adalah jenis frasa verba yang berupa kata kerja yang diikuti oleh kata sifat baik di depan ataupun
dibelakangnya. Misal : bekerja keras (keras merupakan kata sifat yang menjadi pembatas di
belakang kata kerja, yaitu bekerja), pasti membuat (pasti merupakan kata sifat yang menjadi
pembatas di depan kata kerja, membuat).

Contoh frasa verba modifikatif dalam kalimat :

 Amir bekerja keras tanpa henti.


 Amar membaca buku dengan saksama.
 Adik menonton TV bersama Ayah.
 Pelaku memukul korban dengan menggunakan balok kayu.
 Ibu memotong halus bawang merah.
 Dia membelai lembut pipiku.
 Aku pasti mendapatkan proyek itu.
 Aku jadi ragu menegurnya.
 Dimas yakin memenangkan lomba balap motor itu.
 Randi yakin meraih hasil maksimal dalam ujian semester kali ini.

2. Frasa verba koordinatif


Adalah jenis frasa verba yang menggabungkan 2 kata kerja dengan kata
hubung dan atau atau. Seperti : membaca dan menulis, bekerja atau berlibur.
Contoh frasa verba koordinatif dalam kalimat :

 Adik sangat pandai dalam berhitung dan menulis.


 Fahmi mampu bekerja kantoran dan bekerja sampingan sekaligus.
 Aldi masih memikirkan dan merenungkan pilihannya.
 Ayah masih menimbang dan mengukur keputusannya.
 Bila sedang libur, Ayah biasanya mencuci mobil dan menyiram tanaman.
 Kani masih bingung antara mengambil cuti atau tetap bekerja.
 Alfi masih memikirkan keputusannya untuk tetap bertahan atau mengundurkan diri.
 Jika libur sekolah, adik biasanya bermain bersama temannya atau membaca komik kesukaannya.
 Untuk liburan kali ini, kita akan pergi ke pantai atau berkemah di perbukitan.
 Aku masih ragu antara meneruskan sekolah ke jenjang S2 atau memilih bekerja sesuai dengan
keahlian.

3. Frasa verba apositif


Merupakan jenis frasa verba yang ditempatkan sebagai keterangan tambahan atau selipan.
Seperti : Aceh — tempat dulu aku merantau — kini terkena badai Tsunami.

 Rumah kita —tempat bernaung dari panas dan hujan— telah resmi dijual.
 Yogya —tempat aku mencari nafkah— begitu istimewa di hatiku.
 Bisnis yang dijalani Cucu (bejualan makanan ringan) kini kian maju.
 Andi —temanku yang sering membantuku saat susah— kini telah tiada.
 Ibunya tidak setuju terhadap pekerjaan yang dilakoninya (berjualan pulsa).
 Gerobak Pak Salim —tempat Pak Salim menjajakan ayam gorengnya— kini telah diperbaiki.
 Kami membuktikan bahwa kami bisa hidup dari pekerjaan ini (menjual barang bekas).
 Pekerjaan ini —membuat komik— ternyata bisa menjadi profesi yang menjanjikan.
 Uang hasil kerja kerasnya —bekerja sebagai kuli panggul— dia tabung di celengan miliknya.
 Aku tidak menyangka bahwa penghasilan dari profesiku ini (menjadi pekerja lepas) bisa
mencukupi kebutuhan keluargaku sehari-hari.
 Adik membeli mainan dengan menggunakan uangnya sendiri (dari hasil menabung uang
jajannya selama ini).

3. Frasa Adjektiva atau Frasa Sifat


Frasa adjektiva merupakan frasa yang mempunyai sebuah unsur pusat berupa kata adjektiva
atau sifat.
Unsur pada frasa adjektiva ini bisa diberikan imbuhan “ter-” (buat mewakili suatu kata paling).
Biasanya menduduki fungsi dalam predikat suatu kalimat.
Contohnya:

 Lukisan yang dipamerkan itu emang keren-keren.


 Lukisan yang dipamerkan itu-keren-keren.
4. Frasa Adverbia atau Frasa Keterangan
Frasa adverbia merupakan frasa yang distribusinya sama dengan kata keterangan.
Biasanya, inti frasa keterangan berupa kata keterangan dan dalam kalimat yang sering
menduduki fungsi sebagai keterangan.

a. Frasa keterangan sebagai keterangan


Frasa keterangan mempunyai keleluasan berpindah, karena fungsinya jadi keterangan.

Karena fungsi itulah, frasa keterangan bisa ada di depan atau di belakang subjek.

Contohnya:

 Tidak biasanya Amel pulang larut malam


 Amel tidak biasanya pulang larut malam
 Amel pulang larut malam tidak biasanya.
b. Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja
Contohnya: Saya tidak sekedar bertanya, tapi juga memberikan solusi.
5. Frasa Numeralia atau Frasa Bilangan
Frasa numeralia yaitu sebuah frasa yang punya unsur pusat berupa kata numeralia atau sebuah
kata yang menyatakan bilangan atau bisa dibilang jumlah tertentu.

Frasa numeralia ini bisa ditambahkan kata bantu bilangan seperti buah, satuan mata uang, ekor
dan lain sebagainya.
Contohnya: Tiga orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.
6. Frasa Preposisional atau Frasa Depan
Frasa preposisi yaitu salah satu frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan,
yang dijadikan penunjuk atau indikator.

Frasa preposisi juga bisa diikuti dengan kata atau kelompok kata, yang bukan klausa, yang
berdiri berdasarkan dengan penanda.

Contohnya: Perempuan di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.


Frasa Yang Bersifat Ambigu
Ambiguitas kadang ditemukan dalam susunan frasa dan ambiguitas itu berarti kegandaan makna.

Contohnya: Kambing hitam dan mobil tetangga baru.


Frasa kambing hitam bisa mempunyai 2 makna yaitu kambing yang berbulu hitam dan suatu
ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan.

Frasa mobil tetangga baru juga bisa mempunyai 2 makna, yaitu yang baru adalah “mobil” dan
yang baru adalah “tetangganya” (bukan mobilnya).

Frasa ambigu akan menjadi jelas saat dipakai dalam sebuah kalimat.

7. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi merupakan salah satu frasa yang ditandai dengan adanya sebuah konjungsi atau
kata penghubung.

Frasa konjungsi ini juga bisa dikatakan sebagai frasa verbal atau frasa keterangan.

Contohnya: Tadi pagi, tengah malam, kemarin malam, besok pagi, terus berlari.
Kategori Frasa
1. Frasa Setara
Frasa setara yaitu kalo unsur penyusunnya mempunyai kedudukan yang satara atau yang sering
disebut dengan sama.

Contohnya: Saya dan kakak makan-makan dan minum-minum di depan rumah.


“Saya dan kakak” yaitu frasa sama, karena antara unsur “saya” dan unsur “kakak” mempunyai
kedudukan yang sama atau gak saling menjelaskan.
Sedangkan, kalo “makan-makan” dan “minum-minum” ini termasuk kedalam frasa setara atau
sama.
Frasa setara atau sama ini ditandai dengan adanya kata “dan” / “atau” diantara kedua unsurnya.
2. Frasa Bertingkat
Frasa bertingkat merupakan frasa yang terdiri atas inti dan juga atribut.
Contohnya: Adik akan pergi nanti siang.
“Nanti siang” merupakan frasa yang terdiri atas unsur inti atau atribut.
3. Frasa Idiomatik
Coba, kamu perhatikan 2 kalimat dibawah ini:

a. Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing hitam.

b. Buat menyelamati saudaranya, keluarga Abdul menyembelih seekor kambing hitam.


Jadi, kalimat (a) dan (b) itu memakai frasa yang sama yaitu “kambing hitam“.
Di kalimat (a) kambing hitam ini bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu kejadian.
Sedangkan, di kalimat (b) bermakna seekor kambing yang punya warna bulu hitam.

Makna kambing hitam di kalimat (a) ini gak ada hubungannya dengan makna kata kambing dan
hitam.

Nah, frasa yang maknanya gak bisa dijelaskan berdasarkan makna kata yang membentuknya,
maka frasa itu dinamakan frasa Idiomatik.

Konstruksi Frasa
Frasa mempunyai 2 konstruksi, diantaranya yaitu konstruksi endosentrik dan eksosentrik.
Berikut ini penjelasannya!

1. Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentrik yaitu frasa yang distribusinya gak sama dengan salah satu atau semua
unsurnya.

Contohnya: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.


Kalimat tersebut terdiri dari frasa “kedua saudagar itu“, “telah mengadakan” dan “jual beli“.
Menurut distribusinya, frasa “kedua saudagar itu” dan “telah mengadakan” yaitu frasa
endosentrik. Sedangkan, frasa “jual beli” yaitu frasa eksosentrik.
Frasa “kedua saudagar itu” bisa diwakili kata “saudagar“. Frasa “telah mengadakan” juga bisa
diwakili kata “mengadakan“.
Tapi, frasa “jual beli” gak bisa diwakili oleh kata “jual” atau “beli“. Karena, kedua kata itu
merupakan inti, jadi mempunyai kedudukan yang sama.
2. Frasa Endosentrik
Frasa endosentrik ini dibagi menjadi 3 jenis, diantaranya yaitu:

a. Frasa Endosentrik Koordinatif


Frasa endosentrik koordinatif yaitu dihubungkan dengan kata “dan” / “atau“.
Contohnya: Pintu dan jendela sedang dicat.
b. Frasa Endosentrik Atributif
Frasa endosentrik atributif yaitu tersusun dari unsur – unsur yang gak setara atau sama.
Contohnya: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu, milik Haji Rangga.
c. Frasa Endosentrik Apositif
Frasa endosentrik apositif yaitu unsur yang satu pada frasa endosentrik apositif mempunyai
makna yang sama dengan unsur yang lainnya.

Unsur yang dipentingkan yaitu unsur pusat, sedangkan unsur keterangan yaitu unsur aposisi.

Contohnya: Misya, putri Ibu Yuli berhasil menjadi pelajar teladan.


Contoh Frasa
Contoh frasa: Tiga orang mahasiswa baru itu, sedang membaca buku di perpustakaan.
Coba, kamu perhatikan penjelasan fungsi kalimat di atas:

 Tiga orang mahasiswa (S)


 sedang membaca (P)
 di perpustakaan (Ket. tempat).
Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu “tiga orang mahasiswa“, “sedang membaca“, dan “di
perpustakaan“.

Anda mungkin juga menyukai