Anda di halaman 1dari 3

JENIS JENIS FRASA

1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat


Suatu frasa disebut setara jika unsur penyusun nya mempunyai kedudukan yang
sama atau setara.

Contoh: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman


depan.

Frasa “saya dan adik” merupakan frasa sama, karena antara unsur “saya” dan unsur
“adik” memiliki kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan.

Demikian juga frasa “makan-makan” dan “minum-minum” termasuk frasa setara.

Frasa setara ditandai oleh adanya kata ‘dan‘ / ‘atau‘ di antara kedua unsur nya.

Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat merupakan frasa
yang terdiri atas inti dan atribut.

Contoh: Kakak akan pergi nanti malam.

Frasa “nanti malam” terdiri atas unsur atribut dan inti.

2. Frasa Idiomatik
Perhatikan 2 kalimat dibawah ini:

(a) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko


menjadi kambing hitam.

(b) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih


seekor kambing hitam.

Kalimat (a) dan (b) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa ‘kambing hitam‘.

Pada kalimat (a) kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu
kejadian, sedangkan dalam kalimat (b) bermakna seekor kambing yang mempunyai
warna bulu hitam.

Makna kambing hitam di kalimat (a) tidak ada hubungannya dengan makna kata
kambing dan hitam.

Nah frasa yang maknanya tidak bisa dijelaskan berdasarkan makna kata yang
membentuknya dinamakan frasa Idiomatik.

Konstruksi Frasa

Frasa mempunyai 2 konstruksi, yaitu konstruksi endosentrik dan eksosentrik.

Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.
1. Frasa Eksosentrik
Kalimat tersebut terdiri dari frasa ‘kedua saudagar itu’, ‘telah mengadakan’ dan ‘jual
beli’. Menurut distribusi nya frasa ‘kedua saudagar itu’ dan ‘telah mengadakan’
adalah frasa endosentrik. Sedangkan frasa ‘jual beli’ adalah frasa eksosentrik.

Frasa kedua saudagar itu bisa diwakili kata saudagar. Frasa telah mengadakan juga
bisa diwakili kata mengadakan.

Tetapi frasa jual beli tidak bisa diwakili oleh kata jual maupun beli, Karena kedua
kata tersebut merupakan inti, sehingga mempunyai kedudukan yang sama.

Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua
unsurnya disebut frasa eksosentrik.

2. Frasa Endosentrik
Meliputi 3 jenis yaitu:

 Frasa Endosentrik yang Koordinatif: dihubungkan dengan kata “dan” dan “atau”.
Contoh: Pintu dan jendela sedang dicat.
 Frasa Endosentrik yang Atributif: tersusun dari unsur-unsur yang tidak setara.
Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Manarul.
 Frasa Endosentrik yang Apositif: secara semantik, unsur yang satu pada frasa
endosentrik apositif mempunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang
dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan
aposisi. Contoh: Arum, putri Pak Ruchan, berhasil menjadi pelajar teladan.

Kelas Frasa

Frasa terbagi jenisnya menjadi 6 kelas kata. Meliputi frasa benda, kerja, sifat,
keterangan, bilangan, dan depan.

1. Frasa Benda atau Frasa Nomina


Frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda, yaitu
kata benda.

Contoh:

 Bara menerima hadiah ulang tahun.


 Bara menerima hadiah.

Alasannya karena frasa hadiah ulang tahu di kalimat distribusi sama dengan kata
benda hadiah.

2. Frasa Kerja atau Frasa Verba


Frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.

Contoh: Arum sejak tadi akan menulis dengan pensil baru.


Disebabkan karena frasa akan menulis adalah kata kerja dan distribusinya sama
dengan kata kerja menulis.
3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva
Frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat. Memiliki inti berupa kata sifat.
Kesamaan distribusi tersebut bisa dilihat dari contoh frasa berikut.

Contoh:

 Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus.


 Lukisan yang dipamerkan itu-bagus-bagus.

4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia


Frasa yang distribusinya sama dengan kata keterangan. Umumnya inti frasa
keterangan juga berupa kata keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi
sebagai keterangan.

– Frasa keterangan sebagai keterangan


Frasa keterangan umumnya mempunyai keleluasan berpindah karena berfungsi
sebagai keterangan. Sebab itu frasa keterangan bisa terletak di depan atau belakang
subjek.

Contoh:

 Tidak biasanya dia pulang larut malam


 Dia tidak biasanya pulang larut malam
 Dia pulang larut malam tidak biasanya

– Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja

Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu

5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia


Frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Biasanya frasa bilangan atau
frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu
bilangan.

Contoh: Tiga orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.

6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional


Frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas.

Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.

Frasa Yang Bersifat Ambigu


Ambiguitas kadang ditemukan dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan
makna.

Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru.

Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu.

Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu hitam dan
suatu ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan.

Anda mungkin juga menyukai