Anda di halaman 1dari 13

KONSUMEN AGRIBISNIS

Fakultas Agribisnis dan Rekayasa Pertanian


Universitas Subang
Definisi & Ruang Lingkup
• Konsumen agribisnis adalah setiap orang yang ingin memenuhi keinginan
dan kebutuhannya terhadap barang hasil-hasil pertanian.
• Konsumen agribisnis terdiri dari konsumen industri dan konsumen
individu/ perorangan.
– Konsumen industri yaitu perusahaan-perusahaan agribisnis yang
membeli produk hasil usaha tani dari para petani untuk diolahnya
menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.
– Konsumen individu/ perorangan adalah konsumen akhir yang
mengonsumsi produk agribisnis dalam bentuk yang mereka
inginkan/butuhkan untuk digunakan sendiri. Misalnya membeli
pakaian, sepatu, dll
• Memuaskan kebutuhan kedua kelompok konsumen tersebut akan produk
hasil usaha tani (agribisnis) sangat penting sebab, konsumen tersebutlah
yang nantinya akan mengonsumsi produk-produk agribisnis.
PERMINTAAN KONSUMEN AGRIBISNIS

Terdapat tiga pendekatan yang digunakan untuk


penentuan permintaan dan pilihan konsumen
terhadap suatu barang/jasa, yaitu :
1. Pendekatan utilitas (Utility Approach);

2. Pendekatan kurva Indiveren (Indifference


Curve Approach);

3. Pendekatan atribut (Atribute Approach).


PENDEKATAN UTILITAS
• Berthan (1748 – 1833) dalam Hiesheleifer dan Glazer (1992)  tujuan
manusia adalah mencari kesenangan dan menghindari penderitaan
sehingga memandang segala sesuatu yang ditawarkan kepadanya dari
segi kegunaan (ulititas).

• Pendekatan teori utilitas menyatakan bahwa setiap barang mempunyai


dayaguna atau utilitas sebab barang tersebut pasti mempunyai
kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang
menggunakan barang tersebut.

• Contoh: ada pernyataan bahwa suatu barang A memiliki kegunaan


lebih tinggi daripada barang B dan pernyataan barang A lebih disukai
daripada barang B adalah sama. Keduanya mengarah pada barang A
lebih diminati dibandingkan barang B.
Asumsi yang digunakan untuk menjelaskan pendekatan utilitas
ini antara lain:
Total utility merupakan fungsi dari barang yang
dikonsumsi baik jumlah maupun macamnya
{TU = ƒ(x,y, ………..z)}.
Konsumen akan memaksimalkan utilitasnya, dengan
tunduk kepada kendala anggaran.

Utilitas dapat diukur secara Kardinal.

Tambahan kepuasan yang diperoleh karena tambahan


barang yang dikonsumsi (marginal utility ) menurun (The
Law of Diminishing Marginal Utility) yang dikenal dengan
hukum Gossen I.
Gaspers kemudian mengatakan bahwa kepuasan konsumen sangat
bergantung kepada persepsi dan harapan konsumen. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen antara lain :

Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal


yang dirasakan konsumen ketika sedang mencoba
melakukan transaksi dengan produsen produk.

Pengalaman masa lalu ketika mengonsumsi produk dari


perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.

Pengalaman dari orang lain.


PENDEKATAN KURVA INDIFERENS
Pendekatan kurva indiferens
menggunakan pengukuran
geometris untuk mengukur utilitas
secara ordinal (ordinal utility) dalam
menganalisis pilihan konsumen dan
menurunkan fungsi permintaan.

Seorang konsumen akan memilih


sekelompok barang yang dapat
memaksimumkan kepuasan dengan
pendapatannya.
ASUMSI-ASUMSI PADA
PENDEKATAN KI

Rasionalitas konsumen

Konsumen diasumsikan dapat meranking preferensi (komoditas


mana yg lebih disukai

MRS akan menurun setelah melampaui suatu tingkatan tertentu

Utilitas total konsumen merupakan fungsi dari jumlah komoditi yg


dikonsumsi: U = f (q1,q2,q3, .......qn)

Konsistensi dan transivitas pilihan


Sekelompok barang yang memberikan kepuasan tertinggi
yang bisa dicapai konsumen tersebut dengan kendala
anggaran tertentu, harus dapat memenuhi dua syarat :

1) Keadaan tersebut terjadi pada kurva indiferens


tertinggi yang bersinggungan dengan garis anggaran
tersebut.

2) Keadaan tersebut akan terjadi pada titik singgung


antara kurva indiferens tertinggi dengan garis
anggaran.
Kepuasan konsumen tersebut akan terjadi pada
titik A, yaitu titik singgung antara kurva
indiferens dengan garis anggaran dan disebut
penyelesaian dalam (InteriorSolution).
PENDEKATAN ATRIBUT
Lancaster (1966) dalam Colman dan Young (1992),
memperkenalkan bahwa dengan analisis atribut dapat
digunakan untuk mengetahui perilaku konsumen.

Teori permintaan baru yang menyatakan bahwa konsumen


mendorong utilitasnya bukan dari produk yang dikonsumsi
tetapi dari karakteristik atau atribut yang yang ada pada
produk tersebut.

Kepuasan konsumen secara total tergantung pada jumlah


total sifat-sifat yang berbeda dari produk yang dikonsumsi
dan mengonsumsi produk lain.
DEFINISI ATRIBUT
• Atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang
mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek.
• Objek dapat berupa produk; orang; perusahaan dan segala
sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap.
• Hasil identifikasi menunjukkan bahwa atribut terbagi menjadi
dua kelas atribut, yakni:
– Atribut intrinsik, yaitu segala sesuatu yang berhubungan
dengan sifat aktual produk, seperti: rasa, warna, bentuk,
dll
– Atribut ekstrinsik, yaitu segala sesuatu yang diperoleh
dari aspek eksternal produk, seperti: nama merek,
kemasan, dan label.
CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN
ATRIBUT
Seorang konsumen mobil lebih suka membeli mobil Toyota Avanza dari pada
Daihatsu Xenia, karena pada Toyota Avanza ditemukan lebih banyak atribut.

Atribut yang bisa dijumpai dalam produk mobil antara lain seperti: kemudahan
perawatan; kenyamanan dalam mengemudi; pelayanan purna jual; ergonomis;
mesin yang lebih baik; harga jual kembali yang tinggi dll

Dengan demikian hasil dari model atribut adalah bahwa preferensi konsumen
untuk produk merek A (Daihatsu Xenia) dibandingkan produk merek B (Toyota
Avanza) bersumber pada kenyataan bahwa konsumen memperoleh lebih banyak
utilitas (kepuasan) dari beberapa atribut pada merek B.

Anda mungkin juga menyukai