Anda di halaman 1dari 22

PERDAGANGAN BESAR

AGRIBISNIS

Fakultas Agribisnis dan Rekayasa Pertanian


Universitas Subang
Definisi & Ruang Lingkup
• Perdagangan besar adalah suatu proses untuk memfasilitasi
proses pengangkutan barang ke pasar eceran (ritel) (Roy,
1967).
• Pedagang besar merupakan operator agribisnis dalam hal
pembelian, perakitan, perpindahan, penyimpanan, dan
pendistribusian bahan pangan dan produk makanan untuk
dijual ke pengecer, industri, dan konsumen yang bertujuan
memperoleh laba.
• Pedagang besar sangat berperan dalam agrimarketing food
channel disebabkan mereka mampu memberikan pedagang
eceran yang meliputi kredit, simpanan, dan variasi.
Kredit; pedagang besar mampu memberikan
pedagang ritel bermacammacam produk dan
terkadang memberikan kredit jangka pendek

Simpanan; dengan membeli barang yang cukup besar


untuk satu produk, pedagang besar mendapatkan
potongan harga (yangdisebut price saving)

Variasi; pedagang besar mampu


mempertahankankeanekaragaman produk dan
meninventarisir suatu tingkatanyang tidak dapat
dilakukan oleh pedagang ritel
TIPE PEDAGANG BESAR
• Pedagang yang membawa barang yang dikuasai dan
Merchant dimilikinya, membeli kemudian menjualnya.
Wholesaler

• Sebuah operasi perdaganga n yangterintegrasi dengan


industri atau sebuah proses.
Manufactur • Mereka memiliki dan mengoperasikan industri makanan
e’s sales dan mereka memberikan berbagaI pelayanan yang luas.
brances

• Pedagang yang membawa barang yang tidak dimiliki dan


dikuasainya, namun mereka hanya berperan sebagai
Agen dan perantara.
broker
Berdasarkan Penggabungan Pedagang Besar
dan Ritel
Co-op Voluntary Unaffiliated
wholesalin Wholesalin Wholesalin
g g g
perdagangan
perdagangan dimana antara
perdagangan dimana toko pedagang
dimana toko ritel bekerja besar dan
ritel dimiliki sama dengan pedagang ritel
oleh pedagang bekerja
padagang besar tidak masing-masing
besar dalam satu (tidak ada
kepemilikan penggabungan)
.
INTEGRASI DAN KOORDINASI VERTIKAL
PADA
PERDAGANGAN BESAR
DEFINISI
• Konsep integrasi atau terpadu digunakan sebagai pendekatan
dalam membuat sistem atau program baru yang diharapkan
akan memajukan sektor pertanian dengan meningkatkan
efisiensi.
• Konsep integrasi adalah mencakup seluruh elemen sistem
agribisnis, yaitu integrasi antara subsistem usaha pengadaan
input pertanian, subsistem usaha produksi pertanian atau
usahatani (on-farm), subsistem usaha pengolahan hasil
pertanian (agroindustri), dan subsistem usaha pemasaran
(Sa’id, 2001).
• Dalam membangun agribisnis terpadu terdapat tiga sistem
yang dapat digunakan yaitu integrasi vertikal, horisontal, dan
gabungan keduanya.
INTEGRASI VERTIKAL
Integrasi vertikal adalah pengelolaan bisnis yang
terintegrasi dari hulu ke hilir dan berada pada satu
komando keputusan manajemen untuk menghindari resiko
ekonomi.

Melalui integrasi vertikal dapat dicapai efisiensi tertinggi,


karena dapat mencapai skala ekonomi (economic of scale)
dan terhindar dari masalah marjin ganda.

Contoh dari integrasi vertikal adalah pada agribisnis


kedelai, dimulai dari pengadaan benih, pupuk, dan
pestisida. Pengadaan benih unggul yang sesuai ini mungkin
dilakukan bila industri benih terintegrasi dengan kegiatan
produksi
MANFAAT INTEGRASI VERTIKAL (PORTER,
1980)
1. Tercapainya penghematan volume hasil tertentu dalam bentuk
penghematan biaya aktivitas produksi, penjualan,
pengendalian, dan aspek lainnya secara terpadu.
2. Pemahaman teknologi yang lebih baik dari aktivitas hulu
sampai hilir
3. Kepastian atas pasokan dan permintaan
4. Penghapusan kekuatan tawar menawar dan distorsi harga input
5. Peningkatan kemampuan untuk melakukan diferensiasi produk
6. Peningkatan daya hambat masuk dan mobilitas
7. Posisi bisnis yang berlaba tinggi
8. Berjaga-jaga terhadap penutupann akses kepada pemasok
maupun konsumen.
INTEGRASI HORIZONTAL
Integrasi horisontal adalah pengelolaan usaha agribisnis dengan
membangun keterpaduan atas beberapa komoditas (Sa’id, 2001). Integrasi
horisontal terselenggara apabila terdapat keterkaitan yang erat antarlini
komoditas pada tingkat usaha yang sama.
Tujuan utama pembentukan integrasi horisontal adalah meningkatkan
efisiensi, mengatur jadwal tanam dan jenis komoditi sesuai dengan
permintaan, serta memenuhi volume dan mutu produk, memperkuat
posisi tawar produsen.
Selain itu dapat membantu mengurangi risiko produksi dengan pengiliran
tanaman, mengurangi risiko harga dengan pengaturan jadwal tanam dan jenis
komoditi, serta mengatur jumlah pasokan.
INTEGRASI CAMPURAN

Integrasi campuran merupakan kombinasi antara vertikal dan


horisontal. Contoh pelaksanaan integrasi campuran adalah
pada usaha minyak atsiri.

Integrasi horisontal terjadi pada usaha penanaman berbagai


komoditas tanaman yang mengandung minyak atsiri.

Usaha-usaha tersebut juga terintegrasi secara vertikal dengan


produsen minyak atsiri, serta usaha pemasaran yang terlibat
dalam sistem komoditas tersebut.
JENIS-JENIS INTEGRASI VERTIKAL
• Integrasi vertikal terbagi manjadi dua jenis yaitu
integrasi ke hulu (up stream) dan integrasi ke hlir
(down stream) (Sa’id, 2001).
• Integrasi ke hulu adalah jenis integrasi vertikal
dimana perusahaan yang terintegrasi memproduksi
sendiri input yang dibutuhkan.
• Integrasi ke hilir adalah perusahaan yang
memutuskan untuk menyalurkan output yang
dihasilkan kepada konsumen melalui perusahaan
yang terintegrasi dengannya.
Integrasi vertikal dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Full Integration
bila perusahaan tersebut memproduksi semua bahan baku yang dibutuhkan atau
menyalurkan semua output yang dihasilkan melalui anak perusahaan yang
terintegrasi dengan perusahaan tersebut.

Tapered Integration
perpaduan antara integrasi vertikal dengan pertukaran pasar (market exchange).
Perusahaan tidak membeli input yang dibutuhkan dari perusahaan lain selain
perusahaan yang terintegrasi dengannya atau menyalurkan hasil produksinya sendiri
dan melalui perusahaan lain yang tidak terintegrasi.

Aliansi Strategis dan Joint Venture


penggabungan perusahaan yang bekerja sama untuk berbagi informasi secara
horisontal maupun vertikal. Aliansi horisontal meliputi kerja sama perusahaan dalam
industri yang sama sedangkan aliansi vertikal meliputi kerja sama perusahaan
pemasok input dengan perusahaan pembelinya.
PERDAGANGAN ECERAN (RITEL)
AGRIBISNIS

Fakultas Agribisnis dan Rekayasa Pertanian


Universitas Subang
DEFINISI
• Kotler (2007) mendefinisikan perdagangan eceran (retailing)
adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang
dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi bukan untuk bisnis.
• Ritel merupakan mata rantai yang penting dari saluran
distribusi yang menghubingkan keseluruhan dari bisnis dan
orang-orang yang mencakup perpindahan secara fisik dan
transfer kepemilikan barang atau jasa dari produsen ke
konsumen.
• Secara umum dapat disimpulkan bahwa fungsi pedagang
eceran ini memberikan pelayanan dan kemudahan kepada
konsumen.
FUNGSI PEDAGANG ECERAN
1. Perantara antara distributor dengan
konsumen akhir
2. Penghimpun berbagai kategori jenis barang
yang menjadi kebutuhan konsumen
3. Tempat rujukan untuk mendapatkan barang
yang dibutuhkan konsumen
4. Penentu eksistensi barang dari manufaktir di
pasar konsumen
TIPE PERDAGANGAN ECERAN:
MODERN DAN TRADISIONAL
• Ritel (eceran) tradisional merupakan ritel sederhana dengan
tempat yang tidak terlalu luas, barang yang dijual terbatas
jenisnya.
• Pada sistem manajemen ritel sederhana ini memungkinkan
terjadinya proses tawar menawar. Contoh : pasar tradisional,
pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan warung.
• Ritel modern menawarkan tempat lebih luas, banyak jenis
barang yang dijual, manajemen lebih terkelola, harga sudah
menjadi harga tetap.
• Ritel modern ini menggunakan konsep melayani sendiri atau
biasa disebut swalayan.
JENIS-JENIS RITEL MODERN

• toko yang relatif kecil yang menjual barang kebutuhan


Minimarket sehari-hari

• toko yang mirip minimarket dalam hal produ yang dijual,


Convenience tetapi berbeda dalam harga, jam buka, dan luas ruang serta
lokasi.
store • Contoh : alfa mart, indomaret

Specialty • toko yang menyediakan pilihan produk yang lengkap hingga


konsumen tidak harus mencari di toko lain, keragaman
produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau
store hingga premium membuat lebih unggul
• toko yang menjual produk-produk ekspor
Factory outlet yang masih layak untuk dijual

Distro atau • toko yang menjual produk-produk yang


distribution memiliki merek sendiri
outlet

• toko yang menjual produk-produk


Supermarket kebutuhan sehari-hari dengan ukuran
lebih besar dari minimarket

• toko yang berukuran sangat besar dan


Departemen menjual produk-produk sehari-hari,
store rumah tangga bahkan non pangan.
Bentuk pengecer bisa juga diklasifikasikan berdasarkan
lini produknya (Saladin,2006) :
• toko yang khusus menjual lini produk terbatas
Toko khusus (specialty dengan macam barang yang cukup banyak
store) dalam lini tersebut

• toko yang menjual beberapa lini produk


Toko serba ada
(departement store)

• toko yang cukup besar dan menyediakan


Toko swalayan seluruh kebutuhan rumah tangga, barang-
barang bahkan obat-obatan

• toko yang relatif kecil yang terletak di daerah


Toko kebutuhan sehari- pemukiman, menyediakan barang kebutuhan
hari (convinience store) sehari-hari
• toko yang rata-rata memiliki ruang jual yang
sangat luas dan bertujuan untuk memenuhi
semua kebutuhan konsumen akan produk
Super store makanan dan bukan makanan yang dibeli
secara rutin

Toko pemberi
• toko yang memberikan potongan harga dalam
potongan menjual barang-barang strandar dengan
harga lebih murah dibandingkan pedagang
harga biasa, dengan cara memperoleh marjin laba
sedikit tetapi volume penjualan besar
(discount
store)
• suatu operasi penjualan yang
penjualannya dikurangi diberi
Toko gudang potongan harga.
DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR
ECERAN MODERN DAN
TRADISIONAL TERHADAP PRODUK
AGRIBISNIS

Anda mungkin juga menyukai