Anda di halaman 1dari 19

Perkembangan Bisnis

Ritel
5.1 BISNIS RITEL
• Bisnis ritel merupakan suatu bisnis menjual barang dan jasa pelayanan yang
telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, atau
pengguna akhir lainnya.
• Pada dasa warsa ini, masuk peritel asing, Carrefour dan Continent dari
Perancis, serta Giants dengan logo Dinosaurus dari Malaysia merupakan
ancaman bagi retailer local dalam merebut persaingan pasar.
• Masuknya retailer asing bisa dijadikan satu momentum dan kesempatan guna
memperbaiki konsep dan format yang ada saat ini agar mampu meningkatkan
daya saing antar peritel.
5.2 TREN BISNIS RITEL
• Penjualan eceran merupakan salah satu bidang paling menarik dan dinamis
dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus
mempertimbangkan kecenderungan-kecederunagn berikut:
• Menurunnya pertubuhan ekonomi dan pendududk,
• Naiknya biaya modal, tenaga kerja dan energi,
• Perubahan gaya hidup konsumen,
• Pola berbelanja dan sikap dalam berbelanja,
• Munculnya tehnologi baru seperti kasir computer, belanja secara elektronik (e-commerce)
dan mesin otomatis yang semakin canggih.
5.2.1 Siklus hidup ritel yang semakin
pendek.
• Bagaimanapun juga, setiap orang yakin bahwa bentuk penjualan baru
akan muncul untuk memenuhi berbagai kebutuhan baru.
• Para pemasar akan terus menerus mencari cara-cara baru untuk
menyalurkan produk-produknya kepada konsumen.
• Kelengsungan hidup bentuk-bentuk pengecer baru sepertinya jauh lebih
pendek daripada bentuk-bentuk pengecer besar yang lebih dulu ada,
seperti toko serba ada dan toko swalayan.
5.2.2 Meningkatnya Penjualan Melalui
Nonstore Retailing
• Era elektronik sangat meningkatkan pertumbuhan penjualan eceran tanpa
toko (non-store retailing).
• Konsumen menerima penawaran penjualan melalui televisi, internet, dan
telepon, yang kemudian bisa segera ditanggapi dengan menelepon nomor
bebas pulsa atau melalui internet.
5.2.3 Meningkatnya Persaingan
antarjenis.
• Persaingan saat ini semakin mengarah ke persaingan atarjenis, atau antar
toko yang berbeda jenisnya.
• Persiangan anata peritel toko dengan peritel tanpa toko.
• Toko diskon, ruang pamer katalog, dan toko serba ada bersaiang untuk
memperoleh konsumen yang sama.
• Persiangan atara kenis superstore denganb toko-toko kecil yang dimiliki
secara independen juga semakin meningkat.
5.2.4 Pertentangan antarperitel yang
meningkat.
• Meningkatnya persaingan antarjenis menyebabkan para peritel
memposisikan diri mereka di ujung-unjung esktrim dalam hal jumlah lini
produk yang dijual.
• Profitabilitas dan pertumbuhan tinggi dicapai oleh para pedagang massal.
5.2.5 Munculnya Peritel Raksasa.
• Para peritel adikuasa banyak bermunculan.
• Dengan system informasi dan daya beli mereka yang jauh lebih unggul,
para raksasa eceran tersebut mampu menawarkan penghematan harga
yang besar kepada kunsumen.
5.2.6 Perubahan definisi Belanja satu
Tempat. (One-Stop-Shopping).
• Toko serba ada yang mengkonsepkan diri sebagai sarana belanja satu
tempat yang nyaman awalnya begitu dihargai karena pelayanannya.
• Secara bertahab, toko serba ada memberi jalan kepada mal-mal, yang
menampilkan berbagai toko-toko khusus dan tempat parker yang luas.
• Kini, toko-toko khusus di mal semakin bersaing dengan toko serba ada
besar dalam menawarkan belanja satu tempat.
5.2.7 Pertumbuhan Sistem Pemasaran
Vertikal
• Salah satu saluran pemasaran baru adalah munculnya sistem pemasaran vertical ( Vertical
Marketing System=VMS), yang telah muncul untuk menantang saluran pemasaran
konvensional.
• Saluran pemasaran konvensional terdiri dari seorang produsen independen, pedagang
besar, dan peritel. Masing-masing merupakan entitas bisnis yang terpisah yang bertujuan
memaksimalkan laba sendiri, bahkan jika sasaran itu mengurangi laba system keseluruhan.
• Sistem pemasaran vertical ( Vertical Marketing System=VMS) terdiri dari produsen,
pedagang besar, dan perintel yang bertindak sebagai suatu system yang menyatu. Satu
anggota saluran memiliki yang lain atau memberi hak kepada yang lain, atau begitu
banyak kekuatan sehingga mereka semua bisa bekerja sama.
5.2.8 Portofolio bisnis yang meningkat.
• Organisasi-organisasi eceran terus merancang dan meluncurkan bentuk-
bentuk toko baru yang ditujukan untuk berbagai kelompok gaya hidup
yang berbeda.
• Mereka tidak terpaku pada satu bentuk saja, seperti toko serba ada, tetapi
juga bergerak kearah bauran bisnis yang kelihatannya menjanjikan.
5.2.9 Pentingnya Teknologi dalam Bisnis
Eceran.
• Teknologi bagi bisnis eceran menjadi semikin penting sebagi alat
pemasaran.
• Para perintel yang manju mengunakan computer untuk mengahasilkan
ramalan yang lebih baik, mengendaikan biaya persediaan, memesan pada
suplier secara elektronik, menirimkan surat elektronik antar toko , dan
bahkan menjual kepada pelanggan dalam toko.
• Kemajuan teknologi juga mendorong para manajer untuk lebih profesional
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya sehingga diharapkan
akan dapat meningkatkan produktivitas dan margin usaha.
5.2.10 Pesatnya Ekspansi Global Peritel
Raksasa.
• Makin banyak peritel besar dengan bentuk yang unik dan penentuan posisi
merek yang kuat bergerak ke negara-negara lain.
• McDonald’s, The Limited, Carrefour, Marks and Spencer, Benetton, dan
Ikea, selama bertahun-tahun semakin menonjol secara global sebagai hasil
dari kecanggihan pemasarannya.
• Mereka telah tumbuh menjadi suatu jaringan toko aneka ragam selama
beberapa dekade, yang kini memiliki ratusan bahkan ribuan toko waralaba
yang berhasil di seluruh dunia.
5.2.11 Tumbuhnya Factory Outlet.
• Perusahaan-perusahaan membuka toko-toko Faktory Outlet (FO) yang
yang awalnya menjual kelebiahn inventori barang dagangan, yakni barang
dagangan yag sudah outdate dan barang yang di-reject.
• Adanya integrasi vertical yang dikembangkan tersebut memberikan
kemanpuan bagi perusahaan untuk mengkontrol jaringan distribusi barang
dagangannya yang selanjutnya dijual dengan harga yang lebih rendah
dibandingkan harga peritel lainnya.
5.3 Local Store Marketing (LSM).
• Strategi LSM digambarkan oleh SM-franchise dengan piramida yang dinamakan
Piramida Memenangkan Pasar. Piramida itu merupakan rangkaian proses dari
strategi LSM yang harus dilalui oleh peritel secara bertahap sbb:
1. Operasional Toko yang Excellence.
2. Meningkatkan efektivitas dari Komunikasi Ritel di dalam Toko (Audio-Visual
Merchandising).
3. Optimasi Trading Area.
4. Aktivitas Pemasaran yang Terfokus.
5. Community Involvement.
5.3.1 Kesempatan bagi Peritel Lokal
• Masuknya peritel asing bisa dijadikan satu momentum dan kesempatan guna
memperbaiki konsep dan format yang ada saat ini agar mampu meningkatkan
daya saing.
• Salah satu kekuatan retailer local untuk menghentikan gempuran retailer asing
adalah pengalaman dan pengetahuan mereka akan preferensi dan perilaku
belanja konsumen local.
• Kelebihan itu bisa menjadi senjata yang sangat ampuh jika digabungkan
dengan pendekatan micromarketing yang disebut Local Store Marketing
(LSM).
5.3.2 Pertumbuhan Pasar Ritel
• Pasar ritel bisa terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai bidang.
• Pasar ritel yang tumbuh secara nasional tidak hanya tergantungkan peritel besar atau
produsen barang ritel, melainkan juga para peritel kecil yang melayani masyarakat
setempat.
• Bidang social budaya masyarakat turut menjadi factor pertumbuhan pasar ritel. Masyarakat
yang semakin aktif dalam kehidupan social akan meningkatkan saktivitas pengadaan
barang dan jasa guna memfasilitasi kegiatan mereka.
• Globalisasi juga merupakan foctor utama terciptanya permintaan atau meningkatnya
permintaan barang dan jasa ritel. Gaya hidup adalah salah satu aspek kehidupan
masyarakat yang dipengaruhi oleh factor tersebut.
5.3.3 Peran Pemerintah dalam Bisnis Ritel
• Pada tahun 2002, para pelaku ritel di pusat-pusat perbelanjaan di kota
besar merasa gundah. Pasalnya, pemerintah daerah DKI Jaya, lewat
sebuah peraturan daerah, meminta para pelaku bisnis ritel besar untuk
menyediakan sekitar 10-20% ruangnya untuk kegiatan Usaha Kecil
Menengah (UKM). Tujuannya agar UKM itu bisa turut mencicipi
manisnya bisnis ritel yang dijalankan oleh pelaku besar.
• Kasus diatas sekedar untuk menggambarkan bahwa jangan kita sekali-
sekali mengabaikan aspek kebijakan pemerintah.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai