Anda di halaman 1dari 18

“ANALISIS

INDUSTRI”
Disusun oleh:
Kelompok 10
1. Nurkhayati
(B.131.21.0103)
2. Dewi Anggita Sari (B.131.21.0331)
3. Riyana Fatmaningrum
(B.131.21.0348)
4. Intan Syaidhatun Naffa (B.131.21.0354)
1 PENGERTIAN 2 PENTINGNYA
ANALISIS INDUSTRI ANALISIS INDUSTRI

3 ESTIMASI TINGKAT 4 ESTIMASI EARNING


KEUNTUNGAN PER SHARE (EPS)

PERSAINGAN DAN
5 RETURN INDUSTRI 6 ESTIMASI EARNING
YANG DIHARAPKAN MULTIPLIER INDUSTRI
PENGERTIAN INDUSTRI
• Industri ataupun sektor industri telah dikenal luas oleh
masyarakat. Tetapi pada dasarnya pengelompokan industri
tidaklah sesederhana seperti yang dibayangkan. Masalah
pengelompokkan industri semakin rumit ketika kita
berhadapan dengan banyak perusahaan yang mempunyai
sekian banyak lini bisnis.
• Salah satu sistem klasifikasi industri yang telah dikenal dan
digunakan secara luas adalah Standard Industrial
Classification (SIC) yang didasarkan pada data sensus dan
klasifikasian perusahaan berdasakan produk dasar yang
dihasilkan.
• Standar pengelompokkan industri di Indonesia disebut
Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classification
(JASICA).
CONTOH KLASIFIKASI INDUSTRI
DI INDONESIA
CONTOH KLASIFIKASI INDUSTRI
DI INDONESIA
CONTOH KLASIFIKASI INDUSTRI
DI INDONESIA
PENGERTIAN ANALISIS INDUSTRI
Berdasarkan laman Wallstreetmojo, analisis industri atau industry analysis adalah
penilaian pasar yang banyak digunakan oleh pebisnis dan analis agar bisa
memahami dinamika persaingan di dalam suatu industri. Analisis industri ini akan
membantu mereka untuk memahami apa yang terjadi di dalam suatu industri,
seperti statistik penawaran dan permintaan, tingkat persaingan di dalam suatu
industri, kondisi persaingan industri dengan industri baru lain, prospek industri pada
masa depan dengan cara mempertimbangkan perubahan teknologi, sistem kredit di
dalam industri, dan juga dampak faktor eksternal terhadap industri.
Bagi perusahaan, analisis industri menjadi metode yang membantu untuk
memahami posisi perusahaan relatif terhadap perusahaan lain dalam industri. Hal
ini membantu mereka untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang datang
dan memberikan gambaran yang kuat tentang skenario industri saat ini dan masa
depan.
PENTINGNYA ANALISIS
INDUSTRI?
• Membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-
peluang investasi dalam industri yang mempunyai
karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi
investor.
• Beberapa hasil penelitian yang dirangkum oleh Reilly dan
Brown (1997):
1. Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan
bahwa industri yang berbeda mempunyai tingkat return
yang berbeda pula.
2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap
tahunnya.
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di duatu industri
yang sama, terlihat cukup beragam.
4. Tingkat risiko berbagai industri juga beragam.
5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu.
Analisis penting untuk dilakukan baik untuk meminimalkan risiko
ataupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang
menguntungkan.
ESTIMASI TINGKAT
KEUNTUNGAN INDUSTRI
● Dengan menilai dan menentukan return harapan dari
industri, investor akan menentukan peluang investasi
pada industri-industri yang punya prospek terbaik.
Untuk menilai suatu industri, ada 2 langkah yang perlu
dilakukan, yaitu (1) mengestimasi Earning Per Share
(EPS) yang diharapkan dari suatu industri, dan (2)
mengestimasi Price Earning Ratio (P/E) yang
diharapkan atau disebut Expected Earning Multiplier
industri. Selanjutnya, jika hasil kedua estimasi tersebut
dikalikan, maka akan diperleh nilai akhir yang
diharapkan dari suatu industri (expected ending value of
industry).
CONTINUE...
● Dengan mengetahui nilai akhir yang diharapkan dari
suatu industri, selanjutnya akan dapat ditentukan tingkat
return harapan dari suatu industri. Caranya adalah
dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu
industri ditambah deviden yang diharapkan dari industri,
selanjutnya dengan membandingkan tingkat return
harapan dari industri terhadap tingkat return yang
disyaratkan oleh investor, investor akan dapat
menentukan industri dimana saja yang layak dijadikan
pilihan investasinya. Pilihan investor sebaiknya pada
industri-industri yang mampu memberikan return
harapan yang lebih besar dibanding tingkat return yang
disyaratkan investor.
ESTIMASI EARNING PER SHARE INDUSTRI (EPS)

Ada 3 teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu
industri, yaitu:
1. Daur hidup industri (industry life cicle),
2. Analisis input-output,
3. Hubungan antara industri dengan ekonomi secara keseluruhan.
1. PRAKIRAAN PENJUALAN DAN
DAUR HIDUP INDUSTRI
Tahap permulaan Tahap permulaan merupakan masa-masa
(introduction) awal perkembangan sebuah industri.

Tahap pertumbuhan Pada tahap pertumbuhan penjualan


(growth) tumbuh sangat cepat.
Tahap kedewasaan Pada tahap ini pertumbuhan penjualan
You can replace the image on the screen with your
(mature) mulai menurun, karena banyak pesaing
own work. Just right-click on it masuk
yang mulai and select
dan“Replace
permintaan yang
sudah relatif stabil. image”

Tahap stabil Pada tahap ini investor dapat


mengistimasi pertumbuhan penjualan
secara mudah karena penjualan
berkorelasi tinggi dengan kondisi
ekonomi.
Tahap penurunan Pada tahap penurunan, tingkat penjualan
dan profit industri semakin menurun.
2. PRAKIRAAN PENJUALAN DAN
ANALISIS INPUT-OUTPUT

• Analisis input-output adalah suatu cara alternatif untuk mengetahui


gambaran prospek penjualan suatu industri dimasa yang akan
datang, dengan cara mengidentifikasi pemasok (supplier) dan
konsumen dari suatu industri. Kita dapat mengestimasi permintaan
konsumen dimasa datang, serta kemampuan pemasok untuk
menyediakan barang dan jasa yang diperlukan dalam suatu industri.
3. PERSAINGAN DAN RETURN
INDUSTRI YANG DIHARAPKAN
• Ancaman pemain baru
5 komponen analisis industri menurut Porter (1980):
Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh adanya
hambatan-hambatan masuk (barriers to entry) dalam suatu industri,
seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah, dan harga
barang yang relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi.
• Ancaman adanya produk subtitusi
Jika harga produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen bisa berpindah
ke produk subtitusi yang ditawarkan pasar.
• Bargaining power pembeli
Bila jumlah konsumen lebih banyak dari jumlah industrinya maka
bargaining power konsumen lebih banyak.
• Bargaining power pemasok
Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
industrinya, maka pemasok memiliki bargaining power yang besar.
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER
INDUSTRI

• Teknik untuk melakukan estimasi earning multiplier industri ada 2 yaitu:


1. Analisis makro, investor mempelajari hubungan antara earning multiplier industri
dengan earning multiplier pasar.
2. Analisis mikro, estimasi earning multiplier industri dilakukan dengan cara
mengamati variabe-variabel yang mempengaruhi earning multiplier industri.
• Estimasi earning multiplier industri dengan analisis mikro dilakukan dengan cara
mengestimasi tiga variable yang menentukan earning multiplier (dividend-payout
ratio, tingkat return yang disyaratkan dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen
yang diharapkan) dan membandingkan ketiga variable tersebut dengan P/E pasar.
STUDI KASUS
PT. Dewasantara Mulia Prima adalah salah satu dari 4 distributor resmi LPG 12 kg (tidak bersubsidi) di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dan salah satu dari 3 agen resmi yang beroperasi di Pangkalpinang dan sekitarnya. Untuk

mempertahankan ekstensi dalam menghadapi persaingan ketat di industri distribusi LPG 12 kg (non-subsidi), PT.

Dewasantara Mulia Prima harus mengetahui posisi dan kemampuan bersaing agar dapat menerapkan strategi bersaing

yang tepat.

Langkah yang diambil untuk menentukan posisi dan daya saing PT Dewasantara Mulia Prima adalah untuk

menganalisis (1) kapasitas internal perusahaan seperti sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan kompetensi

inti perusahaan, karakteristik industri seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, kekuatan kapasitas, profitabilitas

industri dan persyaratan modal, 2) keunggulan kompetitif dari PT. Dewasantara Mulia Prima melalui analisis ancaman

yang berasal dari pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok, dan persaingan di antara perusahaan dalam

industri ini.
Faktor yang memberi ancaman tertinggi dengan hadirnya pendatang baru adalah loyalitas pelanggan

dikarenakan sebagian besar pelanggan selalu mencari alternatif penjual LPG dengan harga yang

relatif lebih murah dibandingkan harga yang ditawarkan oleh PT. Dewasantara Mulia Prima.

Sedangkan harga produk pengganti, terutama produk elpiji bersubsidi, LPG 3 kg (tabung hijau melon),

yang mempunyai perbedaan harga cukup jauh dengan produk elpiji non subsidi dan tidak adanya

biaya beralih (switching cost) yang ditanggung oleh pembeli merupakan faktor ancaman pengganti.
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai