Anda di halaman 1dari 46

JENIS-JENIS INSTRUMEN EVALUASI DAN UJI POKOK

“ Soal Berbasis Kritis, Kreatif, Berpikir Sistem Dan Reflektif ”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi

Dosen pengampu :

Iwan Ridwan Yusuf, M.Pd

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Indah Lutfiyatul ‘Aeni (1182060048)


2. Liya Nur Fatimah (1182060060)
3. M. Irfan Faiz (1172060070)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb………..

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyusun makalah ini, tak lupa pula kami panjatkan rasa syukur kami terhadap Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman yang lebih terang.

Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen kami
Bapak Iwan Ridwan yusuf, M.pd, yang telah membimbing kami sehingga kami insya
allah dapat membuat makalah ini dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah. Kami
menyadari mungkin masih banyak kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, untuk itu kami sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga makalah yang kami buat ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum wr.wb……..

Bandung, 05 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1.......................................................................................................LatarBelakang 1
1.2.......................................................................................................RumusanMasalah 2
1.3.......................................................................................................TujuanPenulisan 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
2.1Pengertian Instrumen Evaluasi dan Jenisnya...........3
2.2 Uji Pokok.................................................................6
2.3 Soal Evaluasi Berbasis Kritis...................................10
2.4 Soal Evaluasi Berbasis Kreatif................................17
2.5 Soal Evaluasi Berbasis Sistem................................24
2.6 Soal Evaluasi Berbasis Reflektif..............................26
BAB III SIMPULAN DAN SARAN.............................31
3.1...............................................................................Simpulan 31
3.2...............................................................................Saran 31
DAFTAR PUSTAKA...............................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instrumen evaluasi pembelajaran merupakan alat ukur yang dipakai dalam


suatu pembelajaran, untuk menilai dan mengevaluasi sampai sejauh mana proses
pembelajaran mencapai sasarannya. Dalam realitas, kata evaluasi sering kali dipakai
dengan kata penilaian karena adanya tes yang sering dipakai dalam proses
pembelajaran biologi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat ukur yang
digunakan dalam rangka kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Pada era yang serba maju ini, seorang guru atau pendidik dituntut untuk bisa
membuat peserta didik atau muridnya menjadi murid yang dapat berfikir kritis, kreatif
dan lebih rasional. Oleh karena itu, seorang guru dituntut agar bisa lebih memahami
segala hal pada zaman ini, misalnya dalam hal pembuatan instrumen evaluasi, seorang
guru harus lebih aktif dan pandai dalam hal tersebut. Oleh karena itu, dalam
pembuatan instrumen evaluasi seorang guru harus memahami bagaimana cara dan
kiat-kiat dalam membuat instrumen evaluasi tersebut agar nantinya evaluasi yang kita
berikan memberikan dampak dan efek yang dibutuhkan oleh murid-murid kita untuk
menghadapi segala tantangan zaman pada masa sekarang ini. Seorang guru juga harus
senantiasa memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswanya.

Proses evaluasi harus dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui seberapa
jauh dan seberapa paham seorang siswa dalam menanggapi dan menerima sebuah
materi atau pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru. Dalam proses evaluasi
perlu digunakan beberapa metode yang dapat mengasah kemampuan siswa baik itu
dalam aspek berfikir kritis, kreatif, berfikir sistem ataupun berfikir reflektif, agar
nantinya siswa tersebut dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk
menyelesaikan sebuah persoalan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu instrument evaluasi dan apa saja jenisnya?
2. Apa itu uji pokok?
3. Bagaimana soal berbasis kritis, kreatif, berfikir sistem, dan berfikir reflektif
digunakan sebagai jenis instrument evaluasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi instumen evaluasi dan mengenal jenis-jenisnya.
2. Memahami apa itu uji pokok.
3. Mengidentifikasi soal berbasis kritis, kreatif, berfikir sistem, dan berfikir
reflektif yang digunakan sebagai jenis instrument evaluasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Evaluasi dan Jenis-Jenisnya

Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan dalam
rangka kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut Standar Penilaian Pendidikan
(Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007), kegiatan guru dalam penilaian hasil belajar
yang terkait dengan instrumen dan teknik penilaian hasil belajar. Instrumen arti
sederhananya adalah seperangkat alat ukur berupa tulisan, materi, lisan yang dipakai
untuk mengukur sesuatu. Alat ukur yang dimaksud adalah yang digunakan dalam
pendidikan.

Pengelompokkan alat ukur atas dasar prosedur pengumpulan datanya terbagi


menjadi dua kelompok yaitu tes dan non tes. Pengelompokkan alat ukur tes menurut
Noehi dkk terdiri atas tes objektif, tes jawaban singkat, tes menyelesaikan masalah,
tes uraian. Tes objektif terdiri dari pilihan berganda, menjodohkan, dan benar salah.
Tes jawaban singkat terdiri dari isian, melengkapi dan memberi label. Tes uraian
terdiri atas jawaban terpimpin, jawaban terbatas, dan jawaban terbuka.

Jenis-jenis instrumen evaluasi :

1. Tes
Tes diartikan sebagai alat dan memiliki prosedur sistematis yang dipergunakan
untuk mengukur dan menilai suatu pengetahuan atau penguasaan objek ukur
terhadap seprangkat konten dan materi tertentu. Suharsimi Arikunto menyatakan
tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes
yang baik memiliki cirri-ciri yaitu : Valid (tesnya tepat dalam mengukur), reliable
(tesnya tetap dalam mengukur), objektif (Penilaiannya tidak berubah-ubah),
praktikabilitas dan ekonomis.
Tes mempunyai prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematis, dan objektif
yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam
proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, tes memiliki
peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Tes memiliki 4 fungsi

3
yaitu : 1)Sebagai alat untuk mengukur prestasi yakni tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai siswa dan mengukur keberhasilan dan yang belum
berhasil dari program pembelajaran serta langkah kedepannya. 2) Sebagai
motivator dalam pembelajaran, untuk itu pentingnya umpan balik yakni nilai
untuk meningkatkan intensitas belajar. 3)Upaya perbaikan kualitas pembelajaran
seperti tes penempatan, tes diagnostic, tes formatif. Tes penempatan disesuaikan
dengan minat dan bakat siswa masing-masing sehingga hasil tes mereka dapat
posisi tertentu. 4) Persyaratan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan aspek psikis tes terbagi atas lima golongan, yaitu :
1) Tes inteligensi, untuk mengungkap atau memprediksi tingkat kecerdasan
seseorang.
2) Tes kemampuan/Aptitude test, untuk meengungkap kemampuan dasar atau
bakat khusus yang dimiliki seseorang.
3) Tes sikap/ Attitude test, untung mengungkap pre disposisi atau kecenderungan
seseorang untuk melaksanakan sesuai respons terhadap objek yang disikapi.
4) Tes kepribadian/Personality test, untuk mengungkap ciri-ciri khas dari
seseorang yang sedikit banyaknya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara
berpakaian, nada suara, hobi,dll.
5) Tes hasil belajar/Achievement test, untuk mengungkap tingkat pencapaian
terhadap tujuan pembelajaran atau hasil belajar.

Langkah-langkah penyusunan tes :

1. Menetapkan tujuan
2. Analisis kurikulum
3. Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar
4. Menyusun kisi-kisi
5. Menulis indikator
6. Menulis soal
7. Reproduksi tes terbatas
8. Uji coba
9. Analisis soal
10. Revisi soal
11. Menentukan soal-soal yang baik
12. Merakit soal menjadi tes-tes

4
Macam-macam tes :

1. Tes objektif, adalah pengukuran yang berdasarkan pada penilaian atas


kemampuan siswa dengan soal jelaskan jawaban yang benar atau yang
salahnya soal dengan bobot nilai yang tetap.
Unsur-unsur yang ada dalam tes objektif yaitu : 1) Proses berfikir yang ingin
diukur, 2) Sampel materi yang ditanyakan, 3) Penyusunan pertanyaan, 4)
Pengolahan hasil tes dan jawaban siswa, 5) Serta adanya pengganggu hasil tes.
Macam-macam tes objektif :
- Tes pilihan alternatif
- Tes pilihan ganda
- Tes menjodohkan
- Tes benar-salah
2. Tes berstruktur, adalah alat ukur yang sudah dibentuk, berfungsi untuk
mengukur sejauh mana peserta didik dapat menganalisis materi yang
disampaikan guru dan menyampaikan pendapatnya.
3. Tes uraian, adalah tes yang jawabannya diberikan dalam bentuk menuliskan
pendapat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Tes ini menuntut siswa
untuk mengemukakan, menyusun, dan memadukan gagasan-gagasan yang
telah dimilikinya dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
2. Non-tes
Macam-macam Non-tes :
1. Angket, adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa pertanyaan yang
disampaikan kepada responden yang dijawab secara tertulis. Dalam
penyusunan angket, yang harus diajukan yaitu pertanyaan mengenai fakta,
pendapat, dan informasi.
2. Wawancara, adalah suatu cara mendapatkan data dari suatu masalah dengan
jalan menanyakan jawaban dari masalah tersebut, menanyakan pendapat
terhadap sebuah persoalan kepada seseorang atau lembaga tentang
pendapatnya terhadap solusi masalah itu.
3. Pengamatan atau observasi, adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh
pendidik dengan menggunakan indera secara langsung Pengamatan atau
observasi merupakan suatu kegiatan yan dilakukan untuk melihat sejauh mana

5
pelaksanaan suatu tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi
ketepatan tindakan yang dilakukan.

B. Uji pokok

Dengan adanya soal uji pokok diharapkan dapat memenuhi


prinsip pengukuran hasil belajar. Karena pada dasarnya prinsip
pengukuran hasil belajar dikenakan pada dua aspek, yaitu
perubahan atau pertumbuhan fisik (Biologis) dan perkembangan
psikis (Psikologi). Pengukuran pertumbuhan fisik lebih mudah
dilakukan dibandingkan dengan pengukuran psikis (psikologis).

Disisi lain, pembelajaran merupakan suatu sistem yang


kompleks mencakup banyak elemen yang saling berkaitan satu
sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prosesnya melalui
tiga tahap utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Sesuai dengan misi pendidikan, yaitu transfering knowledge and
value. Tahap evaluasi membutuhkan instrumen yang bukan hanya
mampu mengukur keberhasilan ilmu (kognitif), melainkan juga nilai
(afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata lain, setiap
aspek yang ada dalam proses pembelajaran membutuhkan alat
ukur yang tepat dan sesuai agar data yang diperoleh sesuai dengan
keadaan di lapangan.

Dalam pembuatan soal uji pokok ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, salah satunya yaitu menganalisis pokok uji atau teknik
analisis soal tes. Hal tersebut dilakukan agar dapat membuat soal
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari dilakukannya analasis pokok uji yaitu:

- Upaya memperbaiki atau meningkatkan kualitas tes yang


akan dipakai di masa mendatang.
- Mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal
yang tidak baik dalam kata lain sebagai petunjuk untuk
melakukan perbaikan.

6
- Jawaban soal itu merupakan informasi diagnostik untuk
meneliti pelajaran dikelas dan kegagalan belajarnya agar
selanjutnya membimbing ke arah cara belajar yang lebih
baik.
Dalam Analisis pokok uji mencakup beberapa hal,
diantanya : (1) Menentukan tingkat kesukaran soal (
Difficulty level of an item), (2) Menentukan daya pembeda
(discriminating power), (3) Menentukan pengecoh mana
pada pokok-pokok uji pilihan berganda yang kurang
berfungsi (distractor).
1.1 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab
benar atau salahnya suatu soal pada tingkat kemampuan
tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,0. [ CITATION
Eli14 \p 160 \l 1057 ].
Sedangkan menurut (Arikunto,Suharmi, 2008, hal. 207)
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar
atau mudahnya soal. Dapat dikatakan bahwa soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar, artinya soal tersebut memiliki keseimbangan
didalamnya.
Soal mudah: tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya.
Soal Sukar : akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
jangkauannya.
Keseimbangan : adalah adanya soal-soal yang termasuk
mudah, sedang, dan sukar secara proposional.
Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan
dengan tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian
semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat

7
kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir
soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi/sulit, dan
untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal
yang memiliki tingkat kesukaran yang rendah/mudah.

1.2 Daya Pembeda


Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal dalam
membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya
dengan benar dan siswa yang tidak dapat menajawab soal
tersebut (siswa yang menjawab dengan salah). Dengan
kata lain, daya pembeda adalah kemampuan butir soal
untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa
yang kurang pandai. Pengertian tersebut didasarkan pada
asumsi Galton bahwa suatu perangkat alat tes yang baik
harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata-
rata/biasa, dan kurang pandai. Karena dalam suatu kelas
biasanya terdiri dari ketiga kelompok tersebut.
Manfaat dari daya pembeda butir soal ini adalah :
 Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui
data empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda,
setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu
baik, direvisi, atau ditolak.
 Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal
dapat mendeteksi atau membedakan kemampuan
siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum
memahami materi yang diajarkan guru. Apabila
suatu soal tidak dapat membedakan kedua
kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat
dicurigai “kemungkinannya” sebagai berikut unci
jawaban butir soal itu tidak tepat
 Butir soal itu memiliki dua atau lebih kunci jawaban
yang benar
 Kompetensi yang diuku tidak jelas

8
 Pengecoh tidak berfungsi
 Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak
siswa yang menebak
 Sebagian besar siswa yang memahami materi yang
ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam
butir soalnya.
1.3 Efektivitas Distraktor (Pengecoh)
Setiap tes pilihan ganda memiliki satu pertanyaan serta
beberapa pilihan jawaban. Diantara pilihan jawaban yang
ada, hanya satu yang benar. Selain jawaban yang benar
tersebut, ada jawaban yang salah. Jawaban yang salah
itulah yang dikenal dengan distractor pengecoh. Dari
pernyataan di atas menunjukkan pengertian bahwa
efektifitas distraktor adalah seberapa baik pilihan yang
salah tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang
tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia. Semakin
banyak peserta tes yang memilih distraktor tersebut, maka
distaktor itu dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Efektivitas distraktor soal tes ialah bagaimana


kemampuan distraktor soal itu berfungsi untuk mengecoh
siswa yang kurang cakap memilih alternatif jawaban
tersebut. Penulisan soal bentuk pilihan ganda harus
memiliki keefektifitasan distraktor. Artinya, jangan sampai
jawaban menjadi sebuah hadiah untuk siswa, tetapi
jawaban tersebut harus dapat menunjukkan kemampuan
yang sesungguhnya terkait dengan siapa yang memiliki
pengetahuan, kurang memiliki pengetahuan, atau bingung
dengan materi yang disampaikan (Chatterji, 2003:386)

Efektivitas distraktor dilakukan dengan tujuan untuk


mengetahui butir soal tersebut sudah memiliki pengecoh
yang berfungsi sebagaimana mestinya, jika pengecoh
berfungsi maka soal tersebut dianggap baik.

9
Saat menggunakan fungsi distraktor dalam suatu soal
pilihan ganda, diusahakan pada pilihan jawabannya
haruslah homogen dan masih dalam satu pembahasan,
sehingga tidak memperlihatkan dengan jelas pilihan
jawabannya yang salah.

Contoh Soal

Hewan yang dapat hidup di darat maupun di Air dan


bernapas dengan kulit ialah...
a. Penguin
b. Katak
c. Tikus
d. Kuda nil
Pada soal tersebut siswa diminta untuk mengetahui
keanekaragaman hewan beserta habitatnya. Jawaban yang
benarnya adalah B yaitu katak. Namun ketika menjawab
mungkin saja siswa dapat terkecoh antara katak dan
penguin karena keduanya hidup di darat dan di air,
padahal sebenarnya penguin dilaut hanya mencari
makanan saja. Dan penguin bernapas dengan paru-paru.

C. Soal Evaluasi Berbasis Kritis, Kreatif, Berpikir Sistem, dan


Berpikir Reflektif
1. Soal Evaluasi Berbasis Kritis
1.1 Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli

Dalam bidang pendidikan, Aisyah (2011),


mengemukakan bahwa berpikir kritis didefinisikan sebagai
pembentukan kemampuan aspek logika seperti kemampuan
memberikan argumentasi, silogisme, dan pernyataan yang
proporsional. Menurut Beyer (dalam Wardhani,2011), “Berpikir

10
kritis adalah kumpulan operasi-operasi spesifik yang mungkin
dapat digunakan satu persatu atau dalam banyak kombinasi
atau urutan dan setiap operasi berpikir kritis tersebut memuat
analisis dan evaluasi”.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas dapat


disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah
kemampuan menggunakan logika untuk membuat,
menganalisis, mengevaluasi serta mengambil keputusan
tentang apa yang diyakini dan dilakukan.

Pentingnya mengukur kemampuan berpikir kritis


menurut pendapat (Travis,2015) bahwa berpikir kritis
merupakan kemampuan esensial yang dapat digunakan
sebagai indikator keberhasilan belajar dalam mencapai
standar kompetensi. Selain itu, tes yang digunakan mengukur
kemampuan berpikir kritis hususnya dalam pelajaran Biologi
juga merupakan bentuk pelatihan dalam menghadapi dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata
( Palm,2008) dan juga sejalan dengan konsep pembelajaran
sains (Towle,1989:16-31) yang selalu mengedepankan
pemikiran kritis untuk dapat memahami setiap pelajaran yang
sangat dekat dengan objek nyata.

Selain itu, manfaat dari berpikir kritis ini sendiri cukup


banyak yaitu : (1) berpikir kritis mampu menyelesaikan
masalah, (2) Berpikir kritis dapat membantu siswa dalam
mengambil keputusan, (3) dengan berpikir siswa kritis dapat
membedakan antara fakta dan opini, (4) Berpikir kritis
membantu siswa untuk dapat tetap tenang sekalipun dalam
masalah yang sulit.

11
1.2 Indikator Berpikir Kritis

Menurut Fisher dalam Rahmawati (2011:8), indikator


kemampuan berpikir kritis diantaranya yaitu:
- Mengidentifikasi unsur dalam kasus beralasan, terutama
alasan dan kesimpulan.
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi.
- Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan dan
ide.
- Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas dan klaim.
- Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam
jenisnya.
- Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan
penjelasan.
- Menganalisis, mengevaluasi dan membuat keputusan.
- Menyimpulkan.
- Menghasilkan argumen.

Sedangkan menurut Ennis dalam (Maftukhin,2013:24),


terdapat lima kelompok indikator kemampuan berpikir
kritis, diantaranya yaitu:

- Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi


dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu:
1) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
2) Menganalisis argumen
3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi
dan atau pertanyaan yang menantang.
- Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The
Basis for The Decision). Tahap ini terbagi menjadi
dua indikator yaitu
1) Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
2) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi.

12
- Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan
terdiri dari tiga indikator, diantaranya yaitu :
1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil
induksi
3) Membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan.
- Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification).
Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu
1. Mengidentifikasikan istilah dan
mempertimbangkan definisi
2. Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
- Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and
Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator, diantaranya yaitu
1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara
logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan
lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang
membuat mereka merasa ragu tanpa membuat
ketidaksepakatan atau keraguan itu
mengganggu pikiran mereka
2) Menggabungkan kemampuan kemampuan lain
dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan suatu keputusan

1.3 Ciri-Ciri Berpikir Kritis


Berikut ini ciri ciri berpikir kritis diantaranya yaitu:

 Mengenal dengan secara rinci bagian-bagian dari


keseluruhan.
 Pandai dalam mendeteksi permasalahan.

13
 Mampu untuk membedakan ide yang relevan
dengan ide yang tidak relevan.
 Mampu untuk membedakan mana fakta dengan
diksi atau pendapat
 Mampu untuk mengidentifikasi perbedaan-
perbedaan atau juga kesenjangan informasi.
 Dapat membedakan argumentasi logis serta
argumentasi tidak logis.
 Mampu untuk mengembangkan kriteria atau juga
standar penilaian data.
 Suka mengumpulkan data untuk pembuktian
faktual.
 Dapat membedakan diantara kritik membangun
serta merusak.
 Mampu untuk mengidentifikasi pandangan
perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan
dengan data
 Mampu untuk mengetes asumsi dengan cermat.
 Mampu untuk mengkaji ide yang bertentangan
dengan peristiwa dalam lingkungan.
 Mampu untuk mengidentifikasi atribut-atribut
manusia, tempat serta benda, seperti dalam sifat,
bentuk, wujud, dan lain sebagai.

Mampu untuk mendaftar seluruh akibat yang


mungkin akan terjadi atau alternatif pemecahan
terhadap masalah, ide, serta situasi.

1.4 Karakteristik Soal berpikir kritis


Menurut Beyer dalam (surya, 2011, hal:137) terdapat 8
karakteristik atau ciri-ciri berpikir kritis, Diantaranya
yaitu:
 Watak (dispositions)

14
Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir
kritis memiliki sikap skeptis (tidak mudah percaya),
sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan
dan ketelitian, mencari pandangan lain yang berbeda,
dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah
pendapat yang dianggapnya baik.
 Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah
kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka
harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun suatu argumen bisa disusun dari
beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki
kriteria yang berbeda. Jika kita akan menerapkan
standarisasi maka haruslah berdasarkan pada relevansi,
keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel,
teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika
yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
 Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang
dilandasi oleh data-data. Tapi, secara umum argumen
diartikan sebagai alasan yang bisa digunakan untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian
atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi
kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun
argumen.
 Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Ini merupakan kemampuan untuk merangkum
kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya
akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara
beberapa pernyataan atau data.
 Sudut pandang (point of view)

15
Sudut pandang adalah cara memandang atau
landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu
dan yang akan menentukan konstruksi makna.
Seseorang yang berpikir kritis akan memandang atau
menafsirkan fenomena dari berbagai sudut pandang
yang berbeda.
 Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying
criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat
kompleks dan prosedural. Prosedur ini meliputi
merumuskan masalah, menentukan keputusan yang
akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau
perkiraan.

1.5 Langkah-langkah penyusunan soal berpikir kritis


Sebagaimana tercantum pada buku panduan penilaian
HOTS yang diterbitkan oleh kemendikbud (2018:17-18)
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat berdasarkan soal-
soal berpikir kritis
2. Menyusun kisi-kisi soal
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci
jawaban
6. Penilaian sikap
7. Penilaian keterampilan

Contoh pada soal uraian yang diberikan pada siswa


terkait dengan materi fotosintesis dan komponen yang
berperan dalam fotosintesis. Akan tetapi saat siswa
dihadapkan pada fenomena yang berkaitan dengan peranan
sinar matahari didalam fotosintesis, siswa kesulitan
memprediksi dan menganalisis proses fotosintesis yang

16
berlangsung pada saat cuaca mendung atau sinar matahari
terhalang sampai pada tumbuhan.

Contoh soal uraian keterampilan berpikir kritis

Tumbuhan melakukan Fotosintesis untuk memperoleh nutrisi.


Fotosintesis merupakan proses kimia yang melibatkan energi
cahaya matahari. Jika siang hari cuaca mendung, matahari tertutup
awan, apakah proses fotosintesis masih berlangsung? Jelaskan
prediksi kalian!

Contoh jawaban siswa yang sudah menunjukan keterampilan


berpikir kritis

Fotosintesis tetap berlangsung meskipun matahari tertutup awan,


meskipun hasilnya mungkin kurang maksimal, ketika awan sudah
bergerser dan matahari kelihatan lagi, maka proses fotosintesi
menjadi maksimal lagi. Fotosintesis tidak harus membutuhkan
cahaya dari matahari, bisa dari cahaya lampu. Jadi misalnya pada
tanaman dipasang lampu yang sangat terang dan reaksi fotosintesis

Contoh jawaban siswa yang belum menunjukan


keterampilan berpikir kritis

Fotosintesis tidak berlangsung dan tumbuhan pun akan mati.

17
Contoh Soal Berpikir Kritis

N Standar Kompetensi
Materi Indikator Soal Soal Jawaban
o Kompetensi Dasar
1. Menganalisis Menjelaskan Ekosiste Disajikan gambar   Perhatikan Gambar a. Pembuangan
m berikut! sampah
hubungan antara terjadinya pencemaran
sembarangan.
antara keterkaitan Sungai, Siswa dapat :
Sampah domestik
komponen manusia a. Menjelaskan misalnya sisa
ekosistem, dengan penyebab detergen dapat
mencemari air, dan
perubahan masalah terjadinya
sampah organik
materi dan perusakan pencemaran yang dibusukkan
energi serta atau sungai oleh bakteri
a. Apakah penyebab menyebabkan O2 di
peranan pencemaran (Indikator :
pencemaran air berkurang,
manusia linkungan Hubungan Sebab sehingga
sungai tersebut ?
dalam dan Akibat) menggangu fasilitas
b. Usaha-usaha apa kehidupan
keseimbanga pelestarian b. Menjelaskan
yang dapat organisme air.
n ekosistem lingkungan. usaha-usaha apa b. Setiap rumah
dilakukan untuk
yang dapat sebaiknya
menekan agar
dilakukan untuk melakukan
jumlah limbah pemisahan sampah
menekan agar
domestik rumah organik dan
jumlah limbah anorganik untuk
tidak kian
domestik rumah keperluan daur
bertambah. ulang.

18
tidak kian Meminimalisasi
bertambah penggunaan plastik
untuk kantung
(Indikator :
belanja dan
Berpendapat) menggantinya
dengan bahan yang
lebih ramah
lingkungan,
misalnya yaitu
kertas.

19
2. Soal Evaluasi Berbasis Kreatif

2.1 Pengertian Berpikir Kreatif Menurut Para Ahli

Proses berpikir kreatif berhubungan dengan


kreativitas. Menurut Muedock dan Puccio (Dalam Izzati,
2010) istilah berpikir kreatif dan kreativitas merupakan
dua hal yang tidak identik, namun kedua istilah tersebut
berelasi secara konseptual. Kreativitas merupakan
produk berpikir kreatif dari individu. Peningkatan
kreativitas dari individu sejalan dengan peningkatan
proses berpikir kreatifnya. Selain itu lingkungan yang
kondusif dapat mempengaruhi berlangsungnya berpikir
kreatif.
Menurut Siswono (2009) berpikir kreatif dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang
digunakan seseorang untuk membangun ide atau
gagasan yang baru.
Sedangkan Munandar (dalam Siswono,2009)
menunjukan indikasi berpikir kreatif dalam definisinya
bahwa “kreativitas ( berpikir kreatif atau divergen)
adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana
penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan
keberagaman jawaban”. Pengertian ini menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin
tinggi, jika ia mampu menunjukkan banyak
kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Tetapi
semua jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan
tepat, selain itu jawabannya harus bervariasi.
Pendapat lain, dikemukakan oleh Johnson (dalam
Izzati,2010) berpikir kreatif merupakan sebuah
kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan

20
memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi,
menungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru,
membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan
membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Intuisi bisa
membisikan kepada kita untuk memecahkan suatu soal
dengan cara yang berbeda, atau menyelidiki sebuah
proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa proses berpikir kreatif adalah suatu kegiatan
mental yang digunakan untuk menemukan banyak
kemungkinan jawaban pada suatu masalah, dan
membangkitkan ide atau gagasan yang baru.

2.2 Indikator Berpikir Kreatif

Berpikir Lancar

1. Mengajukan banyak pertanyaan.


 Saya senang bertanya saat pembelajaran
berlangsung.
 Saat pembelajaran, jika saya tidak mengerti saya
segera bertanya.
 Saya segera bertanya jika ada yang tidak saya
mengerti dalam belajar.
2. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
pertanyaan.
 Jika ada pertanyaan dari guru saya berusaha untuk
menjawabnya.
 Saya menjawab pertanyaan dari guru dengan lebih
dari satu jawaban.
3. Bekerja lebih cepat dari teman lain
 Saya berlomba-lomba dengan teman yang lain untuk
selesai lebih awal dalam menjawab soal.

21
 Saya sering diminta guru untuk mengerjakan soal di
papan tulis dan menjelaskannya.
4. Melakukan lebih banyak dari pada teman yang lain.
 Dalam pembelajaran ini saya selalu mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru.
 Dalam pembelajaran ini Saya tidak hanya
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru saja.
Saya juga mengerjakan soal yang tidak diberikan
oleh guru sebagai tambahan.
5. Dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari
suatu objek atau, situasi.
 Dalam proses pembelajaran saya menjelaskan
jawaban yang didapat di depan kelas.
 Saya senang membantu teman saya yang kesulitan
dalam mengerjakan soal.

Berpikir Luwes
1. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu
gambar, cerita atau masalah.
 Saya memberi tanggapan jika guru menampilkan
gambar atau bercerita.
 Saat guru menampilkan gambar atau bercerita saya
akan memberi tanggapan.
 Saya ikut memberikan tanggapan jika guru
menampilkan gambar atau bercerita.
2. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang
berbeda-beda.
 Saya selalu membarikan contoh yang berbeda
dengan contoh yang diberikan guru.
 Saya memberikan contoh kejadian dalam kehidupan
sehari-hari yang berbeda dari contoh yang diberikan
guru.

22
3. Memberikan pertimbangan atau mendiskusikan sesuatu
selalu memiliki posisi yang berbeda atau bertentangan
dengan mayoritas kelompok.
 Dalam pembelajaran saya selalu memiliki pendapat
yang berbeda dengan teman dikelas.
 Saat diskusi saya memiliki pendapat yang berbeda
dengan pendapat teman yang lain.
4. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-
macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.
 Saya menanggapi masalah yang diberikan guru
dengan cara yang berbeda-beda.
 Saat mengerjakan soal yang diberikan guru, saya
menjawabnya dengan cara baru yang lebih mudah
Berpikir Original
1. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tak pernah
terpikirkan orang lain.
 Dalam pembelajaran saya senang mengajukan contoh
kejadian yang aneh tentang materi yang sedang
dipelajari.
 Saat berdiskusi saya senang mengajukan contoh
kejadian yang aneh tentang materi yang sedang
dipelajari.
Berpikir Evaluatif

1. Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang


sendiri.
 Saya tidak langsung menyalahkan pendapat yang
disampaikan teman.
 Saya selalu mempertimbangkan pendapat teman
saya berdasarkan pertimbangan sendiri.
2. Menganalisis masalah/penyelesaian secara kritis dengan
selalu menanyakan “mengapa?”

23
 Saya ingin mencari tahu jika ada yang tidak saya
pahami dalam suatu penyelesaian masalah dengan
bertanya.
 Saya selalu bertanya jika ada yang tidak saya
pahami dalam langkah-langkah penyelesaian soal.
 Mempunyai alasan (rasional) yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu
keputusan.
 Dalam menyampaikan pendapat, saya memberikan
alasan yang dapat menguatkan.
3. Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya
 Saya akan bertahan dengan pendapat yang telah saya pilih.

2.3 Ciri-ciri berpikir Kreatif

Seseorang dikatakan kreatif, tentu ada ciri-ciri yang


lebih berkaitan dengan keterampilan, sikap atau
perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang
menunjukan kreativitas dikemukakan oleh (Munandar,
1999: 118 ) sebagai berikut ini ciri-ciri berpikir kreatif
pada siswa :

a) Keterampilan Berpikir Lancar


Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang suka
mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan
sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai
banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar
mengungkapkan gagasan-gagasannya.

b) Keterampilan Berpikir Luwes (Fleksibel)


Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang
memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak
lazim terhadap suatu objek, memberikan macam-

24
macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu
gambar,cerita, atau masalah, dan memberi
pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari
yang diberikan orang lain.
c) Keterampilan Berpikir Orisinal
Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan
masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain.
d) Keterampilan Memperinci (Mengelaborasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mengembangkan atau memperkaya gagasan orang
lain.
e) Keterampilan Menilai (Mengevaluasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak menentukan
pendapat sendiri mengenai suatu hal.
f) Memiliki Rasa Ingin Tahu
Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mempertanyakan segala sesuatu.
g) Bersifat Imajinatif
Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita
tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi
atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah
dialami.
h) Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mencari
penyelesaian suatu masalah tanpa bantuan orang
lain.
i) Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang berani
mempertahankan gagasannya dan bersedia mengakui
kesalahannya

25
2.4 Karakteristik dan Faktor yang mempengaruhi berpikir
kreatif
Berpikir kreatif dapat berkembang dengan baik bila
ditunjang oleh faktor internal dan situasional. Orang-
orang kreatif memiliki tempramen yang beraneka
ragam. Menurut Munandar (1999:96) ada tiga aspek
yang secara umum menandai orang-orang kreatif, yaitu:
1) Kemampuan Kognitif : Termasuk disini kecerdasan
diatas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-
gagasan baru, gagasan-gagasan berlainan, dan
Fleksibilitas kognitif.
2) Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan
dirinya menerima stimuli internal maupun
eksternal.
3) Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri
sendiri: orang kreatif ingin menampilkan dirinya
semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh
konvensi-konvensi.

2.5 Langkah-langkah penyusunan soal berbasis


kreatif
Sebagaimana tercantum pada buku panduan penilaian
HOTS yang diterbitkan oleh kemendikbud (2018:17-
18)
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat berdasarkan soal-
soal berpikir kreatif
2. Menyusun kisi-kisi soal
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci
jawaban
6. Penilaian sikap
7. Penilaian keterampilan

26
27
Contoh Soal Berpikir Kreatif

N Standar Kompetensi
Materi Indikator Soal Soal Jawaban
o Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan Menjelaskan Sistem Disajikan gambar,  Perhatikan gambar Hewan-hewan yang
Ekresi berikut ini! memiliki sedikit
Struktur dan keterkaitan siswa dapat:
kelenjar keringat,
fungsi organ antara a. Menjelaskan
seperti anjing
manusia dan struktur,fungsi, apakah yang menurunkan
hewan tertentu, dan proses terjadi pada temperatur tubuhnya
dengan membuka
kelainan atau serta kelainan dua hewan
mulutnya sambil
penyakit yang atau penyakit tersebut menjulurkan lidah
mungkin terjadi yang dapat b. Menjelaskan (Terengah-engah),
Jelaskan perilaku hewan sehingga air menguap
serta terjadi pada hubungan pada gambar tersebut dari rongga mulut dan
implikasinya sistem ekresi prilaku hewan dan apa hubungannya faringnya.
dengan sistem ekresi !
pada pada manusia tersebut
Salingtemas dan hewan dengan
(misalnya pada sistem ekresi.
ikan dan (Indikator:
serangga) Berpikir
Luwes)

28
29
3.Soal Evaluasi Berpikir Sistem
Berpikir sistem (system thinking) adalah sebuah cara untuk memahami sistem yang
kompleks dengan analisis bagian-bagian sistem untuk mengetahui pola hubungan yang
terdapat didalam setiap unsur atau eleman penyusun sistem tersebut pada prinsipnya berpikir
sistem mengkombinasikan dua kemampuan berpikir yaitu, kemampuan berpikir analis dan
berpikir sintesis (Endang, 2000 : 19).
Berpikir sistem lebih menekankan pada kesadaran bahwa segala sesuatu berhubungan
dalam satu rangkaian sistem.Cara berpikir seperti bersebrangan dengan berpikir fragmented-
liniar-cartesian. Penggunaan bahasa sistem dalam berpikir dapat mendapatkan berbagai
penafsiran sistem dari obyek yang sama. Perbedaan penafsiran terletak pada sudut pandang
yang dipakai dalam memikirkan suatu kejadian yang sama sebagai suatu sistem (Erman,
2004 : 132).
Berpikir sistem dapat juga disamakan dengan berpikir logis. Pola berpikir logis ini
sering ditunjukkan dalam bentuk model pembelajaran. Menurut Kaufman terdapat enam
indikator/tahapan berpikir sistem yang diambil dari manajemen pendidikan dapat dirumuskan
sebagai proses yang meliputi:
1. Identifikasi prioritas kebutuhan dan masalah yang berkaitan.
2. Menentukan persyaratan untuk memecahkan persoalan serta identifikasi alternatif pemecahan
yang mungkin dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
3. Pemikiran alternatif atau penentuan strategi pemecahan berdasarkan alternatif yang
dimungkinkan.
4. Pelaksanaan strategi yang dipilih, termasuk manajemen dan kontrol atas strategi tersebut.
5. Penilaian keefektifan hasil karya berdasarkan kebutuhan dan persyaratan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
6. Penyempurnaan satu atau keseluruhan langkah dimuka umtuk menjamin bahwa sistem
pendidikan itu bersifat responsif, efektif, dan efisien.

Adapun beberapa karakteristik dari system thinking atau berpikir sistem seperti:
1. Berpikir secara menyeluruh
2. Melihat sesuatu pada gambaran yang lebih besar

30
3. Mencari tahu efek yang ditimbulkan dari suatu aksi
4. Mengidentifikasi bagaimana suatu hubungan bisa mempengaruhi sistem
5. Mengerti konsep dari perilaku dinamis
6. Mengerti bagaimana cara struktur sistem membentuk perilaku sistem
7. Melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda

31
Berikut contoh soal berpikir sistem

No Langkah Pembuatan Kriteria


Indikator SOAL JAWABAN
. Soal Penilaian
SEKOLAH DASAR (SD)
7.1.2 Memahami 1. Memahami tujuan 1. Pada zaman dahulu C Baik
perpindahan energi 2. Menyusun kisi-kisi masyarakat membuat api
panas 3. Menulis soal dengan cara… Pembahasan:
4. Penelaahan soal a. menggesek-gesek air Gesekan pada kayu atau
5. Menyusun soal b. menggosok telapak batu ini menimbulkan
1
6. Uji coba soal tangan panas yang menyalakan
7. Penyajian tes c. menggesekan dua batu bahan bakar seperti
8. Skoring d. menggosok tubuh hewan sekam dan daun kering
yang kemudian
menghasilkan api
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
1 3.6.8 Menyebutkan 3 1. Memahami tujuan 1. Berikut ini yang merupakan B Baik
contoh sistem organ 2. Menyusun kisi-kisi kelompok sistem organ
yang menyusun 3. Menulis soal adalah …. Pembahasan:
organisme 4. Penelaahan soal a. jantung, ginjal, dan hati Hidung, tenggorokan
5. Menyusun soal b. hidung, tenggorokan, dan dan paru-paru adalah
6. Uji coba soal paru-paru bagian dari sistem organ
7. Penyajian tes c. paru-paru, ginjal, dan usus pernapasan yang saling
8. Skoring d. ovarium, penis, dan ginjal bekerjasama satu sama

32
lain
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
3.3.5 Merancang 1. Memahami tujuan C Baik
gambar penampang 2. Menyusun kisi-kisi
daun dalam 3. Menulis soal Pembahasan:
rancangannya 4. Penelaahan soal
5. Menyusun soal
6. Uji coba soal 1. Pada gambar penampang

7. Penyajian tes daun tersebut, nomor 2

8. Skoring merupakan jaringan yang Pada daerah yang


berfungsi untuk .... ditunjuk oleh nomor 2
1.
a. Diproduksinya pigmen- merupakan bagian
pigmen terutama untuk kloroplas yang
warna. berfungsi sebagai
b. Proses fotosintesis tempat terjadinya
c. Pertukaran gas pada fotosintesis yang
daun terdapat pada sel daun.
d. Penyerapan air
e. Pengeluaran gas karbon
dioksida (CO2)

33
4. Soal Evaluasi Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif atau metakognitif adalah second-order cognition yang memiliki arti
berpikir tentang berpikir, pengetahuan tentang pengetahuan, atau refeksi tentang tindakan-
tindakan. Terdapat dua komponen terpisah yang terkandung dalam metakognitif, yaitu
pengetahuan deklaratif dan prosedural tentang keterampilan, strategi, dan sumber yang
diperlukan untukmelakukan suatu tugas(Weinert, F. E., 1987)
Kegiatan metakognitif sangat penting karena dapat melatih siswa untuk berpikir
tingkat tinggi serta mampu merencanakan, mengontrol dan merefleksi segala aktivitas berpikir
yang telah dilakukan. Penggunaan proses metakognitif selama pembelajaran, akan membantu
siswa agar mampu memperoleh pembelajaran yang bertahan lama dalam ingatan dan
pemahaman siswa (Woolfolk, 1995)
Berikut beberapa indikator yang digunakan dalam keterampilan metakognitif yang telah
diadaptasi:

No Level metakognitif Indikator


1 Menyadari proses berpikir dan mampu  Menyatakan tujuan
menggambarkannya  Mengetahui tentang apa dan
bagaimana
 Menyadari bahwa tugas yang
diberikan membutuhkan banyak
referensi
 Menyadari kemampuan sendiri
dalam mengerjakan tugas
 Mengidentifikasi informasi
 Merancang apa yang akan
dipelajari
2 Mengembangkan pengenalan strategi  Memikirkan tujuan yang telah
berpikir ditetapkan
 Mengelaborasi informasi dari
berbagai sumber
 Mengetahui bahwa strategi
elaborasi meningkatkan

34
pemahaman
 Memikirkan bagaimana cara orang
lain memikirkan tugas
3 Merefleksi prosedur secara evaluatif  Menilai pencapaian tujuan
 Menyusun dan menginterpretasi
data
 Mengatasi hambatan dalam
pemecahan masalah
 Mengidentifikasi sumber-sumber
kesalahan dari data yang diperoleh
4 Metransfer pengalaman pengetahuan  Menggunakan prosedur/cara yang
pada konteks lain berbeda untuk penyelesaian
masalah yang sama
 Menggunakan prosedur/cara yang
sama untuk masalah yang lain
 Mengembangkan prosedur/cara
untuk masalah yang sama
 Mengaplikasikan pengalamannya
pada situasi yang baru
5 Menghubungkan pemahaman  Menganalisis kompleksnya
konseptual dengan pengalaman masalah
prosedural  Menyeleksi informasi penting yang
digunakan dalam pemecahan
masalah
 Memikirkan proses berpikirnya
selama pemecahan masalah

Karakteristik proses berpikir reflektif seperti:


1. menentukan solusi/jawaban dengan penuh pertimbangan
2. bisa menjelaskan apa yang telah dilakukan
3. menyadari kesalahan dan memperbaikinya
4. mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar bukan dengan objek langsung dan

35
5. memeriksa kembali kebenaran jawaban.

Langkah-langkah dalam penyusunan soal seperti:


1. Memahami tujuan
Sebelum menyusun soal langkah pertama bagi seorang guru yaitu harus memahami tujuan
soal yang akan dibuat dapat merujuk pada indikator-indikator yang tersusun dalam RPP
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan sesuai terget seorang guru
2. Menyusun kisi-kisi
Guru dapat membuat kisi-kisi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh dalam
membuat soal, kisi-kisi merupakan suatu format yang dapat berupa matriks yang memuat
informasi dan dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi tes.
Syarat-syarat dalam menyusun kisi-kisi seperti: a) mewakili isi kurikulum yang akan
diujikan, b) komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami, c) soal-soal dapat
dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
3. Menulis soal
Kaidah dalam penulisan soal secara umum dapat diuraikan seperti:
a) Petunjuk pengerjaan dan rumusan soal harus jelas dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
b) Rumusan soal harus sesuai dengan indikator.
c) Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya.
d) Rumusan soal tidak boleh mengandung petunjuk (clue) kepada kunci jawaban.
e) Materi soal harus sesuai dengan jenjang/jenis pendidikan atau tingkatan kelas.
f) Rumusan soal harus mempertimbangkan tingkat kesulitan soal.
4. Penelaahan soal
1) Materi
a) Soal harus sesuai dengan indikator yang terdapat pada kisi-kisi.
b) Pengecoh harus homogen, logis dan berfungsi. Pengecoh yang disusun harus
homogen dari segi isi/materi atau dalam satu ruang lingkup yang sama, masuk akal
dan diperkirakan ada yang memilih.
c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar. Dalam
hal ini harus juga diperhatikan ketepatan penemuan kunci jawaban.

36
2) Konstruksi
a) Rumusan pokok soal harus jelas.
b) Pokok soal yang harus merupakan rumusan yang diperlakukan saja.
c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk yang benar.
d) Pokok soal jangan menggunakn pertanyaan yang bersifat negatif ganda.
e) Panjang pendek rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f) Jangan menggunakan pernyataan yang berbunyi “semua jawaban di atas benar”
atau “semua jawaban di bawah benar”.
g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya.
h) Gambar/grafik/tabel/ diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jealas
dan berfungsi.
i) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

3) Bahasa
a) Bahasa harus komunikatif.
b) Bahasa soal mudah dimengerti dan tidak berlaku lokal (bias budaya).
c) Pilikan jawaban jangan mengulang kata/kelompok kata yang sama yang bukan
merupakan satu kesatuan.
5. Menyusun Soal
a) Mengelompokkan soal-soal yang menanyaklan materi yang sama, kemudian soal-soal
itu ditempatkan dalam urutan yang sama.
b) Memberi nomor urut soal didasarkan nomor urut soal pada kisi-kisi.
c) Mengecek setiap soal dalam satu paket tes apakah soal-soalnya sudah bebas dari
kaidah “setiap soal tidak boleh memberi petunjuk jawban terhadap soal lainnya”.
d) Membuat format lembar jawaban.
e) Memnuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiaanya.
f) Menentukan bobot setiap soal
g) Menyusun tabel konversi skor.
6. Uji Coba Soal

37
Setelah soal dibuat langkah selanjutnya soal di uji coba dengan berupa beberapa sampel
siswa atau bisa dalam bentuk kuis yang dimasukkan disela-sela kbm agar dapat
mengetahui kekurangan dari soal yang telah dibuat.
7. Penyajian Tes
Penyajian tes bisa berupa ulangan harian, pre test atau post test dalam bentuk test tulis
maupun lisan.
8. Skoring
Setelah semuanya dilaksanakan dengan baik tahap terakhir yaitu skoring, soal yang telah
dibuat dapat di evaluasi kelemahan dan kekuatan beserta dengan jawaban agar diketahui
keakurata dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

38
Soal berpikir reflektif
No Langkah Pembuatan Kriteria
Indikator SOAL JAWABAN
. Soal Penilaian
SEKOLAH DASAR (SD)
7.1.2 Memahami 1. Memahami tujuan 1. Sinar matahari sampai ke B Baik
perpindahan energi 2. Menyusun kisi-kisi bumi merupakan
panas 3. Menulis soal perpindahan panas secara… Pembahasan:
4. Penelaahan soal a. konduksi Radiasi matahari adalah
5. Menyusun soal b. radiasi pancaran energi yang
1 6. Uji coba soal c. konveksi berasal dari proses
7. Penyajian tes d. evaporasi thermonuklir yang
8. Skoring terjadi di matahari.
Energi ini membentuk
sinar dan gelombang
elektromagnetik
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
3.6.1 Menyebutkan 1. Memahami tujuan 1. Di dalam organisasi B Baik
tingkatan hierarki 2. Menyusun kisi-kisi kehidupan. Jaringan
kehidupan. 3. Menulis soal merupakan tingkatan… Pembahasan:
4. Penelaahan soal a. kedua dari organ Jaringan tingkatan
1
5. Menyusun soal b. kedua dari sel kedua dari sel.
6. Uji coba soal c. ketiga dari sistem organ Sel - Jaringan - Organ -
7. Penyajian tes d. ketiga dari organ Sistem Organ -
8. Skoring Organisme

39
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
2.2.4 Membedakan 1. Memahami tujuan 1. Disepanjang organel yang C Baik
jaringan-organ dan 2. Menyusun kisi-kisi berupa saluran halus dalam
sistem organ pada 3. Menulis soal sitoplasma, yang erat Pembahasan:
hewan serta fungsi nya 4. Penelaahan soal kaitannya dengan sistem Ribosom merupakan
5. Menyusun soal transporatsi, terdapat organel- tempat organel untuk
6. Uji coba soal organel tempat mensintesis bahan baku
7. Penyajian tes mensintesisbahan baku utama utama dari enzim
1.
8. skoring dari enzim. Organel tersebut
adalah…
a. retikulum endoplasma
b. plasmodesmata
c. ribosom
d. lisosom
e. badan golgi

40
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Pada dasarnya prinsip pengukuran hasil belajar dikenakan pada dua


aspek, yaitu perubahan atau pertumbuhan fisik (Biologis) dan
perkembangan psikis (Psikologi). Dalam Analisis pokok uji mencakup
beberapa hal, diantanya : (1) Menentukan tingkat kesukaran soal (
Difficulty level of an item), (2) Menentukan daya pembeda (discriminating
power), (3) Menentukan pengecoh mana pada pokok-pokok uji pilihan
berganda yang kurang berfungsi (distractor).

Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan menggunakan logika


untuk membuat, menganalisis, mengevaluasi serta mengambil keputusan
tentang apa yang diyakini dan dilakukan. Berpikir kreatif adalah suatu
kegiatan mental yang digunakan untuk menemukan banyak kemungkinan
jawaban pada suatu masalah, dan membangkitkan ide atau gagasan yang
baru. Berpikir sistem (system thinking) adalah sebuah cara untuk memahami sistem yang
kompleks dengan analisis bagian-bagian sistem untuk mengetahui pola hubungan yang
terdapat didalam setiap unsur atau eleman penyusun sistem tersebut pada prinsipnya berpikir
sistem mengkombinasikan dua kemampuan berpikir yaitu, kemampuan berpikir analis dan
berpikir sintesis. Berpikir reflektif atau metakognitif adalah second-order cognition yang
memiliki arti berpikir tentang berpikir, pengetahuan tentang pengetahuan, atau refeksi tentang
tindakan-tindakan. Terdapat dua komponen terpisah yang terkandung dalam metakognitif,
yaitu pengetahuan deklaratif dan prosedural tentang keterampilan, strategi, dan sumber yang
diperlukan untuk melakukan suatu tugas.

3.2 Saran

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu
penulis meminta maaf dan membuka saran dan kritikan dari pembaca sekalian.

41
Daftar Pustaka

Aisyah , T.S. 2011. Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Matematika FKIP UNPAS: tidak
diterbitkan.

Endang,S. 2000. Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendidikan Sistem.


Yogyakarta : Adicita Karya Nusa

Ennis,R.H. dkk. 2005. Critical Thinking Test. USA: Bright Minds

Erman,A. 2004. Berpikir Sistematik. Jakarta : PPM

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga

Hamzah,Ali.2014.Evaluasi Pembelajaran Matematika. Depok : PT Rajagrafindo persada

Izzati,N. 2010. Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa,mengapa,
dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar Pendidikan Nasional.
Bandung. Hal.49-60

Maftukhin,M dan Dwijanto. 201. Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problame Solving
Berbantuan CD terhadap Kemampuan Berpikir Kritis. Unnes Journal of Mathematics education,
3(1).

Munandar,S.C. Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah (Petunjuk bagi
guru dan orang tua). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Siswono,Tatag Yuli Eko.2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Artikel Dosen
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) http://Suaraguru.wordpress.

Siswono,Tatag Yuli Eko.2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pengajuan Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. No.1:hal 1-9.

Towle,A. 1989. Modern Biology. Austin: Holt, Rinehart and Winston. Pilan Proses “ Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar”. Jakarta : Grasindo.

Weinert, F.E.K. 1987. Metagognition, Motivation. And Understanding. New York : Lawrence
Erlbaum Associates

Woolfook,A. 1995. Educational Phsycology. USA : Allyn and Bacon

42
43

Anda mungkin juga menyukai