MAKALAH
Dosen pengampu :
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb………..
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyusun makalah ini, tak lupa pula kami panjatkan rasa syukur kami terhadap Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman yang lebih terang.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen kami
Bapak Iwan Ridwan yusuf, M.pd, yang telah membimbing kami sehingga kami insya
allah dapat membuat makalah ini dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah. Kami
menyadari mungkin masih banyak kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, untuk itu kami sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca.
Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga makalah yang kami buat ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum wr.wb……..
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1.......................................................................................................LatarBelakang 1
1.2.......................................................................................................RumusanMasalah 2
1.3.......................................................................................................TujuanPenulisan 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
2.1Pengertian Instrumen Evaluasi dan Jenisnya...........3
2.2 Uji Pokok.................................................................6
2.3 Soal Evaluasi Berbasis Kritis...................................10
2.4 Soal Evaluasi Berbasis Kreatif................................17
2.5 Soal Evaluasi Berbasis Sistem................................24
2.6 Soal Evaluasi Berbasis Reflektif..............................26
BAB III SIMPULAN DAN SARAN.............................31
3.1...............................................................................Simpulan 31
3.2...............................................................................Saran 31
DAFTAR PUSTAKA...............................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era yang serba maju ini, seorang guru atau pendidik dituntut untuk bisa
membuat peserta didik atau muridnya menjadi murid yang dapat berfikir kritis, kreatif
dan lebih rasional. Oleh karena itu, seorang guru dituntut agar bisa lebih memahami
segala hal pada zaman ini, misalnya dalam hal pembuatan instrumen evaluasi, seorang
guru harus lebih aktif dan pandai dalam hal tersebut. Oleh karena itu, dalam
pembuatan instrumen evaluasi seorang guru harus memahami bagaimana cara dan
kiat-kiat dalam membuat instrumen evaluasi tersebut agar nantinya evaluasi yang kita
berikan memberikan dampak dan efek yang dibutuhkan oleh murid-murid kita untuk
menghadapi segala tantangan zaman pada masa sekarang ini. Seorang guru juga harus
senantiasa memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswanya.
Proses evaluasi harus dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui seberapa
jauh dan seberapa paham seorang siswa dalam menanggapi dan menerima sebuah
materi atau pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru. Dalam proses evaluasi
perlu digunakan beberapa metode yang dapat mengasah kemampuan siswa baik itu
dalam aspek berfikir kritis, kreatif, berfikir sistem ataupun berfikir reflektif, agar
nantinya siswa tersebut dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk
menyelesaikan sebuah persoalan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu instrument evaluasi dan apa saja jenisnya?
2. Apa itu uji pokok?
3. Bagaimana soal berbasis kritis, kreatif, berfikir sistem, dan berfikir reflektif
digunakan sebagai jenis instrument evaluasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi instumen evaluasi dan mengenal jenis-jenisnya.
2. Memahami apa itu uji pokok.
3. Mengidentifikasi soal berbasis kritis, kreatif, berfikir sistem, dan berfikir
reflektif yang digunakan sebagai jenis instrument evaluasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan dalam
rangka kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut Standar Penilaian Pendidikan
(Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007), kegiatan guru dalam penilaian hasil belajar
yang terkait dengan instrumen dan teknik penilaian hasil belajar. Instrumen arti
sederhananya adalah seperangkat alat ukur berupa tulisan, materi, lisan yang dipakai
untuk mengukur sesuatu. Alat ukur yang dimaksud adalah yang digunakan dalam
pendidikan.
1. Tes
Tes diartikan sebagai alat dan memiliki prosedur sistematis yang dipergunakan
untuk mengukur dan menilai suatu pengetahuan atau penguasaan objek ukur
terhadap seprangkat konten dan materi tertentu. Suharsimi Arikunto menyatakan
tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes
yang baik memiliki cirri-ciri yaitu : Valid (tesnya tepat dalam mengukur), reliable
(tesnya tetap dalam mengukur), objektif (Penilaiannya tidak berubah-ubah),
praktikabilitas dan ekonomis.
Tes mempunyai prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematis, dan objektif
yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam
proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, tes memiliki
peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Tes memiliki 4 fungsi
3
yaitu : 1)Sebagai alat untuk mengukur prestasi yakni tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai siswa dan mengukur keberhasilan dan yang belum
berhasil dari program pembelajaran serta langkah kedepannya. 2) Sebagai
motivator dalam pembelajaran, untuk itu pentingnya umpan balik yakni nilai
untuk meningkatkan intensitas belajar. 3)Upaya perbaikan kualitas pembelajaran
seperti tes penempatan, tes diagnostic, tes formatif. Tes penempatan disesuaikan
dengan minat dan bakat siswa masing-masing sehingga hasil tes mereka dapat
posisi tertentu. 4) Persyaratan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan aspek psikis tes terbagi atas lima golongan, yaitu :
1) Tes inteligensi, untuk mengungkap atau memprediksi tingkat kecerdasan
seseorang.
2) Tes kemampuan/Aptitude test, untuk meengungkap kemampuan dasar atau
bakat khusus yang dimiliki seseorang.
3) Tes sikap/ Attitude test, untung mengungkap pre disposisi atau kecenderungan
seseorang untuk melaksanakan sesuai respons terhadap objek yang disikapi.
4) Tes kepribadian/Personality test, untuk mengungkap ciri-ciri khas dari
seseorang yang sedikit banyaknya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara
berpakaian, nada suara, hobi,dll.
5) Tes hasil belajar/Achievement test, untuk mengungkap tingkat pencapaian
terhadap tujuan pembelajaran atau hasil belajar.
1. Menetapkan tujuan
2. Analisis kurikulum
3. Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar
4. Menyusun kisi-kisi
5. Menulis indikator
6. Menulis soal
7. Reproduksi tes terbatas
8. Uji coba
9. Analisis soal
10. Revisi soal
11. Menentukan soal-soal yang baik
12. Merakit soal menjadi tes-tes
4
Macam-macam tes :
5
pelaksanaan suatu tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi
ketepatan tindakan yang dilakukan.
B. Uji pokok
Dalam pembuatan soal uji pokok ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, salah satunya yaitu menganalisis pokok uji atau teknik
analisis soal tes. Hal tersebut dilakukan agar dapat membuat soal
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
6
- Jawaban soal itu merupakan informasi diagnostik untuk
meneliti pelajaran dikelas dan kegagalan belajarnya agar
selanjutnya membimbing ke arah cara belajar yang lebih
baik.
Dalam Analisis pokok uji mencakup beberapa hal,
diantanya : (1) Menentukan tingkat kesukaran soal (
Difficulty level of an item), (2) Menentukan daya pembeda
(discriminating power), (3) Menentukan pengecoh mana
pada pokok-pokok uji pilihan berganda yang kurang
berfungsi (distractor).
1.1 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab
benar atau salahnya suatu soal pada tingkat kemampuan
tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,0. [ CITATION
Eli14 \p 160 \l 1057 ].
Sedangkan menurut (Arikunto,Suharmi, 2008, hal. 207)
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar
atau mudahnya soal. Dapat dikatakan bahwa soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar, artinya soal tersebut memiliki keseimbangan
didalamnya.
Soal mudah: tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya.
Soal Sukar : akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
jangkauannya.
Keseimbangan : adalah adanya soal-soal yang termasuk
mudah, sedang, dan sukar secara proposional.
Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan
dengan tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian
semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat
7
kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir
soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi/sulit, dan
untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal
yang memiliki tingkat kesukaran yang rendah/mudah.
8
Pengecoh tidak berfungsi
Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak
siswa yang menebak
Sebagian besar siswa yang memahami materi yang
ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam
butir soalnya.
1.3 Efektivitas Distraktor (Pengecoh)
Setiap tes pilihan ganda memiliki satu pertanyaan serta
beberapa pilihan jawaban. Diantara pilihan jawaban yang
ada, hanya satu yang benar. Selain jawaban yang benar
tersebut, ada jawaban yang salah. Jawaban yang salah
itulah yang dikenal dengan distractor pengecoh. Dari
pernyataan di atas menunjukkan pengertian bahwa
efektifitas distraktor adalah seberapa baik pilihan yang
salah tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang
tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia. Semakin
banyak peserta tes yang memilih distraktor tersebut, maka
distaktor itu dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
9
Saat menggunakan fungsi distraktor dalam suatu soal
pilihan ganda, diusahakan pada pilihan jawabannya
haruslah homogen dan masih dalam satu pembahasan,
sehingga tidak memperlihatkan dengan jelas pilihan
jawabannya yang salah.
Contoh Soal
10
kritis adalah kumpulan operasi-operasi spesifik yang mungkin
dapat digunakan satu persatu atau dalam banyak kombinasi
atau urutan dan setiap operasi berpikir kritis tersebut memuat
analisis dan evaluasi”.
11
1.2 Indikator Berpikir Kritis
12
- Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan
terdiri dari tiga indikator, diantaranya yaitu :
1) Membuat deduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
2) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil
induksi
3) Membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan.
- Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification).
Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu
1. Mengidentifikasikan istilah dan
mempertimbangkan definisi
2. Mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
- Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and
Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua
indikator, diantaranya yaitu
1) Mempertimbangkan dan memikirkan secara
logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan
lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang
membuat mereka merasa ragu tanpa membuat
ketidaksepakatan atau keraguan itu
mengganggu pikiran mereka
2) Menggabungkan kemampuan kemampuan lain
dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan suatu keputusan
13
Mampu untuk membedakan ide yang relevan
dengan ide yang tidak relevan.
Mampu untuk membedakan mana fakta dengan
diksi atau pendapat
Mampu untuk mengidentifikasi perbedaan-
perbedaan atau juga kesenjangan informasi.
Dapat membedakan argumentasi logis serta
argumentasi tidak logis.
Mampu untuk mengembangkan kriteria atau juga
standar penilaian data.
Suka mengumpulkan data untuk pembuktian
faktual.
Dapat membedakan diantara kritik membangun
serta merusak.
Mampu untuk mengidentifikasi pandangan
perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan
dengan data
Mampu untuk mengetes asumsi dengan cermat.
Mampu untuk mengkaji ide yang bertentangan
dengan peristiwa dalam lingkungan.
Mampu untuk mengidentifikasi atribut-atribut
manusia, tempat serta benda, seperti dalam sifat,
bentuk, wujud, dan lain sebagai.
14
Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir
kritis memiliki sikap skeptis (tidak mudah percaya),
sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan
dan ketelitian, mencari pandangan lain yang berbeda,
dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah
pendapat yang dianggapnya baik.
Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah
kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka
harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun suatu argumen bisa disusun dari
beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki
kriteria yang berbeda. Jika kita akan menerapkan
standarisasi maka haruslah berdasarkan pada relevansi,
keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel,
teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika
yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang
dilandasi oleh data-data. Tapi, secara umum argumen
diartikan sebagai alasan yang bisa digunakan untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian
atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi
kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun
argumen.
Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Ini merupakan kemampuan untuk merangkum
kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya
akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara
beberapa pernyataan atau data.
Sudut pandang (point of view)
15
Sudut pandang adalah cara memandang atau
landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu
dan yang akan menentukan konstruksi makna.
Seseorang yang berpikir kritis akan memandang atau
menafsirkan fenomena dari berbagai sudut pandang
yang berbeda.
Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying
criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat
kompleks dan prosedural. Prosedur ini meliputi
merumuskan masalah, menentukan keputusan yang
akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau
perkiraan.
16
berlangsung pada saat cuaca mendung atau sinar matahari
terhalang sampai pada tumbuhan.
17
Contoh Soal Berpikir Kritis
N Standar Kompetensi
Materi Indikator Soal Soal Jawaban
o Kompetensi Dasar
1. Menganalisis Menjelaskan Ekosiste Disajikan gambar Perhatikan Gambar a. Pembuangan
m berikut! sampah
hubungan antara terjadinya pencemaran
sembarangan.
antara keterkaitan Sungai, Siswa dapat :
Sampah domestik
komponen manusia a. Menjelaskan misalnya sisa
ekosistem, dengan penyebab detergen dapat
mencemari air, dan
perubahan masalah terjadinya
sampah organik
materi dan perusakan pencemaran yang dibusukkan
energi serta atau sungai oleh bakteri
a. Apakah penyebab menyebabkan O2 di
peranan pencemaran (Indikator :
pencemaran air berkurang,
manusia linkungan Hubungan Sebab sehingga
sungai tersebut ?
dalam dan Akibat) menggangu fasilitas
b. Usaha-usaha apa kehidupan
keseimbanga pelestarian b. Menjelaskan
yang dapat organisme air.
n ekosistem lingkungan. usaha-usaha apa b. Setiap rumah
dilakukan untuk
yang dapat sebaiknya
menekan agar
dilakukan untuk melakukan
jumlah limbah pemisahan sampah
menekan agar
domestik rumah organik dan
jumlah limbah anorganik untuk
tidak kian
domestik rumah keperluan daur
bertambah. ulang.
18
tidak kian Meminimalisasi
bertambah penggunaan plastik
untuk kantung
(Indikator :
belanja dan
Berpendapat) menggantinya
dengan bahan yang
lebih ramah
lingkungan,
misalnya yaitu
kertas.
19
2. Soal Evaluasi Berbasis Kreatif
20
memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi,
menungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru,
membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan
membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Intuisi bisa
membisikan kepada kita untuk memecahkan suatu soal
dengan cara yang berbeda, atau menyelidiki sebuah
proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa proses berpikir kreatif adalah suatu kegiatan
mental yang digunakan untuk menemukan banyak
kemungkinan jawaban pada suatu masalah, dan
membangkitkan ide atau gagasan yang baru.
Berpikir Lancar
21
Saya sering diminta guru untuk mengerjakan soal di
papan tulis dan menjelaskannya.
4. Melakukan lebih banyak dari pada teman yang lain.
Dalam pembelajaran ini saya selalu mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru.
Dalam pembelajaran ini Saya tidak hanya
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru saja.
Saya juga mengerjakan soal yang tidak diberikan
oleh guru sebagai tambahan.
5. Dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari
suatu objek atau, situasi.
Dalam proses pembelajaran saya menjelaskan
jawaban yang didapat di depan kelas.
Saya senang membantu teman saya yang kesulitan
dalam mengerjakan soal.
Berpikir Luwes
1. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu
gambar, cerita atau masalah.
Saya memberi tanggapan jika guru menampilkan
gambar atau bercerita.
Saat guru menampilkan gambar atau bercerita saya
akan memberi tanggapan.
Saya ikut memberikan tanggapan jika guru
menampilkan gambar atau bercerita.
2. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang
berbeda-beda.
Saya selalu membarikan contoh yang berbeda
dengan contoh yang diberikan guru.
Saya memberikan contoh kejadian dalam kehidupan
sehari-hari yang berbeda dari contoh yang diberikan
guru.
22
3. Memberikan pertimbangan atau mendiskusikan sesuatu
selalu memiliki posisi yang berbeda atau bertentangan
dengan mayoritas kelompok.
Dalam pembelajaran saya selalu memiliki pendapat
yang berbeda dengan teman dikelas.
Saat diskusi saya memiliki pendapat yang berbeda
dengan pendapat teman yang lain.
4. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-
macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.
Saya menanggapi masalah yang diberikan guru
dengan cara yang berbeda-beda.
Saat mengerjakan soal yang diberikan guru, saya
menjawabnya dengan cara baru yang lebih mudah
Berpikir Original
1. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tak pernah
terpikirkan orang lain.
Dalam pembelajaran saya senang mengajukan contoh
kejadian yang aneh tentang materi yang sedang
dipelajari.
Saat berdiskusi saya senang mengajukan contoh
kejadian yang aneh tentang materi yang sedang
dipelajari.
Berpikir Evaluatif
23
Saya ingin mencari tahu jika ada yang tidak saya
pahami dalam suatu penyelesaian masalah dengan
bertanya.
Saya selalu bertanya jika ada yang tidak saya
pahami dalam langkah-langkah penyelesaian soal.
Mempunyai alasan (rasional) yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu
keputusan.
Dalam menyampaikan pendapat, saya memberikan
alasan yang dapat menguatkan.
3. Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya
Saya akan bertahan dengan pendapat yang telah saya pilih.
24
macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu
gambar,cerita, atau masalah, dan memberi
pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari
yang diberikan orang lain.
c) Keterampilan Berpikir Orisinal
Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan
masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain.
d) Keterampilan Memperinci (Mengelaborasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mengembangkan atau memperkaya gagasan orang
lain.
e) Keterampilan Menilai (Mengevaluasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak menentukan
pendapat sendiri mengenai suatu hal.
f) Memiliki Rasa Ingin Tahu
Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mempertanyakan segala sesuatu.
g) Bersifat Imajinatif
Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita
tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi
atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah
dialami.
h) Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mencari
penyelesaian suatu masalah tanpa bantuan orang
lain.
i) Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang berani
mempertahankan gagasannya dan bersedia mengakui
kesalahannya
25
2.4 Karakteristik dan Faktor yang mempengaruhi berpikir
kreatif
Berpikir kreatif dapat berkembang dengan baik bila
ditunjang oleh faktor internal dan situasional. Orang-
orang kreatif memiliki tempramen yang beraneka
ragam. Menurut Munandar (1999:96) ada tiga aspek
yang secara umum menandai orang-orang kreatif, yaitu:
1) Kemampuan Kognitif : Termasuk disini kecerdasan
diatas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-
gagasan baru, gagasan-gagasan berlainan, dan
Fleksibilitas kognitif.
2) Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan
dirinya menerima stimuli internal maupun
eksternal.
3) Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri
sendiri: orang kreatif ingin menampilkan dirinya
semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh
konvensi-konvensi.
26
27
Contoh Soal Berpikir Kreatif
N Standar Kompetensi
Materi Indikator Soal Soal Jawaban
o Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan Menjelaskan Sistem Disajikan gambar, Perhatikan gambar Hewan-hewan yang
Ekresi berikut ini! memiliki sedikit
Struktur dan keterkaitan siswa dapat:
kelenjar keringat,
fungsi organ antara a. Menjelaskan
seperti anjing
manusia dan struktur,fungsi, apakah yang menurunkan
hewan tertentu, dan proses terjadi pada temperatur tubuhnya
dengan membuka
kelainan atau serta kelainan dua hewan
mulutnya sambil
penyakit yang atau penyakit tersebut menjulurkan lidah
mungkin terjadi yang dapat b. Menjelaskan (Terengah-engah),
Jelaskan perilaku hewan sehingga air menguap
serta terjadi pada hubungan pada gambar tersebut dari rongga mulut dan
implikasinya sistem ekresi prilaku hewan dan apa hubungannya faringnya.
dengan sistem ekresi !
pada pada manusia tersebut
Salingtemas dan hewan dengan
(misalnya pada sistem ekresi.
ikan dan (Indikator:
serangga) Berpikir
Luwes)
28
29
3.Soal Evaluasi Berpikir Sistem
Berpikir sistem (system thinking) adalah sebuah cara untuk memahami sistem yang
kompleks dengan analisis bagian-bagian sistem untuk mengetahui pola hubungan yang
terdapat didalam setiap unsur atau eleman penyusun sistem tersebut pada prinsipnya berpikir
sistem mengkombinasikan dua kemampuan berpikir yaitu, kemampuan berpikir analis dan
berpikir sintesis (Endang, 2000 : 19).
Berpikir sistem lebih menekankan pada kesadaran bahwa segala sesuatu berhubungan
dalam satu rangkaian sistem.Cara berpikir seperti bersebrangan dengan berpikir fragmented-
liniar-cartesian. Penggunaan bahasa sistem dalam berpikir dapat mendapatkan berbagai
penafsiran sistem dari obyek yang sama. Perbedaan penafsiran terletak pada sudut pandang
yang dipakai dalam memikirkan suatu kejadian yang sama sebagai suatu sistem (Erman,
2004 : 132).
Berpikir sistem dapat juga disamakan dengan berpikir logis. Pola berpikir logis ini
sering ditunjukkan dalam bentuk model pembelajaran. Menurut Kaufman terdapat enam
indikator/tahapan berpikir sistem yang diambil dari manajemen pendidikan dapat dirumuskan
sebagai proses yang meliputi:
1. Identifikasi prioritas kebutuhan dan masalah yang berkaitan.
2. Menentukan persyaratan untuk memecahkan persoalan serta identifikasi alternatif pemecahan
yang mungkin dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
3. Pemikiran alternatif atau penentuan strategi pemecahan berdasarkan alternatif yang
dimungkinkan.
4. Pelaksanaan strategi yang dipilih, termasuk manajemen dan kontrol atas strategi tersebut.
5. Penilaian keefektifan hasil karya berdasarkan kebutuhan dan persyaratan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
6. Penyempurnaan satu atau keseluruhan langkah dimuka umtuk menjamin bahwa sistem
pendidikan itu bersifat responsif, efektif, dan efisien.
Adapun beberapa karakteristik dari system thinking atau berpikir sistem seperti:
1. Berpikir secara menyeluruh
2. Melihat sesuatu pada gambaran yang lebih besar
30
3. Mencari tahu efek yang ditimbulkan dari suatu aksi
4. Mengidentifikasi bagaimana suatu hubungan bisa mempengaruhi sistem
5. Mengerti konsep dari perilaku dinamis
6. Mengerti bagaimana cara struktur sistem membentuk perilaku sistem
7. Melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda
31
Berikut contoh soal berpikir sistem
32
lain
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
3.3.5 Merancang 1. Memahami tujuan C Baik
gambar penampang 2. Menyusun kisi-kisi
daun dalam 3. Menulis soal Pembahasan:
rancangannya 4. Penelaahan soal
5. Menyusun soal
6. Uji coba soal 1. Pada gambar penampang
33
4. Soal Evaluasi Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif atau metakognitif adalah second-order cognition yang memiliki arti
berpikir tentang berpikir, pengetahuan tentang pengetahuan, atau refeksi tentang tindakan-
tindakan. Terdapat dua komponen terpisah yang terkandung dalam metakognitif, yaitu
pengetahuan deklaratif dan prosedural tentang keterampilan, strategi, dan sumber yang
diperlukan untukmelakukan suatu tugas(Weinert, F. E., 1987)
Kegiatan metakognitif sangat penting karena dapat melatih siswa untuk berpikir
tingkat tinggi serta mampu merencanakan, mengontrol dan merefleksi segala aktivitas berpikir
yang telah dilakukan. Penggunaan proses metakognitif selama pembelajaran, akan membantu
siswa agar mampu memperoleh pembelajaran yang bertahan lama dalam ingatan dan
pemahaman siswa (Woolfolk, 1995)
Berikut beberapa indikator yang digunakan dalam keterampilan metakognitif yang telah
diadaptasi:
34
pemahaman
Memikirkan bagaimana cara orang
lain memikirkan tugas
3 Merefleksi prosedur secara evaluatif Menilai pencapaian tujuan
Menyusun dan menginterpretasi
data
Mengatasi hambatan dalam
pemecahan masalah
Mengidentifikasi sumber-sumber
kesalahan dari data yang diperoleh
4 Metransfer pengalaman pengetahuan Menggunakan prosedur/cara yang
pada konteks lain berbeda untuk penyelesaian
masalah yang sama
Menggunakan prosedur/cara yang
sama untuk masalah yang lain
Mengembangkan prosedur/cara
untuk masalah yang sama
Mengaplikasikan pengalamannya
pada situasi yang baru
5 Menghubungkan pemahaman Menganalisis kompleksnya
konseptual dengan pengalaman masalah
prosedural Menyeleksi informasi penting yang
digunakan dalam pemecahan
masalah
Memikirkan proses berpikirnya
selama pemecahan masalah
35
5. memeriksa kembali kebenaran jawaban.
36
2) Konstruksi
a) Rumusan pokok soal harus jelas.
b) Pokok soal yang harus merupakan rumusan yang diperlakukan saja.
c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk yang benar.
d) Pokok soal jangan menggunakn pertanyaan yang bersifat negatif ganda.
e) Panjang pendek rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f) Jangan menggunakan pernyataan yang berbunyi “semua jawaban di atas benar”
atau “semua jawaban di bawah benar”.
g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya.
h) Gambar/grafik/tabel/ diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jealas
dan berfungsi.
i) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
3) Bahasa
a) Bahasa harus komunikatif.
b) Bahasa soal mudah dimengerti dan tidak berlaku lokal (bias budaya).
c) Pilikan jawaban jangan mengulang kata/kelompok kata yang sama yang bukan
merupakan satu kesatuan.
5. Menyusun Soal
a) Mengelompokkan soal-soal yang menanyaklan materi yang sama, kemudian soal-soal
itu ditempatkan dalam urutan yang sama.
b) Memberi nomor urut soal didasarkan nomor urut soal pada kisi-kisi.
c) Mengecek setiap soal dalam satu paket tes apakah soal-soalnya sudah bebas dari
kaidah “setiap soal tidak boleh memberi petunjuk jawban terhadap soal lainnya”.
d) Membuat format lembar jawaban.
e) Memnuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiaanya.
f) Menentukan bobot setiap soal
g) Menyusun tabel konversi skor.
6. Uji Coba Soal
37
Setelah soal dibuat langkah selanjutnya soal di uji coba dengan berupa beberapa sampel
siswa atau bisa dalam bentuk kuis yang dimasukkan disela-sela kbm agar dapat
mengetahui kekurangan dari soal yang telah dibuat.
7. Penyajian Tes
Penyajian tes bisa berupa ulangan harian, pre test atau post test dalam bentuk test tulis
maupun lisan.
8. Skoring
Setelah semuanya dilaksanakan dengan baik tahap terakhir yaitu skoring, soal yang telah
dibuat dapat di evaluasi kelemahan dan kekuatan beserta dengan jawaban agar diketahui
keakurata dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
38
Soal berpikir reflektif
No Langkah Pembuatan Kriteria
Indikator SOAL JAWABAN
. Soal Penilaian
SEKOLAH DASAR (SD)
7.1.2 Memahami 1. Memahami tujuan 1. Sinar matahari sampai ke B Baik
perpindahan energi 2. Menyusun kisi-kisi bumi merupakan
panas 3. Menulis soal perpindahan panas secara… Pembahasan:
4. Penelaahan soal a. konduksi Radiasi matahari adalah
5. Menyusun soal b. radiasi pancaran energi yang
1 6. Uji coba soal c. konveksi berasal dari proses
7. Penyajian tes d. evaporasi thermonuklir yang
8. Skoring terjadi di matahari.
Energi ini membentuk
sinar dan gelombang
elektromagnetik
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
3.6.1 Menyebutkan 1. Memahami tujuan 1. Di dalam organisasi B Baik
tingkatan hierarki 2. Menyusun kisi-kisi kehidupan. Jaringan
kehidupan. 3. Menulis soal merupakan tingkatan… Pembahasan:
4. Penelaahan soal a. kedua dari organ Jaringan tingkatan
1
5. Menyusun soal b. kedua dari sel kedua dari sel.
6. Uji coba soal c. ketiga dari sistem organ Sel - Jaringan - Organ -
7. Penyajian tes d. ketiga dari organ Sistem Organ -
8. Skoring Organisme
39
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
2.2.4 Membedakan 1. Memahami tujuan 1. Disepanjang organel yang C Baik
jaringan-organ dan 2. Menyusun kisi-kisi berupa saluran halus dalam
sistem organ pada 3. Menulis soal sitoplasma, yang erat Pembahasan:
hewan serta fungsi nya 4. Penelaahan soal kaitannya dengan sistem Ribosom merupakan
5. Menyusun soal transporatsi, terdapat organel- tempat organel untuk
6. Uji coba soal organel tempat mensintesis bahan baku
7. Penyajian tes mensintesisbahan baku utama utama dari enzim
1.
8. skoring dari enzim. Organel tersebut
adalah…
a. retikulum endoplasma
b. plasmodesmata
c. ribosom
d. lisosom
e. badan golgi
40
BAB III
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu
penulis meminta maaf dan membuka saran dan kritikan dari pembaca sekalian.
41
Daftar Pustaka
Aisyah , T.S. 2011. Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Matematika FKIP UNPAS: tidak
diterbitkan.
Izzati,N. 2010. Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa,mengapa,
dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar Pendidikan Nasional.
Bandung. Hal.49-60
Maftukhin,M dan Dwijanto. 201. Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problame Solving
Berbantuan CD terhadap Kemampuan Berpikir Kritis. Unnes Journal of Mathematics education,
3(1).
Munandar,S.C. Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah (Petunjuk bagi
guru dan orang tua). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Siswono,Tatag Yuli Eko.2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Artikel Dosen
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) http://Suaraguru.wordpress.
Siswono,Tatag Yuli Eko.2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pengajuan Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. No.1:hal 1-9.
Towle,A. 1989. Modern Biology. Austin: Holt, Rinehart and Winston. Pilan Proses “ Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar”. Jakarta : Grasindo.
Weinert, F.E.K. 1987. Metagognition, Motivation. And Understanding. New York : Lawrence
Erlbaum Associates
42
43