ae
Rafika, S.Si.M.Kes
Famili Enterobacteriaceae
• Hidup normal di usus besar manusia
• Banyak kuman enterik ini menimbulkan
penyakit
• Spesies famili menimbulkan infeksi
nosokomial (ISK, Infeksi luka, infeksi
saluran nafas, peradangan selaput otak
dan septekimia
Add a footer 2
Escherichia coli
Salmonella sp.
Enterobacteriacea
e Shigella sp.
Proteus sp.
Vibrio cholera
Esc Morfologi
he
ric Antigen
hia
Sifat Biokimia
col
i Patogenesis
Diagnosis
Laboratorium
FR
Morfologi
• Basil-basil yang kecil-pendek
(cocco-bacil). Gram negatif
• Bersifat aerobik atau fakultatif
anaerob
• Ada yang motil, ada non motil
Add a footer 5
FR
Struktur Antigen
• Mempunyai antigen permukaan yaitu O, H
dan K
• Enterotoksin : toksin LT (termolabil) dan ST
(termostabil) diatur oleh plasmid. Toksin LT
merangsang enzim siklase di dalam epitel
mukosa us.halus diare.
• Toksin ST as.amino bekerja cara aktivasi
enzim guanilat siklase siklik guanosin
monofosfat menyebabkan gangguan
absorpsi klorida dan nantrium, ST
menurunkan motilitas usus halus
• Hemolisin : diatur oleh plasmid bersifat
toksik terhadap sel pada biakan jaringan
6
FR
Sifat Biokimia
• Media Blood Agar hemolisis tipe
beta
• Katalase (+), Oksidase (-)
• Fermentasi gula-gula
menghasilkan gas, tapi tidak
menghasil H2S
• Tidak menggunakan citrat sebagai
sumber energi
• Indol (+), Peragian laktosa (+),
pigmen kuning (-)
Add a footer 7
FR
Patogenesis
• Enteropatogen penyebab usus (diare) pada
manusia:
• Enteropatik (EPEC) diare pada bayi dan
anak-anak di negara berkembang melalui
toksin pada makanan
• Enterotoxigenic (ETEC) Secretory
Diarrhea seperti kolera, strain mengeluarkan
toksin LT dan ST. Negara memiliki sanitasi
buruk. Bakteri menginvasi mukosa usus, tapi
menimbulkan diare cair tidak bernoda dan
pemulihan biasanya sempurna
8
FR
Lanjutan
• Enteroinvasif (EIEC)
• Disentri invasive dan diare
bernoda darah
• Sumber infeksi biasanya orang
menangani makanan dan air
yang tercemar
• Enterohemoragik (EHEC)
• Kolitis hemoragik oleh serotipe
O157:H7 tinja bercampur darah
banyak. Toksin merusak sel
endotel pembuluh darah, terjadi
perdarahan kemudian masuk ke
dalam kuman usus
9
FR
Lanjutan
Add a footer 10
FR
Diagnosis
Laboratoriu Isolasi dan identifikasi E.coli
m
Teknik molekuler
Add a footer 11
FR
Salmonella sp.
Salmonella typhi
Salmonella paratyphi
Salmonella choleraesuis
Salmonella enteritidis
12
FR
Morfologi
❖ Berbentuk batang
❖ Tidak berspora, gram negatif
❖ Ukuran 1-3,5 µm x 0,5-0,8 µm
❖ Flagel peritrik
❖ Kuman tumbuh pada suasan
aerob dan fakultatif anaerob,
pada suhu 15-41oC
❖ pH pertumbuhan 6-8
Add a footer 13
FR
Sifat Biokimia
Fermentasi terhadap manitol dan sorbitol
positif
Reaksi Indol, DNAase, fenilalanin,
deaminase, urease, voges proskaues, reaksi
fermentasi terhadap sukrose/laktosa. Adonitol
memberikan hasil negatif
Sebagian menghasilkan H2S
S. typhi hanya membentuk sedikit H2S dan
tidak membentuk gas
S. typhi pada agar SS, Endo, EMB dan
MacConkey
Add a footer 14
FR
Daya Tahan
❖ Kuman mati suhu 56oC, keadaan
kering. Dalam air bisa tahan
selama 4 minggu
❖ Hidup subur pada medium berisi
garam empedu
❖ Tahan terhadap zat warna hijau
brillian dan senyawa Natrium
tetrationat dan Natrium
deoksikolat
Add a footer 15
FR
Struktur Antigen
✔ Antigen somatik (O) tahan panas
100oC, alkohol dan asam. Antigen O -
IgM
✔ Antigen flagel (H) rusak pada
pemanasan > 60oC, alkohol dan
asam, IgG
✔ Antigen Vi (polimer dari polisakarida
bersifat asam) dapat rusak suhu
panas 60oC, fenol dan asam. Antigen
ini lebih virulen
✔ Antigen O dan H menjadi dasar
penggolangan Salmonella
Add a footer 16
Faktor Patogenitas FR
Daya invasi
▪ Kuman Salmonella di usus halus melakukan penetrasi ke dalam
epitel sampai lamina propria. Setelah penetrasi spesies difagosit
oleh magrofag dan multifikasi
Antigen permukaan (Vi)
• Mampu hidup intraseluler
Endotoksin
• Menyebabkan demam karena endotoksin merangsang pelepasan
zat pirogen dari makrofag dan sel leukosit PMN
Enterotoksin
• S. typhi dan S.enteritidis menghasilkan termolabil, diduga
dari dinding sel atau membran sel
Add a footer 17
FR
Patogenesis dan gejala klinik
Salmonellosis
Gastroenteritis
Demam tifoid
Bakteremia/septikemia
Karier
Add a footer 18
FR
Gastroenteritis
❑ Keracunan makanan, tetapi tidak
ditemukan toksin
❑ S. enteritidis dan S. typhimurium
❑ Masa inkubasi berkisar 12-48 jam
❑ Gejala: mual, muntah diikuti nyeri
abdomen, demam.
❑ Diare, kasus berat diare berdarah
❑ Penderita seringkali sembuh dalam
1-5 hari, tetapi dapat menjadi berat
bila keseimbangan elektrolit dan
dehidrasi
❑ Kuman diisolasi dari tinja
Add a footer 19
Demam tifoid FR
❑ Penyakit demam akut disebabkan S.typhi,
disebabkan pula S. enteritidis bioserotip paratyphi A
dan S. enteritidis serotip paratyphi B demam
paratifoid
❑ Bila menelan 10 7 kuman
❑ Penetrasi ke lapisan mukosa sampai kelenjar getah
bening regional mesentrium terjadi bakterimia
sampai ke hati, limpa dan sumsum tulang dan ginjal
❑ Sel difagositosis mononukleus, S.typhi multifikasi
intraseluler,terjadi bakterimia kedua panas tinggi,
kuman masuk ke kantung empedu, plague peyer
(radang dan nekrosis jaringan dan perdarahan
perforasi usus.
❑ Tinja positif (kultut)
Add a footer 20
FR
Bakterimia- • Ditemukan pada demam
tifoid dan infeksi
Septikemi Salmonella non-typhi
• Gejala menonjol
panas dan bakterimia
intermiten
• Disebabkan S. typhimurium,
S. enteritidis dan S.
choleraesuis
• Adanya Salmonella di dalam
darah merupakan risiko
tinggi terjadi infeksi atau
abses metastatik
Add a footer 21
FR
Karier
Karier
dengan infeksi kira-kira 90% mengkskresi
Salmonella penderita tidak kuman
mengekskresi lagi Salmonella
kuman tersebut mengekskresi selama 1 tahun
dalam tinja organisme atau lebih
untuk jangka disebut karier
waktu kronik
bervariasi
carrier
convalescent
Add a footer 22