Anda di halaman 1dari 65

Tetrasiklin , sulfonamid

dan kloramfenikol,

Cute but Danger


✘ Efek antimikroba dan spektrum antimikroba,
Golongan tetraasiklin merupakan antibiotik
yang bersifat bakteriostatik,
✘ tetrasiklin memperlihatkan spektrum
antibakteri yang luas yang meliputi gram
positif dan gram negatif , aerobik dan
anaerobik. Selain itu dia juga aktif terhadap
spiroket , mikoplasma , riketsia, klamidia,
legionela, dan protozoa tertentu

Brunton, L.L., et al. 2011. Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics, .New York:
McGraw-Hill
Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi.
2
Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
Metabolisme

Ekskresi
Absorbsi

Distribusi
• Kira-kira 30- • Dalam plasma • Obat • Golongan
80% serum jenis tetrasiklin
tetrasklin tetrasiklin golon diekskresi melalui
terikat oleh gan
diserap protein urin berdasarkan
lewat plasma dalam ini filtrasi glomerulus.
saluran jumlah yang tidak Pada pemberian
cerna. bervariasi. per oral kira-kira
Doksisiklin • kadar dimet 20-55% golongan
dan golongan abolis tetrasiklin
minosiklin tetrasiklin diekskresi melalui
hanya 10-20% me
diserap urin. Golongan
lebih dari
kadar dalam secar tetrasiklin yang
serum.
90%. a diekskresi oleh hati ke
dalam empedu
• Absorpsi ini berar mencapai kadar 10
sebagian ti di kali kadar serum
besar
berlangsung
hati.
di lambung
Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
dan usus
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 3
Mekanisme Kerja Antibiotik Secara Umum

✘ a.Menghambat sintesis dinding sel


bakteri.
✘ b.Menghambat fungsi membran plasma.
✘ c. Menghambat sintesis asam nukleat.
✘ d. Menghambat sintesis protein melalui
penghambatan pada tahap translasi dan
transkripsi meterial genetik.
✘ e. Menghambat metabolisme folat

Madigan M and Martinko J (editors). (2005).Brock Biology of Microorganisms(11th ed.). Prentice Hall.
4
Mekanisme Kerja tetrasiklin
✘ Tetrasiklin menginhibisi sintesis protein
dengan cara memblokir ikatan aminoasil-
tRNA ke komplek mRNA –ribosom.
Reseptor tetrasiklin adalah di subunit 30S
dan ikatanya bersifat reversible. Seperti
diketahui bahwa ada dua tempat untuk
mengikat aminoasil-tRNA di komplek
mRNA-70S. ikatan aminoasil-tRNA yang
pertama adalah di A-site, yaitu ketika
subunit 30S sudah bergabung membentuk
komplek dengan mRNA. Ikatan aminoasil-
tRNA yang kedua di P-site baru terbentuk
setelah subunit 50S bergabung dengan
subunit 30S membentuk komplek ribosom-
mRNA. Di P-site aminoasil-tRNA mengikat
polipetida
Nafriadi, Gunawan,yang mengalami
dan Gan Farmakologi. Dan Terapi. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
Sulistia. (2012).elongasi
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Brunton, L.L., et al. 2011. Goodman & Gilman's The Pharmacological
5 Basis of Therapeutics, .New York:
6
Uretritis nonspesifik Infeksi yang disebabkan oleh ureaplasma urealitikum atau clamydia trachomatis dibati dengan baik
dengan pemberian tetrasiklin 4 x 500 mg sehari selama 7 hari. Infeksi C. Trachomatis seringkali
menyertai uretitis akibat gonokokus
Infeksi mycoplasma Pneumonia primer atipik yang disebabkan oleh bakteri ini dapat diatasi dengan pemberian tetrasiklin.
pneumoniae Walaupun penyembuhan klinis cepat dicapai mycoplasma pneumoniae mungkin tetap terdapat dalam
sputum setelah obat dihentikan
Infeksi basil Bruselosis pengobatan dengan tetrasiklin mengahsilkan hasil yang baik dan memuaskan biasanya
pengobatab 3 minggu . untuk kasus berat biasanya diberikan streptomisin 1 gr perhari IM
Tularemia Obat pilihan utama untuk penyakit ini sebenarnya ialah streptomisin, tetapi terapi dengan golongan tetrasiklin
juga memberikan hasil yang baik.
Kolera Doksisiklin dosis tunggal 300 mg merupakan antibiotik yang efektif untuk penyakit ini. Pemberian dapat
mengurangi volume diare dalam 48 jam.
Sampar Antibiotik terbaik untuk mengobati infeksi ini ialah streptomisin. Bila streptomisin tidak dapat diberikan, maka
dapat dipakai golongan tetrasiklin. Pengobatan dimulai dengan pemberian secara IV selam 2 hari dan
dilanjutkan dengan pemberian per oral selama 1 minggu.
Infeksi Kokus Golongan tetrasiklin sekarang tidak lagi diindikasikan untuk infeksi stafilokokus maupun streptokokus karena
sering dijumpai resistensi. Tigesiklin efektif untuk infeksi kulit dan jaringan lunak oleh streptokokus dan
stafilokokus (termasuk MRSA)

Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Indikasi atau Penggunaan klinik

INFEKSI KETERANGAN
Riketsiosis Perbaikan yang dramatis tamapak setelah pemberian golongan tetrasiklin. Demam mereda dalam 1-3
hari dan ruam kulit menghilang dalam 5 hari. Perbaikan klinis yang nyata telah tampak 24 jam setelah
terapi dimulai

Infeksi klamidia. Limfo-granuloma venerum golongan tetrasiklin merupakan lini pertama. Pada infeksi akut
diberikan terapi selama 3-4 minggu atau keadaan kronis diberikan 1-2 bulan. 4 hari setelah
terapi bubo mulai mengecil.

Psitakosis Pemberian tetrasiklin selala beberapa hari dapat mengatasi gejala klinis. Dosis yang digunakan
adalah 2 gr perhari selama 7-10 hari atau 1 gram per 21 hari

Konjungtivis inklusi Dapat diobati selma 2-3 minggu dengan memberikan salep mata atau tetes mata dengan
golongan tetrasiklin
trakoma Pemberian tetrasiklin yang dikombinasi dengan dosisiklin 2x100 mg/hari selama 14 hari
menghasilkan pengobatan yang baik

Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 8
Akne Vulgaris Tetrasiklin diduga menghambat produksi asam lemak dari sebum. Dosis yang diberikan untuk ini ialah 2 kali 250 mg sehari selama 2-3
minggu, bila perlu terapi dapat diteruskan sampai beberapa bulan dengan dosis minimal yang masih efektif.

Penyakit Paru Obstruksi Eksaserbasi akut penyakit paru obstruktif menahun dapat diatasi dengan doksisiklin oral 2 kali 100 mg/ hari. Antibiotika lain yang juga
Menahun bermanfaat ialah kotrimoksazol dan koamoksiklav

Infeksi Intraabdominal Tigesiklin efektif untuk pengobatan infeksi intraabdominal yang disebabkan oleh E. Coli, C.freundii, E.faecalis, B.fragilis dan kuman-kuman
lain yang peka.
Infeksi lain Aktinimikosis
Frambusia
Leptospirosis
Infeksi saluran cerna

Penggunaan Topikal Pemakaian topikal hanya dibatasi untuk infeksi mata saja. Salep mata golongan tetrasiklin
efektif untuk mengobati trakoma dan infeksi lain pada mata oleh kuman Gram-positif dan
Gram-negatif yang sensitif. Selain itu salep mata ini dapat pula digunakan untuk profilaksis
oftalmia neonatorum pada neonatus

Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi.


9 Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
Corsatet
✘ Komposisi : Tetracycline HCl
✘ Indikasi : Abses, akne, amubiasis, anthraks, disentri basiler, bartonellosis,
bronkitis akut dan kronis, infeksi bronkopulmoner, bruselosis, kankroid,
difteri, infeksi traktus genitourinaria, GO, granuloma inguinale, infeksi yang
menyertai fibrosis kistik pankreas, listeriosis, limfograuloma venereum,
infeksi bakteri campuran, osteomielitis, otitis eksterna dan media, pertusis,
faringitis, pneumonia, psittakosis, pielonefritis akut dan kronis, rocky
mountain spotted fever, demam scarlet, sinusitis, infeksi jaringan lunak,
sifilis, tonsilitis, tularemia, tifoid, ricketsia, uretritis (non-GO), pencegahan
pra dan pasca bedah dan dental.
✘ Dosis: Dewasa 250 mg 4 x/hr. Infeksi berat 1500-2000 mg/hr. Anak 20-40
mg/kg/BB/hr, dosis terbagi. Sifilis dosis total 30-40 g dalam dosis terbagi rata
selam 10-15 hari. Bruselosis kombinasi dengan streptomisin.
✘ Penggunaan obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberkian
bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pda GI.
✘ Kontra Indikasi : Hipersensitif, gangguan ginjal berat,hamil, anak<12 tahun.
✘ Efek samping: Gangguan GI, supersenitif, hepatotoksik dan nefrotoksik.
Jarang meningkatkan TIK, SLE. Perubahan warna gigi dan hipoplasia gigi pada
anak dalam masa pertumbuhan

Ikatan Apoteker Indonesia. 2015.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 49 2015 s/d
2016.Jakarta: PT ISFI Penerbitan 10
Efek Samping

Gastrointestinal Mual, muntah, Struktur dan Gigi Bony


dan diare •Tetrasiklin mudah terikat dengan
•karena Tetrasiklin memodifikasi kalsium yang tersimpan di tulang Toksisitas Hati
flora normal, dengan atau gigi yang baru terbentuk pada
penekanan organisme koliform anak kecil. Ketika tetrasiklin • Tetrasiklin pasien dengan
yang rentan dan pertumbuhan diberikan selama kehamilan, itu insufisiensi hepatic yang
berlebih dari pseudomonas, dapat disimpan di gigi janin, sudah ada sebelumnya dan
proteus, staphylococci, coliform menyebabkan fluoresensi, ketika dosis tinggi
resisten, clostridia, dan candida. perubahan warna, dan displasia diberikan secara intravena.
•Ini dapat menyebabkan enamel; itu juga dapat disimpan di Hepatek nekrosis
gangguan fungsi usus, pruritus tulang, di mana ia dapat
dubur, kandidiasis vagina atau menyebabkan deformitas atau
oral, atau enterokolitis dengan penghambatan pertumbuhan
syok dan kematian

Katzung, B.G., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th ed., USA: McGraw Hill Companies
11
Efek Samping

Fotosensitisasi
•Toksisitas Jaringan •Tetrasiklin yang Reaksi Vestibular
Toksisitas Ginjal Lokal Injeksi diatur secara
intravena dapat sistemik, terutama
Pusing, vertigo,
Asidosis tubulus menyebabkan demeklinik, dapat mual, dan
ginjal dan cedera trombosis vena, menginduksi muntah
Injeksi intra- kepekaan terhadap
ginjal muskular sinar matahari atau •telah dicatat
menghasilkan iritasi sinar ultraviolet, terutama dengan
Tetrasiklin + lokal khususnya pada doxycycline pada
diuretik = retensi orang-orang berkulit dosis di atas 100 mg
nitrogen putih

Katzung, B.G., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th ed., USA: McGraw Hill Companies
12
✘ Interaksi tetrasiklin dengan obat
lain atau dengan makanan
Interaksi tetrasiklin + obat Jenis interasksi
lainnya
Tetrasiklin + Antasid Tingkat serum dan karena itu efektivitas terapeutik tetrasiklin dapat sangat
berkurang atau bahkan dihapuskan oleh antacid yang mengandung aluminium,
bismut, kalsium atau magnesium. Antasida lain, seperti natrium bikarbonat,
juga dapat mengurangi bioavailabilitas beberapa tetrasiklin. Bahkan tingkat
doksisiklin intravena dapat dikurangi oleh antasida.
Tetrasiklin + Antiepilepsi Tingkat serum doksisiklin berkurang dan dapat jatuh di bawah konsentrasi
penghambatan minimum yang diterima pada pasien yang menerima
pengobatan jangka panjang dengan barbiturat, fenitoin, atau karbamazepin.
Tetrasiklin + Colestipol Colestipol dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin sekitar setengahnya.
Untuk selain tetrasiklin belum diketahui
Tetrasiklin + Diuretik Telah direkomendasikan oleh beberapa orang bahwa penggunaan bersamaan
tetrasiklin dan diuretik harus dihindari karena asosiasi mereka dengan naiknya
tingkat nitrogen urea darah.
Tetrasiklin + antagonis Cimetidine mengurangi penyerapan tetrasiklin tetapi tidak terlihat
reseptor-H2 mempengaruhi tingkat serumnya. Ranitidine tampaknya tidak mempengaruhi
bioavailabilitas doxycycline. Informasi tentang tetrasiklin dan antagonis
reseptor H2 lainnya kurang, tetapi tampaknya tidak ada alasan untuk menduga
bahwa mereka akan berinteraksi.

Stockley, I.H., 2008, Stockley’s Drug Interaction Eighth Edition,


1321,144, 698,700, 904, 920, 936, Pharmaceutical Press, London
Tetrasiklin + Senyawa besi Penyerapan baik tetrasiklin dan senyawa besi sangat berkurang dengan penggunaan
bersamaan, efek tetrasiklin menurun bahkan hilang.

Tetrasiklin + Kaolin-pektin Kaolin-pektin mengurangi penyerapan tetrasiklin sekitar 50%.

Tetrasiklin + Lantanum Bioavailabilitas tetrasiklin diharapkan dapat dikurangi oleh lanthanum, karena
penggunaan bersamaan dapat menghasilkan pembentukan kelat yang tidak larut
(seperti dengan kation polivalen lainnya). Akibatnya, direkomendasikan bahwa
tetrasiklin (nama produsen tetracycline dan doxycycline) tidak diambil dalam 2 jam dari
dosis lantanum

Tetrasiklin + Metoklopramid Pada 4 pasien, metoclopramide 20mg ditemukan untuk menggandakan tingkat
penyerapan dan sedikit mengurangi tingkat serum maksimum dari satu dosis tunggal
500 mg tetrasiklin. 1 Hal ini tampaknya memiliki sedikit kepentingan klinis.

Tetrasiklin + Quinapril Penyerapan tetrasiklin berkurang oleh eksipien magnesium dalam beberapa formulasi
quinapril.
Tetrasiklin + SukralfatPada dasar teoritis penyerapan tetrasiklin mungkin mungkin
dikurangi oleh sukralfat, tetapi konfirmasi klinis ini tampaknya kurang

Tetrasiklin + Thiomersal Pasien yang memakai tetrasiklin yang menggunakan solusi lensa kontak yang
mengandung thiomersal mungkin mengalami reaksi okular inflamasi

Stockley, I.H., 2008, Stockley’s Drug Interaction Eighth Edition,


1421,144, 698,700, 904, 920, 936, Pharmaceutical Press, London
Tetrasiklin + Senyawa seng Penyerapan tetrasiklin dapat dikurangi sebanyak 50% oleh seng sulfat. Doxycycline berinteraksi secara
minimal dengan zinc
Tetrasiklin; Doxycycline + Rifampisin dapat menyebabkan penurunan tingkat doxycycline yang ditandai, yang menyebabkan
Rifampicin (Rifampin) kegagalan pengobatan dalam beberapa kasus
Tetrasiklin; Doxycycline + Sebuah penelitian pada 8 subjek yang sehat menemukan bahwa [simetri] 2.25g tidak mengubah
Simeticone bioavailabilitas dari dosis doxycy-clin 200 mg tunggal.
Tetrasiklin; Minocycline + Ada beberapa bukti bahwa ethinylestradiol dapat menonjolkan pigmentasi wajah yang dapat disebabkan
Ethinylestradiol oleh minocycline.
Tetrasiklin; Minocycline + Sebuah laporan terpisah menggambarkan galactorrhoea hitam, yang dikaitkan dengan interaksi antara
Phenothiazines minocycline dan perphena-zine.
Tetrasiklin; Oxytetracycline Ketika oxytetracycline 500mg setiap 8 jam diberikan dengan pyri-dostigmine 30mg setiap 8 jam
+ Pyridostigmine farmakokinetik dari kedua obat tidak berubah. Terjadi peningkatan aktivitas kolinesterase eritrosit ketika
pyridostigmine diberikan dengan oksitetrasiklin, tetapi signifikansi klinis dari temuan ini tidak
jelas.Tampaknya tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan pada penggunaan bersamaan.

Tetrasiklin + Makanan Kalsium dalam makanan dapat kompleks dengan tetrasiklin untuk mengurangi penyerapannya. Hal ini
terutama penting pada produk susu, yang dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin hingga 80%, sehingga
mengurangi atau bahkan menghilangkan efek terapeutik mereka. Doxycycline dan minocycline kurang
dipengaruhi oleh produk susu (25 hingga 30% pengurangan) dan lymecycline tidak terpengaruh oleh susu.
Jus jeruk dan kopi tidak berinteraksi dengan tetrasiklin

Stockley, I.H., 2008, Stockley’s Drug Interaction Eighth Edition,


1521,144, 698,700, 904, 920, 936, Pharmaceutical Press, London
Awal mulai diketahui resistensi

Scholar, E.M. & Pratt, W.B., 2000, The antimicrobial drugs,


16 Oxford university press, Oxford.
Resistensi tetraasiklin ada beberapa
macam :

✘ pompa efflux yang dimiliki oleh bakteri yang dapat mentransport obat keluar sel sehingga obat
tidak mampu terakumulasi di dalam sel, Mutasi yang menyebabkan ekspresi berlebihan
multidrug efflux pump menyebabkan resistensi terhadap berbagai antibiotik
✘ Proteksi ribosom dikendalikan oleh protein TetM, TetO, TetS, dan TetQ yang akan melekat pada
ribosom sehinggat tetrasiklin akan terlepas dari ribosom dan menjadi tidak aktif.
✘ Gen tet (X) mengkode enzim, yang memodifikasi dan menonaktifkan molekul tetrasiklin Tet (X)
adalah protein sitopolisakmik yang secara kimia memodifikasi tetrasiklin dengan adanya
oksigen dan NADPH, dan tigecycline obat semi-sintetik
✘ Resistensi tidak diketahui

Scholar, E.M. & Pratt, W.B., 2000, The antimicrobial drugs, Oxford university press, Oxford.
17
✘ 5 kelompok efflux pump berdasarkan cara kerja dan sekuens primernya. Berfungsi sebagai antipoter
✘ Kelompok ATP-binding cassette (ABC) merupakan transporter utama yang menggunakan energi yang dilepaskan oleh proses
hidrolisis ATP , menggunakan energi
✘ major facilitator superfamily (MFSmemompa obat keluar dari sel sambil memompa H + atau Na + ke dalam selresistance-
nodulation-division
✘ (RND), multisubunit yang mencakup membran dalam dan luar pada bakteri Gram-negatif.
✘ small multidrug resistance (SMR) danmemompa obat keluar dari sel sambil memompa H + atau Na + ke dalam sel multidrug and
toxic compounds extrusion
✘ (MATE) menggunakan proton motive force (PMF) atau sodium ion motive force untuk mengeluarkan antibiotik dari sel.

Tegos, G. P., Haynes, M., Strouse, J. J., Khan, M. T.,Bologa, C. G.,18Oprea, T. I., & Sklar, L. A. (2013). Curr Pharm
Kateryna Kon, Mahendra Rai-Antibiotic Resistance. Mechanisms and New Antimicrobial Approaches-Academic
Press (2016)
19
Kateryna Kon, Mahendra Rai-Antibiotic Resistance. Mechanisms and New Antimicrobial Approaches-Academic
Press (2016)
20
[Infectious Disease] George A. Jacoby (auth.), Douglas L. Mayers MD (eds.) - Antimicrobial Drug
Resistance_ Mechanisms of Drug Resistance Volume 1(2009,
21 Humana Press)
✘ Di indonesia

22
23
DOKSISIKLIN RESISTENSI

24
SULFONAMIDE

25
Sulfonamida ditemukan pertama kali oleh I. G. Farbenindustrie pada tahun 1932 dan diberi
nama PRONTOSIL. Kemudian dicobakan kepada mencit yang terinfeksi streptococcal.
Diujikan kepada bayi 10 bulan yang menderita sepsis streptococcal dan juga untuk menguji
meningococcal pada tahun 1933.
Domagk pada tahun 1938 mendapatkan Nobel Prize in Medicine atas Sulfonamida

✘ Spektrum antibakteri : bakteri gram positif dan


bakteri gam negatif
✘ Daya kerja : bakteriostatik
✘ Bakteri : Streptococcus pyogenes, Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae,
Haemophilus ducreyi, Nocardia, Actionmyces,
Calymmato-bacterium granulomatis dan
Chlamydia trachomatis.
✘ Trimetoprim 20-100 kali lebih poten daripada
sulfonamida. Tetapi penggunaan tunggal dapat
menyebabkan resistensi.

Brunton, L.L., et al. 2011. Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics, .New York:
McGraw-Hill

Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
26
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Farmakokinetika Sulfonamida

Absorbsi : Metabolisme :
absorbsi obat ini baik Distribusi : Sulfa diasetilasi pada
di saluran cerna Didistribusikan ke N4, terutama di hati Eksresi :
mencapai 70-100%. seluruh tubuh, menjadi produk
Absorbsi dari rute Melalui filtrasi
menembus cairan tanpa aktivitas
lain seperti vagina, glomerulus.
serebrospinalis, antimikroba, tetapi
saluran pernapasan Sehinggal gangguan
melewati sawar berpotensi toksik
dan kulit tidak dapat fungsi ginjal
plasenta dan masuk pada pH netral atau
diprediksi dan menyebabkan
ke ASI. Sulfa asam yang
mungkin dapat akumulasi obat.
berikatan dengan menyebabkan
masuk ke sistemik albumin. pembentukan batu
pada ginjal.

Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI.
27
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
✘ Mekanisme kerja

Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme


saingan (kompetitif).
Kuman membutuhkan PABA (p-amino benzoic
acid) untuk membentuk asam folat (THFA)
Asam folat digunakan untuk sintesis purin dan
DNA/RNA
Sulfonamida menyaingi PABA dgn
menghambat/mengikat enzim dihidropteroat
sintase (DHPS) shg menghambat
pembentukan asam folat
Sulfonamida menyebabkan bakteri keliru
menggunakannya sebagai pembentuk asam
folat
Sintesis asam folat, purin, dan DNA/RNA gagal
sehingga pertumbuhan bakteri terhambat

Brunton, L.L., et al. 2011. Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics, .New York:
McGraw-Hill
28
29
Katzung, B.G., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th ed., USA: McGraw Hill Companies
30
Penggunaan Klinik
Penggunaannya secara topikal berkurang karena kurang
atau tidak efektif, resiko kejadian sensitisasi tinggi kecuali
pemakaian lokal Na-sulfasetamid pada infeksi mata.

a. Infeksi saluran kemih


 Bukan merupakan obat pilihan tetapi sulfisoksazol
masih efektif.
 Obat untuk infeksi sal. kemih yang lain adalah
trimetoprim-sulfametoksazol, antiseptik sal.kemih,
derivat kuinolin, dan ampisilin.
b. Disentri basiler
 Trimetoprim-sulfametoksazol masih merupakan
obat pilihan yang efektif dengan dosis 160 mg:800 mg
setiap 12 jam selama 5 hari.
Penggunaan Klinik
c. Trakhoma
• Bukan merupakan obat pilihan.
• Pemberian sulfonamida secara oral selama 3
minggu masih efektif.
• Untuk konjungtivitis sulfasetamid 10%
topikal selama 10 hari.
d. Toksoplasmosis
• Paling baik diobati dengan pirimetamin.
• Lebih baik obat tersebut dikombinasi dengan
sulfadiazin, sulfisoksazol, atau trisulfapirimidin.
Penggunaan Klinik
e. Kemoprofilaksis
• Untuk mencegah kambuhnya demam
rematik, faringitis, disentri basiler dan
meningitis.
• Sulfisoksazol 1 g 2kali sehari sebagai
pengganti bagi yang hipersensitf terhadap
penisilin.
✘ Penggunaan Klinis
✘ Sulfonamide jarang digunakan sebagai agen tunggal. Banyak
strain spesies yang sebelumnya rentan, termasuk
meningokokus, pneumokokus, streptokokus, staphylococci,
dan gonococci, sekarang resisten.
✘ Kombinasi obat tetap dari trimetri-prim-sulfametoksazol
adalah obat pilihan untuk infeksi seperti Pneumocystis jiroveci
(sebelumnya P carinii) pneumonia, toksoplasmosis,
nocardiosis, dan kadang-kadang infeksi bakteri lainnya

34
Efek Samping
RESISTENSI

✘ Studi yang dilakukan oleh Agtini et al(30) di Jakarta Utara


terhadap diare yang disebabkan shigellosis dan kolera
menunjukkan anak berusia 1-2 tahun mempunyai insiden
tertinggi shigellosis (32/1.000/tahun) dan S. flexneri
merupakan spesies yang paling sering ditemukan, yaitu
dengan prevalensi sebesar 73% sedangkan 95% dari
padanya menunjukkan resistensi terhadap ampisilin,
trimetoprim- sulfametoksazol, kloramfenikol dan
tetrasiklin, tapi masih peka terhadap asam nalidiksat,
siprofloksasin, seftriakson.

36
INTERAKSI

Interaksi Sulfonamid, Jenis interaksi yang terjadi


Trimetoprim dengan obat
lainnya
Sulfonamid + Anestesi lokal Asam para-aminobenzoic, berasal dari anestesi lokal tertentu, dapat
mengurangi efek dari sulfonamide dan memungkinkan
pengembangan infeksi lokal dan bahkan umum. Namun, perlu dicatat
bahwa bukti terbatas untuk interaksi ini berasal dari tahun 1940-an.
Sulfonamid; Sulfafurazole Sodium sulfate dan minyak jarak yang digunakan sebagai obat
(Sulfisoxazole) + Laksatif pencahar dapat menyebabkan pengurangan penyerapan
sulfafurazole yang sederhana.
Trimetoprim + Makanan atau Getah karet dan makanan dapat mengurangi penyerapan suspensi tri-
gom Guar metoprim secara sederhana.

Stockley, I.H., 2008, Stockley’s Drug Interaction Eighth Edition, 21,144, 698,700, 904, 920, 936, Pharmaceutical Press,
London

37
CHLORAMFENICHOL
TITA KHOSIMA HIDAYATI
CHLORAMFENICOL

Antibiotik spektrum luas

Diperoleh dari streptomycn


venezuale
SEJARAH CHLORAMFENICOL
• Bolivia tahun 1947 , terjadi wabah
demam typoid, Dokter Eugene Payne
dari perusahaan farmasi, Parke, Davis
& Company, tiba di Rumah Sakit
Umum La Paz membawa sedikit
persediaan obat baru
lanjutan
• Seorang pria bernama Gregorio Zalles,.
koma selama tiga hari ketika dia diberi
suntikan obat kloramfenikol. Empat puluh
menit kemudian dia meminta air. Zelles baik-
baik saja dalam beberapa hari, seperti semua
yang lain diobati dengan obat itu.
• Dari penemuan itu banyak masyarakat
menggunakan tanpa teliti dari resiko efek
samping, 1/3 dari 10 juta terjadi peningkatan
akibat dampak obat.
• S. venezuelae pertama kali diisolasi oleh Burkhoder pada tahun 1947
dari contoh tanah yang diambil di Venezuela. Sintesis pada tahun
1949. Sifat kimia  Bartz
• Penentuan strutur lengkap rebstock
STRUKTUR

Nama kimia 1-(Pnitofenil)-


2-dikloroasetamido-
1,3propandiol

Rumus molekul
C11H12C12N2O5

Antibiotik unik merupakan


produk alami pertama
yang mengandug gugus
Nitro turunan Asam
dicholoacetic
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVIITAS

Isomer D-(thereo) memiliki aktifitas yang signifikan


• Bagian propandeol sangat Penting untuk aktvitas apabila gugus OH
diganti oleh Haktivitas hilang
• Gugus hidroksi diesterifikasi maka rantai propana tidak dapat
diperpanjang
• Penambahn gugus metil pada atom H gugus kabon 2  hilangnya
aktivitas
BIOSINTESIS
ANTIBACTERIAL SPEKTRUM

Spektrum Aktivitas luas


Gram – Mycoplasma,
Gram +,
( H.influenza, N
meningitis, N Costridum chlamydia
gonorhoe, Brucela sp,Stapyloccocus
s.dan bordetella
rickettsia
pertusis
Mechanism of action

• Chloramphenicol
menghambat sintesis protein
pada bakteri .
• Obat masuk dengan
menembus sel bakteri dengan
difusi difasiiasi
• Chloramphenicol mengikat
secara reversibel ke ribosom
sub unit 50 S.
. Figure 55–2. Inhibition of bacterial protein
synthesis by chloramphenicol.
lanjutan
• Meskipun pengikatan tRNA di
lokasi pengenalan kodon pada
subunit ribosomal 30S tidak
terganggu, obat ini tampaknya
mencegah pengikatan ujung
asam amino yang
mengandung tRNA aminoasil
ke situs akseptor pada subunit
ribosom 50S

• Interaksi peptydiltranferase
dan substrat asam amino
tidak dapat tejadi dan
pembentukan ikatan peptida
terhambat
Mekanisme Resistensi chloramfenicol
1. Disebabkan oleh asetiiltranferase yang dikodekan plasmid dan
mengaktivasi obat.

• Kloramfenikol asetiltransferase (atau CAT) adalah enzim bakteri yang


mendetoksifikasi antibiotik kloramfenikol dan bertanggung jawab untuk resistensi
pada bakteri kloramfenikol.

• Enzim ini secara kovalen melekat pada gugus asetil dari asetil-KoA untuk
kloramfenikol, yang mencegah kloramfenikol mengikat ke ribosom.
(Smith A., 2004)

2. Permeabilitas membran berubah


FARMAKOKINETIK

ABSORBSI
• Chloramfenicol dapat diberikan
secara intravena dan oral
• Obat ini diserap dengan cepat
dari saluran GI melalui rute oral
karena sifat lifopiliknya
dan mudah didistribusikan ke
seluruh tubuh dan mudah
memasuki CSF normal.
Lanjutan
• DISTRIBUSI
Kloramfenikol didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dan dengan mudah
mencapai konsentrasi terapeutik dalam CSF, di mana nilainya adalah ~ 60% dari
mereka dalam plasma (kisaran, 45-99%).

• METABOLISME
Obat ini menghambat oksidasi campuran fungsi hati.

ELIMINASI
• Eksresi obat tergantung pada konversi di hati menjadi glucoronide, yang
kemudian disekresikan oleh tubulus ginjal
• Kloramfenicol disekresikan melalui ASI plasenta, cairan empedu
Indikasi

INDIKASI TEURAPEUTIK KETERANGAN


DEMAM TYPOID Dosis dewasa untuk demam tifoid adalah 1 gram
setiap 6 jam selama 4 minggu
BAKTERIAL MENINGITIS Alternatif pengobatan meningtis yang disebabkan
oleh H.influenzae, N.meningitis dan S pnemoniae
pasien yang memiliki alergi bera t terhadap B-
lakatam (fuler et,all20o3)
PENYAKIT RICKETTSIAL Pasien yang alergi terhadap tetrasyclin dan
membutuhkan terapi yang berulang.
ROCKY MOUNTAIN Gejala demam pada murne tyfus recrudecent
merespon baik terhadap kloramfenicol
Adverse effects

ANEMIA
• Anemia hemoltiik
• Anemia aplastik

BABY GRAY SINDROM


• Efek merugikan pada neonatus jika regimen dosis tidak sesuai,
dan fungsi ginjal belum sesuai sehingga kemampuan untuk
mengeluarkan obat berkurang, dan yang terakumulasi akan
menggangu fungsi ribosom asupan makanan buruk,
pernapasan tertekan, kolaps kardiovaskuler, sianosis
Reaksi hipersensitvtas
• Makula, vesikuler

Leukopenia , trombositopenia

Supresi sumsum tulang


INTERAKSI OBAT

• Chloramfenicol mampu
menghambat beberapa
oksidase fungsi hati
CYPs,dengan demikiann
akan memperpanjang
waktu paruh obat yang di
metabolisme oleh sistem
ini warfarin, fenitoiin,
tolbutamin dan
chlorpropamid
konsentrasi meningkat
INTERAKSI OBAT
NAMA OBAT TINGKAT INTERAKSI EFEK YANG TMBUL
WARFARIN MODERATE MENGALAMI MUDAH
PERDARAHAN
FENITOIN MODERATE Efek fentoin menIngkat
gerakan mata berkedut, bicara
cadel, mengantuk, kehilangan
keseimbangan, tremor,
kekakuan otot atau kelemahan,
mual, muntah, merasa pusing,
pingsan, dan napas lambat atau
dangkal.
NAMA OBAT TINGKAT INTERAKSI KETERANGAN
TOLBUTAMIDE MODERATE EFEK TOLBUTAMIDE
MENIGKATHYPOGLIKEMIA
CHLORPRPAMIDE MODERATE EFEK CHLORPRPAMIDE
MENINGKAT ->HYPOGLYCEMIA
Resistensi Kloramfenikol

63
Resistensi Kloramfenikol

64
DAFTAR PUSTAKA
• ai, Mahendra. Kon, Kateryna. (2016). Antibiotic resistance. UK : Academic Press

• Brunton, L.L., et al. 2011. Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics, .New York: McGraw-Hill

• Department ofMicrobiology, Indiana University, Bloomington, Indiana

• EUGENE D. WEINBERG AND SUE M. TONNIS Action of Chloramphenicol and Its Isomers on Secondary Biosynthetic Processes of Bacillus

• Finkel, Richard; Clark, Michelle A.; Cubeddu, Luigi X. Title: Lippincott's Illustrated Reviews: Pharmacology, 4th Edition

• George A. Jacoby (auth.), Douglas L. Mayers MD (eds.) - Antimicrobial Drug Resistance_ Mechanisms of Drug Resistance Volume 1(2009, Humana Press)

• GOODMAN AND GILMANS Conan MacDougall and Henry F. Chambers,2007

• Ikatan Apoteker Indonesia. 2015.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 49 2015 s/d 2016.Jakarta: PT ISFI Penerbitan

• Kateryna Kon, Mahendra Rai-Antibiotic Resistance. Mechanisms and New Antimicrobial Approaches-Academic Press (2016)

• Katzung, B.G., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th ed., USA: McGraw Hill Companies

• Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2009. Basic & Clinical Pharmacology, 11th Ed. New York:McGraw-Hill.Brunton, L.L., et al. 2007.

• Madigan M and Martinko J (editors). (2005).Brock Biology of Microorganisms(11th ed.). Prentice Hall.

• Nafriadi, Gunawan, dan Gan Sulistia. (2012). Farmakologi Dan Terapi. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

• OLEG JARDETZKY Studies on the Mechanism of Action of Chloramphenicol ,From the Department of Pharmacology, Harvard Medical School, Boston 16, Massachusetts

• Scholar, E.M. & Pratt, W.B., 2000, The antimicrobial drugs, Oxford university press, Oxford.

• Stockley, I.H., 2008, Stockley’s Drug Interaction Eighth Edition, 21,144, 698,700, 904, 920, 936, Pharmaceutical Press, London

• Tegos, G. P., Haynes, M., Strouse, J. J., Khan, M. T.,Bologa, C. G., Oprea, T. I., & Sklar, L. A., curr pharm., (2013).

• Tjay, T. H., dan Rahardja, K.,2002, Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaandan Efek Samping, Edisi IV, Direktorat Jenderal Pengawasan Oba Dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai