Anda di halaman 1dari 4

TABLET SALUT GULA

1. TABLET SALUT

Tablet salut merupakan tablet kempa yang disalut dengan beberapa campuran berbagai
macam zat seperti damar, gom, gelatin, pengisi, gula, zat pewarna dan penambah rasa pada
zat aktif. Zat-zat yang digunakan biasanya untuk penyalut sebagai suatu larutan atau
suspensi dalam kondisi dengan pembawa yang mudah menguap. Penyalutan pada tablet
salut berguna untuk melindungi bahan obat dengan berperan sebagai barrier terhadap
kelembaban dan udara, menutup bahan obat yang rasa dan baunya tidak enak dan
memperbaiki penampilan tablet. Salut dapat bervariasi dalam ketebalan dan warna dari
tambahan bahan-bahan celupan ke salut gula (Charles J.P Siregar. 2010).

2. TUJUAN PENYALUTAN TABLET

Tujuan terhadap tablet salut yaitu untuk melindungi zat aktif dari lingkungan sekitarnya
(terutama pada udara, kelembapan, cahaya, yang dapat mempercepat kerusakan), menutupi
rasa dan aroma yang tidak menyenangkan, meningkatkan kemudahan pasien untuk menelan
obat, meminimalisir debu pada tablet atas kontaminasi silang, mengurangi resiko interaksi
antara komponen yang tercampur, memodifikasi pelepasan zat aktif seperti salut enteric
berfungsi untuk melindungi isi tablet dari lingkungan asam di dalam lambung sehingga obat
tidak rusak sebelum sampai ke usus di mana obat akan diserap (Adam, Dzulfaqih
a.,Bayyinah, Endah Purnamasari, dkk. 2011).

3. CARA KERJA TABLET SALUT GULA


Cara kerja tablet salut gula sangat sederhana. Setelah diminum, lapisan gula pada tablet akan
larut di dalam air lambung. Isi tablet yang terlindungi kemudian dapatdilepaskan secara
perlahan-lahan di usus sehingga obat dapat bekerja dengan optimal. Dalam penggunaannya,
tablet salut gula sering digunakan pada obatobat yang memerlukan waktu lama untuk diserap
atau obat-obat yang harus dilepaskan secara bertahap. Dengan demikian, penggunaan tablet
salut gula sangat direkomendasikan untuk menjaga kualitas dan efektivitas obat (Firdaus.
2018)

4. TAHAP PENYALUTAN
Proses penyalutan gula terdiri dari tahapan berikut ini : (Siregar, 2010 ; Lieberman, Lachman,
Schwartz, 1990 ; Agoes, 1983)
a. Penutupan atau sealing
Untuk mencegah pemasukan air kedalam inti, perlu diberikan lapisan penutup. Tanpa
lapisan penutup, tablet-tablet yang terlalu lembab, menyerap air secara berlebihan,
sehingga tablet menjadi lunak dan pecah serta mempengaruhi stabilitas fisika dan
kimia dari produk akhir.
Bahan-bahan yang digunakan adalah selulosa asetat ftalat (CAF), polivinil asetat
ftalat (PVAF), hidroksi metil selulosa (HMC), hidroksi propil selulosa (HPC),
shellac, zein.
Pelarut: etanol, metilen klorida, metanol, camp.pelarut organik 3-10 %, aseton
b. Pelapisan dasar atau subcoating
Digunakan untuk membulatkan tepi tablet. Pada proses subcoating akan terjadi
penambahan berat inti sebanyak + 75 mg untuk setiap tabletnya.
Bahan-bahan disuspensikan dalam air terdiri dari campuran : larutan sucrose, larutan
sucrose, amylum, CaCO3, larutan sucrose, acasia, sirup jagung
c. Penghalusan (smoothing) dan pewarnaan (colouring)
Smoothing dapat digunakan untuk menutupi dan mengisi cacat pada permukaan tablet
yang disebabkan oleh tahap subcoating dan untuk memberikan warna yang
diinginkan. Pada tahap ini sangat membutuhkan keterampilan dari operator
penyalutan. Lapisan sirup biasanya mengandung bubuk tersuspensi yang disebut
sirup kasar. Pewarna encer dapat ditambahkan untuk memberikan warna dasar yang
mempermudah keseragaman pewarnaan pada tahap selanjutnya.
Pewarna yang digunakan adalah bahan warna organik seperti, FD & C dan bahan
warna anorganik seperti, titanium dioksida, kalsium karbonat.
Kalau mengandung zat warna maka penambahan lar. gula yang mengandung zat
warna bertahap dari yang encer sampai yang pekat untuk menghindari berbintik-
bintik.
d. Pengkilapan atau polishing
Pengkilapkan tablet, pada tahap ini tablet mengkilap memudahkan aliran dan gerakan
tablet pada pengemasan Mencegah kontak langsung uap air dengan permukaan.
Bahan yang dipakai: cera alba, cera carnauba, lilin tawon (beeswax)
Pelarut : CHCl3, CCl4, naphta, dll

5. PERMASALAHAN YANG SERING TERJADI PADA PENYALUTAN GULA


a. Chipping of coating (tablet berkumis atau tepinya sumbing) Terjadi karena
penambahan polimer yang terlalu kecil seperti, selulosa, PVP, acasia dan gelatin.
b. Cracking of the coating (retak pada permukaan)
Terdapatnya absopsi lembab dari sekitar atau karena adanya stres dari inti setelah
dicetak
c. Non-drying coating (ketidakmampuan salut gula untuk mengering)
Terjadi terutama bila menggunakan penyalutan dengan sukrosa. Dapat
menimbulkan kristalisasi gula bila digunakan pemanasan yang terlalu besar untuk
pengeringan
d. Twinning (tablet kembar atau dempet)
Karena pengaruh kekentalan dari larutan penyalut yang dapat menyebabkan
tablet menjadi patah bila tidak ditindaklanjuti. Bisa diperbaiki dengan
penambahan bubuk penabur pada unggun tablet yang saling melekat, atau dapat
dipisahkan dari tablet lainnya
e. Uneven colour (pewarnaan yang tidak merata)
Terjadi karena beberapa hal antara lain, distribusi larutan yang tidak merata,
migrasi warna dari pewarna yang larut air saat pengeringan, ketidakrataan dari
permukaan tablet ketika pewarnaan dan waktu pengeringan yang relatif singkat
f. Blooming dan sweating (tablet mengembang dan berkeringat)
Terdapatnya sisa lembab yang masih terdapat dalam tablet, sehingga dalam
waktu tertentu akan keluar .
g. Marbling (mengunduk) Terjadi pada saat proses pengkilapan yang disebabkan
oleh penggunaan lilin yang tidak merata pada permukaan tablet.

6. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TABLET SALUT GULA


a. Keuntungan
 Peralatan dan bahan yang digunakan relatif murah dan sederhana.
 Relatif lebih stabil dan tahan untuk iklim tropis dengan kelebapan tinggi
 salut (coating) yang didapat halus & mengkilap
 Tablet inti yang digunakan bisa sedikit lebih lunak dibandingkan bila akan disalut
dengan film
b. Kekurangan
 Memerlukan tenaga yang terampil & terlatih
 Komponen dari salut (coating) bisa menjadi media pertumbuhan mikroba
 Sealing coat dapat mengganggu availabilitas obat
 Mudah retak karena pengaruh suhu yang terlalu tinggi
 Berat tablet bisa bertambah secara siginifikan 50 – 100 %

7. DAPUS
Charles J.P Siregar. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-dasar Praktis. Jakarta:
EGC
Adam, Dzulfaqih a., Bayyinah, Endah Purnamasari, dkk. 2011. Tablet Salut Gula. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negri Syarif HidayahJakarta.
Firdausa Widiya Anggraena. 2018. Validasi Metode Analisa Penetapan Kadar NystatinDalam
Tablet Nystatin Salut Gula 500.000 Iu Secara Hplc (High Performance Liquid
Chromatography). Program Studi Kimia. Fakultas Matematika Dan IlmuPengetahuan
Alam. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Siregar, Charles, J. P. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Dasar-Dasar Praktis. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2010.
Lieberman, H. A., Lachman, L., and Schwartz, J. R., Pharmaceutical Dosage Forms :
Tablet’s. Second Edition, Vol 2, New York: Marcel Dekker, Inc, 1990: 195-245
Agoes, G. Penyalutan Tablet. Bandung : Multi Karya Ilmu, 1983.

Anda mungkin juga menyukai