PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian implementasi.
2 Untuk mengetahui proses implementasi
3 Untuk mengetahui kategori dalam implementasi keperawatan
4 Untuk mengetahui metode implementasi
5 Untuk mengetahui hal hal apa saja yang harus di dokumentasikan
6 Untuk mengetahui prinsip prinsip dalam dokumentasi implementasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan intervensi
keperawatan. (Kozier, 2011). Implementasi merupakan langkah keempat dari
proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam
rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak
atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan.(Zaidin
Ali,2014)
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku
keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter &
Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak
yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang.
Catatan medis harus mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan klien yang
komprehensif, juga layanan yang diberikan untuk perawatan klien. Dokumentasi
yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan
pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan.
2
2.3 Kategori dalam Implementasi Keperawatan
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
3
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajiakn
prinnsip , prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatn kesehatan untuk
klien dan untuk menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
6. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk
prosedur.
7. Mencapai tujuan perawatan.
8. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain.
4
Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang
dilakukan
Dokumentasikan aspek keamanan, kenyamanan dan pengawasan infeksi
terhadap klien
Dokumentasikan pula modifikasi lingkungan bila itu merupakan bagian
dari tindakan keperawatan
Dokumentasikan persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan tindakan
invasif yang mempunyai resiko tambahan
Dokumentasikan semua informasi yang diberikan dan pendidikan
kesehatan yang diberikan
Dokumentasikan dengan jelas, lengkap, bukan berarti semua kalimat harus
ditulis, tetapi kata – kata kunci dan simbol – simbol dan lambang –
lambang sudah baku atau lazim dapat digunakan
Spesifik hindarkan penggunaan kata yang tidak jelas, bila perlu tuliskan
ungkapan klien untuk memperjelas maksud
Rujuk ke petunjuk, kebijakan dan prosedur rumah sakit untuk penggunaan
format
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan
tetapi juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan
dalam memberikan perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu
ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari salah persepsi dan kejelasan
dalam menyusun tindakan perawatan lebih lanjut.
3.2 Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan
layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti
pendokumentasian tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan sebagai dasar
untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang
lingkup keperawatan
6
DAFTAR PUSTAKA