Anda di halaman 1dari 7

PEMURNIAN KAMPER PUTIH BERBEDA MERK DENGAN TEKNIK

SUBLIMASI

Tanggal praktikum awal : 16 April 2021

Tanggal praktikum akhir :

A. Tujuan Praktikum
1. Membandingkan kecepatan proses sublimasi naftalena yang berbeda merk.

B. Dasar Teori

Sublimasi adalah suatu proses dimana zat-zat tertentu bila dipanaska secara
langsung berubah dari bentuk padat menjadi uap tanpa meleleh (Oxtoby, 1986)
Sublimasi merupakan suatu proses penguapan zat padat menjadi gas carena
pemanasan,yang akar terkondensasi jika di dinginkan Sublimasi dapat terjadi pada
tekanan atmosfir,sedangkan untuk zat yang mempunyai titik didih rendah maka di
gunakan vakum untukmenurunkan tekanan.
(Rahman, 2007)
Salah satu contoh aplikasi sublimasi yang paling mudah dilihat yaitu pada
proses pembuatan kapur barus. Campuran kapur barus dan arang dipanaskan
sehingga kapur barus yang dapat menyublin akan menguap, setelah didinginkan zat
tersebut berubah kembali menjadi padat kembali.
(keenan, 1994)
Sublimasi merupakan proses pemurnian suatu zat dengan jalan memanaskan
campuran, sehingga dihasilkan sublimat (sublimat merupakan kumpulan materi
pada tempat tertentu yang terbentuk pada pemanasan zat yang dapat berubah
langsung dari fase padat ke fase gas dan kembali ke fase padat). Pemanasan yang
dilakukan terhadap senyawa organik akan menyebabkan terjadinya perubahan fase,
salah satunya antara lain apabila zat pada temperatur kamar berada dalam keadaan
padat, pada temperatur tertentu akan langsung berubah menjadi fase gas tanpa
melalui fase cair terlebih dahulu

(Syafurjaya, 2011)

Prinsip kerja sublimasi yaitu perbedaan tekanan uap digunakan untuk


memisahkan/memumikan senyawa padat yang dapat menyublim pada tekanan
kamar, mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan kamar, tanpa
menurunkan tekanannya, hanya cukup langsung dipanaskan saja, maka senyawa
tersebut akan langsung menyublim.

(Underwood, 1981)

Kapur barus atau kamper ( C10H16O ) merupakan Kristal yang mudah


menyublim. Bahan pewangi ini berasal dari getah pohon kapur barus yang
mengandung senyawa kimia bernama naftalen. Selain berfungsi sebagai pewangi,
kapur barus berfungsi juga sebagai pengusir hama. Seperti rayap, kutu ataupun
jamur. Kapur barus atau kamper adalah zat padat berupa lilin berwarna putih dan
agak transparan dengan aroma yang khas dan kuat.Zat ini adalah terpenoid dengan
formula kimia C10H16O. Zat ini ditemukan dalam kayu tanaman jenis pohon laurel
kamper (Cinnamomum camphora), pohon besar yang ditemukan di Asia, terutama
di Sumatera, Kalimantan dan Taiwan, juga pohon (Dryobalanops aromatica),
pohon besar yang tumbuh di hutan Kalimantan, kampermemiliki rumus kimia
C10H16O, dan merupakan bahan hidrokarbon. Kamper dapat meningkatkan nilai
oktan karena terdapat kandungan naptalena yang bisa meningkatkan nilai oktan
bahan bakar, kualitas oktan kamper yang tinggi menunjukkan kemampuan yang
bagus dalam menghambat terjadinya knocking pada mesin. Hal ini ditunjukkan
dengan temperatur auto ignition serta camphor mampu dipanaskan hingga
temperatur yang lebih tinggi.

(Afissena, 2016)

Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim,


langsung terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fase cair dahulu.
Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi
fase padat kembali, Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih mumi dari pada
senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut
yang menyublim, sedangkan pengotomya tetap tertinggal dalam cawan/ gelas piala.

(Siregar, 2006)

C. Alat dan Bahan


- Alat
1. Corong kaca pendek
2. Cawan Penguapan
3. Kompor
4. Timbangan
5. Saringan
6. Gelas
7. Stopwacth
- Bahan
1. Naftalen
2. Air
3. Kertas Saring
4. Kapas

D. Spesifikasi Bahan
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
Air -Wujud : cair -Bersifat polar
(H2O) -Tidak berbau -Pelarut yang baik
1 -Tidak berwarna -Memiliki ikatan
-Titik didih : 100°C pada hidrogen
20°C dna 1 atm
-Mr = 18,02 g/mol
-Titik beku : 0°C
-p = 1g/cm³ -pH : 6-
8
Bahaya Penanggulangan
Reaktif terhadap logam Hindari kontak
langsung dengan logam
Naftalen Sifat Fisika Sifat Kimia
-Wujud : Padat -Volatil dalam suhu
-Bau : menyengat ruang
-Warna : Putih
-Titik didih : 218°C pada
20°C dna 1 atm
-Mr = 128,17 g/mol
-Titik nyala : 80°C
-Titik lebur : 79,5-81,0°C
Bahaya Penanggulangan
2 -Karsinogen -Konsultasi dengan
-Beracun jika tertelan dokter
-Mudah menyala -Bilas bersih dengan air
-Mengiritasi mata mengalir selama 15
-Iritasi saluran pernapasan menit
-Toksik bagi kehidupan -Jauhkan dari panas
air dan percikan api
-Hindari pembuangan
ke lingkungan
-Pindahkan orang ke
udara segar. Jika tidak
bernafas berikan
pernapasan buatan

E. Set Alat

Corong kaca

Kertas saring

China dish

Pasir di atas cawan

Kaki tiga

Bunsen

F. Langkah Kerja dan Pengamatan


Langkah Kerja Pengamatan
1. Preparasi Sampel

Kapur Barus

- Dihaluskan dengan cobek, lalu


disaring dengan saringan hingga
kapur barus berukuran sama
- Ditimbang sebnayak 4 gram
- Lalu dimasukkan ke cawan
penguapan

Kapur Barus Halus Berukuran Sama

2. Preparasi Set Alat


Corong Kaca
- Dioleskan aquades di sekitar
permukaannya
- Ditempatkan kertas saring yang
telah dilipat
- Dimasukkan kapas pada bagian
ujung bawahnya

Selesai

3. Pemanasan
Cawan Penguapan
- Ditutup dengan set alat corong kaca
dengan posisi corong dibalik
Cawan bertutup corong kaca

- Dipanaskan diatas kompor dengan


kasa sampai kapur barus habis
menyublim
- Distopwatch selama proses
pemanasan

Hasil: waktu sublimasi dan


Kristal naftalen
4. Membandingkan Hasil

Waktu sublimasi tiap merk kapur


barus
- Dibandingkan hasil waktu proses
sublimasi tiap merk yang diuji
- Disimpulkan merk kapur barus
berdasarkan kecepatan menyublim

Hasil

G. Daftar Pustaka
Afissen, Riez Feisal. (2019). Pengaruh Penambahan Kapur Barus Terhadap
Nilai Oktan Pada Premium Dan Pertalite. Malang: UMM.
Day R. A., Underwood, A. L. (1981). Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga

Oxtoby.D.W. (1986). Prinsip-prinsip Kimia Modern Edis 4. Jakart:


Ertanggorganık.
Rahman J. (2007). Kimia. Jakarta: Erlangga.
Scott w. (1994). Kamus Saku Kima. Jakarta: Ertangga.
Siregar, K., dkk. (2000). Pengeringan Beku Dengan Metode Pembekuan
Vakum Dan Lempeng Sentuh Dengan Pemanasan Terbalik Pada Proses
Sublimasi Untuk Daging Buch Durian. Buletin Agricultural Engineering
BEARING, Vol:2.
Sitorus. M. (2010). Kimia Organik. Yokyakarta: Graha limu.
Smartlab, id. (2017). Lembar Data Keselamatan Bahan. [online] Diakses dari
www.samrtlab.co,id [Diakses: 5 Maret 2021]
Syafurjaya, Roby & Sari Hasanah. (2009). Kualitas Fisik Kertas Setelah
Pengeringan dengan Metode Kering Angin dan Vacuum Freeze Drying.
Vol: 30.

Anda mungkin juga menyukai