PERCOBAAN IX
OLEH:
NAMA : RAMLAH
KELOMPOK : III
KELAS :B
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT
A. TUJUAN
B. LANDASAN TEORI
Kristalisasi merupakan salah satu proses pemurnian dan pengambilan hasil dalam
bentuk padat. Dewasa ini kristalisasi menjadi suatu proses industri yang sangat penting,
karena semakin banyak hasil industri kimia yang dipasarkan dalam bentuk kristal.bentuk
kristal semakin banyak diminati karena kemurniannya yang tinggi, dengan bentuk yang
menarik serta mudah dalam pengepakan dan trasportasi. Dari segi kebutuhan energi,
kristalisasi memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan distilasi atau metode pemisahan
pelarutan kristal di dalam pelarut yang sesuai dan kemudian dikristalkan kembali. Dengan
demikian impuritas yang terperangkap ke dalam kristal bisa keluar seiring larutnya kristal
dalam pelarut. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara
zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi total pengotor
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, dalam konisi dingin, konsentrasi
pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang berkonsentrasi tinggi akan
dengan cara endapan itu disaring, dilarutkan ulang dan diendapkan ulang. Ion pengotor
akan hadir dalam konsentrasi yang lebih rendah selama pengendapan. Kemudahan suatu
endapan dapat disaring dan dicuci tergantung ebagian besar pada struktur morfologi
pada suhu kritis dimana untuk suhu kritis pada baja karbon adalah pada 723°C, sehingga
dapat diartikan lebih lanjut bahwa temperatur rekristalisasi adalah suatu proses dimana
butir logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran baru yang tidak terdeformasi yang
Kristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien. Pada
umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan pemurnian.
Adapun sasaran dari proses kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal yang
mempunyai kualitas seperti yang diinginkan. Kualitas kristal antara lain dapat ditentukan
dari tiga parameter berikut yaitu : distribusi ukuran kristal (Crystal Size Distribution,
CSD), kemurnia kristal (crystal purity) dan bentuk Kristal (crystal habit/shape)
(Setyopratomo, 2003).
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari pengotornya dengan
cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
Prinsip dasar dari proses rekristalisai adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, dalam kondisi dingin,
konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang
(sublimasi) tanpa mengalami proses pencairan terlebih dahulu, karena proses ini
2011).
Pemanasan terbalik dilakukan dengan memberikan elemen pemanas dari bawah
wadah. Pemanasan terbalik dilakukan dengan harapan panas akan berkonduksi melalui
lapisan beku bahan yang mempunyai nilai konduktivitas panas lebih tinggi dibandingkan
dengan lapisan bahan kering berongga, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses
Naftalena, zat padat hablur yang tidak berwarna, berbau kapur barus yang
tajam, titik leleh 80oC, titik didih 218oC, menyumblim jika dipanaskan. Tidak larut dalam
air, sedikit larut dalam alcohol, larut dadlam benzene dan sangat larut dalam eter
berdampingan terikat pada dua atom karbon, jadi terdiri atas sepuluh atom karbon dan
1. Alat
Gelas kimia
Hotplate
2. Bahan
Air
D. PROSEDUR KERJA
Kapur barus
- Dihancurkan
- Ditutup gelas kimia menggunakan labu alas bulat yang berisi air
- Dipanaskan
Perlakuan Hasil
Teknik kristalisasi adalah suatu proses melarutkan zat padat tidak murni dalam
pelarut panas, yang kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan larutan tersebut
untuk membiarkan zat tersebut mengkristal. Hal yang sangat menentukan keberhasilan
suatu proses rekristalisasi adalah pemilihan pelarut yang tepat. Pelarut yang tepat
adalah pelarut yang suka melarutkan senyawa pada suhu kamar, tetapi dapat
Pemisahan dan pemurnian bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu
zat yang telah tercampur atau tercemar. Zat atau materi dapat dipisahan dari
campurannya karena campuran tersebut memiliki perbedaan sifat. Itulah yang mendasri
pemisahan dan pemurniaan campuran. Berikut adalah beberapa prinsip yang digunakan
Sublimasi adalah suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya
Pemurnian dengan metode sublimasi ini dapat dilakukan karena adanya perbedaan
kemampuan untuk menyublim pada suhu tertentu antara zat murni dengan
Pada percobaan kali ini digunakan kapur barus yang akan dipanaskan untuk
melihat zat murninya. Kapur barus yang masih berwarna biru, hijau, pink, dan kuning
dalam gelas kimia yang ditutup dengan labu alas bulat dengan lehernya disumbat oleh
tissue. Kemudian kapur barus dipanaskan hingga berubah menjadi gas dan dari wujud
diisolasi karena senyawa ini menyublim dari larutan sebagai serpihan kristal tidak
berwarna dengan titik leleh 800C. Saat dilakukan pemanasan secara sistem terisolasi,
naftalen menyublim dengan menyisakan kristal yang menempel didasar glass wool
berupa jarum dan pipih. Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini
disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses perubahan langsung
menjadi gas tanpa melalui fase cair, yang kemudian terkondensasi menjadi padatan
atau kristal kembali. Sehingga pada proses sublimasi, kapur barus yang dipanaskan
tidak berubah menjadi senyawa lain, melainkan menjadi zat murni naftalena yang
yaitu:
1. Rekristalisasi adalah suatu tekhnik pemisahan zat padat dari pencemarnya, yang
dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam
2. Naftalen dilarutkan dalam air karena titik didih air yang jauh lebih rendah dari titik
didih naftalen.
4. Kristal yang terbentuk yaitu berbentuk jarum yang menunjukkan bentuk molekul asli
dari naftalen.
DAFTAR PUSTAKA
Affiz, Fuad, 2012, Pengaruh Pengerolan Pra Pemanasan Dibawah Temperatur Rekristalisasi
dan Tingkat Deformasi Terhadap Kekerasan dan Kekuatan Tarik serta Struktur
Mikro Baja Karbon Sedang untuk Mata Pisau Pemanen Sawit, Jurnal e-Dinamis,
Vol: 2(2).
Pinalia, Anita, 2011, Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan Sistem Pendinginan
Terkontrol untuk Menghasilkan Kristal Berbentuk Bulat, Majalah Sains dan
Teknologi, Volume 9(2).
Pinalia, Anita. 2011. Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk Meningkkatkan
Kemampuan Kristal Amonium Perklorat (AP). Majalah Sains dan Teknologi. Volume
6(2).
Setyopratomo, Puguh., Wahyudi Siswanto dan Heru Sugiyanto Ilham. 2003. Studi
Eksperimental Pemurnian Garam NaCl dengan Cara Rekristalisasi. Unitas. Volume
11(2).
Siregar, K., dkk., 2006, Pengeringan Beku Dengan Metode Pembekuan Vakum Dan Lempeng
Sentuh Dengan Pemanasan Terbalik Pada Proses Sublimasi Untuk Daging Buah
Durian, Buletin Agricultural Engineering BEARING, Vol: 2 (1).
Syafurjaya,Roby & Sari Hasanah, 2009, Kualitas Fisik Kertas Setelah Pengeringan dengan
Metode Kering Angin dan Vacuum Freeze Drying, BACA, Vol: 30(1).
Anonim, 2004, Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, Penerbit Erlangga. Jakarta.