Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

KRISTALISASI DAN SUBLIMASI


Irfan Riva’i Saputra*, Annisa Rizki Fitriani, Ernia Wati, Fiona Greshela, Letare Regina
Br Pandia, Nora, Nurilda Eva Yulianti, dan Dea Hasipa Salsabila

Program Studi Kimia


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
E-mail: h1031221001@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pemurnian asam benzoate dan naftalena dengan proses
rekristalisasi dan sublimasi. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui proses
pemurnian suatu senyawa yang terdapat zat pengotornya, sehingga menghasilkan kristal
murni. Metode yang digunakan dalam proses ini adalah rekristalisasi dan sublimasi.
Proses rekristalisasi dimulai dengan melarutkan asam benzoate dan air panas, lalu
disaring dan di dinginkan pada suhu kamar hingga terbantuk kristal. Kristal yang
diperoleh dalam percobaan ini adalah 0,0827 gram. Proses sublimasi dimulai dengan
memanaskan naftalena diatas hotplate dengan wadah gelas beaker yang ditutup dengn
cawan petri yang berisi es batu dan menghasilkan kristal murni sebanyak 0,1 gram.

Kata Kunci: Kristalisasi, Sublimasi, Asam Benzoat

PENDAHULUAN
Senyawa kimia merupakan suatu diatur oleh salah satu hukum dalam
zat yang terdiri dari beberapa unsur kimia, yakni Hukum Proust. Hukum ini
penyusunnya. Zat kimia penyusun dari menyatakan bahwa senyawa kimia
senyawa tersebut dapat dipecah kembali dibentuk dari unsur-unsur dengan
menjadi zat tunggal yang paling perbandingan massa yang tertentu dan
sederhana. Zat tersebut akan mudah tetap (Mulyono, 2005).
dipecah melalui rangkaian proses kimia.
Rekristalisasi merupakan proses
Senyawa kimia dalam pembetukkanya
mengkristalkan dengan cara

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


1
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

memurnikan senyawa kimia tertentu untuk dapat terjadinya proses sublimasi


dari zat pengotornya menggunakan adalah materi yang bercampur memiliki
pelarut. Kristalisasi dapat terbentuk perbedaan titik didih yang tinggi antara
ketika larutan yang dicampurkan dengan campuran itu, agar dapat menguap
senyawa yang akan dimurnikan berada sehingga menghasilkan zat dengan
pada fase larutan supersaturasi (Pinalia, tingkat kemurnian yang tinggi (Bassets
2012). Supersaturasi merupakan kondisi et al., 1994).
dimana larutan berada pada titik
Proses rekristalisasi dalam
jenuhnya akibat pelarut pada larutan
pembentukan kristal dapat dipengaruhi
tersebut tidak mampu melarutkan zat
oleh faktor-faktor tertentu dalam
terlarut di dalam larutan tersebut
kristalisasi. Faktor pertama adalah suhu,
(Fachry et al., 2008). Rekristalisasi ini
saat terjadinya proses kristalisasi proses
melalui beberapa tahapan, diantaranya
dengan suhu tinggi dikendalikan oleh
memilih pelarut, melarutkan zat padat,
difusi, sedangkan saat suhu rendah
penyaringan larutan, kristalisasi, dan
dikendalikan oleh surface integration.
pencucian kristal (Williamson, 1999).
Faktor kedua adalah ben tuk dan kadar
Sublimasi merupakan salah satu kristal, saat proses pembentukan kristal,
proses pemurnian dengan cara kadar kristal yang kecil pada
mengubah fasa zat dari fasa padat ke pembentukannya lebih tinggi, sebab
fasa gas tanpa melalui faca cair (Hill M., semakin tinggi kadar partikel maka
2003). Sublimasi dalam proses semakin rendah kecepatan kadar
pemurniannya melalui proses rangkaian pertumbuhan kristal. Faktor ketiga
kimia akan menghasilkan sublimat. adalah zat pengotor, sebab dalam proses
Sublimat adalah zat padat yang rekristalisasi zat pengotor dapat
dihasilkan dalam proses sublimasi yang mengubah karakter larutan, konsentrasi
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi kesetimbangan dan tingkatan
(Mulyono, 2005). Adapun untuk dapat supersaturasi larutan serta dapat
menyublim, zat padat yang digunakan mengubah sifat lapisan adsorpsi
harus memiliki tekanan uap yang relatif permukaan kristal. Faktor keempat
besar pada temperature dibawah titik adalah aglomerasi dalam penggabungan
lelehnya (Williamson, 1999). Syarat lain partikel-partikel kristal (Riswiyanto,

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


2
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

2009). Prosedur Kerja


Banyak sekali metode Rekristalisasi Asam Benzoat
pemurnian melalui proses rekristalisasi Pelarut air dipanaskan diatas
dan sublimasi dalam kehidupan sehari- pembakar spirtus menggunakan gelas
hari. Proses ini menggunakan bahan beaker. Adapun setelah itu ditambahkan
yang sering digunakan sehari-hari dan asam benzoate sebanyak 3 gr dan diaduk
rangkaian prosesnya masih sederhana. hingga larut. Pelarut air sebanyak 50 mL
Contoh rekristalisasi dalam kehidupan ditambahkan ke dalam larutan tersebut
sehari- hari seperti penelitian (Maulana sedikit demi sedikit. Larutan tersebut
et al., 2019) adalah pemurnian garam dimasukkan ke dalam erlenmeyer
dapur, dengan cara menambahkan setelah disaring menggunakan corong
pelarut ke dalamnya, lalu diaduk hingga penyaring dan kertas saring. Biarkan
larut dan dipanaskan. Contoh sublimasi hingga dingin di erlenmeyer filtrat
yang terjadi adalah pemisahan kapur tersebut. Gunakan curahan air atau es
barus dengan zat pengotornya batu untuk mendinginkan filtrat jika
(Williamson, 1999). kristal belum terbentuk. Pelarut
diuapkan kembali ketika larutan kurang
METODOLOGI
jenuh dan kristal belum terbentuk.
Alat dan Bahan
Kumpulkan kristal dan keringkan
Alat-alat yang digunakan dalam
menggunakan oven.
percobaan ini adalah botol semprot,
cawan petri, cawan porselen, corong Sublimasi

kaca, erlenmeyer, gelas beaker, hot plate, Siapkan gelas beaker dan cawan petri.

kaki tiga, labu ukur, oven, pengaduk, Tambahkan 3 gram naftalena ke dalam

pembakar spirtus, dan spatula. gelas beaker. Es batu diletakkan di atas

Bahan yang digunakan dalam cawan petri. Gelas beaker ditutup

percobaan ini adalah akuades (H2O), dengan cawan petri yang berisi es baru

asam benzoat (C6H5COOH), dan tersebut. Panaskan rangkaian tersebut

naftalena (C10H8). diatas hotplate. Tunggu beberapa waktu


hingga kristal terbentuk. Gunakan
spatula untuk mengambil kristal setelah

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


3
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

terbentuk dan timbang massa kristal senyawa yang akan dimurnikan berada
yang terbentuk. pada fase larutan supersaturasi (Pinalia,
2012). Sublimasi merupakan salah satu
Rangkaian Alat proses pemurnian dengan cara

Rekristalisasi Asam Benzoat mengubah fasa zat dari fasa padat ke fasa
gas tanpa melalui faca cair (Hill M.,
2003). Adapun untuk dapat menyublim,
zat padat yang digunakan harus memiliki
tekanan uap yang relatif besar pada
temperature dibawah titik lelehnya
(Williamson, 1999).
Gambar 1. Rangkaian Alat
Reksristalisasi Asam Benzoat. Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk memisahkan dan memurnikan
Sublimasi
suatu senyawa kimia tertentu dengan
metode rekristalisasi dan sublimasi.
Prinsip percobaan ini adalah
rekristalisasi dan sublimasi.
Rekristalisasim menggunakan asam
benzoat (C6H5COOH) dengan pelarut air

Gambar 2. Rangkaian Alat Sublimasi (H2O) yang dipanaskan, disaring dan di


dinginkan hingga membentuk kristal.
Hasil dan Pembahasan Proses sublimasi menggunakan bahan
Proses pemurnian dalam kamfer yang dimurnikan di dalam gelas
percobaan ini menggunakan dua proses, beaker yang ditutup dengan cawan petri
yakni rekristalisasi dan sublimasi. yang berisi es batu dan dipanaskan diatas
Rekristalisasi merupakan proses hotplate hingga terbentuk kristal. Proses
mengkristalkan dengan cara dalam percobaan ini sama-sama
memurnikan senyawa kimia tertentu dari bertujuan untuk memurnikan dan
zat pengotornya menggunakan pelarut. menghasilkan produk berupa kristal
Kristalisasi dapat terbentuk ketika murni dari zat yang terdapat zat
larutan yang dicampurkan dengan pengotornya.

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


4
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Rekristalisasi Asam Benzoat Langkah pertama dalam percobaan ini


Asam benzoat merupakan adalah melarutkan asam benzoat yang
senyawa asam organik dengan rumus telah ditimbang sebanyk 3 gram dengan
molekul (C6H5COOH). Asam benzoat pelarut air dalam keadaan panas.
memiliki bentuk kristal putih seperti Langkah selanjutnya ditambahkan
jarum. Asam benzoat mempunyai titik kembali dengan air panas sebanyak 50
leleh 122,4°C, titik didih 249°C, dan mL sedikit demi sedikit. Percobaan ini
densitas 1,27. Asam benzoate menggunakan pelarut air dalam keadaan
dimanfaatkan sebagai zat pengawet, panas, sebab air dalam keadaan panas
antiseptik ringan, dan sebagai bahan dapat melarutkan zat terlarut dengan
dasar pembuatan berbagai senyawa cepat (Anshory, 2000). Langkah
organik (Mulyono, 2005). selanjutnya larutan tersebut dimasukkan
ke dalam erlenmeyer setelah disaring
menggunakan corong penyaring dan
kertas saring. Penyaringan pada proses
ini berfungsi agar zat pengotor dalam
larutan dapat terpisah dari filtrat yang
Gambar 3. Struktur Asam akan digunakan untuk langkah
Benzoat rekristalisasi berikutnya. Filtrat dalam
Akuades adalah air hasil penyulingan percobaan ini akan menghasilkan larutan
yang bebas dari zat pengotor sehingga yang murni dari zat pengotor. Zat
bersifat murni. Akuades memiliki rumus pengotor atau dapat disebut juga sebagai
molekul (H2O). Akuades tidak memiliki residu dalam penyaringan dapat berupa
warna, tidak berbau, dan tidak memiliki padatan (Mulyono, 2005). Langkah
rasa. Akuades memiliki titik beku 0°C selanjutnya setelah disaring, filtrat
dan titik didih 100°C. dibiarkan dalam suhu ruang. Tujuan dari
pendinginan ini adalah untuk
menurunkan suhu pada filtrat dan dalam
proses penurunan suhu tersebut akan

Gambar 4. Struktur Akuades membentuk endapan kristal (Pinalia,


2012). Langkah selanutnya adalah

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


5
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

menyaring kembali larutan, sebab yang telah ditimbang ke dalam gelas


terdapat kristal yang terbentuk. Kristal beaker dan tutup menggunakan cawan
yang telah terkumpul kemudian petri yang terdapapat es batu. Fungsi es
dikeringkan menggunakan oven untuk batu dalam proses tersebut untuk
menurunkan kadar air yang ada dalam mendinginkan gas yang terbentuk agar
kristal. Kristal murni yang diperoleh dapat menjadi kristal (Martin, 2012).
setelah pengeringan seberat 0,0827 Proses terbentuknya uap tersebut
gram. Reaksi yang terjadi selama proses dilakukan selama pemanasan, proses
pembentukan kristal sebagai berikut: pemanasan dilakukan agar proses
C6H5COOH(aq)+Heat → C6H5COOH(s) sublimasi dapat lebih cepat
(Mulyono,2005). Proses selanjutnya
Sublimasi
adalah mengambil kristal yang terbentuk
Naftalena atau yang dikenal
dalam gelas beaker menggunakan
sebagai kamfer merupakan senyawa
spatula dan ditimbang diperoleh massa
yang memiliki rumus molekul (C10H8).
kristal murni seberat 0,1 gram. Reaksi
Naftalena memiliki bentuk padatan
yang terjadi selama proses pembentukan
berwarna putih yang dapat mudah untuk
kristal murni sebagai berikut:
menguap. Naftalena merupakan
senyawa hidrokarbon aromatic yang C10H8 (s) + Heat → C10H8 (g)

memiliki bau seperti kapur barus. Simpulan


Naftalena memiliki titik leleh 80,55°C,
Berdasarkan hasil yang diperoleh
titik didih 218°C, dan densitas 1,025
dari percobaan ini, maka dapat
(Mulyono, 2005).
disimpulkan bahwa rekristalisasi adalah
metode pemurnian suatu senyawa yang
memiliki zat pengotor dengan cara
melarutkannya ke dalam air panas dan

Gambar 4. Struktur Naftalena pendinginan menggunakan dan


terbentuk kristal dengan massa 0,0827
Langkah pertama dalam proses ini
gram. Proses pemurnian dapat juga
adalah menyiapkan gelas beaker dan
dilakukan dengan metode sublimasi
cawan petri, lalu masukkan naftalena
melalui pemanasan diatas hotp plate dan

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


6
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

pendinginan menggunakan es batu Riswiyanto, 2009, Kimia Organik,


diperoleh kristal murni dengan massa 0,1 Jakarta: Erlangga.
Williamson, 1999, Macroscale and
gram.
Microscale Organic
Expirements, Houghton Mifflin
Daftar Pustaka Company: USA.
Anshory I., 2003, Acuan Pembelajaran
Kimia,Jakarta: Erlangga.
Bassets J., Denny R.C., Jeffery G.H.,
dan Mendhan J., 1994, Buku Ajar
Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Fachry A., Tumanggor J., dan Yuni
N.P.E.L., 2008, Pengaruh Waktu
Kristalisasi Dengan Proses
Pendinginan Terhadap
Pertumbuhan Kristal Amonium
Sulfat dari Larutannya, Jurnal
Teknik Kimia, 2(15): 9–16.
Hill M., 2003, Dictionary Of Chemistry,
New York: McGraw-Hill, inc.
Martin E. A., 2012, Kamus Sains,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maulana K.D., Jamil M.M., Putra
P.E.M., Rohmawati B., dan
Rahmawati, 2017, Peningkatan
Kualitas Garam Bledug Kuwu
Melalui Proses Rekristalisasi
Dengan Pengikat Pengotor CaO,
Ba(OH)2 dan (NH)4CO3, Journal
Of Creativity Student, 2(1): 42-46.
Mulyono, 2005, Kamus Kimia Edisi
Pertama, Jakarta: Bumi Aksara.
Pinalia, A., 2012, Penentuan Metode
Rekristalisasi Yang Tepat Untuk
Meningkatkan Kemurnian Kristal
Amonium Perklorat (Ap). Majalah
Sains Dan Teknologi Dirgantara,
6(2): 64–70.

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


7
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Lampiran

Gambar 5. Data Pengamatan

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


8
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Gambar 6. Proses Rekristalisasi Gambar 7. Massa Kertas Saring +


Kristal Rekristalisasi

Gambar 8. Proses Sublimasi Gambar 9. Massa Kertas Saring +


Kristal Sublimasi

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


9
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


10
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


11
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


12
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


13
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


14
H1031221001
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Irfan Riva’i Saputra Kristalisasi dan Sublimasi


15
H1031221001

Anda mungkin juga menyukai