“Sejarah Etika”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
TINGKAT/KELAS : III/A
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
dengan pengetahuan tentang asal kemunculan ilmu tersebut atau kajian secara
historis. Hal ini dilakukan dengan tujuan proses pemahaman secara sistematis.
Salah satu disiplin ilmu adalah di bidang filsafat. Salah satu cabang ilmu filsafat
moral atau yang biasa disebut dengan Etika. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan A.C. Ewing (2003: 13), “Etika atau filsafat moral berhubungan dengan
Franz Magnis Suseno (1987: 14), mengatakan bahwa secara historis Etika
baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan kembali norma-
Yunani menjadi tempat pertama kali disusunnya cara-cara hidup yang baik
ke dalam suatu sistem dan dilakukan penyelidikan tentang soal tersebut sebagai
bagian filsafat. Berkat pertemuannya dengan para pedagang dan kaum kolonis
luar negeri itu menjadi sangat tertarik akan kenyataan bahwa terdapat berbagai
macam kebiasaan, hukum, tata kehidupan, dan lain-lain. Bangsa Yunani mulai
diselidikinya semua perbuatan manusiawi, dan lahirlah cabang baru dari filsafat,
yakni filsafat moral (filsafat kesusilaan) atau etika (W. Poespoproddjo,1999: 18).
konvensi atau yang disebut mores. Dalam pandangan ini, segala hal akan menjadi
baik atau buruk bila sesuai dengan anggapan masyarakat atau opini umum.
Pandangan itu sebenarnya bukan baru. Sejak abad V sebelum Masehi, Aristipus
telah berpendapat bahwa tidak ada hal yang secara intrinsic baik atau buruk, tetapi
suatu hal itu baik atau buruk karena dibuat begitu oleh hukum atau kebiasaan (W.
Poespoproddjo,1999: 19).
pada etika terapan, yaitu etika yang menangani masalah-masalah moral seperti
yang ada, bukannya menangani teori moral yang abstrak semata-mata (Virginia
Islam: mengapa studi etika tidak mendapatkan porsi layaknya studi-studi lain?.
Bagaimana mungkin etika, yang merupakan objek kajian paling dekat dengan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat
yang biasa. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang
baik. Istilah moral berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan
bentuk jama‟ dari mos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak,
kelakuan, tabiat, dan cara hidup. Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika
dikenal dengan istilah akhlak, artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa
K Bertens dalam buku etikanya menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang;
kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk
jamak artinya adalah adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang
atau kepada masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan
Kebiasaan hidup yang baik ini lalu dibekukan dalam bentuk kaidah, aturan
atau norma yang di sebarluaskan, dikenal, dipahami, dan diajarkan secara lisan
dalam masyarakat. Kaidah, norma atau aturan ini pada dasarnya, menyangkut
pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri,
sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi
bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk.
Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa itu
etika. Tetapi di samping itu tugas utamanya ialah menyelidiki apa yang harus
Secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk
atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal
lima kategori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk
sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang
menyebut etika dengan moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang
mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia dengan dasar yang
1. Ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan
Jadi, filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah
laku manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual
sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
3. Tingkat ketiga: akibat atau hasil dari perbuatannya itu = baik atau buruk.
Dengan demikian, pandangan baik dan buruk, dan hakikat nilai dalam
dalam bertindak.
Selain itu juga pengertian etika adalah cabang ilmu filsafat yang
manusia dalam hidupnya. Etika merupakan sebuah refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap
serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai
kelompok.
suatu ilmu yang membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan salah
tujuan hidup yang baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Jadi manusia dapat melakukan apa saja yang dikehendaki yang dianggap
baik dan benar, meskipun hati nuraninya menolak dan yang terpenting
Dalam menelaah ukuran baik dan buruk suatu tingkah laku yang ada
dalam masyarakat kita bisa menggolongkan etika, yakni terdapat dua macam
etika yaitu :
1. Etika Deskriptif
berdasarkan pada ketentuan atau norma baik buruk yang tumbuh dalam
kebanyakan orang.
Etika deskriptif mempunyai dua bagian yang sangat penting.
Yang pertama ialah sejarah kesusilaan. Bagian ini timbul apabila orang
menerapkan metode historik dalam etika deskriptif. Dalam hal ini yang
terdapat antara ciri yang satu dengan yang lain, atau singkatnya,
pada umumnya.
Masalah-masalah ini bersifat kefilsafatan. Pertanyaan yang
dirinya sendiri.
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam
berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang
tatakrama berhubungan dengan orang yang lebih tua dari pada kita.
2. Etika Normatif
prilaku manakah yang buruk. Yang demikian ini kadang- kadang yang
tanggung jawab.
3. Etika Deontologi
Dengan kata lain, suatu tindakan dianggap baik karena tindakan itu
harus kita lakukan. Sebaliknya suatu tindakan dinilai buruk secara moral
karena tindakan itu memang buruk secara moral sehingga tidak menjadi
kewajiban untuk kita lakukan. Bersikap adil adalah tindakan yang baik,
tindakan tersebut: baik atau buruk. Akibat dari suatu tindakan tidak
baik dan watak yang kuat untuk bertindak sesuai dengan kewajiban.
4. Etika Teleologi
tujuan atau akibat dari tindakan tersebut. suatu tindakan dinilai baik
situasi yang lain tergantung dari penilaian kita tentang akibat dari
bertentangan dengan norma dan nilai moral bisa di benarkan oleh kita
teleologi hanya karena tindakan itu membawa akibat yang baik.
akibat yang baik dan berguna. Dari sudut pandang “apa tujuannya”, etika
5. Etika Keutamaan
dari teladan dan contoh hidup yang diperlihatkan oleh tokoh-tokoh besar
pentingnya sejarah kehebatan moral para tokoh besar dan dari cerita
dongeng ataupun sastra kita belajar tentang nilai dan keutamaan, serta
menangkap sendiri pesan moral itu. Juga setiap orang dibiarkan untuk
bagi dirinya, dan melalui itu kehidupan moral menjadi sangat kaya oleh
berbagai penafsiran.
C. Sejarah Etika
mengenai alam. Misalnya; bagaimana alam ini terjadi? Apa yang menjadi
unsur utama alam ini? dan lain-lain. Sampai akhirnya datang Sophisticians
ialah orang yang bijaksana yang menjadi guru dan tersebar ke berbagai
negeri.
seorang ahli Filsafat Athena, yang merupakan murid dari Socrates. Buah
alam lain adalah alam rohani. Di dalam jiwa itu ada kekuatan bermacam-
kebijaksanaan itu utama untuk para hakim. Keberanian itu untuk tentara,
perwira itu utama untuk rakyat, dan adil itu untuk semua. Pokok-pokok
berjalan atau di tempat berjalan yang teduh. (H.A. Mustofa, 1999: 44).
tentang konsep bahagia itu lebih luas dan lebih tinggi. Menurutnya, untuk
Tuhan adalah sumber segala akhlak. Tuhan yang membuat patok yang
harus kita pelihara dalam hubungan kitaa dengan orang lain. Dan Tuhan
juga yang menjelaskan tentang arti baik dan jahat. (Ahmaddamin, 1975).
Baik menurut arti yang sebenarnya adalah kerelaan Tuhan Allah,
mendorong perbuatan baik adalah cinta kepada Allah, dan iman kepada-
Nya.
Gereja. Pada saat itu, Gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi, dan
45).
wahyu. Dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adalah benar.
Ahli-ahli Filsafat Etika yang lahir pada masa itu, adalah paduan
dari ajaran Yunani dan ajaran Nasrani. Di antara mereka yang termasyur
Thomas Aquinas (1226-1270 SM), seorang ahli Filsafat Agama dari Italia.
(Ahmaddamin, 1975).
Negara yang sudah maju. Waktu itu bangsa Arab hanya memiliki ahli-ahli
hikmat dan sebagian ahli syair. Yang memerintahkan kepada kebaikan dan
diri dari kerendahan yang terkenal pada zaman mereka. (H.A. Mustofa,
1999: 46).
Nahl: 90)
Jadi Bangsa Arab pada masa itu, telah puas mengambil etika dari
agama dan tidak merasa butuh untuk menyelidiki mengenai dasar baik dan
buruk. Oleh karena itu, agama banyak menjadi dasar buku-buku yang di
risalah brosurnya, dan Abu ‘Ali ibnu Sina (370-428 H). mereka telah
(Ahmaddamin, 1975).
Pada akhir abad lima belas, Eropa mulai bangkit. Ahli pengetahuan
mulai menyuburkan Filsafat Yunani Kuno. Begitu juga dengan Italia, lalu
sebagai berikut:
a. Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa akal dan nyata adanya.
Dan apa yang tumbuhnya dari adat kabiasaan saja, wajib ditolak.
D. Etika di Indonesia
1. Etika Jawa
Pengertian etika jawa etika jawa adalah ajaran hidup yang umum
yang belum mengerti mana yang baik dan mana yang tidak baik.
suka bekerjasama, saling asah, asih dan asuh. Hal inilah yang menjadi
karena bila terjadi konflik bagi masyarakat jawa akan berkesan secara
Begitu luas konsep etika Jawa itu. etika meliputi sebuah konstruksi
setya tuhu, tidak menolak, tidak membangkang, dan karena itu orang
pengucilan, dan yang lebih bahaya lagi jika disuruh pergi (minggat).
Hukuman etika ini sering disebut pula disebratake, atau disongkrah,
etis. Yang unik, etika itu juga sering diwarnai dengan berbagai
sentimen suku dan agama. Biarpun hal ini sebenarnya kurang tepat,
namun realitas sering terjadi, ada orang yang mendapat malu bertubi-
tubi, lantaran dianggap tidak etis, apalagi berbeda suku dan agama.
“pelajaran” bagi yang melanggar etika Jawa. Atas dasar hal ini, berarti
etika jawa itu amat penting bagi keberlangsungan hidup habitat Jawa
itu sendiri
diantara lain :
1.) Rukun
suatu tatanan sosial yang tersusun dengan terperinci dan cita rasa.
penting.
3.) Kebaikan
manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku tersebut menuju
ini. Jadi, disaat kita mencari makna kehidupan, salah satu tempat
hati antara lain berarti memberikan hati kita, pikiran kita, dan
2. Etika Sunda
a. Sejarah Sunda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat
beragama islam. akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama
terhadap sejarah Tanah Sunda atau Pasundan yang kini dikenal dengan
Jawa Barat pada Jaman Prehistori dari masa ini tidak terdapat
daun lontar atau kuningan dan lain sebagainya. Jaman histori Sunda
Tarumanegara.
Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda, dengan
menyenangkan.
terhadap sejarah Tanah Sunda atau Pasundan yang kini dikenal dengan
Jawa Barat pada Jaman prehistori dari masa ini tidak terdapat
daun lontar atau kuningan dan lain sebagainya. Jaman histori Sunda
Tarumanegara.
mereka tidak penting lagi setelah tahun 1389. Namun, pengaruh Jawa
orang Sunda.
Sunda mendengar bahwa sang putri hanya akan menjadi selir dan tidak
Demak dari Jawa Timur ke Jawa Barat sebelum tahun 1540. Dari
berada di bawah kekuasaan Islam. Pada kuartal kedua abad 16, seluruh
utama agama namun dalam banyak bidang yang lain dalam pemikiran
Islam di sini.” Para sarjana yakin bahwa Islam menerima kalau adat
demikian Islam bercampur banyak dengan Hindu dan adat istiadat asli
saat itu, sehingga walaupun belum secara lengkap sudah bisa disusun
Raja Sunda terakhir pada tahun 1579. Bahkan dengan naskah Siksa
b. Etika Sunda
hal ini perlu untuk menyamakan sudut pandang penulis dan pemerhati.
yang menuju arah positif tetapi tidak sedikit yang membawa ke arah
dapat dikatakan bahwa pada orang Sunda pun ada kesadaran bahwa
Sunda, tentu ada prinsip-prinsip etis tersendiri yang diterima oleh para
zamannya.
Tentu etika Sunda tidak dapat dilepaskan dari pandangan dunia dan
dunia, secara tradisional orang Sunda melihat adanya tiga lapis jagat,
yakni Buana Luhur (jagat atas), Buana Panca Tengah (jagat tengah)
Sinegar tengah.
tersebut tadi, misalnya agar mempunyai hati yang berani kita harus
wanita yang sedang hamil harus membawa jarum atau tusuk konde
berkata-kata.
menyimpang.
kerelaan.
(c) Kawas gula jeung peueut
nafsu-nafsu negatif.
gunanya.
binatang.
masing.
mendapat kecelakaan.
dari alam semesta, yang berada di luar diri manusia, dapat digolong-
menghancurkan
dalam dirinya itu tidak berbenturan dan bisa berjalan serasi serta
saling menunjang.
Untuk mengetahui apa tujuan hidup yang baik itu yang menurut
benar, celaka atau selamat, baik atau buruk seseorang ditentukan pula
oleh gurunya atau siapa yang ditirunya. Oleh karena itu bagi seseorang
yang dibacanya dari kegiatan berpikir dan dari hal-hal yang ditemukan
dalam perjalanan.
antara ajaran-ajaran leluhur Sunda yang pada saat ini telah direkam ke
dalam tulisan, ada yang disajikan secara gamblang seperti pada naskah
fungsi.
seseorang.
PENUTUP
Karena
pandangan - pandangan lama tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan,
tempat
yang biasa. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang
baik. Istilah moral berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk
jamak dari mos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan,
tabiat, dan cara hidup. Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal
Secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan
buruk atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai
mengenal lima kategori baik - buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk
dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha
suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya. Contoh etika dalam kehidupan atau
dihormati, dan disenangi orang lain, Memudahkan hubungan baik seseorang dengan
Ahmad Mahmud Shubhi, 1992, Filsafat Etika, Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta.
https://id.scribd.com/word/document_edit/501237553/presentation
http://maryamshafiyyah028.blogspot.com/2015/09/sejarah-etika.html?m=1
https://studylibid.com/doc/4299928/makalah-etika
http://digilib.uinsgd.ac.id/723/4/4_bab1.pdf