Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja
dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan
sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam
tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman
pagar).
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan
lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan
bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan
kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas
Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni
ukuran, warna dan bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan
tanaman karena mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang
sama pula. Sedangkan pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan
yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan
diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem,
floem. Pada batang terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas
pengangkut tipe kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem,
dan xilem.Identifikasi kandungan kimia Simplisia yang diuji berupa simplisia tunggal baik dalam
bentuk rajangan, serbuk, ekstrak, yang ditambahkan dengan pereaksi tertentu, dan reaksi warna
organoleptis dan makroskopik pada 5 haksel dan serbuk simplisia. Pemeriksaan secara
organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara
mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi
larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih).
Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran
kuat. Sedangkan khusus untuk uji amilum hanya ditetesi dengan aquades. Hal ini disebabkan
Kloralhidrat juga dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan sel seperti protein.
Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk
simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.
organoleptis. Simplisia satu dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau yang hampir
mirip pada sebagian besar simplisia. Sedangkan kendala pada pemeriksaan mikroskopis adalah
pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas mendidih, sehingga pada saat
diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas. Kendala lain pada pemeriksaan
pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi
pemeriksaan.
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel jambu biji secara makroskopik dan
organoleptik, daunnya berwarna hijau, berbentuk tebal, berkerut, tidak mempunyai rasa, dan
tidak mempunyai bau.. Daun jambu biji memiliki kegunaan sebagai diare, masuk angin, maag,
dan sariawan.
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel daun seledri, daunnya berwarna hijau,
berbau khas, dan tidak berasa.. Daun seledri memiliki kegunaan untuk meningkatan enzim pada
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel kayu manis, Rasa kulit kayu pedas, sedikit
manis, berstfat hangat, dan wangi. Berkhasiat untuk menghilangkan dingin untuk
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel jahe baunya aromatic disebabkan adanya
minyak atsiri. sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Banyak simplisia yang memiliki
perbedaan yang jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini disebabkan karena
simplisia tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi dan
morfologi. Namun ciri khas tersebut dapat pula tidak nampak karena kesalahan dalam
identifikasi simplisia yang dilakukan dengan cara antara lain: Organoleptik meliputi pengujian
morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa, dari simplisia tersebut. Makroskopik
merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar
terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia. Mikroskopik, pada umumnya
meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2008, Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas
Udayana, Jimbaran.
Diposkan oleh Asman Sadino di Tuesday, November 22, 2016