KESEHATAN MATERNAL
OLEH:
NIM : 91831290610.001
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
Daftar isi
Kata Pengantar……..………....………………………..……………...............…..
Daftar isi .......... ………………………......………..........………………................
Bab I pendahuluan
Bab II Pembahasan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kehamilan
2. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dan adaptasi psikologis
dalam masa kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan
1. Faktor Fisik
Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama
kehamilannya,dimana perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi
terhadap pertumbuhan janin dalam rahim dan dapat juga dipengaruhi oleh
hal-hal yang berhubungandengan fisik ibu sebelum dan selama hamil. (tuti
dan rieke, 2017)
1) Status Kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada
kehamilan.Kesehatan ibu selama hamil akan memengaruhi
kehamilannya danmemengaruhi tumbuh kembang zigot, embrio dan
janin termasukkenormalan letak janin
a. Faktor Usia
Segi negatif kehamilan di usia tua Segi positif hamil di usia tua
4 Rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan
5 Mampu mengambuil
keputusan
6 Karir baik, status ekonomi
lebih baik
7 Perkembangan intelektual
anak lebih tinggi
8 Periode menyusui lebih
lama
9 Toleransi pada kelahiran
lebih besar
b. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi
kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan memengaruhi
dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah :
1. Hipertensi
2. Penyakit Jantung
3. Diabetes Mellitus
4. Anemia
c. Kehamilan ganda (Multiple)
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari
satu janin, biasanya kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya
beban ganda yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi,
oksigen dan lain-lain. Biasanya kehamilan multiple
mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses
persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio caesaria) lebih
dipertimbangkan. Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya,
proses persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kehamilan tunggal mengingat adanya
kemungkinan terjadinya persalinan secara SC. Selain itu risiko
adanya kematian dan cacat juga harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam
merawat bayi akan terjadi karena itu harus berkonsentrasi dua kali
lipat dari pada bayi tunggal, namun adanya keunikan-keunikan
akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
d. Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin
akan menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses
kehamilannya.Virus HIV kemungkinan besar akan ditransfer
melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.
2) Status gizi
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah
sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat
pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan
otak, kelainan neural, spina bifida dan anencepalus, baik pada ibu
hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna
untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada
janin dan pertumbuhan plasenta. Minimal pemberian suplemen
asam folat dimulai dari dua bulan sebelum konsepsi dan berlanjut
hingga tiga bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat
untuk preventif adalah 500 mikrogram atau 0,5-0,8 mg, sedangkan
untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.
b. Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi
protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga
protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan
kematian perinatal. Kebutuhan ibu hamil adalah 285 kalori untuk
proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir
kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil.
d. Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi
secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel
darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil.
Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah
atau hydranemia (peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan
peningkatan plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi karena mengandung tannin atau
pitat yang menghambat penyerapan zat besi.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin terutama pada kelompok beresiko
penyaikt seksual (IMS) dan dinegara dengan musim dingin yang
panjang.
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.
h. Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, magnesium,
dan minyak ikan selama hamil.
3) Gaya hidup
a. Substance abuse
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya
kehamilan atau membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu
minum obat secara teratur, misalnya untuk mengatasi epilepsy atau
diabetes, mintalah nasihat dokter saat memutuskan untuk hamil.
Aspirin dan sulfanilamide cukup aman pada awal kehamilan,
namun banyak yang belum diketahui mengenai efek jangka
panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga
membahayakan.
b. Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri
dan bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang
dihisap melalui rokok bisa ditransfer melalui plasenta ke dalam
tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus
waspada akan risiko keguguran, kelahiran premature, BBLR
bahkan kematian janin.
c. Hamil di luar nikah/ kehamilan tidak diharapkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan
sangat membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan
untuk melakukan hal-hal positif yang akan meningkatkan
kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya
keguguran, premature dan kematian janin. Pada kehamilan di luar
nikah, hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap
dalam hal ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu untuk merawat
bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum blues.
2. Faktor Psikologis
1) Stresor Internal dan Eksternal
a. Stressor internal
Stressor internal meliputi factor-faktor pemicu stress ibu
hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis
yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan
perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir.
Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian yang
tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami oleh
ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau
orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak
diharapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis
pasien sangat perlu dilakukan.
Faktor internal stress bersumber dari diri sendiri. Stressor
individual dapt timbul dari tuntutan pekerjaan atau beban yang
terlalu berat, kondisi keuangan, ketidakpuasan dengan fisik tubuh,
penyakit yang dialami, masa pubertas, karakteristik atau sifat
yang dimiliki, dsb.
b. Stressor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat
bervariasi, misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,
pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan (respon
negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan
masih banyak kasus yang lain.
2) Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan
adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi dimana sumber stress
terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi
tertentu.
Dalam menjalani prose situ ibu hamil sangat membutuhkan
dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan
perhatian dan kasih sayang.
3) Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat
membekas dan sangat memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu
diperhatikan karena pada klien yang mengalami riwayat ini, tenaga
kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan diri sebagai
teman atau pendamping yang bisa dijadikan tempat bersandar bagi
klien dalam masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini biasanya
tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.
4) Partner Abuse
Merupakan kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan
ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Pengaruh:
Partner abuse merupakan kekerasan penyiksa yang dilakukan oleh
pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses
kehamilan. Kekerasan tersebut dapat berupa :
1. Kekerasan emosional,
Tindakan pencemoohan, penguncilan, tidak diberi nafkah
serta tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk merendahkan
martabat ibu hamil dan melantarkan atau mengabdikan
kepentinganya yang dilakukan pasangan ibu hamil. Contohnya
saja ibu hamil diluar nikah karena suatu sebab maka
keberadaanya tidak diinginkan sering di cemooh ataupun
dikucilkan pasangan ibu hamil. Najman et al (1991) menemukan
bahwa kecemasan postpartum dan depresi lebih banyak terjadi
pada kehamilan yang tidak di rencanakan atau tidak diharapkan.
2. Kekerasan psikologis,
Seperti seperti tidak diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi
tanpa sebab yang pasti membuat ibu hamil selalu bersalah,
memojokan posisinya dalam rumah tangga, ibu hamil
menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk
(pemabuk, penjudi, pemarah ).
3. Kekerasan Seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma
atau fisik,
4. Kekerasan fisik
Berupa tindakan seperti pemukulan, penyiksaan, dibebani kerja
berat. Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari wanita yang
hamil.
3. Faktor-faktor Lingkungan, Sosial Budaya,dan Ekonomi
1) Kebiasaan dan Adat Istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan
ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan
bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan local” yang sudah
berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat
dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa,
pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan
media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya
menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat
yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak
ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam rangka
menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang
berhubungan dengan kehamilan:
a. Tradisi masa kehamilan :
Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab,
jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai
dengan perbuatannya itu.
Fakta : Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh
radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan
karena penyakit, gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu
(misal benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres,
pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau
menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di
kantung baju si Ibu agar janin terhindar dari marabahaya.
Fakta : Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam
itu melukai si Ibu.
Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara
berlebihan, nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci
tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat
menjaga batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang
menginginkan sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama di
awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan
mudah mengeluarkan air liur. Dilarang makan nanas, nanas
dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan gugur.
Fakta : Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung
senyawa yang dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas
yang sudah tua atau disimpan lama akan semakin berkurang
kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan. Yang pasti nanas
mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi
sehingga baik untuk kesehatan.
Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau
minuman dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau
membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta : Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah
makanan yang bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak
dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu
hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa
tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan
selalu berdampak tak baik.
b. Upacara Adat Masa Kehamilan
Upacara Mengandung Empat Bulan
Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban
Upacara Mengandung Sembilan Bulan
Upacara Reuneuh Mundingeun
2) Fasilitas Kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat
menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini
terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga
langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini
sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka
kesehatan ibu (AKI).