Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Psikologi
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelas C
Kelompok 1
UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang
suatu apapun. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada
kita di hari akhir kelak.
Makalah yang berudul “KONSEP BIMBINGAN BELAJAR”
disusun guna memenuhi tugas Dosen pada bidang studi atau mata kuliah
Pendidikan Psikologi. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi kita semua.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dan
Ibu dosen pengajar Pendidikan Psikologi. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait pembelajaran psikologi
tentang bimbingan belajar. Kami juga mengucapkan terimakasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.Kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna .Besar harapan saya agar pembaca
berkenan memberikan kritik dan saran nya. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUl.............................................................................. 1
DAFTAR ISI......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA……................................................................. 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
1. Pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan bimbingan belajar.
2. Pembaca dapat memahami jenis layanan bimbingan dalam kaitannya
dengan PMB.
3. Pembaca dapat memahami bagaimana prosedur dan strategi layanan
belajar.
4. Pembaca dapat memahami metode dan teknik layanan bimbingan
belajar,.
5
BAB II
Kajian Teori
6
Bimbingan belajar menurut Oemar Hamalik (2004: 195) adalah
bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa
untuk menentukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi
masalah belajar yang dialami oleh siswa.
7
BAB III
PEMBAHASAN
1. Sukardi
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat,dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam
mengatasi kesukaran kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntunan
tuntunan belajar disuatu institusi pendidikan.
3. A. J Jones
8
Bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan
seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah
dalam kehidupannya.
4. Donald G. Marton
Bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada setiap orang yang
dilakukan oleh ahli dalam bidang bimbingan dan diharapkan dengan
bimbingan tersebut orang yang diberikan bimbingan dapat berkembang
sesuai dengan kemampuannya.
5. Bimo Walgito (2004 : 5)
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan
individu itu dapat mencari kesejahteraan hidupnya.
6. Prayitno dan Amtina
Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang
diselenggarakan disekolah.yang mana pengalaman menunjukkan bahwa
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu
disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi,sering kali kegagalan
itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang
memadai.
Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang
bervariasi yang menunjukkan kepada hakikat, tujuan dan prosedur yang
serupa, berkaitan dengan proses belajar-mengajar, pengertian layanan
bimbingan yang bersifat umum dikemukakan sebagai berikut :
9
disekolah,namun para guru seyoginya mendahulukan mereka yang benar-
benar dipandang memerlukannya (seperti mereka yang tergolong kepada
kelompok unqualified,undeachievers,slow learner,repeaters,dan sebagainya).
10
Kata proses,dalam konteks ini menunjukkan bahwa kegiatan
bimbingan bukan suatu tindakan yang dilakukan seketika atau secara
kebetulan,melainkan suatu rangkaian kegiatan yang berkesinambungan,mulai
dari usaha identifikasi terhadap permasalahannya sampai kepada
penyelesaiannya secara tuntas,yang mungkin memerlukan beberapa tahap
kegiatan,melibatkan banyak orang dan sejumlah instrumen,serta fasilitas
yang diperlukan dengan menggunakan berbagai metode atau teknik
pendekatan yang sesuai.
Robinson (1950) menduga bahwa kemungkinan banyak siswa yang
sering menemui kegagalan dalam studinya disebabkan karena ia kurang
mampu :
Mengenal dirinya,baik mengenai segi-segi kelebihan atau kekurangannya,
potensinya , minatnya , bakatnya , dan sebagainya.
1) Karena tidak mengenal diri,ia juga sukar memahami dirinya , termasuk
kegagalan-kegagalan studinya.
2) Karena tidak memahami diri, ia juga sukar menerima keadaan dirinya
secara objektif , sesuai dengan kenyataan.
3) Karena tiada pengetahuan, pemahaman , dan penerimaan diri secara
objektif ia juga mengalami kesukaran mengarahkan dirinya melalui
proses pengujian,pemilihan, dan pengambilan keputusan mengenai
alternatif tindakan yang akan dilakukan secara rasional.
Karena tindakan-tindakannya yang kurang terarah,ia juga sukar
mewujudkan atau merealisasikan atau mengaktualisasikan segala potensi
yang ada pada dirinya secara optimal. Akhirnya yang bersangkutan mungkin
akan sampai pada suatu kesulitan dalam melakukan tindakan-tindakan yang
sesuai,baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya
(gurunya, temannya, pelajarannya, orang tuanya, dan sebagainya).
Rangkaian kegiatan layanan bimbingan mungkin akan berupa seperti :
1. Pengumpulan informasi atau data mengenai diri yang bersangkutan serta
hal-hal yang relevan dan bertalian dengan dirinya (inventory services).
2. Pemberian informasi kepada yang bersangkutan baik tentang keadaan
dirinya,program-programnya,rencana kariernya serta lingkungannya
(information services).
3. Penempatan yang bersangkutan pada program-program, jurusan, bidang
studi,kelas atau kelompok belajar jenis-jenis kegiatan dan sebagainya
yang sesuai dengan latar belakang dan kondisi objektif dirinya
(placement service).
4. Penyuluhan dalam usaha meyakinkan diri atas keadaan dirinya sehingga
yang bersangkutan rela menerima dirinya,menyadari masalah-masalah
yang dihadapinya,serta dapat mencari dan memilih alternatif tindakan
yang dipandang terbaik bagi dirinya (conseling services).
11
5. Sebagai orang yang bertanggung jawab,guru atau pembimbing tentu
mempunyai kewajiban moral untuk melakukan tindakan atau usaha
lanjutan seberapa jauh kemajuan-kemajuan yang tercapai atau tidak oleh
yang bersangkutan,guna menetapkan strategi layanan,bantuan lebih lanjut
(evaluation and follow up services).
12
TAHAPAN KEGIATAN
Pengajaran evaluasi Bimbingan
Sebelum PBM Persiapan: Reflektif I pre-test: Distributiv
(pre-teaching) (Optional) eI
-TIK -testing ajustif(opti
-Istrumen evaluasi -scoring onal)
-entering behavior -Analisis -
-program kegiatan -interpretasi kategorisas
-bahan/media i siswa
-strategi -
penempata
n siswa
penyesuaia
n
kelompok
bahan/kegi
atan
Selama PBM Pelaksaanan: Formatif: Idntifikasi
(during-teaching) (optional) remedial:
-apersepsi -question (optional)
-presentasi -observasi -
-tugas/latihan/assign- identifikasi
Ment kasus
-finalisasi -bantuan/
immediate
treatment
13
Yang mncakup post-test atau pemeriksaan terhadap tugas/pekerjaan
siswa , serta penilaian , analiasis dan interpretasinya dan bimbingan yang
mencakup diagnotik dan remedialnya. Sedangkan pengajaran , tidak
lanjutnya dengan tiga kemungkinan :
14
C. Prosedur dan Strategi Layanan Bimbingan Belajar
15
bersangkutan, baik segi kebaikan atau kelemahan, dan
selanjutnya bagimana kemungkinan jalan keluarnya.
b) Mengadakan orientasi studi yang membicarakan dan
memperkenalkan karakteristik perbedaan individual,
perbedaan karakteristik berbagai program atau bidang
studi beserta implikasinya bagi cara belajar mengajar
termasuk kesulitan-kesulitannya sehingga dapat
dieksplorasi kemungkinan jalan keluarnya.
c) Mengadakan diskusi mengenai suatu masalah, misalnya
beberapa kesulitan dalam mempelajari bahasa asing
sehingga dalam diskusi tersebut diharapkan secara
spontan, individu-individu yang mengalami hal yang
bersama dapat membicarakannya, dan akhirnya akan
sampai kepada keperluan bantuan guru bidang studi yang
bersangkutan.
4) Lakukan analisi terhadap analisis terhadap belajar siswa atau
catatan hari guru mengenai beberapa siswa (anec dotal records)
yang menunjukan kelainan-kelainan tertentu (rapid learners,
slow learners, trouble makers, dan sebagainya). Secara fair,
mungkin kita dapat membandingkan prestasi belajar
perseorangan dari para siswa dengan prestasi kelompoknya
(norm referenced) atau kepada siswa tertentu secara
konfidensial ditunjukan posisinya dan sekaligus diberikan
bimbingan mencari cara mengatasinya.
5) Lakukan analisis sosiometris dengan memilih teman terdekat
diantara sesama siswa, dengan variasi kalau perlu siapa yang
paling disenangi atau sebaliknyadengan alesan yang singkat.
Dengan demikian, kita juga dengan mudah menetukan siswa
mana yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosioal,
yang memerlukan bimbingan guru.
b) Identifikasi Kasus
16
a. Secara substansial-material, hendaknya dilokalisasikan pada
jenis tingkatan bidang studi mana saja pada bidang dan
tingkatan mana dari sisi dan struktur bidang studi tersebut dan
sebagainya.
b. Secara struktural fungsional, permasalahan ini itu mungkin
sudah dialokasikan pada salah satu jenis dan tingkatan kategori
belajar proses-proses mental.
c. Secara behavioral, permasalahan mungkin terletak pada salah
satu jenis dan tingkatan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotor.
d. Mungkin pula terletak pada salah satu atau aspek kepribadian
self concept, self esteem, sosialitas, emosionalitas, moralitas,
responsibilitas yang tercermin dalam salah satu jenis atau taraf
kesulitan seperti yang dinyatakan sebagai sasaran pokok
bimbingan (pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan,
dan penyesuaian diri).
1. Kurikuler
2. Metodologis
3. Administratif
4. Evaluatif
5. Iklim sosial
17
4. Mengadakan Prognosis
Prognosis merupakan uasaha untuk menelaah atau
mengkaji masalah yang dihadapi seorang siswa, termasuk
kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul jika
masalah itu dibiarkan atau jika masalah itu dibantu, serta
memperkirakan teknik atau jenis bantuan yang akan di
berikan kepada siswa yang mengalami masalah tersebut.
Terapi merupakanusah untuk melaksanakan bimbingan
kepada siswa yang bermasalah, sesuai dengan ketentuan
yang telah dirumuskan pada langkah ini.
18
a. Apabila siswa telah mulai menyadari (to be aware of) atas
adanya masalah yang dihadapinya.
b. Apabila siswa (kasus) telah mulai memahami (self insight,
self-understanding) permasalahan yang dihadapinya;
c. Apabila siswa (kasus) talah mulai menunjukan kesedian
untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara
objektif (self-acceotantance);
d. Apabila siswa (kasus) telah mulai menurun ketegangan
emosinya (emotional stress release)
e. Apabila siswa (kasus) telah mulai menunjukan sikap
keterbukaannya (opennes) sertamau memahami dan
mnerima kenyataan lingkungannya secara objektif;
f. Apabila siswa (kasus) telah mulai berkurang dan menurun
penentangannya terhadap lingkungan;
g. mulai menunjukkan kemampuannya untuk mengadakan
petimbangan (reasoning), mengedakan pilihan (choice) dan
pengambilan keputusa (decisiong making) secara sehat dan
rasional (sound and ratioal)
h. Apabila siswa (kasus bersangkutan telah menunjukan
ketersediaan dan kemampuan untuk melakukan usaha -
usaha/tindakan perbaikan dan penyesuaian (adjustment),
baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya,
sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang
telah diambilnya.
19
melalui analisis atau perubahan dalam prestasi belajar dan
penyesuaian dirinya (gains) melalui analisis laporan siswi (kasus)
bersangkutan (self-report, inventories) orang tuanya dan pihak -
pihak lain yang ada hubungan pergalulan dengan siswa (kasus) yang
bersangkutan (guru lain, pembimbing lain, dan sebagainya).
20
dalam situasi informal, seperti rekreasi bersama, karyawisata,
penyelenggaraan kegiatan pesta sekolah, student self
goverment, pesta olahraga, pesta atau pentas seni, peringatan
sehari-hari besar nasional dan keagamaan, dan sebagainya.
Berbagai alat bantu atau media pendidikan (film,slide,gambar,
dan sebagainya) dapat dipergunakan. Dengan mengundang
penceramah tamu seperti dokter, psikolog, pengusaha,
jawatan penempatan tenaga kerja, dan sebagainya
b. Layanan bimbingan individual (individual conseling), akan
lebih tepat digunakan kalau permasalahan yang dihadapi
individu itu lebih bersifat pribadi dan memerlakukan
ketekunan dan usaha atau pelatihan yang seksama dari
individu yang bersangkutan. Layanan ini mungkin dapat
dilakukan oleh guru (remedial teacher), atau ahli (konselor,
psikolog, dokter, dan sebagainya). mungkin juga orangtua
yang bersangkutan (kalau dipandang mampu untuk itu).
21
c. The strategy of guidance throuhout supplementary sevices
(strategi bimbingan melalui layanan khusus yang bersifat
suplementer)
Bimbingan dilakukan oleh petugas khusus dan
ditunjukkan guna mengatasi masalah pokok secara terpilih.
Bimbingan yang lebih bersifat bantuan diberikan kepada
siswa sebagai individu dalam mengambil keputusan,
mengadakan pilihan, atau menemukan pengarahan dalam
situasi - situasi khusus tertentu seperti perencanaan dan
persiapan karier dan pendidikan. Strategi ini merupakan pola
layanan bimbingan pendidikan dan vokasional. Meskipun
dewasa ini kedalam strategi ini telah dimasukan pula
mengenai masalah - masalha penyesuaian pribadi dan sosial,
namun pusat perhatian masih tetap difokuskan kepada bidang
ini antara lain, layanan bersifat klinis dan dilakukan oleh para
ahli yang terlatih dan dipersiapkan khusus untuk itu dengan
menggunakan teknik wawancara yang sangat intensif dengan
kasus yang bersangkutan.
d. The strategy of guidance as a comprehensive process
throughout the whole curriculum and community (strategi
bimbingan sebagai suatu proses yang komperhensif melalui
kegiatan keseluruhan kurikulum dan masyarakat). The
strategy of guidance as a comprehensive process throughout
the whole curriculum and community (strategi bimbingan
sebagai suatu proses yang komperhensif melalui kegiatan
keseluruhan kurikulum dan masyarakat)
22
tersebut menunjukan pihak pembimbing memegang peranan
utama dalam proses interaksi layanan bimbingan.karena
pembimbing sangat bertanggung jawab atas pelaksanaan
bimbingan tersebut dan terbimbing sangat bergantungkepada
bimbingan nya.sistem pendekatan layanan direktif ini , terutama
dianut olehh kaum psikoanalis yang berasumsi bahwa
pembimbinng harus lebih mampu dari pada klien nya yang
sedang bermasalah yang mungkin kemampuan berfikirnya secara
rasional mengalami gangguan. Karena itu seorang pembimbing
sebaiknya memperoleh pendidikan dan pelatihan sehingga
mencapai kualifikasi sebagai ahli dalam bidang nya.
23
5) Oleh karena itu guru atau pembimbing yang tidak bermaksud
menjadi penganut yang fanatic pada salah satu dari kedua paham
yang seakan- akan berlawanan itu , dalam praktik nya lebih baik
menggunakan nya sebagai teknik pendekatan secara Elektik ,
yaitu kita gunakan secara kombinasi atau bergantian menurut
keperluan nya. Misalnya, bila kita berhadapan dengan kasus-
kasus yang terdiri atas anak- anak ,orang- orang yang kita
pandang kurang mampu untuk melakukan pertimbangan dalam
memilih atau memutuskan sesuatu atau keadaan yang memaksa.
24
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26