net/publication/368392692
CITATIONS READS
0 80
15 authors, including:
Risa R Gumilang
Universitas Pendidikan Indonesia
9 PUBLICATIONS 65 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Budi Harto on 09 April 2023.
Penulis
Cucu Wahyudin, Duduh Sujana, Abdul Rozak, Budi Harto,
Deny Hidayatullah, Mugi Puspita, Adam Hermawan, Chaerunnisa,
Munawaroh, Dini Hamidin, Risa Ratna Gumilang, Leni Yulianti,
Sri Marhanah, Heraeni Tanuatmodjo, Ismi Kaniawulan
Perspektif Pedagogik Manajemen
Pendididikan
Penulis
Budi Harto, dkk.
ISBN : 978-623-6356-08-1
Penyelia
Dr. Abdul Rahman H, M.T., C.T, CHCP
Editor
Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd
Desain Sampul
Ecep Bayu Wahyudi, S.Kom
Layout
Asep Nugraha, S.Hum
Penerbit
Yayasan Pendidikan dan Sosial
Indonesia Maju (YPSIM) Banten
BCP 2 Blok E. 18 No.14 Desa Ranjeng Kec. Ciruas Kab.
Serang Banten 42182
E-mail: Ypsimbanten@gmail.com
Website : www.ypsimbanten.com
WhatsApp: 0815 9516 818
Tim Penulis
Kajian Pedagogik
Pendidikan Sebagai Ilmu
Pengetahuan
-Cucu Wahyudin-
Pendahuluan
Kriteria Kebenaran
Sumber Kebenaran
Kartadinata, 2015)
Pendahuluan
Tujuan Pendidikan
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985 yang berbunyi
bahwa tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsadan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan bangsa.
Berdasarkan MPRS No. 2 Tahun 1960 bahwa tujuan
pendidikan adalah membentuk pancasilais sejati
Pendidikan Formal
Agar lebih mudah mengetahui perbedaan antara
ketiga jenis pendidikan tersebut adalah bahwa ketiganya
telah diatur dalam pasal 1 ayat 6 sesuai Peraturan Pemerintah
No.17 tahun 2010.Dalam UU yang membahas tentang
pengelolaan serta penyelenggaraan pendidikan formal, jalur
pendidikan tersebut memiliki jenjang pendidikan dari dasar,
menengah, sampai perguruan tinggi. .karakter pendidikan
formal
▪ Kurikulum sudah jelas
▪ Memiliki syarat tertentu untuk seluruh peserta didik
▪ Memiliki materi pembelajaran akademis
▪ Proses pendidikan terbilang lama
Pembahasan
Makna Pengajaran
Menurut Jones A. Majid, (205:16), “Pengajaran adalah
suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar
bagi peserta didik’. Dengan kata lain pengajaran adalah
suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Pendahuluan
Filsafat Idealisme
Idealisme, pada prinsipnya adalah suatu penekanan
pada realitas ide-gagasan, pemikiran, akal pikir atau kedirian
daripada sabegai suatu penekanan pada obyek-obyek dan
daya-daya material (Knight, 2007). Idealisme terkait dengan
konsep abadi seperti kebenaran, keindahan, kemuliaan.
Lebih lanjut, Knight (2007) menyebutkan bahwa idealisme
menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata,
sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkannya.
Sepanjang sejarahnya, edealisme terkait erat dengan agama
karena sama-sama memiliki fokus pada aspek spiritual.
Beberapa filsuf idealisme adalah Plato, Rene Descartes,
George Berkeley, Immanuel Kant dan George W. F. Hegel.
Filsafat Realisme
Hakikat Manusia
Manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebenaran dan pengetahuan, pada saat bersamaan ia
bertanggung jawab atas nilai-nilai. Nilai-nilai bersifat relatif
dan tidak ada. Prinsip-prinsip absolut yang dapat
disandari.Seseorang seharusnya belajar bagaimana
membuat putusan-putusan moral yang rumit, tidak dengan
bersandar pada prinsip-prinsip yang ditentukan secara kaku,
melainkan lebih menentukan rangkaian tindakan cerdas
yang kemungkinan melahirkan hasil-hasil yang terbaik dalam
kaca mata manusia (Knight, 2007).
Filsafat Eksistensialisme
Menurut Knight (2007), filsafat eksistensialisme
sangat memperhatikan emosi-emosi manusia.
Eksistensialisme berkaitan dengan watak manusia.
Individualisme adalah pilar utama eksistensialisme.
Eksistensialisme merupakan reaksi terhadap dehumanisasi
Hakikat Manusia
Filsafat Pancasila
Pancasila, seperti kita ketahui bersama, memiliki lima sila
yang tersusun secara hirarkis dan menggambarkan tatanan
Hakikat Manusia
Pancasila secara tegas dinyatakan sebagai dasar bagi
pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum di dalam
Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003. Pasal tersebut juga menegaskan bahwa UUD
1945 juga menjadi dasar pengembangan pendidikan di
Indonesia yang dilandaskan pada nilai-nilai kebudayaan
nasional Indonesia, dan tanggap terhadap kebutuhan
perkembangan jaman. Meski dicanangkan sejak jaman
kemerdekaan, akan tetapi esensi dari Pancasila dan UUD
1945 ternyata masih relevan dengan kondisi saat ini karena
Sejarah Perkembangan
Pendidikan Di Dunia
-Budi Harto-
Pendahuluan
Sparta
Sparta adalah negara Aristokrasi-militeristis.
Dasarnya Undang-undang Lycurgus (± 900 SM). Pada masa
itu pendidikan diselenggarakan oleh negara dan hanya untuk
warga negara merdeka. Pendidikan di Sparta didasarkan atas
dua asas, anak adalah milik negara dan tujuan Pendidikan
adalah membentuk serdadu-serdadu pembela negara serta
warga negara.
Pelaksanaan Pendidikan pada masa itu anak-anak
dibiasakan menahan lapar, tidur di atas bantal rumput, dan
pada musim dingin hanya memakai mantel biasa saja. Sifat-
sifat yang harus dimiliki tentara, seperti keberanian,
ketangkasan, kekuatan, cinta tanah air, dan tunduk pada
Athena
Athena merupakan negara demokrasi dengan dasar
negara yang dipakai adalah Undang-undang Solon (±594
SM). Tujuan pendidikan Athena adalah pada masa itu
membentuk warga negara dengan jalan pembentukan
jasmani dan rohani yang harmonis (selaras). Pendidikan pada
masa Athena, Pendidikan diselenggarakan oleh keluarga dan
sekolah dan sekolah diperuntukkan bagi seluruh warga
negara (bebas). Materi atau bahan pelajaran terbagi atas dua
bagian yaitu gymnastis dan muzis. Gymnastis untuk
pembentukan jasmani, sedangkan muzis untuk
pembentukan rohani. Pendidikan jasmani diberikan di
Palestra, tempat bergulat, lempar cakram, melompat, lempar
lembing (pentathlon atau pancalomba). Pembentukan muzis
meliputi membaca, menulis, berhitung, nyanyian, dan musik.
Humanisme
Dalam aliran humanisme, Tuhan sebagai pusat norma
tertinggi ditinggalkan, cita-cita manusia dicari pada diri
manusia sendiri. Ukuran kebenaran, kesusilaan, keindahan,
dicari dan didapatkan pada manusia. Dampak bagi
Plato
Plato atau Aristokles lahir sekitar 427 SM dari
keluarga terkemuka Athena. Ayahnya bernama Ariston, dan
B.F Skinner
Burrhusm Frederic Skinner lahir di Susquehanna,
Pennsylvania 20 Maret 1904, meninggal di Massachusetts, 18
Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang psikolog berkebangsaan
Swiss yang tertarik pada dunia pendidikan karena merasa
tidak puas dengan teori pada ahli pendidikan yang sudah
ada. Piaget lahir pada 1896 dan meninggal pada 1980.
Peranan Piaget di dunia pendidikan semakin besar setelah
menduduki jabatan sebagai Direktur International Bureau of
Education (IBE) pada 1929. Sejak saai itu Piaget banyak
menulis tentang pendidikan umum. Dilihat dari sisi aspek
ontologis, Jean Piaget berpandangan bahwa Pendidikan
sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu sedang
tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang
Benjamin S. Bloom
Benjamin S. Bloom lahir pada 21 Februari di Lansford
Pennsylvania dan meninggal pada 13 September 1999. Ia
adalah seorang guru, penasihat pendidikan dan ahli
psikologi pendidikan. Pekerjaan pertamanya sebagai
instruktur di Departemen Pendidikan di University of Chicago
pada 1944 dan menjadi Professor pada 1970 kemudian
menjabat sebagai penasihat pendidikan pemerintah Israel,
India, dan banyak negara lain. Pada tahun 2001 Bloom
Tujuan Pendidikan
Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan
berbagai macam potensi peserta didik serta
mengembangkan kepribadian mereka secara lebih harmonis.
Tujuan pendidikan juga diarahkan dapat mengembangkan
aspek-aspek keagamaan, sosial, serta kemandirian peserta
didik. Tujuan pendidikan harus diarahkan kepada hal-hal
yang praktis dan memiliki nilai guna yang tinggi yang dapat
diaplikasikan dalam dunia kerja nyata.
Inovasi-inovasi Pendidikan
Seiring dengan perubahan dan perkembangan
zaman, pendidikan harus mampu menjadi solusi
permasalahan-permasalahan yang timbul akibat perubahan
zaman tersebut, sehingga inovasi dalam pendidikan harus
terus dilakukan. Inovasi dapat bersumber dari hasil penelitian
Daftar Pustaka
Pendahuluan
Pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia dimulai sejak zaman Hindu
Budha, kemudian diikuti oleh perkembangan pengaruh
Islam, zaman penjajahan, hingga zaman kemerdekaan.
Mudyahardjo (2008) dan Nasution (2008) menguraikan
masing-masing zaman tersebut, yaitu
Zaman Hindu Budha
Tujuan pendidikan pada zaman ini sama dengan
tujuan kedua agama tersebut. Pendidikan dilaksanakan
dalam rangka penyebaran dan pembinaan kehidupan
beragama Hindu dan Budha
Zaman Pengaruh Islam
Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sejalan
dengan perkembangan penyebaran Islam di nusantara, baik
sebagai agama maupun sebagai arus kebudayaan.
Pendidikan Islam ini tidak diselenggarakan secara terpusat,
namun banyak diupayakan secara perorangan.
Zaman Pengaruh Nasrani (Katolik dan Kristen)
Epistimologis
Anak laki-laki dan perempuan mendapatkan
pendidikan yang sama. Lingkungan pendidian anak harus
indah, tetapi sederhana. Erawati (2012) menguraikan
kerangka pendidikan menurut Plato sebagai berikut:
a. Sejak lahir sampai usia tujuh tahun anak banyak
mendapatkan pendidikan fisik. Mereka harus
menyimak dongeng dan puisi yang terpilih. Negara
R. A Kartini
Biografi
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, 21 Apil 1879.
Beliau adalah seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia
dari suku Jawa. Raden Ajeng Kartini berasal dari bangsa
priyayi. Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School)
sampai usia 12 tahun. Di sisi lain Kartini belajar Bahasa
Belanda. Ia juga banyak membaca surat kabar Semarang De
Penutup
Daftar Pustaka
Perspektif Perkembangan
Peserta Didik Terhadap
Tujuan Pendidikan, Kajian
Psikologis Terhadap
Realitas Perkembangan
Peserta Didik
-Mugi Puspita dan Adam Hermawan-
Pendahuluan
Pengertian Kognitif
Kognitif berasal dari kata cognition persamaannya
knowing yang berarti mengetahui. Kognitif dalam artian luas
ialah perolehan, penataan dan penggunaan perolehan.
Selanjutnya kognitif juga bisa diartikan dengan kemampuan
belajar atau berfikir atau kecerdasan yaitu kemampuan untuk
mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan
untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya,
serta keterampilan menggunakan daya ingat dan
menyelesaikan soal-soal sederhana.
Perkembangan kognitif berkaitan dengan
perkembangan kemampuan pemahaman dan analisa. Slamet
Suyanto (2005: 53) memaparkan bahwa perkembangan
kognitif menggambarkan bagaimana pikiran berkembang
dan dapat digunakan untuk berpikir. Sedangkan menurut
Piaget (dalam Slamet Suyanto, 2005: 94) bahwa perubahan
Perkembangan Kognitif
Salah satu teori yang berpengaruh dalam
menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget.
Perkembangan kognitif menurut Vygotsky dipengaruhi oleh
dua tataran yaitu;
Pengertian Emosi
Sebagian orang mengartikan emosi sama dengan
perasaan. Orang-orang telah mencoba untuk memahami
fenomena emosi selama ribuan tahun. Definisi utama emosi
mengacu pada perasaan kuat yang melibatkan pikiran,
perubahan fisiologis, dan ekspresi pada sebuah perilaku.
Berbagai teori yang terkait dengan perolehan emosi juga
bermunculan.
Perkembangan Religi
Manusia diciptakan oleh Allah dengan dibekali naluri
religi yaitu tauhid. Perkembangan religi atau religi pada
manusia menurut Islam telah ada sejak manusia dalam
kandungan. Fitrah religi dalam diri manusia merupakan naluri
yang menggerakkan hatinya untuk melakukan perbuatan
yang diilhami oleh Tuhan Yang Maha Esa telah ada sejak
manusia berada di tulang sulbi orang tuanya. Allah berfirman
dalam surat Al-A’raf ayat 172 yang artinya, “Dan ingatlah
ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang)
anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang
Penutup
Pendahuluan
Definisi Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani
“paedagogie” yang akar katanya “pais” yang berarti anak dan
“again” yang artinya bimbingan. Jadi “paedagogie” berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa
inggris pendidikan diterjemahkan menjadi “Education”.
Education berasal dari bahasa Yunani “educare” yang berarti
membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk
dituntun agar tumbuh dan berkembang.
Definisi pendidikan menurut para ahli :
a) M.J. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa
Belanda yang pendidikannya berorientasi ke Eropa dan
lebih menekankan kepada teori-teori (ilmu). Dapat
dikenal dengan bukunya Paedagogik Teoritis
Sistematis. Menurut ahli ini pendidikan adalah:
“bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak
Penutup
Pendahuluan
Masyarakat Tradisional
a. Pengertian Masyarakat Tradisional
Masyarakat mencakup sekelompok orang yang
berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung dan terikat
oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, serta pada
umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan ada
kalanya mereka memiliki hubungan darah atau memiliki
kepentingan bersama (Sadulloh, 2017:205). Selanjutnya,
masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam
arti luas maupun dalam arti sempit, seperti masyarakat
bangsa ataupun kesatuan kelompok kekerabatan di suatu
desa, dalam suatu marga.
Kata tradisional berasal dari kata tradisi, akar katanya
berasal dari Bahasa Inggris traditio (meneruskan), atau dari
Masyarakat Modern
a. Pengertian Masyarakat Modern
Pengertian masyarakat modern sangatlah relatif,
terlebih jika ditinjau dari perubahan zaman dari masa ke
masa. Namun hakikatnya, masyarakat modern adalah
masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai
orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam
peradaban masa kini. Konsep “masa kini” inilah yang
kemudian membawa definisi operasional masyarakat
modern menjadi berbeda. Masyarakat modern juga diartikan
sebagai masyarakat yang menempatkan mesin dan teknologi
pada posisi yang sangat penting dalam kehidupannya
c. Blended Learning
Pendidikan pada era globalisasi diwarnai juga dengan
metode pembelajaran Blended Learning. Blended Learning
adalah kombinasi belajar tatap muka, offline, dan online
(Dwiyogo, 2018:60). Sementara Smaldino, S.E., Lowther,
Deborah L., Russell (2014:236) menyebut pengajaran seperti
ini sebagai pengajaran campuran atau hibrid. Elemen
penting dalam menciptakan belajar tipe ini adalah kolaborasi
dan interaksi sosial dengan tujuan untuk merangsang cara
berpikir kritis dan memahami gaya belajar dengan lebih baik
Penutup
Daftar Pustaka
Pendahuluan
Aliran Konstruktivisme
Pelopor aliran Konstruktivisme adalah Jean Piaget,
seorang psikolog kelahiran Nauchatel Swiss. Teori ini yang
sangat dikenal dengan teori perkembangan mental.
Konstruktivisme yang dikembangkan Jean Piaget dalam
bidang pendidikan dikenal dengan nama kontruktivisme
kognitif atau personal contructivisme. Jean Piaget menyakini
bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Aliran
konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan adalah
kontruksi (bentukan). Pengetahuan bukanlah suatu tiruan
dari kenyataan (realitas), pengetahuan merupakan akibat dari
suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang.
Seseorang dapat membentuk skema, kategori, konsep dan
struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.
Dalam pandangan konstruktivisme, belajar adalah
kegiatan aktif dimana peserta didik membangun sendiri
Aliran Humanistik
Daftar Kampus
Azas Pendidikan
-Risa Ratna Gumilang dan Leni Yuliyanti-
Pendahuluan
Behaviorisme
Kerangka kerja teori pendidikan behaviorisme adalah
empirisme. Asumsi filosofis dari behaviorisme adalah nature
of human being (manusia tumbuh secara alami). Latar
belakang empirisme adalah How we know what we know
(bagaimana kita tahu apa yang kita tahu). Menurut paham ini
pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman
(empiris). Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan
tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini
Kognitivisme
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori
pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini
memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn
(Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran)
inilah yang disebut dengan filosofi rasionalisme. Menurut
aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita
dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi
dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha menjelaskan
dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh
Konstruktivisme
Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar
bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena
keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut
teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran
yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru
berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus
dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu
mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri
menjadi pengetahuan yang bermakna. Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa.
Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan
kebebasan dan sikap belajar.
Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk
memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat
dianggap berhasil apabila pembelajar telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain
pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Tujuan utama para pendidik adalah
Negara Indonesia
Tujuan pendidikan Indonesia berdasarkan UU no 20
tahun 2003 yaitu mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
▪ Jalur pendidikan merupakan jalan yang ditempuh
pelajar dalam mengembangkan potensi diri dalam
proses pendidikan dan berlandaskan dengan tujuan
Negara Jepang
Tujuan pendidikan Jepang ditegaskan dalam
undang-undang pokok pendidikan tahun 1947 ayat 1
undang-undang tersebut menyatakan bahwa pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan sepenuhnya kepribadian,
membangun setiap individu baik fisik maupun pikirannya,
yang cinta pada kebenaran dan keadilan, menghormati nilai-
nilai pribadi orang lain, menghargai pekerjaan, memiliki rasa
tanggung jawab, dan tergugah dengan semangat
kemerdekaan sebagai pendiri negara dan masyarakat yang
damai. Pendidikan di Jepang menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan dasar dalam diri generasi
muda, bukan pada keterampilan vokasional yang khusus
dengan asumsi bahwa mereka harus siap menyesuaikan
dengan perkembangan dan perubahan kemajuan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan-
perubahan yang cepat dalam masyarakat.
Negara Rusia
Terdapat enam prinsip kebijakan Rusia terkait dengan
pendidikan, yaitu: pendidikan yang becirikan kemanusiaan
dan prioritas nilai-nilai umum kemanusian, kesatuan budaya
dan fasilitas pendidikan dalam Federasi, akses pendidikan
bagi seluruh rakyat, pendidikan bebas dari pengaruh agama
(church-free) pada lembaga-lembaga pendidikan Negara,
kebebasan dan pluralisme dalam pendidikan; dan
Negara Finlandia
Kebijakan pendidikan Finlandia adalah semua warga
mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal menerima
pendidikan, tanpa memperhitungkan usia, tempat tinggal,
Negara Singapore
Kebijakan pendidikan Singapura yaitumencapai
keunggulan dalam pendidikan sehingga menjadi salah satu
negara terbaik dalam pendidikannya. Di Singapura belajar itu
bukan berkompetisi. Pendidikan berencana melakukan
serangkaian perubahan untuk mengurangi kompetisi nilai
antar siswa dan lebih mendorong siswa berkonsentrasi pada
pengembangan pembelajaran dan diri mereka sendiri.
Negara Estonia
Pendidikan di Estonia di desain agar anak-anak sudah
bisa menempuh pembelajaran di taman kanak-kanak pada
Perspektif Pedagogik
Tentang Landasan
Manajemen Pendidikan
-Sri Marhanah-
Pendahuluan
Perspektif Pedagogik
Tentang Evaluasi
Pendidikan
-Heraeni Tanuatmodjo-
Pendahuluan
b. Penilaian
Penilaian dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata
assessment yang diartikan menilai sesuatu atau dapat
diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek dan
untuk menentukan nilai suatu objek dibutuhkan adanya
kriteria. Dengan demikian penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dapat dikatakan bahwa
penilaian mempunyai arti yang lebih luas dari pada
pengukuran, karena pengukuran merupakan langkah awal
yang perlu diambil dalam rangka pelaksanaan penilaian dan
evaluasi. Nilai pada dasarnya juga melambangkan
penghargaan yang diberikan guru atas kemampuan siswa
atau atas jawaban betul yang diberikan guru kepada siswa
dalam tes hasil belajar.
c. Evaluasi
3. Prinsip objektivitas
Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang
bersifat emosional dan irasional. Sebagai contoh dalam
agama Islam, Allah swt menitahkan agar seseorang perilaku
adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian
menjadikan ketidak okjektifan evaluasi yang dilakukan (QS:
Al-Maidah ayat 8). Nabi Muhammad saw bersabda,
4. Model Kirkpatrick
Model ini dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick dan
telah digunakan sejak tahun 1950-an. Model ini
dipergunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelatihan.
Pendahuluan
Media Pembelajaran
Penutup