Anda di halaman 1dari 104

ADAT DAN BUDAYA MASYARAKAT MELAYU JAMBI KOTA SEBERANG

DALAM MENINGKATAN PERILAKU KEAGAMAAN KECAMATAN


DANAU TELUK PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Riyan S wandy

NIM. TP.161579

PROGRAM STUDI JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020

i
KEMENTRIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Tgl Halaman
Revisi Revisi
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 1 dari 2

Hal : Nota Dinas


Lampiran :-

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di – Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa Skripsi saudara:
Nama : Riyan S Wandy
NIM : Tp. 1615179
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Jambi Kota
Seberang Dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan
Kecamatan Danau Teluk Provinsi Jambi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagia salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.

Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/ tugas akhir Saudara tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

Jambi, Oktober 2020


Mengetahui,
Pembimbing I

Dr. Ahmad Ridwan, M.Pd.I


NIP.197407141999031002

ii
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Tgl Halaman
Revisi Revisi
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di – Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa Skripsi saudara:
Nama : Riyan S Wandy
NIM : Tp. 161579
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Jambi Kota
Seberang Dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan
Kecamatan Danau Teluk Provinsi Jambi

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program


Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagia
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/ tugas akhir Saudara tersebut
di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

Jambi, Oktober 2020


Mengetahui,
Pembimbing II

Dr. Tuti Indriyani. M.Pd.I


NIP.197501102009012006

iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-06-2021 R-0 - 1 dari 1
Nomor : B, 147 /D.11/PP.009/V /2020

Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul : Adat dan Budaya Masyarakat Melayu


Jambi Jambi Kota Seberang Dalam
Meningkatkan Perilaku Keagamaan
Kecamatan Danau Teluk Provinsi Jambi
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Nama : Riyan S Wandy
NIM : TP.161579
Telah dimunakhasyahkan pada : 16 November 2020
Nilai Munaqosyah : 80,30
Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.

TIM MUNAQOSYAH
Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Mukhlis, SAg, M.Pd.I Habib Muhammad, M.Ag


NIP.196710031997031001 NIP.196911141994011001
Penguji I Penguji II

Dr. Dewi Hasanah, S.Pd. M.Ag Dr. Hj. Hindud, S.Ag,M.Pd.I


NIP.197007111994032003 NIP.196910201995032002

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ahmad Ridwan, M.Pd.I Dr. Tuti Indriani, M.Pd.I


NIP.197407141999031002 NIP. 197501102009012006
Jambi, 2020
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
An Dekan
Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam

Habib Muhammad, M.Ag

v
NIP. NIP.196911141994011001
KEMENTRIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
AlamatFakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi - Ma Km.16 Simp. Sei. Duren Kab. Muaro Jambi36363

KARTU BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1 dari 2

Nama : Riyan S Wandy


NIM : TP. 161579
Pembimbing : Dr. Ahmad Ridwan, M.Pd.I
Judul : Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Kota
Seberan Dalam Meningkatkan Perilaku Keagmaan
Kecamatan Danau Teluk Provinsi Jambi
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi : PAI
NO Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing

1. 9 Desember 2019 Perbaikan judul dan penulisan


proposal.
2. 18 Desember 2019 Perbaikan isi BAB pada proposal.

3. 23 Desember 2019 Acc seminar.

4. 29 Juni 2020 Perbaikn setelah seminar.

5. 6 Juli 2020 Perbaikan pada isi proposal


.
6. 9 juli 2020 Acc riset.

7. 23 September 2020 Perbaikan skripsi

8. 8 Oktober 2020 Acc sripsi

Jambi, 15 Oktober 2020


Pembimbing I

Dr. Ahmad Ridwan, M.Pd.I

vi
NIP. 197407141999031002
KEMENTRIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
AlamatFakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi - Ma Km.16 Simp. Sei. Duren Kab. Muaro Jambi36363

KARTU BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1 dari 2

Nama : Riyan S Wandy


NIM : TP. 161579
Pembimbing : Dr. Tuti Indriani. M.Pd.I
Judul : Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Kota
Seberan Dalam Meningkatkan Perilaku Keagmaan
Kecamatan Danau Teluk Provinsi Jambi
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi : PAI
NO Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing

1. 18 November 2019 Penulisan proposal.


2. 25 November 2019 Perbaikan isi BAB pada proposal.

3. 29 November 2019 Acc untuk seminar.

4. 8 Juni 2020 Perbaikan setelah seminar.

5. 12 Juni 2020 Perbaikan membuat viramida terbalik.

6. 24 Juni 2020 Acc riset.

7. 27 Agustus 2020 Perbaikan isi skripsi.

8. 22 September 2020 Acc skripsi.

Jambi, 15 Oktober 2020


Pembimbing II

Dr. Tuti Indriani, M.Pd.I

vii
NIP. 197501102009012006
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebahagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

Jambi, Maret 2020


Penulis,

Riyan S Wandy
TP161579

viii
PERSEMBAHAN

ِِّٰ ‫حم ِن‬


ِ‫ٱَلل بِ ْسم‬ ٰ ْ ‫ٱلّرِحي ِم ٱلّر‬
Alhamdulillahi robbil‟alamin. Dengan segala puja dan puji syukur kepada
Allah SWT. Yang maha esa dan atas dukungan dan do‟a dari orang-orang
tercinta, akhirnya skripsi ini yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan
salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Oleh karena itu
dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terima kasih
saya kepada Allah SWT

Terima kasih yang sebesar-besarnya, saya ucapkan kepada kedua


orang tua saya

MEIRISON ( Ayah saya ) dan SARIFAH FATIMAH ( Mak saya )


Terima kasih kepada abang saya dan adek saya

ANDRI S WANDY, LIDIYA S WANDY, AHMAD SYAHRI FADLI


Terima kasih saya ucapkan kepada

Dosen Pembimbing I : Dr. Ahmad Ridwan, M.Pd.I


Dosen Pembimbing II : Dr. Tuti Indriani. M.Pd.I

Dan terima kasih untuk seluruh sanak keluarga dan kerabat yang telah mendukung dan
membantu saya selama ini dan terima kasih untuk sahabat dn teman seperjuangan Jurusan
Pendidikan Agama Islam Angkatan 2016 dan teman class music Bahana Tanah Pilih Kota
Jambi dan Bahana Gita A-Huriyyah Ponpes As‟ad Kota Seberang Jambi dan Alumni
PDBI MJ. Saya ucapkan terima kasih.

ix
MOTTO

ِ‫ٱَللم إِ ّن‬ ِّٰ ‫منف ِس ِه ِْم مما يُغمِّيُواِ مح‬


ِّ ‫ّت بِمق ْومِ مما يُغمِِّيُ مِل‬ ِّ ِ‫ل ُسوءًا بِمق ْوم‬
ُ ‫ٱَللُ أ ممر مِاد موإِ مذاِ ِۗ ِِب‬ ِ‫مَلُم مومما ِۗ لمهُۥ مممرِّد فم م‬

‫موالِ ِمن ُدونِِهۦ ِّمن‬

Artinya : „„ sesungguhnya Allah tidak merubah keaadaan suatu kaum sehingga


mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri dan apabila allah
menghendakin keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat
menolaknya dan sekali-kali tidak ada perlindug bagi mereka selain Dia.‟‟(Q.S.Ar-
Ra‟d : 11).

x
KATA PENGANTAR
ِِّٰ ‫حم ِن‬
‫ٱَلل بِ ْس ِم‬ ٰ ْ ‫ٱلّرِحي ِم ٱلّر‬

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul :
“Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang Dalam
Meningkatkan Perilaku Keagamaan Kecamatan Danau Teluk Provinsi
Jambi”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan
tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Prof. Dr. H Su‟aidi, MA., Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Fadhilla M.Pd sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Risnita M.Pd sebagai Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Najmul Hayat S.Ag, M.Pd.I sebagai Wakil dekan II Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Dr. Yusria S.Ag, M.Pd.I sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

xi
6. Mukhlis S.Ag, M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
7. Dr. Ahmad Ridwan, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Tuti
Indriani M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang dengan ikhlas telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan, motivasi dan nasehat demi terselesainya skripsi
ini.
8. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terkhusus kepada PAI-E. Semoga kesuksesan
senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga kakak angkatan
maupun adik angkatan yang turut serta memberikan semangat dan
dukungan.
Teristimewa kepada Ayah ( Meirison ) dan Mak ( Sarifah Fatimah ) yang
senantiasa mendidik, membimbing, memotivasi dan mencurahkan kasih
sayangnya yang begitu tulus demi tercapainya cita-cita penulis. Adik-adik dan
Abang dan segenap keluarga dan saudara yang telah memberikan semangat dan
dorongan kepada penulis. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi, penulis mengucapkan terima kasih, semoga bimbingan dan
bantuan yang telah diberikan menjadi amal di sisi Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan hikmah
dan manfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin ya
Rabbal ‘Alamin.

Jambi, Maret 2020


Penulis,

xii
Riyan S Wandy
TP.161579

ASBTRAK
Nama : Riyan S Wandy
Nim : TP 161579
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang
Dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Kecamatan Danau
Teluk Provinsi Jambi
Skripsi ini dilatar belakangi oleh pertama masyarakat danau teluk yang
melanggar adat budaya Melayu Jambi yang berdasarkan adat basendi syara, syara
basendi kitabullah seperti masyarakat mudah masih ada memakai celana pendek
di luar lingkungan atau membuka auarat tidak sesuai dengan adat Melayu Jambi
yang basendi syara, syara basendi kibaullah.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku keagamaan masyarakat
melayu Jambi kota seberang, mengetahui dan memahami tentang Adat dan
budaya Melayu Jambi kota seberang dalam meningkatkan perilaku keagamaan,
dan mengetahui perkembangan Adat dan budaya masyarakat melayu Jambi kota
seberang dalam perilaku keagamaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dan
jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field recearch). Sumber data
dari penelitian ini terdiri dari data primer yaitu: koko Adat, data sekunder yaitu: Ketua Rt.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara,
data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adat dan budaya melayu Jambi kota seberang
dalam meningkatkan perilaku keagamaan yaitu dengan adanya eco pake jangan keluar
dair pada Adat istiadat dan pertama mengadakan eluk antar dalam implementasi Adat itu

xiii
tersebut seperti mengatasin permaslahan itu memakai hukum Adat dan hukum Adat itu
tidak bisa di ubah-ubah karena Adat basendi syara‟ syara basendi kitabullah.

Kendala dalam meningkatkan keagamaan dan Adat budaya yaitu ahklak dan
kepribadian kurang tidak menghormatin atau melanggar hukum Adat.

Solusi dalam menerapkan perkembangan Adat dan budaya yaitu dengan adanya
pengajian, perceramahan, belajar ilmu tasawuf, dan fiqh.

xiv
ASBTRAK
Nama : Riyan S Wandy
Nim : TP 161579
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang
Dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Kecamatan Danau
Teluk Provinsi Jambi
This thesis is based on the background of the first people who violate the
Jambi Malay cultural customs which are based on the basendi syara custom, syara
basendi Kitabullah like the easy people who still wear shorts or open auarat is not
in accordance with Jambi Malay custom which is basendi syara, syara basendi
kibaullah.
The purpose of this research is to find out the religious behavior of the Jambi
Malay community in the opposite city, to know and to understand about the adat
and culture of Jambi Malay culture in the opposite city in increasing religious
behavior, and to know the development of the adat and culture of the Jambi Malay
community in the opposite city in religious behavior.
The method used in this research is descriptive qualitative method, and the
type of research used is field research (field recearch). Sources of data from this
study consisted of primary data, namely: traditional shops, secondary data,
namely: the Chairman of Rt. While the data collection techniques used were
observation and interviews, the data that had been collected were then processed
by data reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results of the research show that the traditional and Malay culture of Jambi
city across the country in increasing religious behavior, namely the existence of
eco-use, do not come out of the Customs and firstly, making fun between the
implementation of Adat is like overcoming problems using customary law and

xv
customary law that cannot be avoided. change because of the custom of basendi
syara 'syara basendi Kitabullah.
Obstacles in increasing religious and cultural customs, namely the lack of
character and personality do not respect or violate Customary law.
Solutions in implementing Indigenous and cultural developments are the
presence of recitation, hospitality, learning Sufism, and fiqh.

xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………i
NOTA DINAS…………………………………………………………………...ii
PENGESAHAN…………………………………………………………………iv
KARTU KONSULTASI………………………………………………………..v
PERSEMBAHAN………………………………………………………………vii
MOTTO…………………………………………………………………………ix
KATA PENGATAR…………………………………………………………….x
ABSTRAK………………………………………………………………………xii
ABSTRAK……………………………………………………………………...xiv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. I
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… I
B. Identifikasi Masalah Dan Batasan Masalah………………………….. 3
C. Rumusan Masalah……………………………………………………. 3
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 4
E. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Adat dan Budaya Melayu Jambi……………………………… 5
B. Keadaan Melayu Jambi Purba ……………………………................... 5
C. Asal Orang Melayu Jambi …………………………………………… 7
D. Jenis Adat Nan 4 (Empat)…………………………………………….
11
E. Sumber Adat dan Syark Nan Empat…………………………………..
13
F. Asal Adat Basendi Syarak Nan 5……………………………………....
14

xvii
G. Ada Serba 9 (Sembilan)……………………………………………….
16
H. Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang………....
17
I. Tentang Prilaku
Keagamaan………………………………………….......22
J. Peran Adat dan Budaya Melayu Jambi Kota seberang………………... 25
K. Penerapan Prilaku Keagamaan……………………………………….... 27
L. Menta‟ati Rambu Perjalanan Spiritual………………………………… 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian……………………………………. 30
B. Setting dan Subjek Penelitian………………………………………… 30
C. Jenis dan Sumber Data……………………………………………….
31
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………
33
E. Teknik Analisis Data………………………………………………….
35
F. Keabsahan Data………………………………………………………. 36
G. Jadwal Penelitian……………………………………………………….. 40
BAB IV TEMUAN DA PEMBAHASAN
A. Temuan umum
1. Sejarah Keagamaan, Pendidikan dan
Kebudayaan…..……………….43
2. Tempat-tempat Wisata
Religi………………………………………...45
3. Ciri Khas Budaya dan Kerajinan……………………………………..46
4. Profil Kecamatan Danu Teluk………………………………………..47
5. Kondisi Monografi…………………………………………………...48
6. Misi dan Visi Kecamatan Danu Teluk……………………………….49
7. Gambaran Umum…………………………………………………….49

xviii
8. Kondisi Demografi…………………………………………………...50
9. Tugas Pokok dan
Fungsi……………………………………………...50
10. Tujuan dan
Sasaran…………………………………………………...51
11. Struktur Organisasi Sumber Daya
Manusia…………………………..51
12. Tata Tertib dan Kode
Etik…………………………………………….56
13. Moto
Pelayan…………………………………………………………58
14. Inovasi Unit
Kerja…………………………………………………….58
15. Data Jumlah Kunjungan Perbulan……………………………………59
16. Maklum Pelayanan…………………………………………………..59
B. Temuan Khusus
1. Bagaimana Implementasi Adat dan Budaya Melayu Jambi Kota
Seberang Dalam Meningkatkan Perilaku
Keagamaan………………..59
2. Kendala Dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan dan Adat Budaya
Masyarakat Jambi Kota
Seberang…………………………………….63
3. Solusi Dalam Menerapkan Perkembangan Adat dan Budaya
Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang Dalam Perilaku
Keagamaan………….65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………70
B. Saran……………………………………………………………………...71
C. Kata Penutup……………………………………………………………..72
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...
LAMPIRAN LAMPIRAN

xix
Lampiran 1: Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 2: Informan

xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan Melayu jambi adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah etnis Melayu Jambi. Terjadinya asimilasi antara kebudayaan tua di
provinsi Jambi dengan hadirnya kebudayaan baru menjadikan pergeseran nilai-nilai
kebudayaan itu sendiri, yang mana setiap kebudayaan itu bersifat dinamis akan
perubahan, bahkan mungkin hilang sama sekali. Penyebabnya adalah perkembangan
kebudayaan, pengaruh budaya luar, kurangnya kesadaran masyarakat, dan lemahnya
jiwa kebudayaan para remaja sebagai generasi penerus nilai-nilai kebudayaan yang
telah terjadi di Provinsi Jambi dari masa ke masa.

Menurut Arnold J. Toynbee, terdapat 3 aspek penyebaran budaya yaitu; (1)


Kekuatan untuk menembus suatu kebudayaan berbanding terbalik dengan nilainya,
misalnya masuknya nilai-nilai religius dalam pengaruh pola kebudayaan yang
berada di masyarakat, (2) Jika suatu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur
budaya lainnya, (3) Unsur budaya di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi
berbahaya bagi masyarakat lainnya yang di datanginya, misalnya peralihan
masyarakat Melayu kuno Jambi yang menganut Budha hisme justru melarikan diri
ke hulu sungai Batanghari, akibat masuknya nilai-nilai ajaran Islam, hal ini terjadi
karena masyarakat Melayu kuno terus mempertahankan kebudayaannya dan
mempertahankan nilai-nilai sebagai suatu adab dan kepercayaan yang telah lahir
secara turun temurun.

Di dalam sisi lain perkembangan kebudayaan Melayu Jambi sangat dominan di


pengaruhi oleh ajaran syari‟at islam kemudian tumbuh menjadi prilaku budaya
masyarakat sebagai identitas melayu jambi (culturalconcept), tercermin dalam
prilaku keseharian bahasa dan kesusastraan potensi memlayu jambi dalam seloko
adat, pakaian adat, dan ritual pernikahan, ijab Kabul, dan aqidah.

1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2

Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujud dari
pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman perilaku keagamaan, serta pengalaman perilaku
tersebut dalam kehidupan individual atau pun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan
potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi
kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Begitu sampai di
Sekoja, tidak akan merasa di dalam kota, namun terasa berada di tengah
perkampungan tradisional. Sekoja memang seperti kampung di tengah Kota. Jika
anda ingin melihat masyarakat Melayu Jambi disinilah tempatnya, disini mereka
masih menjaga tradisi secara turun temurun.
Berdasarkan penelitian awal di lapanga yaitu dengan adanya (grand tour)
terdapat masyarakat yang melanggar adat budaya Melayu Jambi yang berdasarkan
basendi syara‟ syara basendi kitabullah seperti masyarakat muda yang masih ada
memakai celana pendek atau membuka auarat tidak sesuai dengan adat Melayu
Jambi yang basendi syara‟ syara basendi kibaullah. Dan begitu juga dengan
prempuan masih ada yang tidak memakai busana muslim yang menutup aurat, tidak
berjilbab, memakai celana pendek, berbaju ketat, memakai perhiasan yang
mencolok. Masyarakat dan pemuda ditemukan masih banyak berkeliaran pada saat
masuk waktu azan magrib berkumandangan bahkan di antara mereka ada yang tidak
melaksanakan sholat. Observasi yang dilaksanakan dalam penelian untuk
memperoleh data penelitan tentang adat dan budaya Masyarakat Melayu Jambi
dalam perelaku keagamaan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


3

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti
lebih jauh bagaimana adat melayu jambi kota seberang terhadap meningkatkan
perilaku keagamaan yang penulis angkat dalam Skripsi yang berjudul : ”ADAT
DAN BUDAYA MASYARAKAT MELAYU JAMBI KOTA SEBERANG
DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN”.

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah


Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang kiranya
sangat penting untuk dikaji secara mendalam dan peneliti memberikan batasan
dalam penelitian ini mengenai: potensi masyarakat dalam keagamaan di Seberang
Kota Jambi, tanggapan, perilaku dan sikap dari masyarakat dalam mengelola
potensi budaya melalui program pendekatan masyarakat supaya bisa
mempengaruhi masyarakat dengan meningkatkan kehidupan sosial dan
kesejahteraan masyarakat di Seberang Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan
pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi adat dan budaya Melayu Jambi kota seberang dalam
meningkatkan perilaku keagamaan?
2. Bagaimana kendala implementasi perkembangan adat dan budaya masyarakat
Melayu Jambi kota seberang dalam perilaku keagamaan?
3. Bagaimana solusi dalam menerapkan perkembangan adat dan budaya
masyarakat Melayu Jambi kota seberang dalam perilaku keagamaan?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Mengetahui perilaku keagamaan masyarakat elayu jambi kota seberang
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang adat dan budaya Melayu Jambi
kota seberang dalam meningkatkan perilaku keagamaan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


4

3. Untuk mengetahui perkembangan adat dan budaya masyarakat melayu jambi


kota seberang dalam perilaku keagamaan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memperkaya pemahaman akan konsep dan teori dalam pengembangan
keagamaan atau nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat tentunya
dengan cara pergaulan.
b. Mempertajam aplikasi teori-teori tentang meningkatkan nilai-nilai keislaman
dan pengetahuan tentang budaya masyarakat.
c. Dapat memahami adat istiadat melalui jambi
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai
sumber bacaan untuk perpustakaan, khususnya Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan apabila penelitian yang sama
diadakan pada waktu-waktu mendatang dan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan ataupun referensi bagi penelitian yang akan datang.
c. Dapat dijadikan sumber-sumber yang terkait dengan ajaran syari‟at islam.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep adat dan budaya Melayu Jambi
Apabila berbicara akan sebuah konsep maka selalu berkaitan dengan perubahan.
Perubahan berkaitan erat dengan perkembangan dalam ruang Hukum Adat adalah
Hukum Non Statuir yang berarti Hukum Adat pada umumnya memang belum atau
tidak tertulis. Oleh karena itu dilihat dari mata seorang ahli hukum memperdalam
pengetahuan hukum adatnya dengan pikiran juga dengan perasaan pula. Jika dibuka
dan dikaji lebih lanjut maka akan ditemukan peraturan-peraturan dalam hukum adat
yang mempunyai sanksi dimana ada kaidah yang tidak boleh dilanggar dan apabila
dilanggar maka akan dapat dituntut dan kemudian dihukum.

B. Keadaan Melayu Jambi Purba


Menurut adat lamo pusako usang “Alief ado Mim tajadi, bismillah mulonyo
kalam, Rasulummin Allah namo ujud”, tinggi bahu batimbun bangkai, skuok
pinggang telago daralh, surut kepado kebenaran Adat Basendi syarak, syarak
Basendi kitabbullah, Hukum Melayu Jambi.
Kalua ndak tau elok nasi
Cubo raso atah padi
Kalua ndak tau elok Jambi
Cubo baco sejarah Jambi
Malam gelap bawo suluh
Hidup nyalo api pelito
Dalam Adat agamo teguh
Hidup jayo mati sempurno
1. Asal Orang di Bumi
Allah ciptakan alam raya ini selama enam masa,”QS.Al-A‟raf 7:54. Allah
ciptakan bumi dan langit dalam enamm masa”, Mulanya berupa Uap, lalu
menjadi ayek dan membeku, maka di edakkan (bigbang) Allah langit basentak

5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6

naik, bumi, matahari, bulan, bintang, dan planet lain atas izin Allah terletak di
tempatnya masing-masing. Izza aroda syaian aiyaqula lahu kunfayakun. Bila
Allah berhendak sesuatu, Allah perintahkan, jadilah. Maka terjadilah ia,
(QS.yasin 36.82)‟‟. Menurut ahli geolgi bumi ini baru berumur 5 milyar tahun
dan manusia ada dibumi sejak 100.000, yang lalu. Proses asal di Jambi mulai
dari Adam dan Hawa yang kisahnya sebagai berikut: bahwa huruf Alif di
sebut dalam 104 buah kitab, turun kepada Nabi dan Rasul. Huruf Alif itu
mempunyai nur yang menyatakan “Keesaan Allah”, dari nur Allah itu tercipta
“Nur Muhammad”, di dalam Nur Muhammad itu terkait segalo persoalan
orang muslim yang mendapat hidayah dari Allah.
Allah berfirman,‟‟Innijaa’ilum Filardhi khilofah ‘’sungguh Aku akan
menjadikan kholifah dimuka bumi (QS. Baqarah 2.30)‟‟. Malaikat Jibril
ditugaskan untuk bumi Surga, bumi ka‟bah, bumi arofah, bumi Baitul, bumi
Madinah dan bumi Hindi, Tanah itu diaduk dengan Air, Api, dan Angin, maka
terciptala limbago Adam ruh Adam ditiupkan Allah dan sanubari adam
disimpan Nur Muhammad yang mengandung agama, iman, islam meng
‟‟ESO‟‟ kan Allah Adapun ma‟rifat nur alip disebut Insyan Kamil, dari nur itu
terlukis segala alam semesta ini melalui panca indera yang lima. Penglihatan,
pendegaran, penciuman, perasa, dan pengacapan.
Allah ciptakan Siti Hawa sebagai isteri Adam dari tulang rusuknya,
tempat berbagai suka duka, berdomisili dalam surge selama 500 tahun, tetapi
Iblis pendengki dengan sombong berkala “Aku dari Api Adam dari tanah”,
Iblis membuat tipu daya bujuk rayu dan umbuk umbai, Adam dan Hawa
terjerumus memakan buah kholdi yang di larang, maka jadi manusia berdo‟a
tinggal dalam surga. Sedangkan surga bukan tempat orang berdosa, keduanya
di usir Allah kebumi, ratusan tahun Adam dan Hawa berpisah, akhirnya
bertemu di jabal rahmah „arofah, Siti Hawa berkubur di jedah.
Di bumi Adam dan Hawa beranak pinak, bacucu, bapiut sampai kiamat,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


7

anaknya banyak, ada yang berkata 30, 41, 00. Orang, tiap lahir selalu
berpasangan, kecuali Sis setelah anak Adam dewasa du kawinkan secara
basilang, dan Sis tidak punya paangan, Sis bertanya siapa isterinya…? Adam
dan Hawa tidak menjawab, kecuali hanya berdo‟a kepada Allah, do‟anya
terkabul, Sis di beri Allah seorang isteri dari surge bernama “Inderajati”, dari
keturunan mereka orang yang akan jadi rajo di muka bumi ini sampai kiamat
nanti. Apo io….? Wallahu „alam,
Kisah Sis sangat istimewa, suatu hari Sis dibao Malaikat terbang di
angkasa, berputar-putar meliuk-liuk bagai Elang menyonsong angina, bertiup
angin kencang dari surga, di bumi babunyi gong, gendang, genderang,
seruling, serunai, kecapi, gegap gempito. Terkembang “payung ubur-ubur
serlindung bumi” di setiap penjuru, bersorak sorai anak bidadari di surga,
melihat Sis. Berhembus pula bao yng harum dari surga. Maka Malaikat turun
memapah Sis. Maka tiada henti pula Adan dan Hawa berzikir memuji Allah.
Di bukit qoof tampak tabentang “Panji Selindung Hawa” putih bersih bagai
buweih di lautan.
Maka tiba-tiba laut berombak kencang, Ikan Nun muncul di permukaan,
bumi di goncang gempa dasyat, saat itu Malaikat menyebarkan anak cucu
Adam keseluruh penjuru bumi, begitu lah asal mula orang ada di muka bumi
ini, wallahu‟alam.
C. Asal Orang Melayu Jambi.
Sejak Adam dan Siti Hawa ada di bumi, keturunannya menyebar secara evolusi
keseluruh muka bumi, sampai ke Tanah sabingkah payung sekaki, ayeik setitik
telago rahmat pucuk 9 (Sembilan) lurah, di huni manusia sejak 5000-10.000 SM. Di
buktikan ada tinggalan budaya manusia purba sepanjang bukit barisan, banyak
tinggalan budaya Neo Litchicum, Micro Litchicum seperti batu-batu kecil ujung
panah, pisau, tombok, pecahan periuk dan tembikar sekitar Danau Kerinci, batu-
batu selendrik, batu bilah, meja batu, kapak batu, alat berburu, banyak ditemui
sekitar Guo Tiongko Sungai Manau, Renah Kemumu Sekhampeih. Di Gunung

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


8

Kerinci, Gunung Masurai, ditemukan buli-buli, buci-buci tanah sebagai kuburan


tempat menyimpan abu jenazah manusia purba.
Manusia purba datang secara bergelombang dari Hindia belakang, dari
keturunan mereka lahir Ras Austronesia, Melayu Polinesia, Ras Melayu Tuo (Proto
Malaires), Ras Melayu Mudo (Deotro Malaires), mereka asal nenek moyang Orang
Melayu Jambi, yang mendiami daerah pegunungan dan daerah aliran sungai di
pucuk Jambi 9 lurah ini.
Dari keturunan Orang Melayu Jambi itu, lahir suku-suku di kawasan tanah
tartent, yang batas-batasnya tunduk kepada hukum adat, di sebut Prof.H.Idris
Dja‟far,SH, dengan kukuban hukum Adat, itulah asal Orang Melayu Jambi yaitu:
Orang Kerinci, Batin, Bajau,yang biasanya mendiami daerah gunung, diduga
berasal Melayu Tuo mereka datang antara tahun 500-2500 tahun SM. Orang
Penghulu, suku pindah, suku Melayu Jmabi, berdiam di daerah pantai, diduga dari
Melayu muda mereka datang anatara tahun 250-1000 SM, demikian juga Suku
Bangsa Dua belas

Adapun orang kubu “Ba-adat dewek pusako mencil” hidup di hutan secarasuko
mebangun berpindah tempat, mereka tidak tunduk kepada Adat basendi syarak, dan
tidak peduli baik buruk daerah Jambi, mereka hidup tergantung kepada alam,
“Orang Kubu bukan Orang Jambi, tetapi warga dan penduduk Jambi, begitu
menurut hukum Adat Melayu Jambi”. Orang kubu daerah Sarolangun Bangko
berasal dari Rejang Rupit pelarian dari perang Jambi dengan pengacau Rejang Rupit
dikenal dengan musuh Rejang musuh Rupit tahun 1520-1524M, didebut juga orang
Tumpang Balik Muko.

Orang kubu daerah Bungo Tebo adalah berasal dari Minangkabau Suku Paling
dan Caniago, mereka datang karno mencari Dt. Ketumanggungan atas perintah
Adityawarman Rajo Penagaruyung 1347-1377M. Karno dicari tidak dapat, tidak
betemu tukap khunutnya, tidak betemu rimbo dan kuburannyo maka mereka tidak
berani kembali ke Pengaruyung.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


9

Akhirnya mereka masuk hutang rimbo ratusan tahun dan beranak cucu, bahasa, adat
istiadat sesuai tempat mereka tinggal, Dt.Batuah Sango-Tam, cet,ke5,hal-73-74.
Orang kubu daerah Btang hari berasal dari Palembang, tetapi ada pendapat yang
menyatakan bahwa Orang Kubu adalah masyarakat asli Jambi terkait Melayu kuno
dan Sriwijaya (Fachrudin Saudagar, profil MHAT Nusantara, hal 99). Jadi orang
Jambi berasal dari keturunan Ras Melayu tuo dan mudo melahirkan suku-suku yang
mendiami kawasan tanah termasuk sungai tenang, sekhampeih dan Wilayah Luak X
VI, batas wilayah tunduk kepada hukum Adat ditentukan mereka yang bebateih
langsung dan disetujui oleh Rajo Jambi, hal itu yang disebut Prof.H.Idris Dja‟far,SH
dengan kukuban hukum Adat mereka dari Melayu tuo (Proto Melayu) dan Melayu
muda (Deutro Melayu) asal Orang Melayu Jambi sebagai berikut:
1. Orang Kerinci.
Batin, Bajau, termasuk Orang sungai tenang Skhampeih, biasanya
mendiami daerah pegunungan diduga berasal dari Melayu tuo (Proto
malayres) mereka datang ke Sumatra secara bergolombangan antara tahun
5000-10.000 SM.
2. Orang Penghulu.
Suku pindah, suku Melayu Jambi yang biasanya mendiami daerah
pantai diduga berasal dari Melayu muda (Malayres Deotro) mereka datang
secara bergelombangan ke pulau Sumatra antara tahun 2500-5000 SM.
3. Suku Bangsa Dua Belas.
Ditambah para pendatang, menjadi penduduk Jambi, mereka datang
masa Melayu muda (Proto malayres) antara tahun 2500-5000 SM.
4. Orang jambi.
Orang Jambi adalah warga Jambi dan penduduk Jambi tinggal di Jambi
untuk waktu lama,” Tunduk kepada Adat basendi syarak, syarak basendi
kitabullah, dikurung petang dilepas pagi, tinggi dikadah rendah dikutung,
kelam disuluh terang disigi, diberi kaji baca oleh pemangku Adat dan syarak.
Adat di isi limbago, dimana bumi di pijak di situ langit di jujung, dimana

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


10

tambilang tercacacat di situ tanaman tumbuh, dimana ranting patah di situ


ayeik disauk, menarik garis keturunan melalui kedua orang tua, disebut jangko
Adat “orang tuo nan beduo, ninek nan berempat, puyang nan delapan”,
berbudaya dan berbahasa Melayu Jambi.
Datang baik sama baimbau datang buruk samo bahamburan, peduli baik
buruknya daerah Jambi, bangga bila anak Jambi berprestasi, sedih bilo anak
atau daerah Jambi dapat musibah bemcana, ikut berjuang agar tercipta Adil
makmur Hidup jayo mati sempurno.
5. Warga Jambi.

Warga Jambi adalah orang yang tinggal di Jambi tidak tunduk kepada
Adat basendi syarak, syarak basendi kitabullah, tidak dikurung petang di lepas
pagi, tinggi tidak di kadah rendah tidak dikutung, kalam tidak di suluh terang
tidak disigi, tidak di beri kaji baca oleh pemangku Adat dan syarak mereka
bawa cepak gantang Adat istiadat sendiri “Beadat dewek pusako mencil”
kurang peduli dengan kemajuan Jambi, karena yang penting kebutuhan
kelompoknya sendiri. Tanah jambi dihuni mudah tempuh sedega lalu secara
adat bukan orang Jambi. Kalau perintah kurang arif, bukan tidak mungkin jadi
bom waktu perpecahan tidak diharapkan. Maka saya numpang mengimbau
semua teman, sanak saudara nan tinggal di Jambi.

6. Penduduk Jambi.
Penduduk Jambi adalah orang tau warga, sekedar tinggal tercatat jadi
penduduk Jambi tidak tunduk kepada Adat basendi syarak, syarak basendi
kitabullah, tidak di kurung petang di lepas pagi, tinggi tidak di kadah rendah
tidak di kurug, kalam tidak di suluh terang tidak di sigi, tidak di beri kaji
baca oleh pemangku Adat dan syarak. Secara Adat memisahkan diri dengan
orang Jambi, jadi kalua orang Jambi pasti warga jambi dan pasti pnduduk
Jambi, kalua warga Jambi adalah penduduk Jambi tetapi belum tentu orang
Jambi, orang Jambi ikut pepaa dengan iyuo, punyo rumah sedepo setumbi,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


11

walau berbeda status Adat dan Agama tidak ada masalah asal bisa
menyesuaikan diri dengan hukum Adat Melayu Jambi. Karna yang dilarang
dalam hukum adat adat Jambi, adalah beadat dewek pusako mencil
sendirian, ini musuh negeri baik seorang atau banyak tidak terdaftar jadi
tumbi (kk), tidak keno pepa dengan iyuo dalam satu kampung, tidak
dikurung petang dilepas pagi pemangku adat.
Tetapi bertani umo ladang ditanah wilayah kampung tanpa izin, atau didekat
kampung tanpa beri tahu keberadaan mereka, igkar kepada rajo tidak tunduk
kepada pemangku adat. Orang ini di anggap cangkang budi, menjadi rajo
dikampung, jadi orang timpang balik muko, kijang batunduk tigo, jadi
musuh kampung, ado wargo kehilangan barang dio diduga pencurinyo, ado
orang dirampok, ado orang terbunuh, dio diduga pembunuhnyo. Jadi itulah
sebab wajib punya tempat domisili, negara mewajibkan setiap orang punya
kartu tanda penduduk (KTP). (Muchtar Agus Cholif,SH 2019 hal. 33-39)

D. Jenis Adat Nan 4 (Empat)


Seperti disebutkan dalam buku (Muchtar Agus Cholif,SH 2019 hal. 122-126)
1. Rahasia Tuhan Nan Empat
a. Langkah, manusia daka tau langkah kaki,
b. Rizki, manusia tidak tau berapa rizki dating,
c. Pertemuan, manusia tidak tau yamg ditemui hidupnya‟
d. Maut, manusia dak tau kapan, cara matinya
2. Unsur Kejadian Nan Empat.
a. Unsur dari tanah,
b. Unsur dari api
c. Unsur dari angin,
d. Unsur dari air,
3. Pakaian Nan Empat.
a. Ingat Allah pencipta manusia kepadanya kembali.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


12

b. Ingat akhir hidup mati, tubuh cantik untuk cacing


c. Lupakan kejahatan orang, supaya hilang dendam.
4. Orang Nan Empat.
Sebelum alam ado, ado yang „‟So‟‟ itu Allah, bersifat kasih ciptakan alam dan
manusia, orang nan empat:
a. Orang cerdik,
b. Orang pandai,
c. Orang keras,
d. Orang juaro tengah balai,
5. Cara Berpikir Nan Empat.
a. Ada orang tau, ia sadar ia tau, itu orang pandai.
b. Ada orang tau, ia tidak tau, itu orang tidur.
c. Ada orang tidak tau, sadar ia tidak tau, orang bodoh.
d. Ada orang tidak tau, tidak sadar ia tidak tau, pandier.
6. Kato Limabago Nan Empat.
a. Kato pusako, itu adat dab undang laksanakan saja,
b. Kato mupakat, kata bersama yang disetujui bersama.
c. Kato dahulu ditepati, laksanakan sesuai janji.
d. Kato kemudian kato dicari, ada sebab buat yang baru.
7. Kato Mupakat Nan Empat.
a. Buwek buatan,
b. Pantang larang,
c. Adat dan syarak,
d. Undang purbakolo,
8. Kato baadat Nan Empat.
a. Kato menurun, berkata kepada yang dibawah.
b. Kato mendaki, berkata pada yamg diatas.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


13

c. Kato mendatar, sama derajatnya (sama besar)


d. Kato melereng, kepada martua, ipar besan.
9. Kato Sifat Nan Empat.
a. Kato Rajp melimpah,
b. Kato Tuo penuh pertimbangan,
c. Kato Ulama berhkikat,
d. Kato Dubalang mengeras,
10. Undang Nan Empat.
a. Undang Rajo mengatur pemerintah.
b. Undang Kampung, mengatur wilayah.
c. Undang Larik jajuo, mengatur penduduk.
d. Undang duo puluh, mengatur larang pantang.
E. Sumber Adat dan Syarak Nan Empat.
1. Sumber Syarak Nan Empat.
a. Al-qur‟an
b. Hadis Nabi
c. Ijtihad, ijma‟ mujtahidin.
d. Qias, bandingan hukum.
2. Sumber Adat Nan Empat.
a. So Allah.
b. Duo tunggu alam, Adat, Syarak.
c. Tigo tunggu negeri, pucuk Undang Nan limo
d. Adat nan empat
3. Sifat Tabung Inan Empat.
a. Tabuang sirih, dijatuhi hukum sampai dibayarnya.
b. Tabuang biduk, hukum jatuh tidak mau bayar.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


14

c. Tabuang hutang, dihukum lagi baru sadar.


d. Tabuang daki, hukum berat, harta dirampas, diusir.
4. Sifat Hukum Nan Empat.
a. Hukuman tengah batang, jauh kesepakatan Lid.
b. Hukuman peneliti batang, Lid tidak sepakat.
c. Hukuman diguling batang, bukti cukup Lid sepakat.
d. Hukum dibalik batang, tanpa diperika
5. Adat Nan Empat (UUD).
a. Adat seberna Adat, Sunnah Allah dan Rasul.
b. Adat tang teradat, sifat yang melekat atas ciptaan Allah.
c. Adat yang diadatkan hasil kato mupakat.
d. Adat istiadat budaya manusia.
6. Sifat Pemimpin Nan Empat.
a. Sidik, benar sekali dak benar seumur dak percayai.
b. Amanah, wajib disampaikan kepada yang berhak.
c. Fathonah, cerdas, letakkan suatu sesuai tempatnya.
d. Tabligh, sampaikan secara terang atau sembunyi.
F. Asal Adat Basendi Syarak Nan 5.
1. Pucuk Undang Nan Limo (dasar negara Mly).
a. Titien treih tango batu.
b. Cemin gedang dak kabur.
c. Lantak dalam dak goyah kaping dak tagensuo.
d. Kato mupakat,
e. Dak lapuk dek hujan dak lekang dek paneih.
2. Hukum Nan Limo.
a. Hukum orang.
b. Hukum perikatan.
c. Hukum waris.
d. Hukum perkawinan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


15

e. Hukum Tanah Rimbo dan Ayeik.


3. Rukun Islam Nan Limo.
a. Mengucapkan dua kalimah syahadat.
b. Mendirikan sholat lima waktu.
c. Membayar Zakat dan Infak
d. Mengerjakan Puasa dibulan Romadhon.
e. Mengerjakan Haji ke Mekah kalua mampu.
4. Dasar Negara Nan Limo.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan.
e. Keadilan sosial begi seluruh rakyat Indonesia.
5. Hukum Adat Melindungi Nan Limo.
a. Adat lindungi nyawa manusia, nyawa balik kerajo.
b. Adat lindungi tubuh manusia, tidak boleh disakiti.
c. Adat lindungi harta manusia, tidak boleh dirampas.
d. Adat lindungi martabat manusia, orang dihormati.
e. Adat limdungi libido sekssualis tiap orang.
6. Panca Indra Nan Limo.
Penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, pengecapan.
7. Hukum Islam Nan Limo.
a. Wajib, pahala dikejarkan, dosa ditinggalkan
b. Sunnah, pahala dikejarkan, tidak dosa ditinggalkan.
c. Haram, dikejarkan berdosa, ditinggalkan pahala.
d. Makruh, pahala tinggalkan, dak berdosa dikerjakan.
e. Mubah, boleh kerjakan atau boleh tidak dikerjakan.
8. Sifat Pelanggaran Nan Limo.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


16

a. Adat sumbing, perlu dititip.


b. Limbago kupak, perlu ditambal.
c. Cermin kabur, perlu dibersihkan biar bening.
d. Lantak goyah, dipukul supaya dalam dan kuat.
e. Kaping tagenso, perbiki agar masyarakat tertib.
G. Adat Serba 9 (Sembilan)
1. Pakaian Nan Sembilan
a. Perahu panjang sembilan penuh luan sesak kemudi disebut.
b. Rumah gedang Sembilan ruang selajang kudo berlari disebut.
c. Besi angkus Sembilan biso, biso turun dari langit disebut.
d. Keris singo rintik, besi diambil dari Sembilan kapal disebut.
e. Sedah termakan adum Sembilan, Sembilan tahun Sembilan bulan.
f. Hukum Adat Sembilan pucuk.
g. Depati Sembilan tiang pumpung Muaro siau.
h. Pucuk Jambi Sembilan lurah, karena Sembilan sungai.
i. Ibu mengandung anak Sembilan bulan sembilan hari.
j. Nabi Yusuf bermimpi melihat Sembilan bintang.
k. Lambang NU Sembilan bintang.
2. Rahasia Tuhan Nan Sembilan.
a. Aral yang menghalangi sesuatu.
b. Azal kejadian di alam yang tidak tampak di mata.
c. Petako kapan saja musibah datang menimpa.
d. Keramo keburuntungan dalam sesuatu hal.
e. Judul janji akibat dari yang ditemui, kita sepakati.
f. Lanhakah perjalanan hidup mnusia baik atau buruk.
g. Rizki berapa kebaikan di beri oleh Allah pada Manusia.
h. Pertemuan apa saja yang di jumpai orang dalam hidup.
i. Maut diman, cara mati (itu rahasia dari Allah).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


17

H. Adat dan Budaya Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang

Jambi kota seberang merupakan salah satu kampung tertua di jambi yang terletak
di kecamatan pelayangan, dan kecemata danau teluk. Kampung ini terkenal sebagai
kampung santri. Kampung jambi kota seberang merupakan gambaran perpaduan
tiga budaya tiogghoa, arab, melayu yang menjadi cekal bakal berkembangannya
kebudayaan masyarakat jambi dengan adanya perpaduan dari arab melayu
menunjukkan adanya budaya yang memiliki kearifan lokal budaya.

Dan dulunya adat istiadat Jambi kota Seberang kalau memakai celana pendek
atau dasar dibilang kupas atau penggawai belanda tidak memakai kepiya dibilang
orang belanda dan jaman dulunya kalau perempuan pada siang hari tidak ada keluar
rumah dan prempuan keluar rumah ada jamnya seperti acara penganten itupun pada
malam hari dan ketika prempuan hendak mandi disunggai tu la jadwal prempuan
keluar rumah. Wawancara toko adat (Ibramhim Somech).

Adat istiadat merupakan kumpulan tata kelakuan atau kebiasaan yang kekal,
diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi. Adat istiadat menurut Soekanto
(2011:73) mempunyai ikatan dan pengaruh yang kuat dalam masyarakat, kekuatan
mengikatnya tergantung pada masyarakat yang mendukung adat istiadat tersebut
yang terutama perpangkat tolak pada perasan keadila. Adat istiadat ini merupakan
ekspresi dari kebudayaan melayu.

Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan


tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Tiap-tiap kebudayaan universal sudah
tentu juga menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan yaitu wujudnya yang berupa
sistem budaya, sistem sosial dan unsur-unsur kebudayaan fisik. Tata alur inilah yang
menunjukkan bahwa proses beralihnya istilah adat menjadi hukum adat (adat recht)
sebagai sebuah proses keteraturan yang diterima sebagai kaidah. Menurut Soerjano,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


18

Soenkanto (2014:34) bahwa apabila sebuah kebiasaan tersebut memiliki daya


mengikat menjadi sebuah tata kelakuan. Dengan demikian, ada beberapa ciriciri
pokoknya yaitu, sebagai berkut:
1. Tata kelakuan merupakan sarana untuk mengawasi perilaku masyarakat
2. Tata kelakuan merupakan kaidah yang memerintahkan atau sebagai patokan
yang membatasi aspek terjang warga masyarakat
3. Tata kelakuan mengidentifikasi pribadi dengan kelompoknya
4. Tata kelakuan merupakan salah satu sarana untuk mempertahankan solidaritas
masyarakat.
Disebutkan bahwa ada tujuh unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan
pada sama bangsa, ketujuh unsur kebudayaan sebutkan adalah : 1) Bahasa, 2)
Sistem pengetahuan, 3) Sistem organisasi sosial, 4) Sistem peralatan hidup dan
teknologi, 5) Sistem mata pencarian hidup, 6) Sistem religi, 7) Kesenian
(Koentjaraningrat, 2009). Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab,
yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-
bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan,
melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan
kesatuan.

Para ahli seperti Maclver, J.L Gillin, dan J.P Gillin sepakat, bahwa adanya saling
bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara, dan
prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat
tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial,
mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat
diketahui, pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang
lahir, kedua melalui pengalaman batin dan roh manusia perseorangan sendiri.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


19

Bahkan memperoleh “superioritas”, merasakan sesuatu yang lebih tinggi nilainya


dari pada jumlah bagian-bagiannya. Sesuatu yang “kokoh/kuat”, suatu perwujudan
pribadi bukan di dalam, melainkan di luar, bahkan di atas kita.

budaya dalam masyarakat adalah bagian dari sistem sosial masyarakat, karena
itu ia tidak bisa terlepas dari aspek sosial. Misalnya, aspek demografis seperti
pertumbuhan populasi, distribusi usia populasi, tingkat kelahiran, dan sebagainya.
Begitu pula dengan perubahab gaya hidup dan harapan karier, semuanya sangat
berpengaruh pada aspek kehidupn sehari-hari dan sebuah budaya berasal dari
sebuah sistem nilai yang diterima oleh orang-orang di wilayah tertentu.
Nilai-nilai, secara sederhana dapat kita artikan sebagai apa yang dianggap baik
atau tidak baiknya oleh seseorang. Masyarakat desa diartikan sebagai masyarakat
yang tinggal di daerah pedesaan yang dikategorikan sebagai masyarakat yang masih
hidup melalui pemikiran pedesaan. Biasanya masyarakat desa bekerja, berbicara dan
berpikir serta melakukan kegiatan berdasarkan pada apa-apa yang berlaku di daerah
pedesaan (Yuliati 2003:20).
Dan yang paling nenarik dari kearifan lokal Arab Melayu Jambi ini adalah tradisi
keagamaan yang masih dilakukan masyarakat setempat dan kental keislamannya.
Beberapa prayaan tradisi keagamaan tersebut diantaraanya: (Pantangan-pantangan
bagi suami-istri ketika istrinya hanil), dan (Peringatan tujuh bulan kehamilan), dan
tradisi jambi kota seberang ketika anaknya melahirkan itu biasanya yang di lakukan
masyarakat kota seberang jambi (mencukur rambut bayi), dan selain itu yang biasa
yang di lakukan masyarakat kota seberang jambi ziarah kubur massal (ziarah ke
makam bersama-sama), burdah, Nisfu Sya‟Ban, hadrah atau kompangan, dan musik
gambus.
Perkembangan sosio kultur kebudayaan melayu jambi sangan dominan
dipengaruhi oleh ajaran syari‟at islam kemudian tumbuh menjadi prilaku budaya
masyarakat sebagai identitas Melayu Jambi (Cultural concept), tercermin dalm
prilaku keseharian, bahasa dan kesusastraan dalam seloko adat, pakaian adat, dan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


20

ritual pernikahan (Ijab Kabul), aqikah dan pemberian nama bayi, khitaman
(sunnatan), antaran belanjo (seserahan), dan sebagainya. Di bidang kesenian seperti
gambus, merawis, hadrah, berzanji, nazam, maulid diba, reban, rempak kompangan,
dan lain-lain. Di bidang perayaan hari besar islam seperti, maulid dan isra‟Miraj
Nabi Muhammad SAW, Nuzul Qur‟an, 1 Muharram, 10 A‟syurah, Idul fitri dan
Idul Adha, ritual kematian dan sebagainya (H. hasan basri agus 2013: 78)
kebudayaan Melayu Jambi adalah adalah dua hal yang tidak terpisah yaitu
dengan adanya. Sebuah seloko yang sering diulang adalah adat bersendi syara‟,
syara‟ bersendi kitabullah, kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah
etnis Melayu Jambi. Menurut Rokhman dan Wijayanti (2013), tersapat misalnya
adalah hal-hal berikut:
1. Bentuk-bentuk tradisi yang berkembang dalam suatu kebudayaan tidak
semata-semata diciptakan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan yang
didasarkan pada alasan religius, mitos, mata pencarian dan integrasi sosial.
2. Nilai budaya dan norma dalam kebudayaan tertentu tetap dianggap sebagai
pemandu perilaku yang menentukan keberadaban, seperti kebajikan,
kesantunan, kejujuran, tenggang rasa dan tepa selira.
3. Teknologi beserta teknik-tekniknya dalam praktik dianggap merupakan
keunggulan yang dapat dipersandingkan dan dipersaingkan dengan teknologi
yang terkenal dalam kebudayaan lain.
4. Suatu rangkaian tindakan upacara tradisi tetap dianggap mempunyai makna
simbolik yang dapat diterima meskipun sistem kepercayaan telah berubah.
Upacara tradisi juga berfungsi sebagai media integrasi sosial.
5. Permainan tradisional dan berbagai ekpresi factor lain mempunyai daya
kreasi yang sehat, nilai-nilai kebersamaan dan pesan-pesan simbolik
keutamaan kehidupan.
Dan masyarakat Melayu Jambi, adat mereka mengacu ke Islam. Islam dan adat
syara‟ mengato, adat memakai Seloko ini berarti bahwa adat atau kebiasaan
masyarakat Melayu Jambi didasarkan pada syariat yang berasal dari kitab suci

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


21

Islam. Apa yang dititahkan syariat, dipakai oleh adat. Kuatnya Islam dipegang oleh
masyarakat Melayu Jambi membawa implikasi, antara lain penolakan masyarakat
Jambi terhadap hal yang mereka anggap bukan Islam. Masyarakat Jambi misalnya
memotong sejarahnya dan mengambil kedatangan Islam sebagai tonggak bermula.
budaya tidak terlepas dari latar belakang sejarah budaya masyarakat setempat.
Seperti kesenian dadung pada masyarakat Melayu di kabupaten Batanghari sangat
dipengaruhi budaya animisme dan dinamisme pada masa dahulu dan budaya Islam
sekarang ini. Agama atau kepercayaan memegang peranan penting dalam
perkembangan kesenian daerah (kebudayaan). Begitu kuatnya peranan agama dalam
memperkuat unsur-unsur budaya masyarakat dapat kita simak pernyataan Christofer
Dowson, beliau mengatakan: “agama adalah kunci sejarah, kita tidak dapat
memahami bentuk dalam diri suatu masyarakat, jika kita tidak dapat memahami
agamanya, kita tidak dapat memahami hasil kebudayaan jikat kita tidak memahami
kepercayaan agama yang ada di sekitar kita. Dalam semua zaman hasil karya kreatif
bersama dan suatu kebudayaan muncul dari inspirasi Pernyataan Christofer Dowson
tersebut di atas tidak dapat disangkal.

Hal ini sesuai dengan perkembangan kesenian di daerah Jambi yang tidak
terlepas dari peranan agama atau kepercayaan yang berkembang di daerah tersebut.
Seperti telah diuraikan diatas bahwa masyarakat Jambi dan kebudayaannya
dipengaruhi oleh 4 masa yakni: animisme dan dinamisme, Hindu, Budha, dan
terakhir Islam. Pada setiap masa (fase) itu kesenian Jambi berkembang sesuai
dengan agama atau kepercayaan yang berkembang pada masa itu.

Pada masa sekarang, kesenian yang berkembang adalah kesenian bernuansa


Islami Namun demikian unsur-unsur kesenian yang berkembang sebelumnya yakni
opada masa animisme dan dinamisme, Hindu, Budha, masih juga mewarnai
kesenian secara keseluruhan. Kesenian lama ini (kesenian primitif) pada umumnya
berkembang pada kelompok masyarakat pedalaman seperti orang Kubu (Suku Anak

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


22

Dalam), Kerinci, dan juga di beberapa desa yang terpencil. Pada masyarakat
pedalaman di Jambi, kesenian yang masih dipengaruhi oleh kepercayaan lama ini
(non islam) tidak menjadi permasalahan bagi kalangan ulama Islam, karena mereka
belum menganut agama Islam.

Sedangkan bagi kelompok masyarakat yang sudah beragam Islam namun


kesenian yang ditampilkan masih bernuansa animisme dan dinamisme dengan
menggelar upacar tradisional dan berkesenian masih dengan pola lama yang
bertentangan dengan ajaran Islam, mendapatkan protes yang keras terutama dari
pala ulama Islam. Namun karena unsur kesenian yang masih bernuansa
kepercayaan lama itu sudah berkembang lama dan sudah menyatu roh dan jiwa
masyarakat Melayu Jambi ini, para ulama Islam sendiri tidak mampu untuk
mencegahnya. Masyarakat pendukungnya sendiripun tidak mempersoalkan
masalah tersebut, sehingga sampai sekarang masih berkembang. Di samping
masih berkembangnya kesenian yang bernuansa kepercayaan lama itu, pada
masa sekarang kesenian Melayu Jambi sudah mengalami modifikasi dari
kalangan generasi muda. Dari uraian di atas maka kesenian Melayu jambi ini
dapat disimpulkan sebagai berikut: dengan terciptanya seni tari dengan
koreografer modern yang mencampurkan unsur kesenian lama dengan unsur
kesenian baru. Sehingga seni tari Jambi semakin lebih diminati oleh masyarakat.

I. Tentang Perilaku Keagamaan


perilaku keagamaan berasal dari dua kata, perilaku dan keagamaan. Perilaku
adalah gejala (fenomena) dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam rangka
usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Keagamaan (agama) adalah
segala yang disyariatkan oleh Allah dengan perantaraan Rasul-Nya berupa perintah
dan larangan serta petunjuk kesejahteraan dalam hidup. Secara defenisi dapat
diartikan bahwa perilaku beragama adalah “bentuk atau ekspresi jiwa dalam
berbuat, berbicara sesuai dengan ajaran agama”.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


23

Defenisi tersebut menunjukkan bahwa perilaku beragama pada dasarnya adalah


suatu perbuatan seseorang baik dalam tingkah laku maupun dalam berbicara yang
didasarkan dalam petunjuk ajaran agama Islam. (Anwar, 2015). Perbuatan yang
konstan itu harus tumbuh dngan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tanpa
pertimbangan dan pemikiran, yaitu bukan karena adnaya tekanan-tekanan,
paksaanpaksaan dari orang lain, atau pengaruh-pengaruh dan bujukan-bujukan yang
indah dan sebagainya.
Norma-norma kebaikan dan keburukan akhlak ditinjau dari pandangan akal
pikiran dan syariatIslam. Akhlak yang sesuai dengan akal pikiran dan syariata
dinamakan akhlak mulia dan baik, sebaliknya akhlak yang tidak sesuai
bertentangan) dengan akal pikiran dan syariat dinamakan akhlak sesat dan buruk,
hanya menyesatkan manusia belaka. (Zainuddin, 2012: 103). Selain itu perilaku
keagamaan yang mencangkup dimensi akhlak istilah akhlak bentuk dari jamak dari
kata al-khuluq atau al-khulq yang berarti: watak, tabiat, kebiasaan atau Adat,
keperwiraan, kesatrian, kejantanan, agama, kemarahan, (al-gadab). Imam Al
Ghazali memberi batasan khuluq sebagai berikut: “Khulua adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan dengan mudah dan ringan,
tanpa pertimbang, dan pemikiran yang mandalam.
Dari pengertian di atas, suatu perbuatan dapat disebut baik jika dalam
melahirkan perbuatan-perbuatan baik tersebut dilakukan secara spotan dan tidak ada
paksaan orang lain. Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam
jiwa, maka suatu baru disebut akhlak kalua terpenuhi beberapa syarat, antara lain;
1. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang
Kalau perbuatan hanya dilakukan hanya sesekali saja, maka tidak dapat
disebut akhlak.
2. Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih
dahulu sehingga ia benar-benar merupakan suatu kebiasaan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


24

Keberagamaan berasal dari kata agama yang diartikan sebagai sekumpulan


perturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk
mengikuti perturan tersebut sesuai dengan kehendak dan pilihannya sendiri, guna
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan keberagamaan itu
sendiri merupakan respons manusia terhadap wahyu Tuhan, yang diwujudkan
dalam bentuk perbuatan, penghayatan, dan pemikiran (Moh As‟ad, 2004: 46).

Pengertian agama dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu “kepercayaan


kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu” (Aat Syafaat, Sohari Sahrani Muslih 2008: 12).

Guru dalam hal ini bertanggung jawab menjaga waktu sholat dan sekaligus
menjadi imam tetap. Di Jambi Seberang, masjid juga berfungsi sebagai tempat
pengajian. Pengajian ini diikuti oleh semua elemen masyarakat terutama bagi
mereka yang telah dewasa, baik laki-laki maupun wanita. Materi pengajian yang
disampaikan oleh Tuan Guru sebahagian besar adalah masalah dasar-dasar agama,
hukum, dan ibadah yang digali dari kitab Kuning.
Pengajian ini biasanya dilakukan pada malam hari mengingat pada siang hari
sebahagian besar masyarakat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Pengajian
tersebut biasanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu pada malam
minggu malam senin. Masyarakat juga mengadakan kegiatan pembacaan surat
Yaasin diikuti dengan Tahlil pada setiap malam Jumat. Kegiatan keagamaan
tersebut mempunyai banyak sekali manfaat.
Kegiatan tersebut di samping berfungsi sebagai media pengajian keagamaan
juga berfungsi dan bermanfaat sebagai media komunikasi dan silaturrahmi antara
Tuan Guru dengan masyarakat dan juga media silaturrahmi antara masyarakat
dengan masyarakat dalam menjalin Ukhuwah Islamiah di antara mereka dan
tentunya, secara keseluruhan, kegiatan tersebut berada di bawah kepemimpinan
Tuan Guru.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


25

J. Peran Adat dan Budaya Seloko Melayu Jambi Kota Seberang


Adapun peran lembaga adat sebagaimana yang dinyatakan konsideren perda
dibawah adalah:
1. Adat yang seberna adat.
2. Adat yang teradat
3. Adat yang diadatkan.
4.Adat istiadat.
Bahwa adat istiadat kebiasaan masyarakat dan lembaga adat yang hidup yang
bersendikan syara dan syara bersendikan kitabullah perlu dibina dan dikembangkan
sehingga secara nyata dapat berguna untuk kelancaran pemerintahan, pemerintahan,
pembangunan dan kemsyarakatan serta memperkuat ketahuan keagamaan.
Jambi merupakan salah satu daerah strategis, terletak di pesisir timur bagian
tengah Pulau Sumatera. Provinsi Jambi ini dihuni oleh berbagai macam suku bangsa
yang terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Salah satunya adalah suku bangsa
Melayu (penduduk asli). Suku bangsa Melayu atau masyarakat Melayu Jambi dalam
kehidupannya memiliki tradisi berseloko.
Seloko adat Jambi Seberang dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
1. Seloko hukum adat
2. Seloko adat perkawinan
3. Seloko aturan hidup

Secara subtansi ungkapan-ungkapan dalam seloko adat berisi pandang hidup,


nilai religius dan nilai etik (moral) dalam msyarakat seloko adat Jambi, yang
diungkapan melalui bahasa Melayu Jambi merupakan transmisi pesan melalui
serangkaian simbol bahasa yang memiliki makna dan tujuan, yaitu untuk
mengungkapan nilai-nilai yang terkandung dalam pola kehidupan dalam masyarakat
dilihat dari segi pengaruh dan kehidupan sosial kebuadayaan daerah Jambi. Seloko
adat Jambi merupakan pengejawantahan atau rumusan tentang kebenaran dalam
hidup yang akhirnya membentuk pandangan hidup seseorang atau suatu masyarakat.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


26

Oleh karenanya seloko adat sebagai sarana sosialisasi agar dapat menyesuiakan diri
dalam tata pergaulan masyarakat secara penuh (Atmadewita,2013).

Tentunya secara subtansi dari seloko adat tersebut sangatr erat dengan ajaran
islam. Pertama dalam persoalan hukum adat, di dalam al-Qur‟an sejak 1400 tahun
banyak mengakomodir praktik kehidupan masyarakat Arab sebelum kedatangan
islam, selama tidak bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Kedua, adat
perkawinan, islam begitu menjunjung tinggi sebuah perkawinan. Baik secara
subtansi maupun adat yang mengikutinya. Ketiga, aturan hidup, islam tidak hanya
agama yang mengajarkan tentang ketuhanan dan ibadah semata, melainkan berisi
pula ajaran tentang hidup bermasyarakatan (muamalah) seperti pengaturan
kehidupan sosial.

Penyebaran Islam di daerah Jambi dimulai dari datangnya seorang ulama dari
Turki (menurut referensi lainnya dari Gujarrat) yang bergelar Datuk Paduko
Berhala. Nilai-nilai Islam sejak dahulu menjadi nilai terintegrasi dalam kehidupan
sosial masyarakat Jambi. Hal ini terlihat dari falsafah yang hidup di tengah
masyarakat yaitu, “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”.

Dengan demikian, tidak mengherankan jika model pemerintahan adat


tradisional Jambi sangat kental dengan nilai-nilai keislaman yang bercampur dengan
budaya Melayu. Nilai-nilai inilah yang menjadi karakteristik khas kehidupan sosial-
politik masyarakat Jambi, sekaligus membedakannya dengan daerah lain (Harun
dan Sagala, 2013:66). Dalam pembacaan seloko, penyeloko biasanya menggunakan
pantun atau sejenisnya yang diiringi dengan rima dan metrum yang mantap
sehingga tidak jarang menarik perhatian bagi sebagian seseorang yang
mendengarkan. Namun demikian, tidak semua orang bisa memahami maksud
seloko tersebut karena dalam pemilihan diksi cendrung manggunakan majas
perbandingan atau perumpamaan. Hal senada juga dikemukakan oleh H. Junaidi T.
Noor (2013), seloko bagi masyarakat Ras Melayu sudah tidak asing lagi.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


27

Seloko merupakan tradisi lisan yang terwariskan dari kakek ke bapak, dari
bapak ke bisa ke aku atau yang lain atau bisa terhenti atau tersamar karena jarang
didengar, jarang diungkapkan diruang publik atau antar lingkungan keluarga.
Masyarakat awam hanya dapat mendengar seloko dalam upacara adat terutama
dalam prosesi adat perkawinan. Menurut Nurhasanah (2013:43), pengalaman
religius adalah perbuatan dengan mana menghubungkan diri dengan Tuhan. Lebih
lanjut ekspresi religiositas pada seloko adat Jambi terdapat pada seloko adat sebagai
pandangan hidup (weltanschauung/way of life) yang berasal dari agama Islam.
Seloko adat memuat sikap religius yaitu, dimensi kemanusia dalam kaitanya dengan
dimensi trasnsendental. Aspek religiositas seloko adat Jambi selalu membicarakan
persoalan kemanusian yang bersifat profan dengan ditopang nilai kerohanian, yang
berpuncak kepada Tuhan.

Sehingga seloko-seloko, petatah-petitih dan undang-undang hukum adat seperti


Induk Nan Limo, Anak Undang Nan Delapan dan Dan Anak Undang Nan Dua
Belas. Semuanya merupakan sekumpulan norma-norma kehidupan yang mengatur
tata kehidupan masyarakat Melayu Jambi. Norma-norma tersebut terelaborasi
dengan nilai-nilai islam yang tersebut sebagai;‟ Adat yang basendikan kepada
syara’’. Artinya, menurut Hasbullah dan Amin (2015:6), segala struktur hukum adat
Melayu Jambi maupun seloko-seloko, pantun-pantun, pribahasa atau petatah-petitih
tersebut telah melalui rentang proses seleksi yang Panjang dibawah pantauan Syara‟
untuk kemudian dilegalkan sebagai hukum yang mengatur masyarakat.

K. Penerapan Perilaku Keagamaan


Peran adalah apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya. Pada hakikatnya bahwa peran menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peran adalah karena ia mengatur
perilaku seseorang. Peran menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


28

dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain.(Soerjono Soekanto 2013:212-


213).
Perilaku keagamaan erat kaitannya dengan sikap seseorang dalam beragama
yang dapat dikonotasikan dengan sikap beragama, sikap religius, dan religiusitas
attitude. Sikap orang beragama adalah tahu dan mau secara pribadi menerima
dan menyetujui gambaran-gambaran keagamaan yang ada dan dijadikan
miliknya sendiri, kemudian keyakinan dan iman yang sudah melekat dalam diri
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Secara garis besar, tingkah laku atau perilaku keagamaan dapat diukur dengan
menggunakan peranan sebagai berikut:
Pelaksanaan ibadah shalat wajib, Keajegan dalam melaksanakan shalat wajib,
Ketepatan waktu dalam melaksanakan shalat wajib, Pelaksanaan ibadah puasa
Ramadhan, Keajegan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, Kesadaran dalam
melaksanakan puasa, Ramadhan Pelaksanaan membaca Al-Qur‟an, Keajegan
dalam membaca Al-Qur‟an, Kesadaran dalam membaca Al-Qur‟an, Akhlak
terhadap orang tua, Tingkat ketaatan pada orang tua, Kesopanan dalam bergaul
dengan orang tua, Tingkat perhatian anak pada beban tanggung jawab orang tua,
Akhlak terhadap guru, Ketaatan pada perintah guru, Penghormatan atau
penghargaan kepada guru, Kesopanan dalam bersikap, Dan bertutur kata dengan
guru, Akhlak terhadap teman, Frekuensi tolong-menolong sesama teman, Cara
memperlakukan teman
L. Menta’ati rambu- rambu perjalanan spiritual
Manusia hidup berkelompok dalam masyarakat yang hidup bersama
walaupun saling berdampingan sering menemukan perubahan-perubahan dalam
hidup masyarakat bahkan sampai adanya perbedaan-perbedaan pandangan
sebagai akibat pengaruh globalisasi atau moderniasi sehingga diperlukan norma
hukumyang mampu menampung dan mengarah kebutuhan-kebutuhan yang
sesuai dengan kesadaran masyarakat. Dalam masyarakat hukum yang hidup
dalam masyarakat baik hukum agama, hukum adat dan hukum negara berfungsi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


29

sebagai serana kontrol sosial kehidupan masyarakat. Semua hukum yang berlaku
ini untuk mengajaga masyarakat agar tetap berada dalam pola tingkah laku yang
diterima baik oleh hukum di dalam lingkungan masyarakat, termasuk oleh
hukum dan undang-undang yang berlaku.
Hukum yang berlaku mengontrol apakah suatu perbuatan atau tindakan itu
sudah sesuai atau tidak dengan kehenak masyarakat dan hukum. Hukum yang
berlaku tumbuh bukan dari perbuatan pemerintah, melainkan dari fakta-fakta
sosial didalam suatu komunitas termasuk nilai-nilai yang hidupnya dalam
masyarakat. Aturan hukum merupakan pencerminan kaidah-kaidah ekonomi dan
moral, yang didasarkan pada pengakuan masyarakat tentang bagi ikatan
kemasyarakata. (Achman Ali, 2012 :42)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam Moleong
mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J Moleong, 2017: 3) Metode
deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini
berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung
berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian
dianalisis lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi tentang kompetensi guru
akidah akhlak dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan, yang dimana lokasi
Penelitian ini dilakukan kota seberang jambi
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting penelitian adalah tempat di mana situasi sosial tersebut akan diteliti,
misalnya di sekolah, di perpustakaan, di lembaga pemerintah, di masyarakatan, di
rumah, dan lain-lain (Sugiyono, 2017, hal. 210). Pendekatan Penelitian yang
dilakukan dilihat dari tujuannya penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, dan sifat-sifat
populasi secara sistematis, faktual dan akurat, dimana penulis akan menjelaskan
Fenomena-Fenomena lapangan berkaitan dengan penelitian ini (Deskriptif).

30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
31

Adapun teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian dilakukan


pada Toko Adat dan Ketua Rt di desa danau teluk teknik penelitian ini dengan
menggunakan snowball sampling. Dimana dilatarkan sebagai key informalce
(informan kunci)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan informasi
tentang suatu fakta atau pendapat. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lainnya (Moleong, 2014, hal. 157).
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang akan
dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a) Toko Adat dan Budaya masyarakat Adat kota Jambi seberang di desa
kecematan danau teluk
b) Ketua Rt. Para masyarakat dalam meningakat perilaku keagamaan di desa
kecamatan danau teluk
Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
teknik. Snow ball sampling ”. (Sanafiah Faisal, 1990: 38) Sebagai subjek utama
yaitu toko Adat masyarakat kota Jambi seberang di Desa Kecamatan danau teluk.
Adapun sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang Adat dan
Budaya masyarakat Melayu Jambi dalam meningkatkan perilaku keagamaan.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data sekunder dapat
diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


32

lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data pelengkap atau data
pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)
terhadap perkembangan perilaku keagammaan di kota seberang jambi kecamatan
danau teluk

b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (struktur organisasi kecamatan danau
teluk) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data sekunder adalah data
yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi profil kota seberang jambi
kecematan danau teluk
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek darimana
data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106) Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara. Sumber
data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi.
Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut
Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif, dan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.(Jam‟an Satori, 2009: 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni Para ketua Adat dan ketua Rt
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Desa danau teluk

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


33

c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi


resmi yang berhubungan dengan adat dan budaya dalam perilaku
keagamaan berhubungan dengan masyarakat sekitar di desa danau teluk.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi, interview, dokumentasi (Sugiyono, 2017, hal. 104).
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan
berbagai alat yang sangat canggih sehingga benda-benda yang sangat kecil
maupun yang sangat jauh dapat diobservasi dengan jelas (Sugiyono, 2012,
hal. 226).
Pengamatan dibagi menjadi dua yaitu pengamatan terbuka dan
pengamatan tertutup. Pengamatan terbuka adalah pengamatan dan latar
penelitian. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh subjek dan para subjek
dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati
peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang yang
mengamati hal yang dilakukan mereka. Pengamatan tertutup adalah
pengamatan beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh
para subjeknya (Lexy L Moleong, 2004, hal. 176)
2. Wawancara Ketua Adat dan Ketua Rt.
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dibagi menjadi tiga macam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


34

yaitu, wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.


Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan
membuat instrumen sebagai pedoman untuk wawancara. Wawancara
semiterstruktur adalah termasuk kategori in-dept interview dalam
pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan terstruktur. Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
untuk pengumpulan data esterberg menyatakan dalam Sugiyono (2012, hal.
231).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang
(Sugiyono, 2012, hal. 240).
Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai data
karena dalam banyak hal dokumen dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan bahkan meramalkan. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen
pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan
seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya
seperti buku harian, surat pribadi dan biografi. Dokumen resmi terbagi atas
dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal berupa memo,
pengumuman, laporan, instruksi dan aturan suatu lembaga masyarakat
digunakan dalam kalangan itu sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-
bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya
majalah, Koran, dan berita yang disiarkan kepada media masa (Lexy L
Moleong, 2004, hal. 217).
Dengan menggunakan metode dokumentasi ini mempermudah dalam
pengamatan dan mewawancarai serta memperkuat penulis terhadap
keberadaan data yang akan dianalisis.
E. Teknik Analisis Data

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


35

Analisis data adalah proses mencari dan menyusu secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
Bodgan dalam Sugiyono (2017, hal. 130).
Teknik ini menggunakan flow analysis dari Miles dan Huberman analisis data
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel (Sugiyono, 2017, hal. 132-133).
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Dalam
melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain
yang dipandang ahli. Melalui diskusi maka wawasan peneliti akan
berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan
dan pengembangan teori yang signifikan (Sugiyono, 2017, hal. 137).
Mereduksi data berarti merangkum, memili hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer
mini dengan memberikan kode pada aspek tertentu.
2. Penyajian Data
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data,
penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dengan
menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


36

merencanakan kerja dan berdasarkan apa yang telah dipahami (Sugiyono,


2017, hal. 137). Selanjutnya dalam menganalisa data adalah penyajian data
atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan
penarikan kesimpulan.
3. Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah di teliti menjadi jelas (Sugiyono, 2017, hal. 142).
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
F. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan salah satu bagian yang
sangat penting untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data,
maka data yang diperoleh akan lebih konsisten sehingga menjadi suatu data yang
valid dan bisa dipertanggung jawabkan. Menurut Moleong (2008:326-332) agar
hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan maka diperlukan pengecekan data
apakah data yang disajikan valid atau tidak, maka diperlukan teknik
keabsahan/kevalidan data.

Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan


teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2013: 330) triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua macam triangulasi yaitu :

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


37

1. Triangulasi Teknik

Menurut Sugiyono (2013:330) triangulasi teknik berarti peneliti


menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan
data dari sumber data yang sama.

Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, Serta


dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak, triangulasi teknik
dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut :

Observasi Parsifatif

Sumber
Wawancara Mendalam Data
Sama

Dokumentasi

Gambar 3. Trian gulasi teknik


Sugiyono (2013 : 330)

2. Triangulasi Sumber

Menurut Sugiyono (2013: 330) triangulasi sumber berarti untuk


mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


38

Wawancara
A
Mendalam

Gambar 4. Triangulasi sumber


Sugiyono (2013: 331 )

Dalam penelitian ini, agar pelaksanaannya terarah dan sistemastis maka


disusun tahapan-tahapan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan


segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan
penelitian. Tahap pra lapangan dilaksanakan pada bulan januari 2018 dan
memiliki enam tahapan yakni:

1. Memilih lapangan penelitian dengan cara mempelajari serta


mendalami fokus dan rumusan masalah penelitian.
2. Menyusun rancangan penelitian tentang Adat dan Budaya masyarakat
Melayu Jambi dalam meningkatkan perilaku keagamaan.
3. Mengurus perizinan secara formal dalam hal ini peneliti meminta izin
kepada masyarakat yang diteliti.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


39

4. Menjajaki dan menilai lapangan dimana peneliti melakukan orientasi


lapangan

5. Memilih dan memanfaatkan informan yang berguna sebagai pemberi


informasi tentang situasi dan kondisi tempat penelitian

6. Menyiapkan perlengkapan penelitian yang diperlukan seperti alat tulis


dan alat perekam.

b. Tahap Pekerjaan lapangan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan langsung ditempat penelitian


yang akan dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2018 , tahap ini dibagi
atas tiga bagian yaitu:

1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini peneliti
melihat subjek yang ada pada latar penelitian untuk mengetahui data
yang harus dikumpulkan sehingga peneliti telah mempersiapkan diri
dalam menyediakan alat pengumpulan data.
2. Memasuki lapangan. Pada tahap ini peneliti mengawali dengan
membuat permohonan ijin untuk melakukan pengumpulan data yang
diperoleh pada awal observasi.
3. Berperan serta mengumpulkan data . Pada tahap ini peneliti melakukan
pengumpulan data, tahap ini merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
c. Tahap analisis data

Tahapan yang ketiga dalam penelitian ini adalah analisis data. Peneliti
dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif
sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


40

Selain itu untuk menguji kredibilitas data tersebut peneliti menggunakan


triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Tahap analisis data dilakukan
selama bulan Februari 2018.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari Agustus
2019 sampai , dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Bulan Ke, Tahun2019 - 2020

No Kegiatan Agustus November Juni Juli September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian x

2 Menyusun atau x
menulis konsep
proposal
3 Mengajukan judul ke x
Fakultas untuk
persetujuan judul
4 Konsultasi dengan X x
dosen pembimbing
5 Seminar proposal x

6 Izin atau perintah x


riset
7 Pelaksanaan riset x x X

8 Penulisan konsep x
skripsi
9 Konsultasi kepada x x
dosen pembimbing
10 Penggandaan skripsi x

11 Munaqasah dan x
perbaikan
12 Penggandaan skripsi X
dan penyampaian
skripsi kepada tim
Penguji dan Fakultas
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB 1V

TEMUAN UMUM

A. Temuan Umum

Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan


Bagaimana Kecamatan Danau Teluk penduduknya yang makmur merupakan
cita-cita masyarakat secara umum. Dalm mewujudka hal tersebut, maka perlu
diketahui asal adat istiadat di kecamatan danu teluk dan serta pengetahui
perilaku keagamaan masyarakat. Perkembangan pendudukan merupakan salah
satu contoh perilaku dan adat yang berkaitan dengan perubahan keadaan
kuatintas maupun kualitas penduduk.

Danau Teluk adalah suatu kecamatan yang cukup tua, dahulunya masih
berbentuk kawedanan yang dipimpin oleh Datuk Anang Bahri sekitaran tahun
1948, dengan pusat kawedanan di kawasan pasar Olak Kemang. Seiring waktu
berlalu, daerah tersebut mulai berkembang, sehingga dibentuklah Kecamatan
Danau Teluk yang dahulunya menyatu dengan Kecamatan Pelayangan dan
Telanaipura. Padasekitartahun 1967 akhirnya terpisah dan menjadi kecamatan
induk dengan camat pertama yaitu Kms. Muhammad Saman.
Secara bahasa “danau”berarti genangan air yang amat luas, dikelilingi
daratan; dan “teluk” berarti bagian laut yang menjorok ke darat. Sehingga dapat
dipahami mengapa daerah ini dinamakan Danau Teluk karena daerah tersebut
merupakan genangan air yang luas dan juga merupakan bagian dari sungai
batang hari karena jika ditelusuri maka keduanya akan terhubung.
Inilah sebabnya mengapa daerah ini disebut Danau Teluk. Salah satu
keunikan Kecamatan Danau Teluk karena di wilayah Kota Jambi hanya terdapat
dua danau (tergolong luas) yang ada sampai sekarang, yaitu 1) Danau Teluk dan
2) Danau Sipin (Kecamatan Telanai Pura) dan bentuknya yang bila dilihat dari
atas atau menggunakan peta tampak seperti ikan mas.
Keunikan lainnya di tengah-tengah Danau Teluk terdapat suatu pulau yang
biasa disebut dengan Pulau Pabe (ada pula yang menyebutnya Pulau Babe).

41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
42

Menurut keterangan sejarah, dahulu pulau tersebut dijadikan pusat


pengendalian dan pengawasan administrasi perdagangan yang dimanfaatkan
masyarakat untuk kegiatan ekonomi khususnya bidang perniagaan. Tempat
tersebut pada mulanya disebut dengan “Kepabean” namun saat ini lebih dikenal
dengan nama Pulau Pabe.
Bagian dari Kecamatan Danau Teluk terdapatlah 5 kelurahan yang juga
mempunyai sejarah tersendiri, yaitu Kelurahan Olak Kemang Kelurahan
Tanjung Pasir, Kelurahan Ulu Gedong, Kelurahan Tanjung Raden dan
Kelurahan Pasir Panjang. Diantara 5 kampung/kelurahan yang bernaung di
wilayah Kecamatan Danau Teluk ada 2 kelurahan yang termasuk kedalam
wilayah “Pacinan” yaitu Olak Kemang dan Ulu Gedong.
DanauTeluk adalah salah satu dari 621 danau yang berukuran kecil yang
tersebar diseluruh Indonesia. Sebagian besar danau-danau tersebut memiliki
panorama geografis karakteristik dan keunikan tersendiri. Potensilainnya di
wilayah Kecamatan Danau Teluk ialah adanya keberadaan tempat peninggalan
sejarah, budaya religi, rumah tua dan kerajinan khas Jambi yang terdapat
diberbagai tempat di wilayah Danau Teluk. Kemudian yang takkalah pentingnya
adalah kekayaan khasanah budaya dan warjisan kultural (budaya) yang ada
disekitar Danau Teluk secara menyeluruh yaitu potensi unggulan di wilayah ini
adalah terdapat kerambah ikan nila dan patin bahkan kerajinan kerupuk dan
Batik Jambi. Di lain sisi, perjalanan menuju Danau Teluk ini sendiri
menawarkan pengalaman yang sangat menarik dimana jarak tempuh yang relatif
dekat dari Kota Jambi yaitu dengan perjalanan + 20 Km.
Adapun camat Danau Teluk dari awal mula sampai sekarang adalah:
1. Kms. M. Saman (1967-1970)
2. H. Syamsuddin Bin Rasyid (1970-1972)
3. Drs. Aman Madjid (1972-1982)
4. Muh. Aripin AS, BA (1982-1984)
5. Drs. Damsir Nasir (1984-1984)
6. Drs. Kms. Sulaiman, HS (1984-1987)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


43

7. Johan Hamid, BA (1987-1990)


8. Drs. Heri Mujono (1990-1993)
9. Drs. A. Latief (1993-1995)
10. Drs. A. Lutfi (1995-1997)
11. Drs. Abi Thalib (1997-1998)
12. Drs. Niswan (1998-2000)
13. Drs. Ridwan (2000-2004)
14. Drs. Subhi, S.Sos (2004-2004)
15. M.Hefni, AS, SE (2004-2009)
16. Hj. Rts. Maryani, SE (2009-2011)
17. Drs.Raden Jufri (2011-2015)
18. M. yani SSTP (2015-2017)
19. Sunariyo S.os (2017- 2019)
20. Drs, Darmawansyah (2019 Sampai sekarang)
1. Sejarah Keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan
Tak bisa dipungkiri bahwa mengenai sejarah keagamaan, pendidikan dan
Adat dan budaya di Seberang Kota Jambi umumnya dan Kecamatan Danau
Teluk khususnya, tidak terlepas dari sejarah ke-Islam-an dan ke-melayu-an. Hal
ini bermula ketika fatwa seorang ulama penasehat kesulthanan Turki kepada
Sulthan Turki untuk menemukan sebuah negeri yang bernama Pasai karena
negeri tersebut akan banyak melahirkan waliullah. Kemudian Sulthan Turki
mempersiapkan tiga unit kapal layar yang setiap kapal layar membawa ulama
Turki menuju Samudera Pasai. Dalam perjalanan yang diperkirakan di berada di
kawasan sebelum Selat Malaka, ketiga kapal layar tersebut terpisah. Satu kapal
layar sampai di Pasai Aceh, satu kapal sampai di Demak dan satu kapal lagi
terdampar di ujung pantai timur Sumatera atau Ujung Jabung tempat kerajaan
Melayu Jambi pada tahun 1120 H (abad 15 M) yang salah satu ulama di
dalamnya adalah Ahmad Ilyas, Ahmad Salim, Ahmad Barus II. Kemudian beliau
bertemu dengan Puteri Selaras Pinang Masak yang berakhir dengan pernikahan
antara keduanya dan Ahmad Ilyas mendapat gelar Datuk Paduko Berhalo.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


44

Gelar kerajaan tersebut diberikan karena pada masa itu Ahmad Ilyas di
kerajaan Melayu Jambi menjadi patronase bagi penguasa lokal Puteri Selaras
Pinang Masak dalam menyebarkan ajaran agama Islam yang diawali dengan
tindakan pemusnahan atau penghancuran Patung Berhala yang terdapat di Tanah
Putus Ujung Jabung atau dikenal dengan Pulau Berhala sebagai tempat
pemujaan bagi penganut agama Hindu. Pulau berhala ini dapat dikatakan tenpat
awal bertapaknya kerajaan Melayu Islam di Jambi.
Pada tahun 1138 H (abad 15 M), Datuk Paduko Berhalo mendatangkan
ulama dari Hadhra Maut Yaman dari ahlul Bait Rasulullah yang bernama Sayid
Husin bin Ahmad Baraqbah. Beliau datang bersama anaknya yang bernama said
Qosim dan menyebarkan ajaran agama Islam selama 35 tahun dan bertempat
tinggal di Kampung Arab Melayu. Banyak masyarakat yang berguru dengannya
salah satunya yaitu Muhammad Yusuf bin Muhammad Chatib. Setelah Said
Husin wafat Muhammad Yusuf yang meneruskan penyebaran agama Islam di
Jambi. Salah satu muridnya adalah anaknya sendiri Abdul Madjid. Setelah
Muhammad Yusuf wafat maka Abdul Majid pula yang menyebarkan ajaran
Islam, diantara beberapa muridnya adalah:
1. Ibrahim (anak Abdul Majid Jambi)
2. Sulthan Thaha Saifuddin (sebelum menjadi sulthan)
3. Abdullah Affandi (Kampung Tengah)
4. Abdul Shomad (Tanjung Pasir)
5. Abdusshomad (Kampung Tengah)
6. Hasan Anang (Ulu Gedong)
7. Datuk Sin Thay (Olak Kemang)
8. Burhan Nurdin (Kampung Tengah)
Berawal dari sini pula pendidikan ke-Islaman di wilayah Kecamatan
Danau Teluk dan Pelayangan mulai meningkat dan lebih berkembang. Diantara
buktinya ialah berdirinya 4 Madrasah tertua (1915 M) di Provinsi Jambi, yaitu:
1. Madrasah Nurul Islam di Tanjung Pasir
2. Madrasah Nurul Iman di Ulu Gedong

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


45

3. Madrasah Sa‟adatuddarein di Tahtul Yaman


4. Madrasah Al-Jauharein di Tanjung Johor
Adapun diantara pengurus madrasah-madrasah tersebut adalah:
1. H. Abdus Somad bin H. Ibrahim Hof (Penghulu Jambi)
2. Ibrahim bin Abdul Majid (Kampung Tengah)
3. Ahmad bin Abd. Syukur (Tahtul Yaman)
4. Usman bin H. Ali (Tanjung Johor)
5. Kms. H. M. Soleh bin Kms. Yasin (Tanjung Pasir)
6. Sayid Alwi bin Muhammad bin Syahab Tanjung Pinang Jambi.

Setelah berkembang pesat, maka didiirikan pula satu Madrasah lagi yang
terletak ditengah-tengah Madrasah Nurul Islam dan Nurul Iman yaitu Madrasah
As‟ad yang didirikan oleh KH. Abdul Qodir Ibrahim pada tahun 1951 M. Hal ini
menambah catatan sejarah bahwa Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan
(Seberang Kota Jambi/SEKOJA) memang kental dengan dunia ke-Islaman dan
kesantrian.
Dari uraian tentang sejarah ke-melayu-an dan ke-Islam-an di atas dapatlah
dipahami mengapa sampai saat ini di Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan
sangat identik dengan kebudayaan Melayu Islam. Sehingga masih berbekas dan
memegang erat tradisi melayu. Bisa dilihat dari sisi gaya masyarakat Kecamatan
Danau Teluk berbahasa, berpakaian, adat istiadat, dsb.
2. Tempat-tempat Wisata Religi
Ada beberapa tempat bersejarah sekaligus tempat wisata religi yang terdapat
di Kecamatan Danau Teluk, diantaranya:
a. Rumah Batu (Olak Kemang) yang dibangun atas inisiatif Said Idrus bin
Said Hasan Al-Jufri karena beliau sering dikunjungi oleh pihak mertua
yaitu Sultan Nazaruddin dan pihak besan yaitu Sulthan Thaha Saifuddin
sehingga rumahnya tidak memungkinkan menampung orang banyak.
b. Masjid Al-Ihsaniyah (Olak Kemang), lebih dikenal dengan nama Masjid
Batu yang juga dibangun pada era Said Idrus bin Said Hasan Al-Jufri.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


46

c. Makam Said Idrus bin Said Hasan Al-Jufri dan anaknya Said Alwi, Said
Muhammad dan Syarifah Hazra (Olak Kemang) terletak pada samping
Masjid Batu.
d. Madrasah Nurul Islam (Tanjung Pasir), tetapi sekarang tidak lagi
melaksanakan program belajar mengajar (fakum) kepesantrenan, namun
gedungnya digunakan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
Taman Kanak-kanak (TK).
e. Madrasah Nurul Iman (Ulu Gedong) yang masih aktif dan memulai
membangkitkan lagi semangat kesantrian dengan menerima santri
perempuan yang disebut dengan istilah santriwati.
f. Pondok Pesantren As‟ad (Olak Kemang) yang pada masa saat ini masih
aktif dan muridnya yang semakin banyakserta bangunannya yang
semakin berkembang. Sehingga direncanakan oleh pihak terkait akan
mendirikan pula Perguruan Tinggi Agama Islam yang diberi nama
Ma‟had Ali Pondok Pesantren As‟ad Jambi yang terletak di RT. 10
Kelurahan Olak Kemang.
3. Ciri Khas Budaya dan Kerajinan
Ada beberapa ciri khas dari Kecamatan Danau Teluk umumnya wilayah
Seberang Kota Jambi yang masih terjaga dari zaman dahulu dan dapat kita
temukan saat ini, diantaranya:
a. Alat transportasi air yang biasa digunakan untuk menyeberang sungai
batang hari dari olak kemang, ulu gedong ke wilayah Pasar Jambi yang
disebut “Ketek”.
b. Perempuan yang menutup seluruh tubuhnya kecuali kedua mata
dengan menggunakan dua kain yang disebut “kain duo” atau “tudung
lingkup”.
c. Tradisi hantaran pernikahan yang masih menggunakan tradisi Adat dan
Budaya Melayu Jambi seperti “seloko-seloko adat” dan “pantun-
pantun melayu”.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


47

d. Tradisi makan bersama dengan wadah yang disebut “talam atau


nampan” pada kegiatan-kegiatan masyarakat seperti acara pernikahan,
walimah, sedekah arwah, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
e. Masakan-masakan khas yang berbahan dari ikan sungai dan danau
seperti Tempoyak, Pindang Palapa, Kerutub, Bekasam, Rusip, dll serta
kue-kue khas seperti Pedamaran, Na‟am, Gomak,Klepon, Kasuwi, dll.
f. Istilah-istilah melayu Jambi yang masih sering terdengar walaupun
sudah memasuki zaman modern. Seperti contohnya:
1.) bekerobong yang bermaksud menutupi seluruh tubuh dengan
menggunakan kain,
2.) nyelemar atau nadir yang bermaksud perbuatan yang tak lazim
dilakukan,
3.) Teseruhup yang bermaksud peristiwa apabila seseorang terjatuh
dan terperosok ke benda atau tempat lain.
4.) Molok yang bermaksud makan
5.) Gayu selamat yang bermaksud ungkapan untuk larangan jangan
melakukan sesuatu perbuatan, dll.
g. Permainan tradisional masyarakat yang masih ada dimainkan oleh
anak-anak seperti permainan ladang, kengkek, sembunyi pancit,
tempong kaleng dll.
h. Pengrajin Batik Jambi yang masih mudah untuk ditemukan karena
sudah turun temurun dari generasi ke generasi.
i. Pengrajin Benang Sulam Mas, tetapi jumlahnya sangat sedikit.
j. Pengrajin Kerupuk Ikan, namun jumlahnya tidak begitu banyak.
4. Profil Kemacatan Danau Teluk

Kecamatan Danau Teluk merupakan Kecamatan yang cukup tua yang


dahulu nya masih berbentuk wedana yang dipimpin oleh Datuk Anang Bahri
sekitar Tahun 1948 dengan pusat kewedanaan di kawasan Pasar Olak Kemang
akan tetapi seiring waktu maka di bentuklah Kecamatan Danau Teluk yang
dahulu nya menyatu dengan Kecamatan Pelayangan dan Telanaipura pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


48

sekitar Tahun 1967 terpisah dan menjadi Kecamatan induk dengan Camat
pertama Kms. Muhammad Saman.Yang sampai saat ini telah berganti camat
sebanyak 20 kali.

5. Kondisi Monografi

Kecamatan Danau Teluk Merupakan Salah satu Kecamatan yang berada di


wilayah Seberang Kota Jambi dengan luas Wilayah 15,70 Km atau 7,64 persen
dari luas keseluruhan Kota Jambi.

Kecamatan Danau Teluk Berbatasan dengan :

Sebelah Timur : Kecamatan Pelayangan.

Sebelah Barat : Kabupaten Muaro Jambi.

Sebelah Utara : Kabupaten Muaro Jambi.

Sebelah Selatan : Kecamatan Telanaipura.

Sumber : Kantor Camat Danau Teluk.


Source : District Office of Danau Teluk.
Peta Jambi Kota Seberang (SEKOJA) di Kecamatan Danau Teluk.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


49

Sumber : Kantor Camat Danau Teluk.


Source : District Office of Danau Teluk.
6. Misi dan Visi Kecamatan Danau Teluk
Visi Kecamatan Danau Teluk

“Prima Dalam Pelayanan Mantap Dalam Koordinasi Menuju Kota


Jambi Terkini 2019”.

Misi Kecamatan Danau Teluk

a. Meningkatkan penyelenggraan Umum yang ramah efektif dan efisien,


transparan melalui peningkatan serana, prasana dan kualitas SDM aparatur
Kecamatan.
b. Meningkatkan komunikasi dan kordinasi yang efektif dengan unsur
pimpinan, Kecamatan, intansi tekhnisserta komponen Masyarakat.
c. Meningkatkan upaya pemilaharaan ketentraman dan keteriban.
d. Peningkatan penyelengaraan pemerintah di kecamatan dan kelurahan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


50

e. Meningkatan pemberdayaan masyarakar yang baik dan trancana dan


berksinambungan.
f. Terpiliharanya sarana dan prasarana fasilitas pelayan umum.
7. Gambaran Umum
a. Sarana Pendidikan

TK/ PAUD : 10
SD / IBTIDAIYAH : 16
SMP / TSANAWIYAH :4
SMA / ALIYAH :5
b. Sarana Ibadah

- Langgar : 14
- Masjid : 9
• Puskesmas 1 Buah
• RSUD.H. Abdul Rahman Sayoeti 1 buah
• Pustu2 Buah
8. Kondisi Demografi
Jumlah Pendudukan :
Laki – laki : 6.135 orang
Perempuan : 6.297 orang
Jumlah : 12.432 orang
Kepadatan Penduduk : 880 Jiwa Perkilo Meter
Nama Instansi : Kecamatan Danau Teluk

Alamat : Jl. KH. Hasan Anang Rt. 08 Kel. Olak Kemang Kec.
Danau Teluk Kota Jambi

Waktu Pelayanan : Senin - kamis, jam 07.30 - 16.00 WIB

Jum‟at, jam 07.30 - 16.30

Jumlah Pegawai : - 41 PNS


-17 Tenaga Kontrak

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


51

9. Tugas Pokok dan Fungsi


Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi mempunyai tugas dan fungsi
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azaz otonomi dan tugas
pembantuan di bidang Administrasi Pemerintahan.
 Kecamatan mempunyai tugas :
a. Koordinasi dalam bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. Koordinasi upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertibanumu;
c. Koordinasi penerapan dan penegakan peraturan daerah dan peraturan
walikota;
d. Koordinasi pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
e. Koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan
oleh perangkat daerah dan instansi vertikal di tingkat Kecamatan;
f. Membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi kewenangan
pemerintahan kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja perangkat
daerah kota yang ada di kecamatan;
h. Tugas lain yang diberikan oleh wali kota sesuai dengan bidang
tugasnya
10. Tujuan dan Sasaran
Tujuan : Mewujudkan Peningkatan Pelayanan yang Efektif, Efisien dan
Akuntabel sebagai upaya pencegahan Terjadinya
penyimpangan dalam Penyelenggaraan administrasi terpadu
kecamatan.

Sasaran : 1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Terpadu Kecamatan


2. Meningkatkan Tertib Administrasi Terpadu Kecamatan
3. Meningkatkan Akurasi Databes Terpadu kecamatan
11. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Unit Kerja Kecamatan
Danau Teluk Kota jambi

Struktur

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


52

Organisasi Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Tahun 2019

CAMAT
DRS. DARMAWANSYAH

SEKRETARIS KECAMATAN
AKHMAD SUHAILI, SH

KELOMPOK JABATAN SUBBAG UMUM & SUBBAG PERCN &


FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN KEUANGAN
M. SAMAN UBAIDILLAH,S.Ko
m

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


SEKSI
PEMERINTAHAN UMUM KETENTRAMAN & TIBUM KESEJAHTERAAN SOSIAL PELAYANAN UMUM
PEMBER. MASYARAKAT
DRA. HOIRIYAH RACMAN MUCHLIS, MUHAMMAD SUKRI AMRAN. SE
ILYAS, SH
S.STP

Jambi, Oktober 2019

Camat Danau Teluk

DRS. DARMAWANSYAH
NIP. 19691027 198908 1 001
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk

Daftar Sumber Daya Manusia


Unit Kerja Kecamatan Danau Teluk Tahun 2019

NO NAMA JK JABATAN GOL PENDIDIKAN


1 Drs. L Camat IV/b S-1 manajemen
Darmawansyah Pembina TK Pem
I
2 Akhmad L Sekcam III/d Penata S-1 Hukum
Suhaili, SH TK I Pidana
3 Dra.Hoiriyah P Kasi Pem III/d Penata S-1 PAI

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


53

TK I
4 Ahmad L Pengelola III/d Penata S-1 Komunikasi
Mirikh.A.Md Data TK I
5 Ilyas. SH L Kasi III/d Penata S-1 Hk.Pidana
Pem,Masy TK I
6 M. Sukri L Kasi Kesos III/d Penata SMA
TK I
7 M. Saman L Kasubag III/c Penata SMA
Kepeg
8 R. L Kasi Trantib III/b Penata D- IV STPDN
Muchlis.S.STP Muda TK I
9 Amran. SE L Kasi Pelum III/b Penata S-1 EkoPem
muda TK I
10 Ubaidillah. L Kassubag III/a Penata S-1 Kebj Pem
S.kom perc Keu Muda
11 M. kholidi. L Pengelola II/d D-II PGKSD/MI
A,Ma Data Pengatur Tk
I
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk
Source : District Office of Danau Teluk

Struktur Organisasi Kelurahan Olak Kemang Tahun 2019

NO NAMA JK JABATAN GOL PENDIDIKAN


1 M. Amin.SE L Lurah III/c Penata Mts
2 Nelly Juniarti, P Seklur III/c Penata S-1 Eko Pem
SE
3 Mukhlis L Kasi III/c Penata STM
Pem,kesos

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


54

4 Nurul Basiro P Kasi pem, III/c Penata SMA


Pelum
5 Nurul Hilal. P Kasi Trantib III/d Penata S-1 Agama
S.Ag TK I islam
6 Ilhami L Staf III/b Penata S-1 Pend.bahasa
Firdausiyah, Muda TK I
S.Pdi
7 Ferry Yunan L Staf II/c Pengatur SMA
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk
Source : District Office of Danau Teluk.

Struktur Organisasi Kelurahan Pasir Panjang Tahun 2019

NO NAMA JK JABATAN GOL PENDIDIKAN


1 M. Hapiz.SE L Lurah III/c Penata S-1 Ekonomi
2 M. Firdaus. L Seklur III/b Penata D-III
A. Md Muda TK I Manajemen
3 Samsir P Kasi III/c Penata SMA
Pem,kesos
4 Naimah P Kasi pem, III/c Penata SMA
Pelum
5 Rd. Usman L Kasi Trantib III/c Penata SMA
6 Syamsu L Pelaksana II/c Pengatur SLTA
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk
Source : District Office of Danau Teluk
Struktur Organisasi Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2019

NO NAMA JK JABATAN GOL PENDIDIKAN


1 Mayuhardi. L Lurah III/b Penata S-1 Kesehatan
Skm Muda TK I
2 Jaminah P Seklur III/a Penata SMA
Muda

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


55

3 Abd. Efendi L Kasi III/c Penata S-1 Ekonomi


Pem,kesos
4 Abdul Aziz. L Kasi III/c Penata S-1 Teknik Indst
ST pemPelum
5 Suprapto L Kasi Trantib III/b Penata S-1 manajemen
Aribowo Muda TK I Pem
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk
Source : District Office of Danau Teluk

Struktur Organisasi Kelurahan Tanjung Raden Tahun 2019

NO NAMA JK JABATAN GOL PENDIDIKAN


1 Mulyadi. L Lurah III/c Penata D-III Teknik
Amd Sipil
2 Deddy N. SE L Seklur III/d Penata S-1 Ekonomi
TK I
3 Junaidi. ST L Kasi III/d Penata S-1 Teknik
Pem,kesos TK I Lingk
4 Rts. Khodijah. P Kasi pem, III/c Penata S-1 Ekonomi
SE Pelum
5 Najmiyah. SE P Kasi Trantib III/c Penata S-1 manajemen
Pem
6 Dedy Irfan Staf II/c Pengatur SLTA
,ZN
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk
Source : District Office of Danau Teluk
Struktur Organisasi Kelurahan Ulu Gedong Tahun 2019

NO NAMA JK JABATAN GOL PENDIDIKAN


1 Herlina. SKM P Lurah III/d Penata S-1 Keb
TK I
2 Hefni. SH L Seklur III/d Penata S-1 Hukum TN

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


56

TK I
3 Sahla. SE P Kasi III/d Penata S-1 manajemen
Pem,kesos TK I Pem
4 Maskinah P Kasi pem, III/c Penata SMA
Pelum
5 Tarmizi L Kasi Trantib III/c Penata SMEA
6 Ahmad Lutfi Pengelola Data II/d Pengatur SMA
TK I
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk.
Source : District Office of Danau Teluk.

Jenis Pelayanan :

KATEGORI NO JENIS PELAYANAN


1 Rekomendasi Advis/ SITU
PERIZINAN 2 Rekomendasi Surat Izin usaha Menengah dan Kecil
(IUMK)
3 Pembuatan IMB <70 M2 dan Rekomendasi IMB > 70
M2
NON 1 Surat Keterangan Ahli Waris (SKAW)
PERIZINAN 2 Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)
3 Surat Keterangan Salah penulisan nama, alamat,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


57

tanggal lahir dll


4 Surat Izin Keramaian
5 Mengetahui Surat Kematian
6 Rekomendasi Dispensasi Administrasi Terlambat
Menikah
7 Surat Permohonan Pindah Datang
8 Surat Keterangan Bersih Diri (SKBD)
9 Surat Keterangan Domisili
Sumber : Kantor Camat Danau Teluk
Source : District Office of Danau Teluk

12. TATA TERTIB DAN KODE ETIK


Tata tertib dan Kode Etik di Unit Pelayanan Umum Kecamatan Danau Teluk :
 Tugas Pokok Seksi pelayanan Umum :
a. Menyusun rencana kerja seksi pelayanan umum
b. Melaksanakan pelayanan administrasi terpadu kecamatan;
c. Menyiapakan dan menyajikan data-data pelayanan di kecamatan;
d. Melaksanakan percepatan pencapaian standar pelayanan;
e. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pelayanan kepada
mesyarakat di kelurahan;Menyiapkan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan;
f. Membuat laporan bulanan dan tahunan;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
 Fungsi Seksi Pelayanan Umum :
a. Sebagai Unsur pembantu camat dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsinya;
b. Mengkoordinir seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada camat;
c. Tenaga fungsional senior sebagaimana dimaksud pada ayat(2) berdasarkan
kepangkatan;

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


58

d. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, beban kerja


dan kemampuan keuangan daerah;
e. Tenaga fungsional dalam menyelenggarakan tugasnya diatur dengan
peraturan Walikota.
13. Tata Tertib dan Kode Etik

Tata tertib dan Kode Etik di Unit Pelayanan Umum Kecamatan danau Teluk

 Tata Tertib
a. Mengambil Nomor Antrian Pemohon
b. Menyerahkan Persyaratan Pengajuan pelayanan sesuai dengan Persyaratan
Pelayanan yang telah ditentukan
c. Berprilaku tertib,sopan dan santun
d. Menjaga kebersihan di ruang Pelayanan
e. Tidak Merokok di area Kecamatan Danau Teluk
f. Tidak membawa senjata Tajam
g. Tidak Membuat keributan atau menganggu kenyamanan dalam ruangan
 Kode Etik
h. Adil dan tidak diskriminatif
i. Cermat
j. Sapa,Sopan,senyum dan Ramah
k. Tegas,andal dan tidak memberikan keputusan yang berlarut
l. Profesional
m. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar
n. Menjunjung tinggi nilai Akuntabilitas
o. Tidak membocorkan Informasi yang dilindungi oleh Undang-undang
p. Terbuka dan mengambil keputusan yang tepat untuk menghindari konflik
q. Tidak menyalahkan sarana dan prasarana pelayanan publik
r. Tidak memberikan Informasi yang menyesatkan
s. Tidak menyalahgunakan Informasi
t. Sesuai dengan kepantasan dan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


59

u. Tidak menyimpang dari Prosedur


14. Moto Pelayan
Yang di launching pada tahun 2016 dengan Motto IKHLAS
I = INOVATIF
K = KOMUNIKATIF
H = DENGAN HATI
L = LANCAR
A = AMANAH
S = SENYUM
15. Inovasi Unit Kerja
Program Pemberdayaan Kecamatan
 Festival Danau Teluk
Merupakan kegiatan pengembangan serta upaya mempertahankan tatanan
budaya yang ada melalui kegiatan-kegiatan yang bernuansa religi.
Kegiatan ini disamping salah satu upaya mengembangkan dan
mempertahankan tatanan budaya yang ada juga merupakan kegiatan promosi
destinasi wisata danau teluk. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya
dan tahun ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan kegiatan ini.

16. Data Jumlah Kunjungan Perbulan


 Sub. Seksi Pelayanan Umum
Jenis Layanan JUMLAH KUNJUNGAN MASYARAKAT TAHUN 2019
NO Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt
1 Perizinan 3 3 3 1 2 1 1 3 0 2

2 Non Perizinan 42 48 46 31 40 37 57 42 57 41

Sumber : Kantor Camat Danau Teluk


Source : District Office of Danau Teluk

17. Maklum Pelayanan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


60

Dengan ini sanggup, Menyelenggarakan sesuai standar Pelayanan yang telah


ditetapkan dan apabila tidak menepati janji ini kami siap menerima sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Temuan Khusus

Pada bagian ini penulis akan menjabarkan tentang permasalahan dan


perkembangan Adat dan Budaya Masyrakat Jambi Kota Seberang dan Kendala
Perkembangan Adat di Masrarakat seberang Kota Jambi
Jaman dahulu Adat istiadat kota jambi sangat kuat tentang syaria‟at islam
dan sangaat kental dengan keagamaan dalam segi perilaku dan ketermpillan
pakaian. Didalam dalam sisi lain perkembangan kebudayaan Melayu Jambi
Sangat dominan dipengaruhi oleh ajaran syari‟at islam kemudian tumbuh
menjadi perilaku budaya masyarakat sebagai identitas Melayu Jambi, tercermin
dalam perilaku seharian bahasa dan kesustraan potensi Melayu Jambi dalam
seloko adat pakaian adat, dan ritual peernikahan, ijab kabul, dan aqidah.
1. Bagaimana implementasi adat dan budaya Melayu Jambi kota
seberang dalam meningkatkan perilaku keagamaan?
Pertama diadakan penyuluhan pertamo kita datang dari siko ke
tahtuyaman bagaiman eco pake Adat istiadat situ kito ikut eco pake jangan
keluar dari pado Adat istiadat dan pertama mengadakan eluk antar dalam
implementasi adat itu tersebut dan problem yang di utamaka kalau ada
permasalahan berat untuk mengatasin permasalahan itu ada penyuluhan
berarti ada perlarian kepada adat istiadat dengan memakai hukum adat dan
hukum adat itu tidak bisa kita ubah-ubah karna Adat basendi syara, syara
basendi kitabulla itu berdasar utama tentang hukum–hukum Adat seluruh
kota Jambi dan seluruhnya khusunya provinsi Jambi.
Telah mencangkup semuanya itu tentang Adat dan budaya masyarakat
Melayu Jambi seperti dimana bumi di injak disitu langit di junjung tetap
kito memakai hukum-hukum Adat baik bermasalahan antar-mengatar dan
masalasah tentang masyarakat tetap hukum Adat itulah di perkuatkan dikit
be permasalahan itu dak banyak cerito karena sudah mencangkup

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


61

permasalahan-permasalah tentang hukum-hukum Adat itu tersebut dan


sudah mencangkup tentang implementasi Adat itu tersebut dalam hukum-
hukum Adat itu.
Hah baru lah disebut tentang hukum Adat atau denda salah satunyo
luko di pampas mati di bangun maksudnyo suatu kejadian karena ulah kito
menyebabkan seorang luko atau mati maka yang luko di pampas itu dalam
arti luko dipampas kalau dalam arti mati di bangun mengangkat saudara
sebagai mengganti yang mati. ado lagi selain seperti luko tinggi maksud
luko tinggi luko pada tubuh seseorang apakah itu disebabkan perkelahian
dan lain-lain yang tidak bisa di tutup oleh pakaian.
Misalnyo luko di kening dan ujung jari tangan dan ujung jari kaki
selain itu ado jugo yang namonyo luko rendah luko pada tubuh seseorang
yang bisa di tutup oleh pakaian misalnyo luko pada perut luko pada paha
luko pada pinggang dalam segi luko-luko itu ado hukumnyo seperti luko
kecil hukumnyo ayam seekor, beras satu gantang, kelapo betali. itu dalam
luko kecil dan ado jugo namonyo luko mengakibatkan daging takuak urat
putus.
hukumnyo beras 20 gantang kambing seekor seasam garam selemak
semanis kain 4 kabung dan diangkat bersaudara dan ado jugo namonyo
luko merusak sifat seperti luko tulang rencong itu hukumyo setengah
bangun yaitu 40 gantang beras kambing 2 ekor seasam garam seemak
semanis kain delapan 8 kabung didendang atau dilihat kalau yang luko
tersebut sampai meninggal maka hukumnyo adalah hukum bangun yaitu
beras 100 gantang kerbau seekor dan ado jugo namonyo luko lukis luko
sedikit bengkak-bengkak hukunyo ayam seekor beras segantan kalau
sampai lukonyo cuman balu di tepung tawar dengan bahan setawar
sedingngin itu hukum-hukum dalam segi luko hukum itu berlaku bagi
masyarakat kalau masyarakat terimo dengan hukum Adat kalau
seandainyo masyarakat dak terimo baru Adat diserahkan masalah pada hak
kewajiban.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


62

Dan selain itu kalau ada permasalahan melalui dulu dengan adanya
hukum Adat dan baru kepolisihan karena hukum Adat tidak boleh lagi di
proses oleh hak kewajiban karena hukum Adat dak boleh di bentah-bentah
oleh hak kewajiban kecuali hukum Adat telah diserahkan kepada hak
kewajiban itu baru bisa di proses oleh hak kewajiban karena Adat basendi
syara, syara basendi kitabullah dan dalam saksi hukum Adat ancaman
hukum bagi yang melanggar hukum Adat jika tidak mau mematuhi atau
tidak mau memenuhi di seruh pergi berkampung.
saya tuk dari mana datangnya asal kata Adat itu,
Asal dari kato Adat itu Adat basendi syara, syara basedi kitabullah itu
lah kato asalnyo Adat itu ibarat tali berpintal tiga bak emas dengan suaso
menurut kato seloko sadencing bak besi seciap bak ayam tandonyo alim
sekitab penghulu seantiko hambo seiyo sekato kok jalan sereju kok lembai
serilun kok Langkah serentak kok bekayuh sedegam yang dimaksud
dengan kato seloko turunan atau warisan yang dipegang pimpinan Adat.
Selain itu ada jugo Adat samo seko anjak-anjakan berbentuk benda
memenuhi ketentuan Adat dan hukumnya nan disebut seko anjak-anjakan.
saya seko anjak-anjakan itu apo itu tuk
Eco pakai yang beriman umpamanya tukaran sama isi berlainan seperti
gantang Jambi 16 canting gantang batang hari 12 canting gantang ma
bungo 10 canting hah itu lah yang di maksud dengan seko anaja-anjakan
yaitu tukaran isinyo berlainan.(wawancara: Ibrahim Somed 30 September
2020)
saya tuk kalau dalam meningkatkat perilaku keagamaan kota seberag tuk
kek mana tuk?
Dulu zaman kami dulu kito kembalikan itu sudah susah karna ada
kecangian Adat kini tu Adat Basendi Syara, Syara Basendi kitabullah
kalau dulu itu nengok guru itu takut dan nengok Orang tuo Berjalan kito
minggir kalau zaman sekarang orang tuo itu disamo kan be karna apa
didikan akhlak kurang kalau zaman kami dulu akhlak dulu di

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


63

pembelajarkan baru pendidikan kalau sekarang pendidikan dulu baru


akhlak sebernaya akhlak dulu baru didik, zaman kami dulu perna dari batu
jatuh itu dipukul tangan dan dulunya belum ado kertas pensil perna
dulunya itu nulis di batu sudah di hapus lagi itu la zaman dulu sangat
kental dengan keagmaan dan Adat `dulunya nengok Guru be takut hormat
masuk ke kelas batuk takut di depan guru.
Begitula pendidikan itu dulu itu tidak diterapkan karno mengambil
kecangian naa kito nak kembalikan semulo pada zaman itu tidak bisa.
Maka dekatin la keagamaan maksudnya kalau diok sudah tau tentang
agama baru masuk zaman sekarang kalau tanpa dari agama kacau la dunia
ini. Itula kunci dalam meningkatkan keagamaan yaitu dengan adanya
akhlak dan jujur.
Dan pendidika kalau guru sekarang iaa dimano rumah sekolah be baik
TK, hanya Tk la ado akhlak dikit karna anak tidak ngerti dari situlah dari
taman kanak;kanak guru-guru TK bisa memperlajari akhlak kepada kanak-
kanak tapi zaman sekarang TKnya bercampur, Islam ado, Kristen ado, tapi
alhamdulillah khusus Kota Seberang ni sampai sekarang pserta didikya
orang Islam semuo. Jadi hidup ini sekok jangan melanggar adat istiadat
sebab Adat itu Adat basendi syara Syara basendi kitabullah. Ciptaan Adat
itu dari Belando itu Jambi yang bikin Internasioanal di Sah
kan.(wawancara: Ibrahim Somed 16 Agustus 2020)
Saya bagaimana cara meningkatkan perilaku keagamaan di kampung
kita? Imron Rosadi Menjawab?
Dengan cara mendukung di setiap kampung contohnya dengan adanya
guru pami pengajian antara magrib dan isya kito sokong apapun kegiatan
guru pami itu kito dukung seperti sayo melakukan cek atau mengontrol
tentang peningkatan anak-anak ngaji dan sayo pun ngobrol dengan guru
pami bagaimana perkembang anak-anak apa lagi mendekatin MTQ disitu
la tujuan sayo mengontrol sambil ngobrol tentang perkembangan untuk
dengan tujuan mencari anak-anak yang layak megikutin acara MTQ

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


64

tersebut kalau dalam meningkatkan perilaku keagamaan itu kito buat la


semacam kegiatan semacam malam minggu kito di adakan latiahan
marhaba dalam segi itu la kita ngajarkan anak kecil supaya bisa
mengikutin acara-acara atau kegiatan tetntang keagamaan itu.
Latihan membaca marhaba dirumah masyarakat secara bergiliran dengan
tujuan menarik pemuda dan pemudi supaya mengikutin latihan marhaba
dan untuk latihan marhaba anak-anaknya menimal lima orang yang
selainnya orang-orang tua.(wawancara: Imron Rosadi 17 Agustus 2020)
2. Kendala Dalam Meningkatkan Perilaku Keagmaan dan Adat Budaya
Masyarakat Jambi Kota Seberang
Kata datuk Ibrahim Somad yang pertamo kendalanya termasuk ke
ahklak dan kepribadian tidak menghormati atau melanggar Adat kalau
zaman datuk dulu terkencing menghadapin toko-toko Adat di karnakan
Amar makruf nahi mungkar maksudnya yang benar-benar yang salah-
salah kalau zaman sekarang masyarakat sering melakukan hal-hal yang
melaggar Adat basendi syara‟ Syara basendi kitabullah.
itu lah membuat zaman sekarang ketinggalan ketiggalan tentang
hukum Adat dalam segi contohnya masyarakat banyak memakai pakaian
membuka aurat itukan termasuk melanggar syariat islam dalam hukum
Adat haram membuka auarat itulah dari segi kendalanya dan dari segi
akhlak pemuda. seperti dalam Adat tu. Awak kecik perange mecam orang
gedang maksudnya congkak sama orang tua dak ada sopan santun
ibaratnya seumuran sama orang itu tersebut itu la kendalanya yang kita
nemuin di kampung kita ini.
sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi perintah menegakkan
yang benar dan melarang yang salah. Dalam ilmu fikih klasik, perintah ini
dianggap wajib bagi kaum Muslim. Di kekhalifahan-kekhalifahan
sebelumnya, orang yang ditugaskan menjalankan perintah ini
disebut muhtasib. Sementara itu, di Barat, orang-orang yang mencoba
melakukan amar makruf nahi mungkar disebut polisi syariah. Dan perna

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


65

terjadian kata datuk Ibrahim Somad Ketika Sidang Adat ada pemudo ikut
sidang Adat dan pemudo itu tidak sopan santun dak kata datuk Ibrahim
somad menegur si pemudo itu „‟ hey lup ni sidang Adat kau tau sopan
santun kau ado punyo orang tuo berapo umurnyo orang tuo kau lup orang
tuo kau nganten pun aku ngarakmyo dak perlu kau ikut sidang Adat ni
Keluar. Orang Adat itu Kasar apa yang ada itu yang dicerita dak peduli.
Saya tuk adakah tentang adat itu dilarang maksudnyo yang di larang
syarak di benci Adat…
Datuk Ibrahim Somed Menjawab ? Ada Syarak di larang di benci
Adat itu ado 20 yang dilarang syrak di benci Adat yang pertamo (hati
selalu bimbang) yang keduo (mato selalu rambang) yang ketigo (prange
selalu sumbang) yang keempat (orang maju lurus awak menyimpang)
yang kelimo (orang ndak nempuh awak nyelimpang) yang keenam
(bercakap dengan orang awak membelakang) yang ketujuh (di swak awak
membangkak) yang ke delapan (ketagih orang bebaju kutang) yang
kesembilan (orang ndak mask awak tegak di lawang) yang kesepuluh (idak
sembahyang) yang sebelas (banyak hutang) yang duo belas (hutang
gadang di bawak tiduk siang) yang tigo belas (di tageh musuh ke orang)
empat belas (awak kecik prange mecam orang gedang) yang limo belas
(awak gedang prange mecam kerbo jalang) yang enam belas (prange jahat
mecam jelatang) yang tujuh belas ( siang tiduk malam jadi musang) yang
delapan belas (awak la bebini masih ngaku bujang) yang sembilan belas
(awak tuo mato keranjang) yang duo puluh( bebini denagn nan kecik tapi
masih lanjang dengan ayuknyo nan gadang).
Na itu lah yang di larang syarak dibenci Adat itu semuonyo itu ado
makna tidak masing- masing seperti bebini dengan nan kecik tapi masih
lanjang dengan ayuknyo nan gadang yang di maksudnyo kau bebini
dengan adeknyo tetapi kau suko dengan ayuknyo itu la yang di sebut mato
lanjang atau gatalan
Saya dalam segi kendalanya tuk kek mano?

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


66

Adat itu dak ngerti kek ko kato diok kek ko kato kito kek mano kito
nak masukan tentang Adat sudah tu tangan main-main. Itu la kendalanya
orang-orang sok tau tentang Adat sampe-sampe perna datuk mengusir
pemudo Ketika rapat Adat pemudo itu congkak kan dalam Adat dak boleh
ibarat kato awak kecik prange mecam orang gedang dan kendala yang lain.
Pemuda banyak yang dak tau tentang larangan Adat contoh sering kita
melihat pemudo jarang sholat itu kan termasuk yang di benci Adat dan
Syarak. Dan zaman kini ada pulak HAM.Kalau zaman dulu daktek HAM.
Pas zaman dulu salah dikit pendimping toko Adat itu rotan mainnya.
(wawancara: Ibrahim Somed 17 Agustus 2020).
3. Solusi Dalam Menerapkan Perkembangan Adat dan Budaya
Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang Dalam Perilaku
Keagamaan
Solusi dan perkembangan melalui peran Adat itu tergantung kepado
toko-toko agama secara Rapat tentang peengembangan Adat dan Perilaku
solusinya itu seperti sekarang adanya pengajian, perceramah itu sudah
termasuk pengembangan itu dari zaman dahulu, dulu belajar tauhid,
belajar peqe, belajar ilmu tasawuf seperti mengenal sifat-sifat Allah Swt.
Habis itu solusinya tentang Akhlak tentang kelakuan manusia itu sudah
termasuk golongan zaman dulu sampai sekarang ini sebab Adat itu dak
rapuk di hujan di rakam di panas karno diok berdasarkan Adat basendi
syarak syara basendi Kitabullah sampai dunia kiamat la mengeluarkan
dari permasalahn itu, itu sudah melanggar syariat islam itu bukan orang
Adat mako orang dulu itu patuh pado Adat, takut karno bawak an salah
dan ajaran kau salah menyimpang dengan ajaran syariat islam jadi
solusinya itu tegur dan diterapkan Adat istiadat itu maka itu tidak rapuk di
hujan dirakam panas sampai sekarang patah tumbuh hilang berganti.

Saya tuk bagaimana cara datuk menerapkan perkembanngan perilaku


keagamaan dan Adat?

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


67

Yaitu melalui peran Adat itu cuman mengawasi dan untuk peran yang
menningkatkan keagamaan yaitu berado peran para ulama-ulama zaman
dulu dan zaman sekarang pengembangan yaitu melalui Pendidikan seperti
adanya sekolah pondok pesandren As‟ad, pondok nurul Iman, pondok
jauharen, pondok mubarok, itu la dalam segi pengembangan agama di
seberang ini bukan peran Adat peran Adat itu mengawas,

Saya tuk kalau misalnyo yasinan pada malam jum’at itu termasuk
perkembangan Adat atauPerilaku?

Datuk Ibrahim Somed Menjawab? Itu termasuk tradisi perkembangan


dari nenek moyang kito dulu dan itupun sudah mencakupin maka itu Adat
basendi Syara Syara basendi kitabullah sudah mencakupin itu setiap langar
ada baca yasin baca berdah naa kuncinya aku kasih tau kalau kito ni dak
ada berdah di seberang ini Tanah Pilih Pusako Batuah hancur Jambi karna
asal berdah itu di jambi karena ulama-ulama terdahulu membaca berdah
dengan tujuan mengusir penyakit yang jahat dan membaca berdah itu dari
kepadal dusun sampai ke butut dusun seperti tanjung pasir batasyo
jeramba, dan masing-masing kampung ada berdah dan berdah itu tradisi
Jambi Kota Seberang.

Saya tuk kalau tentang hukum Adat zaman dulu tuk kek mana?
Datuk Ibrahim Somed menjawab ? melalui eco pake, eco pake tu kau
tau, dak tau tuk, ecok pake itu hukum Adat misalnyo kalua kau maling
ayam keno dendo kampung naa itu eco pake la namo e, dan misalnyo lagi
kalua kau bunuh orang bunuh itu sama.
Dengan hukum ara tatapi ada meminta maaf seluruh family tapi kau
tanggung biayanyo lepas kau nengok dalam kesalahannyo apo unsur
dendam mako darah di balas dengan darah nyawo di balas nyawo dalam
hukum Adat itu ada kebaikannya efek jera dan misalnyo lagi nguci
kampung sedekah di kampung itu baco berdah, baco yasin pas zaman
dulunya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


68

Saya tuk adakah bentuk hukum yang dilakukan menurut pandangan


agama dan Adat?
Datuk Ibrahim Somad menjawab. Ada perintah berlaku adil menurut
Adat setau datuk menurut waris yang dijawat dari nan tuo-tuo, dalam kita
melakukan penyelesaian silang sengketo sadar atau tidak sering memakai
untuk memutuskan silang sengketo tersebut dengan 4 cara:
Yang pertamo Hukum Lamo atau Hukum Agama. Ialah hukum yang
bertiru bertauladan, sebagaimana bunyi Seloko Adat Basesap bejerami
bertunggul pemerasan, junjung lagi hidup lagi dipanjat, titian terbentang
lagi diliti, jalan yang berambah yang diturut, baju bajahit yang dipakai.
Ini lah hukum yang sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al-Qur‟an Surat
Al-nam ayat 106 yang artinya: Ikutilah apa yang telah diwahyukan
kepadamu Ya Muhammad dari Tuhanmu.
Yang keduo Hukum Begamo-gamo. Ialah artinyo sesuatu keputusan
atau hukum yang kita jatuhkan dengan cara agak-agak , kareno yang
cerdik itu berkuaso kepada anak buah keponakannyo, karena ia berkata
dulu sepatah, berjalan dulu selangkah, orang lain tidak terkadah dimato
hari, idak tetepik dimato pedang, maka ia menjatuhka hukuman dengan
pikiran sendiri. Setelah itu ado jugo hal yang tidak dibenarkan oleh Adat,
disebut dalam seloko.
Kecak betis bak betis.
Kecak lengan bak lengan.
Tibo dipapan hendak berenak.
Tibo diduri hendak menyingkek.
Tibo diperut hendak dikempeskan.
Ada lagi
Akal bepiyuh runding bepilin.
Piyuh jering hendak berisi.
Pilih kacang hendak manjat.
Akal hendak melilit gunung tujuh.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


69

Yang ketigo ialah Hukum Karnu. Keputusan dalam hukum ini adalah
disebebkan ada udang disebalik batu, ado padang disebalik rimbo, ado nasi
disebalik kerak, walaupun kawat dipilih, ikan dilaut yang di adang, tetapi
tetap kepengin menangguk di air keruh, menyembelih menampung darah,
baru kito masuk dengan hukuman seperti ini yang diputusakan semacam
ini sangat bertentangan dengan hukum adat karna apa hukumnya sangat
keras.
Yang ke empat hukum Bersama-sama. Hukum keputusan yang dibuat
secara bersamo-samo dalam suatu karapatan, dan hukum bersamo-samo
ini mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa seperti kato seloko alah
kalah pesko dek dibuwek, alah buwek buat dek samo-samo embuh samo
suka. Tapi dari 4 (empat) hukum itu masyarakat banyak memakai hukum
bersamo-samo.(Wawancara: Ibrahim Somed 18 Agustus 2020)
Saya bagaimana jika kampung kita melakukan berbuatan seperti maling,
berzina apa yang bapak lakukan sebagai ketua rt kampung ini melalui
hukum Adat atau melalui HAM?
Imron Rosadi selaku ketua RT menjawab? Kalau kini tu sesuai dengan
zaman masa seandainya terjadi dengan hal-hal semacam itu tetap
laporannyo melalui Rt selaku memangku Adat di tingkat Rt yang sekarang
disebut lit apabilo korban atau keluargo korban mengadukan hal itu
tersebut ke Rt tetap kito kumpulkan masyarakat kito Langkah pertamo kito
ialah mengadokan sebuah rapat ataupun rembuk dan kito hadirkan orang
tua korban kito tanyokan apa kendak diok apakah kita selesaikan dengan
dengan cara Adat apo nak menempuh jalur hukum.
Apabila di selesaikan dengan Adat itulah hukumanyo tetap kalau
melakukan berzinaan itu kalau menurut Adat itu kebanyak an hukum di
kampung yaitu cuci kampung tetap kito melakukan hal tersebut dan tetap
kita mengaku pada Adat kita selasaikan dengan Adat dulu apabila keluarga
korban tidak senang kita mempersilakan menempuh dengan jalur Hukum
tetapi Adat tetap kita tegakkan dan apabilo permaslahan yang dilakukan si

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


70

korban itu besar kita melalaui dalam Adat ialah tali tigo sepilin tungku tigo
sejarang pengawai nan tigo yang maksudnyo tigo sepilin tungku tigo
sejarang pengawai nan tigo kita kumpulkan nan tigo itu yang pertamo kito
manggil dulu Orang Adat dan kio manggil Pejabat Desa dan pengawai
syarak seperti Imam, Khotib, Bilal kalau sudah kumpul semuanyo baru
kito bahas tentang masalah si korban itu.(Wawancara: Imron Rosadi 18
Agustus 2020)
Saya bagaimana reaksi ketua Rt melihat masyarakat kampung kita
melanggar syariat Islam dalam segi pakaian yang membuka aurat?
Kalau pertanyaan yang kau sampaikan tadi membuka aurat itu
kebanyak an yang enak di pandang itu kaum perempuan yang membuka
aurat yang pertamo sayo lakukan menegur tetapi kita usahakan dengan
teguran kito melalui dengan sindiran seperti apa contoh kalau ada cewek
ataupun ibu-ibu memakai celana di atas lutut kito sebut be nak olah raga
bulu tangkis dimano ngajak-ngajak kami itu caronyo melalui sindiran
halus tetap dari segi pandangan tetap enak di tengok. (Wawancara: Imron
Rosadi 18 Agustus 2020)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan di atas, maka Sebagian
bab akhir dapat diambil beberapa pemahaman dan kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Implementasi adat dan budaya Melayu Jambi kota seberang dalam
meningkatkan perilaku keagamaan adat itu tersebut dan problem yang
di utamakan kalau ada permasalahan berat untuk mengatasin
permasalahan itu ada penyuluhan berarti ada perlarian kepada adat
istiadat dengan memakai hukum adat dan hukum adat itu tidak bisa
kita ubah-ubah karena Adat basendi syara, syara basendi kitabulla itu
berdasar utama tentang hukum–hukum Adat seluruh kota Jambi dan
seluruhnya khusunya provinsi Jambi telah mencangkup semuanya itu
tentang Adat dan budaya masyarakat Melayu Jambi seperti dimana
bumi di injak disitu langit di junjung tetap kito memakai hukum-
hukum Adat. hukum Adat itu tersebut dan sudah mencangkup tentang
implementasi Adat itu tersebut dalam hukum-hukum Adat itu.
2. Kendala Dalam Meningkatkan Perilaku Keagmaan dan Adat Budaya
Masyarakat Jambi Kota Seberang. Yaitu kendalanya termasuk ke
ahklak dan kepribadian tidak menghormati atau melanggar Adat kalau
zaman dulu terkencing menghadapin toko-toko Adat di karenakan
Amar ma‟ruf nahi mungkar maksudnya yang benar-benar yang salah-
salah kalau zaman sekarang masyarakat sering melakukan hal-hal yang
melaggar Adat basendi syara‟ Syara basendi kitabullah itu lah
membuat zaman sekarang ketinggalan tentang hukum Adat dalam segi
contohnya masyarakat banyak memakai pakaian membuka aurat
itukan termasuk melanggar syariat islam dalam hukum Adat haram
membuka auarat itulah dari segi kendalanya dan dari segi akhlak
pemuda seperti dalam Adat tu.

70
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
71

Awak kecik perange mecam orang gedang maksudnya congkak sama


orang tua dak ada sopan santun ibaratnya seumuran sama orang itu
tersebut itu la kendalanya yang kita nemuin di kampung kita ini. Dan
sering kita melihat pemuda jarang sholat itu kan termasuk yang di
benci Adat dan Syarak.
3. Solusi Dalam Menerapkan Perkembangan Adat dan Budaya
Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang Dalam Perilaku Keagamaan.
Solusi dan perkembangan melalui peran Adat itu tergantung kepado
toko-toko agama secara Rapat tentang pengembangan Adat dan
Perilaku solusinya itu seperti sekarang adanya pengajian, perceramah
itu sudah termasuk pengembangan itu dari zaman dahulu, dulu belajar
tauhid, belajar peqh, belajar ilmu tasawuf seperti mengenal sifat-sifat
Allah Swt. Dan tentang Akhlak tentang kelakuan manusia itu sudah
termasuk golongan zaman dulu sampai sekarang ini sebab Adat itu dak
rapuh di hujan di lekang di panas karena dia berdasarkan Adat basendi
syarak syara basendi Kitabullah.
B. Saran
Adapun beberapa saran dan masukan penulis kepada semua pihak dalam
menulis skripsi ini di antaranya sebagai berikut:
1. Semua masyarakat kota jambi seberang harus tau tentang Adat atau
mempelajari tetntang Adat Jambi.
2. Kepada semua masyarakat yang di kota seberang Jambi kembang kan
lah budaya kita jangan samapai budaya kita jauh ketinggalan.
3. Mengingat pentingnya dengan Adat dan Syariat Islam berusaha lah
menjaga atau melindung anggota tubuh kita dalam segi pakaian
membuka aurat dan terus berusaha la supaya masyarkat kita menutup
aurat itu.
4. Semua masyarakat kota jambi seberang harus tau tentang Adat atau
mempelajari tetntang Adat Jambi.
5. Kepada semua masyarakat yang di kota seberang Jambi kembang kan
lah budaya kita jangan samapai budaya kita jauh ketinggalan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


72

6. Mengingat pentingnya dengan Adat dan Syariat Islam berusaha lah


menjaga atau melindung anggota tubuh kita dalam segi pakaian
membuka aurat dan terus berusaha la supaya masyarkat kita menutup
aurat itu.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puji syukur
kepada Allah SWT. Dengan ijin Allah maka akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya dengan harapan agar semua pihak dapat memberikan atau saran-
saran skripsi ini demi kesempurnaan karya tulis ini sehigga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi kita semua.

Jambi,

Riyan S Wandy
TP.161579.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


DAFTAR PUSTAKA
Agus Cholif, Muchtar, SH. (2019) Sumpit Gading Damak Ipuh Hukum Adat
Melayu Jambi (Buku Hukum Adat Jambi Terlengkap). Jambi: Salim Media
Indonesia (Anggota IKAPI).
Atmadewita, 2013 Penanaman Nilai dan Fungsi Musyawarah Melalui Seloko
Adat Jambi, Program Studi Sastra Prancis, Universitas Indonesia
Ali Achman & Heryani Wiwie, 2012. Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap
Hukum. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Ahmad, Hasbullah dan Edi Amin, Integrasi Ayat-Ayat Al-Qur’an dalm seloko
Adat Jambi: Transformasi Dakwah Kultural, Jurnal Kontekstualita, Vol.
31 No. 1, Tahun 2015
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2015. Manejemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Hal 61-93. PT. Remaja Rosda Karya Bandung.

As‟ad, Moh, 2004. Psikologi Industri: Seri ilmu sumber daya manusia, penerbit
Liberty, Yongyakarta.
Aat Syafaat, Sohari Sahrani Muslih,2008. Peranan Pendidikan Agama Islam
Dalam Mencegah Kenakalan Remaja, Jakarta ; Rajawali Pers.
Arif, Zainuddin. (2012). Andragogi. Bandung: Angkasa Bandung
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta
DRS. H. HASAN BASRI AGUS, MM, Muhammad Hafiz H.I. DRS. H. Suparto.
P.A (2013) Pejuang Ulama dan Ulama Pejuang Negeri Melayu Jambi.
Pusat Kajian Pengembangan Sejarah dan Budaya Jambi.
Faisal, Sannafiah. 1990. Penelitian Kualitatif (dasar-dasar dan aplikasi). Malang:
Ya3 Malang
Harun, Hermanto dan Irma Sagala, Dinamika Model Pemerintahan dalam
Masyarakat Melayu Islam Jambi: Study Kasus Kabupaten Bungo, Jambi,
Jurnal Konttekstualita Vol. 28, No. 1, 2013.

Koentjaraningrat. 2009. Pengatar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta.


Lexy J Moleong, (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Lexy J Moleong, (2004). Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Lexy J Moleong, (2008) Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moctar, Rustam. (2010). Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 1. EGC.


Jakarta.
Noor, Junaidi T, 2013. Seloko; Tradisi Lisan Masyarakat Melayu Jambi (Ditinjau
Dari Sudut Pandang Sosial Budaya)

Rokhman, Ali dan Putri Amal Wijayanti, 2013. Kearifan Lokal Sebagai Bagian Dari
Demokrasi dan Pembangunan Indonesia, Proceeding Semnas FISIP UT.

Soekanto, Soerjono. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan


Hukum, Cet. Ke-10, Jakarta: Ghalia Indonesia

Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati, Budi. 2013. Ssiologi Suatu Pengatar.


Jakarta: Rajawali Pres.

Soenanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012

Sugiyono, 2017. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,


Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta. CV
Satori, Djam‟an dan Komariah, Aan (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung: Alfabeta
Yuliati, Yuyuk dan Mangku Poernomo.( 2003). Sosiologi Pendesaan. Jakarta:
Lapera
Lampiran 1

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

ADAT DAN BUDAYA MASYARAKAT MELAYU JAMBI KOTA


SEBERANG DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN

KECAMATAN DANAU TELUK

PROVINSI JAMBI

A. Observasi (Pengamatan)
1. Situasi dan kondisi di masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang
dalam Implementasi adat dan budaya Melayu Jambi
2. Proses meningkatkan perilaku keagamaan di kota seberang
kecematan danau teluk
3. Bagaimana kendala implementasi perkembangan Adat dan Budaya
masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang dalam perilaku
keagamaan

B. Dokumentasi
1. Arsip
a. Historis dan Geografis di desa kecamatan danau teluk
b. Struktur Organisasi masyarakat kecamatan danau teluk
c. Keadaan penduduk masyarakat kota seberang jaambi
kecamatan danau teluk
d. Jumlah penduduk masyarakat kota seberang jambi kecamatan
danau teluk
2. Rekaman Wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian tersebut.

C. Wawancara
Toko Adat.
Ketua Rt.
a. Bagaimana Implementasi Adat dan Budaya Melayu Jambi Kota Seberang
dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan ?
b. Bagaimana Kendala Implementasi Perkembangan Adat dan Budaya
Msyarakat Melayu Jambi Kota Seberang dalam Perilaku Keagamaan ?
c. Bagaimana Solusi dalam Menerapkan Perkembangan Adat dan Budaya
Masyarakat Melayu Jambi Kota Seberang dalam Meningkatkan Perilaku
Keagamaan ?
Lampiran 2
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA KETERANGAN
1 Ibrahim Somed Orang tua
2 Imron Rosadi Orang tua
3 Hoiriyah Orang tua
4 Muhammad Ramdani Masyarakat
5 Racman Mukhlis Masyarakat
wawancara Datuk Ibrahim Somad wawancara bapak Imron Rosadi

pengataran surat penelitian riset di kantor camat danau teluk.

salah satu contoh meningkatkan keagamaan melalui marhaban


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Riyan S wandy
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Jambi, 28-05-1996
Alamat : Kelurahan olak kemang
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : riyanswandy05@gmail.com

No. HP/WA : 0823-777-88-767

Pengalaman-pengalaman Pendidikan Formal

1. SD Negeri No.03/IV Danau Teluk/2009

2. Mts Putra As‟ad/2013

3. Aliyah As‟ad/ 2016

Motto Hidup :

Tidak ada kesuksesan bagiku melainkan dengan pertolongan Allah SWT. Dan

restu Orang tua


69

Anda mungkin juga menyukai