SKRIPSI
ABDURRAHMAN SAYUTI
NIM : TK.161192
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
ABDURRAHMAN SAYUTI
NIM : TK.161192
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERNYATAAN ORISIONALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dari Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, seluruhnya merupakan
hasil karya saya sendiri, yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat di dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan
perundang_perundangan yang berlaku.
Abdurrahman Sayuti
TK161192
iv
PERSEMBABAN
Sembah Sujud serta Syukur Ku kepada Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang , Taburan cinta dan kasih sayang_Mu telah memberikanku
kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan ke_junjungan alam
Rasulullah Muhammad SAW.
Ayahanda Ibunda, keringat dan tenagamu tiada mungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat Ayahanda Ibunda bahagia karena kusadar,
selama ini belum bisa berbuat yang lebih, Terima Kasih Ayahanda Ibunda
v
MOTTO
)(رواه لبخارى
َ َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم اْلقُ ْرآ َن َو
علَّ َمه
Artinya : Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca Al Qur’an dan
mengajarkannya. (HR. Bukhori)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dalam
penyelesaian tugas akhir (SKRIPSI) ini penulis selalu diberikan kesehatan dan
kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) ini dengan
baik, tak lupa sholawat beserta salam penulis haturkan ke jujungan alam nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari dan mengakuai bahwa ada
sedikit kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan
dari semua pihak terutama dosen pembimbing, maka penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul : “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi”
Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini, yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr.Hj. Fadlilah,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr.Mahmud MY, S.Ag., M.Pd.I selaku ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil M.Pd.I selaku pembimbing I dan Ibu Dian
Nisa Istofa S.Pd., M.Pd.I selaku pembimbing II Skripsi ini.
5. Bapak Dr. Najmul Hayat S.Ag., M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.
6. Ibu Dra. Thoipah, S.Pd selaku kepala MTs Mahdaliyah Kota baru Jambi
Disamping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh kernanya diharapkan semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini, kepada Allah SWT kita memohon
ampun_nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafan_nya. Semoga atas
vii
bimbingang dan bantuannya akan dicatat sebagai amal ibadah, dan selalu mendapat
balasan yang berlipat dari Allah SWT.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Abdurrahman Sayuti
NIM. Tk161192
viii
ABSTRAK
Nama : Abdurrahman Sayuti
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tasyanawiyah
Mahdaliyah Kecamatan. Kota Baru Jambi.
Skripsi ini membahas tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi. Dengan demikian rumusan masalah yang
penulis kemukakan adalah Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan peran kepemimpinan kepala
Sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an, gaya
Kepempimpinan Kepala sekolah, serta kendala-kendala kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif,
Tenik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh langsung dari responden dari meneliti peran
kepemimpinan kepala sekolah yaitu dengan analisisa data. Sedangkan uji
keabsahan data dilakukan dengan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan sumber. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meneliti peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah
tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi sudah terlaksana, dibuktikan
dengan : setiap hari senin sampai dengan kamis sebelum memulai proses belajar
mengajar selalu membaca Al-Qur’an setiap kelasnya, setiap hari jum’at sebelum
memulai proses belajar mengajar selalu membaca zikir almatsurah, sholat dhuha
dan tadarus Al- Qur’an Kesimpulan penelitian ini, peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah
tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi dalam pengembangan peran
kepala sekolah sebagai pemimpin, beliau selalu membina, mengarahkan dan
mengambil tindakan sesuai dengan program sekolah demi mewujudkan visi dan
misi sekolah. Dalam wawancara kepala sekolah melakukan beberapa hal dalam
membina membaca Al-Qur’an yaitu dengan kemampuanya yaitu : kepribadian,
kemapuan memberi arahan, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan
mengambil tindakan, dan kemampuan komunikasi.
Kata Kunci : Peran Kepemimpinan, Pengembangan, Budaya Membaca
ix
ABSTRACT
Name : Abdurrahman Sayuti
Study program : Islamic Education Management
Title : The Role of the Principal's Leadership in Developing a Culture
of Reading the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah
Mahdaliyah District. the new city of Jambi.
This thesis discusses the role of the principal's leadership in developing the culture
of reading the Koran in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah Subdistrict, of the
new city of Jambi. Thus the formulation of the problem that the author puts forward
is How is the role of the principal's leadership in developing a culture of reading
the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, the new city of Jambi?
The purpose of this study is to reveal the role of the Principal's leadership in
developing the culture of reading the Qur'an, the Principal's leadership style, as well
as the constraints of the headmaster in developing the culture of reading the Qur'an
in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, of the new city of Jambi sub-district.
This research is a field research with a descriptive qualitative approach, data
collection techniques used are interviews, observation, and documentation. Data
obtained directly from respondents from examining the principal's leadership role
is by analyzing the data. While the data validity test is done by observation and
triangulation. Triangulation used in this study is triangulation of techniques and
sources. Based on the results of the study it can be concluded that examining the
leadership role of school principals in developing a culture of reading the Qur'an in
the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah district of the new city of Jambi has been
carried out, as evidenced by: every Monday through Thursday before starting the
teaching and learning process always reading the Qur'an 'Every class, every Friday
before starting the teaching and learning process always recites almatsurah dhikr,
duha prayer and tadarus Al-Qur'an. Conclusions of this study, the role of school
principals' leadership in developing the culture of reading the Qur'an in the
madrasas tasyanawiyah mahdaliyah new city of jambi sub-district in developing the
role of the principal as a leader, he has always fostered, directed and taken action
in accordance with the school program in order to realize the vision and mission of
the school. In the interview the principal did several things in fostering reading the
Qur'an, namely by his ability, namely: personality, ability to give direction, ability
to make decisions, ability to take action, and communication skills.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PENGESAHAN ............................................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................. v
MOTTO............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. KAJIAN TEORITIK
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................................... 6
a. pengertian Kepemimpinan........................................................ 6
b. Prinsip-prinsip kepemipinan kepala sekolah ............................ 8
c. Gaya Kepemimpinan ................................................................ 9
d. Peran Kepala Sekolah ............................................................... 13
2. Budaya Membaca Al-Qur’an ........................................................ 19
a. Pengertian membaca ................................................................ 19
b. Hukum Membaca Al-Qur’an ................................................... 20
c. Budaya Membaca Al-Qur’an ................................................... 23
3. Faktor yang mempengaruhi budaya baca Al-Qur’an ................... 25
xi
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Membaca Al-Qur’an ..................................................................... 26
B. STUDI RELEVAN ............................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian .................................................... 33
B. Setting Dan Subjek Penelitian ........................................................... 34
C. Jenis Data Dan Sumber Data ............................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 37
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 38
G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Table 1.1 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 39
Table 1.2 : Daftar Nama Kepala Sekolah MTs.Mahdaliyah ............................ 41
Table 1.3 : Data Sekolah .................................................................................. 41
Table 1.4 : Visi Dan Misi Sekolah ................................................................... 42
Table 1.5 : Daftar Guru Dan Bidang Studi Yang Di Asuh .............................. 44
Table 1.6 : Daftar Nama Guru Wali Kelas ....................................................... 45
Table 1.7 : Daftar Keadaan Siswa/I Mts Mahdaliyah Kota Jambi ................... 45
Table 1.8 : Keadaan Sarana Dan Prasarana Mts Mahdaliyah Kota Jambi ....... 46
Table 1.9 : Struktur Organisasi Sekolah. ......................................................... 48
Table 1.10 kebijakan sekolah ........................................................................... 52
xiii
DAFTAR GAMBAR
Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi ...................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat
berperan dalam sebuah lembaga sekolah karena kepala sekolah sebagai
pemimpin dilembaganya, dengan demikian tugas seorang pemimpin yaitu
menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang
didalam organisasi atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. (Ramadan, 2017, hlm. 1)
Dalam pelaksanaannya untuk menciptakan suasana yang efektif dalam
lambaga pendidikan di perlukan seorang pemimpin yang baik dalam hal ini
adalah kepala sekolah, Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat
tujuh peran Kepala Madrasah yaitu, sebagai: educator (pendidik), manajer,
administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator, motivator.
Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh
semua manusia dimuka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan
perkembangan sampai mencapai kedewasaan masing-masing (Hadari N, 2003,
hlm. 14). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UURI, 2003).
Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam formal yang ada
di Indonesia, mengingat lembaga pendidikan ini adalah lembaga pendidikan
Islam, sudah tentu nilai utama yang menjadi dasarnya adalah nilai-nilai budaya
islam seperti sholat dhuha berjama’ah dan zuhur berjama’ah dan Membaca Al-
Qur’an, berbusana muslim, bertutur kata yang sopan, Pada kenyataannya
Madrasah saat ini sudah mulai terbawa arus modernisasi dan pengaruh
paradigma pendidikan modern yang mendahulukan IPTEK di atas segalannya,
sehingga sedikit demi sedikit dapat dirasakan bahwa madrasah tidak lagi
1
2
menjadi lembaga yang memproduksi ahli-ahli al-Qur’an dan hal ini sudah terasa
disemua aspek yang ada dalam madrasah itu sendiri.
Contoh aspek tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) mulai dari
tenaga pendidik sampai tenaga kependidikan dan aktor penting dalam hal ini
adalah Kepala sekolah, Dalam hal ini tentu saja kompetensi Kepala sekolah yang
baik pula diperlukan guna mengembalikan paradigma Madrasah sebagai
lembaga pendidikan Ilmu Al-Qur’an.
Pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah
peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha (Mulyasa, 2004, hlm.
23).
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara
keseluruhan, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun
1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa,
2004 hlm. 25). Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan
dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang
menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung
bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan secara
profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah terutama kepala
MTs. Mahliyah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan
pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-
perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah
profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta
3
6
7
سو َل َوأ ُ ْو ِلي ۡٱۡل َ ۡم ِر ِمن ُك ۡم فَإِن تَنَزَ ۡعت ُ ۡم فِي ش َۡي ٖء ُ ٱلرَّ ْٱَّللَ َوأ َ ِطيعُوا َّ ْيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ أ َ ِطيعُوا
س ُن ت َۡأ ِو ا
٥٩ يًل َ ر َوأَ ۡحٞ ٱَّللِ َو ۡٱل َي ۡو ِم ۡٱۡل َٰٓ ِخ ِۚ ِر ذَلِكَ خ َۡي
َّ سو ِل ِإن ُكنت ُ ۡم ت ُ ۡؤ ِمنُونَ ِب ُ ٱلر
َّ ٱَّللِ َو َّ فَ ُردُّوه ُ ِإلَى
karena pada umumnya mereka yang gemar membaca dapat bertindak lebih
sistematis dan berpikir secara kritis dalam menyikapi permasalahan yang
dihadapi.
Membaca disini dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya
melafalkan atau mengucapkan kata-kata yang dilihat, melainkan disertai
juga dengan mengerti, memahami, mengamalkan terhadap kata-kata yang
dibacanya. Al-Qur'an menurut bahasa mempunyai arti bermacam- macam
salah satunya dari pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an
berarti “ bacaan” atau yang dibaca.
Pendapat ini beralasan bahwa Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari
kata Qara’a-Yaqra’u artinya “membaca”. Al-Qur’an dalam arti
membaca ini dipergunakan oleh ayat- Al-Qur’an sendiri, misalnya oleh
surat Al-Qiyamah ayat 16-18 :
١٨ ُ فَإِذَا قَ َر ۡأنَه ُ فَٱتَّبِ ۡع قُ ۡر َءا َن ۥه١٧ ُ إِ َّن َعلَ ۡينَا َج ۡمعَ ۥه ُ َوقُ ۡر َءانَ ۥه١٦ سانَكَ ِلت َعۡ َج َل بِ ِ َٰٓهۦ
َ ََل ت ُ َح ِر ۡك بِِۦه ِل
Artinya: 1). Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an, dan
(ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan 2). untuk menjadi petunjuk dan berita
gembira untuk orang-orang yang beriman (QS.Surah An-Naml ayat 1-2)
Al-Qur’an Menerangkan bagaimana seharusnya hidup seorang
muslim, hal-hal yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan
demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Sebagai
bacaan yang berisi pedoman dan petunjuk hidup maka sudah seharusnya
bila seorang Muslim selalu membaca, mempelajari dan kemudian
mengamalkannya. Perintah untuk membaca Al-Qur’an, baik arti dan isi
kandungannya sangat dianjurkan karena membaca Al-Qur’an merupakan
ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang
melakukanya serta memberi cahaya kedalam hati yang membacanya.
Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran
Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah
menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat Al-
Alaq : 1-5
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. al-Alaq : 1-5)
صلَوة َ َوأَنفَقُو ْا ِم َّما َرزَ ۡقنَ ُه ۡم ِسرا َو َع ًَلنِيَة يَ ۡر ُجونَ تِ َج َرة َّلن
َّ ٱَّلل َوأَقَا ُمو ْا ٱل
ِ َّ بَ َ إن ٱلَّذِينَ يَ ۡتلُونَ ِكت
َّ
َ تَب
٢٩ ُور
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang
kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
ٞ ش ُك
٣٠ ور ٞ ُض ِل ِۚ ِ َٰٓۦه ِإنَّ ۥه ُ َغف
َ ور َ ِلي َُو ِف َي ُه ۡم أ ُ ُج
ۡ َورهُ ۡم َو َي ِزيدَهُم ِمن ف
Amirul Mu'minin Utsman bin Affan ra berkata: “Seandainya hati kita suci
niscaya dia tidak akan pernah kenyang dengan kalam Allah Azza Wa
Jalla”. Dan makna inilah yang tersirat di dalam firman Allah Ta'ala Qs.
At-Taubah 124-125)
ة فَ ِم ۡن ُهم َّمن يَقُو ُل أَيُّ ُك ۡم زَ ادَ ۡته ُ َه ِذ ِهَٰٓۦ إِي َمن ِۚا فَأ َ َّما ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ فَزَ ادَ ۡت ُه ۡم إِي َمناٞ ور
َ س ِ ُ َوإِذَا َما َٰٓ أ
ُ نز َل ۡت
١٤َوهُ ۡم َي ۡست َۡبش ُِرون
Artinya: Dan apabila diturunkan suatu surat, Maka di antara mereka
(orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang
bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" adapun orang-orang
yang beriman, Maka surat Ini menambah imannya, dan mereka merasa
gembira.
ض فَزَ ادَ ۡت ُه ۡم ِر ۡج ا
١٢٥ َسا ِإلَى ِر ۡج ِس ِه ۡم َو َماتُواْ َوهُ ۡم َك ِف ُرون ٞ َوأ َ َّما ٱلَّذِينَ فِي قُلُو ِب ِهم َّم َر
Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini
menunjukkan bahwa iq ra’’, yang diterjemahkan dengan “bacalah” tidak
mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus
diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus-kamus
bahasa, arti kata tersebut antara lain, menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui cirinya yang pada hakekatnya
“menghimpun” merupakan arti akar kata tersebut.
Didalam program madrasah, budaya membaca Al-Quran dengan
bermacam bentuk, salah satunya yakni dengan tadarus bersama, tilawah,
tartil, dan tahfis, Kegiatan ini dilakukan dengan bimbingan guru dan
dilaksanakan oleh siswa secara bergiliran untuk membaca dan menyimak
teman yang didekat mereka.
25
Maka dari itu kewajiban orang tua dan guru adalah meneliti
apakah ada penyakit/gangguan-gangguan yang lain jika ternyata ada
hendaknya segera memeriksakannya ke dokter agar supaya tidak
terlambat. Baik kesehatan maupun kemajuan belajarnya, maka lama
kita menunggu untuk memeriksakan kesehatannya, makin
terbelakang pula bagi anak dalam usaha menentukan minat
belajarnya.
2) Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan rohani,
disini penulis mengambil beberapa saja yang ada relevansinya :
a) Perhatian.
Perhatian juga merupakan faktor yang penting dalam usaha
menumbuhkan minat belajar anak untuk menjamin belajar yang
baik, anak harus ada perhatian terhadap bahan yang di
pelajarinya. Apabila bahan pelajaran itu tidak menarik baginya
maka timbullah rasa bosan, malas dan belajarnya harus dikejar-
kejar.
b) Emosi.
Dalam keadaan emosi yang mendalam ini tentu belajar
mengalami hambatan, anak- anak semacam ini membutuhkan
situasi yang cukup tenang dan penuh perhatian agar anak dapat
meningkatkan minat
c) Intelegensi / bakat.
Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada
dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan
hancur dan sukses di bidang dengan orang yang memiliki ”IQ”
rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang
agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yang mempengaruhi minat
belajar baca Al- Qur’an siswa yakni kondisi lingkungan disekitar siswa,
yang meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, uraian berikut akan
membahas ketiga faktor tersebut :
27
peran yakni kepala sekolah selaku pimpinan pada kinerja lembaga dan guru
sebagai pimpinan dalam pembelajaran di kelas.
Dalam budaya sekolah seorang kepala sekolah mempunyai peran untuk
merubah, mempengaruhi serta mempertahankan budaya sekolah yang kuat
untuk mendukung terwujudnya pencapaian visi, nilai keyakinan, dan prilaku
pemimpin menjadi bagian penting untuk melihat keefektifan kepemimpinan
kepala sekolah pada budaya sekolah. Itulah sebabnya bahwa pemimpin akan
berupaya untuk membangun budaya sekolah dengan disadari nilai,
keyakinan dan prilaku yang dimilikinya.( Mulyadi, 2010, hlm.132)
Kepala sebagai pengelola satuan pendidikan sekolah bertanggung
jawab terhadap efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di
sekolahnya, melalui perananan-peranan yang dimainkannya Adapun dalam
prespektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas), terdapat tujuh peran
utama kepala sekolah yaitu sebagai: Educator (Pendidik), manajer,
administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), pencipta iklim
kerja, dan wirausahawan. Akan tetapi dalam hal ini penulis hanya
menyinggung, peran kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, yaitu Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin).
Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) adalah upaya untuk
mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan, dengan
berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Kepala sekolah
sebagai leader harus mampu memberikan arahan, meningkatkan kemauan
tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah. Kepala sekolah
sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup
kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan atu
tindakan, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-
sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan
29
keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan dapat menjadi teladan bagi
warga sekolah yang lain.
Kepemimpinan yang efektif harus mengedepankan ketrampilan
kepemimpinan, meningkatkan kualitas kepemimpinan.Oleh sebab itu
kepemimpinan pemimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi
seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan
(followship), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan
pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan
kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan
(E.Mulyasa, 2010, hlm. 115 ).
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian, kemampuan memberi arahan terhadap
tenaga kependidikan, kemampuan mengambil tindakan dalam mewujudkan
visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi
a. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-
sifat: 1) jujur, 2) percaya diri, 3) tanggungjawab, 4) berani mengambil
resiko dan keputusan, 5) berjiwa besar, 6) emosi yang stabil, dan 7)
teladan.
b. Pengetahuan kepala sekolah Memberi arahan terhadap tenaga
kependidikan akan tercermin dalam kemampuan:
1) memahami kondisi tenaga kependidikan (pendidik dan non pendidik),
2) memahami kondisi dan karakteristik peserta didik ,
3) menyusun program pengembangan tenaga kependidikan,
4) menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kepemimpinannya.
c. Pemahaman mengambil tindakan dalam mewujudkan terhadap visi dan
misi sekolah akan tercermin dari kemampuannya untuk:
1) mengembangkan visi sekolah,
2) mengembangkan misi sekolah, dan
30
B. Studi Relevan.
1. Skripsi Fatimah 2017 “Peran Kepala Sekolah Sebagai Educator Dalam
Pengembangan Budaya Religius Di SMP N 1 Kebonsari”
Hasil penelitian menunjukan bahwa : Peran kepala sekolah sebagai
educator dalam mengembangkan budaya relegius di SMP.N 1 Kebonsari
dilakukan upaya melalui stretegi: (a). melalui kekuasaan (b). ajakan dan
himbauan (c). mengejarkan norma yang dianut masyarakat melalui
pendidikan.
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini dibahas budaya relegius secara global sedangkan peneliti yang lebih
dibahas mengenai Budaya Membaca Al-Qur’an.
2. Skripsi Siti Sholihati 2018 “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Al-
Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec. Gondang Kab.
Nganjuk”
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Upaya Meningkatkan Minat
Membaca Al-Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec.
Gondang Kab. Nganjuk dilakukan dengan upaya latihan-latihan membaca
dengan media gambar (Khotil Al-Qur’an).
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini membahas Upaya meningkatkan minat membaca Al-Qur’an sedangkan
peneliti membahas pengembangan Budaya Membaca Al-Qur’an.
3. Skripsi Annas Fauzi Putra 2019 “Peran Kepala Madrasah Dalam
Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3 Boyolali”
Hasil penelitian menunjukan bahwa: ada 7 peran kepala madrasah
Dalam Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3
Boyolali yaitu 1) educator yaitu kepala madrasah mendidik peserta didik serta
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan pembinaan
kepada guru. 2) manajer yaitu kepala madrasah membuat
perencanaanperencanaan dan menyusun program ekstrakurikuler keagamaan
BTQ. 3)administrator yaitu kepala madrasah melakukan pendokumentasian
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan programnya. 4) supervisor yaitu
32
33
34
didapat dari hasil observasi dan wawancara kepala sekolah, guru-guru, dan
beberapa siswa.
b. Data sekunder.
Data sekunder adalah Sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen (Sugiono, 2014 hlm. 137). sumber data sekunder diperoleh dari
hasil dokumentasi berupa profil sekolah, visi misi dan tujuan sekolah,
sarana dan prasarana sekolah, tata tertib di sekolah, daftar guru/karyawan,
daftar siswa, daftar ekstrakurikuler, dan dokumentasi mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun budaya membaca Al-
Qur’an siswa.
D. Teknik pengumpulan data.
Dari pendekatan metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif yang
mengandalkan kecermatan pengumpulan data untuk memperoleh hasil
penelitian yang valid. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif peneliti ialah instrumen penelitian. Keberhasilan pengumpulan data
banyak ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang
dijadikan fokus penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan. Adapun teknik yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi.
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sugiono, 2014
hlm. 145)
Metode observasi dilakukan untuk mengamati, mendengarkan dan
mencatat langsung fenomena-fenomena terhadap letak geografis, faktor-
faktor pendukung dan penghambat proses pengembangan budaya membaca
Al-Qur’an di MTs Swasta Mahdaliyah.
36
2. Wawancara /interview.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Lexy J Moleong, 2012, hlm. 186). Peneliti menggunakan
jenis wawancara tidak terstruktur, wawancara tidak terstruktur adalah
Wawancara yang bebas di mana peneliti tidak mengunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpul data (Sugiono, 2014 hlm. 140).
Susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat
wawancara, wawancara tidak terstruktur dilakukan agar peneliti lebih
kreatif, lebih bisa terbuka, dan tidak membuat jenuh kedua pihak, sehingga
memperoleh informasi, keterangan, dan data yang lebih kaya dari informan.
penggunaan metode ini, peneliti lakukan kepada kepala sekolah, waka
kurikulum, guru, staff tata usaha (TU), dan siswa yang dirasa sangat perlu
dalam pengambilan data penelitian.
3. Dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari
seseorang (Sugiono, 2014 hlm. 240). Metode dokumentasi digunakan agar
peneliti mendapatkan data pendukung. Penggunaan metode ini berhubungan
dengan sejarah berdirinya sekolah, visi, misi sekolah, program sekolah,
kegiatan-kegiatan sekolah dan data-data pendukung lain yang berguna pada
penelitian.
E. Teknik analisis data.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan bahan-bahan lain. (Sugiono,
2014 hlm. 244). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
model interaktif Miles dan Huberman melalui tiga tahapan yaitu reduksi data,
penyajian data, dan menarik simpulan atau verifikasi.
37
1. Reduksi Data.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiono, 2014
hlm. 244). Pada prosedur ini peneliti memilih proses penelitian, pemutusan
perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan tranformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data
berlangsung terus menerus selama proses penelitian berlangsung.
Seluruh data yang berasal dari wawancara dengan obyek dan informan
penelitian, melalui observasi langsung berkaitan dengan peran kepala sekolah
dalam pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah,
melalui dokumentasi penelitian yang berkaitan dengan pengembangan
budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah, pelaksanaan
pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah, landasan
filosofis membaca Al-Qur’an, dan tujuan pengembangan budaya membaca
Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah.
2. Penyajian Data.
Penyajian data adalah rakitan organisasi yang menunjukkan kesimpulan
riset dapat dilakukan. Dengan sajian data diharapkan peneliti akan lebih
memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan
suatu analisis atau tindakan berdasarkan pemahaman yang telah dilalui. Maka
dalam sajian data peneliti harus menyusun informasi secara teratur, runtut
sehingga mudah dilihat, dibaca dan juga mudah untuk dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan.
Penarikan kesimpulan melalui proses verifikasi terus menerus selama
penelitian berlangsung, dalam hal penarikan kesimpulan yang terkait dengan
penelitian ini, maka setelah data dikumpulkan, dipilih mana yang dibutuhkan
dan mana yang tidak dibutuhkan, kemudian disusun jaringan kerja yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian, yaitu peran kepala sekolah
dalam pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah yang
kemudian diadakan verifikasi.
38
G. Jadwal Penelitian
Table 1.1 : Jadwal Penelitian
BULAN
No Okt 2019 Des 2019 Jan 2019 Feb 2020 Maret 2020 2020
Kegiatan penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul X
2 Penyusunan
proposal
3 Bimbingan X
proposal
4 Pengurusan izin
seminar
5 Seminar proposal
6 Perbaikan
proposal
7 Pengajuan riset
8 Pengumpulan data X
9 Vertifikasi dan X
Analisis data
10 Penulisan skripsi
11 Sidang
munaqosah
12 Pengedaan &
penyerahan
laporan hasil
Catatan: Jadwal Penelitian sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kondisi dan kebutuhan
peneliti.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Berdirinya Al-Madrasatul Mahdaliyah diawali dengan adanya ide sosok
seorang wanita muda pada tanggal 15 Agustus tahun 1978 dengan tekad dan
bertujuan untuk mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan tempat
pendidikan, namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun lokasi untuk
dijadikannya pendirian Madrasah tersebut.
Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa adanya rasa ragu dan
untuk bertekad terus mendirikan dan melanjutkan niat untuk mendirikan
Madrasah. Berkat pertolongan dan do’anya dari hari kehari akhirnya dapat
merebut tempat yang sebelumnya adalah tempat perjudian menjadi madrasah
tersebut. Dan diletakkalah batu pertama sebagai tanda akan didirikannya
sebuah Madrasah.
Hj. Mahdaliyah (Almarhumah) seorang Mubalighah (penceramah
wanita) kondang waktu itu, yang merupakan wanita yang pantang menyerah
dan tidak pernah putus asa, dengan berbagai rintangan dan hambatan ia terus
memikirkan dan melanjutkan niat dan cita-citanya untuk membangun
sebuah lembaga pendidikan. Dengan niat awal mendirikan Madrasah, apa
yang telah dimiliki oleh Ibu Mahdaliyah berupa emas dan barang berharga
lainnya, serta hasil dari perkebunannya ditabung dan digunakan untuk
membiayai pendirian Madrasah Mahdaliyah tersebut.
Dengan berbagai cara yang dilakukannya, dengan di dorong oleh orang-
orang terdekatnya dan masyarakat, dan ada bantuan dari pihak pemerintah
dan perusahaan lainnya, baik berupa uang maupun bahan-bahan material
lainnya, maka bangunan tersebut lambat laun selesai dan jadilah bangunan
yang refresentatif dengan fisik bangunan yang cukup dan standar untuk
menjadi lembaga pendidikan yang lebih maju untuk kedepannya.
Awal mula penggunaan dan pendiriannya Madarasah ini dibuka dengan
tingkat Madrasah Ibtidaiyah di sore hari dengan jumlah siswa lebih kurang
40
41
Dalam KTSP mata pelajaran yang wajib diikuti pada program umum
berjumlah 10, sementara keberadaan mata pelajaran muatan lokal ditentukan
oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah. Beban belajar satu
minggu untuk kelas IX adalah 34 jam dengan alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 40 menit.
Sedangkan dalam kurikulum 2013 yang wajib diikuti pada program
umum berjumlah 10, sementara keberadaan mata pelajaran muatan lokal
ditentukan oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah. Beban
belajar satu minggu untuk kelas VII dan VIII adalah 38 jam pembelajaran
dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
a. Keadaan Tenaga Pendidik.
Tenaga pendidik di MTs Mahdaliyah Kota Jambi kacamatan Kota
Baru mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran untuk
disampaikan kepada siswa dan siswi. Ketentuan yang ada menunjukkan
bahwa tenaga pengajar dalam suatu lembaga pendidikan harus mempunyai
ijazah guru untuk menjadi tenaga pengajar.
Guru adalah pelaksanaan dan pengembangan program kegiatan dalam
proses belajar mengajar, bagaimanapun guru merupakan peraturan dalam
menyampaikan materi pelajaran untuk tercapainya suatu tujuan
pendidikan.
Seorang Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membina
dan mengembangkan anak didiknya. Adapun guru-guru dan pegawai yang
ada di MTs Mahdaliyah Kota Jambi berjumlah 15 orang dengan latar
belakang pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini sangat mendukung bagi
kemajuan pendidikan MTs Mahdaliyah Kota Jambi itu sendiri. Dari segi
sumber daya mengajar mereka rata-rata mempunyai kualifikasi sebagai
Guru, baik dari segi lembaga pendidikan umum maupun dari pendidikan
agama. Dengan demikian sumber daya mengajar di MTs Mahdaliyah Kota
Jambi telah memenuhi persyaratan baik dari segi pendidikan umum
maupun pendidikan agama.
44
Kelas L P Jumlah
No
1 VII 11 8 23
2 VIII 9 17 25
3 IX 14 6 20
Jumlah 68
Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan Prasarana adalah sesuatu yang terwujud sebelu adanya sarana. Jadi
sarana dan prasarana maksudnya disini adalah sesuatu yang digunakan sebagai
alat memperlancar kegiatan atau proses belajar mengajar atau alat-alat maupun
fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Di
MTs Mahdaliyah Kota Jambi sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
46
2. Penggunaan Tanah
Luas Tanah Status
Penggunaan Status
No Menurut Penggunaan
Tanah Kepemilikan
Sertifikat (m2)
1 Bangunan 600 Milik Sendiri Milik Sendiri
2 Lapangan
Olahraga
3 Halaman 21
4 Kebun/Tanah
5 Belum Digunakan
1 Ruang Kelas 3
Ruang Kepala
2 1
Madrasah
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Laboratorium IPA 1
6 Perpustakaan 1
7 Ruang UKS 1
8 Toilet Guru 1
9 Toilet Siswa 2
10 Masjid/Mushola 1
11 Kantin 1
4. Saraana prasarana
Jumlah Sarpras Jumlah
N
Jenis Sarana prasarana Menurut Kondisi Sarpras
o
Baik Rusak
1 Kursi Siswa 80 80
2 Meja Siswa 80 80
7 Papan Tulis 3 3
8 Komputer 12 3 12
9 Soun sistem 1 1
10 Printer 5 2 5
13 Lemari Arsip 3 3
15 Brankas 1 1
Sumber : Dokumentasi MTs mahdaliyah kota jambi
7. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah
PERMENDIKBUD No. 6 Tahun 2019 Tentang Pedoman Organisasi Dan
Susunan organisasi MTs/SMP terdiri atas:
a. Kepala.
b. wakil Kepala.
c. Kelompok Jabatan Fungsional, dan
d. Kelompok Jabatan Pelaksana.
Melalui struktur ini pengaturan pelaksanaan pekerjakan dapat diterapkan,
sehingga tidak ada tumpang tindih tugas antar orang, apabila ini berjalan
dengan baik maka efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan lembaga pendidikan
dapat dicapai, maka berikut ini merupakan sususan garis struktur Organisasi
Sekolah MTs Mahdaliyah kota jambi tahun ajaran 2019-2020.
Table 1.9 : Struktur Organisasi Sekolah.
STRUKTUR ORGANISASI
MTS MAHDALIYAH KOTA JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020
KEPALA YAYASAN
A. KAUSARI. S.E
KA.TATA USAHA BANDA HARA PEM. OSIM WALI KELAS VII WALI KELAS VIII WALI KELAS IX
USNIAH. S.Hum USNIAH. S.Hum SYAMSUL HIDAYAT.S.Pd RIF'AH S.TP Drs.H.ASIRMAN VIVI ZELMA YENI M.Ag
RIZKI TAKRIANTI
ORGANISASI OSIM
warga madrasah, sebagai kepala madrasah, itu sudah beliau lakukan demi
terciptanya budaya membaca Al-Qur’an yang baik”. (Wawancara bapak
Asirman, 8 Februari 2020)
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Asirman selaku pendidik Qur’an
Hadist bahwasannya kepala sekolah selalu ikut serta dalam kegiatan
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an contohnya, setiap pagi Ibu
Thoipah itu disiplin waktu, selalu mengunjungi kelas dan ikut serta dalam
membaca Al-Qur’an bersama para siswa. Apa yang dikatakan oleh bapak
Asirman, siswa dan para guru pun juga mengatakan hal yang sama.
Hal ini juga dikuatkan dengan observasi kelas selama peneliti melakukan
penelitian di MTs. Mahdaliyah Kec. Kota Baru Jambi. Contohnya yaitu beliau
juga ikut andil dalam mengawasi peserta didik dalam membaca al-Qur’an setiap
pagi. Siswa juga mengungkapkan bahwa :
“Kepala sekolah bekerja sama wali kelas dan para guru untuk selalu
memantau kegiantan- kegiantan tersebut, jika ada yang main-main
atau yang tidak ikut maka kita akan menegur siswa/i tersebut, dan kita
akan Tanya kenapa tidak mau ikut dalam kegiatan ibadah ini. Tapi
alhadulillah semua kegiatan berjalan dengan lancer”. (wawancara, 19
Februari 2020)
Setiap siswa wajib mengikuti semua kegiatan yang telah buat kepala
sekolah dan para guru, terutama dalam membaca Al-Qur’an kegiatan ini
didukung serta melibatkan semua guru, berdasarkan wawancara peneliti dengan
Kepala sekolah:
“Semua mendukung kegiatan yang diselengarakan disekolah karna
dalam pelaksanaanya semua siswa dan seluruh guru dilibatkan
sebagai pembimbing siswa sesuai klafikasi keilmuaan
guru”.(wawancara, 18, Februari 2020)
Adapun Kebijakan sekolah dalam mengatur kegiatan baca Al-Qur’an :
Table 1.10 kebijakan sekolah
Kehadiran Siswa a. Siswa hadir di MTs.Mahdaliyah pada setiap hari Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat pada pukul 06.30 WIB
b. Siswa ke moshola pada pukul 07.00 WIB setelah
berdo’a dengan pembimbing
c. Siswa boleh membawa bekal untuk sarapan
d. Siswa membawa al-Quran khusus (al-Itqan/Tahfizh)
Keterlambatan a. Siswa dinyatakan terlambat apabila memasuki halaqah
Siswa sudah pukul 07.10 menit
b. Siswa hanya diperbolehkan mengikuti halaqah tahfizh
setelah ada izin dari koordinator atau kepala
Mts.Mahdaliyah
Ketidak hadiran a. Siswa yang sakit atau ada keperluan keluarga harap
Siswa menyampaikan izin kepada kordinator/ustadz
pembimbing
53
dengan tujuan individu atau pegawai, dalam rangka mencapai tujuan atau
sasaran yang telah menjadi komitmen bersama.
Pembuatan keputusan merupakan tugas paling utama yang harus
dilakukan oleh seorang pemimpin. Membuat keputusan merupakan fungsi-
fungsi dasar dari berpikir, dimana proses penggunaan pikiran dalam
mengarahkan pada suatu tindakan untuk menetapkan suatu pilihan. Pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah adalah salah satu tugas dari seorang
pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu melakukan penyelesaian masalah
dan memberikan keputusan yang cerdas.
Tata tertib dan disiplin merupakan program sekolah yang dirancang oleh
pihak sekolah MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi, peranturan yang ada
disekolah harus ditaati dan dipatuhi guna kelancaran dan pencapaian hasil
belajar yan maksimal, kedisiplinan yang kuat yang tertanam didalam diri siswa/i
akan menjadi motivasi yang tinggi untuk selalu berusaha meningkatkan prestasi
maupun prestasi non akademik, terlebih-lebih dalam kegiatan sekolah seperti
budaya baca Al-Qur’an Sebagaimana yang dijelaskan kepala sekolah :
“Kalau menurut saya, saya merupakan sosok yang mudah dalam
berinteraksi dangan siswa dan guru, karena jikalau kita sudah mengenal
akan terjalin suatu keakraban dengan mereka, Saya memimpin dengan
santai tapi tegas dengan aturan yang berlaku, ketika saya memimpin siswa
dan guru, saya lebih banyak berinteraksi dengan mereka dan membuat
mereka nyaman dengan gaya kepemimpinan saya, namun dalam hal
menaati aturan, saya tetap menjalankan dan menerapakan kepada diri saya
maupun siswa dan para guru”. (wawancara, 18 Februari 2020)
Ibu Usnia menjelaskan :
“Kepala sekolah bersikap tegas terhadap yang menyalahi aturan,
memberikan sanksi sehingga menjadi pelajaran bagi yang melanggar
ataupun yang tidak melanggar. Dengan begitu tidak akan ada yang merasa
iri karena keadilan ditegakkan dengan sebaik-baiknya tanpa memandang
yang sudah lama bekerja dan baru bekerja di sekolah tersebut. Jika cara
memberi pelajaran dengan cara begitu maka pemimpin akan lebih
dihormati dan dan dihargai oleh bawahan” (wawancara, 9 Februari 2020)
Pernyataan ibu Usnia ini memperkuat oleh Ibu Arbidah :
“kepala sekolah, sangat bijak dan sangat bertanggung jawab, sehingga
beliau selalu berusaha memperbaiki sekolah, mengajak bersama-sama,
55
Dari pengamatan peneliti dilapangan, dapat katakan bahwa Dalam hal ini
kepala MTs. Mahdaliyah berupaya menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional, bahwa kepemimpinan transformasional ada empat dimensi
yaitu pengaruh ideal, motivasi inspirasi, stimulasi intelektual dan konsiderasi
individu.
Pemimpin yang cendurung mengadopsi pendekatan demokratis pada gaya
kepemimpinannya, Sebagai hasilnya, ketika kepala sekolah
mengimplementasikan gaya kepemimpinan transformasional dengan baik, maka
akan memiliki potensi untuk melibatkan para steakholder dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan
56
agar para siswa berupaya untuk menjadi yang terbaik dalam membaca
Al-Qur’an” Wawancara, 18 Februari 2020)
b. Melakukan kegiatan pembinaan baca Al-Qur’an.
Kepala sekolah menugaskan atau menunjuk beberapa guru sebagai
pembina kegiatan baca al-qur’an dikelas dengan harapa dapat berjalan
sesuai yang diharapkan. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh guru
qur’an hadist :
“kegiatan yang mendukung disini yaitu kita melakukan pembinaan baca
al-qur’an untuk membantu siswa MTs.Mahdiliyah bisa dengan lancar
membaca al-qur’an sesuai dengan ilmu tajwidnya, pembinaan ini
dipantau lansung oleh guru dan kepala sekolah” (Wawancara, 8
Februari 2020)
c. Serana dan prasana yang memadai.
Serana dan prasana merupakan salah satu faktor pendukung dalam
meningkatkan minat siswa dalam membaca al-qur’an, berdasarkan hasil
observasi peneliti, saran prasana yang terdapat di MTs. Mahdaliyah seperti
adanya media pembelajaran Al-Qur’an, Mosholla, Perpustakaan, serta
Serana dan prasana yang menunjang kegiatan budaya baca Al-Qur’an. Hal
ini dijelaskan oleh kepala sekolah :
“serana dan prasana disini bisa dikatakan sudah cukup memadai
misalnya perpustakaan yang dilengkapi buku-buku yang berkaitan Al-
Qur’an, dan sini juga Serana dan prasana untuk kegiatan
ekstrakurikuler sudah memadai seperti alat kompangan untuk
merawis, dan sound system untuk digunakan siswa tadarus Al-
Qur’an” (Wawancara, 18 Februari 2020)
Guru qur’an hadist menambahkan :
“Serana dan prasana pendukung budaya baca al-qur’an di
MTs.Mahdaliyah yaitu harus ada Al-Qu’an”.(Wawancara, 8 Februari
2020)
Adapun fakor pemhambat dalam mengembagkan budaya membaca Al-
Qur’an di MTs.Mahdaliyah :
1. Faktor orang tua.
faktor orang tua menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
membaca Al-Qur’an siswa, jika disekolah sudah menggunakan segala hal
demi membina siwsa dalam baca Al-Qur’an, akan tetapi jika dirumah
59
orang tua tidak memberikan contoh dengan tindakan yabg nyata maka
proses pembinaan disekolah tidak akan berkesinabungan pada waktu siswa
di rumah. Berikut wawancara dengan kepala sekolah :
“Untuk strategi pembelajaran metode, fasilitas sampai adanya
pembinaan bacaan Al-Qur’an yang dilakukan sekolah demi
menunjang hafalan Al-Qur’an siswa, tetapi dirumah orang tua
tidak ada usaha untuk mengawasi anaknya apalagi sekarang zaman
sudah canggih sangking sayangnya dengan anaksemua permintaan
anak-anak nya dituruti dan akhirnya sibut dengan gadged yang ada
ditangannya, hal ini akan sangat menghambat proses pembinaan
baca Al-Qur’an siswa”. (Wawancara, 18 Februari 2020)
Waka kurikulum juga menjelaskan dalam wawancara berikut :
“Peran orang tua sangat berpengaruh dalam meningkakat bacaan Al-
Quran, karena memang banyak waktu yang dihabiskan dirumah
daripada disekolah, orang tua kurang mengentrol anak dirumah
akan berdampak pada hasil pembinaannya disekolah, terkadang
malah ada sebagian orang tua yang tidak memberikan izin untuk
kegiatan tersebut, nah ini sangat menghambat dalam meningkat
bacaan Al-Quran siswa” (Wawancara, 8 Februari 2020)
2. waktu yang terbatas.
Seperti yang kita ketahui bahwa waktu yang disediakan sekolah
sangat terbatas. Sebagaimana dipaparkan oleh ibu mudalifah :
“Yang menjadi penghambatnya lagi yaitu waktu yang diberikan
terbatas, untuk kegiatan baca Al-Quran disekolah karna berbagi
jam dengan jam pelajaran yang lainnya”. (Wawancara, 19 Februari
2020)
Ibu usniah menurut saya, selama ini yang saya lihat faktor yang menghabat
budaya membaca Al-Qur’an ini ada dua yaitu :
a) Banyaknya peserta didik yang sering terlambat dan tidak membawa
Al-Qur’an, hal ini menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan
budaya membaca Al-Qur’an di di MTs.Mahdaliyah.
b) Kurangnya sarana dan prasarana untuk mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an juga dirasa menjadi faktor penghambat dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an, seperti tidak adanya
ruangan khusus untuk Al-Qur’an, agar siswa yang tidak membawa Al-
Qur’an dapat meminjam.
Menurut saya dua faktor tersebut yang menjadi penghambat
dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di di
MTs.Mahdaliyah ini”.(Wawancara, 8 Februari 2020 )
60
61
62
Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
1 Kamis, 21 November 2019 Bimbingan Proposal
Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
1 Senin, 04 November 2019 Bimbingan Proposal
A. Instrumen Observasi
Tempat : MTs. Mahdaliyah Kec.Kota Jambi
Pengamat : Abdurrahman Sayuti
Setting dan Peristiwa yang diamati :
DAFTAR INFORMAN
Kegiatan Ektrakurikuler
Kegiatan Senam
Kegiatan keagamaan
Struktur sekolah