Anda di halaman 1dari 102

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN


DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA
MAHDALIYAH KECAMATAN
KOTA BARU JAMBI

SKRIPSI

ABDURRAHMAN SAYUTI
NIM : TK.161192

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN
DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA
MAHDALIYAH KECAMATAN
KOTA BARU JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

ABDURRAHMAN SAYUTI
NIM : TK.161192

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode No Berlaku No Tgl
Halaman
Dokumen Formulir Tgl Revisi Revisi
In. 08-pp- In. 08-FM- 01-04-2020 R-0 1 dan 2
05-01 pp-05-02 -

Hal : Nota Dinas


Lampiran :-
Kepada
Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
DI Jambi
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah membeca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :
Nama : Abdurrahman Sayuti
Nim : TK161192
Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan manajemen pendidikan islam (MPI) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana srata satu dalam
manajemen pendidikan islam.
Dengan ini kami mengaharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas
dapat segera di munaqosaahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jambi,28 April, 2020


Pembimbing I

Dr. Zawaqi Afdal jamil M.Pd.I


NIP. 19720507 199406 1 001

iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode No Berlaku No Tgl
Halaman
Dokumen Formulir Tgl Revisi Revisi
In. 08-pp- In. 08-FM- 01-04-2020 R-0 1 dan 2
05-01 pp-05-02 -

Hal : Nota Dinas


Lampiran :-
Kepada
Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
DI Jambi
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah membeca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :
Nama : Abdurrahman Sayuti
Nim : TK161192
Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan manajemen pendidikan islam (MPI) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana srata satu dalam
manajemen pendidikan islam.
Dengan ini kami mengaharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas
dapat segera di munaqosaahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wbp

Jambi, 15 April, 2020


Pembimbing II

Dian Nisa Istofa M.Pd.I


NIDN. 2015098802

iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERNYATAAN ORISIONALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dari Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, seluruhnya merupakan
hasil karya saya sendiri, yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat di dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan
perundang_perundangan yang berlaku.

Jambi, 1 September 2020


Penulis

Abdurrahman Sayuti
TK161192

iv
PERSEMBABAN

Sembah Sujud serta Syukur Ku kepada Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang , Taburan cinta dan kasih sayang_Mu telah memberikanku
kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan ke_junjungan alam
Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk : (Ayahanda Tersayang dan Ibunda Tercinta).


Ayahanda (RAMLI) Ayah terbaik sedunia, Ayah yang selalu memotivasi
yang tidak pernah berhenti mendoakan anaknya, mengingatkan untuk sholat
dan mengaji. Ayah yang menjadi tempat diskusiku. Penghilang kesedihanku,
penyemangatku, dan guru terbaikku.
Ibunda ku (HAMSIA) ibu paling hebat didunia, ibu yang selalu sabar melihat
kenakalanku, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang yang amat sangat
tulus untukku. Doa yang selalu ibu panjatkan untuk kebaikan dan
kebahagianku, ibu inspirasiku, motivasiku, dan guru terbaikku.

Ayahanda Ibunda, keringat dan tenagamu tiada mungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat Ayahanda Ibunda bahagia karena kusadar,
selama ini belum bisa berbuat yang lebih, Terima Kasih Ayahanda Ibunda

Sekaligus kakakku tercinta Herman S.Pd.I yang senantiasa membuatku


termotivasi, dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu
menasehatiku menjadi lebih baik, Serta Sahabat-sahabatku yang selalu ada dikala
senang maupun duka, Sahabat-sahabatku Jurusan manajemen pendidikan islam
angkatan 2016 Kebersamaan kita adalah kenangan yang tak akan terlupakan
selamanya, Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Yang selalu
memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya, Almamaterku Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Serta semua pihak yang turut memberikan
semangat dan do’a hingga ahirnya penulisan skripsi ini selesai.

v
MOTTO

)‫(رواه لبخارى‬
َ ‫َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم اْلقُ ْرآ َن َو‬
‫علَّ َمه‬
Artinya : Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca Al Qur’an dan
mengajarkannya. (HR. Bukhori)

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dalam
penyelesaian tugas akhir (SKRIPSI) ini penulis selalu diberikan kesehatan dan
kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) ini dengan
baik, tak lupa sholawat beserta salam penulis haturkan ke jujungan alam nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari dan mengakuai bahwa ada
sedikit kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan
dari semua pihak terutama dosen pembimbing, maka penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul : “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi”
Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini, yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr.Hj. Fadlilah,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr.Mahmud MY, S.Ag., M.Pd.I selaku ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil M.Pd.I selaku pembimbing I dan Ibu Dian
Nisa Istofa S.Pd., M.Pd.I selaku pembimbing II Skripsi ini.
5. Bapak Dr. Najmul Hayat S.Ag., M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.
6. Ibu Dra. Thoipah, S.Pd selaku kepala MTs Mahdaliyah Kota baru Jambi
Disamping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh kernanya diharapkan semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini, kepada Allah SWT kita memohon
ampun_nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafan_nya. Semoga atas

vii
bimbingang dan bantuannya akan dicatat sebagai amal ibadah, dan selalu mendapat
balasan yang berlipat dari Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jambi, 1 September 2020


Penulis

Abdurrahman Sayuti
NIM. Tk161192

viii
ABSTRAK
Nama : Abdurrahman Sayuti
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tasyanawiyah
Mahdaliyah Kecamatan. Kota Baru Jambi.
Skripsi ini membahas tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi. Dengan demikian rumusan masalah yang
penulis kemukakan adalah Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan peran kepemimpinan kepala
Sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an, gaya
Kepempimpinan Kepala sekolah, serta kendala-kendala kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah
mahdaliyah kecamatan kota baru jambi.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif,
Tenik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh langsung dari responden dari meneliti peran
kepemimpinan kepala sekolah yaitu dengan analisisa data. Sedangkan uji
keabsahan data dilakukan dengan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan sumber. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meneliti peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah
tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi sudah terlaksana, dibuktikan
dengan : setiap hari senin sampai dengan kamis sebelum memulai proses belajar
mengajar selalu membaca Al-Qur’an setiap kelasnya, setiap hari jum’at sebelum
memulai proses belajar mengajar selalu membaca zikir almatsurah, sholat dhuha
dan tadarus Al- Qur’an Kesimpulan penelitian ini, peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah
tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi dalam pengembangan peran
kepala sekolah sebagai pemimpin, beliau selalu membina, mengarahkan dan
mengambil tindakan sesuai dengan program sekolah demi mewujudkan visi dan
misi sekolah. Dalam wawancara kepala sekolah melakukan beberapa hal dalam
membina membaca Al-Qur’an yaitu dengan kemampuanya yaitu : kepribadian,
kemapuan memberi arahan, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan
mengambil tindakan, dan kemampuan komunikasi.
Kata Kunci : Peran Kepemimpinan, Pengembangan, Budaya Membaca

ix
ABSTRACT
Name : Abdurrahman Sayuti
Study program : Islamic Education Management
Title : The Role of the Principal's Leadership in Developing a Culture
of Reading the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah
Mahdaliyah District. the new city of Jambi.

This thesis discusses the role of the principal's leadership in developing the culture
of reading the Koran in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah Subdistrict, of the
new city of Jambi. Thus the formulation of the problem that the author puts forward
is How is the role of the principal's leadership in developing a culture of reading
the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, the new city of Jambi?
The purpose of this study is to reveal the role of the Principal's leadership in
developing the culture of reading the Qur'an, the Principal's leadership style, as well
as the constraints of the headmaster in developing the culture of reading the Qur'an
in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, of the new city of Jambi sub-district.
This research is a field research with a descriptive qualitative approach, data
collection techniques used are interviews, observation, and documentation. Data
obtained directly from respondents from examining the principal's leadership role
is by analyzing the data. While the data validity test is done by observation and
triangulation. Triangulation used in this study is triangulation of techniques and
sources. Based on the results of the study it can be concluded that examining the
leadership role of school principals in developing a culture of reading the Qur'an in
the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah district of the new city of Jambi has been
carried out, as evidenced by: every Monday through Thursday before starting the
teaching and learning process always reading the Qur'an 'Every class, every Friday
before starting the teaching and learning process always recites almatsurah dhikr,
duha prayer and tadarus Al-Qur'an. Conclusions of this study, the role of school
principals' leadership in developing the culture of reading the Qur'an in the
madrasas tasyanawiyah mahdaliyah new city of jambi sub-district in developing the
role of the principal as a leader, he has always fostered, directed and taken action
in accordance with the school program in order to realize the vision and mission of
the school. In the interview the principal did several things in fostering reading the
Qur'an, namely by his ability, namely: personality, ability to give direction, ability
to make decisions, ability to take action, and communication skills.

Keywords: Role of Leadership, Development, Reading Culture

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PENGESAHAN ............................................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................. v
MOTTO............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Fokus Masalah .................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian. ..................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIK
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................................... 6
a. pengertian Kepemimpinan........................................................ 6
b. Prinsip-prinsip kepemipinan kepala sekolah ............................ 8
c. Gaya Kepemimpinan ................................................................ 9
d. Peran Kepala Sekolah ............................................................... 13
2. Budaya Membaca Al-Qur’an ........................................................ 19
a. Pengertian membaca ................................................................ 19
b. Hukum Membaca Al-Qur’an ................................................... 20
c. Budaya Membaca Al-Qur’an ................................................... 23
3. Faktor yang mempengaruhi budaya baca Al-Qur’an ................... 25

xi
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Membaca Al-Qur’an ..................................................................... 26
B. STUDI RELEVAN ............................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian .................................................... 33
B. Setting Dan Subjek Penelitian ........................................................... 34
C. Jenis Data Dan Sumber Data ............................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 37
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 38
G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 39

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN


A. Temuan Umum .................................................................................. 40
1. Gambaran Umum Sekolah ............................................................ 40
2. Data Sekolah ................................................................................. 41
3. Visi Dan Misi Sekolah .................................................................. 42
4. Kurikulum Sekolah ....................................................................... 42
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................... 43
6. Keadaan Sarana Prasana................................................................ 45
7. Struktur Organisasi ........................................................................ 48
B. Temuan khusus dan pembahasan
1. peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah .................................... 50
2. gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah ..................... 53
3. faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah .................................. 56
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 61
B. Saran ................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL
Table 1.1 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 39
Table 1.2 : Daftar Nama Kepala Sekolah MTs.Mahdaliyah ............................ 41
Table 1.3 : Data Sekolah .................................................................................. 41
Table 1.4 : Visi Dan Misi Sekolah ................................................................... 42
Table 1.5 : Daftar Guru Dan Bidang Studi Yang Di Asuh .............................. 44
Table 1.6 : Daftar Nama Guru Wali Kelas ....................................................... 45
Table 1.7 : Daftar Keadaan Siswa/I Mts Mahdaliyah Kota Jambi ................... 45
Table 1.8 : Keadaan Sarana Dan Prasarana Mts Mahdaliyah Kota Jambi ....... 46
Table 1.9 : Struktur Organisasi Sekolah. ......................................................... 48
Table 1.10 kebijakan sekolah ........................................................................... 52

xiii
DAFTAR GAMBAR
Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi ...................................................

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kartu Konsultasi Skripsi.


Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data.
Lampiran 3. Daftar Responden.
Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden.
Lampiran 5. Dokumentasi Riset.
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup.

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat
berperan dalam sebuah lembaga sekolah karena kepala sekolah sebagai
pemimpin dilembaganya, dengan demikian tugas seorang pemimpin yaitu
menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang
didalam organisasi atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. (Ramadan, 2017, hlm. 1)
Dalam pelaksanaannya untuk menciptakan suasana yang efektif dalam
lambaga pendidikan di perlukan seorang pemimpin yang baik dalam hal ini
adalah kepala sekolah, Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat
tujuh peran Kepala Madrasah yaitu, sebagai: educator (pendidik), manajer,
administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator, motivator.
Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh
semua manusia dimuka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan
perkembangan sampai mencapai kedewasaan masing-masing (Hadari N, 2003,
hlm. 14). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UURI, 2003).
Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam formal yang ada
di Indonesia, mengingat lembaga pendidikan ini adalah lembaga pendidikan
Islam, sudah tentu nilai utama yang menjadi dasarnya adalah nilai-nilai budaya
islam seperti sholat dhuha berjama’ah dan zuhur berjama’ah dan Membaca Al-
Qur’an, berbusana muslim, bertutur kata yang sopan, Pada kenyataannya
Madrasah saat ini sudah mulai terbawa arus modernisasi dan pengaruh
paradigma pendidikan modern yang mendahulukan IPTEK di atas segalannya,
sehingga sedikit demi sedikit dapat dirasakan bahwa madrasah tidak lagi

1
2

menjadi lembaga yang memproduksi ahli-ahli al-Qur’an dan hal ini sudah terasa
disemua aspek yang ada dalam madrasah itu sendiri.
Contoh aspek tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) mulai dari
tenaga pendidik sampai tenaga kependidikan dan aktor penting dalam hal ini
adalah Kepala sekolah, Dalam hal ini tentu saja kompetensi Kepala sekolah yang
baik pula diperlukan guna mengembalikan paradigma Madrasah sebagai
lembaga pendidikan Ilmu Al-Qur’an.
Pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah
peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha (Mulyasa, 2004, hlm.
23).
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara
keseluruhan, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun
1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa,
2004 hlm. 25). Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan
dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang
menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung
bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan secara
profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah terutama kepala
MTs. Mahliyah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan
pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-
perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah
profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta
3

evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara


efektif dan efisien.
Berkenaan dengan konsep keberhasilan proses pembelajaran orientasi yang
selama ini terjadi hanya berfokus pada pencapaian kurikulum normatif saja
yakni kurikulum yang telah disediakan oleh pemerintah. Padahal dibalik hal itu
sebenarnya yang tidak kalah pentingnya adalah konsep dari madrasah itu sendiri
yaitu sebagai wadah pendidikan Islam atau biasa disebut dengan lembaga
pendidikan Islam.
Meskipun demikian pada kenyataannya ada beberapa sekolah umum yang
prestasi dalam bidang keagamaannya lebih baik dibandingkan dengan madrasah
itu sendiri, misalnya dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, Pada dasarnya
orang yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah kepala madrasah.
Dalam hal ini tentu saja kompetensi kepala madrasah yang baik pula diperlukan
guna mengembalikan paradigma Madrasah sebagai lembaga pendidikan Ilmu
Al-Qur’an sekaligus sebagai lembaga pendidikan yang menjadi wadah budaya
membaca Al-Qur’an.
Madrasah Tyasanawiyah Mahdaliyah merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai keagamaan dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan terutama, dalam Kedisiplinan, akhlak, moral, dan
etika, hal ini merupakan pangkal pendidikan kepribadiaan yang harus
diperhatikan secara khusus, dimana hal tersebut menjadi tujuan utama dari
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu terciptanya kepribadian
mulia dan berakhlakul karimah dalam diri siswa.
Berdasarkan observasi awal guru-guru MTs.Mahdaliyah setiap pagi dari
hari selasa – jum’at sebelum jam pelajaran dimulai selalu melaksanakan tadarus
Al-Qur’an bersama siswa, dengan durasi tatap muka 60 menit. Metode yang
digunakan tahsin dan tartil Al-Qur’an, proses membacanya dengan cara disimak,
pertama guru membaca kemudian dilanjutkan dengan siswa.
Mencermati sistem pelajaran Al-Qur’an diMTs.Mahdaliyah diatas peneliti
berasumsi, mungkin hal ini disebut sebagai upaya perbaikan yang terus menerus
4

dalam membaca Al-Qur’an sehingga budaya baca Al-Qur’an semakin


meningkat dan terus berkembang.
Namun peneliti melihat bahwa badaya baca Al-Qur’an diMTs. Mahdaliyah
masih rendah, hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang kurang
berpartisipasi dalam pelaksanaan membaca Al-Qur’an, masih adanya beberapa
siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan misalnya datang kesekolah
tidak tepat waktu, keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan ke dalam laporan
penelitian yang berjudul: “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi”
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Untuk mempermudah penulis dalam
menganalisis hasil penelitian, dan mencegah terjadi penyimpangan jalan
penyelesaian masalah, serta keterbatasan waktu dan kemampuan, maka
penelitian ini di fokuskan pada Bagaimana Peran kepemimpinan kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.Swasta
Mahdaliyah kota baru jambi.
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka peneliti mencoba
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangkan
budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
2. Bagaimana gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam Mengembangkan
Budaya Membaca al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
3. Apa Saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
5

D. Tujuan dan kegunaan penelitian.


1. Tujuan penelitian.
a. Untuk mengetahui peran kepempimpinan kepala madrasah dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi.
b. Untuk mengetahui gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam
Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
2. Kegunaan penelitian.
a. Secara teoritis.
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori
manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangka budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
b. Secara praktis.
1. hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran, serta dapat
memperkaya khazanah kepustakaan pendidikan, khususnya dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi
2. Bagi penulis memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih banyak
mengenai manajemen sumber daya manusia sacara riil khususnya yang
menyangkut kepemimpinan kepala sekolah
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk kepala
sekolah dalam mengembangkan dan mengimplementasian budaya
membaca Al-Qur’an di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik.
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
a. Pengertian Kepemimpinan.
Menurut Sukri ( 2012 hal 24) kata Kepala dapat diartikan Ketua atau
Pemimpin Dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, Sedang Sekolah
adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi
pelajaran, Berdasarkan rumusan di atas secara sederhana maka Kepala
Sekolah dapat diartikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan Peserta didik yang menerima pelajaran.
Soepardi Dalam (E. Mulyasa, 2009 hlm. 107) mendefenisikan
kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakan, mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mempengaruhi, menasehati, membimbing,
menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu),
serta membena dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen
mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminisrasi secara efektif dan
efisien”.
(Sagala, 2013, hal. 143). kepemimpinan merupakan motor penggerak
dari semua sumber-sumber dan alat-alat (resource) yang tersedia bagi
suatu organisasi. Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan
memelihara lingungan dimana manusia bekerja sama dalam suatu
kelompok yang terorganisir dengan baik, menyelesaikan tugas mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Selain definisi diatas ditemukan pula istilah kepemimpinan dalam
terminology Islam, Dalam Al-Qur’an istilah kepemimpinan diungkapkan
dengan istilihah khalifah. Sebagaimana firman Allah pada Qur’an surah
Al-Baqarah sebagai berikut :
َٰٓ
ِ ‫ل فِي ۡٱۡل َ ۡر‬ٞ ‫َوإِ ۡذ قَا َل َربُّكَ ِل ۡل َملَئِ َك ِة إِنِي َجا ِع‬
‫ض َخ ِليفَة‬

6
7

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
(Q.S Al-Baqarah : 30).
Selain kata khalifah disebut juga kata ulil amri. Kata ulil amri berarti
pemimpin tertinggi dalam masyarakat islam, sebagaimana firman Allah
swt, sebagai berikut:

‫سو َل َوأ ُ ْو ِلي ۡٱۡل َ ۡم ِر ِمن ُك ۡم فَإِن تَنَزَ ۡعت ُ ۡم فِي ش َۡي ٖء‬ ُ ‫ٱلر‬َّ ْ‫ٱَّللَ َوأ َ ِطيعُوا‬ َّ ْ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ أ َ ِطيعُوا‬
‫س ُن ت َۡأ ِو ا‬
٥٩ ‫يًل‬ َ ‫ر َوأَ ۡح‬ٞ ‫ٱَّللِ َو ۡٱل َي ۡو ِم ۡٱۡل َٰٓ ِخ ِۚ ِر ذَلِكَ خ َۡي‬
َّ ‫سو ِل ِإن ُكنت ُ ۡم ت ُ ۡؤ ِمنُونَ ِب‬ ُ ‫ٱلر‬
َّ ‫ٱَّللِ َو‬ َّ ‫فَ ُردُّوه ُ ِإلَى‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah


Rasul-nya, dan ulil amri di antara kamu, Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya (Q.S An-Nisaa : 59).
Berdasarkan ayat Al-qur’an di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan dalam islam itu adalah kegiatan menuntun, membimbing,
memandu dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.
Dari beberapa pendapat diatas terlihat bahwa kepemimpinan
merupakan aktivitas membujuk orang lain dalam suatu kelompok agar
mau bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang kegiatannya
meliputi membimbing, mengarahkan, memotivasi, tindakan atau tingkah
laku orang lain. Ini berarti bahwa konstribusi kepemimpinan bagi
perkembangan organisasi akan ditentukan oleh bagaimana seorang
pemimpin berperan dalam menjalankan fungsinya bagi kehidupan
organisasi.
Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung
dengan tehnik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi
sehingga menyebakan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya
untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau
tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya
8

dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan


situasi dan kondisi organisasi tersebut.
Sedangkan yang dimaksud dengan kepala sekolah menurut
(Permendiknas, 2010) tentang penugasan guru sebagai kepala
sekolah/madrasah menyebutkan bahwa kepala sekolah/madrasah adalah
guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin Taman Kanak-
Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB),
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar biasa
(SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTS),
sekolah menengah perta luar biasa (SMPLB), sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB), sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMK/MAK) yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang
tidak dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI), sebagai
pemimpin, kepala sekolah memiliki posisi sentral dalam menciptakan dan
mengendalikan mutu sekolah yang dipimpinnya, kepala sekolah dapat
menentukan arah dan tujuan sekolah. Kegagalan maupun keberhasilan
sekolah ditentukan oleh kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu penentu
keberhasilan suatu sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
memahami peran dan tanggung jawab yang diembannya. Menurut
(Wahjosumijo 2002, hlm. 82) ada dua peranan penting kepala sekolah,
yaitu kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi
kekuatan penggerak kehidupan sosial dan kepala sekolah harus memahami
tugas dan fungsinya demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian
kepada staf dan siswa.
b. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Prinsip-prinsip kepemipinan kepala sekolah profesionalisme kepala
sekolah dapat tercapai apabila seorang kepala sekolah memiliki dan
memahami prinsip-prinsip sebagai pemimpin pendidikan. berdasarkan
peraturan menteri pendidikan pasional (Permendiknas, 2007).“Kepala
9

sekolah adalah seorang guru yang memiliki tugas tambahan untuk


membina dan memimpin anggotanya untuk mencapai tujuan”.
Agar kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya dapat
berjalan dengan harmonis sesuai dengan yang diinginkan, kepala sekolah
harus memiliki prinsip-prinsip yang dapat di telah ditetapkan, yaitu :
1) Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan
unsur unsur pelayanan dalam kegiatan operasional sekolahnya
2) Prinsip persuasif, pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus
memperhatikan situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan
keberhasilan kepemimpinannya yang sedang dan yang akan
dilaksanakan.
3) Prinsip bimbingan, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing
peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
perkembangan peserta didik yang ada dilembaganya.
4) Prinsip efisiensi, mengarah pada cara hidup yang ekonomis dengan
pengeluaran sedikit untuk memperoleh keuntungan yang
sebesarbesarnya.
5) Prinsip berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini diterapkan
tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.
Sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah
merupakan pihak paling bertanggung jawab dalam kesuksesan sekolah
yang dipimpinnya.
c. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang
pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang
dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam
mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinan,
namun gaya mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Untuk
memahami gaya kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji dari tiga
pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, perilaku dan situasional.
10

Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan


tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain.
Kepemimpinan bukan hanya sekedar penampilan lahiriah saja, tetapi juga
bagaimana cara mereka mendekati orang yang ingin dipengaruhi, corak
atau gaya seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas
pemimpin, pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat akan memberikan
motivasi kerja kepada bawahan, sehingga bawahan akan merasa puas,
sebaliknya tidak arang kesalahan dalam pemilihan gaya kepemimpinan
berakibat kegagalan kepemimpinan seseorang dalam organisasi tersebut.
Gaya kepemimpinan sangat penting karena gaya kepemimpinan
mencerminkan apa yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi
para anggotanya untuk merealisasi visinya.
1) Muhammad F, 2017, hlm. 43. mempergunakan istilah gaya pemimpin
bukan gaya kepemimpinan.menurut mereka pemimpinlah yang
menunjukan gaya bukan proses kepemimpinan. Adapun gaya-gaya
kepemimpinan yang pokok atau dapat juga disebut ekstrem, ada tiga
yaitu otokratis, bebas, demokratis. Sebagai berikut :
a) Kepemimpinan yang Otokratis.
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak
sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok.
Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh
undangundang. Pemimpin yang otokratis tidak menghendaki rapat-
rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanyalah berarti untuk
menyampaikan intruksi- intruksi.
Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa
kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh,
ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga
orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia menggunakan
ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya.
11

Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan


dikalangan guru.
b) Kepemimpinan Bebas (laissez faire)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan
orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe
ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap
pekerjaan anggota-anggotanya .pembagian tugas dan kerja sama
diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau
saran- saran dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab
bersimpang-siur, berserakan diantara anggota-anggota kelompok,
tidak merata.
Dengan demikian, mudah terjadi kekacauan dan bentrokan-
bentrokan, tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga dipimpin
dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran
dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena
pengaruh dari pemimpinnya. segala kegiatan dilakukan tanpa
rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
Kepemimpinan laissez faire tidak dapat diterapkan secara resmi
di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez faire dapat
mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan
kerja simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang
akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.
c. Kepemimpinan yang demokratis.
Pemimpian yang bertipe demokratis menafsirkan
kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai
pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan
dengan angota-angota kelompok bukan sebagai majikan terhadap
buruhnya, melainkan sebagai sodara tua diantara teman-teman
sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap sodara-sodaranya.
12

Pemimpin yang demokratif selalu berusaha menstilasi


anggotaangotanya agar bekerja secara koopratif untuk mencapai
tujuan bersama, dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu
berpangkul pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan
mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya,
dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapan dan saran-saran dar kelompoknya, juga
kritik- kritik yang membangun dari para anggota diterima sebagai
umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam
tindakantindakan berikutnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau
menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari
bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota
diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan
kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kepemimpinan
demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang
berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan
perkembangan organisasi pendidikan
2) Gaya Kepemimpinan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW adalah contoh pemimpin sempurna yang pernah
ada selama ini. Karena beliau mengkombinasikan antara akhlakul karimah
dengan model kepemimpinan yang ada. Kekuatan akhlak yang Rasulullah
miliki mampu menciptakan kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dengan
kekuatan itu, Rasulullah menjadi mampu menegakan dan
menyebarkanajarannya keseluruh penjuru dunia. Walaupun begitu, karena
kemuliaannya tadi, tidak ada rasa sombong, ujub atau membanggakan diri
sedikitpun yang timbul pada diri Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW-lah seorang pemimpin yang sudah diakui oleh
dunia dalam berbagai hal, baik dari segi akhlak dan kemampuan-
kemampuan yang lainnya. Oleh karena itu, pemimpin yang relevan dengan
keadaan saat ini adalah seorang pemimpin yang paling mengenal siapa itu
13

Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan segala bentuk ajaran/risalah


yang beliau bawa. Selain itu pemimpin saat ini haruslah benar-benar
memusatkan perhatiannya terhadap amanah yang ia emban.
Dalam Sejarah dan kebudayaan Islam sebagaimana yang ditulis
(Hasan Ibrahim 2001 hlm 141) diuraikan bahwa kesuksesan
kepemimpinan Rasulullah SAW antara lain ini disebabkan oleh :
a). Dalam memimpin, beliau mengunakan sistem musyawarah.
b). Beliau menghargai orang lain, baik lawan maupun kawan.
c). Sifat ramah, kelembutan perangai menjadi lekat dengan pribadi
beliau, akan tetapi beliau juga dapat bersifat keras dan tegas beliau
ketika dibutuhkan.
d). Lebih mementingkan umat daripada diri beliau sendiri.
e). Cepat menguasai situasi dan kondisi, serta tegar menghadapi musuh.
f). Sebagai koordinator dan pemersatu ummat.
g). Prestasi dan jangkauan beliau di segala bidang.
h). Keberhasilan beliau sebagai perekat dasar-dasar perdamaian dan
penyatu kehidupan yang berkesinambungan.
i). Beliau merupakan pembawa rahmat bagi seluruh alam.
j). Beliau menerapkan aturan dengan konsisten. Tidak memandang bulu
dan tidak pilih kasih.

Dalam menentukan seorang figur pemimpin Rasulullah SAW adalah


figur yang patut diteladani dan diikuti. Beliau mengajarkan memimpin
melalui konsep-konsep Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dari Gaya
Kepemimpinan Rasulullah SAW menunjukkan bahwa Beliau adalah figur
imam agama, pemimpin negara, masyarakat dan pemimpin dalam
keluarga dan satu-satunya rujukan umat Islam.

d. Peran kepala sekolah.


Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan
sangat besar dalam mengemangkan pendidikan di sekolah. berkembangnya
budaya sekolah, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan
14

pendidikan, suasana pembelaaran yang menyenangkan dan perkembangan


mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan kepala sekolah
Menurut (E. Mulyasa 2004, hlm 97 ) Kepala sekolah sebagai pemimpin
lembaga pendidikan mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan. Di lingkungan Kementerian Pendidikan
Nasional telah cukup lama dikembangkan paradigma baru administrasi atau
manajemen pendidikan, di mana kepala madrasah harus mampu berperan
sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivator (EMASLIM)
Adapun penjabaran tentang peran kepala sekolah/madrasah akan
dijabarkan sebagai berikut:
1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Kepala Sekolah sebagai seorang pendidik merupakan hal yang
sangat mulia, Kepala Sekolah sebagai edukator harus memiliki strategi
yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di
sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan
nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh
tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik,
Kepala Sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan
meningkatkan sedikitnya 4 macam nilai, yaitu pembinaan mental, moral,
fisik dan artistik.
Pembinaan mental adalah membina para tenaga pendidik tentang
sikap batin dan watak. Pembinaan moral adalah pembinaan tentang
perbuatan baik dan buruk, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas
masing-masing. Pembinaan fisik adalah pembinaan jasmani, kesehatan
dan penampilan, sedangkan pembinaan artistik adalah pembinaan
tentang kepekaan terhadap seni dan keindahan,
kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi
15

yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha


memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien.
Dengan demikian peran Kepala Sekolah sebagai educator adalah
untuk membimbing semua komponen yang ada di sekolah baik
pengembangan kurikulum, guru, karyawan, dan siswa sehingga dapat
bersinergi dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepada yang
bersangkutan sesuai dengan profesionalitas dan kapasitasnya.
2). Kepala sekolah sebagai manajer.
Tugas manajer adalah merencanakan, mengorganisasikan,
mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Dengan demikian, Kepala
Sekolah harus mampu merencanakan dan mengatur serta mengendalikan
semua program yang telah disepakati bersama.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari tugas Kepala Sekolah
sebagai manajer, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber daya
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
a). Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam proses meliputi:
(1) Merencanakan, dalam arti Kepala Sekolah harus benar-benar
memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan
tindakan yang harus dilakukan.
(2) Mengorganisasikan, maksudnya bahwa Kepala Sekolah harus
mampu menghimpun dan mengkoordinasikan sumber daya
manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab
keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam
mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam
mencapai tujuan.
16

(3) Memimpin, dalam arti Kepala Sekolah mampu megarahkan dan


mampu mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk
melakukan tugas-tugasnya yang esensial.
(4) Mengendalikan, dalam arti Kepala Sekolah memperoleh jaminan
bahwa sekolah berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat
kesalahan di antara bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut,
Kepala Sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskannya.
b). Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi,
maupun sumber daya manusia, ayng masing-masing berfungsi sebagai
pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.
c). Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya
bahwa Kepala Sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang
bersifat khusus (specific ends). Tujuan akhir yang bersifat spesifik ini
tentunya tidaklah sama antara satu sekolah dengan sekolah yang
lainnya.
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus
dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya
dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru
untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah,
seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
(Mulyasa, 2004, hlm. 103)
3). Kepala sekolah sebagai administrator.
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat
erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrator yang bersipat
pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.
Secara spesifik, Kepala sekolah memiliki kemampuan untuk pengelolaan
kurikulum, mengelola administrator peserta didik, mengelola administrator
17

personalia, mengelola administrator sarana prasarana, mengelola


administrator kearsipan, dan mengelola administrator keuangan. Kegiatan
tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang
produktivitas sekolah. (Mulyasa, 2004, hlm. 107)
Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh Kepala
Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan di sekolah yaitu:
a). Adanya struktur organisasi yang relatif permanen dan dapat
menggambarkan hubungan kerja antar pegawai sekolah.
b). Adanya persepsi yang sama tentang tujuan sekolah antar pimpinan
dan bawahan yang terlihat dalam proses kerja administrasi.
c). Adanya sistem pendelegasian yang efektif sesuai dengan kapasitas
guru dan karyawan.
d). Administrasi merupakan sumber informasi bagi semua
pengembangan sekolah.
e). Sistem penyelenggaraan proses administrasi menggambarkan
prinsip kooperatif yang dapat dilihat dalam semua kegiatan
sekolah.
4). Kepala sekolah sebagai supervisor.
Kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa kepala sekolah
hendaknya pandai meneliti, mencarai dan menentukan, syarat-syarat
mana yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan
pendidikan di sekolah itu tercapai dengan maksimal.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan
kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan
kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama
dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan
kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,
18

pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki


kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam
melaksanakan pembelajaran. (Mulyasa, 2004, hlm. 111)
5). Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat
menumbuh suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap
peningkatan kompetensi guru, dalam teori kepemimpinan setidaknya kita
mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala
sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara
tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan
dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin
akan tercermin sifat-sifat sebagai barikut : 1) jujur; (2) percaya diri; (3)
tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa
besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan. (Mulyasa, 2004, hlm. 115)
6). Kepala sekolah sebagai inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model
pembelajaran yang inofatif.
Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia
melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional, objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabale dan
fleksibel. (Mulyasa, 2004, hlm. 118)
Peran Kepala Sekolah sebagai innovator adalah sebagai berikut:
19

a). Memiliki gagasan baru untuk inovasi kemajuan dan perkembangan


sekolah. Maupun yang relevan untuk kebutuhan lembaga.
b). Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru tersebut dengan
baik. Ide atau gagasan tersebut berdampak positif ke arah kemajuan.
c). Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif
(pengaturan tata ruang kantor, kelas perpustakaan, halaman, interior,
musholla atau masjid) untuk bertugas dengan baik. Dengan
lingkungan kerja yang baik mendorong kearah semangat kerja yang
baik
7). kepala sekolah sebagai motivator.
Kepala Sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan
melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan dan penghargaan
secara efektif.
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB) (Mulyasa,
2004 hlm. 120)
2. Budaya Membaca Al-Qur’an.
a. Pengertian membaca.
Membaca merupakan salah satu metode yang kerap dilakukan oleh
manusia untuk dapat meningkatkan kecerdasan, mengakses informasi dan
juga memperdalam pengetahuan dalam diri seseorang. Dengan memahami
dan mengerti isi dari sebuah bacaan, seseorang akan mendapatkan banyak
keuntungan untuk memperluas cakrawala berpikir dengan sedikit usaha
dan modal yang relatif sedikit. Kegiatan ini sering kali dihubungkan
dengan faktor-faktor kesuksesan seseorang dalam berpikir dan bertindak
20

karena pada umumnya mereka yang gemar membaca dapat bertindak lebih
sistematis dan berpikir secara kritis dalam menyikapi permasalahan yang
dihadapi.
Membaca disini dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya
melafalkan atau mengucapkan kata-kata yang dilihat, melainkan disertai
juga dengan mengerti, memahami, mengamalkan terhadap kata-kata yang
dibacanya. Al-Qur'an menurut bahasa mempunyai arti bermacam- macam
salah satunya dari pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an
berarti “ bacaan” atau yang dibaca.
Pendapat ini beralasan bahwa Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari
kata Qara’a-Yaqra’u artinya “membaca”. Al-Qur’an dalam arti
membaca ini dipergunakan oleh ayat- Al-Qur’an sendiri, misalnya oleh
surat Al-Qiyamah ayat 16-18 :

١٨ ُ ‫ فَإِذَا قَ َر ۡأنَه ُ فَٱتَّبِ ۡع قُ ۡر َءا َن ۥه‬١٧ ُ ‫ إِ َّن َعلَ ۡينَا َج ۡمعَ ۥه ُ َوقُ ۡر َءانَ ۥه‬١٦ ‫سانَكَ ِلت َعۡ َج َل بِ ِ َٰٓهۦ‬
َ ‫ََل ت ُ َح ِر ۡك بِِۦه ِل‬

Artinya : “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al


Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu” (QS. al- Qiyamah 16-18)
b. Hukum membaca Al-Qur’an.
Dalam Islam belajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang
suci dan mulia. Secara spesifik, Rasulullah SAW. menegaskan kewajiban
mendidik Al-Qur’an kepada anak dalam hadisnya : Dari Sayydina Mu’adz
Al-Juhani R.A, Beginda Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang
terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dikenakan
mahkota pada hari kiamat yang cahayanya melebihi cahaya matahari
seandainya ada di dalam rumah-rumah kalian di dunia ini, maka
bagaimanakah perkiraamu mengenai orang yang dia sendiri
21

mengamalkannya”(H.R. Ahmad, Abu Dawud Dan Hakim), (Maulana.


M.Z, 2011. hal 616)
Al-Qur’an Merupakan Sumber Hukum Yang Pertama dalam Islam,
Didalamnya terkandung hukum atau aturan yang menjadi padoman dan
petunjuk bagi mereka yang beriman, sebagaimana Allah berfirman dalam
( QS.Surah An-Naml ayat 1-6) :

٢ َ‫هُدى َوب ُۡش َرى ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِين‬١ ‫ين‬


ٍ ِ‫َاب ُّمب‬ ِ ‫طس ِت ۡلكَ َءا َيتُ ۡٱلقُ ۡر َء‬
ٖ ‫ان َو ِكت‬ َٰٓ ِۚ

Artinya: 1). Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an, dan
(ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan 2). untuk menjadi petunjuk dan berita
gembira untuk orang-orang yang beriman (QS.Surah An-Naml ayat 1-2)
Al-Qur’an Menerangkan bagaimana seharusnya hidup seorang
muslim, hal-hal yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan
demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Sebagai
bacaan yang berisi pedoman dan petunjuk hidup maka sudah seharusnya
bila seorang Muslim selalu membaca, mempelajari dan kemudian
mengamalkannya. Perintah untuk membaca Al-Qur’an, baik arti dan isi
kandungannya sangat dianjurkan karena membaca Al-Qur’an merupakan
ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang
melakukanya serta memberi cahaya kedalam hati yang membacanya.
Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran
Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah
menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat Al-
Alaq : 1-5

‫ ٱلَّذِي َعلَّ َم‬٣ ‫ ۡٱق َر ۡأ َو َربُّكَ ۡٱۡل َ ۡك َر ُم‬٢ ‫ق‬


ٍ َ‫سنَ ِم ۡن َعل‬ ِ ۡ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ٱس ِم َربِكَ ٱلَّذِي َخلَق‬
َ ‫ٱۡلن‬ ۡ ِ‫ۡٱق َر ۡأ ب‬
ِ ۡ ‫ َعلَّ َم‬٤ ‫ِب ۡٱلقَلَ ِم‬
٥ ‫ٱۡلن َسنَ َما لَ ۡم َيعۡ َل ۡم‬

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahapemurah, yang mengajar (manusia)
22

dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. al-Alaq : 1-5)

Maksud kata kalam adalah: Allah mengajar manusia dengan


perantaraan tulis baca. Dalam Al-Qur’an Surat Fathir yang biassanya,
dijadikan dalil bagaimana allah memerintahkan hambanya untuk
senantiasa membaca al-Qur’an karena sudah disiapkan ganjaran yang tiada
banding nanti diakherat. Al-Qur’an Surat Fathir 29-30

‫صلَوة َ َوأَنفَقُو ْا ِم َّما َرزَ ۡقنَ ُه ۡم ِسرا َو َع ًَلنِيَة يَ ۡر ُجونَ تِ َج َرة َّلن‬
َّ ‫ٱَّلل َوأَقَا ُمو ْا ٱل‬
ِ َّ ‫ب‬َ َ ‫إن ٱلَّذِينَ يَ ۡتلُونَ ِكت‬
َّ
َ ‫تَب‬
٢٩ ‫ُور‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang
kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

ٞ ‫ش ُك‬
٣٠ ‫ور‬ ٞ ُ‫ض ِل ِۚ ِ َٰٓۦه ِإنَّ ۥه ُ َغف‬
َ ‫ور‬ َ ‫ِلي َُو ِف َي ُه ۡم أ ُ ُج‬
ۡ َ‫ورهُ ۡم َو َي ِزيدَهُم ِمن ف‬

Artinya : Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka


dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
Allah Ta'ala telah memberitahukan tentang kebaikan yang akan
didapatkan oleh pembaca dan pendengar Al-Qur'an, Dari Sayydina Abu
Hurairah R.A berkata, Beginda Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa mendengar satu ayat dari kita Allah, maka akan ditulis
baginya satu kebaikan yang di lipat gandakan. Barang siapa membacanya
maka baginya nur pada hari kiamat”. (H.R. Ahmad), (Maulana. M.Z,
2011 hal 642)
Dan pada hari kiamat kelak akan nampak kemuliaan bagi orang yang
mendengar dan membaca Al-Qur'an, yaitu Al-Qur'an akan memberikan
syafaat bagi orang yang membacanya dan meningkatkan derajat
pembacanya di dalam surga seukuran dengan kadar ayat-ayat yang
dibacanya.
23

Amirul Mu'minin Utsman bin Affan ra berkata: “Seandainya hati kita suci
niscaya dia tidak akan pernah kenyang dengan kalam Allah Azza Wa
Jalla”. Dan makna inilah yang tersirat di dalam firman Allah Ta'ala Qs.
At-Taubah 124-125)

‫ة فَ ِم ۡن ُهم َّمن يَقُو ُل أَيُّ ُك ۡم زَ ادَ ۡته ُ َه ِذ ِهَٰٓۦ إِي َمن ِۚا فَأ َ َّما ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ فَزَ ادَ ۡت ُه ۡم إِي َمنا‬ٞ ‫ور‬
َ ‫س‬ ِ ُ ‫َوإِذَا َما َٰٓ أ‬
ُ ‫نز َل ۡت‬
١٤‫َوهُ ۡم َي ۡست َۡبش ُِرون‬
Artinya: Dan apabila diturunkan suatu surat, Maka di antara mereka
(orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang
bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" adapun orang-orang
yang beriman, Maka surat Ini menambah imannya, dan mereka merasa
gembira.
‫ض فَزَ ادَ ۡت ُه ۡم ِر ۡج ا‬
١٢٥ َ‫سا ِإلَى ِر ۡج ِس ِه ۡم َو َماتُواْ َوهُ ۡم َك ِف ُرون‬ ٞ ‫َوأ َ َّما ٱلَّذِينَ فِي قُلُو ِب ِهم َّم َر‬

Artinya: Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada


penyakit Maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping
kekafirannya (yang Telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
Dari beberapa firman Allah dan Hadist Nabi Muhammad diatas dapat
kita simpulkan bahwa membaca Al-Qur’an sangatlah banyak manfaatnya
dan bernilai pahala disisi Allah dengan balasan yang begitu mulia dan
berharga didunia dan di akherat kelak.
c. Budaya Membaca Al-Qur’an.
Berawal dari hadist Nabi yang berbunyi: “Dari Sayydina Usman
Radhiyallahu’anhu, Beginda Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik
kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR.
Bukhari, Abu Dawud, Tarmizi, Nasa’i Ibdu Majah), (Maulana. M.Z, 2011
hal 600)
Membudayakan baca Al-Qur’an kepada anak didik adalah sebagian
dari pondasi karakter siswa. Dengan dibudayakan membaca al-Qur’an
maka siswa akan lebih dekat dengan agama karena Al-Qur’an merupakan
dasar hukum pertama dari agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad yang bertujuaan untuk merubah akhlak manusia. Oleh karena
24

itu dengan membaca Al-Qur’an secara langsung merupakan pendidikan


akhlak bagi siswa karena didalam Al-Qur’an menjelaskan beberapa kisah-
kisah para nabi dan sahabat yang memiliki akhlak yang wajib diteladani
oleh ummat Islam khususnya para penerus atau generasi bangsa dan
Negara yang diawali dari bangku sekolah / madrasah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan budaya membaca Al-Qur'an
adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang
menimbulkan suatu aktifitas kegiatan memebaca Al-Qur’an. Bagi seorang
muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah satunya
cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan akan
pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat Al-Alaq: 1-5
‫ ٱلَّذِي َعلَّ َم بِ ۡٱل َقلَ ِم‬٣ ‫ ۡٱق َر ۡأ َو َربُّكَ ۡٱۡل َ ۡك َر ُم‬٢ ‫ق‬ ِ ۡ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ٱس ِم َربِكَ ٱلَّذِي َخلَق‬
ٍ َ‫ٱۡلن َسنَ ِم ۡن َعل‬ ۡ ِ‫ۡٱق َر ۡأ ب‬
ِ ۡ ‫ َع َّل َم‬٤
٥ ‫ٱۡلن َسنَ َما َل ۡم َيعۡ َل ۡم‬

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan, Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahapemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq : 1-5)

Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini
menunjukkan bahwa iq ra’’, yang diterjemahkan dengan “bacalah” tidak
mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus
diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus-kamus
bahasa, arti kata tersebut antara lain, menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui cirinya yang pada hakekatnya
“menghimpun” merupakan arti akar kata tersebut.
Didalam program madrasah, budaya membaca Al-Quran dengan
bermacam bentuk, salah satunya yakni dengan tadarus bersama, tilawah,
tartil, dan tahfis, Kegiatan ini dilakukan dengan bimbingan guru dan
dilaksanakan oleh siswa secara bergiliran untuk membaca dan menyimak
teman yang didekat mereka.
25

Kegiatan membudayakan mambaca Al-Qur’an ini merupakan salah


satu cara sekolah dalam melakukan pembinaan akhlak secara
berkelanjutan. Oleh karena itu siswa diharapkan agar tetap konsisten
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan senantiasa membacanya setiap saat.
Tindakan pembudayaan baca Al-Qur’an pada sekolah harus dilandasi
dengan filosofi yang jelas tentang alasan-alasan diterapkannya budaya
tersebut. Budaya Islami adalah salah satu budaya yang sangat jelas dasar
filosofinya. Nilai-nilai perilaku Islami yang dibingkai dalam kata akhlak
merupakan suatu budaya yang ideal untuk diterapkan di sekolah. Adapun
budaya Islami yang harus diterapkan disekolah/madrasah dan tindakan
pembudayaannya harus dikembangkan adalah :
a). budaya berbusana muslim
b). budaya menjaga amanah
c). budaya membaca Al-Qur’an.
d). budaya shalat berjamaah
3. Faktor yang mempengaruhi budaya baca Al-Qur’an.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempuyai minat atau
kecenderungan yang berbeda-beda, dalam hal ini minat tidak berarti timbul
dengan sendirinya melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
secara garis besar di golongkan menjadi dua yaitu :
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi
kesehatan jasmani dan rohani, yang meliputi kesehatan, bakat, perhatian,
emosi.
1) Faktor biologis adalah faktor yang berhubungan dengan jasmani anak/
siswa.
konsentrasinya akan terganggu, dan pelajaran sukar masuk.
Begitu juga yang badannya lemah sering pusing dan sebagainya tidak
akan tahan lama dalam belajar dan lekas capek. Dalam keadaan ini
apabila kita memaksakan anak untuk belajar giat kita akan bersalah,
sebab bagaimanapun juga anak tidak bisa belajar dengan baik.
26

Maka dari itu kewajiban orang tua dan guru adalah meneliti
apakah ada penyakit/gangguan-gangguan yang lain jika ternyata ada
hendaknya segera memeriksakannya ke dokter agar supaya tidak
terlambat. Baik kesehatan maupun kemajuan belajarnya, maka lama
kita menunggu untuk memeriksakan kesehatannya, makin
terbelakang pula bagi anak dalam usaha menentukan minat
belajarnya.
2) Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan rohani,
disini penulis mengambil beberapa saja yang ada relevansinya :
a) Perhatian.
Perhatian juga merupakan faktor yang penting dalam usaha
menumbuhkan minat belajar anak untuk menjamin belajar yang
baik, anak harus ada perhatian terhadap bahan yang di
pelajarinya. Apabila bahan pelajaran itu tidak menarik baginya
maka timbullah rasa bosan, malas dan belajarnya harus dikejar-
kejar.
b) Emosi.
Dalam keadaan emosi yang mendalam ini tentu belajar
mengalami hambatan, anak- anak semacam ini membutuhkan
situasi yang cukup tenang dan penuh perhatian agar anak dapat
meningkatkan minat
c) Intelegensi / bakat.
Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada
dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan
hancur dan sukses di bidang dengan orang yang memiliki ”IQ”
rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang
agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yang mempengaruhi minat
belajar baca Al- Qur’an siswa yakni kondisi lingkungan disekitar siswa,
yang meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, uraian berikut akan
membahas ketiga faktor tersebut :
27

1) Faktor orang tua.


orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar anak, ika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya
atau acuh tak acuh terhadap belajar anaknya seperti tidak mengatur
waktu belajar, tidak melengkapi alat pelajarannya dan tidak
memperhatikan apakah anaknya semangat dalam belajar.
2) Lingkungan.
Lingkungan keluarga yang lain dapat mempengaruhi usaha
peningkatan minat belajar anak adalah suasana rumah. Suasana rumah
yang terlalu gaduh/terlalu ramai tidak akan memberikan anak belajar
dengan baik misalnya rumah dengan keluarga besar atau banyak
sekali penghuninya.
3) Ekonomi keluarga.
Faktor ekonomi keluarga banyak menentukan juga dalam belajar
anak. nilah maka hati anak-anak menjadi kecewa, mundur, putus asa
sehingga dorongan mereka kurang sekali
4) Hubungan guru dan murid yang kurang bagus.
Biasanya bila anak itu menyukai gurunya, akan suka pula pada
pelajaran yang diberikannya. Sebaliknya bila anak membenci kepada
gurunya / ada hubungan yang kurang baik, maka dia akan sukar pula
menerima pelajaran yang diberikannya, anak tidak dapat maju dan
mengembangkan minat belajarnya.
5) Jam-jam pelajaran yang kurang baik.
Waktu yang singkat juga bisa menjadi penyebab minat baca siswa
kurat mut / berkurang

4. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya baca


Al-Qur’an.
Kepemimpinan Adalah proses mempengaruhi dan mengarahkan
bawahan dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada
mereka. Sedangkan dalam dunia pendidikan, kepemimpinan memiliki dua
28

peran yakni kepala sekolah selaku pimpinan pada kinerja lembaga dan guru
sebagai pimpinan dalam pembelajaran di kelas.
Dalam budaya sekolah seorang kepala sekolah mempunyai peran untuk
merubah, mempengaruhi serta mempertahankan budaya sekolah yang kuat
untuk mendukung terwujudnya pencapaian visi, nilai keyakinan, dan prilaku
pemimpin menjadi bagian penting untuk melihat keefektifan kepemimpinan
kepala sekolah pada budaya sekolah. Itulah sebabnya bahwa pemimpin akan
berupaya untuk membangun budaya sekolah dengan disadari nilai,
keyakinan dan prilaku yang dimilikinya.( Mulyadi, 2010, hlm.132)
Kepala sebagai pengelola satuan pendidikan sekolah bertanggung
jawab terhadap efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di
sekolahnya, melalui perananan-peranan yang dimainkannya Adapun dalam
prespektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas), terdapat tujuh peran
utama kepala sekolah yaitu sebagai: Educator (Pendidik), manajer,
administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), pencipta iklim
kerja, dan wirausahawan. Akan tetapi dalam hal ini penulis hanya
menyinggung, peran kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, yaitu Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin).
Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) adalah upaya untuk
mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan, dengan
berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Kepala sekolah
sebagai leader harus mampu memberikan arahan, meningkatkan kemauan
tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah. Kepala sekolah
sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup
kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan atu
tindakan, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-
sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan
29

keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan dapat menjadi teladan bagi
warga sekolah yang lain.
Kepemimpinan yang efektif harus mengedepankan ketrampilan
kepemimpinan, meningkatkan kualitas kepemimpinan.Oleh sebab itu
kepemimpinan pemimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi
seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan
(followship), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan
pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan
kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan
(E.Mulyasa, 2010, hlm. 115 ).
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian, kemampuan memberi arahan terhadap
tenaga kependidikan, kemampuan mengambil tindakan dalam mewujudkan
visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi
a. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-
sifat: 1) jujur, 2) percaya diri, 3) tanggungjawab, 4) berani mengambil
resiko dan keputusan, 5) berjiwa besar, 6) emosi yang stabil, dan 7)
teladan.
b. Pengetahuan kepala sekolah Memberi arahan terhadap tenaga
kependidikan akan tercermin dalam kemampuan:
1) memahami kondisi tenaga kependidikan (pendidik dan non pendidik),
2) memahami kondisi dan karakteristik peserta didik ,
3) menyusun program pengembangan tenaga kependidikan,
4) menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kepemimpinannya.
c. Pemahaman mengambil tindakan dalam mewujudkan terhadap visi dan
misi sekolah akan tercermin dari kemampuannya untuk:
1) mengembangkan visi sekolah,
2) mengembangkan misi sekolah, dan
30

3) melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam


tindakan.
d. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari kemampuannya
dalam :
1) mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah,
2) mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah, dan
3) mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah.
e. Kemampuan berkomunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk:
1) berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah,
2) menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan,
3) berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik
4) berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat
lingkungan sekitar Sekolah.
Jadi dapat disimpulkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin
berdasarkan teori diatas yaitu kepribadian, kemampuan bertindakan,
kemampuan memberi arahan, kemampuan mengambil keputusan, dan
kemampuan berkomunikasi. Sedangkan untuk mengetahui peran
kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan budaya membaca
Al-Qur’an, kepala sekolah tentu harus mengetahui arti dari
pengembangan. Pengembangan adalah membangun, membina, proses
pembaharuan, penyempurna, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik
(Zakiyah D, 1985, hlm. 6)
Untuk itu kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam
mengembangkan, Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang
ditunjukan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber
daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
lingkungan industrinya ( Mudrajat K, 2006, hlm. 12)
31

B. Studi Relevan.
1. Skripsi Fatimah 2017 “Peran Kepala Sekolah Sebagai Educator Dalam
Pengembangan Budaya Religius Di SMP N 1 Kebonsari”
Hasil penelitian menunjukan bahwa : Peran kepala sekolah sebagai
educator dalam mengembangkan budaya relegius di SMP.N 1 Kebonsari
dilakukan upaya melalui stretegi: (a). melalui kekuasaan (b). ajakan dan
himbauan (c). mengejarkan norma yang dianut masyarakat melalui
pendidikan.
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini dibahas budaya relegius secara global sedangkan peneliti yang lebih
dibahas mengenai Budaya Membaca Al-Qur’an.
2. Skripsi Siti Sholihati 2018 “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Al-
Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec. Gondang Kab.
Nganjuk”
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Upaya Meningkatkan Minat
Membaca Al-Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec.
Gondang Kab. Nganjuk dilakukan dengan upaya latihan-latihan membaca
dengan media gambar (Khotil Al-Qur’an).
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini membahas Upaya meningkatkan minat membaca Al-Qur’an sedangkan
peneliti membahas pengembangan Budaya Membaca Al-Qur’an.
3. Skripsi Annas Fauzi Putra 2019 “Peran Kepala Madrasah Dalam
Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3 Boyolali”
Hasil penelitian menunjukan bahwa: ada 7 peran kepala madrasah
Dalam Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3
Boyolali yaitu 1) educator yaitu kepala madrasah mendidik peserta didik serta
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan pembinaan
kepada guru. 2) manajer yaitu kepala madrasah membuat
perencanaanperencanaan dan menyusun program ekstrakurikuler keagamaan
BTQ. 3)administrator yaitu kepala madrasah melakukan pendokumentasian
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan programnya. 4) supervisor yaitu
32

kepala madrasah melakukan pengawasan dan pengontrolan. 5) leader kepala


madrasah melakukan koordinasi kepada guru, memberikan tugas dan
pelimpahan wewenang. 6) innovator yaitu mengubah kegiatan BTQ yang
sebelumnya hanya sebagai pembiasaan di pagi hari dijadikan kegiatan
ekstrakurikuler. 7) motivator yaitu memberikan motivasi-motivasi, reward,
nasihat kepada peserta didik dan guru.
Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian
ini membahas Peran Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan
Ekstrakurikuler Keagamaan sedangkan peneliti lebih focus membahas
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Membaca Al-Qur’an.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian.
1. Pendekatannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, deskriptif
kualitatif yaitu penelitian yang mengedepankan penelitian data dengan
berlandaskan pada pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden
dari data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-
angka (Lexy J Moleong, 2012, hlm. 11). Kualitatif deskriptif menggambarkan
penelitian yang mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena,
variabel atau keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan
menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Paradigma kualitatif meyakini
bahwa di dalam masyarakat terdapat keteraturan. Keteraturan itu terbentuk
secara alami, karena itu tugas peneliti menemukan keteraturan itu terbentuk
bukan menciptakan atau membuat sendiri batasan-batasannya berdasarkan
teori yang ada.
Penentuan pendekatan penelitian ini dengan pertimbangan bahwa
penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengambil data-data tentang
peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di
MTs. Mahdaliyah.
2. Desain penelitian.
Yang dipilih adalah fenomenologi untuk mendapat pemahaman tentang
persepsi dan sikap-sikap informan terhadap pengalaman hidupnya sehari-
hari, fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjek atau pengalaman
fenomenologikal, dan suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok
dari seseorang E. Husserl (Lexy J Moleong, 2012, hlm. 14), yakni terfokus
pada kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an siswa di MTs. Mahdaliyah.

33
34

B. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di lapangan atau
field research yakni di MTs. Swasta Mahdaliyah yang beralamat jln. Sunan
kalijaga. No 22 simpang III sipin. kec. kota baru jambi, pemilihan lokasi ini
di dasarkan pada pertimbangan, pertama karena peneliti mengambil lokasi
yang terdekat sehingga memudahkan dalam mencari data, kedua peluang
waktu yang luas sesuai dengan penulis.
2. Subjek Penelitian.
Subjek adalah narasumber utama yang dapat memberikan informasi data
yang dibutuhkan untuk mengungkapkan permasalahan dalam penelitian,
Penelitian ini mengunakan cara “purposive sampling” yaitu teknik yang
didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut
yang erat dengan populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiono, 2014
hlm. 85). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah di MTs. Mahdaliyah, maka dengan ini telah ditetapkan bahwa kunci
informasinya adalah kepala sekolah, yang sekaligus sebagai responden,
sedangkan guru, karyawan dan siswa hanyalah dijadikan sebagai informan
tambahan.
Waktu penelitian yang akan dilakukan terhitung dari bulan februari s/d
mei 2020. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti berada selalu di
lokasi, agar setiap saat mendapatkan data yang lebih alamiah dan lebih akurat
sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti.
C. Jenis data dan sumber data
1. Jenis Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah dua, yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder.
a. Data primer.
Data primer adalah Sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data ((Sugiono, 2014 hlm. 137). Sumber data primer
35

didapat dari hasil observasi dan wawancara kepala sekolah, guru-guru, dan
beberapa siswa.
b. Data sekunder.
Data sekunder adalah Sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen (Sugiono, 2014 hlm. 137). sumber data sekunder diperoleh dari
hasil dokumentasi berupa profil sekolah, visi misi dan tujuan sekolah,
sarana dan prasarana sekolah, tata tertib di sekolah, daftar guru/karyawan,
daftar siswa, daftar ekstrakurikuler, dan dokumentasi mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun budaya membaca Al-
Qur’an siswa.
D. Teknik pengumpulan data.
Dari pendekatan metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif yang
mengandalkan kecermatan pengumpulan data untuk memperoleh hasil
penelitian yang valid. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif peneliti ialah instrumen penelitian. Keberhasilan pengumpulan data
banyak ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang
dijadikan fokus penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan. Adapun teknik yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi.
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sugiono, 2014
hlm. 145)
Metode observasi dilakukan untuk mengamati, mendengarkan dan
mencatat langsung fenomena-fenomena terhadap letak geografis, faktor-
faktor pendukung dan penghambat proses pengembangan budaya membaca
Al-Qur’an di MTs Swasta Mahdaliyah.
36

2. Wawancara /interview.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Lexy J Moleong, 2012, hlm. 186). Peneliti menggunakan
jenis wawancara tidak terstruktur, wawancara tidak terstruktur adalah
Wawancara yang bebas di mana peneliti tidak mengunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpul data (Sugiono, 2014 hlm. 140).
Susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat
wawancara, wawancara tidak terstruktur dilakukan agar peneliti lebih
kreatif, lebih bisa terbuka, dan tidak membuat jenuh kedua pihak, sehingga
memperoleh informasi, keterangan, dan data yang lebih kaya dari informan.
penggunaan metode ini, peneliti lakukan kepada kepala sekolah, waka
kurikulum, guru, staff tata usaha (TU), dan siswa yang dirasa sangat perlu
dalam pengambilan data penelitian.
3. Dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari
seseorang (Sugiono, 2014 hlm. 240). Metode dokumentasi digunakan agar
peneliti mendapatkan data pendukung. Penggunaan metode ini berhubungan
dengan sejarah berdirinya sekolah, visi, misi sekolah, program sekolah,
kegiatan-kegiatan sekolah dan data-data pendukung lain yang berguna pada
penelitian.
E. Teknik analisis data.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan bahan-bahan lain. (Sugiono,
2014 hlm. 244). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
model interaktif Miles dan Huberman melalui tiga tahapan yaitu reduksi data,
penyajian data, dan menarik simpulan atau verifikasi.
37

1. Reduksi Data.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiono, 2014
hlm. 244). Pada prosedur ini peneliti memilih proses penelitian, pemutusan
perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan tranformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data
berlangsung terus menerus selama proses penelitian berlangsung.
Seluruh data yang berasal dari wawancara dengan obyek dan informan
penelitian, melalui observasi langsung berkaitan dengan peran kepala sekolah
dalam pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah,
melalui dokumentasi penelitian yang berkaitan dengan pengembangan
budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah, pelaksanaan
pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah, landasan
filosofis membaca Al-Qur’an, dan tujuan pengembangan budaya membaca
Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah.
2. Penyajian Data.
Penyajian data adalah rakitan organisasi yang menunjukkan kesimpulan
riset dapat dilakukan. Dengan sajian data diharapkan peneliti akan lebih
memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan
suatu analisis atau tindakan berdasarkan pemahaman yang telah dilalui. Maka
dalam sajian data peneliti harus menyusun informasi secara teratur, runtut
sehingga mudah dilihat, dibaca dan juga mudah untuk dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan.
Penarikan kesimpulan melalui proses verifikasi terus menerus selama
penelitian berlangsung, dalam hal penarikan kesimpulan yang terkait dengan
penelitian ini, maka setelah data dikumpulkan, dipilih mana yang dibutuhkan
dan mana yang tidak dibutuhkan, kemudian disusun jaringan kerja yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian, yaitu peran kepala sekolah
dalam pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah yang
kemudian diadakan verifikasi.
38

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.


Dalam menguji keabsahan data atau memeriksa kebenaran data digunakan
2 teknik triangulasi, triangulasi teknik (observasi, wawancara, dan
dokumentasi). Dan triangulasi sumber (kepala sekolah, guru, dan siswa).
Triangulasi diartikan sebagai pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
(Sugiono, 2014 hlm. 241)
1. Triangulasi Teknik.
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk
mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
2. Triangulasi Sumber.
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis
oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya
dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber Data.
39

G. Jadwal Penelitian
Table 1.1 : Jadwal Penelitian
BULAN
No Okt 2019 Des 2019 Jan 2019 Feb 2020 Maret 2020 2020
Kegiatan penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul X
2 Penyusunan
proposal
3 Bimbingan X
proposal
4 Pengurusan izin
seminar
5 Seminar proposal
6 Perbaikan
proposal
7 Pengajuan riset
8 Pengumpulan data X
9 Vertifikasi dan X
Analisis data
10 Penulisan skripsi
11 Sidang
munaqosah
12 Pengedaan &
penyerahan
laporan hasil
Catatan: Jadwal Penelitian sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kondisi dan kebutuhan
peneliti.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
Berdirinya Al-Madrasatul Mahdaliyah diawali dengan adanya ide sosok
seorang wanita muda pada tanggal 15 Agustus tahun 1978 dengan tekad dan
bertujuan untuk mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan tempat
pendidikan, namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun lokasi untuk
dijadikannya pendirian Madrasah tersebut.
Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa adanya rasa ragu dan
untuk bertekad terus mendirikan dan melanjutkan niat untuk mendirikan
Madrasah. Berkat pertolongan dan do’anya dari hari kehari akhirnya dapat
merebut tempat yang sebelumnya adalah tempat perjudian menjadi madrasah
tersebut. Dan diletakkalah batu pertama sebagai tanda akan didirikannya
sebuah Madrasah.
Hj. Mahdaliyah (Almarhumah) seorang Mubalighah (penceramah
wanita) kondang waktu itu, yang merupakan wanita yang pantang menyerah
dan tidak pernah putus asa, dengan berbagai rintangan dan hambatan ia terus
memikirkan dan melanjutkan niat dan cita-citanya untuk membangun
sebuah lembaga pendidikan. Dengan niat awal mendirikan Madrasah, apa
yang telah dimiliki oleh Ibu Mahdaliyah berupa emas dan barang berharga
lainnya, serta hasil dari perkebunannya ditabung dan digunakan untuk
membiayai pendirian Madrasah Mahdaliyah tersebut.
Dengan berbagai cara yang dilakukannya, dengan di dorong oleh orang-
orang terdekatnya dan masyarakat, dan ada bantuan dari pihak pemerintah
dan perusahaan lainnya, baik berupa uang maupun bahan-bahan material
lainnya, maka bangunan tersebut lambat laun selesai dan jadilah bangunan
yang refresentatif dengan fisik bangunan yang cukup dan standar untuk
menjadi lembaga pendidikan yang lebih maju untuk kedepannya.
Awal mula penggunaan dan pendiriannya Madarasah ini dibuka dengan
tingkat Madrasah Ibtidaiyah di sore hari dengan jumlah siswa lebih kurang

40
41

300 orang, malamnya dibuka (TPA) Taman Pengajian Al-Qur’an. Pada


tanggal 21 Mei 1984 didirikan Madrasah Tsanawiyah (sederajat SMP). Pada
giliran berikutnya yaitu pada tanggal 30 Desember 1992 didirikanlah
Madrasah Aliyah (sederajat SMA). Kini dibidang olahraga, seni dan
keterampilan agama mengalami kemajuan seperti seni tari, marawis, pidato
atau khutbah, seni tilawatil Al-Qur’an dan lain-lain. Pada tahun pelajaran
2019/2020 ini jumlah murid Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Jambi
berjumlah 68 orang (3 rombongan belajar).
Table 1.2 Kepala Sekolah MTs.Mahdaliyah dari 1978-2020
No Nama Masa Jabatan
1 Hj. Mahdaliyah Kepsek I (1978-1995)
2 Rahmat Hidayat S.Ag Kepsek II ( 1996)
3 Dra.Thoipah S.Pd Kepsek III (1997-2020)
Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi
2. Data sekolah.
Table 1.3 Data sekolah
a. Nama madrasah : Madrasah Tasanawiyah Mahdaliyah
b. Tahun berdiri : 15 agustus tahun 1978
c. Luas tanah madrasah : 621 KM
d. Lokasi madrasah
1) Jalan Jl. Sunan Kalijaga RT.04 RW.11
2) Desa/Kelurahan : Simpang III Sipin
3) Kecamatan : Kota Baru
4) Kabupaten/Kota : Jambi
5) Provinsi : Jambi
e. Bangunan madrasah : milik sendiri
f. Akreditasi : C
madrasah
g. Listrik : PLN
h. Sumber Air : Ledeng/PAM
i. Email : MtsSMahdaliyahSipinJambi@gmail.com
j. Akta Notaris : Jon Astra, SH ( 04 Juli 2000 )
k. Akta Perubahan : No 241 tgl 04 Maret 2010 (Drs. H.
Maryadi, M.Pd)
l. NSM : 121215710012
42

m. Titik Koordinat : a. Lintang :- 1.622566


b. Bujur :+103.592724
Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi
3. Visi dan Misi Sekolah/Madrasah
Table 1.4 Visi dan Misi Sekolah
VISI MISI
“Madrasah yang Islami yang 1. Kualitas keislaman, ditandai dengan
Mampu Membentuk Peserta tertib dalam beribadah dan lancar
Didik yang Bertaqwa, membaca Al-Quran.
Nasionalis, Bermoralitas dan 2. Wawasan kebangsaan, ditandai
Prestasi” dengan kemampuan menjadi petugas
upacara bendera dan kemampuan
bergaul dengan baik dengan sesama
warga negara, walaupun berbeda suku,
ras dan agama.
3. Prestasi akademik, ditandai dengan
nilai raport rata-rata minimal 7 (tujuh).
4. Wawasan berbahasa asing, ditandai
dengan menguasai minimal 500 kosa
kata dalam bahasa Inggris dan 500
kosa kata dalam bahasa Arab.
5. Kemampuan menguasai teknologi dan
komunikasi, ditandai dengan
penguasaan program words, excel
pada komputer dan mampu mengakses
internet.

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


4. Kurikulum Sekolah/Madrasah
Kurikulum adalah peran mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. Penyusnan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Untuk MTs Mahdaliyah Kota Jambi kurikulum yang digunakan adalah
KTSP dan Kurikulum 2013. Yang mana untuk kelas IX masih menggunakan
Kurikulum KTSP dan VIII dan untuk kelas VII telah menggunakan
kurikulum 2013.
43

Dalam KTSP mata pelajaran yang wajib diikuti pada program umum
berjumlah 10, sementara keberadaan mata pelajaran muatan lokal ditentukan
oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah. Beban belajar satu
minggu untuk kelas IX adalah 34 jam dengan alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 40 menit.
Sedangkan dalam kurikulum 2013 yang wajib diikuti pada program
umum berjumlah 10, sementara keberadaan mata pelajaran muatan lokal
ditentukan oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah. Beban
belajar satu minggu untuk kelas VII dan VIII adalah 38 jam pembelajaran
dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
a. Keadaan Tenaga Pendidik.
Tenaga pendidik di MTs Mahdaliyah Kota Jambi kacamatan Kota
Baru mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran untuk
disampaikan kepada siswa dan siswi. Ketentuan yang ada menunjukkan
bahwa tenaga pengajar dalam suatu lembaga pendidikan harus mempunyai
ijazah guru untuk menjadi tenaga pengajar.
Guru adalah pelaksanaan dan pengembangan program kegiatan dalam
proses belajar mengajar, bagaimanapun guru merupakan peraturan dalam
menyampaikan materi pelajaran untuk tercapainya suatu tujuan
pendidikan.
Seorang Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membina
dan mengembangkan anak didiknya. Adapun guru-guru dan pegawai yang
ada di MTs Mahdaliyah Kota Jambi berjumlah 15 orang dengan latar
belakang pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini sangat mendukung bagi
kemajuan pendidikan MTs Mahdaliyah Kota Jambi itu sendiri. Dari segi
sumber daya mengajar mereka rata-rata mempunyai kualifikasi sebagai
Guru, baik dari segi lembaga pendidikan umum maupun dari pendidikan
agama. Dengan demikian sumber daya mengajar di MTs Mahdaliyah Kota
Jambi telah memenuhi persyaratan baik dari segi pendidikan umum
maupun pendidikan agama.
44

Tabel 1.5 : Daftar Guru dan Bidang Studi Yang Di Asuh


Nama Guru & Pendidikan Mata
No Jabatan
Pegawai Terakhir Pelajaran

S1 Kepala IPS Terpadu


1 Dra. Thoipah, S.Pd.
IAIN JAMBI Sekolah/Guru Seni Budaya
Akidah
S1 Akhlak
Waka
2 Drs. H. Asirman IAIN Al-Quran
Kurikulum/Guru
JAMBI Hadist
Mulok
3 Ir. Siti Zubaedah S1 UNJA Guru Matematika
IPA
4 Rif’ah, S.TP S1 UNES Ka. Labor/Guru
Terpadu
S1 IAIN Fikih
5 Usniah, S.Hum TU/Guru
JAMBI SKI

6 Muzdalifah SMA Guru Seni Budaya


SI IAIN
7 Dedi Susanto S.Pd Guru Penjas
JAMBI
S1 STAI Ka.Perpustakaan
8 Arbidah, S.Pd.I TIK
MAARIF /Guru
9 Citra Maulana, S.Pd. S1 UNP Guru PKN
Bahasa
10 Yessi Novita, S.Pd. S1 UNJA Guru
Inggris
Syamsul Hidayat, Bahasa
11 S1 UNJA Guru
S.Pd. Indonesia
Arika Ristiana Putri,
12 S1 UNBARI Guru Matematika
S.Pd.
S2 IAIN
Vivi Zelma Yeni IMAM Bahasa
13 Guru
M.Ag BONJOL Arab
PADANG
14 Agustina S.Pd S1 UNJA Guru Matematika

15 Rizki Takrianti SMKN 1 Staff TU -


Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi
45

Tabel 1.6 : Daftar Nama Guru Wali Kelas


NO Kelas Nama Guru Keterangan

1 VII Rif’ah, S.TP Guru Honorer

2 VIII Drs. H. Asirman Guru Honorer

3 IX Vivi zelmayeni M.Ag Guru Honorer

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


b. Keadaan Kependidikan
Siswa adalah sarana kependidikan yang dididik, diarahkan, diberikan
ajaran nama-nama dan bermaca-macam ilmu pengetahuan serta
keterampilan. Siswa merupakan unsur yang esensial pendidikan yang harus
ada dalam pengajara, ada guru tidak ada siswa tentunya kegiatan
pembelajaran tidak terlaksana.
Siswa MTs Jambi Luar Kota berjumlah 68 orang, yang terbagi menjadi
3 kelas. Dengan jumlah siswa sebagai berikut :
Tabel 1.7 : Daftar Keadaan Siswa/i MTs Mahdaliyah Kota Jambi Tahun
2019

Kelas L P Jumlah
No
1 VII 11 8 23
2 VIII 9 17 25
3 IX 14 6 20
Jumlah 68
Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan Prasarana adalah sesuatu yang terwujud sebelu adanya sarana. Jadi
sarana dan prasarana maksudnya disini adalah sesuatu yang digunakan sebagai
alat memperlancar kegiatan atau proses belajar mengajar atau alat-alat maupun
fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Di
MTs Mahdaliyah Kota Jambi sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
46

yang mempunyai fungsi sangat penting yang dapat mempermudah dan


memperlancar proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.
1. Sarana
Sarana merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran sarana dapat
membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga
memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik.
Adapun sarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses
pembelajaran di MTs Mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.8 : Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Mahdaliyah Kota Jambi
Tahun 2019
1. Luas Tanah
Luas Tanah (m2) Menurut Sertifikat
No Status Kepemilikan Belum
Bersertifikat Total
Sertifikat
1 Hak Milik Sendiri 621 - 621
2 Wakaf
3 Hak Guna Bangunan 600 - 600
4 Sewa/Kontrak
5 Pinjam/Menumpang

2. Penggunaan Tanah
Luas Tanah Status
Penggunaan Status
No Menurut Penggunaan
Tanah Kepemilikan
Sertifikat (m2)
1 Bangunan 600 Milik Sendiri Milik Sendiri
2 Lapangan
Olahraga
3 Halaman 21
4 Kebun/Tanah
5 Belum Digunakan

3. Jumlah dan Kondisi Bangunan


Jumlah Ruangan Menurut Kondisi
No Jenis Bangunan Rusak Rusak
Baik Rusak Berat
Ringan Sedang
47

1 Ruang Kelas 3
Ruang Kepala
2 1
Madrasah
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Laboratorium IPA 1
6 Perpustakaan 1
7 Ruang UKS 1
8 Toilet Guru 1
9 Toilet Siswa 2
10 Masjid/Mushola 1
11 Kantin 1

4. Saraana prasarana
Jumlah Sarpras Jumlah
N
Jenis Sarana prasarana Menurut Kondisi Sarpras
o
Baik Rusak
1 Kursi Siswa 80 80

2 Meja Siswa 80 80

3 Kursi Guru di Ruang Kelas 3 3

4 Meja Guru di Ruang Kelas 3 3

5 Kursi Kepala Sekolah 1 1

6 Meja Kepala Sekolah 1 1

7 Papan Tulis 3 3

8 Komputer 12 3 12

9 Soun sistem 1 1

10 Printer 5 2 5

11 Meja Guru dan Pegawai 8 8

12 Kursi Guru dan Pegawai 16 16

13 Lemari Arsip 3 3

14 Kotak obat (P3K) 3 3


48

15 Brankas 1 1
Sumber : Dokumentasi MTs mahdaliyah kota jambi
7. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah
PERMENDIKBUD No. 6 Tahun 2019 Tentang Pedoman Organisasi Dan
Susunan organisasi MTs/SMP terdiri atas:
a. Kepala.
b. wakil Kepala.
c. Kelompok Jabatan Fungsional, dan
d. Kelompok Jabatan Pelaksana.
Melalui struktur ini pengaturan pelaksanaan pekerjakan dapat diterapkan,
sehingga tidak ada tumpang tindih tugas antar orang, apabila ini berjalan
dengan baik maka efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan lembaga pendidikan
dapat dicapai, maka berikut ini merupakan sususan garis struktur Organisasi
Sekolah MTs Mahdaliyah kota jambi tahun ajaran 2019-2020.
Table 1.9 : Struktur Organisasi Sekolah.
STRUKTUR ORGANISASI
MTS MAHDALIYAH KOTA JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

KEPALA YAYASAN
A. KAUSARI. S.E

KEPALA SEKOLAH WAKA KURIKULUM


Dra.THOIPAH S.Pd Drs.H.ASIRMAN

PEM.OLAHRAGA PEM.KESENIAN PEM.KEAGAMAAN GURU BK KEP. PERPUSTAKAAN KEP. LABOR


DEDI SUSANTO S.Pd MUZDALIFAH VIVI ZELMA YENI M.Ag Drs.H.ASIRMAN ARBIDAH. S.Pd.I RIF'AH S.TP

KA.TATA USAHA BANDA HARA PEM. OSIM WALI KELAS VII WALI KELAS VIII WALI KELAS IX
USNIAH. S.Hum USNIAH. S.Hum SYAMSUL HIDAYAT.S.Pd RIF'AH S.TP Drs.H.ASIRMAN VIVI ZELMA YENI M.Ag
RIZKI TAKRIANTI

ORGANISASI OSIM

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


49

B. Temuan Khusus dan pembahasan


Madrasah Tyasanawiyah Mahdaliyah merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai keagamaan dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan terutama, dalam Kedisiplinan, akhlak, moral, dan
etika, hal ini merupakan pangkal pendidikan kepribadiaan yang harus
diperhatikan secara khusus, dimana hal tersebut menjadi tujuan utama dari
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu terciptanya kepribadian
mulia dan berakhlakul karimah dalam diri siswa.
Berdasarkan hasil pengematan peneliti selama melakukan penelitian di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kec. Kota Baru Jambi bahwasannya, MTs
Mahdaliyah memiliki budaya yaitu, Rutinitas membaca Al-Qur’an yang
dilakukan setiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai. Budaya Membaca Al-
Quran ini diterapkan di MTs Mahdaliyah pada tahun 2018 yang di ikuti semua
peserta didik mulai dari kelas 7 hingga kelas 9.
Budaya membaca Al-Quran ini dilakukan setiap hari selasa-kamis yang
dilakukan pagi hari dan dilaksanakan diruangan kelas masing masing sebelum
jam pelajaran pertama dimulai yang di pandu oleh pendidik yang mengajar pada
jam pertama. Budaya membaca Al-Qur’an biasanya dilakukan peserta didik
selama satu jam dan dihari jum’at diadakan tadarus Al-Qur’an berjamah bersama
para majlis guru MTs. Mahdaliyah secara disimak, Peserta didik kelas 7,8 dan 9
yang belum bisa membaca Al-Quran akan didata dan diberikan bimbingan
melalui pelajaran mulok untuk diajarkan membaca Al-Qur’an dan ilmu tajwid
oleh pendidik yang sudah ditugaskan Oleh Kepala MTs Mahdaliyah. (Observasi,
11 Oktober 2019)

Kepala sekolah memberikan penjelesan :


“Bahwa sekarang ini anak-anak khusunya remaja, mereka kurang
berminat dalam mempelajari ilmu agama salah satunya yaitu baca, tulis
Al-Qur’an, mereka kebanyakan mementingkan ilmu yang umum saja,
selain itu kurangnya jam pelajaran untuk mata pelajaran pendidikan
agama islam yaitu Fiqih, Akidah Akhlak, Bahasa Arab, Al-Qur’an
Hadist, Dan SKI, maka MTs Mahdaliyah harus berupaya memberikan
jam tambahan dalam bidang kegiatan keagamaan khusunya baca Al-
Qur’an, agar dapat membantu peserta didik untuk bisa membaca Al-
50

Qur'an, maka dengan diadakan 1 jam tambahan di awal waktu pagi


sebelum proses pembelajaran dimulai dan 3 jam tadarus Al-Qur’an
dihari jum’at, diharapkan siswa lulus MTs.Mahdaliayh dapat membaca,
menulis, dan bahkan memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar”.
(Wawancara Thoipah, 15 Oktober 2019)
Ibu Arbidah juga menjelaskan :
“Penambahan jam-jam kegiatan dalam membaca Al-Qur’an di bentuk
dengan melihat masa depan jangka panjang para peserta didik, agar
bebas dari yang namanya buta aksara arab atau tidak bisa membaca Al-
Qur’an sehingga kedepannya peserta didik bisa mengamalkannya
dikehidupan sehari-hari, selain itu mengingat begitu penting
kemampuan memahami isi kandungan ayat Al-Qur’an bagi peserta
didik, dimana Al-Qur’an itu sangat penting sebagai Pedoman hidup
beragama dan kehidupan kita sehari-hari”. (Wawancara Arbidah , 15
Oktober 2019)
Kepsek juga menjelaskan tentang tahfis Al-Qur’an :
“Tahap plening, yakni tahap penetapan tujuan, penentuan strategi,
program, kebijaksanan metode, sistem, dan standar untuk mencapai
tujuan kegiantan, ditahap ini siswa ngaji dengan guru, adapun gambaran
proses tartil baca Al-Qur’an, pertama guru mencontohkan bacaan tartil
kepada siswa, kemudian siswa menirukan bacaan tartil yang
dicontohkan oleh guru, tahap organizing, tahap ini adalah pembagian
tugas guru dalam kegitan baca Al-Qur’an, tahan actuating, yakni
melaksanakan tugas fokok sesuai dengan struktur organisasi, tahap
control, yakni proses mengukur dan menilai tingkat efektifitas dan
efisiensi program baca al-qur’an melalui ujian akhir dan wisuda.
Wawancara Thoipah , 18 Oktober 2019)
1. Peran Kepemimpinan Kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an :
Berdasarkan observasi peneliti melihat kepribadian kepala sekolah, bahwa
Kepala sekolah MTs. Mahdaliyah memiliki kemampuan untuk membimbing
guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik serta memiliki cara dan strategi
yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan agar
budaya baca Al-Qur’an siswa/i_nya dapat meningkat dan Berdasarkan
wawancara dengan pendidik Qur’an Hadist :
“Bahwasannya peran kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya
mengembangkan membaca Al-Qur’an : “kepala sekolah mempunyai
beberapa kepribadian yaitu jujur, percaya diri, bertanggung jawab, berani
mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi stabil dalam
membina dan teladan atau kepribadian beliau patut untuk dicontoh setiap
51

warga madrasah, sebagai kepala madrasah, itu sudah beliau lakukan demi
terciptanya budaya membaca Al-Qur’an yang baik”. (Wawancara bapak
Asirman, 8 Februari 2020)
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Asirman selaku pendidik Qur’an
Hadist bahwasannya kepala sekolah selalu ikut serta dalam kegiatan
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an contohnya, setiap pagi Ibu
Thoipah itu disiplin waktu, selalu mengunjungi kelas dan ikut serta dalam
membaca Al-Qur’an bersama para siswa. Apa yang dikatakan oleh bapak
Asirman, siswa dan para guru pun juga mengatakan hal yang sama.
Hal ini juga dikuatkan dengan observasi kelas selama peneliti melakukan
penelitian di MTs. Mahdaliyah Kec. Kota Baru Jambi. Contohnya yaitu beliau
juga ikut andil dalam mengawasi peserta didik dalam membaca al-Qur’an setiap
pagi. Siswa juga mengungkapkan bahwa :

“Kepala sekolah itu selalu mendorong kami, dan memberikan semangat


dalam beribadah terutama dalam membaca al-qur’an Contohnya yaitu
beliau juga ikut andil dalam mengawasi kami dalam membaca Al-Qur’an
setiap pagi”. (Wawancara M.ghoppar, 12 Februari 2020)
Kepala sekolah mengatakan :
“menurut saya cara untuk mempengaruhi peserta didik adalah dimulai dari
seorang pemimpin terlebih dahulu untuk memberikan contoh langsung
kepada pendidik dan peserta didik agar dapat mempengaruhi atau
menjadi contoh yang baik, oleh karena itu saya mempraktikan kegiatan
membaca Al–Qur’an setiap harinya agar dapat mempengaruhi para
pendidik dan peserta didik untuk selalu membaca Al–Qur’an setiap
harinya”. (Wawancara, 18 Februari 2020)
Ibu Usnia menambahkan :
“Ibu kepala sekolah adalah sosok yang disiplin, datang ke sekolah tepat
waktu bahkan guru-guru belum datang beliau sudah datang terlebih
dahulu, sehingga saya akan merasa malu jika tidak disiplin karena
pemimpin saja disiplin apalagi seharusnya bawahannya meneladani
beliau (Wawancara , 9 Februari 2020)
Bapak Syamsul H. juga menambahkan :
“Selain kegiatan membaca Al-Qur’an MTs. Mahdaliyah juga melakukan
beberapa kegiatan pembiasaan pelaksanaan ibadah sehari-hari misalnya:
1. Membiasakan mengucapkan salam.
2. Sholat dhuha dan zuhur berjama’ah
3. Berpakaian yang rapi dan sesuai yang disyari’atkan Islam
52

4. Pembiasaan dengan kata-kata yang santun


5. Memulai dan menutup pelajaran dalam kelas dengan do’a.
6. Program jum’at beramal untuk memunculkan semangat keperdulian
siswa”. (wawancara Syamsul H, 20 Februari 2019)
Kegiatan ini bertujuan untuk pembiasaan beramal sholeh dan juga
meningkatkan kualitas keimanan warga sekolah terutama siswa/i MTs.
Mahdaliyah, kegiatan ini juga salah satu cara yang dilakukan sekolah untuk
menumbuhkan ketaqwaan kepada warga sekolah terutam siswa/i MTs.
Mahdaliyah, berdasarkan wawancara dengan Ibu Muzdalipah :

“Kepala sekolah bekerja sama wali kelas dan para guru untuk selalu
memantau kegiantan- kegiantan tersebut, jika ada yang main-main
atau yang tidak ikut maka kita akan menegur siswa/i tersebut, dan kita
akan Tanya kenapa tidak mau ikut dalam kegiatan ibadah ini. Tapi
alhadulillah semua kegiatan berjalan dengan lancer”. (wawancara, 19
Februari 2020)
Setiap siswa wajib mengikuti semua kegiatan yang telah buat kepala
sekolah dan para guru, terutama dalam membaca Al-Qur’an kegiatan ini
didukung serta melibatkan semua guru, berdasarkan wawancara peneliti dengan
Kepala sekolah:
“Semua mendukung kegiatan yang diselengarakan disekolah karna
dalam pelaksanaanya semua siswa dan seluruh guru dilibatkan
sebagai pembimbing siswa sesuai klafikasi keilmuaan
guru”.(wawancara, 18, Februari 2020)
Adapun Kebijakan sekolah dalam mengatur kegiatan baca Al-Qur’an :
Table 1.10 kebijakan sekolah
Kehadiran Siswa a. Siswa hadir di MTs.Mahdaliyah pada setiap hari Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat pada pukul 06.30 WIB
b. Siswa ke moshola pada pukul 07.00 WIB setelah
berdo’a dengan pembimbing
c. Siswa boleh membawa bekal untuk sarapan
d. Siswa membawa al-Quran khusus (al-Itqan/Tahfizh)
Keterlambatan a. Siswa dinyatakan terlambat apabila memasuki halaqah
Siswa sudah pukul 07.10 menit
b. Siswa hanya diperbolehkan mengikuti halaqah tahfizh
setelah ada izin dari koordinator atau kepala
Mts.Mahdaliyah
Ketidak hadiran a. Siswa yang sakit atau ada keperluan keluarga harap
Siswa menyampaikan izin kepada kordinator/ustadz
pembimbing
53

b. Siswa yang tidak hadir selama tiga hari atau akumulasi


keterlambatan 30 menit dalam seminggu akan
mendapat pembinaan dari coordinator
Kehadiran Guru a. Guru menempati halaqah pada setiap hari Selasa, Rabu,
Kamis, dan Jumat pada pukul 06.40 WIB
b. Guru mengakhiri kelas/halaqah pada pukul 08.00
setelah berdo‟a bersama siswa
c. Guru berpakaian yang bersih dan rapi, berbahasa yang
santun dan memotivasi
d. Guru membawa al-Quran khusus (al-Itqan/Tahfizh)
Keterlambatan a. Keterlambatan guru harus dilaporkan kepada
dan Ketidak koordinator untuk mengkondisikan kegiatan tahfizh
hadiran Guru dalam halaqahnya
b. Ketidakhadiran guru harus disampaikan kepada
koordinator tahfizh minimal 1 hari sebelumnya
Waktu Takhasus a. Dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
dan Jum’at
b. Hari Jum’at kegiatan khusus setoran
c. Alokasi waktu dari pukul 06.00 – 07.00 WIB, dengan
teknis:
1. Senin : 06.00 – 06.55 (07.00 upacara)
2. Selasa sd. Kamis : 07.00 –08.00
3. Jum’at : 06.30 – 07.30 khusus setoran,tahsin dan
muraja’ah bergabung dengan seluruh siswa di
musolla)

Kepala MTs.mahdaliyah selaku pemimpin menanamkan nilai-nilai


luhur seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an di setiap awal pelajaran
dipagi hari, menghormati kepada yang lebih tua dan menyayangi yang
muda, cinta kebersihan, musyawarah dan mufakat dalam membuat keputusan
serta hal-hal positif yang menjadikan budaya. Prilaku dan nilai-nilai luhur
tersebut jika selalu dibiasakan dan ditanaamkan pada warga sekolah dengan
harapan akan membentuk karakter.
Kesimpulan peneliti bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin beliau
bertangung jawab atas semua wewenang di MTs Mahdaliyah tersebut terutama
dalam Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an
2. Gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam Mengembangkan Budaya
Membaca al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah.
Gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan pemimpin, dengan menyatakan tujuan organisasi
54

dengan tujuan individu atau pegawai, dalam rangka mencapai tujuan atau
sasaran yang telah menjadi komitmen bersama.
Pembuatan keputusan merupakan tugas paling utama yang harus
dilakukan oleh seorang pemimpin. Membuat keputusan merupakan fungsi-
fungsi dasar dari berpikir, dimana proses penggunaan pikiran dalam
mengarahkan pada suatu tindakan untuk menetapkan suatu pilihan. Pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah adalah salah satu tugas dari seorang
pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu melakukan penyelesaian masalah
dan memberikan keputusan yang cerdas.
Tata tertib dan disiplin merupakan program sekolah yang dirancang oleh
pihak sekolah MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi, peranturan yang ada
disekolah harus ditaati dan dipatuhi guna kelancaran dan pencapaian hasil
belajar yan maksimal, kedisiplinan yang kuat yang tertanam didalam diri siswa/i
akan menjadi motivasi yang tinggi untuk selalu berusaha meningkatkan prestasi
maupun prestasi non akademik, terlebih-lebih dalam kegiatan sekolah seperti
budaya baca Al-Qur’an Sebagaimana yang dijelaskan kepala sekolah :
“Kalau menurut saya, saya merupakan sosok yang mudah dalam
berinteraksi dangan siswa dan guru, karena jikalau kita sudah mengenal
akan terjalin suatu keakraban dengan mereka, Saya memimpin dengan
santai tapi tegas dengan aturan yang berlaku, ketika saya memimpin siswa
dan guru, saya lebih banyak berinteraksi dengan mereka dan membuat
mereka nyaman dengan gaya kepemimpinan saya, namun dalam hal
menaati aturan, saya tetap menjalankan dan menerapakan kepada diri saya
maupun siswa dan para guru”. (wawancara, 18 Februari 2020)
Ibu Usnia menjelaskan :
“Kepala sekolah bersikap tegas terhadap yang menyalahi aturan,
memberikan sanksi sehingga menjadi pelajaran bagi yang melanggar
ataupun yang tidak melanggar. Dengan begitu tidak akan ada yang merasa
iri karena keadilan ditegakkan dengan sebaik-baiknya tanpa memandang
yang sudah lama bekerja dan baru bekerja di sekolah tersebut. Jika cara
memberi pelajaran dengan cara begitu maka pemimpin akan lebih
dihormati dan dan dihargai oleh bawahan” (wawancara, 9 Februari 2020)
Pernyataan ibu Usnia ini memperkuat oleh Ibu Arbidah :
“kepala sekolah, sangat bijak dan sangat bertanggung jawab, sehingga
beliau selalu berusaha memperbaiki sekolah, mengajak bersama-sama,
55

mengawasi pelaksanaannya, dan selalu membicarakan kepada yang lain”


Wawancara, ,13 Februari 2020)
kepala sekolah juga mengatakan :
“Peserta didik harus dipaksa untuk membawa dan membaca Al-Qur’an
setiap harinya sebelum belajar mengajar dilakukan, ini bertujuan untuk
membiasakan para peserta didik agar senantiasa mengingat Al-Qur’an. Ini
adalah salah satu upaya untuk menggerakkan para peserta didik dalam
pengembangan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah”
Ibu kepala sekolah juga menambahkan :
“Saya selalu mendorong guru untuk memulai dan mengahiri pembelajaran
sesuai dengan ketentuan dan waktu yan telah ditetapkan, tujuanya untuk
mengefektifkan dan mengefisiankan waktu agar proses pembelajaran
dapat dilakukan secara maksimal, sekolah juga membuat program-
program seperti kegiatan keagamaan seperti budaya membaca Al-
Qur’an”.(Wawancara, 18 Februari 2020)
Ibu Muzdalipah menjelaskan :
“Kepala sekolah selalu mengingatkan kepada guru akan tata tertib yang ada
disekolah dan kedisiplinan guru dalam mengajar, jika ada guru yang tidak
disiplin dalam mengajar maka kepala sekolah secara langsung memanggil
guru yang bersangkutan untuk diberikan teguran dan terkadang kepala
sekolah melakukan shering terkait masalah tersebut”. (Wawancara, 19
Februari 2020)
Di lain hari yang lain bapak syamsul mengungkapkan :
“Bukan hanya memberi sanksi terhadap yang bersalah, tetapi kepala
sekolah juga memberi pujian terhadap anggota organisasi yang berprestasi,
karena hal tersebut sangat mempengaruhi baik tidaknya hubungan kerja di
sekolah” Wawancara, 25 Februari 2020)

Dari pengamatan peneliti dilapangan, dapat katakan bahwa Dalam hal ini
kepala MTs. Mahdaliyah berupaya menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional, bahwa kepemimpinan transformasional ada empat dimensi
yaitu pengaruh ideal, motivasi inspirasi, stimulasi intelektual dan konsiderasi
individu.
Pemimpin yang cendurung mengadopsi pendekatan demokratis pada gaya
kepemimpinannya, Sebagai hasilnya, ketika kepala sekolah
mengimplementasikan gaya kepemimpinan transformasional dengan baik, maka
akan memiliki potensi untuk melibatkan para steakholder dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan
56

transformasional berperan dalam mendorong pengembangan program-program


sekolah seperti budaya membaca Al-Qur’an. (Observasi, 22 Februari 2020)

Siswa juga menjelaskan:


“Sejauh ini kepala sekolah terjun lansung kedalam ruangan membimbing
dan mengajar serta menerapakan ilmu tajwid kepada siswa dalam
membaca Al-Qur’an atau dalam kegiatan yang ada disekolah seperti
Sholat dhuha dan zuhur berjama’ah bahkan beliau selalu mengingatkan
kami untuk fokus dalam belajar”. (Wawancara, yesi E.P.16 Februari 2020)
Bapak asirman menambahkan :
“Tentu kepala sekolah terjun lansung ke lapangan untuk melihat dan
mengawasi sitiap kegiatan yang ada di sekolah ini baik ektra atau pun ko-
kulikuler, terkadang beliau memang sengaja masuk kelas memantau siswa
dalam belajar baca Al-Qur’an”. (Wawancara, , 8 Februari 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bebarapa
pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang peneliti terima, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pemimpin yang peneliti wawancarai tersebut adalah
sesorang yang mempunyai ketegasan dalam menarapkan aturan yang berlaku
pada sekolah MTs.Mahdalyah, namun selain dari pada itu beliau juga berusaha
untuk membuat siswa dan para guru tidak merasa tertekan dibawah
kepemimpinannya, sehingga apa-apa saja yang membuat warga sekolah merasa
tidak nyaman dan tertekan akan ia lakukan seperti banyak melakukan interaksi
dengan siswa dan para guru.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya


membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi.
Terlaksananya pembudayaan baca Al-Qur’an di MTs.Mahdalyah
Kec.Kota Baru Jambi tidak terlepas dari dukungan semua elemen yang ada di
MTs.Mahdaliyah dari guru hingga serana dan prasana, adapun pendukung dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah :
a. Memberikan motivasi kepada siswa.
Motivasi yang diberikan kepada siswa akan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajarnya, sebab dengan adanya motivasi siswa akan lebih
giat lagi untuk mencapai apa yang diinginkan, guru selalu berusaha
memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih semangat lagi
57

dalam belajar terutama dalam melihat, membaca, menulis, dan memahami


serta mengamalkan isi kandungan ayat al-qur’an, cara yang dilakukan guru
dalam memotivasi selalu memberikan arahan kepada siswa, hal ini
dijelaskan oleh waka kurikulum :
“Kita selalu memberikan motivasi kepada siswa terutama wali kelas,
karna wali kelas juga bertanggung jawab untuk memberikan dorongan
agar siswa mampu bersaing dan berprestasi menghapal ayat al-qur’an
secara sehat berawal dari teman kelas, antar kelas dan antar sekolah,
kita memberikan pujian agar siswa lebih giat lagi dalam meningkat
baca al-qur’an serta menghafalkan_nya”. (Wawancara, , 8 Februari
2020)
kepala sekolah juga mengatakan :
“Saya selalu mengutarakan pahala bagi anak yang membaca Al-Qur’an,
mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkan Al-Qur’an dalam cantoh
dalam hadist “siapa saja yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya
dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya
pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar
matahari, dan dikenakannya dua perhiasan yang nilainya tidak
tertandingi oleh dunia, keduanyapun bertanya : bagaimana dipakaikan
kepada kami semuanya ini? Lalu dijawab : Karena anakmu telah
membawa Al-Qura’an” (H.R Al-Hakim). Tentunya saya tidak hanya
mengajak para siswa dan para pendidik saja, terutama diri saya sendiri
dan seluruh warga Madrasah tsanawiyah mahdaliyah”
kepala sekolah tidak boleh membiarkan mereka bergerak dengan
sendiri-sendiri tanpa adanya motivasi baik berupa ucapan, penghargaan
maupun perbaikan lingkungan. Semua personel harus didorong dan
dirangsang agar mereka melakukan tugasnya dengan semaksimal mungkin
diawali dari pemimpinnya dan memotivasi bawahan merupakan kewajiban
bagi setiap pemimpin. bu arbidah mengatakan :
“Jika ada siswa yang berprestasi maka diberi hadiah berupa benda
walaupun itu hanya berbentuk piagam saja. Akan tetapi terhadap
slswa dalam hal memotivasinya yaitu memberi pujian terhadap siswa
yang berprestasi. Sehingga baik siswa maupun guru akan termotivasi
untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi”
(Wawancara, , 15 Februari 2020)
Kepala sekolah menjelaskan:
“Untuk mendorong para siswa, sekolah mengadakan lomba membaca
Al-Quran, dan yang dinilai dari loba tersebut yaitu dari kelancara dan
tartil. Program ini dilakukan setiap 6 bulan sekali, tujuannya yaitu
58

agar para siswa berupaya untuk menjadi yang terbaik dalam membaca
Al-Qur’an” Wawancara, 18 Februari 2020)
b. Melakukan kegiatan pembinaan baca Al-Qur’an.
Kepala sekolah menugaskan atau menunjuk beberapa guru sebagai
pembina kegiatan baca al-qur’an dikelas dengan harapa dapat berjalan
sesuai yang diharapkan. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh guru
qur’an hadist :
“kegiatan yang mendukung disini yaitu kita melakukan pembinaan baca
al-qur’an untuk membantu siswa MTs.Mahdiliyah bisa dengan lancar
membaca al-qur’an sesuai dengan ilmu tajwidnya, pembinaan ini
dipantau lansung oleh guru dan kepala sekolah” (Wawancara, 8
Februari 2020)
c. Serana dan prasana yang memadai.
Serana dan prasana merupakan salah satu faktor pendukung dalam
meningkatkan minat siswa dalam membaca al-qur’an, berdasarkan hasil
observasi peneliti, saran prasana yang terdapat di MTs. Mahdaliyah seperti
adanya media pembelajaran Al-Qur’an, Mosholla, Perpustakaan, serta
Serana dan prasana yang menunjang kegiatan budaya baca Al-Qur’an. Hal
ini dijelaskan oleh kepala sekolah :
“serana dan prasana disini bisa dikatakan sudah cukup memadai
misalnya perpustakaan yang dilengkapi buku-buku yang berkaitan Al-
Qur’an, dan sini juga Serana dan prasana untuk kegiatan
ekstrakurikuler sudah memadai seperti alat kompangan untuk
merawis, dan sound system untuk digunakan siswa tadarus Al-
Qur’an” (Wawancara, 18 Februari 2020)
Guru qur’an hadist menambahkan :
“Serana dan prasana pendukung budaya baca al-qur’an di
MTs.Mahdaliyah yaitu harus ada Al-Qu’an”.(Wawancara, 8 Februari
2020)
Adapun fakor pemhambat dalam mengembagkan budaya membaca Al-
Qur’an di MTs.Mahdaliyah :
1. Faktor orang tua.
faktor orang tua menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
membaca Al-Qur’an siswa, jika disekolah sudah menggunakan segala hal
demi membina siwsa dalam baca Al-Qur’an, akan tetapi jika dirumah
59

orang tua tidak memberikan contoh dengan tindakan yabg nyata maka
proses pembinaan disekolah tidak akan berkesinabungan pada waktu siswa
di rumah. Berikut wawancara dengan kepala sekolah :
“Untuk strategi pembelajaran metode, fasilitas sampai adanya
pembinaan bacaan Al-Qur’an yang dilakukan sekolah demi
menunjang hafalan Al-Qur’an siswa, tetapi dirumah orang tua
tidak ada usaha untuk mengawasi anaknya apalagi sekarang zaman
sudah canggih sangking sayangnya dengan anaksemua permintaan
anak-anak nya dituruti dan akhirnya sibut dengan gadged yang ada
ditangannya, hal ini akan sangat menghambat proses pembinaan
baca Al-Qur’an siswa”. (Wawancara, 18 Februari 2020)
Waka kurikulum juga menjelaskan dalam wawancara berikut :
“Peran orang tua sangat berpengaruh dalam meningkakat bacaan Al-
Quran, karena memang banyak waktu yang dihabiskan dirumah
daripada disekolah, orang tua kurang mengentrol anak dirumah
akan berdampak pada hasil pembinaannya disekolah, terkadang
malah ada sebagian orang tua yang tidak memberikan izin untuk
kegiatan tersebut, nah ini sangat menghambat dalam meningkat
bacaan Al-Quran siswa” (Wawancara, 8 Februari 2020)
2. waktu yang terbatas.
Seperti yang kita ketahui bahwa waktu yang disediakan sekolah
sangat terbatas. Sebagaimana dipaparkan oleh ibu mudalifah :
“Yang menjadi penghambatnya lagi yaitu waktu yang diberikan
terbatas, untuk kegiatan baca Al-Quran disekolah karna berbagi
jam dengan jam pelajaran yang lainnya”. (Wawancara, 19 Februari
2020)
Ibu usniah menurut saya, selama ini yang saya lihat faktor yang menghabat
budaya membaca Al-Qur’an ini ada dua yaitu :
a) Banyaknya peserta didik yang sering terlambat dan tidak membawa
Al-Qur’an, hal ini menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan
budaya membaca Al-Qur’an di di MTs.Mahdaliyah.
b) Kurangnya sarana dan prasarana untuk mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an juga dirasa menjadi faktor penghambat dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an, seperti tidak adanya
ruangan khusus untuk Al-Qur’an, agar siswa yang tidak membawa Al-
Qur’an dapat meminjam.
Menurut saya dua faktor tersebut yang menjadi penghambat
dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di di
MTs.Mahdaliyah ini”.(Wawancara, 8 Februari 2020 )
60

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti


lakukan maka dapat dikataka bahwa orang tua sangat berpengaruh terhadap
keberhasil pembinan bacaan dan hafalan Al-Qur’an siswa dan waktu yang
terbatas dalam pembinaan menjadi penghabat dalam keberhasil kegitan
budaya baca Al-Qur’an di MTs.Mahdaliayah Kec. Kota Baru Jambi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas tentang temuan dan pembahasan penelitian yang
dituangkan dalam skripsi yang berjudul Peran Kepemimpinan Kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.Mahdaliyah Kec.
Kota Baru Jambi, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs.Mahdaliyah, yaitu kepala sekolah mempunyai
beberapa kepribadian diantaranya jujur, percaya diri, bertanggung jawab,
berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi stabil dalam
membina siswa membaca Al-Qur’an , kepala sekolah juga memiliki
kemampuan untuk membimbing guru dalam melaksanakan tugasnya
dengan baik serta memiliki cara dan strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan agar budaya baca Al-Qur’an
siswa/i_nya dapat meningkat dan berkembang sesuai visi misi sekolah
MTs.Mahdaliyah.
2. Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs.Mahdaliyah, kepala sekolah memiliki gaya
kepemimpina yang transformasional yaitu pemimpin yang cendurung
mengadopsi (menggunakan) pendekatan demokratis pada gaya
kepemimpinannya, Sebagai hasilnya, ketika kepala sekolah
mengimplementasikan gaya kepemimpinan transformasional dengan baik,
maka akan memiliki potensi untuk melibatkan para steakholder dalam
mencapai tujuan-tujuan program pembelajaran, khususnya dalam
pengembangan budaya membaca Al-Qur’an.
3. Faktor pendukung dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di
MTs.Mahdaliyah, selalu memberikan motivasi, melakukan kegiatan
pembinaan baca al-qur’an. Serta sarana prasana yang memadai sehingga
dapat mendukung kegiatan membaca Al-Qur’an, sedangkan faktor

61
62

penghambat dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an seperti


faktor dari orang tua dan waktu pembinaan kegiatan yang terbatas.
B. Saran.
Sesuai dengan hasil penelitian, saran atau rekomendasi yang berikan antara
lain adalah :
1. Kepala sekolah seharusnya membuka kegiatan ektrakurikuler kelas bimbel
tahsus bina baca Al-Qur’an yang kereatif agar siswa nyaman selama
mengikuti kelas bimbel tahsus Al-Qur’an.
2. Siswa harus selalu aktif dalam kegiatan atau aktivitas proses pendidikan
yang diadakan oleh sekolah agar dapat menunjang proses pengembangan
budaya membaca al-Qur’an di MTs.Madaliyah Kec.Kota Baru Jambi
dengan maksimal.
3. Seluruh warga sekolah hendaknya selalu menjaga kedisiplinan serta
mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan sehingga akan tercapainya tujuan
pendidikan yang diharapkan.
C. Kata Penutup.
Sembah Sujud serta Syukur Ku kepada Allah SWT, yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku
kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan
perjuangan, atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi
yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan
ke-junjungan alam Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari dan mengakuai bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh kernanya diharapkan semua
pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini,
kepada Allah SWT kita memohon ampun-nya, dan kepada manusia kita
memohon kemaafan_nya. Semoga atas bimbingan dan bantuannya akan dicatat
sebagai amal ibadah, dan selalu mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.
Akhir kata peneliti mendoakan semoga kita selelu dalam lindungan Allah SWT.
Amin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya Dapertemen Agama RI. Bandung:


Diponegoro
Anonim, UURI Nomor 20 Tahun. 2003 Tentang “Sistem Pendidikan Nasional”
(https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp.content/uploads/2016/08/UU_no_
20_th_2003.pdf. Akses tgl.3 Oktober, 11:46 Wib.
Anonim, Permendiknas No. 13 Tahun 2007. Tentang “(Standar Kepala
Sekolah/Madrasah)”,http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendiknas_1
3_07.pdf. Akses tgl. 13 februari, 20:07 Wib.
Anonim, permendiknas No. 28 Tahun 2010. tentang “(penugasan guru sebagai
kepala sekolah/madrasah menyebutkan bahwa kepala sekolah/madrasah
adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk
memimpin)”https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2010/11/permendik
nas-no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah.pdf. Akses tgl.18
Oktober, 11:46 Wib.
Asy Syifa, Firman Kurnia, 2016. “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Islami” Skripsi. UN Walisongo Semarang. Di akses
dalam. https://eprints.walisongo.ac.id. Akses tgl.15 Oktober, 13:16 Wib.
Akhmad Sudrajat, Tentang “(Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah,
http://www.depdiknas.go.id/inlink) akses. Tgl.13 Desember 11:12 Wib
http://artikellepas18.blogspot.com/2017/01/budaya-membaca-al-quran.html
akses. Tgl.13 Desember 12:17 Wib
E.Mulyasa, (2004).“Menjadi Kepala Sekolah Profesion” PT. Remaja Rosdakarya
Offset, Bandung.
E.Mulyasa, (2009).“Manajemen Berasis Sekolah”. PT. Remaja Rosdakarya Offset,
Bandung.
Hadari Nabawi 2003,“Manajemen Strategic Dengan Ilustrasi Dibidang
Pendidikan” Bulaksumur, Yogyakarta.
Hasan Ibrahim (2001) https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/11/gaya-
kepemimpinan-rasulullah-saw.html, akses. Tgl.20 Desember 10:02 Wib
Muhammad Fazil. (2017).”Pembiasaan Shalat Dhuhur Berjamaah Dalam
Peningkatan Kedisiplinan Siswa”. Skripsi. UIN Ar-Raniry Darussalam-
Banda Aceh.
Mudrajat Kuncono, 2006. “Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif”.
(Jakarta:Erlangga)
Mulyadi, 2010, “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya
Mutu”. UIN-Maliki Press,
Moleong Lexy J. (2012), Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT.
Remaja Rosdakary Offset - Bandung.
Panduan Skripsi 2018, Fakultas Fakultas Tarbiyah Keguruan UIN STS JAMBI
Ramadan. (2017).“Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengimplementasian
Budaya Islami” Skripsi. UIN Ar-Raniry Banda Aceh,
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kepemimpinan,
Memberdayakan Guru, Tenaga Kependidikan dan Masyarakat dalam
Manajemen Sekolah. Bandung: Alfabeta,
Sukri. 2012 , Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Pada Smp Nurul Ihsan Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah.
Skripsi. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/5636/1/SYUKRI.pdf. Akses tgl.
13 November, 20:07 Wib.
Sugiyono (2014), Metodologi Penelitian kuantitaf Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta,
Syaikhul Hadits, Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a, 2011.
“Kitab Fadhilah Amal” Kebun Jeruk, Jakarta.
Wahjosumijo. 2002. “Efektivitas Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Layanan Administrasi
Pendidikan” . Jurnal Idaarah, Vol. I, No. 1, Juni 2017
Yatik dalam http://yatik-kepemimpinandalampendidikan.blogspot- .co.id/. Akses
tgl. 17 Maret, 20:07 Wib.
Zakiyah Darajat, 1985, “Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, Dapartemen
Pembinaan Perguruan Tinggi”. (Jakarta)
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
No Formulir No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 01-04-2020 R-0 - 1 dari 2

Nama : Abdurrahman Sayuti


Nim : Tk161192
Jurusan Prodi : Tarbiyah/MPI
Semester : VIII (Delapan)
Judulskripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi

Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
1 Kamis, 21 November 2019 Bimbingan Proposal

2 Kamis, 28 November 2019 Perbaikan Proposal

3 Kamis, 05 Desember 2019 Perbaikan Proposal

4 Senin, 16 Desember 2019 Bimbingan Mengenai IPD

5 Kamis, 26 Desember 2019 Perbaikan IPD

6 Rabu, 01 Januari 2020 ACC Seminar Proposal

7 Senin, 27 Januari 2020 Seminar Proposal

8 Kamis,23 April 2020 Bimbingan Skripsi

9 Senin, 27 April 2020 ACC Munaqasah

Jambi, April 2020


Pembimbing I

Dr. Zawaqi Afdal jamil M.Pd.I


NIP. 19720507 199406 1 001
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 01-04-2020 R-0 - 1 dari 2

Nama : Abdurrahman Sayuti


Nim : Tk161192
Jurusan Prodi : Tarbiyah/MPI
Semester : VIII (Delapan)
Judulskripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi

Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
1 Senin, 04 November 2019 Bimbingan Proposal

2 Selasa, 12 November 2019 Perbaikan Proposal

3 Jum’at, 15 November 2019 Perbaikan Proposal

4 Senin, 18 November 2019 ACC Seminar Proposal

5 Senin, 27 Januari 2019 Seminar Proposal

6 Selasa, 10 Maret 2020 Bimbingan Skripsi

7 Rabu, 15 April 2020 Perbaikan Skripsi

8 Jum’at, 17 April 2020 Perbaikan BAB IV dan V

9 Senin, 20 April 2020 ACC Munaqosah

Jambi, April 2020


Pembimbing II

Dian Nisa Istofa M.Pd.I


NIDN. 2015098802
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM


MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN DI MADRASAH
TSANAWIYAH SWASTA MAHDALIYAH KECAMATAN KOTA BARU
JAMBI

A. Instrumen Observasi
Tempat : MTs. Mahdaliyah Kec.Kota Jambi
Pengamat : Abdurrahman Sayuti
Setting dan Peristiwa yang diamati :

No Ragam Situasi yang Diamati Keterangan


1 Keadaan fisik dan Lingkungan Sekolah :
a. Suasana lingkungan MTs.Mahdaliyah Kegiatan yang perlu dan
b. Ruang kelas beserta sarana prasarana penting agar diambil
c. Suasana kegiatan belajar siswa foto/gambarnya
d. Hiasan dan tulisan yang di pasang
2 Upacara dan Ritual
a. Upacara bendera hari Senin Jika ada kegiatan yang
b. Upacara hari besar nasional terlewat diganti dengan
c. Peringatan hari besar islam/keagamaan wawancara
d. Kebiasaan memulai dan mengakhiri
pembelajaran
3 Suasana Proses Belajar Mengajar
a. PBM oleh guru bidang studi
b. Kegiatan kokurikuler dan ekstra
kurikuler
4 Kegiatan Lainnya
a. Pengembangan profesional pendidik
dan tenaga kependidikan
b. Pengembangan diri siswa
c. Sistem Informasi Madrasah
d. Prestasi siswa MTs. Mahdaliyah
B. Instrumen Dokumentasi
No Jenis Dokumen
1 Sekolah
a. Rumusan visi dan misi
b. Kebijakan sekolah
c. Notulen dan agenda rapat
2 Data Kesiswaan
a. Jumlah kelas dan jumlah siswa
b. jumlah pendaftar dan jumlah yang diterima tahun terakhir
3 Data ketenagaan
a. Kepala sekolah beserta biodatanya
b. Guru (tingkat pendidikan, pengalaman, dan tugas,dsb)
c. Staf/karyawan (tingkat pendidikan beserta rincian tugasnya)
4 Organisasi
a. Struktur organisasi madrasah dan rincian tugas
b. Kumpulan Surat-surat Keputusan dan Surat Tugas
5 Pedoman dan Peraturan-peraturan
a. Deskripsi tugas kepala madrasah, guru, dan staf
b. Pedoman/peraturan guru
c. Pedoman peraturan akademik siswa
d. Peraturan tata tertib sekolah
6 Sarana Prasarana Madrasah
a. Denah lokasi MTs. Mahdaliyah
b. Gedung dan ruang MTs. Mahdaliyah
c. Sarana dan alat-alat pembelajaran
d. Sarana dan fasilitas penunjang lainnya
7 Proses Belajar mengajar
a. Jadwal pelajaran, jadwal kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler
b. Kurikulum
8 Sejarah MTs. Mahdaliyah
a. Catatan sejarah perkembangan sekolah
b. foto/rekaman kegiatan sekolah
C. Instrumen Wawancara

No Pertanyaan Peneliti Informan


1 a. Bagaimana peran anda sebagai pemimpinan dalam
pengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.
Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
b. Bagaimana prosedur perencanaan pengembangkan
budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota
Baru Jambi ?
c. Bagaimana proses pelaksanaan pengembangkan budaya
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru
Jambi ?
d. Bagaimana evaluasi program perencanaan
pengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.
Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
e. Gaya kepemimpinan apa yang ibu pakek dalam upaya
pengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Kepala sekolah
Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
f. Apa Saja faktor pendukung dan penghambat dalam
mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.
Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
g. Apa upaya yang anda dilakukan untuk memanfaatkan
factor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan
budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota
Baru Jambi ?
h. Apa upaya yang anda dilakukan untuk mengatasi factor
yang menjadi menghambat dalam mengembangkan
budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota
Baru Jambi ?

2 a. Bagaimana gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam


Mengembangkan Budaya Membaca al-Qur’an di MTs.
Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
Waka
b. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai pemimpinan
kurikulum,
dalam pengambilan keputusan pengembangkan budaya
guru, staf tata
membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru
usaha, dan
Jambi ?
siswa
c. Kebijakan apa sajakah yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam pengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di
MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
d. Apa rewerd yang diberikan kepala sekolah kepada siswa
yang berprestasi dalam seni baca al-qur’an di MTs.
Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
e. apa punishment yang diberikan kepala sekolah kepada
guru dan siswa yang tidak disiplin dalam pelaksanaan
kegiatan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.
Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?
DAFTAR RESPONDEN

No Nama Jabatan Keterangan

1 Dra. Thoipah S.Pd. Kepala sekolah Wawancara

DAFTAR INFORMAN

No Nama Jabatan Keterangan


Waka Kurikulum
1 Drs. Asirman Guru Al-Qur’an Wawancara
Hadist
2 Usniah S.Hum K.A Tata Usaha Wawancara

3 Armidah S.Pd.I K.A Perpus Wawancara

4 Muzdalifah Guru Seni Budaya Wawancara

5 Syamsul Hidayat Guru Bidang Osim Wawancara

6 M. Ghoppar Siswa Wawancara

7 Yesi Eka Putri Siswa Wawancara


Lampiran-Lampiran
Wawancara Dengan Kepala Sekolah.

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Wawancara Dengan Waka Kurikulum / Qur’an hadist

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Wawancara Dengan guru seni budaya

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


Wawancara Dengan siswa

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Kegiatan Ektrakurikuler

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Kegiatan Senam

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


Kegiatan Upacara Bendera

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Kegiatan Hari Besar Nasional

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Kegiatan keagamaan

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


Kegiatan Tadarus Al-Qur’an

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Kegiatan Perlombaan Asmaul husna

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Kegiatan Perlombaan Tahfiz

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


Kegiatan Perlombaan ceramah

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi

Struktur sekolah

Sumber : Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
( CURRICULUM VITAE )

Nama : Abdurrahman Sayuti


Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tgl Lahir : Tk.Jambu 13 November 1997
Alamat Tinggal : Jl. Purwadi RT.13 kec. Alam Barajo, Jambi
E-Mail : Abdurrahmansayuti47@gmail.com
Nomor Telepon : 0822-8931-8408
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam

Latar Belakang Pendidikan :


No Asal Sekolah Tahun Tamat
1 SD Negeri No.143/VIII Tk Jambu 2006-2011
2 PP. MTs. Nurul Jalal Muara Tebo 2011-2013
3 PP. MAS Darussafi’iyah Muara Bulian 2013-2016
4 S1 Jurusan MPI UIN STS Jambi 2016-2020
Pengelaman organisasi :
No Nama Organisasi
1 OPPNJ ( Organsasi Pondok Pasantren Nurul Jalal)
2 AA. BOXER ( Tarung Drajat Satlat Tanggo Rajo Tebo )
3 KARANG TARUNA (Ds. Tk. Jambu Kec.Tebo Ulu )
4 OPPD ( Organisasi Pondok Pasantren Darusafi’iyah )
5 PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
6 HIMASTE (Himpunan Mahasiswa Tebo )
7 HMJ-MPI ( Himpunan Mahasiswa Jurusan)
8 IMAPSI (Ikatan Mahasiswa Manajemen Pendidikan Se-Indonesia

Anda mungkin juga menyukai