Jaticempaka adalah kelurahan yang berada di kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat,
Indonesia. Merupakan pemekaran dari kelurahan Jatiwaringin. Wilayahnya berbatasan langsung
dengan wilayah Pangkalan Jati, DKI Jakarta, dimulai dari pinggir atau gerbang tol Pondokgede
Timur (pintu tol Jatiwaringin) hingga ke area sekitar Pesantren Assyafiiyah. Di wilayah ini akan
bisa ditemukan kampus sejumlah perguruan tinggi swasta: Universitas Krisnadwipaya,
Universitas Islam Assyafiiyah, Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta, Bina Sarana Informatika. Juga
sejumlah sekolah dan pesantren: Pesantren As-Syafiiyah, Pesantren Yatim Piatu As-Syafiiyah,
SMP dan SMA Yadika.
Kelurahan Jaticempaka termasuk kedalam Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) Pondok Gede
dengan fungsi pusat pemerintahan, perdagangan skala grosi dan retail berkelompok, pusat jasa
dan pusat pendidikan. Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, adanya peningkatan fungsi
dan kapasitas jalan arteri primer pada Jl. Jatiwaringin. Rencana pembangunan TOD Jaticempaka
(Kelurahan Jatibening Baru) Kali Sunter termasuk kedalam rencana Sistem jaringan sumber
daya air lintas kabupaten/kota Rencana pengembangan sistem drainase dan pengendali banjir
meliputi: menata ulang struktur hirarki drainase dan mengintegrasikan saluran drainase pada
daerah-daerah yang baru dikembangkan optimalisasi fungsi saluran primer dan rehabilitasi
saluran sekunder penyediaan tampungan air di perumahan baru yang tidak memiliki badan air
penerima melalui kerjasama dengan pihak pengembang.
Apa Model Kampanye dan barang dan Money Politik yang disukai warga kelurahan?
Mayoritas penduduk di kelurahan ini lebih memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto-
Gibran dengan persentase sekitar 50%. Alasannya adalah karena dianggap bahwa pasangan
tersebut memiliki pengalaman yang memadai dan telah menjalin kedekatan emosional yang kuat
dengan masyarakat setempat. Di sisi lain, mayoritas tokoh masyarakat di kelurahan ini lebih
cenderung memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran. Sejumlah kecil penduduk memilih
Ganjar Mahfud dengan persentase sekitar 20%, dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin
dengan persentase 30%.
Pemilih yang mendukung Anies Baswedan-Muhaimin, sebagian besar berasal dari kalangan
Nahdlatul Ulama (NU), meskipun jumlahnya hanya sebagian kecil dari total pemilih. Masyarakat
kelurahan menilai bahwa Prabowo Subianto, meskipun telah mengalami tiga kekalahan dalam
pemilihan umum sebelumnya, masih mempertahankan semangat dan tekad yang tinggi untuk
mencapai jabatan presiden. Warga menghargai ketekunan dan tekadnya untuk terus berjuang
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Masyarakat kelurahan berpendapat bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan
proses politik mencerminkan niat Jokowi untuk mencalonkan anaknya sebagai Calon Wakil
Presiden (Cawapres). Meskipun demikian, warga menyatakan bahwa hal tersebut dianggap
sebagai bagian yang wajar dari dinamika politik. Bagi pendukung Prabowo Subianto, keputusan
tersebut tidak mengubah dukungan mereka terhadap Prabowo. Sebaliknya, sebagian dari mereka
bahkan menyambut perubahan ini karena merasa bahwa Jokowi terkesan telah melakukan
pengkhianatan atau keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).