Anda di halaman 1dari 14

Format Proposal Tifa

Judul Program (yang diusulkan) : Mendorong Tata Kelola Pemerintahan yang Transparan dan Akuntabilitas pada Bidang Kesehatan di Kota Kendari. Request for Proposal : ya tidak Topik : Tata Kelola Pemerintahan (Jika ya, sebutkan salah satu dari delapan topik yang ada dalam TOR Request for Proposal) Anggaran yang diminta : Anggaran dari pihak lain (jika ada) :

INFORMASI DASAR (Bagian ini harus diisi lengkap) 1. Nama Organisasi (Diisi dengan nama organisasi. Bila pengusul lebih dari satu organisasi (koalisi, forum, dsb.) diisi dengan nama organisasi yang bertanggungjawab atas program. Perkumpulan YASCITA (Alamat lengkap dengan kode pos, telepon, fax, email dan website) Jl. La Ute III No.9, Kota Kendari (93111) Sulawesi Tenggara. Telepon : 0401 3122381 Fax : 0401 3127860 E-mail : info@yascita.or.id Web: www.yascita.or.id (Yayasan, koalisi, lsm, forum, dll. Bila koalisi/forum sertakan detail anggotanya) Lembaga ini merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang civil society atau Non Governmental Organization. (Nomor dan nama notaris, nomor akta pendirian dan tanggal)

2. Alamat Lengkap Organisasi

3. Status

4. Akte Notaris Pendirian 5. Susunan Pengurus (Cantumkan nama-nama dewan pembina dan pengurus harian organisasi)

Nama Badan Pengawas Perkumpulan: 1. Silverius Oscar Unggul 2. Muchlis L. Usman 3. Azis Hamid M. Badan Pengurus Harian: 1. Wawan Sofijan 2. Sumardin 3. Lucy 4. Elisnawaty 5. Muhammad Fadjar 6. Mitzan 7. Octovianus Tonapa

Jabatan Head Member Member Executive Director Finance & Administration Manager Finance Staff Administration Staff Program Manager Coordinator Program for islands Area Coordinator Program for Social Accountability in Education and

Format Proposal Tifa


8. Amir Mahmud 9. Moh. Ramadhan Possumah 10. Isra Minsar Tamburaka 11. Nurshal Yakub 12. Aswan Zanynu 13. Hendrik Alauddin 14. Sandra Hasim 15. Mariani 6. Contact Person Natural Resource Management. Coordinator Program for mainland Area Coordinator Program for Urban Area Media Campaign Manager Media campaign & Lay Out Coordinator for Research & Development Staff Program Coordinator Media Radio Coordinator Media Television

7. Pemberi Dana Lain

8. Rekening Bank milik organisasi*

(Sebutkan nama pengurus harian yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program dan nomor kontak yang dapat dihubungi.) Wawan Sofijan HP : 081245525989 E-mail: waso1999@gmail.com Nama Lembaga Nama Kegiatan yang didanai 1. ICCO Mewujudkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan wilayah di Sulawesi Tenggara. 2. ANSA EAP Ateneo Mendorong Social akuntabilitas university, Philipinnes Sosial di Bidang Pendidikan & Pengelolaan Sumber Daya Alam. Nama: Perkumpulan YASCITA Nomor Rek: Bank: Bank International Indonesia Cabang: Kendari

Format Proposal Tifa

II. Program (Penjelasan mengenai program yang diusulkan kepada Tifa, maksimal lima halaman)

A. Analisis Kontekstual (maksimal 2 halaman)

Jelaskan masalah yang ingin ditangani dilihat dari misalnya aspek kebijakan, kelembagaan atau budaya. Uraikan aktor/para pihak utama yang terkait dengan masalah yang ingin ditangani, serta upaya yang telah dilakukan baik oleh organisasi pengaju ataupun pihak lainnya untuk mengatasi masalah tersebut. Sebagaimana kebijakan di tingkat pusat yang mengarah pada pelayanan kesehatan untuk warga miskin dan warga negara pada umumnya; (UU SJSN, Program JAMKESMAS, dan lainnya), kebijakan pemerintah kota Kendari di bidang kesehatan antara lain tertuang dalam Peraturan daerah (Perda) Kota Kendari Nomor 22 Tahun 2004 tentang standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan kota Kendari. Dalam perda tersebut secara jelas disebutkan bahwa keluarga miskin dan masyarakat rentan mendapat cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 100 persen (pasal 3 ayat (1) poin z). Pada Tahun 2007, Walikota dan wakil walikota terpilih mengeluarkan kebijakan pembebasan biaya pelayanan kesehatan dasar di tingkat puskesmas se Kota Kendari. Kebijakan ini dilaksanakan sejak bulan November Tahun 2007, dengan payung hukum perda Nomor 13 Tahun 2008. Kebijakan ini meng-cover seluruh warga kota Kendari tanpa mengenal miskin dan kaya. Ekspektasi masyarakat untuk mendapatkan keringanan dalam biaya dan peningkatan dalam hal akses dan kualitas pelayanan kesehatan semakin tinggi dengan hadirnya kebijakan bantuan biaya kesehatan dari pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara. Program Gubernur yang terpilih tahun 2008 tersebut tertuang dalam visi misi Membangun Kesejahteraan Sulawesi Tenggara 200820013 yang lebih di kenal dengan BAHTERAMAS. Program BAHTERAMAS terdiri dari bantuan dana block grant 100 juta/desa/kelurahan, Bantuan Operasional Pendidikan dan Pembebasan Biaya Pengobatan. Program Pembebasan Biaya Pengobatan ditujukan bagi pasien yang mendapat rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten/Kota dan atau RSUD Provinsi berdasarkan rekomendasi medis berupa rawat jalan atau rawat inap dengan fasilitas kelas III. Berdasarkan data BPS tahun 2007, jumlah penduduk kota Kendari sebanyak 251.477 jiwa dimana 107.696 jiwa dikategorikan sebagai masyarakat miskin. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Kendari, masyarakat yang dikategorikan miskin yang telah mendapatkan jaminan kesehatan melalui kartu JAMKESMAS sebanyak 88.691 jiwa. Adapun sebanyak 8.872 jiwa akan di layani melalui program BAHTERAMAS dan sisanya sebanyak 8.148 jiwa akan di layani melalui Asuransi Pemerintah kota Kendari. Sayangnya kebijakan ini hanya disusun dari satu sisi saja yakni dari sisi eksekutif, masyarakat sebagai elemen yang paling berkepentingan tidak serta merta dilibatkan dalam proses kebijakan. Hal ini kemudian menimbulkan

Format Proposal Tifa


masalah dalam implementasi kebijakan kesehatan. Tengok saja, pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu dan rentan hanya menjadi lips service yang dalam pelaksanaannya masih banyak mengalami kendala, seperti sulitnya masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dasar gratis, dikarenakan masyarakat yang tidak mampu menunjukkan kartu miskin atau kartu jaminan kesehatan. Ketika ditanyakan tentang bagaimana partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan kesehatan, jawaban yang ada; partisipasi masyarakat ada dalam musrenbang dari level kelurahan, kecamatan hingga level Kota. Namun sayangnya usulan masyarakat dalam musrenbang seringkali terpenggal dengan alasan prioritas atau keterbatasan dana yang ada. Lantas dimana nilai dari partisipatif itu? Belum lagi keterlibatan masyarakat dalam proses monitoring dan evaluasi program kesehatan, yang jawabannya adalah tidak adanya ruang bagi masyarakat untuk pengawasan implementasi kebijakan, atau bahkan ruang untuk complain atau hanya sekedar bertanya, mengapa kami tidak dilayani dengan baik, dan apa hak-hak kami dalam memperoleh pelayanan dasar kesehatan. Memang, di setiap puskesmas dan Rumah sakit Daerah, tersedia kotak pengaduan sebagai sarana penyampaian keluh kesah dan protes, tapi nampaknya pengaduan yang dimasukkan oleh pasien atau keluarga pasien hanya menjadi symbol, ditandai dengan tidak adanya atau lambatnya reformasi pelayanan kesehatan. Selain itu kasus kasus yang sering di alami masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, adalah: Ketidakjelasan prosedur pelayanan kesehatan untuk masyarakat tidak mampu. Tumpang tindih program kesehatan antara program nasional, bahteramas, dan level Kota kendari. Dalam hal distribusi siapa yang berhak menerima jamkesmas, Bahteramas atau asuransi Kota kendari, atau tidak tepatnya sasaran dari program kesehatan gratis, misalnya pengguna kartu gratis kesehatan adalah orangorang yang mampu secara financial. Budaya masyarakat local Kota Kendari juga menunjukkan kecenderungan hanya menerima saja kebijakan dari pemerintah, tanpa mengetahui hak hak mereka dalam pelayanan kesehatan. Tidak jelasnya Sosialisasi Pengurusan Jamkeskin, alur mekanisme mendapatkan pelayanan kesehatan, juga mendominasi persoalan yang banyak terjadi dilapangan. Banyak masyarakat yang mengeluh ke NGO dan media tentang kinerja pelayanan kesehatan. Data Pengaduan di Media massa berkenaan pelayanan public, menunjukkan bahwa pelayanan yang berkenaan dengan infrastruktur seperti Jalan, Jembatan, selokan, PDAM & fasilitas lainnya menunjukkan hal terbesar dengan persentase sebesar 70 %. Sedangkan sisanya sebesar 16 % berisi pengaduan di bidang Pendidikan dan 14 % berisi pengaduan di bidang kebijakan dan pelayanan Kesehatan. Hal ini justru tidak menunjukkan bahwa pelayanan public di bidang Pendidikan & Kesehatan sudah terlaksana dengan baik, tetapi justru menunjukkan bahwa persoalan Pendidikan dan Kesehatan tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas, utamanya akan hak - hak masyarakat akan akses pendidikan dan kesehatan.

Format Proposal Tifa


Secara Kelembagaan Dinas Kesehatan Kota Kendari hanya berkoordinasi dengan institusi tehnisnya di Rumah Sakit Umum Kota Kendari dan Puskesmas, yang terlihat kurang berusaha maksimal untuk melibatkan masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Kendari sebagai actor utama, sebenarnya telah berusaha untuk memperbaiki kinerjanya, tetapi tentunya hal ini akan menjadi lebih maksimal jika melibatkan masyarakat sebagai salahsatu mitra. Di lain sisi juga ada kendala lain dengan Legislatif Kota Kendari yang hanya menyetujui penggangaran 13 % dana di bidang kesehatan, yang belum sampai pada angka ideal yang ditentukan pemerintah pusat yakni sebesar 20 % dari total anggaran APBD 2010 lalu.

B. Deskripsi program: (maksimal 2 halaman) a. Penjelasan mengenai tujuan dan output yang diharapkan bisa dihasilkan
oleh program. Adapun tujuan dari usulan proposal ini adalah Menguatnya Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan dan pelayanan Kesehatan di Kota Kendari , sebagai hakiki dari pemberdayaan masyarakat dimana masyarakat akan terlibat langsung mapun tidak langsung dalam proses perencanaan, implementasi dan pengawasan Kebijakan bidang Kesehatan di kota Kendari. Out put yang ingin di capai, terdiri dari: 1. Adanya Kebijakan tentang mekanisme Komplain yang jelas bagi masyarakat terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Kota Kendari; Saat ini belum ada satupun regulasi di Kota Kendari yang mengatur tentang mekanisme complain dari masyarakat kepada pemerintah, ke depan dipandang perlu untuk mendorong regulasi ini sebagai acuan mekanisme complain terhadap pelayanan kesehatan ataupun kebijakan kesehatan. 2. Adanya Kelompok Masyarakat yang cakap dan terorganisir dalam monitoring dan evaluasi Kebijakan & Pelayanan Kesehatan di Kota Kendari; Untuk mendorong partisipasi masyarakat yang proporsional, diperlukan masyarakat yang cakap dan kritis terhadap pengawasan implementasi kebijakan di bidang kesehatan . 3. Adanya Forum Komunikasi Parapihak dalam isu kebijakan Pelayanan kesehatan di Kota Kendari; Adanya forum ini mutlak dibutuhkan untuk memangkas jalur birokrasi yang dirasakan juga turut menghambat partisipasi masyarakat, dan kemudian akan didorong dalam bentuk kesetaraan dan kemitraan. 4. Terbukanya akses informasi tentang kebijakan & Standard pelayanan kesehatan secara luas bagi masyarakat di Kota Kendari; Keterlibatan media local juga dianggap strategis dalam upaya penyebarluasan informasi berkenaan dengan kebijakan kesehatan. Selama ini media massa hanya digunakan untuk menyampaikan informasi sebatas menyampaikan saja tanpa ada tanggapan dari publik, ataupun penyampaian secara up to

Format Proposal Tifa


bottom, kondisi ini akan didorong menjadi keterlibatan media sebagai alat jembatan yang akan mengatur lalulintas informasi dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas, atau mendorong terjadinya interaksi yang konstruktif.

b. Penjelasan mengenai kegiatan yang dilengkapi dengan metode dan

pendekatan yang digunakan. Jelaskan mengapa metode ini lebih tepat digunakan dibandingkan metode lain yang sudah ada. Out Put 1: Adanya Kebijakan tentang mekanisme Komplain yang jelas bagi masyarakat terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Kota Kendari . Untuk mencapai out put ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: 1. FGD di level Kota kendari ttg Mekanisme Komplain: FGD dilakukan satu kali dilevel Kota Kendari oleh hanya utusan masyarakat yang tergabung dalam 10 Komite Kesehatan Kecamatan (KPK). Kegiatan ini dimaksudkan untuk merumuskan draft mekanisme complain terhadap kinerja pelayanan kesehatan. 2. Workshop Parapihak ttg Mekanisme Komplain di level Kota: Draft Mekanisme Komplain Dari hasil FGD oleh masyarakat, kemudian akan dibawa ke workshop yang akan dihadiri para pihak berkepentingan, guna meghasilkan sebuah draft mekanisme complain pelayanan kesehatan yang akan didorong sebagai draft regulasi. 3. Lobby dan diskusi dgn eksekutif dan Legislatif Selain FGD dan Workshop, juga akan dilakukan kegiatan lobby oleh KPK, sebagai media untuk mempermudah proses mendorong kebijakan. Output 2: Adanya Kelompok Masyarakat yang cakap dan terorganisir dalam monitoring dan evaluasi Kebijakan & Pelayanan Kesehatan di Kota Kendari. Untuk mencapai out put ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: 1. Pengorganisasian Masyarakat Kota Pengorganisasian masyarakat dilakukan di 10 Kecamatan, dengan memfasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang pengetahuan, keahlian, dan Sumber daya. 2. Pembentukan 10 Komite Pemantau Kesehatan (KPK) Kecamatan. Komite Kesehatan Kecamatan terdiri dari 128 Anggota Masyarakat di 10 kecamatan baik laki-laki maupun perempuan yg punya kapasitas dalam monev Kinerja Pelayanan Kesehatan, anggaran, PBJ, siklus project/program kesehatan & Penulisan berita dasar. 3. Diskusi bulanan KPK Kecamatan. Dalam kegiatan ini, perwakilan masyarakat yang tergabung dalam KPK akan mendiskusikan dan menghasilkan Laporan berkala bulanan ttg Kinerja Pelayanan Kesehatan di Masing masing Kecamatan dari setiap Komite Kecamatan, & rekomendasi RTL isu di level Kota kendari. 4. Pelatihan CO Perwakilan masyarakat yang tergabung dalam KPK akan diberikan penguatan kapasitas dalam hal pengorganisasian masyarakat, dimana

Format Proposal Tifa


alumni dari pelatihan ini diharapkan dapat mengorganisir masyarakat lainnya untuk ikut terlibat dalam kegiatan project. Pelatihan Anggaran. perwakilan masyarakat yang tergabung dalam KPK akan diberikan penguatan kapasitas dalam hal membaca dan mengetahui serta merencanakan suatu proses penganggaran, agar ke depan bisa ikut terlibat langsung dlam proses perencanaan dan monitoring anggaran bidang kesehatan. Pelatihan Pengadaan barang & Jasa (PBJ). perwakilan masyarakat yang tergabung dalam KPK akan diberikan penguatan kapasitas dalam proses pengawasan Pengadaan barang dan Jasa di bidang kesehatan. Pelatihan Jurnalistik Dasar Masyarakat yang tergabung dalam KPKK akan diberikan pembelajaran Jurnalistik dasar sebagai upaya penerapan Citizen Journalism, dimana masyarakat dapat melaporkan secara langsung ataupun melalui tulisan ke media massa yang ada di Kota Kendari. Pelatihan Siklus Project. .

5.

6.

7.

8.

9. Pelatihan Investigasi. Salahsatu kegiatan utama KPKK adalah untuk memonitoring dan mengawasi implementasi pelayanan kesehatan dan kebijakan kesehatan Kota Kendari. Untuk itu, diperlukan capasitas dalam bidang investigasi isu kesehatan. Out put 3: Adanya Forum Komunikasi Parapihak dalam isu kebijakan Pelayanan kesehatan di Kota Kendari; Untuk mencapai out put ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: 1. Pembentukkan Forum Komunikasi Kesehatan Kota; Forum Komunikasi bersama antara perwakilan KPK Kecamatan dengan Pemerintah daerah, Legislatif, dunia usaha dibidang kesehatan (RS, Klinik, Rumah Bersalin), sebagai media komunikasi berbagai persoalan pelayanan Kesehatan di Kota Kendari. 2. Pertemuan regular bulanan Forum Komunikasi Kesehatan Kota Pertemuan para pihak dimaksudkan untuk mendorong sebuah Rekomendasi perubahan kebijakan pelayanan Kesehatan di Kota Kendari.

Out put 4: Terbukanya akses informasi tentang kebijakan & Standard pelayanan kesehatan secara luas bagi masyarakat di Kota Kendari; Untuk mencapai out put ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: 1. Diseminasi Informasi Kebijakan pelayanan kesehatan melalui TV dan Radio Lokal dalam bentuk ILM & Feature. Penyebarluasan informasi yang terstruktur dan berkelanjutan akan memberikan dampak bagi para audience, dalam arti masyarakat umum akan mendapatkan informasi tanpa mengurangi atau mengganggu aktivitas audience.

Format Proposal Tifa


Penyebaraluasan informasi melalui media local akan dikonsep dan didesign sesuai kebiasaan, bahasa dan dialek masyarakat Kota Kendari, agar lebih mudah diterima. 2. Dialog Interaktif secara berkala yang berkenaan dengan isu Kesehatan kota Kendari di KTV & RSA. Dialog ini akan memuat isu isu atau permasalahan yang terjadi dalam di alami masyarakat luas dalam pelayanan maupun implementasi kebijakan bidang kesehatan di Kota kendari 3. Layanan Hotline isu kesehatan Kota Kendari di KTV dan RSA. Sebagai salahsatu fungsi media yakni menjembatani parapihak dalam upaya memperjelas dan penyebarluasan informasi, akan dibentuk Hot Line yang akan menampung, pertanyaan, keluhan dan klarifikasi baik dari masyarakat maupun pemerintah. Hotline ini akan dibuka selama 24 jam, yang juga nantinya masukan pad ahoitline ini akan menjadi isu pemberitaan harian ataupun program lainnya.

c. Penjelasan mengenai resiko yang mungkin muncul dan rencana


antisipasinya. dlm tataran out put dan dari sisi politik? Kegiatan respon masyarakat thd project.

d. Penjelasan mengenai sasaran/penerima manfaat langsung dan tidak


langsung program. Secara khusus, penerima langsung dari project ini adalah masyarakat yang rentan terhadap pelayanan kesehatan. Sedangkan secara umum adalah seleuruh elemen masyarakat yang natinya akan menerima pelayanan ataupun akses dari kebijakan kesehatan. Lebih khusus lagi, perwakilan masyarakat yang tergabung dalam Komita Pengawas Kesehatan Kecamatan (KPKK) dalam hal peningkatan kapasitas SDM/ Lebih Jauh lagi, secara tidak langsung project ini akan membantu Pemerintah dalam hal pengawasan dan monitoring, dna juga upaya good governance yang lebih baik dan partisipatif.

e. Penjelasan mengenai lokasi yang dipilih dan durasi pelaksanaan program.


Project akan dilaksanakan di Kota Kendari dengan jumlah penduduk miskin atau penduduk rentan terhadap pelayanan kesehatan sebesar 105.771 Jiwa dari total jumlah penduduk Kota Kendari (251.477 jiwa). Project ini akan dilaksanakan dalam waktu 12 bulan, Tahapan pertama diarahkan untuk penguatan masyarakat dalam pembentukkan Komite Kecamatan; Tahapan ke dua berupa kegiatan pengorganisasian Komite Pengawas Kesehatan (KPK) Kecamatan; Tahapan ke ketiga: Menginisiasi dan menguatkan Forum Kesehatan Kota Kendari

Format Proposal Tifa


f. Penjelasan mengenai pengalaman organisasi mengelola program serupa. o Memediasi Complain warga berupa sosialisasi dalam bentuk pemberitaan dan dialog melalui media TV dan Radio. o Program Social Accountability di bidang Pendidikan dan PSDA C. Evaluasi dan Pembelajaran Jelaskan bagaimana organisasi pengaju akan mengukur efektifitas dari pelaksanaan program. Dan jelaskan bagaimana metode monitoring & evaluasi dilakukan di dalam organisasi. Jelaskan bagaimana organisasi pengaju akan mengumpulkan pembelajaran dari program yang dilaksanakan. Dan bagaimana pembelajaran itu disebarluaskan. III. Lampiran 1. Kerangka Logis Program 2. Anggaran Kegiatan (tersedia dalam bentuk excel) bagiannya Adink 3. Kerangka Waktu (tersedia dalam bentuk excel) bagiannya Adink 4. CV Pelaksana Kegiatan 5. Direkomendasikan: Financial Statement (hasil audit keuangan, jika tersedia) bagiannya Adink

Format Proposal Tifa

Lampiran 1. Kerangka Logis Program


Tujuan Menguatnya Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan dan pelayanan Kesehatan di Kota Kendari. Output 1. Output 2. Output 3. Output 4. Adanya Kebijakan tentang Adanya Kelompok Adanya Forum Terbukanya akses mekanisme Komplain Masyarakat yang cakap Komunikasi Parapihak informasi tentang kebijakan & Standard pelayanan yang jelas bagi dan terorganisir dalam dalam isu kebijakan kesehatan secara luas bagi masyarakat terhadap monitoring dan evaluasi Pelayanan kesehatan masyarakat di Kota kinerja pelayanan Kebijakan & Pelayanan di Kota Kendari. Kendari. kesehatan di Kota Kesehatan di Kota Kendari. Kendari. Indikator Output 1. 1. Ada Perda/SK Walikota ttg Mekanisme Komplain Pelayanan Kesehatan di Kota Kendari. 2. Ada Indikator Output 2. 1. Ada 10 Komite Kecamatan untuk Monev Pelayanan Kesehatan di Kota Kendari. 2. Ada 128 Anggota Masyarakat di 10 kecamatan baik lakilaki maupun perempuan yg punya kapasitas dalam monev Kinerja Pelayanan Kesehatan, anggaran, PBJ, siklus project/program kesehatan & Penulisan berita dasar. 3. Ada Laporan berkala bulanan ttg Kinerja Pelayanan Kesehatan di Masing masing Kecamatan dari setiap Komite Kecamatan, & rekomendasi RTL isu di level Kota kendari. 4. Kegiatan: 1. Pengorganisasian Masyarakat Kota. 2. Pembentukan 10 Komite Pemantau Kesehatan (KPK) Kecamatan. 3. Diskusi bulanan KPK Kecamatan. Indikator output 3. 1. Ada 1 Forum Komunikasi bersama antara perwakilan KPK Kecamatan dengan Pemerintah daerah, Legislatif, dunia usaha dibidang kesehatan (RS, Klinik, Rumah Bersalin), sebagai media komunikasi berbagai persoalan pelayanan Kesehatan di Kota Kendari. Indikator output 4. 1. Tersosialisasinya kebijakan tentang Standard pelayanan kesehatan secara luas bagi masyarakat di Kota Kendari. 2. Ada Panduan mekanisme dan prosedur standard minimum pelayanan kesehatan 3. Ada Panduan mekanisme dan prosedur Komplain persoalan pelayanan Kesehatan di Kota Kendari.

Kegiatan 1: 1. 1 Kali FGD di level Kota kendari ttg Mekanisme Komplain. 2. 1 kali Workshop Parapihak ttg Mekanisme Komplain di level Kota 3. Lobby dan diskusi dgn

Kegiatan : 1. Pembentukkan Forum Komunikasi Kesehatan Kota 2. Pertemuan regular Forum Komunikasi Kesehatan Kota

Kegiatan: 1. Diseminasi Informasi Kebijakan pelayanan kesehatan melalui TV dan Radio Lokal dalam bentuk ILM &

Format Proposal Tifa


eksekutif dan Legislatif 4.

5. 6.
7. 8. 9.

Pelatihan CO Pelatihan Anggaran. Pelatihan Pengadaan barang & Jasa (PBJ). Pelatihan Jurnalistik Dasar Pelatihan Siklus Project. Pelatihan Investigasi.

2.

3.

Feature. Dialog Interaktif secara berkala yang berkenaan dengan isu Kesehatan kota Kendari di KTV & RSA. Layanan Hotline isu kesehatan Kota Kendari di KTV dan RSA.

Indikator Kegiatan: 1. Ada Rekomendasi Kecamatan ttg mekanisme Komplain Pelayanan Kesehatan. 2. Ada 1 Draft usulan Mekanisme Komlain Pelayan Kesehatan. 3. Diterimanya & dibahas/diagendakan/ ditindak lanjuti usulan mekanisme complain Pelayanan Kesehatan dalam bentuk SK atau draft Perda oleh pihak eksekutif & legislatif. 4.

Indikator Kegiatan: 1. Ada kegiatan perorganisasian berupa diskusi, penguatan kapasitas dan memediasi hubungan dengan pihak lainnya. 2. Ada 10 KPK Kecamatan, yg beranggotan unsur Pemuda, Perempuan, Tokoh masyarakat, dan Tokoh Agama. 3. Ada up date isu kesehatan kecamatan bulanan & RTL isu di level Kota. 4. Ada 64 orang anggota masyarakat dari 10 kecamatan di kota Kendari yang terlibat secara aktif dalam pelatihan CO. 5. Ada 64 orang anggota masyarakat dari 10 kecamatan di kota Kendari yang terlibat secara aktif dalam pelatihan Anggaran. 6. Ada 64 orang anggota masyarakat dari 10 kecamatan di kota Kendari yang terlibat secara aktif dalam Pelatihan Pengadaan barang & Jasa (PBJ). 7. Ada 64 orang anggota masyarakat dari 10 kecamatan di kota Kendari yang terlibat secara aktif

Indikator Kegiatan: 1. Ada 3 Kali Pertemuan FKKK 2. Ada Rekomendasi perubahan kebijakan pelayanan Kesehatan di Kota Kendari

Indikator Kegiatan: 1. Ada 3 jenis ILM dan 2 Ficer di TV dan Radio berkenaan dengan kebiajkaan pelanan kesehatan. 2. Ada Dialog interaktif bulanan di media TV dan Radio. 3. Ada satu layanan hotline.

Format Proposal Tifa


dalam Pelatihan Jurnalistik Dasar Ada 64 orang anggota masyarakat dari 10 kecamatan di kota Kendari yang terlibat secara aktif dalam Pelatihan Siklus Project. Ada 64 orang anggota masyarakat dari 10 kecamatan di kota Kendari yang terlibat secara aktif dalam Pelatihan Investigasi

8.

9.

Format Proposal Tifa

Lampiran 5. Format Resume/CV Nama : Muhammad Fadjar Alamat : Jl. S. Parman No. 39 A, Kota Kendari (93121) Sulawesi Tenggara Pendidikan Terakhir : S-1, Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Pengalaman Kerja (yang relevan dengan program) Posisi/Peran dalam Nama Kegiatan Periode 2006 2007 Kegiatan Campaign Manager

1. Peran Media Massa dalam


mendukung Pelaksanaan MDGS, dalam project BRIDGE, Kerjasama BAPPEDA Sultra di dukung oleh UNDP. 2. Public Expenditure and Capacity Harmonization (PEACH) in Southeast Sulawesi.

2010 -2011

Program Assistant

Format Proposal Tifa

Anda mungkin juga menyukai