Wakil Presiden terpilih untuk melunasi janji politik mereka untuk segera menjalankan
UU Desa secara bertahap.
Untuk meminimalisir resiko, IPPMI mengusulkan 5 langkah srategis untuk persiapan
implementasi UU Desa.
Pemilihan Presiden 2014 yang baru saja usai membawa pelajaran berharga bagi
Indonesia. Masyarakat tidak lagi pasif. Mereka merekam dan mengingat program
yang ditawarkan, menagih janji yang belum terealisasi dan tak segan pula berniat
membentuk parlemen jalanan untuk mengawasi jalannya pemerintahan.
Salah satu janji kampanye yang patut ditagih menurut IPPMI adalah implementasi
Undang-undang no. 6 Tahun 2014 tentang Desa, atau lebih dikenal sebagai UU
Desa. Tanpa menafikan adanya pro dan kontra khususnya terkait kesiapan desa dan
dampaknya, IPPMI meyakini UU Desa menandai babak baru sistem pemerintahan
yang akan membawa dampak positif dalam praktek pemerintahan dan pembangunan
desa yang selama ini terpinggirkan.
Ibnu Taufan, IAP, Ketua Umum IPPMI mengatakan bahwa UU Desa memberikan
komitme kandirian desa melalui pembaruan atas kedudukan, kewenangan,
penataan, penyelenggaan pemerintahan, keuangan dan pembangunan desa, serta
pengakuan terhadap desa adat, oleh karena itu penundaan implementasi undangundang dikhawatirkan berdampak pada sikap skeptik masyarakat yang sudah lama
menunggu.
Hal yang sama juga disampaikan John Odhius, Sekretaris Jendral IPPMI. Insan
pemberdayaan masyarakat dan IPPMI meminta agar pemerintah yang akan datang
secara konsisten dapat menerapkan pembangunan desa yang memberi ruang bagi
desa dan masyarakat desa untuk tumbuh secara mandiri, adil dan sejahtera melalui
pendampingan yang profesional, ruang partisipasi masyarakat desa yang terbuka
dan kucuran alokasi dana desa di TA 2015 dari APBN.
Persiapan pelaksanaan UU Desa mulai TA 2015, tidak lepas dari peran dan tugas
Pemerintah yang saat inberkuasa. Menurut Akhmad Muqowam, Ketua Kaukus Desa
Parlemen, UU Desa lahir bagai komitmen DPR dan Pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, utamanya masyarakat
yg berada di Desa atau Pedesaan. Konsekuensi dari komitmen tersebut, Pemerintah
yang berada dalam domain eksekutif, utamanya Presiden, harus melaksanakan
amanah UU Desa tersebut.
Menilik rencana Kerja Pemerintah tahun 2015, menurut Muqowam belum
menunjukkan kesungguhan Pemerintah melaksanakan UU Desa. Selain karena
masih adanya pandangan yang beda-beda pada tataran Pemerintah Pusat,
koordinasi implementasi UU Desa juga sangat tidak berpihak pada UU Desa, itu
artinya Pemerintah tidak berpihak dan tidak berniat mensejahterakan
masyarakat Desa di Indonesia.
Yang paling fatal adalah cara Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk desa
dengan mengelaborasi program Kementerian/ Lembaga yang ada nomenklarur desa
yg selama ini sudah ada dan menjadi Kebijakan Alokasi Anggaran Tahun 2015,
tambah Muqowam yang juga akan menjadi anggota DPD Periode 2014-2019 ini.
Urgensi Pendampingan Masyarakat Disisi lain, saat ini masih banyak pihak yang
meragukan UU Desa dapat terwujud mengingat
kemampuan desa, khususnya dalam mengelola dana tidak sama. Hal ini membawa
kekhawatiran akan potensi praktik salah kelola atau bahkan penyalahgunaan dana
yang massif. Kata kunci pendampingan menjadi penting jika dikaitkan dengan
kekhawatiran para pihak akan bahaya implementasi UU Desa akibat minimnya
kapasitas desa.
IPPMI tidak memungkiri adanya potensi konflik serta resiko penyimpangdan
penyalahguna dana, namun hal tersebut bukan menjadi alasan untuk menunda
pelaksanaanya. Presiden dan Capres terpilih jangan sampai kehilangan momentum.
Oleh karena itu perlu langkah-langh strategis penyiapan implementasi UU Desa
untuk meminimalisir resiko, sekaligus memastikan
implementasi tidak jalan di tempat, tambah Ibnu Taufan.
Selain itu, dengan semangat UU Desa IPPMI mendorong pemerintahan baru untuk
melanjutk program-program berbasis masyarakat serta melestarikan aset-aset
program pemerdayaan masyarakat yang telah dijalankan oleh pemerintahan
sebelumnya.
Saat ini pemerintah telah dan sedang melaksanakan program-program
pemberdayaan masyarakat yang memberi manfaat bagi 13,3 juta Rumah Tangga
Miskin (RTM), menyerap 11 juta tenaga kerja, dengan tingkat partisipasi mencapai
60% dan 48% diantaranya adalah perempuan.
IPPMI mencatat, program pemberdayaan masyarakat tersebut juga telah
meningkatkan modal sosial berupa gotong-royong dan swadaya baik di desa maupun
kecamatan, adanya efisiensi pelaksanaan kegiatan swakelola oleh kelompok
masyarakat mencapai 15-50%, serta telah terbentuknya aset-aset berupa 9 Triliun
dana bergulir, dan aset fisik lainnya berupa 104,966 km panjang jalan, 8,532
jembatan, 6,756 irigasi, 103,026 sistem air bersih, dan 27,503 sekolah.
Dan yang tidak kalah penting, pemerintah telah melakukan investasi sumber daya
manusia melalui program pemberdayaan masyarakat selama 15 tahun terakhir
dengan nilai lebih dari 10 Triliun untuk 25,378 orang dengan kualifikasi sarjana strata
Latar belakang
Keberhasilan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh perempuan. Perempuan mempunyai
andil besar dalam membentuk sebuah keluarga yang bermartabat. Lebih dari itu, perempuan juga
mempunyai andil besar dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan
masyarakat dan kelompok. Salah satu buktinya, bahwa perempuan mampu meningkatkan
kesejahteraan keluarganya dengan melakukan kegiatan usaha produktif rumah tangga.
Salah satu wadah organisasi perempuan dimasyarakat Desa dan Kelurahan adalah PKK.
PKK merupakan sebuah gerakan yang tumbuh dari bawah dengan perempuan sebagai penggerak
dan dinamisatornya dalam membangun, membina, dan membentuk keluarga guna mewujudkan
kesejahteraan keluarga sebagai unit kelompok terkecil dalam masyarakat. Gerakan PKK adalah
gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang bertujuan untuk dapat
mewujudkan keluarga-keluarga yang sehat, sejahtera, maju dan mandiri.
PKK adalah gerakan yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor / penggeraknya untuk
membangun keluarga sejahtera sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat.
Pengertian ini secara lengkap telah termaktub dalam Buku Pintar PKK yang bunyinya sebagai
berikut
:
PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita
sebagai motor penggeraknya untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok
terkjecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan, dan membina
keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera.
Gerakan PKK adalah mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, yang mekanismenya
dikelola dan dilaksanakan secara berjenjang, dari tingkat terbawah (Dawis, Banjar), Desa, hingga
pusat.
PKK menjadi gerakan untuk mendata beberapa aspek yang diperlukan seperti data warga, ibu
hamil,
bayi,
dan
balita,
kelahiran,
kematian,
sampai
kegiatan
masyarakat.
PKK juga harus menembus pemahaman agama yang kurang tepat, tentang pelarangan
penggunaan alat kontrasepsi termasuk mereka harus memberikan penjelasan yang utuh tentang
manfaat program KB kepada masyarakat yang rata-rata berpendidikan rendah, mereka membantu
korban
kekerasan
perempuan
dalam
rumah
tangga
dan
masyarakat.
PKK consern dalam membela kaum miskin yang kelaparan dengan cara membantu ekonomi kaum
perempuan.
Satu hal penting untuk selalu mengusahakan peningkatan SDM kader, agar mengelola gerakan
PKK dengan profesional, mampu melaksanakan tugas dan fungsinya selaku perencana, pelaksana
dan pengendali, sebagai motivator dan penggerak, agar 10 Program Pokok PKK dapat terlaksana
dengan lancar.
Kesejahteraan keluarga menjadi tujuan utama PKK. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit
terkecil masyarakat yang akan berpengaruh besar terhadap kinerja pembangunan. Dari keluarga
yang sejahtera ini, maka tata kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat melahirkan
ketentraman, keamanan, keharmonisan, dan kedamaian. Dengan demikian, kesejahteraan
keluarga menjadi salah satu tolok ukur dan barometer dalam pembangunan. Oleh karena itu,
sesuai amanat Permendagri Nomor 5 Tahun 2007, PKK merupakan salah satu Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan dan merupakan mitra pemerintah dan organisasi
kemasyarakatan.
Program kerja PKK berorientaasi pada praksis, artinya PKK bergerak pada aksi-aksi nyata
memberdayakan dan memihak kaum perempuan. Dan lebih dari itu, PKK mempunyai andil besar
dalam mensukseskan lomba desa.
Jadi PKK adalah suatu gerakan pembangunan yang tumbuh dari bawah, dikelola oleh, dari dan
untuk
masyarakat
menuju
terwujudnya
keluarga
yang
sejahtera.
PKK adalah lembaga sosial kemasyarakatan yang independen non profit dan tidak berafiliasi
kepada suatu partai politik tertentu.
PKK mempunyai peran untuk membantu pemerintah Desa dan Kelurahan dalam meningkatkan
kesejahteraan lahir batin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, sejahtera, maju,
mandiri, dan harmonis serta mempunyai peran dalam menumbuhkembangkan potensi dan peran
perempuan dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Selain itu, peran PKK sebagai penggali,
pengembang potensi masyarakat khususnya keluarga, pembina, motivator, serta penggerak
prakarsa, gotong royong dan swadaya perempuan dalam pembangunan sebagai bagian integral
dalam mewujudkan pembangunan partisipatif.
Terkait dengan hal tersebut, dalam upaya mempercepat terwujudnya tujuan pembangunan
yang pro poor, pro gender, dan pro job, maka pemberdayaan PKK perlu terus ditingkatkan.
Pemberdayaan PKK dalam keluarga meliputi segala upayaBimbingan, Pembinaan dan
Pemberdayaan agar keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan mandiri.
Pada awalnya PKK adalah kepanjangan dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, sampai pada
tahun 1972 Menteri Dalam Negeri pada saat itu mengeluarkan imbauan untuk mengganti nama
Kepanjangan PKK menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dan baru pada era reformasi
kepanjangan PKK kembali diganti menjadi Gerakan Pemberdayaan & Kesejahteraan Keluarga.
Namun Sejak awal gerakan PKK pada intinya adalah peningkatan kesejahteraan keluarga yang
diartikan sebagai sebuah kondisi tentang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari setiap
anggota keluarga secara material, sosial, mental spiritual sehingga dapat hidup layak sebagai
manusia yang bermanfaat. Keberhasilan gerakan PKK di Indonesia, khususnya dengan
meningkatkan peranan wanita di masyarakat, telah diakui oleh masyarakat. Bahkan pengakuan
juga datang dari lembaga-lembaga internasional seperti WHO, UNICEF, UNESCO.
Keberhasilan PKK ini terwujud karena gerakan ini dimunculkan dari kebutuhan masyarakat yang
pengelolaannya juga dilaksanakan oleh masyarakat dan hasil yang didapat juga dinikmati langsung
atau ditujuan untuk masyarakat itu sendiri menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju
dan mandiri, kesetaraan, dan keadilan gender, serta kesadaran hukum dan lingkungan.
PKK juga merupakan gerakan masyarakat yang selama ini aktif berperan sebagai mitra pemerintah
dalam
pelaksanaan
berbagai
program
pembangunan
masyarakat.
Keberhasilan Gerakan PKK ini juga tidak dapat dipungkiri dikarenakan sebagian besar pengurus
dan kadernya adalah perempuan yang secara tradisional di masyarakat Indonesia memiliki tugas
dan tanggungjawab yang lebih besar dalam melakukan UPAYA meningkatan dan mengembangkan
kemampuan
dan
kepribadian
dalam
bidang
:
1. Mental spiritual, meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat
dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Fisik material, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta
lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan.
Jika dicermati, kegiatan Gerakan PKK senantiasa menekankan prinsip pemberdayan dan
partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan keluarga. Jika kita sepakat, keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat yang menyediakan kebutuhan seluruh anggotanya, seperti pendidikan
dan budi pekerti, kasih sayang, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya, sebagaimana dalam delapan
fungsi keluarga. Artinya keluarga merupakan fundamental bagi pembangunan manusia, sekaligus
barometer kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Dari batasan PKK tersebut jelaslah bahwa tujuan gerakan PKK adalah mewujudkan keluarga
sejahtera. Yaitu, keluarga yang mampu menciptakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
antara kemajuan lahiriah dan batiniah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Mengapa keluarga sejahtera ini harus diupayakan? Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang mempunyai arti besar dalam proses pembangunan. Apabila masing-masing keluarga sudah
dapat mewujudkan tata kehidupan dan penghidupannya diliputi rasa saling pengertian,
kekeluargaan yang harmonis, tentu Indonesia akan menjadi negara yang aman, damai, tentram,
dan sejahtera. Jadi, kondisi keluarga dapat menjadi salah satu barometer bagi kesejahteraan
masyarakat
pada
umumnya.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana membudayakan PKK sesuai dengan
eksistensinya? PKK dengan 10 program pokoknya, yakni penghayatan dan pengamalan Pancasila,
gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, pendidikan dan
ketrampilan, kesehatan, mengembangkan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup,
serta
perencanaan
yang
sehat
merupakan
kekuatan
yang
strategis.
Tidak saja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun juga dapat meningkatkan
kesehatan
masyarakat.
Melalui program pengembangan berkoperasi, PKK dapat menanamkan dasar demokrasi ekonomi.
PKK juga mengenalkan strategi untuk mengembangkan usaha guna meningkatkan taraf hidup.
Yang lebih mendasar lagi, upaya menyadarkan mayarakat akan perlunya pelestarian lingkungan
hidup.
Intinya, bagaimana PKK melalui Pokja-Pokjanya dapat berperan aktif dalam seluruh aspek
kehidupan, termasuk di dalamnya peran serta dalam meningkatkan sektor pendidikan, khususnya
pendidikan
ketrampilan
?
PKK yang merupakan wadah kegiatan ibu-ibu, tidak afdol bila kurang memperhatikan sektor
pendidikan. Dalam kehidupan keluarga, wanita adalah pengasuh serta pendidik yang utama dan
pertama bagi putra-putrinya. Sedang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wanita adalah
pelahir generasi penerus ( Bulletin Nusa Indah, 2003 : 9 ). Hal ini selaras dengan isi pidato
Presiden
SBY
pada
Hari
Anak
Nasional
Th
2006,
sebagai
berikut
:
Anak-anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah tunas , potensi, dan generasi
penerus cita-cita perjuangan bangsa. Anak mempunyai peranan strategis yang menjamin
kelangsungan bangsa di masa yang akan datang. Kita sebagai orang tua, mengemban tugas mulia
untuk memberikan curahan kasih sayang, mendidik dan membesarkan anak-anak kita denga rasa
tanggung jawab (Bulletin Khusus Warta Desa, Juli 2006 ).
Agar seorang ibu dapat memerankan diri sebagai pendidik pertama dan utama, perlu adanya
upaya mengembangkan kemampuan dan ketrampilan melalui optimalisasi PKK. Secara umum
memang pendidikan sudah dilaksanakan di lembaga-lembaga formal. Namun, pendidikan
keterampilan ( live skill ) telah menjamur di lembaga-lembaga yang berbasis masyarakat, yang
tidak menutup kemungkinan ibu-ibu PKK ikut berperan di dalamnya.
VISI
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan.
Menurut Lusi Kholiq Arief dalam Materi Bimbingan teknis Pengelola Perpustakaan, Visi Gerakan
PKK adalah terwujudnya keluarga sejahtera untuk menuju masyarakat madani, yaitu masyarakat
yang maju, mandiri, demokratif, partisipatif, dan sadar hukum. Dengan visi tersebut, setiap
keluarga disadarkan akan perannya untuk ikut mewujudkan masyarakat madani. Memang, hidup di
era maju dan canggih ini, mau tidak mau harus berpikiran maju. Keluarga yang berpikiran maju
tidak akan berdiam diri di tengah arus informasi yang begitu deras. Keluarga tersebut, akan selalu
merasa kurang / ketinggalan jaman, sehingga tumbuh kemauan untuk selalu belajar mengejar
kemajuan zaman. Keluarga yang maju, akan terbiasa berpikir positif dalam menghadapi berbagai
permasalahan dalam kehidupan. Keluarga mandiri seperti itulah yang terbiasa hidup secara
demokratis dan partisipatif dalam setiap memecahkan permasalahan. Keluarga seperti itulah yang
ingin diwujudkan oleh PKK dalam perjuangannya selama ini. Keluarga mandiri dan sejahtera
apabila ikut berperan serta dalam pembangunan, tidak semata-mata melaksanakan instruksi dari
atas. Namun, atas kesadaran sendiri sebagai warga negara yang memang mempunyai tanggung
jawab
ikut
berperan
serta
dalam
pembangunan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi gerakan PKK adalah dengan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat akan terwujud bila ada upaya untuk memberdayakan keluarga.
Sedang yang dimaksudkan pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat
non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan agar mampu mengidentifikasi
masalah , merencanakan, dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahan dengan benar,
tanpa atau dengan bantuan pihak lain (Panduan Pemberdayaan Masyarakat, 1999 : 2).
Pemberdayaan keluarga ini penting karena akan menghasilkan kemandirian keluarga.
VISI : Terwujudnya Keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri , berkesetaraan dan berkeadilan gender
serta kesadaran hukum dan kesadaran lingkungan.
MISI
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai di masa
yang akan datang. Misi Gerakan PKK yaitu memberdayakan masyarakat dan menciptakan kondisi
untuk meningkatkan SDM masyarakat sehingga mampu membangun dirinya berdasarkan potensi,
kebutuhan aspirasi dan kewenangan yang ada.
1.Meningkatnya mental sepiritual, menghayati dan mengamalkan Panca Sila dan Undang
Undang Dasar 1945, menegakkan pelaksanaan Hak Azazi Manusia ( HAM ) Demokrasi,
Kesetiakawanan Sosial dan gotong royong;
2. Meningkatnya Pendidikan dan Ketrampilan keluarga, dalam upaya turut mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatnya pendapatan keluarga
3. Meningkatnya kualitas dan kwatintas pangan keluarga, dengan Pemanfaatan Tanah Pekarangan
( PTP ) ;
TP-PKK
hari
kegiatan
kegiatan
kegiatan
tanpa
tanpa
tanpa
tanpa
DESA
Inovasi
Koordinasi
Perencanaan
Keikhlasan
BATUBULAN
(Motto
Ketua)
(Motto
Sekretaris
1)
(Motto
Sekretaris
2)
(Motto
Bendahara)
Tiada
Hidup
tanpa
Kerukunan
Tiada
Kegiatan
tanpa
Ketrampilan
Tiada
Pekarangan
tanpa
Tanaman
Tiada Hidup tanpa Kesehatan (Motto Pokja IV)
(Motto
(Motto
(Motto
Pokja
Pokja
Pokja
I)
II)
III)
Majukan kaum perempuan. Agar perempuan tak terkungkung dalam masalah perbedaan gender.
Tetapi justru mampu menunjukkan bahwa kaum Hawa bisa sama, bahkan lebih dari lelaki.
Sekarang ini kaum perempuan memiliki banyak peluang di segala hal. Sebab, tak ada lagi
perbedaan gender yang menyebabkan perempuan selalu terdiskriminasi.
Meski demikian, berharap kaum perempuan tak melupakan kodratnya. Harus ada keseimbangan
agar semua dapat berjalan baik,. Karena banyak contoh seorang perempuan yang berkarir dan
sering
mengabaikan
tanggung
jawabnya
pada
keluarga.
Padahal tidak boleh seperti itu. Mengejar karir boleh, tetapi jangan sampai tanggung jawab
sebagai ibu dan istri terlupakan. Keduanya harus berjalan seimbang agar sama-sama berhasil
dengan
baik,.
Untuk di Desa Batubulan sendiri, jumlah perempuan yang memiliki prestasi gemilang sudah cukup
banyak.
Semoga ini menjadi sebuah motivasi bagi kaum perempuan di Desa Batubulan untuk terus
berpacu dan berkarya,.
Kunci sukses yang utama dan pertama adalah kerja ikhlas, kerja keras, kerja
tuntas dan terintegritas.
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya Kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga adalah:
Desa Batubulan dengan luas 6,44 Km2 terdiri dari 16 (Enam belas) Banjar Dinas
Dan 4 ( Empat ) Banjar tempekan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Banjar Dinas.Kapal
Disamping Desa Dinas, Desa Batubulan mempunyai 3 Desa Pakraman atau Lembaga Desa Adat
yaitu :
1.Desa
Pakraman
Tegaltamu
Banjar
- Banjar Adat Pengembungan
terdiri
dari
2
Adat
Banjar
Adat
yakni
:
Tegaltamu
Masing masing Desa Adat dipimpin oleh seorang Bendesa dan Wakil Bendesa serta dibantu oleh
kelihan Adat. Hubungan antar banjar tersebut sampai sekarang tetap terjalin dengan baik dan
harmonis selalu mengutamakan kepentingan bersama dan mufakat sebagai dasar pengambilan
keputusan.
A. Bidang organisasi
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga yang kemudian disempurnakan istilahnya menjadi
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga adalah suatu gerakan pembangunan masyarakat
yang teroganisir dan dikelola oleh suatu Tim yang dinamakan Tim Penggerak PKK yang disingkat
TP PKK. Dibawah Desa dibentuk Kelompok Banjar/Dusun serta Kelompok Dasa Wisma.
Di Desa Batubulan Terdapat 1 ( satu ) Sekretariat ) TP-PKK Desa. Kelompok PKK Banjar ada 17
(Tujuh belas) Kelompok, dan kelompok Dasa Wisma Kelompok. Dan jumlah kader umum .
orang , kader khusus .. orang.
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Wakil Sekretaris
Bendahara
Wakil Bendahara
Pokja III yang membidangi Sandang, Pangan, dan Tata Laksana Rumah Tangga
o
Tugas dan fungsi Tim Penggerak PKK Desa Batubulan adalah sebagai berikut :
Menggerakkan kelompok PKK Dusun/Banjar dan Dasa Wisma agar program kerja dapat
terlaksana dimasing masing Dusun/Banjar dan Dasa Wisma dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan keluarga
Membuat pertanggung jawaban keuangan tentang dana dana yang dikelola dalam
pelaksanaan program pembangunan di Desa Batubulan khususnya yang ditangani oleh
PKK
Tugas dan fungsi Kelompok PKK Banjar Dinas adalah sebagai berikut :
Melaksanakan kegiatan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan
Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Desa Batubulan
1.
2.
3.
Kesepakatan bersama Tim Penggerak PKK Desa dengan Kelompok PKK se Desa Batubulan
b)
Dalam melaksanakan kegiatan Tim Penggerak PKK Desa Batubulan Kecamatan Sukawati
mengacu Buku Administrasi Sesuai Rakernas VII PKK Tahun 2010 sebagai berikut :
1.
2.
3.
Buku Keuangan
4.
Buku Notulen
5.
Buku Inventaris
6.
Buku Kegiatan
Serta dilengkapi dengan Buku-Buku Bantu seperti ada buku pencatatan kegiatan lainnya
diantaranya buku tamu, buku pencatatan pemakaian ruangan, buku catatan acara Ketua TP PKK,
buku absensi sekretariat, buku koperasi, buku arisan bulanan, serta buku catatan yang ada di
masing-masing Pokja.
Melengkapi papan data, terdiri dari :
Bagan Mekanisme
Susunan Kepengurusan
Grafik SKDN
Peta UP2K-PKK
Peta GSI
Form pengisian data warga PKK dengan format yang ada sekarang ini akan menyulitkan
dalam rekapitulasi jumlah KK dan KRT, hal ini akan berkesinambungan terus karena akan
berhubungan dengan jumlah Pengguna Air dan Jumlah Makanan Pokok yang harus
sinkron dengan jumlah KK dan Jumlah Rumah Sehat dan Tidak Sehat yang harus sinkron
dengan Jumlah KRT.
Proses merekapitulasi juga memakan waktu yang lama, karena kita harus kembali masuk
ke form awal.
Berharap data-data manual dapat diminimalisir atau dihilangkan, karena selama ini
permintaan pengiriman data secara manual sangat terlalu banyak dan sangat menyita
waktu, dan apabila membutuhkan untuk arsip, bisa langsung mencetak atau print dari
data online tersebut.
Bidang Bendahara :
Administrasi Umum
Administrasi Bantuan
Administrasi Swadaya
1.
a. Pembinaan Administrasi Keuangan Desa sesuai petunjuk melalui Pembinaan Pokwil dan
Rapat Koordinasi PKK.
b.
c.
d. Mengadakan Evaluasi, Supervisi bantuan modal serta Evaluasi keuangan PKK bekerjasama
dengan Sekretaris, Pokja II dan pihak-pihak terkait
Dalam melaksanakan kegiatan 10 Program Pokok PKK senantiasa menggunakan Dana Bantuan
yang di peroleh sebagai berikut :
-
APBD Kab
Desa Batubulan
C. Bidang Keuangan
Bendahara :
Tertib administrasi pembukuan harus sesuai dengan Program serta kegiatan Pembinaan
dan Pengembangan PKK
DASAR PEMIKIRAN
1.
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini akan terwujud apabila kesejahteraan
keluarga dan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik antara lain melalui gerakan
pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Kegiatan PKK merupakan bagian dari pembangunan
nasional yang terus menerus selaras dengan dinamika pembangunan. Kegiatan PKK di daerah
merupakan bagian integral dari kegiatan PKK secara nasional, yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu di Desa sampai kelompok-kelompok PKK Banjar dan Dasawisma.
2.
Gerakan PKK tetap memelihara hubungan konsultatif, koordinatif dengan tetap
memperhatikan hirarki di seluruh jenjang TP PKK. Sistem perencanaan dimulai dari bawah
(bottom-up planning system). Hal ini menjadi ikatan yang kuat antar semua jajaran Gerakan PKK
dari Pusat sampai kelompok-kelompok Dasawisma.
3.
a.
Penyusunan rencana dari bawah dimulai dari kelompok Dasawisma sampai TP PKK Pusat
dengan memperhatikan kebutuhan dan aspirasinya melalui Musrenbang di setiap jenjang.
b.
Proses perencanaan kegiatan mengacu pada proses perencanaan program Pemerintah/
Pemerintahan Daerah.
c.
Data yang diperoleh dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) PKK dapat dijadikan sebagai
dasar penyusunan perencanaan.
d.
SPEM (supervisi, pelaporan, evaluasi dan monitoring), sangat diperlukan untuk mengetahui
keberhasilan setiap kegiatan. Dalam menyusun rencana tahunan perlu dilengkapi
dengan indikator keberhasilan program PKK oleh masing-masing daerah.
4. Keterbatasan dana yang dimiliki TP PKK di semua jenjang, dalam melaksanakan 10 Program
Pokok PKK, diperlukan sinergitas dengan institusi dan lembaga-lembaga donor baik dalam
maupun luar negeri dalam menunjang keberhasilan Gerakan PKK.
5.
Peranan PKK dalam melaksanakan programnya mempunyai kebijakan, strategi yang
disesuaikan dengan kebutuhan dalam upaya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
keluarga.
DASAR HUKUM
Dasar Hukum Pelaksanaaan Kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga adalah :
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan
Lembaga Kemasyarakatan;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa/Kelurahan;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2010;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 53 Tahun 2000 tentang
Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga;
PRINSIP DASAR
1. Dalam penyusunan suatu rencana kerja atau rencana kegiatan, yang berjangka waktu untuk
lima tahunan (jangka menengah), beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam analisis
penyusunan rencana tersebut, yakni :
a.
Kekuatan, kekuatan yang mendukung (baik kekuatan internal maupun kekuatan eksternal)
yang berpengaruh terhadap upaya-upaya atau kegiatan yang akan dilakukan;
b.
Kelemahan, permasalahan yang dihadapi dan yang secara nyata berpengaruh terhadap
proses kegiatan;
c.
Peluang, suatu kondisi yang memungkinkan atau dapat didayagunakan atau dimanfaatkan
untuk memperlancar tujuan yang akan dicapai.
d.
Ancaman, hal-hal yang diperkirakan dapat berpengaruh secara langsung terhadap
pencapaian tujuan kegiatan yang akan dilakukan.
2. Dalam penyusunan rencana kerja dapat dilakukan melalui analisis terhadap 4 (empat) aspek
dimaksud, terdapat beberapa persyaratan dasar yang diperlukan, antara lain :
a.
Perlunya dukungan data yang akurat, valid dan dapat dipertanggung jawabkan atau jelas
sumber informasinya;
b.
Adanya dukungan kesisteman misalnya adanya jaringan informasi dan komunikasi dengan
berbagai nara sumber, adanya jalinan koordinasi dan kemitraan dengan berbagai instansi/lembaga;
c.
Adanya dukungan sarana dan prasarana untuk memperlancar proses analisis dan
penyusunan rencana kerja, misalnya: dukungan ATK, buku-buku referensi, mesin ketik, kalkulator,
komputer, dan sebagainya;
d.
Adanya dukungan SDM yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai
tentang sistem perencanaan program, perencanaan pembangunan, dan lain-lain.
Landasan operasional kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Transparant dan akuntable, bahwa pengelolaan kegiatan harus dilakukan secara terbuka
dan diketahui oleh masyarakat serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
1.
2.
Adanya kader-kader PKK yang relatif sudah tersebar yang berdedikasi, kreatif dan terlatih.
3.
Mempunyai 10 (sepuluh) Program Pokok PKK yang sudah melembaga dan diterima
masyarakat karena sesuai dengan tuntutan kehidupan dan penghidupan masyarakat.
4.
Sistem pelaporan yang telah dibakukan mulai kelompok Dasawisma, Posyandu secara
berjenjang sampai dengan tingkat Pusat.
5.
6.
Keberadaan PKK telah tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang tertuang dalam penjelasan pasal 211 (ayat 2).
7.
Prinsip kepemimpinan fungsional dalam kelembagaan/ pengorganisasian PKK dan Dewan
Penyantun Tim Penggerak PKK.
KELEMAHAN
1.
Belum meratanya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik yang menjadi kelompok
sasaran PKK maupun para pengelolanya.
2.
3.
4.
1.
2.
Adanya mekanisme hubungan kerja secara koordinatif dan konsultatif dengan tetap
memperhatikan hubungan hirarkis antara pusat dan daerah dalam kerangka NKRI.
3.
Penerapan otonomi daerah yang memberikan peluang bagi setiap daerah untuk
mengembangkan program-programnya.
4.
5.
Adanya pengakuan dari dunia internasional atas keberhasilan program-program Gerakan
PKK.
ANCAMAN
1.
2. Pesatnya arus informasi yang terkadang tidak selalu sesuai dengan kepribadian bangsa dan
tata nilai yang berlaku di masyarakat.
3.
Pendapatan keluarga relatif masih rendah, menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan
dasar keluarga, sehingga produktivitas kerja rendah
4.
Keadaan geografis dan jarak jangkau antar wilayah menyebabkan kurang lancarnya
komunikasi dan informasi yang diperlukan di segala aspek kehidupan.
V. PROGRAM DAN KEGIATAN
RENCANA KERJA
1. Adalah suatu kenyataan bahwa pada pergantian abad 20 ke 21 terjadi perubahan di berbagai
segi kehidupan masyarakat, terutama di bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan. Hal ini diperparah
lagi dengan adanya issue global warming yang berdampak pada kerusakan lingkungan serta
penurunan kualitas dan kwantitas sumber daya manusia.
Adanya Gerakan PKK dengan 10 program pokoknya yang menyentuh seluruh aspek kehidupan,
ternyata masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, walaupun perkembangannya di daerah masih
bervariasi.
2. Adanya kepentingan kelompok seringkali lebih dominan dan mempengaruhi dalam penyusunan
kebijakan. Dalam situasi inilah Gerakan PKK tetap melangkah maju, mencari jalan terbaik secara
dinamis dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
programnya sesuai dengan kondisi dan situasi serta kemampuan setempat.
3. Prinsip-prinsip dasar yang menjadi pegangan Gerakan PKK, antara lain:
a.
Gerakan masyarakat yang tumbuh dari bawah dan menampung aspirasi masyarakat.
b.
c.
d.
e. Kondisi wilayah setempat yang dapat dikelola sesuai kebutuhan seperti: lingkungan, sumber
daya alam, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kesempatan, adanya sumber dana baik
4.
Sistem demokrasi dan perubahan pola sentralisasi ke desentralisasi berdampak pada
perubahan pola hidup masyarakat , jelas memerlukan proses dan waktu serta kegiatan partisipasi
masyarakat dalam program pembangunan yang semakin meningkat. Berbagai jenis lembaga
swadaya masyarakat timbul, tumbuh dan berkembang sebagai perwujudan partisipasi masyarakat.
Orientasi dan motif kegiatannya bervariasi, ada yang berorientasi pada bidang sosial, ekonomi,
ataupun politik.
5.
Era Globalisasi dan pasar bebas dewasa ini membuat semakin kuatnya persaingan dan
tuntutan perubahan yang kian meningkat, mengharuskan Anggota TP PKK dan kader-kadernya
memerlukan percepatan mutu kinerja.
6. Hasil kegiatan PKK selama periode sebelumnya menunjukkan perlunya peningkatan sistem
komunikasi dan informasi antara lain sosialisasi, fasilitasi, publikasi dan peningkatan kemitraan
dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta serta lembaga/ organisasi kemasyarakatan lainnya.
7. Untuk lebih meningkatnya pencapaian keberhasilan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok
PKK, perlu disusun Rencana Kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaannya.
Dalam kurun waktu enam tahun 2013-2019 TP PKK akan dapat:
1).
2). Meningkatnya efektifitas, efisiensi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan 10 Program
Pokok PKK secara merata di semua jenjang
3).
4).
5).
Tercapainya keberhasilan program PKK merupakan salah satu barometer suksesnya
pembangunan
6).
Terwujudnya profesionalisme dan leadership bagi anggota TP PKK dan kader kadernya.
dan melaksanakan
PROGRAM POKJA I
Pokja I mengelola program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Program Gotong
Royong.
Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran keluarga dalam bermasyarakat berbangsa
dan bernegara perlu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga Negara dengan sosialisasi
melalui penyuluhan, pelatihan dan simulasi terpadu.
Program ini sesuai dengan kebutuhan gender dapat dikategorikan menjadi kebutuhan praktis
dimana harus segera dilaksanakan karena sifatnya mendesak, selain itu dapat juga dikategorikan
menjadi kebutuhan gender strategis karena program ini bisa berdampak untuk jangka panjang,
misalnya Pola Asuh Anak dan KADARKUM. Program ini sesuai dengan pendekatan kebijakan
dalam bidang penguatan.
a.
Tugas
1). Memantapkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, saling menghormati dan
menghargai dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2). Meningkatkan ketahanan keluarga dalam rangka mewujudkan kesadaran setiap warga
tentang Penghayatan dan Pengamalan Pancasila melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara
(PKBN)
3). Memantapan Pola Asuh Anak dan remaja dalam keluarga serta perlindungan anak melalui
Lokakarya dan Ujicoba.
4). Peningkatan pemahaman dan pengamalan perilaku budi pekerti dan sopan santun dalam
keluarga dan lingkungan
5).
Meningkatkan pemahaman peraturan perundangan yang berkait dengan pencegahan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pencegahan perdagangan orang (trafficking),
peningkatan pemahaman penyalahgunaan narkoba melalui life skill dan parenting skill.
6).
Meningkatkan kesadaran hidup bergotong royong, kesetiakawanan sosial, keamanan
lingkungan, Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan lain lainnya.
7). Memberdayakan LANSIA dalam kegiatan yang produktif dan menjadi teladan dalam keluarga
dan lingkungannya.
b.
Prioritas Program
1).
(2)
(3)
(4)
(5)
b).
KADARKUM adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang peraturan perundangundangan diprioritaskan di PKK untuk pencegahan PKDRT, Trafficking, Perlindungan Anak,
NARKOBA Dan lain-lain.
c).
Pola Asuh anak dan remaja adalah upaya untuk menumbuhkan dan membangun perilaku, budi
pekerti, sopan santun didalam keluarga sesuai budaya bangsa.
d).
Pemahaman dan ketrampilan hidup adalah upaya menumbuhkan kesadaran orang tua dalam
upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
e).
Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertib
administrasi kependudukan di keluarga.
2).
Gotong Royong
Dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong bertujuan untuk membangun kerjasama yang baik
antar keluarga, warga, dan kelompok dalam rangka mewujudkan semangat persatuan dan
kesatuan. Program ini sesuai dengan kebutuhan gender yang bersifat praktis karena dengan
adanya program gotong-royong ini, masyarakat dapat mempererat tali persaudaraan antara warga.
Selain termasuk dalam kebutuhan praktis, program ini juga termasuk dalam kebutuhan strategis
karena dalam kegiatan gotong royong biasanya membangun fisik fasilitas desa. Maka dengan
pembangunan fisik tersebut akan membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat sekitar
maupun masyarakat lainnya. Contohnya adalah bakti social. Kegiatan bakti social dapat
mempererat tali persaudaraan antara masyarakat dengan warga lingkungan sekitar.
Kegiatan gotong royong dilaksanakan dengan membangun kerjasama yang baik antar sesama:
keluarga, warga dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan.
a). Menumbuhkan kesadaran, kesetiakawanan sosial, bertenggang rasa dan kebersamaan serta
saling menghormati antar umat beragama
b). Memberdayakan LANSIA agar dapat menjaga kesehatan fisik dan mental, kebugaran,
keterampilan agar dapat melaksanakan kegiatan secara produktif dan menjadi teladan bagi
keluarga dan lingkungannya.
c).
Berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan bakti sosial, kegiatan Tentara Manunggal
Membangun Desa (TMMD).
2.
PROGRAM POKJA II
Tugas
1). Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan dalam keluarga, peningkatan jenis dan mutu kader,
peningkatan pengetahuan TP PKK dan kelompok-kelompok PKK dan Dasawisma melalui
penyuluhan, orientasi dan pelatihan.
2).
3).
4).
Meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran dalam keluarga tentang
pentingnya pendidikan anak sejak usia dini (0-6) tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan usianya.
5). Membantu program Keaksaraan Fungsional (KF) dalam rangka meningkatkan pendidikan
keluarga.
6).
Meningkatkan kelompok dan kualitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK.
7). Memotivasi keluarga tentang manfaat koperasi sebagai salah satu upaya perbaikan ekonomi
keluarga dan mendorong terbentuknya koperasi yang dikelola oleh PKK.
8).
9).
10). Berparitisipasi dalam Forum PAUD bekerjasama dengan Pokja IV yang difasilitasi oleh
Kementerian Pendidikan Nasional.
11) Meningkatkan pengetahuan masyarakt tentang pentingnya pendidikan dasar untuk semua
sesuai dengan tujuan MGDs yaitu agar setiap anak laki-laki dan perempuan mendapatkan dan
menyelesaikan pendidikan dasar.
b.
Prioritas Program
1).
Program ini difokuskan kepada peranan majemuk perempuan dalam bidang produktivitas, karena
dengan adanya pendidikan dan keterampilan akan menghasilkan kader-kader atau bibit manusia
yang baik untuk masa depan. Selain itu, program inipun membuat kesadaran akan pendidikan
semakin meningkat.
Kebutuhan gender strategis dapat dilihat dari program ini bisa membawa dampak baik bagi
kehidupan anak-anak dimasa depan. Dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka usaha
untuk mendapatkan lapangan pekerjaan semakin besar. Selain itu kebutuhan gender praktis juga
terdapat dalam program ini. Terlihat dari dengan adanya pelatihan keterampilan, akan membuat
anak-anak menjadi paham tentang sesuatu dari sejak dini. Selain itu para perempuan yang ada
dapat terberdayakan dengan baik sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing
individu. Contoh kegiatan dari program ini adalah pelatihan keterampilan menjahit.
a). Meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan, kesadaran dan ketrampilan
keluarga yang mempunyai anak balita mengenai tumbuh kembang anak balita secara optimal.
b).
Menyusun modul pelatihan BKB bagi TP PKK dan mengadakan pelatihan BKB
c). Meningkatkan mutu dan jumlah pelatih PKK dengan mengadakan pelatihan pelatih/ Training
of Trainer (TOT).
d). Menyempurnakan modul-modul pelatihan TPK3PKK, LP3PKK dan DAMAS PKK sesuai
dengan perkembangan serta mensosialisasikannya antara lain melalui pelatihan-pelatihan :
TPK3PKK, LP3PKK dan DAMAS PKK.
e). Meningkatkan pengetahuan TP PKK dalam kegiatan Pos PAUD melalui kegiatan PAUD yang
diintegrasikan dengan BKB dan Posyandu dengan pertemuan mitra PAUD bekerja sama dengan
Pokja IV.
f). Meningkatkan jumlah, pengetahuan dan ketrampilan kader dalam mendidik anak usia dini
melalui pelatihan bekerja sama dengan instansi terkait dan HIMPAUDI.
g). Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup (LIFE SKILL) perempuan maupun laki laki
sehingga mampu berusaha secara bersama atau mandiri untuk memperkuat kehidupan diri dan
keluarganya.
h). Mengadakan monitoring dan evaluasi kegiatan Pos PAUD di TP PKK Desa untuk mengetahui
sejauh mana pengintegrasian PAUD, BKB dan Posyandu
i). Meningkatkan kejar Paket A, B dan C melalui pelatihan Tutor Kejar Paket A, B dan C bekerja
sama dengan instansi terkait.
j).
Meningkatkan dan menyuluh keluarga tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun (WAJAR DIKDAS 9 tahun)
k).
Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan keluarga serta pengembangan Keaksaraan
Fungsional (KF) dengan pendampingan melalui penyuluhan, orientasi dan pelatihan.
l).
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan baca tulis, serta membudayakan minat baca
masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Sudut Baca bekerja sama dengan
instansi terkait.
m). Meningkatkan pelaksanaan kerjasama dengan mitra sebagai pendamping, yaitu lintas
sektoral dan lintas kelembagaan.
2).
Pada program ini, peranan majemuk perempuan lebih terfokus pada produktivitas, karena dengan
adanya pengembangan hidup dalam berkoperasi bisa menjadi tambahan penghasilan bagi
keluarga rumah tangga. Kebutuhan gender praktis yang ada dihasiljan dari tambahan penghasilan
melalui Simpanan Hasil Usaha (SHU) sebagai tambahan penghasilan keluarga.
Kebutuhan gender strategis bisa dilihat dari dengan mengikuti koperasi, maka keluarga memiliki
tabungan atau simpanan yang dapat digunakan dimasa depan. Pendekatan yang dilakukan dalam
program ini adalah penguatan ekonomi keluarga sekaligus anti kemiskinan karena adanya
tambahan pendapatan yang dihasilkan dengan mengikuti koperasi yang ada di desa.
a) Melaksanakan evaluasi UP2K-PKK dan mengadakan lomba UP2K untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan kegiatan UP2K-PKK dan mengetahuai keberhasilannya.
b)
Mengadakan pelatihan UP2K-PKK dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang
program UP2K-PKK agar TP PKK Desa mempunyai tenaga terampil dalam pengembangan
program UP2K-PKK
c)
d)
Mengatatasi cara pemecahan masalah mengenai permodalan untuk kegiatan UP2K PKK
melalui APBD, Lembaga Keuangan Mikro yang ada, baik yang bersifat bank seperti BRI Unit Desa,
Bank Perkreditan Rakyat, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Pedesaan, Alokasi Dana Desa (ADD) dan lain lain.
e) Mengupayakan pemasaran UP2K PKK melalui pasar, warung, ikut pada pameran, bazar baik
lokal maupun nasional dan menjalin kemitraan dengan Dekranas / Dekranasda.
f)
Memotifasi keluarga agar mau menjadi anggota koperasi untuk meningkatkan pendapatan
keluarga.
g)
Mendorong terbentuknya koperasi yang berbadan hukum yang dikelola oleh TP PKK
Dalam pelaksanaa prioritas program disesuaikan dengan kemampuan daerah dan menjalin
kemitraan dengan instansi terkait.
3.
Pokja III mengelola program Pangan, Sandang, Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga
a.
Tugas :
1). Mengupayakan ketahanan keluarga dibidang pangan sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1996
tentang Pangan.
2). Meningkatkan penganekaragaman tanaman pangan dalam upaya peningkatan gizi keluarga
menuju keluarga yang berkualitas.
3).
Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang Beragam,
Bergizi, Berimbang (3B), yang aman dan berbasis sumber daya lokal.
4).
Mengusahakan pemanfaatan lahan baik darat maupun air, minimal untuk pemenuhan
kebutuhan pangan keluarga.
5).
6).
Memantapkan Gerakan Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (HATINYA PKK).
7). Memanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam upaya meringankan beban kerja sehingga
hasilnya lebih efektif dan efisien.
8). Membudayakan Aku Cinta Makanan Indonesia dan Aku Cinta Produksi Indonesia sehingga
menumbuhkan rasa bangga.
9).
Mensosialisasikan pola pangan 3B untuk keluarga khususnya bagi balita dan lansia.
10). Meningkatkan penggunaan bahan sandang dalam negeri serta mendorong peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi dan pemasarannya.
11). Mengembangkan kreatifitas Usaha Kecil Mikro (UKM) dengan berbagai produk busana,
cinderamatakhas daerah untuk menunjang pariwisata.
12). Mendorong terciptanya lapangan/kesempatan kerja di bidang jasa, sandang, pangan dan
perumahan.
13). Memasyarakatkan rumah sehat dan layak huni sebagai upaya terwujudnya kualitas hidup
keluarga.
14). Memantapkan pemahaman tentang fungsi rumah sebagai tempat tumbuh kembang keluarga
harmonis.
b.
Prioritas Program
1).
Pangan
Program ini difokuskan pada peranan majemuk perempuan dalam bidang produksi dan
kemasyarakatan. Dengan adanya program pangan ini maka banyak warga yang dapat
memproduksi makanan sendiri. Misalnya program TOGA (Tanaman Obat Keluarga) membuat
warga memproduksi tanaman obat sendiri agar jika salah satu anggota ada yang sakit, bisa
langsung diobati tanpa harus pergi ke rumah sakit. Program pangan bisa bersifat kemasyarakatan,
misalnya pengadaan lomba masak secara berjenjang guna meningkatkan kreatifitas cipta
makanan.
Program ini dapat memenuhi kebutuhan gender secara praktis karena dapat mengoptimalkan
potensi warga dalam bidang pangan secara tepat guna. Selain itu, program ini juga memenuhi
kebutuhan gender secara strategis karena program-program yang ada dapat berguna dan
bermanfaat bagi kehidupan di masa yang akan datang, misalnya program TOGA yang bisa
bermanfaat untuk waktu yang lama.
Pendekatan yang digunakan dalam program pangan ini adalah penguatan ekonomi dan anti
kemiskinan. Warga yang ada di desa Batubulan kebanyakan memproduksi barang yang bisa di
pasarkan sebagai tambahan untuk perekonomian keluarga mereka.
a). Mewujudkan Ketahanan Pangan Keluarga melalui penganekaragaman pangan yang bergizi
sesuai potensi daerah.
b). Peningkatan pangan keluarga sehari-hari dengan mendorong terciptanya sikap dan perilaku
masyarakat melalui penganekaragaman makanan dengan menerapkan pola pangan 3B
(beragam, bergizi, berimbang), sesuai potensi daerah.
c). Mewaspadai terjadinya keracunan pangan, mulai dari menanam, memilih, mengolah sampai
terhidangnya makanan, menghindari bahan tambahan makanan yang berbahaya, antara lain : zat
pewarna, bahan pengawet, produk kedaluwarsa, dan penggunaan pestisida.
d).
Meminimalkan budaya / tradisi pangan yang merugikan kesehatan misalnya orang hamil /
balita banyak pantangan makan.
e).
Mengoptimalkan HATINYA PKK dengan tananam pangan dan tanaman produktif/keras
(bernilai ekonomis tinggi), minimal untuk memenuhi keperluan dan tabungan keluarga serta
meningkatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
f). Mengembangkan industri pangan rumah tangga dan mengadakan penyuluhan, orientasi dan
pelatihan untuk menunjang pemasaran.
g).
Mengadakan lomba masak secara berjenjang guna meningikatkan kreativitas cipta makanan.
h). Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk menunjang usaha agrobisnis, hortikultura,
tanaman buah, perikanan, peternakan dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi dalam mencapai taraf hidup dan kesejahteraan keluarga.
i).
Menyempurnakan dan sosialisasi buku Peran PKK Dalam Mendukung Gerakan Percepatan
Keanekaragaman Konsumsi Pangan
2).
Sandang
Program ini bertujuan untuk membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya
Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produksi dalam negri. Pendekatan
yang digunakan dalam program sandang ini adalah produksi dan kemasyarakatan. Dikategorikan
ke dalam produksi karena dapat meningkatkan produksi dalam negri (busana batik) yang kini
sudah diakui oleh seluruh dunnia bahwa batik adalah produk asli Indonesia. Program ini memenuhi
kebutuhan gender praktis karena dapat mempromosikan budaya jawa lewat busana batik dan
memenuhi kebutuhan gender strategis karena dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan.
a).
b). Mengupayakan keikutsertaan dalam pameran dan lomba baik tingkat lokal, nasional dan
internasional.
c).
Mengadakankerja sama dengan para disainer, pengusaha, industri sandang dan pariwisata.
d).
Membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya Indonesia dan
meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produksi dalam negeri (Aku Cinta Produksi
Indonesia)
3).
Dalam program perumahan dan tata laksana rumah tangga lebih cenderung pemfokusan peranan
terhadap kemasyarakatan. Karena dengan adanya program ini, kebutuhan papan setiap warga
akan terpenuhi, sehingga tidak ada lagi warga yang tidak memiliki rumah dan tempat tinggal.
Program inipun memenuhi kebutuhan praktis karena kebutuhan papan (Rumah, Tempat itnggal)
merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh setiap warga atau kepala keluarga. Selain
termasuk kedalam kebutuhan strategis, termasuk juga kedalam kebutuhan praktis, karena dengan
dibangunnya rumah atau tempat tinggal, maka bisa menjadi warisan untuk anak-anak dan cucucucu di masa yang akan datang. Contoh kegiatan dari program ini adalah pemberdayaan rumah
susun.
Program ini menggunakan pendekatan penguatan atau pemberdayaan karena dengan adanya
program ini menjadikan kekuatan tersendiri bagi kehidupan rumha tangga. Selain itu, dengan
kepemilikan rumah atau tempat tinggal merupakan suatu penentuan status individu dalam
kehidupan dalam kehidupan social kemasyarakatan sekaligus sebagai anti kemiskinan.
a).
Menumbuh kembangkan kembali program Pemugaran Perumahan dan Lingkungan Desa
Terpadu (P2LDT) melalui pemugaran rumah layak huni terutama keluarga miskin dan pengungsi
dengan azas Tri Bina (bina usaha, bina manusia dan bina lingkungan), gotong royong serta
mengupayakan bantuan dari instansi/dinas terkait, bank, swasta dan masyarakat.
b). Meningkatkan pemasyarakatan tentang perumahan sehat dan layak huni serta menumbuhkan
kesadaran akan bahaya bertempat tinggal di daerah tegangan listrik tinggi, bantaran sungai,
timbunan sampah, tepian jalan rel kereta api dan menumbuhkan kesadaran hukum tentang
kepemilikan rumah dan tanah.
c).
Pemasyarakatan dan pemanfaatan TTG dalam rumahtangga, sarana dan prasarana
perumahan serta hemat energi dan mencegah pemborosan.
d). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang tata laksana rumah tangga dalam
mengharmoniskan dan membahagiakan kehidupan keluarga.
4.
PROGRAM POKJA IV
Pokja IV mengelola Program Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencnaan Sehat
a.
1).
Tugas:
a). Menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan (indikator antara lain : menurunkan prefalensi
anak balita yang kurang gizi)
b).
c).
d).
e).
2).
3).
4).
5).
Melaksanakan pencatatan Ibu hamil, melahirkan, nifas, ibu meninggal, kelahiran dan
kematian bayi dan balita
6).
7). Mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera dengan melaksanakan program KB agar
tercapai generasi yang sehat, cerdas dan tangguh.
8).
Meningkatkan pengetahuan tentang budaya hidup hemat, membudayakan kebiasaan
menabung dan melaksanakan tatalaksana keuangan keluarga dalam rangka mendukung
perencanaan sehat.
c.
Prioritas Program :
1).
Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu hal yang utama dalam kehidupan, maka dari itu sangat penting
bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan. Dalam program ini, akan memfokuskan peran
wanita terhadap pemberdayaan, yaitu dengan tujuan memberdayakan keluarga dalam menunjang
penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, memperbaiki gizi bagi
balita dan keluarga.
Focus peran wanita dalam program ini adalah dalam hal reproduksi yaitu asupan gizi dan kualitas
ASI. Kualitas ASI yang semakin baik, maka akan membuat anak menjadi sehat pula. Program ini
juga termasuk dalam kebutuhan gender praktis yaitu dengan cara mengoptimalkan pelatihan,
penyegaran, dan pembinaan kader posyandu. Selain termasuk kebutuhan gender praktis,
termasuk pula kedalam kebutuhan gender strategis. Karena kesehatan merupakan kebutuhan
yang sangat penting sehingga harus selalu dijaga, maka masyarakat membuat posyandu.
Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah pendekatan keadilan karena
memperhatikan kesehatan keluarga tanpa membedakan derajat dan status social keluarga lain.
Contoh kegiatan dari program ini adalah Ambulance Desa, Posyandu, Imunisasi, dan lain-lain.
a). Memantapkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dalam upaya menurunkan prefalensi anak
balita kurang gizi.
(1)
Gizi seimbang kepada ibu hamil (BUMIL), ibu menyusui (BUSUI), balita.
(2) Kualitas gizi pada BUMIL yangKekurangan Energi Kronis (KEK) dengan mengukur Lingkar
Lengan Atas (LILA)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
b).
Upaya penambahan kalori (Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral, Air) di sekolah.
c).
(1)
(2)
(3)
d).
e). Membudayakan Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) dan rutin untuk menurunkan angka
kematian anak dan ibu.
f). Meningkatkan kesadaran Pasangan Usia Subur (PUS) tentang manfaat pemakaian alat
kontrasepsi.
g).
h).
Meningkatkan tanam dan pelihara pohon dalam upaya kelestarian lingkungan hidup,
mengurangi dampak global warming (pemanasan global).
i). Mendorong swadaya masyarakat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) melalui antara lain :
(1) Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan Program Perencanaan Persalian, Pencegahan dan
Komplikasi (P4K).
(2)
(3)
(4)
(5)
Ambulans Desa.
j).
Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertib
administrasi kependudukan di keluarga.
k).
Optimalisasi Posyandu.
Posyandu adalah pusat pelayanan terpadu dari, oleh dan untuk masyarakat dengan lima kegiatan
utama: Kesehatan Ibu dan Anak, Pencegahan Diare, Penanggulangan dan Pencegahan
Kekurangan Gizi, Imunisasi dan Keluarga Berencana.
Kegiatan ini berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dalam pelaksanaannya
menjadi 4 strata: Pratama, Madya, Purnama, MANDIRI.
Strata MANDIRI adalah kegiatan-kegiatan terpadu yang meliputi kesehatan, ekonomi, pendidikan,
agama dan lain-lainnya.
Pelatihan, penyegaran, dan pembinaan kader Posyandu secara berkesinambungan.
(1) Penyempurnaan dan sosialisasi modul pelatihan kader Posyandu yang diintegrasikan dengan
PAUD dan BKB bekerjasama dengan Pokja II.
(2)
(3)
(4) Integrasi Sistim Informasi Posyandu (SIP) dengan Sistem Informasi Manajemen PKK (SIM
PKK) dan sosialisasinya.
(5) Mengadakan Jambore Nasional Kader Posyandu setiap tahun sekali sebagai penghargaan
kepada kader dan upaya peningkatan kinerja kader.
(6) Lomba Pelaksana Terbaik Posyandu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan jumlah
Posyandu agar berkembang menjadi Posyandu Mandiri atau Posyandu Plus.
(7)
(8) Optimalisasi kegiatan PAUD terintegrasi dengan Posyandu dan BKB bekerjasama dengan
Pokja II.
(9)
k)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Peningkatan penyuluhan pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
penyakit DBD, Malaria, Osteoporosis, Gondok, Endemis, Anemia ibu Hamil, Penyakit Degeneratif
seperti Jantung dan Diabetes, Kanker, Stroke, TB, Penyakit Infeksi dan lain-lain.
2).
Program kelestarian lingkungan hidup termasuk dalam program kemasyarakatan, karena dengan
adanya pelestarian lingkungan hidup maka warga telah ditanamkan kepedulian terhadap
lingkungan hidup yang ada di sekitar pemukiman warga. Kebutuhan gender praktis lebih
cenderung kepada kesehatan, karena kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu
baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Kebutuhan gender dalam hal strategis adalah kebersihan lingkungan. Dengan warga yang selalu
menjaga kelestarian lingkungan hidup, maka kebersihan lingkungan akan terjamin. Pendekatan
yang dilakukan dalam dalam program ini adalah pemberdayaan terhadap masyarakat yaitu dengan
adanya sosialisasi kesehatan lingkungan hidup.
a).
(1) Menanamkan kesadaran tentang kebersihan pengelolaan kamar mandi dan jamban keluarga,
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
(2) Menanamkan kebiasaan memilah sampah organik dan non organik serta Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) di tempat yang benar.
(3)
(4)
(5) Peningkatan pengetahuan tentang pengadaan, pemakaian dan penghematan air bersih dan
sehat dalam keluarga.
b).
(1) Pengembangan kualitas lingkungan dan pemukiman, kebersihan dan kesehatan, pada
pemukiman yang padat, dalam rangka terwujudnya kota bersih dan sehat (Health Cities).
(2)
(3)
Program sejuta pohon sebagai paru-paru kota dan pencegahan polusi udara.
(4)
Pemanfaatan jamban dan air bersih dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
(5)
Memasyarakatkan biopori (lubang resapan) untuk mencegah genangan dan resapan air
3).
Perencanaan Sehat
Program terakhir dari 10 program PKK adalah perencanaan kesehaatan. Tujuan dari program ini
adalah meningkatkan kegiatan dalam program perencanaan kesehatan reproduksi karena
membantu ibu-ibu, para remaja, dan calon pengantin untuk menjaga kesehatan reproduksi.
Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat dapat menjaga kesehatan keluarga.
Kebutuhan gender praktis dalam program ini adalah menjaga kesehatan keluarga agar tidak
terserang penyakit yang berbahaya. Kebutuhan gender strategis adalah dapat mengendalikan
jumlah penduduk yang ada di desa Batubulan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
anti kemiskinan karena dengan adanya keluarga berencana maka dapat memperkirakan
kebutuhan hidup kedepan. Contoh kegiatan dalam program ini adalah KB.
Meningkatkan kegiatan dalam program perencanaan sehat antara lain:
a). Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemahaman dan kesertaan dalam program
keluarga berencana menuju keluarga berkualitas.
b). Meningkatkan kemampuan perencanaan kehidupan keluarga sehari-hari dengan berorientasi
pada masa depan dengan cara membiasakan menabung.
c). Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-KES dalam upaya meningkatkan cakupan hasil pelayanan
KB-KES.
d). Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) dalam upaya peningkatan ketahanan
keluarga untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
e).
f).
Cari
Kelompok Usaha
Art Shop
SUBAK
KOMUNITAS
pro
Pendahuluan
Kesehatan adalah bagian dari politik oleh karena pelayanan
kesehatan merupakan pelayanan publik yang seyogianya tidak hanya
dijadikan sebagai kendaraan politik para calon atau kandidat kepala
daerah. (Bambra et all, 2005). Sebuah studi yang dilakukan Navarro et all
pada tahun 2006 meneguhkan korelasi antara ideologi politik suatu
pemerintahan terhadap derajat kesehatan masyarakatnya, melalui
kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintahan tersebut. Konsep
kesehatan yang dianut pemerintah kita saat ini, berbuah pembangunan
kesehatan yang berbentuk pelayanan kesehatan individu, ketimbang
layanan kesehatan komunitas yang lebih luas, program-program karitas
yang bersifat reaktif seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
atau pengobatan gratis dan Jampersal.
Dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 bagian Pembukaan butir b
(menimbang); disebutkan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa
bagi pembangunan.
Hal ini menunjukkan pentingnya hubungan antara kesehatan dan
politik dalam meningkatan derajat kesehatan masyarakat untuk
mempersiapkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Alasan Memilih Judul
Alasan kami memilih judul politik dan kesehatan karena makalah ini
merupakan salah satu tugas dari dosen dan juga judul ini saling berkaitan,
dimana kesehatan dan politik saling berkesinambungan dalam
peningkatan mutu masyarakat.
3. Masalah
Permasalah yang mendasar terkait dengan politik dan kesehatan
salah satunya tidak berkesinambungannya politik dan kesehatan. Disini
oknum politisi kesehatan belum mampu meyakinkan bahwa kesehatan
adalah investasi, sector produktif dan bukan sector konsumtif. Praktisi
kesehatan juga belum mampu memperlihatkan secara jelas dalam
mempengaruhi para pemegang kebijakan tentang manfaat investasi
bidang kesehatan yang dapatmenunjang pembangunan bangsa.
4. Pembahasan
4.1 Pengertian politik dan kesehatan
A. Politik
Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris
politics, yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani (politika yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya (polites - warga
negara) dan (polis - negara kota). Kemudian arti itu berkembang menjadi
polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang
berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara
dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.1
Latar Belakang
Perhatian terhadap permaslah kesehatan terus dilakukan terutama dalam
perubahan paradigma sakit yang selama ini dianut masyarakat ke paradigma
sehat. Paradigma sakit merupakan upaya untuk membuat orang sakit menjadi
Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan konsep pemberdayaan masyarakat ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan dalam membandingkan
antara teori dan praktek konsep pemberdayaan masyarakat, serta untuk
mengetahui informasi-informasi mengenai konsep pemberdayaan masyarakat.
1.3.2
1
2
3
1.4
1.4.1
1.4.2
1.4.3
Tujuan Khusus
Memahami pengertian konsep pemberdayaan masyarakat
Mengetahui ciri-ciri pemberdayaan masyarakat
Mengetahui jenis-jenis pemberdayaan masyarakat
Manfaat
Bagi Penulis
Terpenuhinya tugas keperawatan komunitas III yang berupa makalah
konsep pemberdayaan masyarakat
Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan.
Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian, ciri, tujuan dari
konsep pemberdayaan masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara sehingga pengembangan
masyarakat (desa) kemudian menjadi dengan konsep pengembangan masyarakat
lokal (locality development).
UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya manusia) adalah salah satu
wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini
ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti
Polindes, POD (pos obat desa), pos UKK (pos upaya kesehatan kerja), TOGA
(taman obat keluarga), dana sehat dan lain-lain.
2.2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang
menimbulkan gangguan kesehatan.
2.
Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan
mengenali potensi-potensi masyarakat setempat.
3.
Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman
kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.
4.
Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui
berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan
sebagainya.
2.4.
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
2.5.
2.6.
1.
2.
3.
4.
2.7.
1.
2.
3.
4.
5.
Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya
masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dari
perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha
meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di
masyarakat.
Outcome
Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta
meningkatkan status gizi kesehatan.
Sasaran
Individu berpengaruh
Keluarga dan perpuluhan keluarga
Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja
Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM, dll
Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman khusus.
5.
kegiatan yakni bayi berumur 6-11 bulan terutama mereka dari keluarga miskin,
anak umur 12-23 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 24-59
bulan terutama mereka dari keluarga miskin, dan seluruh ibu hamil dan ibu nifas
terutama yang menderita kurang gizi.
Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah
diberikan PMT anak masih menderita kekurangan energi protein (KEP) maka,
makanan tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera diperiksakan
ke puskesmas (dirujuk)
2.8.8. Pos KB Desa (RW)
Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah
berkembang secara rasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk menjamin
kelancaran program berupa peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor aktif,
ditingkat desa telah dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya
dijalankan oleh kader KB atau petugas KB ditingkat kecamatan.
2.8.9. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos
Obat Desa namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat
disekitar pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan
perkotaan maupun pedesaan.
2.8.10. Saka Bhakti Husada (SBH)
SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dna keterampilan
dibidnag kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota Gerakan Pramuka
untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Sasarannya adalah peserta didik antara lain : Pramuka penegak,
penggalang berusia 14-15 tahun dengan syarat khusus memiliki minat terhadap
kesehatan. Dan anggota dewasa, yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta
Pemimpin Saka.
2.8.11. Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis
kegiatan usaha yang sama dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya
antara lain memberikan pelayanan kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.
2.8.12. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)
Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan
lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih serta pengelolaan sampah dan
limbah rumah tangga melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan
melibatkan seluruh warga.
2.8.13. Karang Taruna Husada
Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di
tingkat RW yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam
menyalurkan aspirasi dan kreasinya. Dimasyarakat karang taruna banyak
perannya pada kegiatan-kegiatan sosial yang mampu mendorong dinamika
BAB 3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan
masayrakat merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan
kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan.
Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global promosi
kesehatanpemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat
sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki
kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau
proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat, dari, oleh,
dan untuk masyarakat itu sendiri.