Pemberlakuan otonomi daerah mulai diterapkan melalui UU Nomor 22 tahun 1999, dan
pelaksaanaannya baru dimulai tahun 2001. Tujuan Desentralisasi tersebut di bidang kesehatan
adalah mewujudkan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan
aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan mengoptimalkan potensi
daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam mencapai Indonesia Sehat
2020.Dampak implementasi pelaksanaan desentralisasi di semua bidang khususnya di bidang
kesehatan belum sesuai dengan tujuan desentralisasi yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari realita
kondisi kesehatan yang kita hadapi saat ini, seperti adanya perbedaan status kesehatan antara
daerah yang masih tinggi, rendahnya kualitas kesehatan masyarakat miskin, adanya beban ganda
penyakit, masih rendahnya kualitas, kuantitas, pemerataan dan akses terhadap pelayanan
kesehatan. Masalah kesehatan juga dihadapkan pada permasalahan kesehatan lingkungan,
pendanaan sektor kesehatan dan penguasaan teknis pelaksanaan desentralisasi oleh pemerintah.
A. Latar Belakang
Membahas tentang pelayanan Berbeda dengan masyarakat perkotaan dasar kesehatan di
era otonomi yang mempunyai banyak alternatif sarana daerah, sepatutnya kita merujuk
pelayanan kesehatan, masyarakat di pada realita di daerah-daerah wilayah kecamatan
terutama di daerah pedesaan, terpencil, kepulauan, terpencil menaruh harapan hanya pada
rawan bencana dan daerah- unit pustu dan polindes dibawah lingkup daerah miskin.
puskesmas. Sehingga puskesmas menjadi ujung tombak terdekat yang akan memberikan
pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada pelayanan kesehatan dasar di era
otonomi daerah
2. Untuk mengetahui kebijakan kesehatan yang dijalankan pemerintah di era otonomi
daerah
KAJIAN TEORI
Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur
danmengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasimasyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau
wewenang/kekuasaan padasuatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk
kepentingan wilayah/daerahmasyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan
pengaturan perimbangan keuangantermasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang
sesuai dengan tradisi adat istiadatdaerah lingkungannya (wikipedia.com).
Kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelengarakan
kewenangan yang mencakup semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan bidang
politikluar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta
kewenanganlainnya. Di samping itu keleluasaan otonomi mencakup pula kewenangan
yang bulat dan utuhdalam penyelenggaraannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian dan evaluasi (Malarangeng, dkk, 2001: 117). Pelayanan di Era
Otonomi Daerah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan
oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalamrangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-undangan”
(LembagaAdministrasi Negara, 1998). 3 unsur penting dalam pelayanan publik :
1.Unsur pertama adalah organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu Pemerintah
Daerah.
2.Unsur kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan.
3.Unsur ketiga adalah kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Evaluasi Output ( hasil & Dampak) Kebijakan Kesehatan di Era Otonomi Daerah
• Kesehatan reproduksi tidak sebatas pada pelayanan teknis medis, tetapi juga masalah
sosial
KESIMPULAN
1. Pelayanan kesehatan dasar di era otonomi daerah, khususnya bagi daerah terpencil,
banyak pendapat yang menyatakan belum siapnya negara ini dengan pelaksanaan konsep
desentralisasi.
3. Kebijakan kesehatan yang di lakukan pemerintah pada era otonomi daerah adalah
program obat murah dan BKKBN.
SARAN
1. Permasalahan beberapa puskesmas yang hanya terdapat satu tenaga dokter yang
menjabat sebagai kepala puskesmas dan juga merangkap sebagai tenaga medis,
diharapkan kedepannya yang menjadi kepala puskesmas di semua daerah adalah yang
memiliki latar belakang manajemen dan administrasi kesehatan.
Dapus