Anda di halaman 1dari 7

“DAFTAR INVENTARIS MASALAH (DIM)

& PROBLEM SOLVING


DI UPTD PUSKESMAS KEPUNG
KABUPATEN KEDIRI”

SHOLIG BASTIAN
NIP 19920505 202012 1 013

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH DI UPTD PUS


KESMAS KEPUNG
CPNS DAY
JUMAT, 15 JANUARI 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor
kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka
ini akan melaksanakan fungsinya untuk menyediakan kebutuhan hidup anggota masyarakat
berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di
kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan
publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan. Kesehatan
adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan era kaitannya dengan kesejahteraan
masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat.
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas.
Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang
bermutu namun dengan biaya yang relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.

B. TUJUAN
Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui beberapa masalah masalah yang
ditemukan saat melakukan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Kepung. Setelah
membuat inventarisasi daftar masalah, diharapkan problem solving terhadap masalah
tersebut dapat segera diselesaikan sehingga mutu pelayanan akan semakin baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas


Visi dan misi Puskesmas di Indonesia dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar
Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas
tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan
dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan
nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW- SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi
kesehatan, dll.
Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan
pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard
Pelayanan Minimal.

2. Identifikasi Masalah di Puskesmas


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan
diperlukan proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh
(komprehensif dan holistik). Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan adalah analisis
situasi, identifikasi masalah dan menetapkan prioritas, menetapkan tujuan, melakukan
analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik, dan menyusun rencana operasional.
Masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan kesehatan
saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk
(lingkungan, perilaku, kependudukan, dan pelayan kesehatan). Menurut definisi, masalah
adalah terdapatnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Oleh sebab itu, cara
perumusan masalah yang baik adalah kalau perumusan masalah tersebut jelas menyatakan
adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula
secara kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari
proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur
terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan yang ditanggulangi betul-
betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk
menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktif didalamnya.
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara,
diantaranya :
1) Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada
2) Surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit
3) Survey kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan
kesehatan
4) Hasil kunjungan lapangan supervise

3. Masalah Kesehatan di Puskesmas


Dalam melaksanakan program kesehatan yang berdasarkan kepada standar pelayanan
minimal, puskesmas bekerja untuk mencapai target sesuai SPM pada setiap program.
Permasalahan kesehatan akan muncul jika target tidak dapat dicapai. Secara makro, masalah
kesehatan terdiri dari 3 :
a. Mortalitas
Infant mortality rate : jumlah kematian bayi dalam 1000 kelahiran hidup. Maternal mortality rate
: jumlah kematian ibu melahirkan dalam 100000 kelahiran hidup.
b. Usia harapan hidup
c. Status gizi anak dibawah 5 tahun
Penjabaran ketiga masalah makro tersebut berupa program wajib dan program penunjang
puskesmas. Masalah kesehatan di puskesmas terlihat pada laporan tahunan yang tidak dapat
mencapai target SPM.
Selain itu, sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang terdiri dari Pelayanan
Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, permasalahan kesehatan di
puskesmas dapat diidentifikasi dari 2 hal tersebut.

4. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas


Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah- masalah.
Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin, 1993: 44- 46)
A. Faktor Internal
1) Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam mencapai
tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi
manajemen itu untuk planning, organizing, leading, dan controling. Pada kegiatan
perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan apa
adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘‘baik/sudah biasa’’.
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari
program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di Indonesia
terkesan tidak diperhatikan oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit
untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat
terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber
keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun
menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standar kesehatan.
3) Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalnya program Posyandu yang tidak
tepat sasaran.
4) Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan.
Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak sebanding dengan apa
yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi
ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik daripada Puskesmas.
5) Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dengan
penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang- orang
terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga penduduk menganggapnya
sebagai orang asing.

B. Faktor Eksternal
1) Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau setingkat
dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki keadaan yang berbeda-
beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada
kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau
seluruh penduduk. Tetapi ada juga puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh
penduduk yang bermukim di dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal
jauh dari Puskesmas.
2) Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legislatif dan eksekutif
yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung
pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tulang punggung pendapatan
daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam hakikat dan
semangat UU No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengembangkan demokrasi menuju
peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai
daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
3) Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayaka pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas bermata
pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai.
Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak
usah membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang
demikian justru enggan datang ke Puskesmas.
4) Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang
dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat pertama,
karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir
5) Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas
bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai.
Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak
usah membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang
demikian justru enggan datang ke Puskesmas.
6) Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang
dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat pertama,
karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir
mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan.
Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu dipegang oleh
masyarakat dan lingkungannya.
7) Peran Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani penyembuhan
penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan melayani obat-
obatan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit pada
penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan
pada tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya
pelayanan kesehatan di tingkat basis.
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Berikut ini daftar inventarisasi masalah yang ada di UPTD Puskesmas Kepung dan
usulan penyelesaian masalah
No Bidang Masalah Analisa Penyebab Alternatif Pemecahan
Masalah Masalah
Rekam medik a. Terkendala dalam a. Kurangnya tenaga rekam a. Menambah tenaga di
1 pengambilan dan medik dan bagian bagian penyimpanan
penyimpanan status poli tidak RM
pasien saat mengembalikan status b. Merenovasi ruang RM
kunjungan sedang dalam 1 x 24 jam untuk dekat dengan
banyak b. Ruang rekam medik pendaftaran dan ukuran
b. Durasi terlalu jauh dengan ruangan menyesuaikan
penyerahan rekam pendaftaran dan ruangan jumlah RM yang sudah
medik ke poli lebih terlalu sempit tertata.
dari
10 menit
2. Pendaftaran Saat dipanggil antrian Tidak tersedianya speaker Pengadaan speaker aktif
oleh petugas pendaftaran aktif di pendaftaran
pasien sering tidak
terdengar dan pasien
sering tidak mengambil
nomor antrian
3 Laboratorium Saat pasien banyak Kurangnya petugas Penambahan petugas
Petugas kewalahan laboratorium laboratorium
dalam pelayanan

4 IGD a. TRIASE belum ada a. Susunan ruang IGD a. Menerapkan kembali


b. Saat pelyanan di belum diperbarui setelah SOP IGD
IGD alat dan bahan IGD pindah ke ruang b. Merapikan ruang
biasanya belum baru IGD
siap b. List alat dan bahan c. Membuat alur
c. Koordinasi antara tidak ada pelayanan IGD
poli dan IGD c. Jarak ruang poli dan
belum maksimal IGD tidak
Berdekatan
5 Apotik Tidak ada sekat Pengadaan pintu
pintu antara apotik
dengan kasir

6 Konseling a. Tidak tersedia Kurangnya koodinasi antara Menyediakan ruang konseling


ruang konseling BP Umum dengan sanitarian
b. Konseling sanitasi
tidak
Berjalan
7 TPS B3 Ruang TPS B3 Belum tersedia lahan khusus Menyiapkan lahan dan
terbuka untuk TPS B3 membangun TPS B3
sesuai dengan standar

8 Bidan Desa Wilayah PKM Alasan utamanya adalah Perlu ada komitmen atau
Kepung tidak kesibukan lain dirumah para kebijakan antar tenaga
memiliki bidan desa bidan, dan usia yang kesehatan terkait yakni bidan
yang stay 24 jam di menginjak pensiun atau untuk pelaksanaan bidan
masyarakat rumah jauh dari rumah dinas ddesa
BAB IV
KESIMPULAN

Penyusunan daftar inventarisasi masalah (DIM) yang ada di Puskesmas Kepung beserta usulan
pemecahan masalah digunakan untuk evaluasi internal Puskesmas Kepung demi terciptanya mutu
pelayanan kesehatan yang paripurna. Mayoritas masalah yang ditemukan terletak pada kurangnya
sumberdaya manusia kesehatan (SDMK) dan sarana prasarana. Rapat evaluasi kinerja dan
konsolidasi dengan berbagai pihak akan dirasa sangat mampu untuk meminimalkan masalah yang
muncul sehingga kegiatan puskesmas sebagai pelayanan publik menjadi tidak terganggu.

Anda mungkin juga menyukai