Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia
sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pancasila dan UUD 45 (Soerjono
Soekanto, 2015).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia (Depkes, 2011).
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyuluruh, berjenjang dan terpadu. Dan puskesmas
merupakan penanggungjawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan
perorangan pada jenjang pertama (PERMENKES No. 75 Tahun 2014).
Program pokok puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan
yang wajib dilaksanakan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan,
pelayanan KIA dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular,
kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok
puskesmas yang berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan antara manusia
dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.
Puskesmas kecamatan Johar Baru sebagai salah satu tempat pelayanan
kesehatan di provinsi DKI jakarta yang menjadi pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Puskesmas Kecamatan Johar Baru berperan menjadi Puskesmas yang

1
memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

1.2. Puskesmas

1.2.1 Definisi Puskesmas


Puskesmas ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam
bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai
misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek
pembiayaan (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Jumlah
kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai
kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun
puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi
kesepakatan nasional (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis
organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan

2
semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari
masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula
fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.

Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang


diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat

3
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam
lingkungan sehat
3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat

1.2.2. Wilayah Kerja Puskesmas


Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan
karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas
dikategorikan menjadi (Permenkes No.75 tahun 2014):
A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan


memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Memprioritaskan pelayanan UKM
2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi Masyarakat
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

4
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

B. Puskesmas Kawasan Pedesaan


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas penyelenggaraan
pelayanan kesehatan oleh Puskesmas

Kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.

C. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
sebagai berikut :
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus pulau, atau pesisir
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca

5
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan


sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan local.
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas.

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu,


pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi
tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas. Puskesmas merupakan perangkat
pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas
ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah
departemen kesehatan provinsi.

1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

6
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

1.2.4 Fungsi Puskesmas


Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

7
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses.


Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyar
3. akat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien.
4. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
5. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

8
6. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas.

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk


menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat
indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan
sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai
indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi :
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar

Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang


kesehatan, Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja
tertentu, biasanya satu wilayah kerja Puskesmas didasarkan atas beberapa faktor
yaitu:
1. Jumlah penduduk

9
2. Keadaan geografis
3. Keadaan sarana dan perhubungan dan dan
4. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.

1.2.5 Peran Puskesmas


Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan
wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun
rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

10
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing – masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota.

1.2.6 Visi Puskesmas


Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya
Indonesia sehat 2016. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:
1. Lingkungan sehat.
2. perilaku penduduk yang sehat.
3. Cakupan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.

1.2.7 Misi Puskesmas


Dalam rangka untuk mewujudkan “Indonesia Sehat 2016” ditetapkan misi
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang bertujuan guna
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

11
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di
bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju
kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan
berusaha untuk memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas
mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang bersangkutan.

Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai berikut :


a. Meningkatkan profesionalisme petugas
b. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
c. Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga.

1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat

12
Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya
kesehatan wajib tersebut antara lain:
1. Promosi kesehatan masyarakat
2. Kesehatan masyarakat
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai


satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

Tabel 1 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas


Upaya Kesehatan
Kegiatan Indikator
Wajib
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes
Kesehatan Ibu dan Anak MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Cakupan MKJP non
Berencana MKJP

13
Pemberantasan penyakit Diare Cakupan kasus diare
menular ISPA Cakupan kasus ISPA
DBD Cakupan kasus DBD
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan
kasus
Angka penyembuhan
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap Cakupan vit A /Fe / cap
yodium yodium
PSG % gizi kurang / buruk,
SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan


UGD Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono.2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes ed.

Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti


tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan
program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat seperti Pekan Imunisasi Nasional.
Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan
oleh Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
3. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Usia lanjut

14
6. Upaya Kesehatan Remaja

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi


yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka
mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas
kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas
kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas adalah:
1. Upaya Kesehatan Dasar
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
c. Upaya Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Lingkungan
f. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
g. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan

15
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Upaya Kesehatan Jiwa
f. Upaya Kesehatan Mata
g. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
h. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan di Kecamatan Johar


Baru yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Pembinaan
2. Penyuluhan
3. Deteksi dini (skrining kesehatan) pada anak sekolah kelas satu SD sampai
SMA
4. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak kelas satu, dua dan tiga
5. Program lomba sekolah sehat pada TK, SD, SLTP dan SLTA
Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining
kesehatan) dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud
adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas
harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

16
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat
antara lain :
1. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
2. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
3. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
4. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
5. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Pokestren)
6. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
7. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
8. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

3. Azas Keterpaduan

17
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan.
2. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja
dan kesehatan jiwa.
3. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi.
4. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan
jiwa dan promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor.


Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn
dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
1. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan dan agama.
2. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan
pertanian.
3. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan
PLKB.

18
4. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian,
koperasi, dunia usaha dan organisasi kemsyarakatan.
5. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program
puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam
rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan
yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya
kesehatan perorangan dibedakan atas :
1. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas

19
dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di
puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga
dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu
puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat
dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat,
maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
a. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan
pakaian.
b. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
gangguan kesehatan karena bencana alam.
c. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan
apabila puskesmas tidak mampu.

1.3. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru

1.3.1. Keadaan Geografis


Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki

20
luas wilayah 237.70 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut
terdiri dari perumahan dengan luas 195,13 Ha, kantor dan gudang seluas 26,87 Ha,
taman seluas 4,66 Ha, lahan tidur seluas 3,52 Ha, dan sisanya seluas 7,52 Ha. Secara
administratif terdiri 4 kelurahan, 30 RW, 560 RT, 23.312 KK, 98 Posyandu dan
100.688 jiwa, dengan kepadatan penduduk 46.481/ km2, dengan batas wilayah :
a) Utara : Jl. Letjen Suprapto Kecamatan Kemayoran
b) Timur : Jl. Rawa Selatan Raya dan Jl. Mardani Kec. Cempaka Putih
c) Selatan: Jl. Percetakan Negara Raya Kec.CempakaPutih
d) Barat : Jl. Kramat Sentiong
Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu :
a) Kelurahan Tanah Tinggi : 62,29 Ha
b) Kelurahan Johar Baru : 119,10 Ha
c) Kelurahan Kampung Rawa : 30,11 Ha
d) Kelurahan Galur : 26,20 Ha

1 : 10.000

Gambar 1 Batas Wilayah Kecamatan Johar Baru

1.3.2 Keadaan Demografi


Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru sangat padat.
Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan Juli 2017, Kecamatan
Johar Baru mempunyai jumlah penduduk sebanyak 118.391 jiwa. Berikut rincian
jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Johar Baru tahun 2017.

21
Tabel 2 Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2017

No Kelurahan Jumlah Penduduk


1 Kelurahan Johar Baru 38.623 Jiwa
2 Kelurahan Kampung Rawa 21.658 Jiwa
3 Kelurahan Tanah Tinggi 40.719 Jiwa

4 Kelurahan Galur 17.391 Jiwa

Jumlah 118.391 Jiwa


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2017

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan


Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2017 yaitu, penduduk laki-
laki sebesar 58.925 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 57.336 jiwa. Berikut
rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Johar Baru pada tahun
2017.

Tabel 3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2017


Kelurahan Luas (km2) Jumlah Kepadatan Penduduk
Penduduk (per Ha)

Kelurahan Johar Baru 119,10 38.623 Jiwa 557


Kelurahan Kampung Rawa 30,11 21.658 Jiwa 688
Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 40.719 Jiwa 711
Kelurahan Galur 26,20 17.391 Jiwa 663

Jumlah 237,7 118.391 jiwa 583


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2017

22
1.3.3 Kependudukan
Tabel 4 Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Johar Baru Tahun 2017
No Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0-4 5.421 5.108 10.529


2. 5-9 5.290 4.931 10.221

3. 10-14 4.440 4.205 8.645

4. 15-19 4.270 3.804 8.074

5. 20-24 4.519 4.846 9.365

6. 25-29 5.685 5.320 11.005

7. 30-34 5.782 5.377 11.159

8. 35-39 5.362 5.008 10.370

9. 40-44 4.640 4.510 9.150

10. 45-49 4.140 4.038 8.178

11. 50- 54 3.309 3.315 6.624

12. 55-59 2.463 2.607 5.070

13. 60-64 1.728 1.931 3.639

14. 65-69 1.114 1.355 2.469

15. 70-74 716 851 1.567

16. >75 560 757 1.317

Jumlah 59.439 57.936 117.402


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2017

Tabel 5 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Kecamatan


Johar Baru Tahun 2017
Agama Tanah tinggi Kampung Rawa Galur Johar Baru
Islam 44.488 23.931 16.640 111.971
Protestan 3.336 2.116 1.032 9.936
Katolik 1.987 537 154 5.428
Budha 35 24 63 501

23
Agama Tanah tinggi Kampung Rawa Galur Johar Baru

Hindu 78 34 19 344

Jumlah 49.924 26.642 17.908 49.924


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2017

1.3.4 Sarana dan Prasarana


Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan,
sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana kesehatan masyarakat dan
keluarga berencana.
Sarana dan prasarana kesehatan yang yang ada saat ini banyak diminati oleh
masyarakat luas yang ada di wilayah Johar Baru dan sekitarnya, hal ini terkait dengan
lokasi dan banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak
berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat
pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan
dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan
tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

1.3.5 Fasilitas Kesehatan


Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim fasilitas
kesehatan yang ada. Keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru ini tidak
sebanding dengan jumlah penduduk.
Tabel 6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2017
Tanah Kampung
No Uraian Galur Johar Baru Jumlah
Tinggi Rawa
1. Rumah sakit - - - 1 1
2. Rumah Bersalin 1 1 1 1 4
3. Puskesmas 1 1 1 3 6

24
Tanah Kampung
No Uraian Galur Johar Baru Jumlah
Tinggi Rawa
4. Balkesmas/ Bpn - - - - 0
5. Laboratorium - - 1 2 3
6. Dr.Umum Praktek 4 5 5 6 20
Dr. Spesialis
7. - 1 - 1 2
Praktek
8. Praktek 24 Jam 1 1 1 7 10
9. Bidan Swasta 6 5 4 9 24
10. Apotek - - 1 4 5
11. Posyandu 18 24 15 15 72
12. Toko Obat - 2 2 3 7
13. Drg. Praktek 1 3 2 4 10
Jumlah 32 43 33 53 161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2017

1.3.5. Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan
Pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat dan
mandiri.
2. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis
Puskesmas.
2. Memberikan pelayanan kesehatan prima danmerata.
3. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan
4. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.
3. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan
prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta senantiasa

25
melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah
“Prima Sehat Mandiri untuk semua”.

1.3.6. Prinsip- prinsip dasar Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Tata Nilai : PRIMA


1. PROFESIONAL
2. RAMAH
3. INOVATIF
4. MANDIRI
5. AKURAT

MOTTO : “ Kesehatan anda Tujuan dan Kebanggaan Kami”

Tabel 7. Sumber Daya Manusia Puskesmas Johar Baru

PEGAWAI JUMLAH
PNS NON PNS
Dokter Umum 13 12
Dokter Gigi 5 3
Apoteker 1 -
Bidan 3 15
Perawat 15 14
Perawat Gigi 1 2
Sanitarian 1 2
Asisten Apoteker 1 12
Petugas gizi 2 1
Analis Laboratorium - 2
Administrasi 9 17
Pengemudi - 4
Petugas Kebersihan - 13
Petugas Keamanan - 18
Total 51 115

1.4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

26
Program kesehatan ibu dan anak ( KIA) merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah
satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di
kalangan ibu dan bayi (Depkes RI, 2001).
Dalam pelaksanaan kegiatan program diawali dengan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan serta diakhiri dengan laporan sebagai bentuk
pertanggungjawaban kegiatan yang telah dilaksanakan, baik dalam bentuk
laporan bulanan maupun tahunan.

Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui


peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya ( Depkes RI,
2001).

1.4.1. Standar Pelayanan Minimal KIA


Tabel 8 Target Standar Pelayanan Minimal(SPM) Kesehatan Ibu Tahun 2018
menurut Instruksi Kepala Dinas Kesehatan

Jenis Pelayanan Target


1 Tahun

Kunjungan K1 100%
Kunjungan K4 100%
Penanganan Komplikasi 100%
Ibu Hamil
Persalinan Tenaga 100%
Kesehatan
Kunjungan Nifas 100%
KN1 100%
Kunjungan Neonatus 100%
(KN)

27
Penanganan Komplikasi 100%
Neonatus
Kunjungan Bayi 100%
Kunjungan Balita 100%
Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi
100%
(CPR KB Aktif)
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Johar Baru, 2018

Tabel 9 Cakupan Peserta Program Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode 2018

Sasaran
Wilayah Ibu Ibu hamil Ibu Pasangan
Kelurahan Hamil Risiko Tinggi bersalin Usia subur
(20% ibu (PUS)
hamil)
Tanah Tinggi 735 702 702 6.583
Johar Baru 695 663 663 6.217
Kampung Rawa 417 398 398 3.929
Galur 338 328 328 3.028
TOTAL 2.185 2.086 2.086 19.557
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Johar Baru, 2018

Tabel 10. Cakupan Peserta Program Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah
Puskesmas Johar Baru Periode 2018

Wilayah
Sasaran
Kelurahan Bayi baru Bayi Resti Balita
lahir (15% Bayi)
Tanah Tinggi 669 100 2.868
Johar Baru 631 95 2.487
Kampung Rawa 379 57 1.708
Galur 308 46 1.343
TOTAL 1.987 298 8.406
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Johar Baru, 2018

1.5. Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan salah satu Puskesmas


yang memasukkan kesehatan ibu dan anak ke dalam program wajib

28
puskesmas dan melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Indiktor KIA di Puskesmas Kecamatan Johar Baru 2018 meliputi :
1. K1
2. K4
3. Penanganan Komplikasi Ibu Hamil
4. Persalinan Tenaga Kesehatan
5. Kunjungan nifas
6. Pasangan Usia subur (PUS)
7. KN1
8. Kunjungan neonatus (KN)
9. Penanganan komplikasi neonates
10. Kunjungan Bayi
11. Kunjungan balita

1.5.1 Pelayanan Antenatal


Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilannya, yang disesuaikan dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Antenatal, yang terdiri :
a) Timbang berat badan
b) Ukur tekanan darah
c) Nilai status gizi (LILA)
d) Ukur tinggi fundus uteri
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f) Pemberian imunisasi TT lengkap
g) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
h) Test laboratorium (rutin dan khusus)
i) Tatalaksana khusus

29
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali
pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kal pada triwulan ketiga

1.5.1.1 K1

K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan


gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal
(Kementerian Kesehatan, 2013).

Tabel 1.1. Indikator K1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Periode 2018

Wilayah K1 (%)
Puskesmas
Ibu Hamil (X) Ibu Hamil K1 (%) Target Capaian
Johar Baru
Tanah Tinggi 735 104 100% 100%
Johar Baru 695 103 100% 100%
Kampung Rawa 417 89 100% 100%
Galur 338 99 100% 100%
Total 2185 100 (%) 100% 100%

Berdasarkan indikator K1 di Kecamatan Kemayoran Periode 2018 mencapai target


pada semua Puskesmas Kelurahan.

1.5.1.2 K4

K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan


pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali
kunjungan, dengan distribusi sekali pada trisemester pertama, sekali pada
trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga.

Tabel 1. 9 Indikator K4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Periode 2018

30
Wilayah Puskesmas K4
Kecamatan Ibu Ibu Hamil Target Capaian
Kemayoran Hamil (x) K4 (y) (y/x x 100%)
Puskesmas Kecamatan 263 195 75% 74%
Kemayoran
Puskesmas Kelurahan 294 220 75% 75%
Gn. Sahari Selatan
Puskesmas Kelurahan 501 376 75% 75%
Kebon Kosong
Puskesmas Kelurahan 632 466 75% 74%
Serdang
Puskesmas Kelurahan 353 263 75% 75%
Harapan Mulia
Puskesmas Kelurahan 434 323 75% 74%
Utan Panjang
Puskesmas Kelurahan 590 437 75% 74%
Cempaka Baru
Puskesmas Kelurahan 404 290 75% 72%
Sumur Batu
Total 3471 2570 75% 74%

Berdasarkan indikator K4 di Kecamatan Kemayoran Periode Januari-


September 2018 capaian lebih rendah pada Puskesmas Kecamatan
Kemayoran, Puskesmas Kelurahan Serdang, Puskesmas Kelurahan Utan
Panjang, Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru dan Puskesmas Kelurahan
Sumur Batu.

31
32

Anda mungkin juga menyukai